Anda di halaman 1dari 5

Modul 5

Makhluk Hidup dan Lingkungan


KB 1. Tingkatan Organisme dan Ekosistem
A. INDIVIDU, POPULASI, DAN KOMUNITAS
Individu adalah tingkat organisme makhluk hidup yang sesuai dengan tinjauan ekologi dimulai
dari unit yang kecil. setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri, tetapi harus hidup bersama-
sama dengan individu sejenis atau dengan yang tidak sejenis.
Populasi adalah kelompok individu-individu sejenis atau satu spesies membentuk satuan.
Karakteristik populasi adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kepadatan/densitas, yaitu jumlah seluruh individu pada tiap satuan ruang, baik
luas maupun volume.
2. Setiap populasi suatu spesies makhluk hidup memiliki pola persebaran tertentu dari individu
yang ada di dalamnya.
a. Respons organisme terhadap perbedaan habitatsecara local
b. Respons organisme terhadap perubahan cuaca secara musim
c. Akibat dari cara reproduksinya, seperti padatumbuhan yang perbanyakan dengan
rimpangsebagai cara reproduksi vegetatif, biji, atau buahyang jatuh dekat induknya
d. Sifat organisme yang mempunyai naluri untukberkelompok sebagai alat pertahanan
terhadap predator
Komunitas adalah beberapa populasi organisme yang hidup bersama-sama pada suatu waktu
menempati wilayah tertentu.Setiap individu organisme menempati suatu tempat dialam yang
disebut habitat. Menurut habitatnya komunitas dibedakan menjadi komunitas darat (terrestrial)
dan komunitas perairan (akuatik), sedangkan berdasarkan jenis makhluk hidup komunitas
dibedakan menjadi komunitas tumbuhan dan hewan. Di dalam anggota komunitas terjadi
hubungan predasi, kompetisi, atau simbiotis. Karakteristik komunitas adalah sebagai berikut :
1. Keragaman : suatu komunitas tersusun dari berbagai macam populasi.
2. Stabilitas : komunitas sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
3. Strukutur tropik : terjadi hubungan interaksi antarspesies yang satu dengan yang lainnya.
Hubungan tersebut berupa makan-dimakan, membentuk suatu rantai makanan.
4. Dinamis : sifat suatu komunitas sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sehingga selalu
berubah atau dinamis.

B. INTERAKSI ANTAR INDIVIDU


Interaksi antar individu terjadi dalam suatu populasi. Interaksi tersebut bisa berupa kompetisi
untuk memperebutkan kebutuhan yang sama untuk hidupnya, seperti kebutuhan makanan, air,
cahaya, dan ruang. interaksi kompetisi antarindividu dalam suatu populasi disebut kompetisi
intraspesies yang bisa terjadi secara langsung (contohnya perkelahian dua ekor ayam) atau
tidak langsung (contohnya dua atau lebih individu berlomba untuk memperoleh kebutuhan
hidup).

C. INTERAKSI ANTARPOPULASI
Bentuk interaksi antar populasi yang berbeda spesies dalam suatu komunitas disebut
antarspesifik, yaitu hubungan antara dua individu yang berbeda spesies. Menurut
Dwidjoseputro (1994), hubungan antarspesifik dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Netralisme, apabila antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun
berkumpul tidak terjadi saling merugikan maupun menguntungkan.
2. Predasi, interaksi dua individu dari populasi berbeda spesies berupa makan-dimakan atau
spesies lainnya.
3. Parasitisme, hidup bersama-sama antar dua individu berbeda spesies yang hanya
menguntungkan sepihak.
4. Mutualisme, dua spesies yang hidup bersama masing-masing mendapat keuntungan dan
kedua populasi dapat berkembang dengan baik. Jika keduanya terpisahkan masing-masing
tidak dapat hidup.
5. Komensalisme, hubungan yang terdapat antara dua spesies, yaitu populasi yang satu
mendapat keuntungan dan merugikan kalau tidak berinteraksi, sedangkan populasi yang
lainnya tidak terpengaruh secara berarti.
6. Kompetisi, hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling memengahuri akibat
adanya kebutuhan-kebutuhan akan bahan yang sama, sedangkan ketersediaan bahan
tersebut terbatas.

D. EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu kawasan alam yang di dalamnya terdapat unsur biotic (unsur hidup) dan
abiotik (unsur tak hidup) terjadi hubungan timbal balik antara unsur-unsur tersebut yang
membentuk sistem ekologi. Ekosistem berdassarkan terjadinya bias secara alami atau buatan,
dan jika dilihat dari fungsinya ekosistem terdiri dari dua komponen :
1. Komponen autotrof, yaitu individu yang mampu membuat mekanannya sendiri dengan
menyintesis bahan anorganik menjadi bahan organic dengan bantuan cahaya matahari di
dalam klorofil.
2. Komponen heterotrof, yaitu individu yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan
organic sebagai bahan makanannya yang disintesis dan disediakan oleh individu lain.

Dilihat dari struktur penyusunannya:


1. Bahan tak hidup (factor-faktor abiotik), yaitu komponen fisik dan kimia yang utama.
2. Produsen, yaitu organisme autotrof, umumnya tumbuhan berklorofil yang menyintesis
makanan dari bahan anorganik.
3. Konsumen, yaitu organisme heterotrof misalnya hewan pemakan tumbuhan disebut
herbivora dan hewan pemakan hewan lain disebut karnivora.
4. Pengurai, perombak atau decomposer yaitu organisme heterotrof yang menguraikan bahan
organic berasal dari organisme mati.
5. Detritus atau detritivor, heterotrof lain yang memekan partikel-partikel organik dari
remukan jaringan tumbuhan atau hewan yang melapuk.

KB 2. Keanekaragaman Hayati
A. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP.
Keananekaragaman makhluk hidup atau keanekaragaman hayati.adalah keanekaragaman
diantara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan, dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antarspesies, dan
ekosistem.
Semua makhluk hidup memiliki persamaan ciri-ciri kehidupan, yaitu melakukan proses
metabolism,antara lain bernapas, memerlukan makanan, berekreasi, respons terhadap
rangsangan, berkembangbiak dan beradaptasi. Selain memiliki persamaan makhluk hidup juga
memiliki perbedaan karena tidak ada satupun makhluk hidup di alam yang persis sama. Setiap
makhluk hidup memiliki kenekaragaman gen, yaitu variasi susunan gen dalam suatu spesies dan
dapat menimbulkan bervariasinya suatu spesies atau disebut varietas.
Terdapat beberapa system pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan system lima kingdom,
diantaranya:
1. Monera : individu yang termasuk dalam kelompok monera adalah organisme yang memiliki
struktur tubuh sangat sederhana. Selnya tidak memiliki membrane inti atau prokariotik,
bersel satu atau membentuk koloni, tidak memiliki organel, dan berukuran renik
(mikroskopik) uniseluler. Contohnya bakteri tanah (bacillus thuringensis), bakteri usus
(eubakteria), dan arkhea (Methanosarcina)
2. Protista : organism dengan sel yang sudah memiliki membran inti (eukariotik), umumnya
bersel satu atau berkoloni, jaringan tubuhnya masih sangat sederhana. Contohnya flagelata,
ciliate, rhizopoda, dan sporozoa.
3. Plantae : memiliki membran inti (eukariotik), plastid, dan dinding sel, selain itu semua
organisme kelompok ini bersifat muktiseluler dan autotroph dengan berfotosintesis.
Contohnya ganngang, lumut, cemara, pohon kelapa, mangga, jeruk dan sebagainya.
4. Fungia :  fungia atau jamur tidak masuk dalam kelompok tumbuhan atau hewan
karena  memiliki ciri-ciri khas yang sangat berbeda dengan organisme lain. Mempunyai
membran inti (eukariotik), berdinding sel, sebagian merupakan organism multiseluler,
sebagian lagi uniseluler, dan tidak berhijau daun. Contohnya ragi (saccharomyces), jamur
tempe (Rhizopus), jamur oncom (Neurospora), dan jamur merang (volvariella).
5. Animalia : anggota kelompok animalia adalah semua binatang, baik yang tidak bertulang
belakang maupun yang bertulang belakang.

B. KONSEP DASAR PENGELOMPOKKAN MAKHLUK HIDUP


Prinsip yang masih digunakan dalam pengelompokan makhluk hidup adalah konsep adanya
kesamaan ciri-ciri dan tingkatan takson. Semakin banyak kesamaan ciri yang dimiliki oleh
organisme-organisme, maka akan dikelompokkan pada satu tingkatan takson yang paling kecil.
Para ahli sistematik menyusun tingkatan (hierarki) takson sebagai berikut :
Kingdom
Filum (untuk hewan)/divisi (untuk tumbuhan
Ordo
Familia
Genus
Spesies
Terdapat tiga sistem klasifikasi makhluk hidup, antara lain :
1. Sistem alami, yaitu takson terbentuk dari anggota-anggota yang sewajarnya diklasifikasikan
dalam satu kelompok. Contohnya kelompok hewan berkaki empat.
2. Sistem artifisial, yaitu pengelompokan berdasrkan tujuan praktis. Contohnya kelompok
tanaman obat, kelompok tanaman pangan
3. Sistem filogenetik, yaitu pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan dan
urutan perkembangan makhluk hidup menurut sejarah evolusi. Contohnya kelelawar,
burung, kuda, dan manusia.
Carolus Linnaeus, menemukan Sistem klasifikasi berdasarkan pada prinsip homologi. Klasifikasi
ini bertujuan untuk menyederhanakan objek-objek yang dipelajari akibat adanya
kenekaragaman, sistem klasifikasi makhluk hidup tersebut didasarkan pada banyak sedikitnya
persamaan ciri yang dimiliki oleh kelompok-kelompok organisme itu.

C. TATA NAMA PADA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


Carolus linneaus (1707-1778) memperkenalkan cara pemberian nama jenis hewan dan
tumbuhan dalam bahasa latin atau yang dilatinkan dengan sistem binomial nomenklatur. Nama
spesies terdiri atas dua kata. Kata pertama menunjukkan genus yang membawa sifat umum dan
kata kedua petunjuk spesies. Nama genus ditulis dengan huruf capital pada awal kata,
sedangkan petunjuk spesies dituliskan dengan huruf kecil. Contohnya, serigala adalah Canis
lupus, manusia adalah Homo sapiens

KB.3. Pencemaran dan Etika Lingkungan


A. PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran adalah masuknya bahan atau energi ke dalam lingkungan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis,
sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme
lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan empat tahapan pencemaran :
a. Pencemaran tingkat pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada
manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemarnya maupun waktu kontaknya dengan
lingkungan.
b. Pencemaran tingkat kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkaniritasi ringan
pada pancaindra dan alat vegetative lainnya serta telah menimbulkan gangguan pada
komponen ekosistem lainnya.
c. Pencemaran tingkat ketiga, yaitu pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada
alat tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
d. Pencemaran tingkat keempat, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit, bahkan
kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran yang terlalu tinggi.

1. Pencemaran Air
Pencemaran air terutama disebabkan limbah industri dan rumah tangga, sampah padat
dan cair, buangan daerah pertanian, seperti  pupuk dan pestisida, erosi serta tumpahan
minyak.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara terjadi apabila dalam udara masuk satu atau lebih bahan kimia
dalam konsentrasi tinggi yang dapat berbahauya bagi manusia, hewan, tumbuhan, atau
lainnya. Pencemaran udara disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, pembakaran
sampah dan hutan, pembakaran batu bara, serta kegiatan berbagai macam industri.
3. Pencemaran tanah
Berkaitan dengan pencemaran air maupun udara. Air permukaan yang tercemar masuk
ke dalam tanah dan menimbulkan pencemaran tanah. Sedangkan pencemar yang
terdapat di udara bersama-sama air hujan akhirnya mencemari tanah pula. Sumber
pencemar tanah adalah sampah, sisa bangunan, pestisida, limbah rumah tangga, dll.

B. ETIKA LINGKUNGAN
Etika lingkungan lahir pada dasawarsa terakhir sekitar tahun 1970-an yaitu suatu etika yang
menggunakan penalaran ekologi sehingga hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungannya menjadi serasi.
Etika lingkungan mengandung makna kearifan, kebijaksanaan, dan strategi untuk menentukan
pilihan perbuatan manusia agar tercipta hubungan timbale balik yang harmonis antara manusia
dan lingkungannya. Etika lingkungan dibedakan sebagai etika pelestarian dan etika
pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian
alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk
mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
C. MENGAPA KITA PERLU ETIKA LINGKUNGAN
Terdapat beberapa alasan, mengapa diperlukannya etika lingkungan, yaitu:
a. Menghadapi tantangan berat di masa yang akan dating karena masalah kependudukan
di Negara kita termasuk masalah penting.
b. Ketidakseimbangan kebutuhan hidup manusia dengan daya dukung lingkungan,
menimbulkan ancaman, hambatan, dan gangguan terhadap kelestarian lingkungan.
c. Kondisi dan keadaan yang mendorong untuk mengembangkan kemampuan lingkungan.
d. Tantangan yang cukup berat adalah masalah pemukiman secara luas ataupun dengan
arti sempit karena pertumbuhan penduduk yang pesat dengan tuntutan yang
meningkat.
e. Pembangunan yang terus berlanjut mengubah dan merekayasa bentuk dan kondisi
lingkungan.
f. Kemampuan manusia mengubah ekosistem alam menjadi ekosistem binaan untuk
memenuhi kebutuhannya, padahal baik struktur maupun fungsi ekosistem alam perlu
dilestarikan secara proporsional.

Beberapa Pandangan manusia terhadap lingkungan sejalan dengan berkembangnya kebudayaan


manusia. diantaranya ;
a. Pandangan Ketuhanan
b. Pandangan kosmogini
c. Pandangan Posibilisme
d. Pandangan Optimisme Teknologi
e. Pandangan Kependudukan

D. PRINSIP-PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN


Beberapa prinsip etika lingkungan sebagai pegangan bagi perilaku manusia agar hidup harmonis
dengan alam (Ariyanto, 2009)
a. Sikap hormat terhadap alam
b. Prinsip tanggung jawab
c. Prinsip solidaritas
d. Prinsip kasih saying dan kepedulian
e. Prinsip tidak merusak
f. Perinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
g. Prinsip keadilan
h. Prinsip integritas moral

Anda mungkin juga menyukai