C. INTERAKSI ANTARPOPULASI
Bentuk interaksi antar populasi yang berbeda spesies dalam suatu komunitas disebut
antarspesifik, yaitu hubungan antara dua individu yang berbeda spesies. Menurut
Dwidjoseputro (1994), hubungan antarspesifik dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Netralisme, apabila antara dua spesies individu baik dalam keadaan terpisah maupun
berkumpul tidak terjadi saling merugikan maupun menguntungkan.
2. Predasi, interaksi dua individu dari populasi berbeda spesies berupa makan-dimakan atau
spesies lainnya.
3. Parasitisme, hidup bersama-sama antar dua individu berbeda spesies yang hanya
menguntungkan sepihak.
4. Mutualisme, dua spesies yang hidup bersama masing-masing mendapat keuntungan dan
kedua populasi dapat berkembang dengan baik. Jika keduanya terpisahkan masing-masing
tidak dapat hidup.
5. Komensalisme, hubungan yang terdapat antara dua spesies, yaitu populasi yang satu
mendapat keuntungan dan merugikan kalau tidak berinteraksi, sedangkan populasi yang
lainnya tidak terpengaruh secara berarti.
6. Kompetisi, hubungan dua populasi yang hidup bersama dan saling memengahuri akibat
adanya kebutuhan-kebutuhan akan bahan yang sama, sedangkan ketersediaan bahan
tersebut terbatas.
D. EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu kawasan alam yang di dalamnya terdapat unsur biotic (unsur hidup) dan
abiotik (unsur tak hidup) terjadi hubungan timbal balik antara unsur-unsur tersebut yang
membentuk sistem ekologi. Ekosistem berdassarkan terjadinya bias secara alami atau buatan,
dan jika dilihat dari fungsinya ekosistem terdiri dari dua komponen :
1. Komponen autotrof, yaitu individu yang mampu membuat mekanannya sendiri dengan
menyintesis bahan anorganik menjadi bahan organic dengan bantuan cahaya matahari di
dalam klorofil.
2. Komponen heterotrof, yaitu individu yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan
organic sebagai bahan makanannya yang disintesis dan disediakan oleh individu lain.
KB 2. Keanekaragaman Hayati
A. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP.
Keananekaragaman makhluk hidup atau keanekaragaman hayati.adalah keanekaragaman
diantara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan, dan
ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antarspesies, dan
ekosistem.
Semua makhluk hidup memiliki persamaan ciri-ciri kehidupan, yaitu melakukan proses
metabolism,antara lain bernapas, memerlukan makanan, berekreasi, respons terhadap
rangsangan, berkembangbiak dan beradaptasi. Selain memiliki persamaan makhluk hidup juga
memiliki perbedaan karena tidak ada satupun makhluk hidup di alam yang persis sama. Setiap
makhluk hidup memiliki kenekaragaman gen, yaitu variasi susunan gen dalam suatu spesies dan
dapat menimbulkan bervariasinya suatu spesies atau disebut varietas.
Terdapat beberapa system pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan system lima kingdom,
diantaranya:
1. Monera : individu yang termasuk dalam kelompok monera adalah organisme yang memiliki
struktur tubuh sangat sederhana. Selnya tidak memiliki membrane inti atau prokariotik,
bersel satu atau membentuk koloni, tidak memiliki organel, dan berukuran renik
(mikroskopik) uniseluler. Contohnya bakteri tanah (bacillus thuringensis), bakteri usus
(eubakteria), dan arkhea (Methanosarcina)
2. Protista : organism dengan sel yang sudah memiliki membran inti (eukariotik), umumnya
bersel satu atau berkoloni, jaringan tubuhnya masih sangat sederhana. Contohnya flagelata,
ciliate, rhizopoda, dan sporozoa.
3. Plantae : memiliki membran inti (eukariotik), plastid, dan dinding sel, selain itu semua
organisme kelompok ini bersifat muktiseluler dan autotroph dengan berfotosintesis.
Contohnya ganngang, lumut, cemara, pohon kelapa, mangga, jeruk dan sebagainya.
4. Fungia : fungia atau jamur tidak masuk dalam kelompok tumbuhan atau hewan
karena memiliki ciri-ciri khas yang sangat berbeda dengan organisme lain. Mempunyai
membran inti (eukariotik), berdinding sel, sebagian merupakan organism multiseluler,
sebagian lagi uniseluler, dan tidak berhijau daun. Contohnya ragi (saccharomyces), jamur
tempe (Rhizopus), jamur oncom (Neurospora), dan jamur merang (volvariella).
5. Animalia : anggota kelompok animalia adalah semua binatang, baik yang tidak bertulang
belakang maupun yang bertulang belakang.
1. Pencemaran Air
Pencemaran air terutama disebabkan limbah industri dan rumah tangga, sampah padat
dan cair, buangan daerah pertanian, seperti pupuk dan pestisida, erosi serta tumpahan
minyak.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara terjadi apabila dalam udara masuk satu atau lebih bahan kimia
dalam konsentrasi tinggi yang dapat berbahauya bagi manusia, hewan, tumbuhan, atau
lainnya. Pencemaran udara disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, pembakaran
sampah dan hutan, pembakaran batu bara, serta kegiatan berbagai macam industri.
3. Pencemaran tanah
Berkaitan dengan pencemaran air maupun udara. Air permukaan yang tercemar masuk
ke dalam tanah dan menimbulkan pencemaran tanah. Sedangkan pencemar yang
terdapat di udara bersama-sama air hujan akhirnya mencemari tanah pula. Sumber
pencemar tanah adalah sampah, sisa bangunan, pestisida, limbah rumah tangga, dll.
B. ETIKA LINGKUNGAN
Etika lingkungan lahir pada dasawarsa terakhir sekitar tahun 1970-an yaitu suatu etika yang
menggunakan penalaran ekologi sehingga hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungannya menjadi serasi.
Etika lingkungan mengandung makna kearifan, kebijaksanaan, dan strategi untuk menentukan
pilihan perbuatan manusia agar tercipta hubungan timbale balik yang harmonis antara manusia
dan lingkungannya. Etika lingkungan dibedakan sebagai etika pelestarian dan etika
pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian
alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk
mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
C. MENGAPA KITA PERLU ETIKA LINGKUNGAN
Terdapat beberapa alasan, mengapa diperlukannya etika lingkungan, yaitu:
a. Menghadapi tantangan berat di masa yang akan dating karena masalah kependudukan
di Negara kita termasuk masalah penting.
b. Ketidakseimbangan kebutuhan hidup manusia dengan daya dukung lingkungan,
menimbulkan ancaman, hambatan, dan gangguan terhadap kelestarian lingkungan.
c. Kondisi dan keadaan yang mendorong untuk mengembangkan kemampuan lingkungan.
d. Tantangan yang cukup berat adalah masalah pemukiman secara luas ataupun dengan
arti sempit karena pertumbuhan penduduk yang pesat dengan tuntutan yang
meningkat.
e. Pembangunan yang terus berlanjut mengubah dan merekayasa bentuk dan kondisi
lingkungan.
f. Kemampuan manusia mengubah ekosistem alam menjadi ekosistem binaan untuk
memenuhi kebutuhannya, padahal baik struktur maupun fungsi ekosistem alam perlu
dilestarikan secara proporsional.