Anda di halaman 1dari 30

LOGIKA

(By Alfensius Alwino Dosen Ukrida)


Mendefinisikan Logika

Dalam percakapan sehari-hari kita sering


mendengar kata logika, yang biasanya diartikan
sebagai masuk akal, pertimbangan akal.
Misalnya ketika orang berkata menurut logika,
bola itu harus berpindah setelah ditendang,
menurut logika, dia harus tersenyum ketika
dikecup sang pacar, masuk akal kalau kaca itu
pecah setelah terkena lemparan batu. Dari tiga
contoh di atas, kata logika bisa diartikan juga
sebagai wajar, pantas, dapat diterima.
Akan tetapi logika sebagai istilah berarti
suatu metode atau teknik yang diciptakan
untuk meneliti ketepatan penalaran.
Sebagaimana yang dikemukakan filsuf
Amerika Serikat, Irving Copi mendefinisikan
logika sebagai studi tentang metode-metode
dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam
membedakan penalaran yang baik dan
benar dari penalaran yang buruk dan salah.
Dkl, logika merupakan ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk
berpikir lurus dan tepat. Dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
karena logika menjadi alat ukur untuk menentukan kadar
keilmiahan dan validitas teori.
Logika menentukan azas-azas berpikir secara lurus, tepat,
teratur, sistematis, dan metodis yang tidak lain merupakan areal
ilmu pengetahuan.
Kalau dikatakan sebagai kecakapan berpikir dimaksudkan bahwa
logika merupakan ketrampilan bernalar secara tepat, lurus, dan
benar. Ketrampilan bernalar mencakup kecerdasan untuk
menerapkan prinsip-prinsip atau hukum-hukum pemikiran dalam
praktek. Dalam konteks inilah logika disebut sebagai filsafat
praksis karena bukan hanya sekedar teori yang dipelajari
melainkan bagaimana teori-teori tersebut diterapkan dalam
hidup praksis.
Logika sebagai Ilmu Pengetahuan

Setiap ilmu memiliki obyek yang tidak lain merupakan bahan


dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Obyek
ilmu terbagi atas dua, yakni obyek material dan obyek formal.
Obyek material adalah bahan yang menjadi tinjauan penelitian
atau pembentukan pengetahuan itu. Sedangkan obyek formal
adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Dengan kata
lain, dari sudut mana obyek matierial itu disorot adalah obyek
formal ilmu.
Suatu obyek material itu bisa ditinjau dari pelbagai sudut
pandang sehingga muncullah ilmu yang berbeda-beda. Misalnya
obyek material itu adalah manusia, dan manusia tersebut
kemudian ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Misalnya, ilmu psikologi akan mendalami khusus mengenai jiwa
(psike) manusia. Kemudian ilmu sosiologi akan mempelajari
manusia dalam relasi sosialnya dengan yang lain. Demikian juga
dengan antropologi, etika, dan lain-lain yang sama-sama
menyoroti tentang manusia. Dan obyek formal setiap ilmu akan
membahas secara hakiki (esensial) obyek material ilmu tersebut.
Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan
dengan berpikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal budi
manusia. Dengan berpikir manusia mengolah,
mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Dengan mengolah dan mengerjakannya ia dapat
memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini
terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan,
membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu
dengan pengertian lainnya. Karena itu obyek material logika
bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa
misalnya.
Akan tetapi bukan sembangaran berpikir yang diselidiki
dalam logika. Dalam logika, berpikir itu dipandang dari
sudut padang kelurusan, ketepatannya. Karena itu berpikir
lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu
pemikiran disebut lurus?
Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila
pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta
aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam logika.
Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah
pelbagai kesalahan atau kesesatan-kesesatan
dihindarkan. Dengan demikian kebenaran juga dapat
diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman.
Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan
suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Antara logika dan ilmu pengetahuan terdapat
hubungan saling meliputi. Pengembangan ilmu
pengetahuan itu tidak pernah tanpa logika. Logika
merupakan alat ukur untuk menentukan kadar
keilmiahan dan validitas teori ilmu pengetahuan.
Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan disiplin
sistematis, rasional, dan koheren yang menyelidiki
aspek-aspek tertentu dari realitas. Disiplin
sistematis, rasional, dan koheren tersebut
merupakan domain dari logika. Dalam filsafat
Yunani kuno, Aristoteles menyebut logika sebagai
ilmu, yang disebutnya sebagailogica scientica.
Macam-macam Logika: (Logika alamiah & Ilmiah):
1. Logika Kodratiah/alamiah
Akal budi dapat bekerja menurut hukum-hukum logika
dengan cara yang spontan. Tetapi dalam hal-hal yang sulit,
baik akal budinya maupun seluruh diri manusia dapat dan
nyatanya dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderugan-kecenderungan yang subyektif. Selain itu baik
manusia sendiri mapun perkembangan pengetahuannya
sangat terbatas. Hal-hal ini menyebabkan bahwa kesesatan
tidak dapat dihindarkan. Namun dalam diri manusia sendiri
juga terasa adanya kebutuhan untuk menghindarkan
kesesatan itu. Untuk menghindarkan kesesatan itu
diperlukan satu ilmu khusus yang merumuskan asas-asas
yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Oleh sebab itu
muncullah logika ilmiah.
2. Logika ilmiah
Logika ini membantu logika kodratiah. Logika ilmiah
memperhalus, mempertajam pikiran sertaakal budi. Logika
ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang
harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan
logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih
tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman. Logika
ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau,
paling tidak, dikurangi.
Pembagian Logika

Logika memang menyelidiki hukum-hukum pemikiran.


Penyelidikan itu terjadi dengan menguraikan unsur-unsur
pemikiran tersebut. Penguraian unsur-unsur itu menunjukkan
bahwa pemikiran manusia sebenarnya terdiri atas unsur-unsur
berikut ini.
Unsur yang pertama ialah pengertian-pengertian. Kemudian
pengertian-pengertian disusun sedemikian rupa, sehingga
menjadi keputusan-keputusan. Akhirnya, keputusan-
keputusan itu disusun sedemikian rupa sehingga menjadi
penympulan-penyimpulan.
Namun demikian pemikiran manusia bukan merupakan sesuatu
kegiatan yang terjadi di dalam batin saja. Pemikiran itu juga
nampak dalam tanda-tanda lahiriah.
Berbicara merupakan tanda lahirian dari pemikiran. Karena itu
kata-kata adalah tanda-tanda lahiriah pengertian-pengertian,
dan kalimat-kalimat adalah tanda-tanda lahiriah dari keputusan.
Keputusan dan pembuktian-pembuktian adalah tanda-tanda
lahiriah penyimpulan-penyimpulan.

Oleh sebab itu logika membicarakan baik pengertian-pengertian


maupun kata-kata, baik keputusan-keputusan mapun kalimat-
kalimat, dan akhirnya baik penyimpulan-penyimpulan maupun
pembuktian-pembuktiannya.
Ketiga unsur yang baru disebut ini merupakan tiga
pokok kegiatan akal budi manusia. Ketiga kegiatan
pokok akal budi itu ialah:
A. Menangkapsesuatu sebagaimana adanya. Artinya
menangkap sesuatu tanpa mengakui atau
memungkirinya.
B. Memberikan keputusan. Artinya, menghubungkan
pengertian yang satu dengan pengertian lainnya
atau memungkiri hubungan itu.
C.Merundingkannya. Artinya, menghubungkan
keputusan-keputusan sedemikian rupa sehingga
dari satu keputusan atau lebih, orang sampai
pada satu kesimpulan.
Logika terutama menyentuh bagian yang terakhir
ini. Namun, untuk sampai pada kesimpulan, lebih
dahulu orang harus menyelidiki unsur-unsur
lainnya. Dan unsur-unsur lainnya yang harus
diselidiki lebih dahulu itu adalah pengertian-
pengertian dan keputusan-keputusan. Pengertian
merupakan bagian atau unsur keputusan.
Apa itu pengertian dan keputusan? Yang
dimaksudkan dengan pengertian adalah hasil
tangkapan akal budi mengenai inti atau hakikat
sesuatu. Inti dari sesuatu tersebut ditangkap oleh
akal budi (Lanur, 14). Sedangkan keputusan
adalah kegiatan akal budi yang mengandung
pengakuan atau pengingkaran (predikat) terhadap
yang diakui atau diingkari (subyek)
Kegunaan Mempelajari Logika

Logika membantu orang untuk berpikir lurus, tepat, dan teratur.


Dengan berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan
menghindari kesesatan-kesesatan. Dalam semua bidang kehidupan
manusia menggunakan pikirannya. Ia juga mendasarkan tindakan-
tindakannya atas pikiran itu.
Semua ilmu pengetahuan hampir tidak dapat dilepaskan dari
logika. Logika juga memperkenalkan analisa-analisa yang dipakai
dalam ilmu filsafat. Selain itu logika terutama memaksa serta
mendorong orang untuk berpikir sendiri. Akhirnya manusia pada
umumnya mendasarkan tindakan-tindakannya atas pemikiran,
pertimbangan-pertimbangan yang obyektif.
Manfaat Belajar logika:

1) Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk


berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib,
metodis dan koheren.
2) Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak,
cermat, dan objektif.
3) Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan
berpikir secara tajam dan mandiri.
4) Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri
dengan menggunakan asas-asas sistematis
5) Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari
kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan, serta kesesatan.
6) Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7) Terhindar dari tahayul atau kepercayaan turun-temurun
(bahasa Jawa:gugon-tuhon)
8) Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus,
metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir
pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.
Pemecahan Masalah Logika

Logika dimulai sejakThales(624 SM-548 SM),


filsuf Yunanipertama yang meninggalkan segala
dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol
dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan
rahasia alam semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani)
yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta.
Saat itu Thales telah mengenalkanlogika induktif
(proses penalaran yang bertolak dari hal-hal khusus
untuk mendapatkan kesimpulan umum).
Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan
bahwa air adalah arkhealam semesta dengan alasan bahwa
air adalahjiwasegala sesuatu. Dalam logika Thales, air
adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles
disimpulkan dari:

Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air


tumbuhan mati)
Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
Air jugalah uap
Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air
adalaharkhealam semesta.
Contoh pemecahan masalah dalam logika
Contoh 1

Dalam sebuah penerbagan, posisi awak pesawat yakni pilot,


kopilot, dan insinyur penerbangan dijabat oleh Allen, Brown,
dan Carr (nama tidak diurutkan sesuai jabatan). Kopilot yang
adalah anak tunggal, menerima gaji paling kecil. Carr yang
menikahi saudara perempuan Brown, mendapat gaji lebih
besar daripada pilot. Pertanyaannya: tentukan posisi dari
masing-masing mereka untuk menemukan siapa copilotnya?
Dari soal di atas kita dapat menarik beberapa kesimpulan
yang memastikan posisi Carr.
Carr adalah yang menikahi saudara perempuan Brown. Dia
mendapat gaji lebih besar daripada pilot. Kalau mendapat
gaji lebih besar dari pilot, itu berarti dia mendapat gaji
lebih besar juga daripada copilot. Gaji copilot pasti lebih
kecil daripada gaji pilot dan gaji insinyur penerbangan.
Dengan demikian kita dapat memastikan bahwa Carr adalah
insinyur penerbagan.
Selanjutnya kita juga dapat meastikan bahwa Brown
memiliki saudara perempuan (yang menikah dengan Carr).
Itu berarti bahwa Brown itu bukan copilot. Karena posisi
copilot adalah anak tunggal (tidak memiliki saudara dan
saudari). Dengan demikian Brown adalah pilot dalam
penerbangan itu. Oleh karena Brown adalah pilot, dan Carr
adalah insinyur penerbangan, maka Allen adalah kopilot
dalam penerbangan itu.
Contoh 2:
Alan, Karel, Rudi, dan Wilardi adalah empat artis kreatif
yang sangat berbakat. Salah satunya adalah penari, satu lagi
pelukis, dan yang lainnya adalah penyanyi dan pelukis (nama
tidak diurutkan sesuai profesi).

(1) Alan dan Rudi ada di ruang penonton pada malam si


penyanyi membuat debutnya di atas panggung konsert.
(2) Karel dan si penulis sudah dilukis langsung oleh pelukis.
(3) Penulis, yang bukunya tentang biografi Wilardi sangat
laris, berencana untuk menulis biografi Alan.
(4) Alan tidak pernah mendengar tentang Rudi

Pertanyaan: berdasarkan data-data di atas, tentukan siapa


penari, penyanyi, pelukis, dan penari?
Untuk membantu kita memecahkan masalah di atas kita coba
telusuri informasi dengan menggambarkan satu diagram
dengan kolom-kolom untuk setiap kemungkinan. Kurang lebih
tabel/diagramnya sbb:

Penari Pelukis Penyanyi Penulis


Alan

Karel

Rudy

Wilardi
Dari diagram di atas kelihatan bahwa nama-nama yang
tertulis di kolom (pada sisi paling kiri) tidak sesuai dengan
profesi yang tercantum di barisan paling atas. Pada kolom
yang tidak sesuai itu kita tulis huruf T (Tidak). Sedangkan
kalau yang sesuai, kita tulis dengan huruf Y (Ya).

Kita lihat pernyataan (1): Alan dan Rudi ada di ruang


penonton pada malam si penyanyi membuat debutnya di
atas panggung konsert. Dapat dipastikan bahwa Alan dan
Rudi bukanlah penyanyi. Kita isi T pada kolom penyanyi
untuk Alan dan Rudi.
Lalu kita lihat pernyataan (2): Karel dan si penulis sudah
dilukis langsung oleh pelukis. Itu berarti Karel bukanlah
pelukis dan penulis. Kita isi T pada kolom pelukis. (Si
penulis juga bukanlah pelukis! Namun saat ini kita belum
tahu siapa penulis).
Kemudian dari pernyataan (3): Penulis, yang bukunya tentang biografi
Wilardi sangat laris, berencana untuk menulis biografi Alan, bisa
dipastikan bahwa Alan Wilardi dan Alan bukanlah penulis. Kita isi T pada
kolom penulis untuk Alan dan Wilardi.

Penari Pelukis Penyanyi Penuli


s
Alan
T T
Karel
T T
Rudy
T
Wilardi
T
Dari diagram di atas kita coba lihat kolom penulis. Diketahui
bahwa Alan, Karel, dan Wilardi bukanlah penulis. Hanya pada
kolom Rudi yang belum diisi. Oleh sebab itu dapat dipastikan
bahwa Rudi adalah penulis. Kita isi Y pada kolom Rudi. Oleh
karena dipastikan bahwa Rudi adalah penulis, maka pada kolom
penari, pelukis, dan menyanyi untuk Rudi, kita isi T).

Kita lihat kembali pernyataan (2) Karel dan si penulis sudah dilukis
langsung oleh pelukis. Sudah dipastikan bahwa penulis adalah
Rudi. Berarti si Rudi sudah dilukis langsung oleh si pelukis. Kita
bandingkan dengan pernyataan (4): Alan tidak pernah mendengar
tentang Rudi. Kalau dikatakan tidak pernah mendengar tentang
Rudi (penulis) dan yang sudah dilukis oleh pelukis, maka dapat
dipastikan bahwa Alan bukanlah pelukis. {Lihat pembali
pernyataan (2) dan (4)}. Kita lihat pada barisan Alan, bahwa kolom
pelukis sudah diisi T, Penyanyi sudah diisi T, dan Penulis sudah
diisi T. Kita dapat memastikan bahwa Alan adalah penari. Kita isi
Y pada kolom penari untuk Alan.
Oleh karena Alan adalah penari, maka Karel, Rudi,
dan Wilardi bukanlah penari. Kita isi T pada kolom
ketiga orang itu.

Kita lihat barisan profesi pada Karel. Pada kolom


penari, pelukis, dan penulis sudah diisi T. Kita dapat
memastikan bahwa Karel adalah Penyanyi. Kita isi Y
pada kolom penyanyi untuk Karel.

Oleh karena Karel adalah Penyanyi maka kita isi T


pada kolom penyanyi untuk Alan, Rudi, dan Wilardi.
Pada kolom Wilardi, profesi yang belum diisi adalah
Pelukis. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
Wlardi adalah Pelukis.

Penari Pelukis Penyanyi Penulis
Alan Y T T T

Karel T T Y T

Rudy T T T Y

Wilardi T Y T T

Anda mungkin juga menyukai