NIM : 044343962
Program Studi : Ilmu Hukum
Pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al- Baqarah (2) : 165
Bawa iman adalah sikap (atidude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan
kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah . Dengan kata lain orang yang
berimatn kepada Allah berarti orang yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya
untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.
Pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179
Iman adalah pendirian yanng diwujudkan dalam bentuk bahasa dan perilaku
Pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut secara ringkas
Dari dua penegertian iman diatas, dapat di simpulkan bahwa iman adalah pengakuan
yang melahirkan sikap menerima/meyakinin dalam hati dan tunduk keda Allah yang di
wujudka dalam bentuk ucapan dan tingkah laku/perbuatan.
Penjelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut Q.S. Ali-Imran (3): 190-191
Ayat tesebut menjelaskan bahwa pada hakikatnya manusia adalah ciptaan Allah yang
dikaruniai akal pikiran untu memikirkan tanda-tanda keberan Allah dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang.
Penjelasan asal usul manusia menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13
dan QS. Az-Zukhruf: 32
Berdasarkan Qs. Al-Hujaraat ayat 13 dijelaskan bawaha manusia diciptakan oleh Allah
secara berpasangan (laki-laki dan perempuan) dan Allah menjadikan manusia berbangsa
bangsa dan bersuku- suku dengan maksdu agar manusia dapat saling mengenal dan
berinteraksi (interaksi sosial). Hal tersebut menunjukakan bahwa fitrah manusia
diciptakan sebagai mahluk sosial untuk hidup bersama membentuk masyarakat.
Penejelasan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat
madani
Masyarkat disebut beradab dan sejahtera bila terbentuk masyarakat yang bebas dari
kezaliman tirani dan taat hanya kepada hukum dan aturan untuk kesejahteraan bersama.
Ketaatan didalam masyarakat madani bersifat terbuka, rasional, kontraktual, dan
transaksional. Selain itu terbentuk masyarakat yang adil, teruka dan demokratis dengan
landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajarn-Nya.
Supremsi hukum
Melansil laman mkri.id mejelaskan bahwa supremasi hukum merupakan upaya
menegakkan dan menempatkan hukum pada posisi tertinggi. Dengan menempatkan
hukum sesuai tempatnya, hukum dapat melindungi seluruh warga masyarakat tanpa
adanya intervensi oleh dan dari pihak manapun, termasuk oleh penyelenggara negara. Hal
ini sejalan dengan dengan penjelasan dalam Al Quran Surah An-Nisaa ayat 58 Surat Al-
Maaidah ayat 8. Kedua surah tersebut menjelaskan bahwa menegakan hukum yang adil
merupakan amanah yang di perintahkan untuk dilaksanakan pada yang berhak. Dalam
menujudkan supremasi hukum maka hukum yang di tetapkan berlaku kepada siapaun
tanpa pandang bulu dengan tetap menerapkan keadilan didalamnya.
Egalitarianisme (persamaan)
Egalitarisme adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinastigenologis, yang berarti
bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keutamaan, ras, etnis, dan
lain- lain, melainkan atas dasar prestasi. Konsep egalitarisme atau persamaan ini di
jelaskan dalam Al- Quran surah Al- Hujaraat ayat 13. Dengan adanya prinp persamaan
makan akan terwujud keterbukaan dimana seluruh anggota masyarakat berpartisipasi
untuk menentukan pemimpinya dan ikut menentukan kebijakan-kebijakan publik.
Pluralisme
Melasir dari laman kompas.com menjelaskan secara luas, pluralisme merupakan paham
yang menghargai adanya perbedaan dalam suatu masyarakat dan memperbolehkan
kelompok yang berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-
masing. Pluralisme yang di maksud tidak sebatas mengakui bahwa masyarkat plural
melainkan juga harus di sertai sikap yang tulus bahwa keberagaman merupakan bagian
dari karunia Allah dan rahmat-Nya karena akan memperkaya budaya melalui interaksi
dinamis dengan pertukaran budaya yang beraneka ragam. Dengan kesadaran akan
pluralisme akan memunculkan sikap toleran dan saling menghormati. Sikap tersebut
dinyatakan dalam Al-Quran surah Yunus ayat 99 dan surah Al- An’aam ayat 108.
Pengawas sosial
Melansir dari laman arti-definisi-pengertian.info menjelaskan bahwa pengawasan sosial
adalah pengaruh kekuatan masyarakat yang menjaga terbinanya pola-pola kelakuan dan
kaidah kaidah sosial dalam masyarkat. Pengawasan sosial oleh indivudu maupun lembaga
masyarakat haruslah didasarkan pada prinsif fitrah manusia dan berdiri atas dasar asas-
asas tidak bersalah. Hal ini menjadi keharusan dalam usaha untuk pembentukan
masyarakat beradab dan sejahtera. Bentuk pengawasn sosial ditegaskan dalam Al-Quran
Surah Al-Ashr ayat 1-3, yaitu saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat
dangan kesabaran.