Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizka Dwiyanti

NIM : 857155634
Tugas Tutorial 1 Hak Asasi Manusia
1. Salah satu Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Kovenan internasional adalah hak asasi politik
(political rights).

 Sebutkan 4 contoh dari hak politik tersebut. Jelaskan!


 Apa yang terjadi jika hak asasi politik tidak terpenuhi?

Jawab :a. Berikut adalah 4 contoh hak politik dan penjelasannya:


1. Hak untuk memilih: Setiap warga negara memiliki hak untuk memilih para pemimpin mereka
dalam pemilihan umum. Hak ini memastikan bahwa setiap orang memiliki suara dalam
menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam pemerintahan.

2. Hak untuk dipilih: Selain hak untuk memilih, setiap orang juga berhak dipilih sebagai calon
dalam pemilihan umum. Hak ini memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama
untuk mewakili masyarakat di pemerintahan.

3. Hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan: Setiap orang berhak untuk berpartisipasi dalam
pemerintahan dan mengekspresikan pendapat mereka mengenai kebijakan publik dan keputusan
pemerintah. Hak ini dapat dilakukan melalui aksi protes, mengirimkan petisi, dan bergabung
dengan kelompok masyarakat sipil.

4. Hak untuk mengakses informasi publik: Setiap orang berhak untuk mengakses informasi publik
yang berkaitan dengan kebijakan publik dan tindakan pemerintah. Hak ini memungkinkan
masyarakat untuk membuat keputusan yang informasi dalam lingkungan politik yang transparan.

b. Jika hak asasi politik tidak terpenuhi, maka seseorang dapat kehilangan suaranya dalam
pemerintahan, tidak dapat memengaruhi kebijakan publik, atau tidak dapat memilih wakil mereka.
Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan politik, keterwakilan yang tidak seimbang dalam
pemerintahan, dan mendorong munculnya konflik sosial. Oleh karena itu, melindungi hak asasi
politik merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan keadilan dan kestabilan dalam sistem
politik.

2. Maghna Charta, adalah satu diantara berbagai dokumen Hak Asasi Manusia yang pernah ada.
Disahkan pada 15 Juni 1215, Maghna Charta ini dilatarbelakangi oleh tindakan sewenang-wenang dari
Raja John Lackland kepada rakyat dan para bangsawan.

 Apa sesungguhnya prinsip dasar Magna Charta?


 Apa relevansi dokumen-dokumen HAM ini dalam perlindungan HAM masa kini?

Jawab: a. Prinsip dasar dari Magna Charta adalah prinsip bahwa pemerintah harus tunduk pada
hukum dan bahwa hak asasi manusia harus diakui dan dihormati. Dokumen ini berisi serangkaian
ketentuan yang mengatur hak-hak dan kebebasan individu, termasuk hak atas keadilan, hak atas
properti, hak atas perlindungan dari penahanan sembarangan, dan hak atas perlindungan dari
penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa.

b. Dokumen-dokumen HAM, termasuk Magna Charta, masih memiliki relevansi yang besar
dalam perlindungan HAM masa kini. Mereka menyediakan landasan dan referensi penting bagi
konstitusi dan perundang-undangan modern, yang memberikan perlindungan hak asasi manusia
kepada rakyat dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh penguasa. Dokumen-dokumen
HAM ini juga memberikan inspirasi bagi gerakan HAM global dan regional dalam
memperjuangkan hak asasi manusia dan kebebasan di seluruh dunia. Dengan menegakkan prinsip-
prinsip dasar yang terkandung dalam dokumen HAM ini, kita dapat memastikan bahwa hak asasi
manusia dihormati dan dijaga dengan baik, dan bahwa tidak ada individu atau kelompok yang
dapat menindas atau mengambil hak tersebut.

3. Negosiasi, penandatanganan, dan pengesahan merupakan 3 tahapan dalam pembuatan perjanjian


internasional.

 Apa syarat dari tahapan penandatanganan suatu perjanjian internasional?


 Apa konsekuensi hukum ditandatanganinya suatu perjanjian oleh pihak-pihak?

Jawab: a. Syarat dari tahapan penandatanganan suatu perjanjian internasional adalah bahwa semua
pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut telah sepakat dengan isi perjanjian dan bahwa setiap
pihak memiliki wewenang untuk menandatanganinya. Selain itu, penandatanganan perjanjian
internasional biasanya dilakukan oleh wakil atau perwakilan yang diakui oleh pemerintah dari
masing-masing negara yang terlibat.

b. Konsekuensi hukum dari ditandatanganinya suatu perjanjian oleh pihak-pihak adalah bahwa pihak-
pihak tersebut harus mematuhi ketentuan dan kewajiban yang diatur dalam perjanjian tersebut. Jika
salah satu pihak melanggar ketentuan perjanjian, pihak yang dirugikan dapat mengambil tindakan
hukum untuk menyelesaikan sengketa. Selain itu, perjanjian internasional juga dapat menjadi dasar
untuk pengaturan hubungan antara negara-negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut, dan dapat
mempengaruhi hukum nasional dari masing-masing negara yang terlibat dalam perjanjian.

4. Jelaskan apa itu protokol Manasuka!

Jawab: Konvenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (ICCPR) adalahsebuah perjanjian
internasional yang disahkan oleh Perserikatan Bangsa- Bangsa pada tahun 1966. Konvenan ini
menetapkan hak-hak sipil dan politik yang harus diakui dan dihormati oleh semua negara yang
menandatanganinya.
Protokol Manasuka (Optional Protocol to the International Covenant on Civil and Political Rights)
adalah sebuah perjanjian tambahan yang ditetapkan pada tahun 1966, yang berfungsi sebagai
mekanisme pengaduan individual kepada Komite Hak-Hak Sipil dan Politik Perserikatan Bangsa-
Bangsa. Dalam protokol ini, negara-negara yang menandatanganinya setuju untuk memperbolehkan
individu atau kelompok yang merasa hak-hak sipil dan politik mereka telah dilanggar untuk
mengajukan pengaduan kepada Komite.
Protokol Manasuka menegaskan kembali pentingnya hak-hak sipil danpolitik, serta memberikan
sarana bagi individu untuk menuntut dan melindungi hak-hak mereka. Pengaduan yang diajukan
melalui mekanisme ini dapat memicu penyelidikan oleh Komite dan memaksa negara yang terlibat
untuk memperbaiki pelanggaran hak asasi manusiayang telah terjadi.
5. Kebiasaan internasional merupakan salah satu sumber atau dasar pengambilan keputusan Mahkamah
Internasional dalam memutuskan suatu kasus. Bagaimana kebiasaan bisa menjadi sumber hukum
internasional?
Jawab: Kebiasaan internasional, juga dikenal sebagai opinio juris (keyakinan hukum) merupakan salah
satu sumber atau dasar pengambilan keputusan Mahkamah Internasional dalam memutuskan suatu
kasus. Kebiasaan internasional dapat menjadi sumber hukum internasional karena praktek yang
dilakukan oleh negara-negara secara konsisten dan berulang-ulang dalam situasi yang sama dianggap
sebagai bukti keyakinan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.

Dalam hal ini, penting untuk membedakan antara kebiasaan internasional dan praktik unilateral atau
perbuatan tunggal yang dilakukan oleh satu atau beberapa negara secara sporadis. Kebiasaan
internasional hanya terbentuk jika praktek tersebut dilakukan secara konsisten dan merujuk pada
keyakinan bahwa tindakan tersebut sesuai dengan hukum internasional yang berlaku. Kebiasaan
internasional juga dapat terbentuk melalui pengakuan atau persetujuan yang diberikan oleh negara-
negara terhadap praktek tersebut.

Kebiasaan internasional dapat menjadi sumber hukum internasional yang penting dalam beberapa
kasus, seperti ketika tidak ada perjanjian internasional yang relevan atau ketika perjanjian
internasional tidak memberikan jawaban yang jelas terhadap suatu masalah. Mahkamah
Internasional seringkali mengacu pada kebiasaan internasional dalam memutuskan kasus yang
diajukan kepadanya, terutama jika kebiasaan tersebut diakui secara luas oleh komunitas
internasional dan dianggap sebagai bagian dari hukum yang berlaku secara umum.

Anda mungkin juga menyukai