Ilmu logika merupakan ilmu yang sangat tepat manakala Kita menjadikannnya
landasan pengetahuan dan pembelajaran kita. Agar kedepannya, dalam mempelajari apapun
Kita bisa menalar benar-tidaknya sebuah definisi atau argumen. Pemicu perdebatan adalah
ketidaksamaan dalam mendefinisikan suatu topik yang diperdebatan.
manfaat logika dalam ilmu pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut,
(“Suwardi Endraswara, 2012).
1. Pertama, logika menyatakan, menjelaskan, dan menggunakan prinsip abstrak yang dapat
dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan.
2. Kedua, logika menambah daya berpikir, abstrak, dan demikian melatih dan mengembangkan
daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
3. Ketiga, logika mencegah kita tersedat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan otoritas,
emosi, dan prasangka.
4. Keempat, logika di masa sekarang dikenal “era of reasons” membantu kita untuk berpikir
sendiri dan tahu membedakan yang benar dari yang palsu.
5. Kelima, logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur, karena dengan
berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan menghindari kesesatan.
Dari manfaat logika yang bermacam-macam itu, menandai bahwa proses berpikir itu
penting. Berpikir yang logis juga menandai tingkat berpikir seseorang. Untuk menjadi
pemimpin dalam ruang lingkup apapun, tanpa logika jelas kurang sukses.
Jika begitu, maka hampir semua hal membutuhkan logika berpikir. Dengan bekal
logika, ilmu pengetahuan dapat berkembang sampai bercabang-cabang. Katakan saja di UI,
ada beberapa cabang keilmuan yang dipelajari. Seluruh ilmu yang dipelajari mengacu pada
permainan logika. Ilmu budaya memiliki logika yang sedikit berbeda dengan ilmu eksak.
Otak manusia dapat mewadahi logika apa saja. Namun permainan logika manusia kadang-
kadang sudah dibantu dengan alat. Teknologi sebagai dasar permainan logika dan ilmu
pengetahuan, maka akan terus berkembang membantu kesejahteraan manusia.
Konsepsi umum yang diketahui adalah sebagai model deduktif dari penjelasan ilmiah.
Peran logika adalah untuk menetapkan pernyataan yang dijelaskan konsekuensi hukum logika
(atau teori) yang bertindak menjelaskan hubungan dengan informasi tertentu lainnya.
Walaupun pengetahuan yang diperoleh dari penalaran yang memenuhi hukum logika belum
terjamin kebenarannya, namun logika tetap merupakan dasar untuk memperoleh pengetahuan
yang benar. Tanpa logika, penalaran tidak mungkin dilakukan, dan tanpa penalaran tidak
akan ada pengetahuan yang benar (Sudarminta, 2002: 40). Menurut Sudjana (1988: 9), hasil
atau produk berpikir deduktif dapat digunakan untuk menyusun hipotesis, yakni jawaban
sementara yang kebenarannya masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses keilmuan
selanjutnya. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan
yang dibahas. Hipotesis berfungsi sebagai penunjuk jalan yang memungkinkan kita untuk
mendapatkan jawaban, karena alam itu sendiri membisu dan tidak responsif terhadap
pertanyaan-pertanyaan.
Pembelajaran dipadankan dengan proses ilmiah sehingga dalam Kurikulum 2013
diamanatkan pendekatan scientific. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif dibandingkan dengan
penalaran deduktif. Aktivitas pembelajaran merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu
atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian
(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi,
empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Pengetahuan selalu berkembang dengan ukuran-ukuran yang konkrit, model, dan
metodologi, serta observasi. Hingga dalam perkembangannya model dan cara berfikir yang
dianggap kuno telah memperoleh gugatan. Hal ini dikarenakan, tidak semua ilmu
pengetahuan dapat didekati dengan cara yang sama. Sehingga ditemukannya metodeberfikir
ilmiah, secara langsung telah membawa terjadinya perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Manusia bukan saja hidup dalam kondisi modernisasi yang serba mudah dan praktis. Lebih
dari itu, kini manusia mampu menggapai sesuatu yang sebelumnya seolah tidak mungkin.
Manusia tidak lagi diam, atas apa yang terjadi, sebagai akibat dari perkembangan logika
manusia. Satu hal dalam logika penalaran, yang menjadi pertimbangan adalah pernyataan-
pernyataan yang ada sebelumnya. Masing-masing hanya dapat bernilai salah atau benar
namun tidak keduanya. Hal inilah yang sebelumnya disebut sebagai proposisi. Proposisi yang
telah dihimpun ini nantinya akan dapat dievaluasi dengan beberapa cara, seperti: deduksi, dan
induksi. Maka dari itu, poin pembahasan yang relevan dengan topik wacana kali ini, adalah
metode induksi dan deduksi. Yang secara singkat jika metode induksi diartikan sebagai salah
satu cara untuk menarik kesimpulan yang umum digunakan oleh para ilmuwan. Maka metode
deduksi adalah kebalikan dari metode induksi, karena ia menarik kesimpulan kepada yang
lebih khusus, dan terperinci.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.unma.ac.id/
index.php/RBJ/article/download/528/492&ved=2ahUKEwi-mqyht-
jvAhU57XMBHTD4ByEQFjAAegQIAxAC&usg=AOvVaw3VwGeOi4T2SL9Q0SQG6ItY
&cshid=1617671489322
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
ejournal.unwmataram.ac.id/trendi/article/download/170/122/
&ved=2ahUKEwi55PHQuujvAhUOcCsKHaOwDs8QFjADegQIBBAC&usg=AOvVaw1SS
TWn3EEfw9oq_CKOsbm_
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal2.undip.ac.id/
index.php/crepido/article/download/6326/3198&ved=2ahUKEwjqgfWMx-
3vAhWUT30KHZcaDpIQFjAAegQIBBAC&usg=AOvVaw2VhBKuVxJk_7x9nSi1aak9