Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI

SD
MODUL 8

DRAMA ANAK - ANAK

NAMA KELOMPOK 7:
1. FALLY VEBRIYANA AHMAD ( 857700672 )
2. FARA DILLA SANDY ( 857700776 )
3. NOFIK ARDIYANTI (857731376)

1
Kata Pengantar
Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat karunia dan hidayah-Nya sehingga
makalah yang kami buat ini dapat di selesaikan dengan baik. Yakni mengenai materi yang telah
kami dapatkan dalam tugas kelompok kami adalah “Bahasa dan Sastra Indonesia di SD”.
Kemudian kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Tutor “Bahasa dan Sastra Indonesia di
SD” Saeful Hadi, M.Pd yang telah banyak memberikan berbagai macam bimbingan Sehingga kami
telah menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman sekalian yang sudah memberikan masukan dan semangat sehingga makalah ini telah
selesai.
Tujuan utama penyusunan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam mempelajari
pokok pembahasan secara efisien dan efektif. Dengan demikian, Diharapkan agar kita memahami
semua materi dengan baik dalam waktu relatif singkat. Meskipun masih banyak terdapat
kekurangan dalam makalah ini, namun kami berharap, makalah ini dapat mempermudah proses
pembelajaran kita dan mengingatkan kita kembali kepada pengetahuan yang telah didapat selama
proses pembelajaran.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………… 2

BAB I :

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………….. 4
BAB II :
PEMBAHASAN
KB 1 : Konsep Drama Anak-Anak………………………………………………………………..…………………………… 5

KB 2 : Unsur Pembangun dan Struktur Drama Anak-Anak….……………………………………………………. 8

KB 3 : Latihan Analisis Drama Anak-Anak………………………………………………………………………………… 9

BAB III

PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG MASALAH


Pada dasarnya pemahaman anda akan membahas dalam modul ini terdiri atas tiga sub pokok
bahasan. Pertama, Konsep Drama Anak – anak. Sub pokok bahasan kedua, Unsur pembangun dan
Struktur Drama anak – anak, sedangkan yang ketiga, Latihan analisis Drama anak – anak.

B.   BATASAN MASALAH


Dalam penulisan makalah ini, masalah dibatasi pada ruang lingkup pembahasan tentang
bahasan. Pertama, Konsep Drama Anak – anak. Sub pokok bahasan kedua, Unsur pembangun dan
Struktur Drama anak – anak, sedangkan yang ketiga, Latihan analisis Drama anak – anak.

C.    TUJUAN MASALAH


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memenuhi tugas kelompok
2.      Menambah wawasan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca maupun pendengar.

4
BAB II
PEMBAHASAN
KB. 1 Konsep Drama Anak-Anak
A. Pengertian Drama Anak-Anak
Secara umum pengertian drama adalah karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan
dialog, lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung (sudjiman, 1984: 20).
Sedangkan pengertian drama anak-anak adalah proses lakuan anak sebagai tokoh.
Dalam berperan, mencontoh atau meniru gerak pembicaraan seseorang, menggunakan
atau memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan tentang karakter dan situasi dalam
suatu lakuan, baik dialog maupun monolog guna menghadirkan peristiwa dan rangkaian
cerita tertentu (wood dan attfield, 1996: 144)
B. Bentuk Drama Anak-Anak
Bentuk drama anak-anak seperti halnya struktur rumah yang terdiri dari unsur
tembok, pintu, jendela, lantai, genting dan isi perabot dalam rumah. Unsur – unsur ini
saling membutuhkan saling berkaitan agar dapat membentuk bangunan yang disebut
sebagai rumah. Seperti halnya struktur drama anak – anak merupakan kesatuan yang
bulat otonom. Maknanya ditentukan oleh hubungannya dengan semua unsur – unsur
lainnya yang terkandung dalam struktur tersebut. Jadi, untuk menangkap sebuah teks
drama anak – anak dibutuhkan suatu pembacaan yang bulat, tidak hanya membaca
bagian – bagian tertentu saja, namun harus di baca secara keseluruhan dan selesai
sampai tamat agar kita dapat menangkap maknanya secara utuh.
Bentuk drama anak-anak memiliki unsur-unsur darama yang bersistem. Antara
unsur-unsurnya terdapat hubungan timbal balik dan saling menentukan. Satu bagian yang
utuh dalam drama anak-anak mempunyai unsur tokoh protagonis yang berasal dari
lingkungan anak-anak, tokoh antagonis dan tokoh tritagonis (tokoh pendukung), peristiwa
yang membentuk sebagai alur dan latar terpadu, serta menunjukkan keterkaitannya
sehingga membentuk tema kehidupan anak-anak.
C. Jenis Drama Anak-Anak
Jenis drama anak-anak dapat ditentukan dari berbagai tinjuan aspek, yaitu:
1. Aspek jumlah pelaku
a. Drama dialog → drama yang dipentaskan oleh dua orang atau lebih
b. Drama monolog → drama yang dipentaskan oleh seorang pemain
2. Aspek kuantitas waktu pementasan
a. Drama pendek/sebabak → drama yang terdiri dari satu babak dalam kisahan
cerita, jika dipentaskan hanya memerlukan waktu yang pendek.
b. Drama panjang → drama yang terdiri dari tiga atau lima babak, jika
dipentaskan memerlukan waktu yang panjang.

5
3. Aspek alur peristiwa
a. Drama dukaria → drama yang alur ceritanya yang menyedihkan dan
berakhir dengan kebahagiaan.
b. Drama tragedi → drama yang menyebabkan para penonton merasa belas
dan ngeri sehingga mereka mengalami pencucian jiwa atau kelegaan
emosional setelah ketegangan dan pertikaian batin akibat satuan lakuan
yang dramatis (katarsis).
c. Drama komedi → Drama yang menyebabkan para penonton merasa
gembira karena alur peristiwanya jenaka atau lucu.
4. Aspek kehidupan
a. Drama domestik → drama dari kehidupan rakyat biasa
b. Drama borjuis → drama yang bertema tentang kaum bangsawan.
5. Aspek media pementasan
a. Drama radio
b. Drama televise
c. Drama pentas (panggung)
6. Drama pentas (panggung) aspek keaslian penciptaan teks drama
a. Drama asli
b. Drama terjemahan
7. Aspek sikap terhadap naskah
a. Drama modern → drama yang berasal dari teks yang telah dipersiapkan
untuk pementasan.
b. Drama tradisional → drama yang dipentaskan secara improvisasi dan
mengikuti adat kebiasaan turun temurun serta tidak mengikuti kepribadian
seniman pencipta tertentu.
8. Aspek cara menyajikannya
a. Drama pantonim → drama yang dipentaskan dengan sama sekali tidak
menggunakan pengucapan kata (drama bisu), tetapi hanya menggunakan
sikap dan gerak serta diiringi musik.
Beberapa jenis drama anak-anak yang ditinjau dari aspek cara menyajikannya, antara
lain:
1. Drama pantomim: drama yang dipentaskan tidak mengucapkan kata(bisu), tetapi
menggunakan sikap dan gerak serta diiringi musik.
2. Drama tablo: drama yang dipentaskan tanpa gerak dan pengucapan kata oleh para
pelaku, dan merupakan seni reposisi dengan komposisi sikap para pelaku serta
diikutkan seorang narator untuk memberi prolog atau keterangan cerita.
3. Drama kreatif: drama informal yang dibuat oleh anak untuk partisipan.

6
4. Sandiwara boneka: drama yang dilakukan pemeran dengan menggunakan bentuk
boneka yang pada dasarnya hanya mewakili pemeran yang sebenarnya. Pemeran
sebenarnya adalah orang yang menggerakkan boneka tersebut. Pemeran yang
berada di belakang boneka itu berbicara sehingga seolah-olah suara itu merupakan
suara boneka.
5. Drama bacaan: sebuah pementasan dramatis yang diformalisasikan dari teks
drama oleh kelompok pembaca. Masing-masing anak memegang satu peran dan
membaca karakter yang digariskan dalam teks drama.
6. Drama opera: bentuk drama panjang yang sebagian atau seluruhnya dinyanyikan
dan biasanya diiringi dengan musik. Jika drama ini berupa drama pendek atau
drama sebabak yang sebagian atau seluruhnya dinyanyikan dan biasanya diiringi
dengan musik disebut drama operet.
Jenis Drama anak – anak dapat ditentukan dari berbagai tinjauan aspek, yaitu
jumlah pelaku, kuantitas waktu pementasan, alur peristiwa yang menyedihkan dan
berakhir dengan kebahagiaan, kehidupan rakyat biasa atau pada umumnya, media
pementasan, keaslian penciptaan teks drama, sikap terhadap naskah, dan cara penyajian
drama anak – anak.

7
KB. 2 Unsur pembangun dan struktur drama anak-anak
A. Unsur Intriksik drama anak-anak
1. Tokoh
Pelaku anak-anak dan orang dewasa atau bisa juga berupa boneka, binatang, tumbuhan
dan benda mati. Ciri-ciri tokoh drama anak-anak yaitu memiliki ciri-ciri:
 Kebadanan. Misalnya usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, kondisi
wajah
 Kejiwaan. Misalnya mentalitas, moral, temperamen, kecerdasan, dan
kepandaian dalam bidang tertentu.
 Kemasyarakatan. Misalnya status sosial, pekerjaan atau peranannya
dalam masyarakat, pendidikan, ideologi, kegemaran dan
kewarganegaraan.
2. Alur
Disebut juga plot, jalan cerita, atau stuktur naratif pada drama. Yang terdiri dari
perkenalan, konflik, antiklimaks, dan penyelesaian.
3. Latar
Segela keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana peristiwa dalam teks drama
anak-anak.
4. Tema
Pokok pikiran dalam karya sastra drama anak-anak.

B. Unsur Ekstrinsik Drama Anak-Anak


Yaitu segala aspek kehidupan yang mempengaruhi keberadaan naskah drama anak-anak.
Unsur ekstrinsik yang dikaitkan dengan :
1. Biografi pengarang: seseorang pengarang karya sastra.
2. Psikologi: ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang yang juga dikaitkan
dengan proses-proses mental.
3. Sosiologi: ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai struktur sosial dan proses-
proses sosial yang dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat asalnya, kondisi
ekonomi, dan realitas sosial.

8
KB. 3 Latihan Analisis Drama Anak-Anak
Hasil keterampilan analisis drama anak – anak merupakan kegiatan menyeleksi naskah
drama anak -anak yang dapat digunakan sebagai materi pembelajaran Apresiasi Drama
Anak – anak.
Langkah pertama, kegiatan latihan analisis drama anak-anak dilakukan dengan
menjelajahi dengan membaca dalam hati teks drama anak-anak secara berulang kali.
Langkah ini dilakukan anda agar konsep drama anak-anak yang digunakan pengarang
benar-benar anda kuasai tentang jenis drama dan bentuk anak-anak.
Langkah kedua, kegiatan latihan analisis drama anak-anak dilakukan dengan pendekatan
analisis didaktis. Melalui pendekatan analisis ini anda akan dapat menjelaskan jenis tokoh
drama anak-anak, alur atau struktur drama anak-anak, latar drama anak-anak, san tema
drama anak-anak.
Langkah ketiga, kegiatan latihan analisis drama anak-anak dilakukan dengan pendekatan
analisis didaktis. Melalui pendekatan analisis ini anda akan menghasilkan amanat dan
moral yang ada dalam kisah cerita drama anak-anak. Disamping itu, dengan
pertimbangan amanat dan moral tersebut anda akan dapat menyeleksi teks drama anak-
anak yang sesuai tingkat perkembangan jiwa anak sehingga dapat digunakan sebagai
materi pembelajaran apresiasi sastra drama anak-anak di sekolah dasar.
Langkah keempat, kegiatan latihan analisis drama anak-anak dilakukan dengan
pendekatan emotif. Melalui pendekatan analisis ini dapat ditemukan berbagai unsur yang
mengaduk emosi dan perasaan. Emosi dominan yang ditimbulkan oleh tokoh protagonist,
tokoh antagonis, dan tritagonis akan menhasilkan suspense (ketegangan) sehingga teks
menarik untuk dibaca atau ditonton.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum pengertian drama adalah karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan
dialog, lazimnya dirancang untuk pementasan di panggung (sudjiman, 1984: 20).
Sedangkan pengertian drama anak-anak adalah proses lakuan anak sebagai tokoh.
Dalam berperan, mencontoh atau meniru gerak pembicaraan seseorang, menggunakan
atau memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan tentang karakter dan situasi dalam
suatu lakuan, baik dialog maupun monolog guna menghadirkan peristiwa dan rangkaian
cerita tertentu (wood dan attfield, 1996: 144)

10
Daftar Pustaka

Berk..E & Winsler,A (1995). Scaffolding Children’s Learning. USA.


Cullinan, B.E (1989). Literature and The Child. San Diego: Harcourt Brace Javanovich
Dharnoto. (1979). Kungkung si Katak Kecil. Pemenang Hadiah ke-3 Sayembara Penulisan
Naskah Sandiwara Indonesia untukanak-anak.Jakarta: Dewan Kesenian
Ellis, A. Pennav, J., Standal, T & Rumemel, M.K. ( 1989 ). Elementary Languange Arts
Instruction. New Jersey : Prentice Hall.
Farris, P.J. (1993). Languange Arts : A Process Approach. Oxford England : Brown and
Benchmark.
Huck, C, Hepler, S & Hiekman, J. (1987). Children’s Literature in the Elementary School.
Chicago : Rand MeNally College Company.
Johnson, T.D & Louis, D.R (1985 ). Literacy through Literature, Heinenman Partsmouth,
New Hampshire.
Luxemburg, J.V.dkk. ( 1984 ). Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Dock Hartoko. Jakarta :
Gramedia.
Malay, A & Duff, A. (1993 ). Drama Techniquers in Language Learning. Cambridge :
University Press.
Nasution, dkk. ( 1974 ). Sandiwara Boneka, Bandung : ganaco NV.
Rahmanto, B& Hariyanto, P. (1997). Cerita Rekaan dan Drama. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Reaske, C.R (1996) Structure of Drama. New Jersey : Prentice Hall
Sadjiman. P. (1984). Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995) Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tempokins, G. (1987) Language Arts. New York: Maxwell Macmillan Internationall Group.
Wood, E & Attfield, J. (1996). Play Learning and the Early Childhood Curiculum. London:
Paul Chapman Publishing.

11

Anda mungkin juga menyukai