Anda di halaman 1dari 4

1.

Salah satu Hak Asasi Manusia yang diatur dalam Kovenan internasional adalah
hak asasi politik (political rights).

 Sebutkan 4 contoh dari hak politik tersebut. Jelaskan!


 Apa yang terjadi jika hak asasi politik tidak terpenuhi?

Jawab :

• Hak asasi politik (political right)

a. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan


b. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
c. Hak membut dan mendirikan parpol/partai politik dan organisasi politik lainnya.
d. Hak untuk membut dan mengajukan suatu usulan petisi.

• jika ham asasi politik tidak terpenuhi, maka individu dan masyarakat akan
mengalami dampak negatif yang signitifikan. Beberapa konsekuensi yang mungkin
terjadi adalah :

a. kekurangan partisipasi politik


b. pelangaran kebebasan berpendapat
c. korupsi dan kejahatan politik
d. ketidakadilan dan diskriminasi
e. kekuasan otoriter dan pelangaran HAM

2. Maghna Charta, adalah satu diantara berbagai dokumen Hak Asasi Manusia yang
pernah ada. Disahkan pada 15 Juni 1215, Maghna Charta ini dilatarbelakangi oleh
tindakan sewenang-wenang dari Raja John Lackland kepada rakyat dan para
bangsawan.

 Apa sesungguhnya prinsip dasar Magna Charta?


 Apa relevansi dokumen-dokumen HAM ini dalam perlindungan HAM masa
kini?

Jawab :

• Prinsip dasarnya yaitu memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia
lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka
dapat ditahan atau dirampas harta kekayaan nya atau di asingkan atau dengan cara
apapun dirampas hak - haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam
magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang
prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang
munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi Karena ia Mengajarkan bahwa
hukum dan undang undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.

• Dokumen yang menyatakan hak-hak individu seperti magna charta (1215), petisi
hak (1628), konstitusi AS (1787), Deklarasi prancis tentang hak-hak manusia dan
warga negara (1789), dan US Bill of Right (1791) adalah dekrit tertulis dari dokumen
HAM masa kini. Dokumen tersebut berfungsi untuk dasar penegakan dan keadilan
HAM. Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak yang dimiliki oleh stiap manusia.
Hak ini mencangkup hak dan kebebasan fundamental individu yang dimiliki oleh
stiap manusia tanpa melihat latar belakang kebangsaan, dan etnis tertentu.

3. Negosiasi, penandatanganan, dan pengesahan merupakan 3 tahapan dalam


pembuatan perjanjian internasional.

 Apa syarat dari tahapan penandatanganan suatu perjanjian internasional?


 Apa konsekuensi hukum ditandatanganinya suatu perjanjian oleh pihak-pihak?

Jawab :

• tahapan penandatanganan suatu perjanjian internasional yaitu perun-dingan


(Negotition, penandatanganan (Singnature), dan penge-sahan (ratification).

• perjanjian internasional tidak akan mengikat para pihak sebelum perjanjian


tersebut disahkan.

4. Jelaskan apa itu protokol Manasuka!

Jawab :

Protokol manasuka adalah suatu aturan Yang mana aturan yang tidak terdapat suatu
keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu
juga. Penerapan Protokol manusia merupakan salah satu penerapan yang
mengharapkan Keadilan hak bagi semua orang. Hak dan kewajiban merupakan dua
hal yang saling berkaitan dan berkesinabungan Satu dengan lainnya. Seseorang akan
mendapatkan hak setelah menjalankan kewajiban yang diberikan kepadanya tersebut.
Sehingga semakin banyak kewajiban yang telah dilakukan oleh seseorang maka
semakin banyak pula hak yang akan dimiliki oleh seseorang.
5. Kebiasaan internasional merupakan salah satu sumber atau dasar pengambilan
keputusan Mahkamah Internasional dalam memutuskan suatu kasus. Bagaimana
kebiasaan bisa menjadi sumber hukum internasional?

Jawab :

Kebiasaan internasional Terdiri dari aturan aturan hukum yang berasal dari tindakan
negara negara yang konsisten yang muncul dari keyakinan bahwa tindakan mereka itu
diwajibkan oleh hukum. maka dari itu, terdapat dua unsur yang harus dipenuhi untuk
membuktikan keberadaan suatu kebiasaan internasional:

• Praktik atau kebiasaan negara negara (usus).

• Keyakinan dari negara negara bahwa kebiasaan tersebut dilakukan atas dasar
kewajiban hukum (Opinio Juris).

Kepentingan kedua unsur ini telah ditegaskan oleh mahkamah internasional dalam
perkara legality of the threat Or Use Of Nuclear Weapons. Terkait dengan aspek
Opinio juris Yang merupakan unsur subyektif, mahkamah Internasional menyatakan
dalam perkara North SeabContinental shelf Bahwa kebiasaan tersebut harus dilakukan
dengan sedemikian rupa sehingga menjadi bukti keyakinan bahwa kebiasaan tersebut
diwajibkan oleh hukum, sehingga negara yang melakukan kebiasaan tersebut harus
merasa bahwa tindakan mereka sejalan dengan kewajiban hukum. Mahkamah
internasional menekankan perlunya pembuktian rasa untuk memenuhi kewajiban
hukum dan bukan "Tindakan yang didorong oleh pertimbangan kesopanan,
kemudahan atau tradisi". Pernyataan ini ditegaskan kembali dalam perkara Nicaragua
V. United states of america. Pada umumnya negara harus menyatakan persetujuannya
terlebih dahulu agar dapat terikat dengan suatu perjanjian secara hukum. Namun,
kebiasaan internasional merupakan juga berlaku untuk negara yang belum
menyatakan persetujuannya pengecualian diberikan kepada negara yang menjadi
persistent objector Atau dalam kata lain negara yang harus menerus menentang
keberadaan suatu kebiasaan internasional, kecuali jika hukum tersebut masuk ke
dalam kata kategori jus cogens.

Anda mungkin juga menyukai