Anda di halaman 1dari 7

Nama : Slamet

Stambuk : A 111 18 103


Kelas :2B
Mata Kuliah : Teori Prosa Fiksi dan Drama

Contoh analisis teori puisi

Krakatau
Oleh : Dini Fajarini

Diantara Sumatra dan Jawa


Terbentang selat sunda
Yang indah rupawan

Berdirilah Krakatau dengan megahnya


Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah dipandang mata

Tapi ketika ia marah


Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya

Asap hitam bertebaran tertiup angin


Kerikil - kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai
Tapi semua itu telah berlalu
Dia telah kembali tenang
Kembali indah untuk dipandang
Oh, Tuhan sungguh indah ciptaanmu
1. Tema
Seperti prosa dan drama, puisi pun memiliki tema yang berisi persoalan yang mendasari
suatu karya sastra. Tema munculnya pada awal, sebelum penyair menulis puisinya. Tema
merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair mengungkapkan apa yang
dirasakannya melalui puisi. Tema bersifat khusus pada setiap penyair. Artinya antara penyair
satu dengan penyair lain tidak akan sama. Tema juga merupakan keyakinan penyair dalam
memaknai  hidup dan kehidupan. Untuk menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu dengan cara melihat judul puisinya karena ada puisi yang di dalam judulnya
sudah menampakkan tema. Biasanya judul puisi dijadikan tema dan larik-lariknya
merupakan penjelasan tema yang dibuat judul itu.
Cara menentukan tema yang kedua adalah melihat bentuk fisik puisi itu.
(a) dari sisi diksi. Apakah dari segi diksinya sudah menjelaskan makna
yang sesuai keinginan pengarang puisi? Apakah pilihan katanya sudah
mewakili yang ingin disampaikan pengarang?
(b) dari sisi judul puisinya. Apakah judul puisi sudah menggambarkan isi
sepintas lalu? Apakah judul sudah didesain dengan tepat?
(c) kekerapan kata yang sering muncul dalam puisi itu. Bagaimana
penulis menggunakan kata untuk menyampaikan pesan kepada
pembaca. Apakah ada pengulangan kata yang mengindikasikan kata
penting yang ingin disampaikan? Kekerapan kata ini merupakan
bentuk penanda tingkat kepentingan informasi. Jika informasi itu
dianggap penting maka dibuatlah perulangan kata bahkan hingga
berkali - kali.
Dari membaca judul puisi di atas kita mendapatkan kata “Krakatau” yang
mengandung konsep sebuah sebutan untuk gunung yang pernah meletus dan dikenal oleh
banyak orang. Bahkan diperkuat oleh kalimat yang ada pada baris pertama bait pertama “Di
antara Sumatra dan Jawa”, dan berdirilah Krakatau yang indah rupawan. Kata indah itu
diperjelas lagi dengan mengulang pengertian kata indah melalui tiga baris kalimat pada bait
kedua, yang menggunakan diksi lain, tetapi semaksud. “berdirilah Krakatau dengan
megahnya/ menjulang tinggi mencapai langit sungguh indah dipandang mata” dan pada bait
keempat dua baris terakhir kata indah diulang kembali “kembali indah untuk dipandang” Oh,
Tuhan sungguh indah semua ciptaan-Mu. Berdasarkan alasan tersebut maka dapat
disimpulkan tema puisi ini tentang : keindahan alam.

2. Amanat
Amanat dalam puisi sering disatukan dengan sikap karena amanat diperoleh pembaca
setelah pembaca atau penikmat menyelesaikan bacaan puisinya. Oleh karena dilihat dari sisi
pembaca maka amanat akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan wawasan pembacanya.
Meskipun demikian amanat harus tetap sesuai dengan tema puisi yang diciptakan penyair.
Jadi amanat puisi adalah pesan atau nasihat yang ada dalam puisi yang didapat oleh pembaca
melalui puisi yang dibacanya. Oleh karena itu, amanat hanya dapat dirumuskan oleh
pembaca atau penikmat sehingga bisa terjadi beda pendapat antara penikmat satu dengan
lainnya. Perbedaan ini disebabkan, beragamnya tingkatan penikmat baik dari sisi
pengetahuan, latar agama, latar budaya. Dengan dasar itu amanat dapat diungkapkan dengan
berbeda - beda pula.
Untuk menemukan amanat puisi kita perlu membaca kembali puisi tersebut smapai
selesai. Amanat merupakan pesan pengarang yang diberikan kepada pembaca. Pembacalah
yang harus aktif menangkap pesan itu melalui sajian kata-kata yang dirangkai ditambah
pengetahuan pembaca akan mendapatkan amanat yang mungkin saja tidak sama antara satu
orang dengan orang yang lain. Salah satu hasil yang dapat ditangkap dari pesan pengarang
puisi Krakatau adalah sebagai berikut :

a. Dibalik keindahan terselip ancaman.


b. Sesuatu yang indah menyimpan bahaya.
c. Segala sesuatu diciptakan Tuhan dalam dua sisi, yaitu baik (indah) dan tidak baik
(marah, buruk, bahaya).
d. Segala hal akan tercermin melalui sikapnya. Jika sedang tenang akan kelihatan
indah, tetapi jika marah akan kelihatan buruk.

3. Nada, Sikap, serta Suasana Hati dan Perasaan


Sebuah puisi tidak dapat dinikmati jika tidak dibaca secara keseluruhan. Pembacaan
puisi dapat dilakukan tanpa suara, hanya sekedar untuk dinikmati pembacanya saja atau
dibaca dengan suara keras, bisa juga dideklamasikan. Dengan mendeklamasikan atau
membaca secara keras, pembaca akan merasakan perasaan yang diungkapakan oleh penyair.
Suasana kejiwaan akan terungkap melalui ungkapan nada pada puisi yang diciptakan. Nada
dan perasaan dalam puisi merupakan ekspresi penyair dalam menyampaikan apa yang
dirasakan dalam hatinya. Sikap penyair akan terlihat jelas dalam puisinya. Sikap yang
berbeda pada tiap penyair, akan membedakan tiap karya puisi yang diciptakan, meskipun
objek yang disampaikan sama. Hal ini disebabkan sikap dan pandangan hidup penyair yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jadi, unsur sikap atau suasana, atau nada, atau
perasaan dalam puisi adalah ekspresi perasaan penyair yang disampaikan dalam bentuk nada-
nada yang menimbulkan keindahan.
Antara sikap, amanat, dan tema tidak dapat dipisahkan, dan jika dipisahkan akan
menghilangkan nilai estetis. Dapat juga mengakibatkan mempersulit kita dalam menemukan
salah satu dari ketiganya.. berdasarkan tulisan yang tertera dapat kita paksakan untuk
menentukan sikap berdasarkan suasana pengarang yang tercermin dari puisi tersebut pada
bait 1, 2, dan 4 yaitu sikap senang, suka hati, dan bahagia yang diletakkan pada awal dan
akhir puisi.

4. Rima
Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang letaknya
berdekatan didalam satu larik atau antar larik. Pengulangan bunyi akan menciptakan
konsentrasi kekuatan bahasa atau menciptakan daya gaib pada kata yang diulang.
Rima dari puisi di atas terdapat pada hubungan bunyi antara larik dengan mengulang
”nya” pada bait ke-3 lirik2, 3, dan 4.

Seluruh dunia di guncangnya


Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
5. Citraan atau Pengimajian
Citraan atau pengimajian adalah susunan kata yang dapat memperjelas atau
memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Mengingat puisi bukanlah hanya sekedar
dibaca maka penyair menggunakan citraan ini sebagai cara untuk memperjelas agar penikmat
memahami puisi ciptaannya melalui citraan yang disajikan dalam beberapa bentuk citraan :
a. Penglihatan (visual imagery);
b. Pendengaran (auditoy imagery);
c. Penciuman (smell imagery);
d. Perasaan (tactiel imagery).
Pada puiisi “Krakatau” terdapat citraan pada bait ke-1, ke-2 dan ke-3 berikut ini.

Terbentang selat sunda


Berdirilah krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah di pandang mata.
Tapi ketika ia marah
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalangi
Asap hitam berterbaran tertiup angina
Kerikil-kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai
Citraan dari indra kita yang dapat di fungsikan untuk melihat puisi tersebut adalah indra
penglihatan.

6. Gaya Bahasa
Gaya bunyi terdapat pada bait ke-3
Seluruh dunia diguncang
Lahar panas keluar dari perut
Menerjang semua yang menghalangi
Sedangkan gaya kata terdapat pada :
Berdirilah Krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah dipandang mata.
Tapi ketika ia marah
Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Asap hitam bertebaran tertiup angina
Kerikil-kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai
Adapun unsur tipografi, enjabemen, dan akurlirik tidak terdapat pada puisi anak ini.
Unsur  ekstrinsik puisi “Krakatau” tentu ada yang berhubungan dengan unsur kesejahteraan
karena meskipun puisi”Krakatau” ini diciptakan oleh serang anak SD, tetapi peristiwa
Krakatau sudah dia dapatkan dan dia pahami melalui pelajaran IPS yang isinya sejarah
meletusnya Krakatau.

DAFTAR PUSTAKA
Rosdiana, yusi.2009.Bahasa dan sastra Indonesia di SD.Jakarta: Universitas Terbuka.

Contoh lainnya :
INDONESIA KAYA

Oleh : Ratna Ayu Budhiarti

Untuk : WR. Supratman

Indonesia telah merdeka

Putuskan rantai penjajah

Dan kini berkibar merah putih

Indonesia merdeka

Kita telah manusia

Aku telah manusia

Indonesia kaya merdeka

Kapan kita manusia

Kapan aku manusia

2000
A. Tema

Tema yang terdapat dalam puisi karya Moh. Wan Orlet ini adalah tema nasionalisme.
Mengapa demikian, sebab puisi tersebut menceritakan tentang Bangsa Indonesia yang
terlepas dari penjajahan.

Pendapat penulis ini disimpulkan setelah memperhatikan kutipan berikut:

Indonesia telah merdeka

Putuskan rantai penjajah

Dan kini berkibar merah putih

Dalam kutipan di atas dikatakan bahwa Indonesia telah terlepas dari belenggu
penjajahan.

Yang unik dari puisi di atas adalah bahwa puisi tersebut didedikasikan untuk Seorang
tokoh nasional yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya, tetapi meninjau judul
puisi di atas “ Indonesia Kaya” membuat pertanyaan dalam benak saya, apakah puisi tersebut
merupakan sebuah sindiran untuk Bangsa kita?

Pendapat penulis ini hadir terangsang oleh kehadiran bait terakhir puisi tersebut:

Indonesia kaya merdeka

Kapan kita manusia

Kapan aku manusia

Di sana disebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dan telah merdeka,
tetapi hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan “kapan kita manusia, kapan aku manusia”. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa sebenarnya masyarakat kita belum menjadi manusia
seutuhnya dalam arti kita masih harus mengalami proses perbaikan.

Dengan demikian maka pendapat penulis, bahwa tema yang terkandung dalam puisi
tersebut adalah nasionalisme benar adanya.

B. Perasaan

Perasaan pengarang ketika membuat karya tersebut menurut pendapat penulis adalah
perasaan ketidakpuasan penyair atas lagu yang diciptakan WR. Supratman yang
mengumumkan bahwa Indonesia telah merdeka, sebab mungkin penyair berpendapat bahwa
Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Hal tersebut sangat kentara dengan pertanyaan
penyair yang penulis artikan bahwa pertanyaan tersebut ditujukan pada WR. Supratman
“kapan kita manusia, kapan aku manusia”.
Selain perasaa ketidakpuasan penyair, perasaan yang terdapat dalam puisi di atas
adalah perasaan yang ingin menyindir keadaan Bangsa Indonesia yang katanya kaya tetapi
masih banyak masyarakatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Atau sering kita
saksikan kekayaan tanah Indonesia di eksploitasi oleh bangsa lain.

C. Nada dan Suasana

Nada yang tampak dari puisi di atas adalah kegamblangan penyair dalam
mengungkapkan realita kehidupan Bangsa Indonesia yang belum sepenuhnya merdeka,
Bangsa Indonesia yang kaya tetapi masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan, dan ada
seseorang yang begitu tertipu oleh kata - kata bahwa Indonesia telah merdeka (WR.
Supratman) sehingga menciptakan sebuah lagu “Indonesia Raya”.

Menurut pendapat penulis, pengarang ini tergolong pengarang yang begitu berani
mengungkapkan sebuah kebenaran, tidak peduli apakah ada yang tersinggung atau tidak.
Pendapat penulis ini dibuktikan dengan pemakaian kata - kata yang begitu diafan (seandainya
dikaji secara struktural atau struktur lahir puisi) sehingga cukup mudah diartikan. Selain itu
Puisi tersebut ditujukan pada tokoh tertentu yang disebutkan namanya.

Sedangkan suasana yang diciptakan puisi tersebut dalam benak pembaca adalah
sebuah perasaan malu, sebab sangat sedikit orang yang menyadari bahwa bangsa kita
sebenarnya belum merdeka sepenuhnya, atau masyarakatnya belum menjadi manusia
seutuhnya. Dengan membaca puisi tersebut pembaca akan lebih meningkatkan
sumbangsihnya bagi negara yang dimulai dengan memperbaiki diri pribadi.

D. Pesan

Pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi tersebut adalah bahwa kita sebagai
masyarakat Indonesia jangan sampai terbuai oleh gemor - gemor bahwa bangsa kita telah
merdeka, justru ada yang lebih berbahaya dari penjajahan secara fisik yaitu penjajahan di
bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan sebagainya.

Pesan lainnya adalah bahwa kita sebagai manusia harus berusaha meningkatkan
kualitas pribadi agar benar-benar menjadi manusia seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai