Anda di halaman 1dari 7

Nama : Suryani

NIM : 048481231

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan


assyaddu hubban (QS. Al-Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga
(QS. Al-A’raaf (7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2): 165 dengan teliti dan
benar!

Dan ada di antara manusia mengambil selain dari Allah sebagai tandingan,
mereka cintai sebagaimana mencintai Allah. Dan orang yang beriman,
bersangatan cintanya kepada Allah. Dan jika sekiranya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat azab (tahulah mereka)
bahwa sesungguhnya seluruh kekuatan itu kepunyaan Allah dan
sesungguhnya Allah itu sangat keras azab-Nya (pasti mereka menyesal).

b. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

Berdasarkan redaksi ayat tersebut iman identik dengan asyaddu hubban lillah.
Hub artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu adalah kata superlative
syadiid (sangat). Asyaddu hubban berarti sikap yang mengajukan kecintaan
dan kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap Allah. Orang-
orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa
dan raganya untuk mewujudkan harapanatau kemauan yang dituntut oleh
Allah kepadanya.

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

Iman identik dengan asyaddu hubban lillah. Hub artinya kecintaan atau
kerinduan. Asyaddu adalah kata superlative syadiid (sangat). Astaddu hubban
berarti sikap yang mengajukan kecintaan dan kerinduan luar biasa. Lillah
artinya kepada atau terhadap Allah. Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman
adalah sikap (attitude), yaitu kondisi mental yang menunjukkan
kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-orang yang
beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan
raganya untuk meweujudkan harapan atau kemauan yangn di tuntut oleh
Allah kepadanya.

d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!
Dan sesungguhnya Kami telah sediakan untuk (isi) neraka Jahannam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati (tetapi) tidak mau
memahami dengannya, mereka mempunyai mata, mereka tidak melihat
dengannya, mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mendengar dengannya.
Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat. Mereka itulah
orang-orang yang lalai

e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf
(7):179 tersebut?

Aqdun artinya ikatan, keterpaduan, kekompakan. Qalbu adalah potensi psikis


yang berfungsi untuk memahami informasi yang identik dengan pikiran dan
akal. Iqrar bil lisaan artinya pernyataan atau ucapan baik lisan ataupun
tulilsan. Amal bil arkan artinya prilaku Gerakan tubuh. Rukun atau struktur
iman ada tiga aspek yaitu: kalbu, lisan, dan perbuatan. Iman di definisikan
dengan pendirian yang di wujudkan dalam bentuk bahasa dan prilaku. Istilah
iman identik dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian yang
konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan,
kemauan, dan keterampilan. Iman berarti meyakini dengan hati, di nyatakan
secara lisan ataupun tulisan serta buktikan dengan perbuatan.

f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua
ayat tersebut?

Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Iman


adalah kepribadian yang mencerminkan keperpaduan antara kalbu, ucapan
dan prilaku menurut ketentuan Allah. Ada tiga aspek iman yaitu
pengetahuan, kemauan dan kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah
adalah orang yang tidak menyekutukan Allah dan orang yang sangat besar
cintanya kepada Allah, tidak ada yang lebih ia cintai selain Allah. Iman
adalah meyakini dengan hati, di nyatakan dengan lisan atau tulisan dan
dibuktikan dalam amal perbuatan dengan menggunakan seluruh indera yang
ada.
2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan
penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non
fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini
diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191
dan Q.S. Qaaf (50):16.

a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara


ringkas hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah SWT
bagi ulil albab atau orang-orang yang berakal. Ayat ini menggambarkan penciptaan
langit dan bumi, proses bergantinya siang dan malam, serta fenomena alam lain yang
menjadi kekuasaan mutlak Allah. Silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab. Allah mengarahkan hamba-Nya untuk
merenungkan alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan agar hamba-Nya
mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara siang dan malam.
Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah. Ulil albab yang
diterjemahkan sebagai orang-orang berakal memiliki dua ciri utama yakni dzikir dan
piker. Ia berdzikir dalam segala kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring. Ia
juga mentafakkuri (memikirkan) penciptaan alam ini hingga sampai pada kesimpulan
bahwa Allah menciptakan alam tidak ada yang sia-sia. Maka ia pun berdoa kepada
Allah, memohon perlindungan dari siksa neraka. Dengan berdzikir dapat
mendekatkan diri kepada Allah

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat
manusia menurut ayat tersebut!

Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Q.S. Qaaf (50): 16 menjelaskann bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh
manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Allah
menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dan berkuasa penuh untuk
menghidupkannya kembali pada hari Kiamat dan Ia tahu pula apa yang dibisikkan
oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan. Bisikan hati ini (dalam bahasa Arab)
dinamakan hadisun nafsi.

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

Hakikat Manusia adalah makhluk yang memiliki Akal dan mampu


menggunakannya untuk mengingat allah, mengetahui keagungan-Nya,
kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, dan kekuasaan-Nya. Baik dengan melihat tanda-
tanda kekuasaan allah melalui ayat kauniyah maupun ayat qouliyah.
Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang
samar atau tersembunyi bagi-Nya. Kekuasaan Allah SWT terpampang nyata yang di
gambarkan dengan penciptaan langit dan bumi, proses bergantinya siang dan malam,
serta fenomena alam lain yang menjadi kekuasaan mutlak Allah Allah mengarahkan
hamba-Nya untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan agar hamba-
Nya mempergunakan pikirannya dan memperhatikan. Ulil albab yang diterjemahkan
sebagai orang- orang berakal memiliki dua ciri utama yakni dzikir dan piker.
3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan
berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat?

Masyarakat yang merupakan serapan dari bahasa arab bermakna Bersama. Secara
terminologis masyarakat merupakan salah satu kajian sosiologis karena itu untuk
membantu pemahaman terminologis tentang masyarakat yang merujuk pada
sosiologis. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup yang merupaka suatu
sistem yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Ciri-ciri masyarakat adalah:
• Manusia yang hidup Bersama
• Bergaul selama jangka waktu yang cukup lama
• Adanya kesadaran bahwa setiap manusia yabg menjadi anggotanya
merupakan bagian dari suatu kesatuan

Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup Bersama dalam suatu wilayah
tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran
pada diri setipa anggotanya sebagai suatu keaatuan

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-


Hujuraat: 13 dan QS. Az-Zukhruf: 32

QS. Al-Hujuraat: 13

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki- laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa- bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

Allah menciptakan manusia seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni berasal
dari keturunan yang sama yaitu Adam dan Hawa. Semua manusia sama saja derajat
kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya.
Kemudian di jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal dan dengan demikian saling membantu satu sama lain, bukan saling
mengolok-olok dan saling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah
tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan,
kekayaan atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Karena itu berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan
agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu baik yang lahir maupun yang tersembunyi, Mahateliti sehingga tidak
satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari Nya.

Az-Zukhruf: 32
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan.

Atas sikap pengingkaran mereka terhadap Al-Qur’an dan kerasulan Nabi


Muhammad itu, Allah lalu bertanya kepada Nabi Muhammad, “Apakah mereka,
yang ingkar, durhaka, dan menyekutukan Tuhan itu, yang membagi- bagi rahmat
Tuhan, Pencipta, Pemelihara, dan Pelimpah rahmat kepada-mu, wahai Nabi
Muhammad? Sama sekali tidak. Mereka tidak dapat melakukan itu. Kamilah yang
membagikan rahmat di antara mereka dan Kami pula-lah yang menentukan
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia sesuai dengan ketentuan dan hukum-
hukum yang telah Kami tetapkan. Dan Kami telah meninggikan sebagian mereka
dalam kedudukan, harta, ilmu, dan jabatan mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain sehingga
mereka dapat saling membantu dan menolong dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
Dan rahmat Tuhan yang dilimpahkan kepada-mu berupa kenabian dan kerasulan
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan, baik berupa kekayaan yang melimpah
dan kekuasaan yang sangat tinggi.”

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang


masyarakat madani!

Masyarakat madani merujuk pada masyarakat Madinah yang di bangun oleh nabi
Muhammad di Madinah. Masyarakat madani di deklarasikan oleh nabi adalah
masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis dengan landasan takwa kepada Allah
dan taat kepada ajarannya. Takwa kepada Allah adalah semangat ketuhan yang di
wujudkan dengan membangun hubungan yang baik dengan Allah dan manusia.
Menjadi masyarakat berbudi luhur mengacu kepada kehidupan masyarakat yang
berkualitas dan beradab. Dalam masyarakat madani, warga negara saling bekerja
sama membangun ikatan sosial, jaringan produktif, dan solidaritas kemanusiaan yang
bersifat non- negara. Dasar utama masyarakat madani adalah persatuan dan integrasi
sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik
dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, dan sejahtera
dengan kualitas keadaban warganya.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan


sejahtera!

Untuk mecapai masyarakat yeng berdab dan sejahtera harus di tegakkan prinsip-
prinsip berikut;
• Keadilan
Merupakan kesejahteraan umum. Keadilan merupakan sunnatullah di suatu
mana Allah menciptakan alam semesta dengan prinsip keadilan dan keharusan
keseimbangan. Keadilan merupakan sikap yang paling dekat dengan dalam
takwa. Setiap praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk suatu
penyelewengan dari hakikat kemanusiaan yag di kutuk keras oleh Al- usahan
quran. pembentu
kan
• Supermasi hukum masyarak
at
Keadilan harus di praktikkan dalam semua aspek kehidupan di mulai beradab
dari menegakkan hukum. Menegakkan hukum yang adil merupakan dan
Amanah yang di perintahkan untuk di laksanakan kepada yang berhak. sejahtera.
Dalam mewujudkan supermasi hukum harus menetapkan hukum Pengawas
kedapa siapapun tampa pandang bulu. an
tersebut
• Egalitarianisme (persamaan) harus di
dasarkan
Egalitarianisme artinya adalah persamaan tidak mengenal dinasti pada
geneologis. Tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, prinsip
ddl melainkan atas prestasi yang dalam bahasa Al-quran adalah takwa. fitrah
manusia
• Pluralisme baik
sehingga
Adalah sikap dimana kemajemukan merupakan suatu yang harus di senantias
terima sebagai bagian dari realitas obyektif. Yang di maksud tidak a
hanya sebatas mengakui tetapi harus di sertai dengan sikap yang tulus bersikap
bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia dan rahmat Allah. husnu al-
Kesadaran pluralime kemudian di wujudkan untuk bersikap toleran dan dzan.
saling menghormatidi antara sesame anggota yang berbeda baik dalah Prinsip
hal etnis, suku, bangsa, dan agama. pengawas
an sosial
• Pengawasan sosial berdiri
atas dasar
Yang di sebut dangan amal saleh pada dasarnya dalah suatu kegaiatan tidak
demi kebaikan Bersama. Kegiatan manusia apapun merupakan suatu bersalah
konsekuensi logis dari adanya keterbukaan dimana setiap warga sebelum
memiliki kebebasan untuk melakukan tindakan. Karena manusia secara terbukti
fitra baik dan suci maka kejahatan yang di lakukan bukan karena inhren sebalikny
dalam dirinya akan tetapi di sebabkan oleh factor luat yang a
memengaruhinya. Agar manusia dan warga tetap berada dalam
kebaikan sebagaimana fitranya di perlukan adanya oengawasan sosial.
Pengawasan sosial baik secara individu ataupun Lembaga merupakan

Anda mungkin juga menyukai