Anda di halaman 1dari 6

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

TUGAS TUTORIAL 2

PERKEMBANGAN PESEERTA DIDIK (MKDK4002)

Nama : RIZKA DWIYANTI


NIM : 857155634
Prodi : PGSD S1
UPBJJ : UT JAKARTA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas Pengantar Pendidikan yang diberikan pada "Tugas Tutorial 2"
dengan tepat waktu.

Tugas ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata kuliah Perkembangan Peserta didik. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang hakikat manusia dan kaitannya
denganeksistensi pendidikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya sebagai Penulis lembar tugas ini mengucapkan terima kasih kepada ibu Dena
Mustika, M.Pd selaku dosen Mata kuliah Pengantar Pendidikan. Penulis menyadari tugas
inimasih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkandemi kesempurnaan tugas ini.

Tangerang Selatan, 11 Mei 2023


Rizka Dwiyanti
Penulis
PEMBAHASAN

1. TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA


Perkembangan bahasa pada anak merupakan pendeteksian gejala-gejala yang terjadi pada anak dalam
proses pengembangannya. Dengan mengetahui tahap-tahap perkembangan bahasa anak diharapkan guru dapat
mengetahui kebutuhan perkembangan anak dan cara menstimulasinya sesuai dengan tahapan usia anak.
Dalam perkembangan bahasa digunakan untuk melihat percakapan anak disertai dengan penggunaan teknologi
untuk merekam suara anak. Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara mengakses perkembang- an anak.
Tahapan perkembangan bahasa menurut Benner (dalam Brophy, Satham, dan Moss: 2002) adalah sebagai
berikut ini:

Tahapan Perkembangan Bahasa


No Tingkatan Usia Kemampuan
1. Pra bicara Lahir s.d 10 1. Perkembagan suara(persepsi dan hasil).
bulan 2. Perkembangan isyarat.
3. Penambahan persepsi suara; bicara bayi merupakan hasil
menangis dan keributan; bermain dengan suara termasuk
mengulang bicara dengan orang lain yang dimulai usia 3
bulan ; antara enam (6) sampai sepuluh (10) bulan dapat
menggunakan konsonan dan huruf vocal terbatas.
2. Kata-kata 10 s. 1. Pengertian kata tunggal.
pertama d 13 bulan 2. Menghasilkan kata tunggal.
pemunculan 3. Perbedaan individual dalm penggunaan kata tunggal.
nama 4. Fungsi isyarat sebagai kata.
5. Perhatian dapat diarahakan dengan nama obyek (lihat
anjing, Ami, anjing); mulai 13 bulan menerima kosakata
dari 17 sampai dengan 97 kata.
3. Kombinasi 18 1. Penggunaan satu kata tunggal dengan arti kompleks untuk
kata s.d 24 ungkapan multi kata.
bulan Contoh: “susu” (artinya dapat minta susu atau meminta
ASI).
2. Penggunaan kombinasi kata untuk kalimat, contoh: mama
kue (maksudnya mama minta kue).
4. Tata bahasa 20 1. Kecepatan memperoleh morfem.
s.d 30 2. Perkembangan bahasa yang unik pada usia ini, seperti
bulan mulai menggunakan kata ganti saya, kita, dia, kamu.
3. Penggunaan kalimat dalam pola dan aturan yang teratur.
2. Cara pengembangan cara berpikir matematis anak :
Pengembangan kemampuan berpikir matematis pada anak harus dilakukan sesuai dengan pengalaman realitas
dimana semua anak menggunakan ide-ide matematis yang kuat dengan kompetensi, kepercayaan diri dan
keseruan. Adapun pengalaman yang paling dekat dengan anak adalah permainan.

Permasalah pengalaman realitas anak dapat digali dari beberapa situasi, antara lain:

1. Situasi personal siswa (kehidupan sehari-hari siswa)

2. Situasi sekolah/akademik (kehidupan akademik di sekolah dan kegiatan-kegiatan dalam

proses pembelajaran siswa)

3. Situasi masyarakat (kehidupan dan aktivitas masyarakat sekitar siswa tinggal)

4. Situasi saintifik/matematik (sains atau matematika itu sendiri)

Dengan menerjemahkan hal-hal nyata ke dalam ide matematik sebagai proses matematisasi hingga
menerapkan kembali pengetahuan tersebut menjadi suatu penyelesaian masalah, maka dapat dilakukan suatu
pembelajaran berbasis permainan. Contoh : dilakukan pembelajaran matematis dengan permainan tradisional,
seperti oray-orayan, pecle/engkle, dan galah asin.

Melalui pembelajaran ini kemampuan berpikir matematis anak akan lebih tampak dan lebih antusias dalam
menjalaninya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kemampuan anak dalam menerapkan materi berbasis
matematik dalam masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui bermain, anak dapat
memahami dan mempelajari dunia mereka, mengenal dunia didalam dan diluar dirinya.

3. merancang pembelajaran dengan mempetimbangkan sosial emosional anak


Perkembangan sosial emosional anak usia dini merupakan proses belajar pada diri anak tentang berinteraksi
dengan orang disekitarnya yang sesuai dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam mengandalikan
perasaannya yang sesuai dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya
yang diperoleh secara bertahap dan melalui proses penguatan dan modeling. mengembangkan aspek sosial
emosional anak usia dini melalui beberapa metode yaitu metode cerita, metode keteladanan, metode
bernyanyi dan metode demonstrasi. Metode cerita dan metode keteladanan digunakan untuk
mengembangkan aspek emosional. Metode demonstrasi digunakan untuk mengembangkan aspek sosial
merawat diri. Hurlock (1993) perkembangan emosi terjadi sangat kuat pada usia 2,5-3,5 dan 5,5 – 6,4 tahun.
1. Reaksi emosi anak sangat kuat, anak akan merespon peristiwa dengan kadar emosi yang sama. Semakin
bertambah usia anak samakin mampu untuk mengontrol emosinya.
2. Reaksi emosi muncul setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya dan dengan waktu yang
diinginkannya pula.
3. Emosi mudah berubah dan memperlihatkan reaksi spontanitas atau kondisi asli dan anak sangat terbuka
dengan pengalaman-pengalaman hatinya.
4. Reaksi emosi berdsifat individual dan pemicu emosi yang sama, namun reaksi yang ditimbulkan berbeda-
beda. Hal ini diakibatkan oleh factor pemicu emosi
5. Keadaan emosi anak dikendalikan dengan gejala tingkah laku yang ditampilkan dan anak sulit
mengungkapkan emosi secara verbal dan emosi mudah dikenali melalui tingkah laku yang ditunjukkan.

Perkembangan sosial emosional anak merupakan perkembangan tingkah laku pada anak untuk dapat
menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. pada masa ini proses anak belajar
dalam menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam masyarakat. Piaget dalam teorinya
menyebutkan adanya sifat egosentris yang tinggi pada anak karena anak belum dapat memahami perbedaan
perspektif pikiran orang lain. Pada tahap ini anak hanya mementingkan dirinya sendiri dan belum mampu
bersosialisasi dengan baik dengan orang lain.
Menurut Hurlock 2000 dalam Musyafaroh (2017) untuk mencapai perkembangan sosial dan mampu
bermasyarakat, seorang individu harus memerlukan tiga proses. ketiga proses tersebut saling berkaitan dan
apabila terjadi kegagalan dalam satu proses dari tiga proses tersebut, maka akan menurunkan kadar sosialisasi
individu tersebut. ketiga proses tersebut adalah; pertama, perprilaku yang dapat diterima secara sosial dan setiap
kelompok masyarakat memiliki standar perilaku tersebut. Kedua, belajar memainkan peran sosial. Ketiga,
perkembangan proses sosial yakni menyukai orang lain dan kegiatannya. Menurut Moh Padil dan Trio Supriyatno
dalam Musyarofah (2017) perkembangan sosial anak dapat dilakukan dengan du acara: pertama, proses belajar
sosial dan pembentukan loyalitas sosial.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Nisa Felicia, Ph.D Perkembangan peserta didik (MKDK4002) PGSD Universitas terbuka. Jakarta, Al-
hasan, Yusuf. (2012). Pendidikan anak dalam islam. Jakarta: Darul Haq. Diambil kembali dari modul
Pengantar pendidikan (MKDK4002) dan Mulyadiprana dan https://brainly.co.id/tugas/51157426

Tangerang Selatan, 27 April 2023

Rizka Dwiyanti

Anda mungkin juga menyukai