Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rahma Aulia Izzati

Nim : 856593429
Pokjar : Kerinci
"Tugas.1 pendidikan Agama Islam 367”
1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan assyaddu hubban (QS. Al-Baqarah
(2): 165), qalbu, mata, dan telinga (QS. Al-A’raaf (7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti dan benar!

 "QS. Al-Baqarah Ayat 165

‫ين‬َ ‫ون ٱهَّلل ِ َأن َدادًا ي ُِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ ٱهَّلل ِ ۖ َوٱلَّ ِذ‬ِ ‫اس َمن يَتَّ ِخ ُذ ِمن ُد‬ ِ َّ‫َو ِم َن ٱلن‬
َ ‫ين ظَلَ ُم ٓو ۟ا ِإ ْذ يَ َر ْو َن ْٱل َع َذ‬
ِ ‫اب َأ َّن ْٱلقُ َّوةَ هَّلِل‬ َ ‫َءا َمنُ ٓو ۟ا َأ َش ُّد ُحبًّا هَّلِّل ِ ۗ َولَ ْو يَ َرى ٱلَّ ِذ‬
ِ ‫َج ِميعًا َوَأ َّن ٱهَّلل َ َش ِدي ُد ْٱل َع َذا‬
‫ب‬
Terjemah Arti: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat
siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa
Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."

b. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?

 Berdasarkan redaksi ayat tersebut, iman identik dengan asyaddu hubban lillah. Hub
artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu adalah kata superlatif syadiid (sangat).
Asyaddu hubban berati sikap yang menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa.
Lillah artinya kepada atau terhadap Allah.

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat tersebut?

 Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap (atitude), yaitu kondisi mental
yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-
orang beriman kepada Allah bearti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya
untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.

d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti dan benar!

 "Surat Al-A’raf Ayat 179

‫نس ۖ لَهُ ْم قُلُوبٌ اَّل يَ ْفقَهُونَ بِهَا َولَهُ ْم َأ ْعي ٌُن‬ ‫ْأ‬
ِ ‫َولَقَ ْد َذ َر نَا لِ َجهَنَّ َم َكثِيرًا ِّمنَ ْٱل ِجنِّ َوٱِإْل‬
ٓ ٓ
َ ‫ضلُّ ۚ ُأ ۟و ٰلَِئ‬
‫ك‬ َ ‫ان اَّل يَ ْس َمعُونَ بِهَٓا ۚ ُأ ۟و ٰلَِئكَ َكٱَأْل ْن ٰ َع ِم بَلْ هُ ْم َأ‬
ٌ ‫صرُونَ بِهَا َولَهُ ْم َءا َذ‬ ِ ‫اَّل يُ ْب‬
َ‫هُ ُم ْٱل ٰ َغفِلُون‬
Terjemah Arti: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-
ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai."

e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al-A’raaf (7):179 tersebut?

 "Pengertan iman menurut Al-Quran Surah Al-A'raf ayat 179 bahwa iman adalah
meyakini dengan hati dan dibuktikan dalam amal perbuatan dengan menggunakan
seluruh indera yang ada. Manusia dan jin dianugerahkan Allah dengan hati, namun
sayangnya hati tersebut tidak digunakan untuk meyakini ayat-ayat Allah serta tidak
mengimani Allah. Manusia dan jin lebih mendahulukan hawa nafsunya sehingga
tidak menggunakan segala pemberiannya untuk semakin menguatkan keimanan dan
ketakwaannya. Seharusnya dengan hati, akal, dan seluruh anggota tubuh yang
dianugerahkan oleh Allah, manusia dan jin dapat semakin yakin akan keberadaan
Allah, kebesaran, dan kekuasaan Allah. Manusia dan jin akan semakin taat dan mau
beribadah hanya kepada Allah.

f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari kedua ayat tersebut?

 (QS. Al- Baqarah (2) : 165), Keimanan berasal dari kata dasar “Iman”. Untuk
memahami pengertian iman dalam ajaran Islam strateginya yaitu mengumpulkan
ayat-ayat Al-quran atau hadits yang redaksionalnya terdapat kata iman, atau kata lain
yang dibentuk dari kata tersebut yaitu “aamana” , “yu’minu” , dan mukminun.

 (QS. Al-A’raaf (7):179), Manusia dan jin dianugerahkan Allah dengan hati, namun
sayangnya hati tersebut tidak digunakan untuk meyakini ayat-ayat Allah serta tidak
mengimani Allah. Seharusnya dengan hati, akal, dan seluruh anggota tubuh yang
dianugerahkan oleh Allah, manusia dan jin dapat semakin yakin akan keberadaan
Allah, kebesaran, dan kekuasaanAllah. Manusia dan jin akan semakin taat dan mau
beribadah hanya kepada Allah.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya.
Namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan
penciptaan tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat
Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf (50):16.

a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia
menurut kedua ayat tersebut!

 Terjemahan : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(Ali ‘Imran Ayat 190)
 Terjemahan : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-
sia, Maha Suci Engkau,maka peliharalah kami dari siksa neraka
(Ali ‘Imran Ayat 191)

 Penjelasan : (Ali ‘Imran Ayat 190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi
yang tanpa ada contoh sebelumnya dan dalam pergantian malam dan siang dan
perbedaan waktu keduanya dengan memanjang dan memendek benar-benar
merupakan petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang agung atas keesaan Allah bagi
orang-orang yang mempunyai akal-akal yang selamat. (Ali ‘Imran Ayat 191) Yaitu
orang-orang yang mengingat Allah dalam semua kondisi mereka, baik berdiri,duduk
dan dalam keadaan mereka berbaring. Mereka mentadaburi dalam penciptaan langit
dan bumi seraya berkata, ”wahai tuhan kami, Engkau tidaklah menciptakan makhluk
ciptaan ini dengan sia-sia. Dan Engkau Maha suci dari hal itu. Maka jauhkanlah dari
kami siksaan neraka.

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut
ayat tersebut!

 Terjemahan Q.S. Qaaf (50): 16 : Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan


manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya dari pada urat lehernya.
 Penjelasan : Sungguh Kami elah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa
yang dibicarakan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepadanya dari pada hablil warid,
yaitu urat lehernya yang bersambung dengan hati.

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

 Dan di antara bukti kekuasaan Allah bahwasanya Allah menciptakan manusia dan
menjadikannya ada dari ketiadaan, dan bahwasanya Allah mengetahui hal yang
membahayakan, serta apa yang disembunyikan dalam hati. Sungguh Allah Maha
Dekat dari pada urat leher, yaitu urat yang mengalirkan darah yang terhubung kepada
jantung, maka tiada yang tersembunyi bagi Allah sesuatu pun selamanya.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi
dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat.

a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?


 Secara terminologis, masyarakat merupakan salah satu bahan kajian sosiologi. Karena
itu untuk membantu pemahaman terminologis kita tentang masyarakat kita harus
merujuk pada sosiologi.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS.
Az-Zukhruf: 32
 Melalui surat ini Allah SWT memberitahukan bahwa tujuan penciptaan Adam dan
Hawa untuk mewariskan keturunan yang tersebar di muka bumi ini. Kemudian
AllahSWT menyebarkan laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang banyak serta
menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Tujuan mereka membentuk
suku bangsa atau kelompok tertentu agar saling mengenal. Dengan mengenal satu
sama lain, mereka bisa saling tolong-menolong, bantu-membantu, dan saling
memenuhi hak-hak kerabat sekitar mereka.

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani!

Kriterianya sebagai berikut :

1. Menjunjung tinggi nilai


Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang dengan iman, ilmu, dan
tekhnologi. Itu artinya masyarakat madani hidup berdasarkan aturan-aturan yang berlaku,
seperti nilai, norma, dan hukum. Ketaatan tersebut dilandaskan pada ilmu dan tekhnologi
yang telah dipelajari dan dikembangkannya beserta kekuatan iman atau keyakinannya kepada
Sang Maha Pencipta.

2. Memiliki perabadan yang tinggi


Sebagai makhluk yang memiliki keyakinan atau iman kepada Sang Maha Pencipta,
masyarakat madani telah membuktikan bahwa mereka merupakan manusia yang memiliki
peradaban, yaitu beradab atau bertata krama. Selain bertata krama terhadap Tuhan, tentunya
juga bertata krama pada sesama manusia.

3. Mengedepankan kesederajatan dan transparansi.


Ciri masyarakat madani dalam hal ini adalah mereka menganggap bahwa status mereka sama,
baik pria atau perempuan. Transparansi atau keterbukaan berarti mereka menjalankan
hidupnya harus dengan sikap jujur dan tidak perlu ada hal-hal yang harus ditutupi sehingga
menumbuhkan rasa saling percaya antar satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
masyarakat madani terdapat nuansa demokrasi, di mana demokratisasi dapat diwujudkan
dengan adanya fungsi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) , pers yang bebas, supremasi
atau kekuasaan tertinggi dalam hukum, partai politik, perguruan tinggi, dan toleransi.
Hal ini dikarenakan dalam masyarakat sosial memiliki kaitan dengan wacana kritik rasional
masyarakat yang secara eskplisit atau jelas mensyarakat munculnya demokrasi. Sedemikian
sehingga masyarakat madani hanya bisa dijamin di negara yang menganut sistem demokrasi,
seperti Indonesia. Demikianlah pendapat yang disampaikan oleh Neera Candoke.

4. Ruang publik yang bebas

 Ruang public yang bebas atau dikenal dengan istilah free public sphere merupakan wilayah
yang memungkinkan masyarakat sebagai warga negara untuk memiliki hak dan kewajiban
warga negara melalui akses penuh terhadap kegiatan politik, menyampaikan pendapat dengan
status orang yang merdeka (yang berarti bebas), berserikat atau bekerjasama, berkumpul serta
mempublikasikan pendapat dan informasi kepada publik atau masyarakat luas.

5. Supremasi hukum
Supremasi hukum atau dalam KBBI diartikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam hukum
memiliki arti bahwa terdapat jaminan terciptanya keadilan yang bisa dicapai bila
menempatkan hukum sebagai kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara. Tentu keadilan
tersebut akan tercipta apabila hukum diberlakukan secara netral, dalam artian tidak adanya
pengecualian untuk memperoleh suatu kebenaran atas nama hukum.

6. Keadilan sosial
Keadilan sosial atau social justice merupakan suatu keseimbangan dan pembagian yang
proporsional atau sesuai antara hak dan kewajiban antar warga dan negara yang meliputi
seluruh aspek kehidupan. Artinya seorang warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Begitupula pula sebuah negara juga memiliki hak dan kewajiban atas warganya.
Yang mana hak dan kewajiban tersebut memiliki porsi atau ukuran yang sama sehingga
berimbang. Plural atau keberagaman pasti akan terjadi dalam kalangan masyarakat terlebih
dalam suatu negara yang merupakan kesatuan atau kumpulan dari berbagai kelompok
masyarakat, terlepas dari masyarakat asli maupun pendatang yang menutuskan untuk tinggal
di dalamnya.
Sedemikian sehingga yang dimaksud dengan pluralisme adalah sebuah sikap menerima dan
mengakui fakta serta tulus bahwa masyarakat itu bersifat majemuk atau beragam dan dapat
menjadi penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural. Mulai dari kebiasaan,
nilai norma, dan kebudayaannya, seperti contohnya Negara kita sendiri, yaitu Indonesia.
Banyak sekali keragaman masyarakat, mulai dari bahasa, suku, agama, etnis, dan budayanya.
Sebagai masyarakat madani, tentunya sikap tersebut, yaitu pluralisme harus dimiliki dan
dijaga serta berkeyakinan bahwa keberagaman itu bernilai positif yang dirahmatkan oleh Sang
Maha Pencipta.

7. Partisipasi sosial
 Berpatisipasi dalam lingkungan sosial merupakan salah satu cara untuk menjalin hubungan
dan kerjasama antar individu maupun kelompok untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
Partisipasi sosial yang bersih tanpa rekayasa merupakan awal yang baik untuk menciptakan
masyarakat madani. Hal ini bisa saja terjadi apabila terdapat nuansa yang memungkinkan
otonomi (hak dan kewajiban) individu terjaga dengan baik. Artinya dalam masyarakat madani
harus seimbang antara hak dan kewajibannya sesama individu. Sedemikian sehingga tercipta
keadilan sosial atau social justice sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada poin
kedelapan.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!"

Prinsip masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial,
egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial.
 Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala
penindasan.
 Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku, dll.
 Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan dengan menerimanya secara
tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan.
 Supremasi hukum adalah menempatkan hukum di atas segalanya dan menetapkannya
tanpa memandang “atas” dan “bawah”.

Anda mungkin juga menyukai