Anda di halaman 1dari 4

lOMoARcPSD|18011073

Diskusi 8 - agama islam

Pendidikan Agama Islam (Universitas Terbuka)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Rizka Dwiyanti (rizkadwiyanti329@gmail.com)
lOMoARcPSD|18011073

1. Coba Anda jelaskan tentang pengertian politik, dan Anda kaitkan dengan agama!
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara
kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang
berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan
politikos yang berarti kewarganegaraan.
Hubungan politik dengan agama tidak dapat dipisahkan. Dapat dikatakan bahwa politik
berbuah dari hasil pemikiran agama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan, pertama, oleh sikap dan keyakinan
bahwa seluruh aktifitas manusia, tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama;
kedua, disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan manusia yang paling banyak membutuhkan
legitimasi adalah bidang politik, dan hanya agamalah yang dipercayai mampu memberikan
legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat dan sumbernya yang transcendent.
2. Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik khususnya menyangkut prinsip-prinsip
kekuasaan politik cukup banyak, coba Anda jelaskan!
1) Kewajiban untuk menunaikan amanah
Redaksi yang secara langsung memerintahkan hal ini adalah "Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya". Apa
yang dimaksud dengan amanat dalam ayattersebut, menjadi bahasan utama para mufassir
dalam ayat ini. Secara sederhana para ulama mengartikan sebagai sesuatu yang
diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan dikembalikan bila saatnya atau bila
diminta oleh pemiliknya. Amanat tidak diberikan kecuali kepada orang yang dinilai oleh
pemberinya dapat memelihara dengan apa yang telah diamanatkan tersebut.
2) Perintah menetapkan hukum dengan adil
"dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil".
Perintah dalam ungkapan ayat di atas mengisyaratkan bahwa di antara kewajiban
seorang yang memegang kekuasaan politik adalah menegakkan aturan-aturan hukum
yang ada dan juga membuat aturan hukum yang mungkin belum ada. Sebelum
melangkah lebih jauh ada baiknya kita pahami apa yang dimaksud dengan hukum. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesiahukum diartikan sebagai: (1) Peraturan atau adat yang
secara resmi dianggapmengikat, yang dikukuhkan penguasa atau pemerintah, (2)
Undang-undang, peraturan tersebut untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, (3)
patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa alam yang tertentu, (4) keputusan
(pertimbangan yang ditetapkan oleh hakim di pengadilan.
3) Taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan ulil amri
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu". Siapakah yang dimaksud ulil amri dalam ayat tersebut?
Para ulama berbeda pendapat tentang makna ungkapan tersebut. Namun secara
garis besar ada titik persamaan bahwa yang dimaksud dengan ulil amriadalah orang atau
sekelompok orang yang mendapatkan tugas untuk mengurusi urusan-urusan kaum
muslim baik menyangkut masalah ibadah, pendidikan, sosial, ekonomi bahkan termasuk
urusan hubungan luar negeri dan juga pemimpin perang.

Downloaded by Rizka Dwiyanti (rizkadwiyanti329@gmail.com)


lOMoARcPSD|18011073

4) Kembali kepada alquran dan as-sunnah


"kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya)". Sebuah fakta terhidang di hadapan
kita bahwa tidak semua persoalan ada penjelasannya secara rinci dalam Al-quran dan as-
Sunnah. Dalam kedua sumber suci tersebut hanya memuat ketentuan-ketentuan pokok
bagi kehidupan manusia. Dan harus diyakini bahwa petunjuk tersebut sudah sempurna
dan dapat menjadi pegangan hidup bagi manusia.
3. Jelaskan juga kriteria yang diajarkan oleh Islam tentang pemimpin yang ideal!
1) Shidiq, (selalu berkata benar).
Kriteria pertama dari seorang pemimpin haruslah memiliki sifat jujur, yang
mengindikasikan seseorang yang memiliki integritas dalam bentuknya yang sangat nyata
adalah pikiran dan ucapannya selalu benar, demikian halnya dengan tindakan. Jadi ada
kesamaan antara apa yang dia pikirkan, dia ucapkan dan dia lakukan itu sinkron.
2) Amanah (tepercaya).
Seorang yang memegang kekuasaan politik harus dapat mengemban amanat
dengan baik. Surat Al-A'raaf/7: 127 ”Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun
(kepada Fir'aun): "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat
kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?". Fir'aun
menjawab: Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-
perempuan mereka; dan Sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka".
Pengkhianatan yang dilakukan Fir‟aun terhadap rakyatnya begitu dahsyat.
Bahwa setiap pengkhianatan terhadap amanah pasti akan menjadikan pelakunya dicap
sebagai orang-orang jahat yang akan mendapat cercaan dan bahkan siksa di dunia terlebih
juga di akhirat.
3) Tabligh (menyampaikan).
Seorang yang memegang kekuasaan politik wajib hukumnya untuk memiliki
keterampilan mengomunikasikan ide-ide, yang tersusun dalam sebuah rencana yang baik
dan matang untuk dapat memaksimalkan potensi setiapwarganya untuk mencapai tujuan
bersama.
4) Fathonah (cerdas).
Seorang yang memegang kekuasaan politik sudah seharusnya memiliki kelebihan
dalam bidang kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud tentu bukan kecerdasan intelektual
semata (IQ) tetapi lebih dari itu adalah kecerdasan yang bersifat majemuk yang
menggabungkan beberapa kecerdasan yang dapat dimiliki oleh manusia. Terutama adalah
kecerdasan yang amat dibutuhkan dalam kepemimpinan.
4. Jelaskan pandangan saudara tentang kontribusi agama dalam mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa!
Islam memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang
akan diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik. Agar terwujud persatuan dan kesatuan
bangsa. Yaitu orang tersebut haruslah:
1) Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
2) Seorang yang dapat dipercaya.
3) Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi.
4) Seorang yang cerdas.

Downloaded by Rizka Dwiyanti (rizkadwiyanti329@gmail.com)


lOMoARcPSD|18011073

5) Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan.
5. Di antara prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Al-quran untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa adalah prinsip persamaan, persatuan dan tolong-menolong. Jelaskan
maksud masing-masing prinsip tersebut
1) Prinsip Persamaan
Persamaan seluruh umat manusia ditegaskan oleh Allah dalam surat An-Nisaa
(4:1) "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan kamu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu, dan menciptakan darinya pasangannya; Allah memperkembang
biakkan dari keduanya laki-laki yang banyak dan perempuan. Dan bertaqwalah kepada
Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah pula) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah Maha mengawasi kamu”
2) Prinsip Persatuan
Ayat yang menjelaskan bahwa pada mulanya manusia itu adalah satu umat
ditegaskan dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 213.
Artinya: Manusia sejak dahulu adalah umat yang satu, Selanjutnya Allahmengutus para
nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menurunkan bersama
mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara
yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang
telah didatangkan kepada mereka Kitab itu, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena keinginan yang tidak wajar (dengki) antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah
selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
3) Prinsip Tolong-Menolong
Ajaran Al-quran yang menganjurkan untuk saling menolong dalam kebaikan. Hal
ini ditegaskandalam surat Al-Maai‟dah/5: 2.
Artinya: Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

Downloaded by Rizka Dwiyanti (rizkadwiyanti329@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai