Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS DAN RESUME

Materi II

Pemahaman Mengenai Penalaran dan Logika Berpikir

Mata Kuliah : Hakikat Ilmu Pengetahuan Dan FILSAFAT

Dosen Pengampu: Dr. Heru Sriyono. MM., M.Pd.

Oleh Kelompok 2 :

AKBAR CAESAR PRASETIO ( 20237370045)

ASEP NURDIN (20237370079)

LUDI MUHAMAD NUR MAULUDIN (20237370001)

MUHAMAD IKHSAN (20237370031)

MUSLIM HANIEF ( 20237370034)

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2023
Pembahasan Materi

1. Pengertiaan penalaran yang dimiliki manusia

2. Pemahaman logika

3. Perbedaan penalaran dan logika

1. Penalaran Dalam Kehidupan Manusia

A. Pengertian Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan

untuk mendapatkan pengetahuan baru. Dari pengetahuan hasil penalaran, manusia

dapat menentukan nilai moral, etika, dan estetika. Proses bernalar juga membantu

seseorang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan demikian

seseorang dapat memperoleh kebenaran. Manusia tak pernah lepas dari masalah

dalam kehidupannya, untuk memecahkan masalah, manusia memerlukan

penalaran. Jika dalam menghadapi masalah tidak menggunakan penalaran, maka

besar kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang salah dan keliru.

Penalaran ini tidak hanya berlaku untuk hal-hal yang penting saja, melainkan

juga untuk hal-hal yang lain juga. Di dalam melakukan penalaran ini, kita harus

tahu dulu objek / hal apa yang ingin kita nalarkan melalui pikiran. Hal itu dapat kita

lakukan dengan mengamati fakta dan data, menganalisa hubungan sebab akibat

sampai kepada penarikan sebuah kesimpulan. Penalaran memiliki karakteristik

khusus yang ditandai dengan pola berpikir yang runtut.

Penalaran mempunyai aneka jenis dalam aktivitas ilmiah, yaitu antara lain :

Retroduktif, Abduktif, Deduktif, dan Induktif. Pertama, kita akan membahas


mengenai Penalaran Retroduktif. Penalaran Retroduktif adalah cara berpikir untuk

menarik kesimpulan melalui fenomena / peristiwa yang terobservasi ke struktur-

struktur penjelas (atau kekuatan-kekuatan kasual yang tersembunyi). Maksud dari

penjelasan tersebut adalah penalaran yang kesimpulannya ditarik melalui fenomena

/ peristiwa yang belum diketahui penyebabnya dan kita harus dapat menarik

kesimpulan tersebut melalui kerangka berpikir yang logis.

Kedua, Penalaran Abduktif. Penalaran Abduktif merupakan penalaran yang

berfungsi menawarkan suatu hipotesis yang bisa memberikan penjelasan terhadap

fakta-fakta dan fakta itu harus dijelaskan dengan sebuah hipotesis. Abduktif

melakukan penalaran dari sebuah fakta ke aksi atau kondisi yang mengakibatkan

fakta tersebut terjadi. Metode ini digunakan untuk menjelaskan kejadian yang

diamati. Ketiga, Penalaran Deduktif adalah cara berpikir untuk melakukan

penarikan kesimpulan dari pernyataan umum menjadi pernyataan khusus. Keempat,

Penalaran Induktif adalah cara berpikir dengan melakukan penarikan kesimpulan

yang bersifat umum / general berdasarkan kasus-kasus individu atau spesifik.

Dari semua pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penalaran tidak

hanya dapat berguna secara individu melainkan juga dapat berguna secara spesifik.

Penalaran merupakan proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan. Oleh

karena itu, kita harus mengembangkan kerangka berpikir dan mulai menganalisis

secara lebih detail, agar kesimpulan yang ditarik dari hasil penalaran dapat menjadi

kesimpulan yang logis. Dan dari kesimpulan tersebut, nantinya akan kita dapatkan

informasi / pengetahuan yang dapat membantu kita dalam menguraikan penalaran

yang dilakukan.
Membahas mengenai penalaran, pasti akan diiringi dengan berpikir. Mengapa

demikian? Karena berpikir tidak akan pernah lepas dari penalaran, begitu pun

sebaliknya, keduanya telah terikat dan menjadi kesatuan. Hal ini juga sama seperti

dengan filsafat yang juga diiringi dengan berpikir. Hal tersebut terjadi karena

filsafat merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana logika, metode dan sistem

digunakan untuk mengkaji masalah umum sampai mendasar mengenai berbagai

jenis persoalan. Berpikir dalam filsafat merupakan suatu hal yang biasa kita temui

dalam filsafat ilmu. Filsafat menggunakan cara berpikir untuk mengkaji berbagai

jenis persoalan. Untuk itu, keduanya memiliki peranan sesuai dengan porsinya

masing-masing.

Dari hal tersebut dapat diketahui bahwasanya ilmu akan diiringi dengan suatu

hal yang sesuai dengan ilmu tersebut. Karena, pada dasarnya ilmu tidak dapat

berdiri sendiri, namun ada beberapa hal yang mendukung ilmu agar menjadi ilmu

yang benar-benar bisa berdiri dengan kokoh dan membuat ilmu tersebut memiliki

manfaat.

Bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak

akan ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proporsisi.

Dari pernyataan tersebut maka untuk menalar dibutuhkan sebuah proporsisi yang

merupakan hasil dari rangkaian pengertian. Jika seseorang melakukan sebuah

penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Suatu kebenaran

dan fakta dari sebuah penalaran akan dapat dicapai jika syarat-syarat dalam

melakukan penalaran dapat dipenuhi. Syarat-syarat untuk melakukan penalaran

adalah:
1. Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan

sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.

2. Sebuah premis harus merupakan sesuatu fakta yang benar secara formal maupun

material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari

aturan-aturan berpikir yang tepat. Material berarti isi atau bahan yang dijadikan

sebagai premis tepat.

Dalam suatu proses penalaran, sebuah kesalahan dapat terjadi didalam proses

berpikir untuk mengambil keputusan. Kesalahan ini disebabkan karena adanya

kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Kesalahan yang terjadi dari suatu enalaran

dapat diakibatkan karena gagasan, struktur kalimat, dank arena dorongan emosi.

Yang paling sering menyebabkan kesalahan dalam menalar adalah dari dorongan

emosi seseorang. Emosi seseorang merupakan suatu yang paling sulit untuk diatur

sehingga kesalahan suatu penalaran dapat terjadi akibat emosi yang tidak stabil.

Beberapa kesalahan yang dapat terjadi dalam penalaran adalah:

1. Kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas

2. Kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat

3. Kesalahan analogi

4. Kesalahan karena kesimpulan terlalu luas

5. Kesalahan karena adanya premis negative

Sebuah penalaran merupakan suatu yang tidak asing lagi. Namun sering orang

merasa bahwa suatu penalaran merupakan suatu yang sangat berat untuk dilakukan

karena menggunakan suatu logika dimana tidak semua orang memiliki kemampuan

berpikir logika secara baik. Penalaran dapat sangat bermanfaat dalam bermacam
kehidupan dan dunia seperti dunia kerja, kehidupan sosial, kehidupan

berorganisasi, dan dunia-dunia yang lain.

Dalam kehidupan kerja dan dunia sosial, sebuah penalaran dibutuhkan dalam

menganalisis suatu masalah serta menganalisis berbagai macam jenis orang agar

kita dapat beradaptasi dalam suatu lingkungan dengan baik.

Dalam berorganisasi, suatu masalah adalah hal yang biasa terjadi dan dialami

dalam kehidupan organisasi. Disini peran penalaran adalah sebagai solusi

pemecahan suatu masalah dan untuk meminimalisir terjadinya sesuatu yang lebih

buruk kedepannya. Penalaran dapat membantu melihat dari sudut pandang yang

sangat banyak dan dijadikan satu dalam sesuatu yang disebut dengan solusi. Selain

dalam memecahkan masalah, sebuah penalaran dapat digunakan untuk mengenali

watak seseorang sehingga kita dapat bekerja dengan baik dengan seseorang dan

mendapatkan sebuah hasil yang baik dalam suatu pekerjaan.

Sebenarnya sebuah penalaran merupakan sebuah keahlian. Artinya melakukan

penalaran dengan cara yang tepat dan menghasilkan sebuah konklusi yang tepat

sebenarnya dapat dilakukan oleh semua orang dan dapat dilatih dalam diri

seseorang. Berpikir secara logika saat ini sangat diperlukan. Pemikiran secara

logika yang diimbangi dengan pemikiran yang baik dalam perasaan akan

menghasilkan suatu dampak yang baik bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar

kita.

B. Manfaat Penalaran

 Menganalisa apa yang benar dan salah


Logika juga akan bermanfaat dalam membantu seseorang

menganalisa apa yang dianggap benar dan salah. Penggunaan logika akan

membuat seseorang mencari alasan mengapa sesuatu terjadi, apa yang

seharusnya dilakukan dan bagaimana kita harus bersikap. Dengan

memanfaatkan logika berpikir seseorang cenderung akan lebih memahami

mengenai suatu hal yang dalam pandangan manusia adalah salah dan

benar.

 Meningkatkan kemampuan penilaian objektif

Logika juga bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan penilaian

objektif dibandingkan subjektif, karena logika membutuhkan sebuah

alasan kuat mengenai apa yang menyebabkan sesuatu terjadi. Dengan

menggunakan logika seseorang dapat lebih menilai suatu hal dengan

perspektif yang lebih luas dan tidak hanya mengandalkan perspektif

subjektifnya saja.

 Mengetahui letak kesalahan dan penyelesaiannya

Manfaat logika lainnya adalah mengetahui letak sebuah kesalahan dan

bagaimana cara penyelesaiannya, logika akan membantu seseorang

berpikir untuk mencari sebuah solusi atas setiap permasalahan yang

terjadi. Solusi ini di dapatkan melalui berbagai pertimbangan yang

membutuhkan kemampuan logika seseorang dalam menganalisis dan

memahami suatu permasalahan.

Penalaran merupakan sebuah proses menarik kesimpulan berdasarkan

pengalaman seseorang yang dianggap benar. Sedangkan logika sendiri


merupakan hasil pertimbangan akal yang diungkapkan lewat kata dan

dinyatakan dalam bahasa.

2. Pemahaman logika

A. Pengertian Logika

Logika adalah ilmu yang bertujuan untuk meraih penalaran yang tepat dan sah1.

Logika merupakan hasil pertimbangan dari akal pikiran manusia yang diutarakan melalui

kata-kata dan dinyatakan dalam bahasa2. Logika juga termasuk salah satu cabang filsafat

yang membahas mengenai kesimpulan dan proses pemikiran untuk mendapatkan suatu

kebenaran2.

B. Pembagian Ilmu Logika

Bentuk logika, sebagai landasan berpikir rasional, dapat diklasifikasikan ke dalam

berbagai kategori yang membantu kita memahami berbagai metode pemikiran. Dalam

pembagian ini, kita akan menjelajahi berbagai bentuk logika yang mendasari penalaran

kita.

Ilmu logika menurut objek kajiannya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu logika

formal dan logika informal. Logika informal adalah ilmu yang mempelajari penerapan

logika dalam bahasa sehari-hari. Sebaliknya, logika formal adalah ilmu yang mempelajari

penerapan logika pada bahasa formal.

 Logika Formal

Logika formal adalah cabang ilmu logika yang berfokus pada struktur

formal dan hubungan antar simbol, tanpa memperhatikan konteks

informasi yang terkandung dalam argumen. Ini mengacu pada aturan yang

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Logika
2
https://pakdosen.co.id/logika-adalah/
ketat dan sistem simbolis untuk mengidentifikasi argumen yang benar atau

salah berdasarkan struktur logisnya.

Contoh penerapan dalam logika formal, kita menggunakan simbol-simbol

matematika seperti operator logika (AND, OR, NOT) dan simbol kuantor

(untuk semua, ada, dll) untuk menganalisis pernyataan seperti "Semua

manusia adalah makhluk berpikir."

 Logika Informal

Logika informal adalah cabang ilmu logika yang lebih terfokus pada

argumen-argumen dalam bahasa sehari-hari dan pemahaman konteksnya.

Ini berurusan dengan cara manusia berpikir, berargumentasi, dan

menggunakan logika dalam berbicara atau menulis.

Contoh penerapan dalam logika informal, kita mengevaluasi argumen

seperti "Semua orang suka makan es krim, jadi kamu pasti juga suka es

krim." Dalam hal ini, kita tidak hanya melihat struktur logisnya tetapi juga

konteksnya.

 Logika Alamiah

Logika Alamiah adalah kemampuan berpikir yang melekat pada akal budi

manusia sejak lahir3. Ini adalah kemampuan berpikir yang mendasar yang

memungkinkan manusia untuk melakukan pemikiran yang cermat, tepat,

dan lurus tanpa terpengaruh oleh faktor eksternal yang bersifat subjektif.

3
https://www.dosenpendidikan.co.id/logika-adalah/
Dalam konteks ini, logika alamiah dianggap sebagai kemampuan berpikir

murni, karena tidak dipengaruhi oleh keinginan pribadi atau faktor-faktor

emosional yang dapat memutarbalikkan pemikiran.

Logika alamiah muncul sebagai kemampuan intelektual inheren yang

dimiliki oleh manusia sejak lahir. Ini adalah kemampuan yang mendukung

manusia dalam melakukan analisis, penalaran, dan pemecahan masalah

dengan objektivitas. Ketika seseorang menggunakan logika alamiah,

mereka cenderung mengevaluasi informasi dengan cermat, memeriksa

premis-premis dasar, dan mengikuti langkah-langkah penalaran yang

benar.

Salah satu karakteristik penting dari logika alamiah adalah kemampuannya

untuk beroperasi tanpa dipengaruhi oleh keinginan atau preferensi pribadi.

Ini berarti ketika seseorang menggunakan logika alamiah, mereka tidak

terlalu membiarkan emosi atau keinginan subjektif mereka mengganggu

proses berpikir. Sebaliknya, mereka berusaha untuk memahami informasi

dan argumen secara obyektif, dengan tujuan mencapai kesimpulan yang

didasarkan pada bukti dan penalaran yang kuat.

Contoh penerapan logika alamiah

"Pada musim dingin, suhu udara cenderung lebih rendah. Jadi, jika kita

ingin tetap hangat, penting untuk mengenakan pakaian yang sesuai, seperti

jaket dan syal." Dalam contoh ini, logika alamiah yang benar adalah bahwa

suhu udara lebih rendah pada musim dingin, yang membuat kita merasa
dingin. Oleh karena itu, agar tetap hangat, kita perlu mengenakan pakaian

yang sesuai, seperti jaket dan syal.

 Logika Ilmiah

Logika ilmiah adalah pendekatan berpikir yang mengutamakan akurasi,

ketelitian, dan ketertiban dalam proses berfikir. Ini mencakup penggunaan

metode ilmiah yang terstruktur dalam penalaran dan analisis. Dengan

logika ilmiah, seseorang mampu mengembangkan pengetahuan manusia

dengan cara yang sistematis dan teruji.4

Logika ilmiah memiliki manfaat yang signifikan dalam berbagai konteks,

termasuk dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu

pengetahuan, logika ilmiah membantu ilmuwan dalam menguji hipotesis,

melakukan eksperimen, dan membuat kesimpulan berdasarkan bukti yang

diperoleh. Ini memastikan bahwa penemuan ilmiah didasarkan pada data

yang kuat dan dapat diandalkan.

Selain itu, logika ilmiah juga berperan penting dalam pemecahan masalah.

Dengan pendekatan yang sistematis dan logis, seseorang dapat

mengidentifikasi masalah, menganalisisnya secara mendalam, dan

mengembangkan solusi yang efektif. Kemampuan berpikir kritis yang

ditempa oleh logika ilmiah juga membantu dalam mengidentifikasi

kesalahan dalam penalaran dan memperbaiki argumen yang tidak tepat.

Dalam pengambilan keputusan, logika ilmiah memungkinkan individu

untuk mempertimbangkan bukti-bukti dengan lebih objektif daripada

4
https://pakdosen.co.id/logika-adalah/
hanya mengandalkan intuisi atau perasaan pribadi. Ini membantu dalam

membuat keputusan yang lebih baik dan lebih rasional, terutama dalam

konteks ilmiah, bisnis, atau kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, logika ilmiah adalah alat yang kuat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan, pemecahan masalah, pengambilan

keputusan yang objektif, dan perkembangan kemampuan berpikir kritis.

Ini menjadi pondasi bagi banyak aspek pengetahuan dan memiliki peran

penting dalam upaya manusia untuk memahami dunia di sekitarnya secara

lebih baik.

Contoh Penerapan Logika Ilmiah

"Logis adalah penggambaran sesuatu yang bersumber dari penalaran yang

jelas. Misalnya dalam karya tulis ilmiah terkait dengan mempergunakan

alat pemadam api untuk memadamkan api merupakan langkah logis. Tidak

mencoba memadamkannya dengan bensin, karena justru akan membuat

api semakin berkobar"5.

"Dalam logika, terdapat dua jenis argumen, yaitu deduktif dan induktif.

Argumen deduktif adalah argumen yang mempunyai premis atau proposisi

yang benar, sehingga kesimpulan yang dihasilkan pasti benar. Misalnya,

jika semua manusia adalah makhluk hidup dan John adalah manusia, maka

John pasti adalah makhluk hidup"6

C. Penerapan Logika Ilmiah dalam Penelitian

5
https://penelitianilmiah.com/logis/
6
https://pakdosen.co.id/logika-adalah/
Logika ilmiah diterapkan dalam penelitian melalui serangkaian langkah-

langkah sistematis yang dikenal sebagai metode ilmiah7. Berikut adalah beberapa

langkah dalam penerapan logika ilmiah dalam penelitian:

 Perumusan Masalah8: Ini adalah langkah pertama dalam penelitian di

mana peneliti mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah yang akan

diteliti.

 Penyusunan Kerangka Berpikir: Peneliti kemudian mengembangkan

kerangka berpikir untuk masalah tersebut, yang mencakup pemahaman

teoritis tentang masalah dan bagaimana variabel-variabel tertentu mungkin

saling berinteraksi.

 Perumusan Hipotesis: Berdasarkan kerangka berpikir, peneliti kemudian

merumuskan hipotesis atau prediksi tentang hasil penelitian.

 Pengujian Hipotesis: Hipotesis kemudian diuji melalui pengumpulan dan

analisis data.

 Penarikan Kesimpulan: Setelah data dianalisis, peneliti menarik

kesimpulan tentang apakah hipotesis didukung oleh data.

Dalam setiap langkah ini, logika ilmiah memainkan peran penting. Misalnya,

dalam merumuskan hipotesis, peneliti harus menggunakan logika untuk membuat

prediksi yang masuk akal berdasarkan apa yang sudah diketahui tentang masalah.

Demikian pula, dalam menganalisis data dan menarik kesimpulan, peneliti harus

7
https://yoursay.suara.com/kolom/2021/07/26/211331/pentingnya-metode-ilmiah-terhadap-
efektivitas-penelitian
8

https://besmart.uny.ac.id/v2/pluginfile.php/32777/mod_resource/content/1/7.%20KEBENARAN
%20ILMIAH.pdf
menggunakan logika untuk memastikan bahwa kesimpulan yang ditarik didasarkan

pada bukti dan tidak bertentangan dengan fakta yang diketahui.

3. Perbedaan penalaran dan logika

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan

untuk mendapatkan pengetahuan baru. Dari pengetahuan hasil penalaran, manusia

dapat menentukan nilai moral, etika, dan estetika. Proses bernalar juga membantu

seseorang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan demikian

seseorang dapat memperoleh kebenaran. Manusia tak pernah lepas dari masalah

dalam kehidupannya, untuk memecahkan masalah, manusia memerlukan

penalaran. Jika dalam menghadapi masalah tidak menggunakan penalaran, maka

besar kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang salah dan keliru.

Logika berasal dari bahasa Yunani yaitu logis yang memiliki arti pikiran atau

perkataan dari pikiran. Logika juga dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam

melakukan analisis dan memahami sesuatu.

Logika adalah cara berpikir yang dimiliki oleh seseorang mengenai pernyataan

dan perkataannya melalui proses berpikir tersebut. Menurut George F. Kneller

definisi logika adalah penyelidikan terkait dasar dan metode berpikir dengan alas

an yang benar.

Daftar Pustaka

Mutaena, Dewi. 2021. Mengapa Manusia Membutuhkan Penalaran? Dikutip dari


https://www.kompasiana.com/dewi91947/60ec6f3730e98b35ff4f3b72/menga
pa-manusia-membutuhkan-penalaran
Himalogista UB. 2016. Penalaran Dalam Kehidupan Manusia. Dikutip dari
http://himalogista.ub.ac.id/penalaran-dalam-kehidupan-manusia/

https://www.kompasiana.com/niliaadilla/6483cd6f4addee753f20fde2/perbedaan-
penalaran-logika-dan-perasaan

https://www.kompasiana.com/anandita44418/6482061c08a8b5018842b514/penalaran-
dan-logika-ternyata-berbeda?page=all#section1

https://dailysocial.id/post/logika-adalah

Wikipedia.org. 2023. Logika. Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Logika

pakdosen.co.id. 2023. Logika Adalah. Dikutip dari https://pakdosen.co.id/logika-


adalah/

Dosenpendidikan.co.id. 2023. Logika Adalah. Dikutip dari


https://www.dosenpendidikan.co.id /logika-adalah/

Penelitianilmiah.com. 2023. Pengertian Logis dan 2 Contohnya. Dikutip dari


https://penelitianilmiah.com/ logis/

yoursay.suara.com. 2021. Pentingnya Metode Ilmiah terhadap Efektivitas


Penelitian. Dikutip dari
https://yoursay.suara.com/kolom/2021/07/26/211331/pentingnya-metode-
ilmiah-terhadap-efektivitas-penelitian

Anda mungkin juga menyukai