Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT uMUM

Nama : Laisha Rahma


Nim : 20.11.21.01.053
Study : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester : 2

A. PERTEMUAN SEMBILAN

1. Logika sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

Logika berasal dari Bahasa latin yang berarti logis yang bermakna
perkataan, jadi logika dapat disebut dengan logike episteme atau ilmu
logika yang artinya adalah kecakapan dalam berfikir lulus, tepat, dan
teratur.

Istilah logika pertama kali muncul pada abad ke-1 sebelum masehi,
yang dikatakan adalah seni berdebat oleh Alexander Aprodisies beliau
melakukan penyelidikan tentang kata melalui pemikiran yang dia
lakukan.

Berfikir merupakan suatu proses, proses berfikir ini disebut bernalar.


Dalam bernalar biasanya manusia malakukannya dengan menggunakan
berbagai macam asumsi dalam menarik kesimpulan. berfikir itu terbagi
dua, yaitu: induktif dan deduktif

2. Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

Matematika adalah sarana sebagai berfikir ilmiah karena matematika


itu ketika kita melakukan perhitungan jika salah maka jawaban nya
akan salah pula.

3. Statiska sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

Statistika adalah sebagai sarana berfikir ilmiah seperti banyak


mengumpulkan data dan mebuat kesimpulan.
B. PERTEMUAN SEPULUH

1. Orientasi Ke Arah Ontologis Ilmu Pengetahuan

Ontologi ilmu pengetahuan dari akal manusia merupakan satu-satunya


jalan yang menuntut kita untuk mencari kebenaran. Secara filsafat akal
adalah seluruh aspek yang ada didiri manusia itu semuanya
dipengaruhi oleh ilmu. Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat
pengetahuan.

Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, maka ontologi adalah


kajian filosofis tentang hakikat keberadaan ilmu pengetahuan, apa dan
bagaimana sebenarnya ilmu pengetahuan yang ada itu.

Paradigma ilmu pada dasarnya berisi jawaban atas pertanyaan fundamental


proses keilmuan manusia, yakni bagaimana, apa, dan untuk apa. Maka tiga
pertanyaan dasar tadi kemudian dirumuskan menjadi beberapa dimensi, dan
salah satunya ialah; dimensi ontologis, pertanyaan yang harus dijawab pada
dimensi ini adalah: apa sebenarnya hakikat dari sesuatu yang dapat diketahui,
atau apa sebenarnya hakikat dari suatu realitas. Dengan demikian dimensi
yang dipertanyakan adalah hal yang nyata.

2. Hakikat Ontologi Ilmu Pengetahuan

Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ontos dan logos. Ontos
artinya ada dan logos artinya ilmu. Jadi disimpulkan bahwa ontologi
merupakan ilmu yang membahas tentang keberadaan atau merupakan
sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat dari segala sesuatu yang
ada baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik.

Hakikat ontologi ilmu pengetahuan adalah bagian dari filsafat yang


membicarakan ilmu pengetahuan tentang realitas yang ada atau fakta.
Apabila kita berbicara tentang hal-hal yang nyata itu tidak termasuk
dalam ilmu pengetahuan atau being. Ilmu pengetahuan hakikatnya
lebih mengarahkan kepada cara berfilsafat seseorang dengan melihat
sisi realitias atau sisi kenyataannya.

C. PERTEMUAN SEBELAS

1. Cara Berpikir Ontologis Dalam Ilmu Pengetahuan


Cara berfikir ontologis adalah sesuatu yang bisa dipegang, bisa
dilihat, dan bisa dirasakan.

Dalam kaitan dengan ilmu, aspek ontologis mempertanyakan


tentang objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara ontologis ilmu
membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah
yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia dan terbatas
pada hal yang sesuai dengan akal manusia.

Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu
perwujudan tertentu. Membahas tentang yang ada, yang universal,
dan menampilkan pemikiran semesta universal. Berupaya mencari
inti yang temuat dalam setiap kenyataan, dan menjelaskan yang
ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.

2. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Secara Ontologis

Karakteristik ilmu pengetahuan dapat kita ketahui secara ontologis


yaitu ada eksistensinya dan keberadaanya. Jadi saat kita berbicara
hasrus bersifat realitas atau kenyataan yang di dukung oleh data-
data yang valid.

Pada bagian ini dikelompokkan ke dalam 4 kategori, adalah


sebagai berikut;

a. Berdasar pada ideologi,


b. Komponen materi kesatuan holistik,
c. Bercorak Humanistik, dan
d. Jawaban atas hakikat dan eksistensi manusia.

D. PERTEMUAN DUA BELAS

1. Hakikat Aksiologi

Hakikat Aksiologi Ilmu dipandang dari sudut aksiologi adalah cara


penggunaan atau pemanfaatan pengetahuan ilmiah. Asas dalam
keilmuan tersebut digunakan atau dimanfaatkan untuk kemaslahatan
umat manusia. Aksiologi ilmu adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang
kefilsafatan. 
Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Aksilogi
meliputi nilai-nilai, parameter,bagi apa yang disebut sebagai
kebenaran atau kenyataan itu sebagaimana kehidupan kita yang
menjelajahi kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materil,
dan kawasan simbolik yang masing masing menunjukkan aspeknya
sendiri-sendiri.

Dengan demikian Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempunyai


nilai secara umum.

2. Kategori Nilai

Ada beberapa kategori nilai dasar yaitu :

a. Nilai individu atau nilai intusi


Nilai yang terbentuk secara tidak langsung.

b. Nilai terbentuk dari rasional


Nilai yang bersifat objektif sesuai dengan perilaku manusia,
seperti nilai ini muncul dari manusia itu sendiri.

c. Nilai alamiah
Nilai yang segala sesuatu yang di timbulkan bersumber dari
alamiah. Seperti menolong orang lain.

d. Nilai emotif
Teori yang berasal dari emosi seseorang seperti bagaimana kita
melakukan tindakan atau berekspresi.

3. Korelasi

Filsafat ilmu dan Aksiologi adalah suatu kesatuan seperti saat kita
berfilsafat ilmu. Artinya kita mendalami ilmu dengan sebenar-
sebenarnya. Saat berfilsafat berarti kita ingin mencari kebenaran dan
ingin mengetahui aksiologi ilmu, dan aksiologi merupakan nilainya.

4. Sikap dan Tanggung jawab

Orang yang sudah berilmu dan ahli pada bidang tertentu maka ia akan
terbiasa seperti apa yang dia pelajari. Sikap dan tanggung jawab hal
seperti ini sebagaiman dia menerapkan, dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.

E. PERTEMUAN TIGA BELAS

1. Hakikat Logika

Menurut K. Prent C.M.T Adisubrata dalam Mundiri mengatakan


bahwa logika adalah berasal daribahasa latin ‘logos’ yang berarti
perkataan atau sabda. Kemudian menurutnya juga istilah lain sering
juga disebut mantiq, berasal dari kata arab yang diambil dari kata
nataqa yang berarti berkata atau berucap.

Sedangkan menrut Irving M.Copi dalam Mundiri memaknai kata


logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang
digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dan penalaran
yang salah.

Selanjutnya hampir sejalan dengan yang dikemukakan oleh Irving, W.


Poespoprodjo dalam Susanto memberikan definisi logika yakni
“Logika menunjukkan, meletakkan, menguraikan dan membuktikan
hukum-hukum dan aturan-aturan yang akan menjaga kita agar tidak
terjerumus dalam kekeliruan (kesetatan).

Jadi berdasarkan pada pengertian-pengertian yang telah


dikemukakan oleh para ahli diatas tentang logika dapat di fahami
bahwa pemahaman tentang logika adalah suatu cabang filsafat
yang membahas tentang aturan-aturan, asas-sasa, hukum-hukum
dan metode atau prosedur dalam mencapai pengetahuan secara
rasional dan benar.

Logika adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang aturan-


aturan, asas-sasa, hukum-hukum dan metode atau prosedur
dalam mencapai pengetahuan secara rasional dan benar. merupakan
suatu cara untuk mendapatkan suatu pengetahuan dengan
menggunakan akal pikiran, kata dan bahasa yang dilakukan secara
sistematis. Logika dapat disistematisasikan menjadi beberapa
golongan hal tersebut tergantung dari perspektif mana kita
melihatnya dilihat dari kualitasnya logika dapat dibedakan menjadi
dua yakni logika naturalis ( logika alamiah) dan logika artifisialis
(logika ilmiah).

2. Bentuk Berpikir
Bentuk berpikir secara logika itu ada 2, yaitu :

a. Logika formal, berdasarkan bentuk pertanyaan atau reposisi.


Logika Formal, adalah wacana atau argumentasi yang
membicarakan hakikat hukum-hukum ketepatan susunan
berpikir. HAl yang terpenting dalam logika ini adalah masalah
pengaturannya, rumusan atau hukum-hukum bagi ketepatan
susunan berpikir, isinya tidak dipermasalahkan juga masalah
penggunaannya.

b. Logika material, membuat kesimpulan berdasarkan isi objek.


Logika material ini disebut juga dengan teori metodologi.

Teori metodologi adalah wacana mengenai cara-cara menyusun


pikiran yang tepat untuk bidang masalah tertentu.

Jenis logika ada tiga, yaitu :

 Logika Induktif, merupakan hasil penelitian atau teori


mengenai prinsip-prinsip kesimpulan dari berbagai
kenyataan.

 Logika Deduktif, merupakan hasil penelitian atau


sistem mengenai prinsip-prinsip kesimpulan yang
mengarah pada penggunaan suatu prinsip

 Logika Dialektis.

3. Manfaat Logika dalam Ilmu Pengetahuan

Manfaat logika dalam ilmu pengetahuan adalah :

 Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk


berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan
koheren.

 Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan


objektif.

 Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir


secara tajam dan mandiri.
 Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
menggunakan asas-asas sistematis.

 Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari


kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan, serta kesesatan.

 Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

 Terhindar dari klenik, tahayul, atau kepercayaan turun-temurun

 Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus, metodis


dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka
akan meningkatkan citra diri seseorang.

F. PERTEMUAN EMPAT BELAS

1. Deduktif Dan Induktif

a. Deduktif adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi


argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran
dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari
premis-premisnya.

Dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam


logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini
merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan
diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula
penalaran tersebut.

Penalaran deduktif merupakan salah satu cara berpikir logis


dan analitis, berkat pengamatan yang semakin sestimatis dan kritis,
serta makin bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, lambat
laun manusia berusaha menjawab masalah dengan cara rasional
dengan meninggalkan cara irasional atau mitos. Pemecahan secara
rasional berarti menggunakan rasio (daya pikir) dalam usaha
memperoleh pengetahuan yang benar.

Dapat dipahami deduktif adalah yang membuat sebuah teori


terlebih dahulu kemudian diskusi dengan konstruksi indikator
berpikir dan merumuskan hipotesis.
b. Logika induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-
prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai
pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.

Logika ini sering disebut juga logika material, yaitu berusaha


menemukan prinsip-prinsip penalaran yang bergantung
kesesuaiannya dengan kenyataan, oleh karena hal itu
kesimpulannya hanyalah boleh saat ada kejadian-kejadian, dalam
arti selama kesimpulannya itu tidak ada bukti yang menyangkalnya
maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat dikatakan pasti.

Lebih singkatnya Induktif bisa juga di sebut membuat hipotesis


untuk melakukan uji coba, mengolah data dan diakhiri dengan
teori.

2. Kesesatan Berpikir

Logika dalam berpikir keilmuan adalah sebuah pendapat yang


mengatakan bahwa kesesatan berfikir dapat terjadi karena peregangan
terhadap hukum logika sehingga dapat melakukan kecerobohan yang
berakibat munculnya amlipatensi.

Jenis-jenis kesesatan berpikir, yaitu:

a. kesesatan formal yaitu kesesatan karena bahasa, sepesti salah


menyimpulkan. (miss komunikasi)

b. kesesatan informal yaitu kesesatan Karen logika yang salah


sebagaimana di kemukakan yaitu antara bahasa dan arti atau
kalimat memiliki ketidak singkronan.

c. Kesesatan relavansi adalah kesesatan penyimpulan dimana


tidak ada hubungan logis premis dan kesimpulan.
Kesimpulannya tidak relevan.

d. Kesesatan paralogis yaitu kesesatan penalaran atau


penyimpulan sesat, namun orang lain tidak mengetahuinya, atu
tidak memahami hal itu.

e. Kesesatan pesomisme yaitu kesesatan dalam penalaran yang


sesat namun orang yang menyimpulkan mengetahuinya.

3. Berpikir Barat dan Timur


Logika berpikir barat dan timur adalah ada beberapa orang barat
identic dengan eropa, amerika dan prancis, dari beberapa negara
tersebut ada perbedaan bahwa logika berpikir barat dan timur bisa
dikontakan filsafat orang barat dan orang timur perbedaannya yaitu:

a. orang timur lebih banyak penduduknya di banding orang barat,


sehingga orang timur jauh lebih banyak miskinnya.

b. orang barat lebih aktif di banding orang timur, orang barat


penghormatannya jauh lebih aktif kepada alam semesta.

c. Orang timur cara berpikirnya lebih menggunakan perasaan,


sementara orang barat segala sesuatu yang bisa dilihat dan di
kerjakannya itulah yang mereka lakukan.

d. Orang barat melihat alam sebagai objek lapangan pekerjaan.


Sedangkan orang timur itu lebih menganggap/mengutamakan
kehadiran di banding perbuatan.

4. Keraguan dan Kepastian

Hal di atas bukanlah sesuatu yang berbeda melainkan sesuatu yang


berirama karena pada dasarnya sesuatu yang sejalan. Maksudnya
adalah ketika seorang ragu akan suatu hal, hal itu merupakan sabuah
proses menuju keyakinan. Maka apabila seseorang itu yakin artinya itu
adalah sesuatu yang baik.

Anda mungkin juga menyukai