Indonesia di SD
(PDGK4109)
NAMA KELOMPOK 2 :
1. AHMAD SAIVUDIN ()
2. ANA KURNIA PUTRI (856595447)
2. DUWI KURNIA WATI ()
MODUL 2
MELAFALKAN DAN MENULIS LAMBANG BAHASA YANG
BENAR
A. Fonem
Dalam setiap bahasa orang mengelompokkan berbagai bunyi yang diucapkannya ke dalam satuan-satuan
fungsional terkecil yang disebut fonem. Dengan kata lain bunyi bahasa yang minimal dapat membedakan bentuk dan
makna dinamakan fonem.
Di dalam ilmu bahasa fonem itu di tulis diantara dua garis miring I/.../, misalnya bunyi /a/,/i/,/u/,/e/,/o/.
2. Konsonan
a) Konsonan rangkap : Tunjukkan letak kota Bandung
b) Gugus konsonan : Drama ini berakhir bahagia
c) Bunyi nasal : Nyanyian ini terdengar merdu, kakek memelihara angsa
A. SEJARAH AKSARA
Aksara merupakan lambang dari ujaran. Tulisan merupakan media komunikasi yang harus dipahami karena
manfaatnya yang luas. Para ahli linguistik memperkirakan tulisan berawal dari gambar yang ditemukan di gua Altamira,
Spanyol Utara. Gambar tersebut berkembang menjadi tulisan atau piktogram.
3. Ejaan
Tahun 1901 pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan, yaitu ejaan Van Ophuysen. Tahun 1938
dalam kongres bahasa Indonesia pertama di Solo diusulkan agar ejaan Indonesia lebih mendunia.
Penyederhanaan ejaan terjadi pada tahun 1947. ejaan tersebut dinamakan ejaan Soewandi atau ejaan Republik.
Kongres bahasa Indonesia diadakan pada tahun 1954 di Medan. Kongres ini menghasilkan ejaan pembaruan
tahun 1957.
Tahun 1959 berdasarkan kerja sama Indonesia dengan Malaysia menghasilkan konsep ejaan bersama yang
disebut Ejaan Melindo (Melayu Indonesia).
KB 3 Morfologi Bahasa Indonesia
A. Kata Dasar
Merupakan morfem dasar. Struktur kata dasar dalam bahsa Indonesia ditetapkan berdasarkan suku kata. Kata
dasar dalam bahasa Indonesia dibentuk dari empat macam suku kata, yaitu : V, V-K, K-V, K-V-K.
Contoh : a-kal = V+K-V-K
B. Kata Berimbuhan
1. Makna Awalan ber-
Contoh : Berkeluarga = membentuk keluarga
Berbahagia = dalam keadaan bahagia
Berusaha = malakukan usaha
2. Makna Awalan me-
Contoh : Menimbulkan = menyebabkan timbul
Menghantui = menjadi hantu
Memanfaatkan = menggunakan manfaat
3. Makna Awalan ke-
Contoh : Ketua = yang dituakan
Kekasih = yang dikasihi
Ketujuh = tingkatan tujuh
4. Makna Awalan ter-
Contoh : Teringat = tiba-tiba ingat
Terkenal = sudh dikenal
Terbawa = tidak sengaja dibawa
5. Makna Awalan se-
Contoh : Sehari = satu hari
Sekampung = seluruh kampung
Sepulang = begitu pulang
6. Makna Awalan pe-
Contoh : Pengajar = orang yang pekerjaanya mengajar
Pemalas = orang yang bersifat malas
Peramah = orang yang bersifat ramah
7. Makna Imbuhan Gabung atau Konfiks
Per-an
• Menyatakan hasil perbuatan : menurut perhitungan dokter enam bulan lagi ia melahirkan.
• Menyatakan proses : kami menempuh perjalanan yang melelahkan.
• Menyatakan hal : perdamaian merupakan cita-cita kami.
• Menyatakan tempat : mereka menungguku di perhentian bis.
Pe-an
• Menyatakan tempat : pemakaman itu sudah ditutup.
• Menyatakan proses : penemuan mereka mengejutkan masyarakat.
Ke-an
• Menyatakan tempat : penduduk Irak mendatangi kedutaan Amerika.
• Menyatakan hal : mereka menuntut keadilan.
• Menyatakan : tingkah lakunya kekank-kanakan.
8. Makna Akhiran –i dan –an
-i
• Menyatakan berkali-kali : tembaki, pukuli, pandangi.
• Menyatakan membubuhi atau memberi : nasehati, sayangi, bedaki.
• Menyatakan membuat jadi : dekati, jauhi.
-an
• Menyatakan hasil : catatan, tulisan, lukisan.
• Menyatakan alat : pikulan, jebakan.
• Menyatakan tempat : pangkalan, tikungan, turunan.
• Menyatakan tiap-tiap : bulanan, harian, meteran.
C. Kata Ulang
Jenis kata ulang :
1) Kata ulang murni : anak-anak, lari-lari, dua-dua.
2) Kata ulang berubah bunyi : sayur-mayur, serba-serbi.
3) Kata ulang sebagian : tetumbuhan, tetangga, tetamu, leluhur.
4) kata ulang berimbuhan : berjam-jam, menari-nari, kenalan-kenalan.
kata majemuk tidak dapat dipisahkan oleh kata lain. Penyisipan kata lain di antara dua unsur dasar tersebut
akan mengakibatkan makna yang berbada.
TERIMAKSIH