Anda di halaman 1dari 4

Nama : Akrom Effendi

NIM : 044343962
Program Studi : Ilmu Hukum

1. QS. Al- Baqarah (2) : 165

Terjemahan QS. Al- Baqarah (2) : 165


165. Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan selain Allah;
meraka mencintainya sebagai mana mereka mencintai Allah. Adapun orang- orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seaindainya orang- orang yang berbuat zalim
itu mengetahui ketika mereka meilihat siksa (pada hari kiamat) bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah anat berat siksa-Nya (niscaya mereka
menyesal)

Pengertian Hubban dalam QS. Al- Baqarah (2) : 165


Hubban memiliki arti kecintaan atau kerinduan.

Pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al- Baqarah (2) : 165
Bawa iman adalah sikap (atidude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan
kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah . Dengan kata lain orang yang
berimatn kepada Allah berarti orang yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya
untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.

QS. Al-A’raaf (7):179

Terjemahan QS. Al-A’raaf (7):179


179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi Neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tapi tidak di pergunakannya untuk memahami (ayat-
ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat
(tanda- tanda kekuasaan Allah), dan meraka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakan untuk mendengar (ayat- ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang- orang yang lalai.

Pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
Iman adalah pendirian yanng diwujudkan dalam bentuk bahasa dan perilaku
Pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut secara ringkas
Dari dua penegertian iman diatas, dapat di simpulkan bahwa iman adalah pengakuan
yang melahirkan sikap menerima/meyakinin dalam hati dan tunduk keda Allah yang di
wujudka dalam bentuk ucapan dan tingkah laku/perbuatan.

2. Terjemahan Q.S. Ali-Imran (3): 190-191


190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda- tanda bagi orang yang berakal, 191. (yaitu) orang- orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami,
tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha seci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa api neraka.

Penjelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut Q.S. Ali-Imran (3): 190-191
Ayat tesebut menjelaskan bahwa pada hakikatnya manusia adalah ciptaan Allah yang
dikaruniai akal pikiran untu memikirkan tanda-tanda keberan Allah dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang.

Terjemahan Q.S. Qaaf (50): 16


16. Dan Sesungguhnya Kami talah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Penjelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut Q.S. Qaaf (50): 16


Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia
dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Artinya bahwa pada
hakikatnya manusia diciptakan oleh Allah memiliki jiwa yang membuat manusia bisa
berfikir, merasa, bersikap dan berserah diri kepada Alah dan Allah mengetahui isi hati
manusia (dorongan jiwa)

3. Penjelasan pengertian terminologi tentang manusia


Aristoteles menyebutkan bahwa manusia adalah zoon politicon (man is social animal)
secara harifah dapat di artikan bawa manusia adalah binatang yang bermasyarakat.
Manusia adalah mahluk individu sekaligus mahluk sosial merupakan sesuatu yang hakiki.
Manusia sebagai makhluk individu merupakan satu kesatuan antara aspek jasmani (fisik)
dan rohani (psikologis) yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan manusia sebagai mahluk
soial memerlukan interaksi dengan manusia lain guna melangsunkan hudupnya.

Penjelasan asal usul manusia menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13
dan QS. Az-Zukhruf: 32
Berdasarkan Qs. Al-Hujaraat ayat 13 dijelaskan bawaha manusia diciptakan oleh Allah
secara berpasangan (laki-laki dan perempuan) dan Allah menjadikan manusia berbangsa
bangsa dan bersuku- suku dengan maksdu agar manusia dapat saling mengenal dan
berinteraksi (interaksi sosial). Hal tersebut menunjukakan bahwa fitrah manusia
diciptakan sebagai mahluk sosial untuk hidup bersama membentuk masyarakat.
Penejelasan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani
Masyarkat disebut beradab dan sejahtera bila terbentuk masyarakat yang bebas dari
kezaliman tirani dan taat hanya kepada hukum dan aturan untuk kesejahteraan bersama.
Ketaatan didalam masyarakat madani bersifat terbuka, rasional, kontraktual, dan
transaksional. Selain itu terbentuk masyarakat yang adil, teruka dan demokratis dengan
landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajarn-Nya.

Prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera


Keadilan
Dalam QS Al-Takaatsur: 1-8 yang artinya “Kamu telah dilalaikan oleh
perlombaan(memperbanyak harta benda dan anak-anak). Sehingga kamu masuk kubur.
Sesekali jangan begitu,nanti kamu akan mengetahui. Kemudian sesekali jangan begitu
kalua kamu mengetahui dengan ilmu yang yakin.sesungguhnya kamu akan melihat
keyakinan kemudian kamu akan dipaksa untuk melihat dengan mata keyakinan,
kemudian kamu akan diperiksa pada hari itu tentang segala nikmat(yang kamu peroleh
dari tuhanmu)”. Dalam surah ini menjelakan keadilan secara horizontal dalam artian
mejelaskan mengenai kesejahteraan umum. Keadilan merupakan sunnatulloh dimana
Allah menciptakan alam semesta dengan perinsip keadilan dan keseimbangan. Keadilan
juga merupakan sikap yang paling dekat dengan takwa dan penyelewenganya dikutuk
keras dalam Al-Quran.

Supremsi hukum
Melansil laman mkri.id mejelaskan bahwa supremasi hukum merupakan upaya
menegakkan dan menempatkan hukum pada posisi tertinggi. Dengan menempatkan
hukum sesuai tempatnya, hukum dapat melindungi seluruh warga masyarakat tanpa
adanya intervensi oleh dan dari pihak manapun, termasuk oleh penyelenggara negara. Hal
ini sejalan dengan dengan penjelasan dalam Al Quran Surah An-Nisaa ayat 58 Surat Al-
Maaidah ayat 8. Kedua surah tersebut menjelaskan bahwa menegakan hukum yang adil
merupakan amanah yang di perintahkan untuk dilaksanakan pada yang berhak. Dalam
menujudkan supremasi hukum maka hukum yang di tetapkan berlaku kepada siapaun
tanpa pandang bulu dengan tetap menerapkan keadilan didalamnya.

Egalitarianisme (persamaan)
Egalitarisme adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinastigenologis, yang berarti
bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keutamaan, ras, etnis, dan
lain- lain, melainkan atas dasar prestasi. Konsep egalitarisme atau persamaan ini di
jelaskan dalam Al- Quran surah Al- Hujaraat ayat 13. Dengan adanya prinp persamaan
makan akan terwujud keterbukaan dimana seluruh anggota masyarakat berpartisipasi
untuk menentukan pemimpinya dan ikut menentukan kebijakan-kebijakan publik.

Pluralisme
Melasir dari laman kompas.com menjelaskan secara luas, pluralisme merupakan paham
yang menghargai adanya perbedaan dalam suatu masyarakat dan memperbolehkan
kelompok yang berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-
masing. Pluralisme yang di maksud tidak sebatas mengakui bahwa masyarkat plural
melainkan juga harus di sertai sikap yang tulus bahwa keberagaman merupakan bagian
dari karunia Allah dan rahmat-Nya karena akan memperkaya budaya melalui interaksi
dinamis dengan pertukaran budaya yang beraneka ragam. Dengan kesadaran akan
pluralisme akan memunculkan sikap toleran dan saling menghormati. Sikap tersebut
dinyatakan dalam Al-Quran surah Yunus ayat 99 dan surah Al- An’aam ayat 108.

Pengawas sosial
Melansir dari laman arti-definisi-pengertian.info menjelaskan bahwa pengawasan sosial
adalah pengaruh kekuatan masyarakat yang menjaga terbinanya pola-pola kelakuan dan
kaidah kaidah sosial dalam masyarkat. Pengawasan sosial oleh indivudu maupun lembaga
masyarakat haruslah didasarkan pada prinsif fitrah manusia dan berdiri atas dasar asas-
asas tidak bersalah. Hal ini menjadi keharusan dalam usaha untuk pembentukan
masyarakat beradab dan sejahtera. Bentuk pengawasn sosial ditegaskan dalam Al-Quran
Surah Al-Ashr ayat 1-3, yaitu saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat
dangan kesabaran.

Anda mungkin juga menyukai