Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MODUL 2

Perspektif Global

Perspektif Global Dilihat dari Sudut Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Lain yang
Terkait

PDGK4303/MODUL-2

Di Susun oleh Kelompok 2:

1. Dannia Husna Salwa (857155358)

2. Dian Lestari (857155627)

3. Rizki Ramadhina (857155602)

S1 PGSD AKPMM
UPBJJ JAKARTA 2023.1
PERSPEKTIF GLOBAL

Persepektif global adalah suatu pandagan di mana guru dan murid secara bersama-sama
mengembangkan perspektif dan keterampilan untuk menyelidiki suatu yang berkaitan dengan isu
globa.yang di maksud dengan isu global antara lain isu lingkungan, hak asasi
manusia,keadilan,studi tentang dunia dan pengembangan pendidikan. Peserta didik harus belajar
tentang diri nya dan dunia.

Globalisasi mengandung pengertian proses istilah lain yang senada adanya strukturisasi yaitu
proses perstrukturan ,reformasi proses pembentukan ulang atau pembaharuan,industrilisasi yaitu
proses pengindustrilisasian
 PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI SUDUT ILMU-ILMU SOSIAL DAN
ILMU LAIN YANG TERKAIT
1. Kegiatan belajar 1
Perspektif Global dari Visi Geografi, Sejarah dan Ekonomi
2. Kegiatan belajar 2
Perspektif Global dari Visi Politik, Sosiologi dan Antropologi
3. Kegiatan 3
Perspektif Global dari Iptek, Transportasi, Komunikasi, dan Internasional

1. Perspektif Global dari Visi Geografi, Sejarah dan Ekonomi

A. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI

Geografi merupakan ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam


konteks keruangannya. Ruang permukaan bumi ini secara bertahap ukuran dan
jaraknya mulai dari tingkat lokal, regional, sampai ketingkat global. Oleh karena itu,
perspektif geografi merupakan perspektif keruangan yang bertahap dari tingkat
lokal, regional, sampai ketingkat global.
Selanjutnya anda tentu bertanya, apakah sesungguhnya perspektif geografi atau
perspektif ruangan itu ? Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu
kemampuan memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan
masalah keruangan permukaan bumi, baik untuk masa lampau, saat ini, terutama
masa yang akan datang. Dan pendekatan yang diterapkan yaitu pendekatan sejarah
dan kemampuan memprediksi.
Analisis perspektif geografi atau perspektif keruangan, penggundulan hutan yang
terjadi secara regional di kawasan tertentu di permukaan bumi, pencemaran udara
yang berlebihan di kawasan tertentu, Tidak hanya berdampak negatif pada kawasan
yang bersangkutan, melainkan juga berdampak Global bagi seluruh dunia.
Pemanasan global yang telah menjadi kepedulian pakar-pakar lingkungan dan pakar
klimatologi, merupakan contoh perspektif Global dari kajian geografi. Oleh karena
itu, perspektif Global ini dilihat dari jangkauannya merupakan perspektif khas
geografi.
Selanjutnya bahwa perspektif global itu dapat diterapkan pada bidang ilmu yang
lain dapat ditelaah pernyataan Preston E. James yaitu bahwa geografi dapat
dikatakan sebagai induk ilmu, dengan ketentuan bahwa kajian ilmu apapun
pengamatannya selalu dimulai dari permukaan bumi tempat objek kajian itu berada
titik Dengan demikian, perspektif Global sebagai perspektif geografi menjadi
landasan sudut pandang ilmu apapun, selama objek kajian yang meluas itu masih
melekat di permukaan bum
Dengan ketentuan bahwa kajian ilmu apapun pengamatannya selalu dimulai dari
permukaan bumi tempat objek kajian itu berada. Dengan demikian, perspektif
Global sebagai perspektif geografi menjadi landasan sudut pandang ilmu apapun
selama objek kajian yang meluas itu masih melekat di permukaan bumi

B. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI SEJARAH


Emmanuel Kant pada abad XVIII mengungkapkan bahwa Sejarah dan
Geografi merupakan Ilmu Dwitunggal, yang memiliki arti jika sejarah
mempertanyakan suatu peristiwa itu “kapan” terjadi, pengungkapan itu masih
belum lengkap, jika tidak dipertanyakan “di mana” tempat terjadinya.
dari uraian di atas menggambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada
konsep waktu, atau perkataan lain, perspektif sejarah iru sama dengan perspektif
waktu, terutama waktu yang telah lampau. Persepektif sejarah suatu peristiwa,
membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat
dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
Yang kita kenal sebagai tokoh-tokoh agama, para nabi dan rasul yang tidak hanya
berpengaruh terhadap umatnya pada saat mereka masih hidup di Kawasan
lingkungannya masa itu, melainkan tetap menjadi pola perilaku dan teladan secara
global hingga saat ini.
Berbagai perang di berbagai kawasan, terutama perang dunia yang tercatat
sebagai peristiwa sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata
dan ngerinya pembunuhan umat manusia, namun dilihat dari sudut pandang
Global, dapat diungkapkan nilai dan makna kemanusiaannya. Perang yang pada
saat berlangsungnya sebagai ajang pertentangan berbagai pihak atau berbagai
negara, ternyata Setelah usai menjadi alat pemersatu berbagai bangsa dalam
memikirkan umat secara global. Pengalaman buruk dari perang telah menjadi alat
penyadar umat dunia untuk memikirkan hal-hal lebih bernilai dan bermakna bagi
kemanusiaan, bahkan secara global, meningkatkan kemampuan Iptek yang
mendukung kesejahteraan. Sebaliknya pengalaman negatif yang membawa
malapetaka terhadap penghancuran umat menjadi acuan kewaspadaan bagi
kepentingan bersama titik bagi kepentingan pendidikan, perang yang merupakan
peristiwa sejarah itu juga menjadi ajang meningkatkan kesadaran, Penghayatan,
dan kewaspadaan peserta didik terhadap bahaya perang modern di hari-hari
mendatang.
Pertemuan International yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara
lain Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang terkenal dengan semangat
Bandung telah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia Afrika akan haknya
sebagai umat yang memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri, bernilai
kemanusiaan yang meningkatkan martabat manusia di kawasan ini. Peristiwa itu
juga telah membukakan mata negara-negara maju sebagai bekas penjajah
terhadap arti kemerdekaan bagi bekas Negara jajahan yang wajib diperhitungkan
titik dari peristiwa sejarah tersebut, telah menyadarkan masyarakat dunia ketiga
terhadap pentingnya persatuan untuk menghadapi negara-negara besar yang
secara sosial budaya sosial ekonomi, sosial politik lebih kuat daripada negara-
negara dunia ketiga yang bersangkutan titik perspektif Global sejarah yang
demikianlah yang wajib diingat dalam Pendidikan

C. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI EKONOMI


Sebelum kita membahas bagaimana perspektif global itu ditinjau dari sudut
pandang ekonomi, kita akan, melihat apakah sesungguhnya Ilmu Ekonomi itu. Dari
acuan ini nanti mudah-mudahan kitadapat menentukan apa dan bagaimana
perspektif ekonomi.
Menurut H. W. Arndt dan Gerardo P Siscat (1991:3) :
Ilmu Ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang
perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia
mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-macam
keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan.
Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenanya sumber daya ini
langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternatif. Pilihan penggunaan hari esok
(masa depan).
Berdasarkan konsep tersebut, pembahasan Ilmu Ekonomi menyangkut beberapa
aspek yang meliputi :
a. Menentukan pilihan
b. Keinginan yang tidak terbatas
c. Persediaan sumber daya terbatas, bahkan ada yang langka
d. Kegunaan alternatif sumber daya
e. Penggunaan hari ini dan hari esok

Dari aspek-aspek yang telah dikemukakan tersebut, jelas bahwa persepektif


ekonomi terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang
dipersepektifkan, terutama berkenaan dan keinginan yang “cenderung” tidak
terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya
penggunaan alternatif sumber daya.
Dalam kondisi global yang penuh dengan kesenjangan, masalah dan
tantangan, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun lingkungan hidup,
pengembangan, dan pembinaan akhlak menjadi kunci penyelamatan kehidupan
dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, untuk menghadapi perspektif global
ekonomi berupa perekonomian pasar bebas, beralihnya Kawasan ekonomi maju
dan Atlantik ke Pasifik, dan kebangkitan ekonomo Asia Afrika, kita bangsa
Indonesia wajib siap mental dengan akhlak yang tinggi. Tantangan global di
bidang ekonomi tidak akan kunjung reda. Penyiapan SDM generasi muda
Indonesia menghadapi Abad XXI dengan arus globalnya, wajib dirintis dari
sedini mungkin.

2. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI POLITIK, SOSIOLOGI, dan


ANTROPOLOGI

A. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI POLITIK


Menurut Roger F. Soltau dalam Introduction to Politics ( Miriam Budiarjo:
1991:9 ): ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan Lembaga-
Lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu : hubungan antara negara dengan
warga negaranya serta dengan negara-negara lain.
Menurut konsep ini, Ilmu Politik mengadakan studi mengenai negara dengan
tujuannya, Lembaga-Lembaga yang melaksanakan tujuan, hubungan negara dengan
warganya, serta hubungan negara dengan negara-negara lain.
Secara politik, negara dengan tujuannya dan Lembaga-lembaganya, dari waktu ke
waktu mengalami perkembangan. Negara Republik Indonesia pada saat
diproklamasikan, baru mendapat pengakuan dari negara lain secara terbatas.
Pada saat-saat awal, perjuangan politik menjadi prioritas. Pengakuan dan
hubungan politik, menjadi perjuangan utama. Hal ini tentu saja menjadi modal utama
untuk mengembangkan diri lebih jauh di tengah-tengah dunia internasional.
Saat ini Republik Indonesia sudah diperhitungkan negara-negara lain dalam
percaturan politik, termasuk negara-negara Adikuasa. Secara global, Indonesia
memiliki kedudukan terhormat dalam bidang politik, khususnya sebagai negara Non-
Blok.
Dengan berpegang pada politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia terjun ke
berbagai kegiatan penyelesaian pertikaian politik seperti Kamboja, Filipina, Bosnia,
Palestina, Israel, dan lain-lain. Hal tersebut menjadi landasan Kerjasama dalam
bidang ekonomi. Kepercayaan negara lain termasuk negara Adikuasa di bidang
politik, lebih membuka jalan kerja sama di bidang ekonomi.
Stabilitas dan kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar negeri,
berpengaruh terhadap kondisi politik global. Pimpinan dan pengaruh Indonesia dalam
gerakan Non-Blok terhadap kebangkitan di Afrika dan Amerika Latin atau negara-
negara selatan pada umumnya. Kebangkitan negara-negara selatan menumbuhkan
perhatian negara-negara utara. Negara-negara ini tidak lagi mengabaikan negara-
negara dunia ketiga atau negara-segara selatan tersebut. Peranan dan keberhasilan
politik luar negeri Indonesia telah bergema secara global.
Negara Republik Indonesia sebagai warga warga dunia, tidak dapat melepaskan
diri dari pengaruh perkembangan negara lain, khususnya di negara yang telah maju,
lebih khusus lagi di negara-negara Adikuasa.
Konsep glanots (keterbukaan) dan perestroika ( pembaruan) yang digagaskan oleh
Gorbachev, menjadi landasan terjadinya pendekatan antarnegara Adikuasa Rusia dan
Amerika Serikat. Gerakan ini menjadi pokok pangkal berakhirnya perang dingin di
antara negara-negara yang bersangkutan. Kenyataan itu membawa dampak yang luas
terhadap perubahan peta politik dunia, terutama yang dialami oleh negara-negara
Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.
Perubahan peta politik global sesungguhnya telah dimulai sejak berakhirnya
Perang Dunia II. Mulai saat itu banyak negara jajahan, termasuk di dalamnya
Indonesia melepaskan diri dari negara penjajah. Negara-negara tersebut yang secara
politik sepeneuhnya diatur oleh penjajah, setelah berakhirnya Perang Dunia II
tersebut di tuntut untuk mengatur politiknya sendiri.
Indonesia secara politik telah berhasil, telah menjadi negara yang secara politik
diperhitungkan oleh negara-negara lain, namun dalam kehidupan ekonomi, masih
banyak bergantung terhadap negara lain, oleh karena itu, pembangunan nasional yang
sedang dilaksanakan, lebih menitikberatkan pada bidang ekonomi ini.

B. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI SOSIOLOGI


Menurut Frank H. Hankins, sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang
timbul akibat hubungan kelompok-kelompok umat manusia, studi tentang manusia
dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi, objek
yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antarmanusia, terutama dalam
lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri, atau yang disebut lingkungan sosial.
Apabila hubungan itu ditimbulkan oleh manusia yang aktif satu sama lain, maka
terjadi interaksi sosial. Hubungan sosial, dan interaksi sosial yang dialami manusia
ydan lingkungannya makin lama makin luas dan makin berkembang.
Motif interaksi sosial yang terjadi, sangat beragam, bisa bermotif ekonomi,
budaya, politik, dan juga motifnya bisa bersifat majemuk. Mengenai motif dan tujuan
dari pihak-pihak yang berinteraksi, bisa sama juga atau bisa berbeda.
Sebagai dampak kemajuan, penerapan, dan pemanfataan IPTEK di bidang
transportasi dan komunikasi, interaksi sosial ini makin intensif dan makin meluas.
Berkembangnya jaringan jalan, baik jalan darat maupun jalan laut dan udara, interaksi
sosial ini makin cepat dan luas.
Interaksi sosial yang langsung (tatap muka) dan tidak langsung melalui berbagai
media yang makin intensif serta makin meluas, membawa perubahan sosial,
kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar, dan wawasan
manusia yang mengalaminya. Pengetahuan, ilmu dan pengenalan teknologi yang
terbawa oleh satu pihak kemudian diterima oleh pihak lain melalui berbagai media,
berdampak luas terhadap tatanan sosial, baik itu material atau non material.
Dari arus global dan interaksi sosial, baik langsung atau melalui media, tentu saja
ada yang wajib diwaspadai. Pergaulan bebas, pemakaian obat terlarang, kebiasaan
minum-minuman keras, menjadi racun bagi kehidupan sosial. Masalah yang
mengglobal ini merupakan penghancuran umat dalan jangka relatif cepat meracuni
generasi muda.

C. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI ANTROPOLOGI


Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apa pun yang mengarus mulai dari
tingkat lokal sampai ke tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan
kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Makhluk hidup, apakah itu
tumbuh-tumbuhan ataukah hewan itu, tidak mungkin dapat mengubah tatanan
kehidupannya sampai mengglobal. Di sinilah letak keunikan umat manusia
dibandingkan dengan makhluk non-manusia.
Oleh karena itu, proses dan arus global dalam kehidupan sesungguhnya adalah
proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan.
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global, berarti mengamati,
menghayati, dan memprediksi, perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang
aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintergrasi dalam kehidupan
umat manusia. Secara perspektif, meningkatnya pendapatan masyarakat terkait
dengan meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan dirinya
menggunakan peralatan mengolah sumber daya. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari
Pendidikan yang diperoleh (budaya) dalam arti yang seluas-luasnya, formal,
nonformal, dan informal.

3. PERSPEKTIF GLOBAL dari IPTEK, TRANPORTASI, KOMUNIKASI, dan


INTERNASIONAL

A. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI IPTEK


Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri tiap orang yang
tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, sekolah ataupun
tidak, sudah pasti memiliki pengetahuaan. Namun yang namanya pengetahuan,
sifatnya acak. Bagin kita manusia, pengetahuan itu sangat potensial. Hanya, dalam
kehidupan yang makin berkembang dan penuh tantangan, pengetahuan yang sifatnya
acak tadi, nilai fungsionalnya tidak mencapai tingkat yang optimum untuk
menghadapi tantangan dan memecahkan masalah yang main rumit. Oleh karena itu,
pengetahuan yang acak itu wajib ditingkatkan menjadi ilmu.
Pengetahuan yang acak dan terbuka, melalui proses yang panjang diorganisasikan
serta disusun menjadi bidang-bidang filsafat, humaniora, dan ilmu. Selanjutnya ilmu
itu dikelompokan menjadi ilmu eksak dan non-eksak, atau ilmu pengetahuan alam,
serta ilmu pengetahuan sosial. Ciri ilmu bila dibandingkan dengan pengetahuan yang
acak dan terbuka, terletak pada adanya sistematik, objek kajian, ruang lingkup kajian,
dan metode yang diterapkan serta di kembangkannya
Pengetahuan, dengan ilmu, hubungannya sangat erat. Oleh karena itu, dalam
konsep ilmu, biasa juga disebut ilmu pengetahuan. Sebutan atau panggilan yang
demikian, diterapkan pada panggilan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan, apalagi ilmu fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan
pengetahuan, pemanfaatan benda, alat, senjata dan juga hewan, menjadi mudah serta
terarah untuk mencapai hasil. Apalagi setelah pengetahuan itu tersusun menjadi ilmu
atau ilmu pengetahuan. Penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan sehari-sehari untuk menghasilkan sesuatu,membuahkan kemampuan yang
teknologi. Oleh karena itu, Brown & Brown (1980:2) mengungkapkan, Teknologi
adalah penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengerjakan suatu tugas yang
dikehendakinya. Dengan demikian teknologi itu dapat dikatakan sebagai penerapan
praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan. Sedangkan
Marwah Daud Ibrahim ( Yudi Latief, editor, 1994:17 ) mengemukakan,
sekedar upaya untuk menyamakan persepsi, kiranya perlu dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan ilmu pengetahuan di sini adalah suatu jawaban sistematis dari kata
"Mengapa" ( know why). Sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari
pernyataan "Bagaimana" (know how). Dengan teknologi orang lalu dapat
memanfaatkan gejala alam, bahkan bisa mengubahnya.
Dari dua pernyataan tadi, dapat disimpulkan secara sederhana, teknologi itu tidak
lain adalah penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan
pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan
tertentu.
Selanjutnya dapat dikemukakan di sini, antara pengetahuan dengan ilmu ilmu
pengetahuan dan teknologi, hubungannya sangat erat. Oleh karena itu, dalam ucapan
sehari-hari diungkapkan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang singkatan
populernya IPTEK. Perkembangan peradaban masyarakat manusia dari waktu ke
waktu, ditandai oleh perkembangan IPTEK ini.
Untuk mengetahui perkembangan tersebut, ikhtisarnya akan disampaikan sebagai
berikut:
1. Masyarakat Pramu pangan sederhana, kemampuannya hanya mengumpulkan
bahan pangan, baik di darat maupun di perairan
2. Masyarakat peramu pangan lebih maju, kemampuan memungut bahan pangan
sudut lebih berkembang, dengan menggunakan peralatan tombak, panah untuk
berburu dan menangkap ikan, serta menggunakan tongkat untuk mencari bahan
pangan di darat
3. Pertanian sederhana dan penggembalaan, mulai melakukan cocok tanam
meskipun hanya menggunakan tongkat untuk membuat lubang di tanah sebagai
tempat benih tanaman. Belum dilakukan pencangkulan, pupuk maupun pengairan.
4. Pertanian lebih maju telah menggunakan alat pertanian yang lebih maju seperti
semacam cangkul pemeliharaan tanaman dan secara terbatas dilakukan
pemupukan. Memanfaatkan hewan untuk membantu mengolah tanah. Hewan
peliharaan mulai dikandangkan titik Pada masa ini telah terjadi revolusi hijau
terjadi perubahan yang berarti dalam cocok tanam menggunakan peralatan yang
lebih baik secara terbatas dilakukan pemupukan dan pengairan
Masyarakat pengrajin mulai membuat peralatan barang anyaman sederhana titik
membuat barang gerabah
Selanjutnya, dengan menerapkan pendekatan perspektif budaya Alvin
toffler dalam bukunya yang berjudul gelombang ketiga tahun 1980
mengemukakan tiga tahap perkembangan. Ikhtisarnya secara singkat sebagai
berikut:
Gelombang pertama : ribuan tahun yang lalu, telah terjadi perubahan besar dalam
bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang lebih maju. Iptek pertanian
yang lebih maju dalam periode sebelumnya telah diterapkan dan dimanfaatkan.
Saat itu terjadi revolusi hijau.
Gelombang kedua : 300 tahun yang lalu, tepat pada abad ke-17 dengan ditemukan
mesin uap, mesin pemintal kapas proses produksi di sektor industri cepat
meningkat. Perkembangan kemajuan dan penerapan iptek di bidang produksi dan
industri terjadi lonjakan, sehingga periode ini dikenal dengan revolusi industry.
Gelombang ketiga : pada abad 20 kemajuan iptek elektronik maju dengan cepat
radio, TV dan telepon maju dengan cepat termasuk penerapannya. Melalui media
elektronik ini, berita, dan peristiwa cepat tersier ke seluruh dunia titik dengan
dimanfaatkannya Satelit komunikasi, penyiaran TV makin meluas, informasi
makin cepat meraba. Oleh karena itu pada abad 20 telah terjadi revolusi
informasi. Melalui revolusi informasi, Proses globalisasi berbagai aspek
kehidupan, makin dipacu.
Jika abad XX ini oleh Toffler disebut gelombang ketiga yang ditandai oleh
revolusi informasi, J. Naisbitt (1982) menjulukinya sebagai abad informasi. Pada
abad ini, segala kemajuan sebelumnya, mulai dari lonjakan IPTEK dalam bidang
pertanian yang dikenal dengan revolusi hijau, kemajuan dan penggunaan berbagai
mesin dalam proses produksi yang dikenal dengan revolusi industri makin
meningkat dan makin meluas. IPTEK di bidang informasi sebagai sarana
penyebarluasan berbagai penemuan dan kemajuan, semakin memacu proses
globalisasi. Kemajuan IPTEK di bidang industri Petrokimia dan bioteknologi,
juga mendukung revolusi hijau yang lebih maju serta lebih canggih rekayasa
mekanik, kimia, biotik dan sosial, semakin memacu proses produksi, Baik di
bidang pertanian maupun di bidang industri. Revolusi hijau dipacu oleh revolusi
industri, dan disebarluaskan secara global oleh revolusi informasi. Kondisi yang
demikian itu berkat perkembangan, kemajuan penerapan dan pemanfaatan IPTEK
Kita selaku umat beragama wajib bersyukur. Namun juga wajib Waspada.
Mengapa demikian? Ikutilah pernyataan Marwah Daud Ibrahim (Yudi Latif,
editor:1994:17)
Pernyataan yang muncul kemudian adalah, apa gerangan fungsi Iptek dan
implikasi logisnya bagi sosok kebudayaan suatu masyarakat. Lalu tindakan apa
yang harus diambil untuk mengoptimalisasikan rahmat dan meminimalisir
meminimalkan laknat dari kehadiran teknologi yang bermata dua ini. Inilah yang
akan menjadi pusat perhatian diskusi kita selanjutnya.

Seperti yang dinyatakan David turney yang telah kita bahas lebih dahulu,
Marwah Daud Ibrahim melihat bahwa teknologi, atau secara lebih lengkap iptek,
mengandung Dilema atau bermata dua titik oleh karena itu di satu pihak kita
wajib bersyukur menikmati Rahmat dampak positif dari iptek itu, namun di pihak
lain kita wajib waspada dari dampak negatif yang menimbulkan laknat
malapetaka yang menimpa lingkungan hidup yang pada akhirnya juga
mengancam kehidupan rahmatnya dapat anda Amati dan Hayati sendiri, bukan
hanya telah mengglobal, melainkan juga telah mengangkasa luar iptek telah
berhasil menciptakan pesawat yang mengangkasa luar titik bahkan Satelit
komunikasi, juga semakin .memicu deras informasi

B. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI TRANSPORTASI


Dari perspektif budaya kita semua dapat mengamati dan menghayati
perkembangan alat angkut atau transportasi dari waktu ke waktu. Angkutan itu mulai
dari memanfaatkan tenaga manusia, yang sampai saat ini juga masih ada dan masih
dilakukan memanfaatkan alat pikul serta alat usul sederhana memanfaatkan tenaga
hewan, kendaraan beroda yang sederhana kendaraan bermotor, kendaraan yang
menggunakan tenaga jet sampai kendaraan yang memanfaatkan tenaga surya
matahari. Perkembangan tadi, tidak terlepas dari perkembangan daya pikir manusia
yang dikonsepkan sebagai perkembangan budaya titik dengan konteks yang lebih
khusus, dapat pula kita konsepkan sebagai perkembangan IPTEK.
Alat angkut atau transportasi yang ber semula berfungsi mengangkut barang dan
manusia, secara tidak langsung juga membawa berita atau informasi. Dampak positif
dari revolusi industri abad ke-17 juga membawa perkembangan dan kemajuan
transportasi, yang meliputi transportasi darat, perairan dan udara.
Makin berkembang dan makin majunya transportasi di darat, di perairan dan di udara
makin meluas dan makin intensif interaksi sosial antar daerah, antar kawasan dan
antar negara. Melalui kontak yang demikian, proses transportasi kehidupan ini tidak
lagi hanya terbatas di tingkat lokal dan regional melainkan telah menembus batas-
batas nasional sampai ke batas Global. Saling ketergantungan, tidak lagi hanya pada
bidang ekonomi, melainkan juga meluas ke bidang politik, dan yang paling bermakna
di bidang iptek titik pertemuan berbagai pakar ekonomi politik dan IPTEK antar
negara, menunjukkan kenyataan yang hal demikian. Hal-hal itulah yang secara positif
lebih meningkatkan kesejahteraan umat manusia di dunia ini, sebagai dampak
perkembangan, kemajuan dan pemanfaatan transportasi. Namun, tetap harus ada yang
diwaspadai.Makin maju dan canggihnya transportasi sampai ke angkasa luar, harus
disyukuri titik namun demikian, kemajuan transportasi ini, ada yang memanfaatkan
untuk tujuan-tujuan yang negatif. Penyelundupan orang jahat, teroris obat Terlarang
dokumen terlarang dan sebangsanya dilakukan melalui transportasi yang makin maju
ini titik penyelundupan yang demikian, tidak hanya pada batas-batas regional antar
negara melainkan telah sampai ke tingkat Global. Masalah yang demikian, semakin
merepotkan petugas Pabean dan polisi Pelabuhan serta bandar udara titik peralatan
pemantauan yang canggih untuk melacak penyelundupan tadi, di lawan oleh upaya
penyeludupan duduk yang makin canggih.
Proses globalisasi hal-hal terlarang itu, tidak dapat teratasi secara tuntas.
Akibatnya, patologi sosial yang berupa sadisme, kriminalitas, mabuk-mabukan dan
teler, merambat terus. Transportasi Telah menjadi kebutuhan mutlak kehidupan
Global dewasa ini. Namun dampak negatifnya, wajib diwaspadai titik dampak negatif
ini selain melekat pada diri pelakunya, ditunjang oleh rendahnya kadar akhlak
petugas. Masalah ini merupakan lingkaran setan yang sulit dipantau ujung pangkalan
titik namun dengan tekad yang kuat semua pihak, tidak ada masalah yang tidak
teratasi titik landasan yang pokok, Bagaimana semua pihak dengan kesadaran yang
tinggi menciptakan kiat atau metode dan pendekatan yang tepat mengatasi masalah
tersebut.

C. PERSEPEKTIF GLOBAL DARI VISI KOMUNIKASI


Berlainan dengan iptek, Komunikasi itu tidak hanya menjadi milik otentik umat
manusia. Tumbuhan-tumbuhan dan hewan pun memiliki cara berkomunikasi.
Tumbuh-tumbuhan dengan warna, aroma dan perilaku lainnya, mampu
berkomunikasi dengan kumbang kupu-kupu serta hewan dan tumbuhan-tumbuhan
lainnya. Untuk kepentingan biologis dan mempertahankan jenis, tumbuhan-tumbuhan
tadi memiliki kemampuan dengan cara berkomunikasi. Apalagi hewan yang sifatnya
mobil, tidak terikat oleh tempat kedudukan, kemampuan dan cara komunikasi itu
lebih beragam daripada tumbuhan-tumbuhan. Namun satu hal sama yaitu kemampuan
dan cara berkomunikasi mereka, tidak dapat dikembangkan, karena terikat oleh
nalurinya. Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, yang mengembangkan
iptek, memiliki kemampuan, cara dan kiat berkomunikasi yang beragam, yang juga
berkembang serta dapat dikembangkan titik mulai dari masyarakat sederhana sampai
ke masyarakat modern, cara berkomunikasi ini juga bertahap, beragam dan
berkembang, iptek menjadi salah satu sarana komunikasi yang makin berkembang,
tidak hanya terbatas secara lokal, regional nasional dan global, namun sampai mampu
menembus di luar bumi. Penggunaan Satelit komunikasi pesawat yang dilepaskan Ke
Bulan dan planet lain yang mengirimkan sinyal balik ke bumi merupakan bukti
bahwa komunikasi manusia itu sudah mampu menembus batas-batas Global. Namun
tentu saja masih terbatas dan penelitian ilmiah tentang ruang angkasa dan antar
planet.
Komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang beragam mulai dari yang paling
sederhana dengan kedipan mata, angkat dan lambaian tangan, suara dari teriakan
sampai menggunakan bahasa, penggunaan alat mulai dari kentongan sampai dengan
Media elektronik canggih, semuanya itu untuk kepentingan hubungan sosial yang
motifnya juga beragam. Dari perspektif budaya komunikasi dengan segala bentuk,
cara dan sarannya, juga merupakan perkembangan budaya yang memacu
perkembangan kebudayaan, terutama setelah menggunakan bahasa serta lambang-
lambang ilmu pengetahuan. Dari perspektif Global keberhasilan saling
ketergantungan dalam segala aspek kehidupan antar bangsa dan antar negara tidak
dapat dilepaskan dari keberadaan serta peranan transportasi dan media komunikasi.
Informasi aktual tentang keadaan dan perkembangan sesuatu kawasan atau negara
yang paling Ketergantungan dengan negara lainnya, dapat diketahui melalui media
komunikasi, baik itu secara faksimile atau telepon atau pun internet. Sepanjang
permukaan bumi masih terbentang dan sepanjang kehidupan umat manusia ada di
atasnya, proses perkembangan dan pemanfaatan Komunikasi tidak akan berhenti titik
dampak Global di segala aspek kehidupan terus berjalan titik yang positif membawa
rahmat wajib kita syukuri, sedangkan yang berdampak negatif mendatangkan laknat,
harus Kita waspadai titik Hal itulah yang perlu menjadi pegangan, agar kehidupan
kita makin bermakna dan makin meningkatkan kesejahteraan.

D. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI INTERNASIONAL


Perserikatan bangsa-bangsa atau PBB merupakan lembaga dunia yang
memperhatikan segala aspek kehidupan umat manusia di negara-negara anggotanya.
Oleh karena itu, Lembaga ini membawahi lembaga-lembaga khusus yang menangani
suatu aspek tertentu dari kehidupan umat manusia ini titik kekuasaan tertinggi PBB
ada di tangan Dewan Keamanan dengan anggota-anggota tepatnya meliputi Amerika
Serikat, Rusia, Jerman, Inggris, Prancis, dan Cina pertemuan lengkap negara-negara
anggota PBB dilakukan pada majelis umum PBB paling tidak 1 tahun sekali.Sesuai
dengan namanya PBB menangani masalah-masalah internasional terutama yang
dialami oleh negara-negara anggota. Masalah-masalah Global yang merupakan
agenda yang tidak terselesaikan meliputi masalah-masalah kependudukan, pangan,
lingkungan hidup, dan perdamaian. Masalah-masalah tersebut hakikatnya terkait satu
sama lain. Masalah kependudukan, tidak hanya menyangkut aspek demografi
berkenaan dengan jumlah, pertumbuhan dan persebaran penduduk semata, melainkan
menyangkut aspek-aspek ekonomi budaya, politik, sosiologi dan psikologi. Oleh
karena itu, penanganan secara internasional dan global menerapkan pendekatan antar
bidang ilmu, serta lintas sektoral. Masalah kependudukan ini ditangani oleh badan
dana PBB untuk kependudukan. Sebagai contoh, dari masalah kependudukan ini
tentang aspek ekonomi. Aspek ini menyangkut pangan, Perumahan, penghasilan, dan
pekerjaan titik mengenai pangan, menyangkut pertanian, peternakan, perikanan dan
seterusnya. Pembahasannya tidak terlepas dari kemiskinan kelaparan dan kesehatan
yang ditangani oleh organisasi pangan dan pertanian serta organisasi kesehatan dunia.
Dalam tatanan yang makin berkembang dan meluas kebutuhan manusia itu tidak
lagi dibatasi oleh aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan, melainkan telah pula
menembus lingkungan yang makin meluas titik iptek hasil budaya yang menjadi
penopang kehidupan, pada penerapannya dewasa ini, tidak hanya terbatas pada aspek
atau bidang fisik material melainkan juga menjadi kebutuhan pada aspek-aspek
humaniora dan filsafat. Nilai dan yang tersirat dalam tatanan alamiah, harus ditelaah
secara mendalam, agar penerapan IPTEK dalam bidang ekonomi dan bidang sosial
budaya lainnya tidak menimbulkan kesenjangan
Oleh karena itu, dunia internasional dituntut untuk memberikan bimbingan agar
ketimpangan antara ekonomi dengan ekologi ini tidak terjadi titik karena jika
degradasi lingkungan ini terjadi, dampaknya tidak hanya menimpa negara yang
menerima relokasi, melainkan akan meluas ke dunia internasional, bahkan juga
mencapai batas global

Anda mungkin juga menyukai