Anda di halaman 1dari 10

MK.

FILSAFAT ILMU LINGKUNGAN


Tugas I

BOOK REPORT
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Polpuler
oleh Jujun S. Suriasumantri

Disusun Oleh :
YOHAN RUMAYOMI
NIM. P033232038

Dosen :
Prof. Dr. Ir. Eymal Bahsar Demmallino, M.Si.

Program Doktor Ilmu Lingkungan


Sekolah Pascasarjana
Universitas Hasanuddin
Makassar
2024
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Filsafat ilmu merupakan ‘induk’ dari ilmu pengetahuan yang mendasari


logika, bahasa, dan matematika. Filsafa ilmu merupakan mata kuliah yang wajib
bagi program Doktoral. Filsafat ilmu diperlukan agar memiliki wawasan mendasar
bagi ilmu pengetahuan. Book Report Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer yang
ditulis oleh Jujun S. Suriasumantri menjadi bahan acuan dalam mendalami tentang
pandangan-pandangan dalam berfilsafat yang dapat disesuaikan dengan
perkembangan wawasan mahasiswa.
Buku filsafat ilmu sebuah pengantar popular dengan pendidikan nilai dan
moral adalah filsafat merupakan induk dari pendidikan nilai dan moral. Ilmu filsafat
mengkaji mengenai epistimologi (filsafat pengetahuan), etika (filsafat moral), etestika
(filsafat seni), metafisika, politik (filsafat pemerintahan), filsafat agama, filsafat ilmu,
filsafat pendidikan, filsafat hukum, filsafat sejarah dan filsafat matematika.
Pendidikan nilai dan moral termasuk di filsafat agama dan juga etika. Pendalaman
buku tersebut merupakan bagian dari persyaratan mahasiswa doktoral ilmu
lingkungan Universitas Hasanuddin sebagai tugas mata kuliah filsafat ilmu
lingkungan.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari book report Buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer oleh
Jujun S. Suriasumantri adalah salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata kulih
filsafat ilmu lingkungan. Tujuan book report buku tersebut adalah untuk mendalami
dan memahami tentang dasar-dasar ilmu filsafat, pandangan-pandangan serta sumber-
sumber ilmu pengetahuan dan cara berpikir ilmiah serta kegunaan filsafat itu sendiri.
C. Biodata Buku

 Judul Buku : Filsafat Ilmu ; Sebuah Pengantar Populer


 Penulis : Jujun S. Suriasumantri
 Penerbit : Pustaka Sinar Harapan
 Tahun Terbit : 2005
 Halaman : 384
 Jenis Buku : Ilmiah

II. PENDALAMAN ISI BUKU


A. Ke Arah Pemilikan Filsafat

1) Ilmu dan filsafat


Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui
dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti
mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, sebarapa jauh
sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau. Pengetahuan dimulai
dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat
dimulai dengan ke dua-duanya.
2) Karakteristik berfikir filsafat:
 Sifat menyeluruh: bahwa seorang ilmuan tidak akan puas mengenal ilmu dari
segi pandang ilmu itu sendiri,dia juga akan melihat hakikat ilmu dalam
konstelasi pengetahuan yang lainnya.
 Sifat mendasar: bahwa seorang ilmuan tidak akan selalu melihat bintang-
bintang diatas namun juga membongkar tempat berpijak secara fundamental.
 Sifat spekulatif : bahwa hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi
pemikiran selanjutnya.
3) Filsafat:Peneratas Pengetahuan
Filsafat adalah mariner yang merupakan pionir dari ilmu,baik ilmu-ilmu alam
maupun social.Dalam tahap peralihan bidang penjelajahan filsafat menjadi lebih
sempit,tidak lagi menyeluruh melainkan sektoral.Walaupun demikian dalam taraf
ini secara konseptual ilmu masih mendasarkan kepada norma-norma
filsafat.Dalam tahap selanjutnya ilmu menyatakan menyatakan dirinya otonom
dari konsep-konsep filsafat dan mendasarkan sepenuhnya pada hakikat alam
sebagaimana adanya.
Auguste Comte membagi tiga tingkat perkembangan pengetahuan tersebut diatas
kedalam tahap religius,metafisik dan postulat.Dalam tahap pertama maka asas
religilah yang dijadikan postulat ilmiah sehinga ilmu merupakan dduktif atau
penjabatan dari ajaran religi.tahap kedua orang mulai berspekulatif tenteng
metafisika(keberadaan) ujud yang menjadi objek penelaahan yang terbebas dari
dogma religi dan mengembangkan system pengetahuan di atas dasar postulat
metafisika tersebut.sedangkan tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah,
(ilmu) dimana asas-asas yang digunakan di uji secara positif dalam proses
verifikasi yang obyektif. Tahap mula,filsafat mempersoalkan siapakah manusia
itu. Tahap yang kedua adalah pertanyaan yang berkisar tentang ada:tentang hidup
dan eksistensi manusia.Tahap yang ketiga adalah kejelesan yang dapat ditangkap
oleh pendengar tentang apa yang sedang di utarakan.
4) Filsafat ilmu
Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat penetahuan yang dibagi menjadi
filsafat ilmu-ilmu alam dan sosial. Filsafat ilmu merupakan telaah yang ingan
menjawab pertanyaan-pertanyaan:
 Objek apa yang ditelaah ilmu?
 bagaiman wujud dari objek tersebut?
 Bagaiman proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa
ilmu?
 bagaimana prosedurnya?
 Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
 bagaimana kaitanyan dengan kaidah- kaidah moral?

B. Dasar-dasar Pengetahuan

1) Penalaran
Kemampuan menalar manusia membuatnya mampu mengembangkan
pengetahuan yang merupakan kekuasaan-kekuasaanya.Pengatahuan ini mampu
dikembangkan manusai karena dau hal utama yakni ,pertama, manusia
mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran
yang melatarbelekangi informasi tersebut.Kedua, kemampuan berfikir menurut
suatu alur kerangka berfikir tertentu(penalaran)
2) Hakikat penelaran
Penalaran merupakn suatu proses berfikir dalam menarik semua kesimpulan
berupa pengetahuan.Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan
kegiatan berfikir dan bukan dengan perasaan.jadi,penalaran merupakan kegaatan
berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Ciri-ciri penalaran:
 Adanya suatu pola berfikir yang secara luas dapat disebut logika /proses
berfikir logis
3) Sifat analitik dari proses berfikirnya
Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber pada
rasio(rasionalisme) dan fakta (empirisme). Kegiatan berfikir juga ada yang tidak
berdasarkan penalaran yaitu intuisi dan wahyu.Intuisi merupakan suatu kegiatan
berfikir nonanalitikyang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berfikir
tertentu.
4) Logika
Logika secara luas dapat didefinisikan sebagai “Pengkajianuntuk berfikir secara
sahih”.Ada dua jenis cara penarikan kesimpulan,yaitu logika induktif dan logika
deduktif.Logika induktif erat hubungan nya dengan penariakn kesimpulan dari
kasus-kasus individual nyat menjadi kesimpulan yang bersifat
umum.Sebaliknya ,logika dedukif yang membantu kita dalam menarik
kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual
(khusus).Penariak kesimpulan secara deduktif biasanya mengaunakan pola
berfikir yang dinamakn silogisme.Silogisme disusun dari dua buah pernyataan
(premis mayor dan premis minor) dan sebuah kesimpulan.
5) Sumber Pengetahuan
Pada dasarnya terdapat dua cara pokok untuk mendaop pengetahuan yang benar.
Pertama,mendasarkan diri kepada rasio.Kedua, mendasarkan pada pengalaman.
Sebaliknya,kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan
didapatkan lewat penalaran rasional yang abstak namun lewat pengalaman yang
kongkret.Metode yang digunakan adalah metode induktif. Selain rasionalisme dan
empirisme kita juga mengenel intuisi dan wahyu sebagai sumber pengetahuan.
6) Kriteria kebenaran
Ketiga pernyataan ini benar karena bab pernyataan dan kesimpulan yang ditarik
adalah konsisten dengan penyataan dan kesimulan terdahulu yang telah dianggap
benar.Teori yang didasaerkan dalam pertanyaan ini disebut teori koherensi.
Paham yang lain adalah kebeneren yangberdasarkan kepada teori korespondensi
dimana suatu pernyataan itu danggap benar jika materi pengetahuan yang
dikandung pernyataan itu berkorespondensi(berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut.Teori pragmatic dimina kebenaran diukur dengan
criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan
praktis.Artinya. suatu pernyataan itu benar, jika pernyataan itu atau konsekwensi
dari pwrnyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

C. Ontologi : Hakikat apa yang Dikaji

1) Metafisika
Metafisika merupakan tempat berpijak bagi setiap pemikiran filsafat termasuk
pemikiran ilmiah. Beberapa tafsiran Metafisika adalah sebagai berikut :
 Tafsiran paling utama manusia terhadap alami adalah adanya wujud-wujud
yang bersifat gaib.animisme adalah kepercayaan yang berdasarkan
pemikiran supernaturalisme,dimana manusai percaya akan adanya makhluk-
makhluk gaib dibenda-benda seperti batu,pohon,dan air terjun.
 Sebaliknya,paham naturalisme berpendapat bahwa gejala-gejala alam yang
terjadi tidak disebabkan oleh makhluk-makhluk gaib melainkan oleh
kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri,yang dapat kita pelajari dan
kita ketahui.
 Disini kaum mekanistik ditentang oleh keum vitalistik.Kaum metanistik
melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) heya merupakan gejala
metafisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu
yang unik yang berbeda secara substansi dengan proses tertentu.
2) Asumsi
Merupakan suatu pendapat atau perkiraan yang dikeluarkan seseorang saat
melihat sauatu kejadian
3) Peluang
Adalah suatu kemungkinan yang pastinya dapat terjadi dalam suatu
kejadian.Misalnya adanya peluang bola itu akan masuk kegawang atau tidak saat
ditendang.
4) Beberapa Asumsi Dalam Ilmu
Dalam mengembangkan asumsi maka perlu diperhatikan beberapa hal:
 Asumsi itu harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian disiplin
keilmuan .asumsi ini harus oprasional dan merupakan dasar dari pengkajian
teoritis.Asumsi ini merupakan dasar dari telaah ilmiah.
 Asumsi itu harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya” bukan
“bagaimana keadaan seharusnya”.Asumsi ini meruakan dasar dari telaah
moral.

5) Batas-batas penjelajahan ilmu


Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia yang
juga disebabkan metode yang dipergunakan dalam menyusun yang telah teruji
kebenaranya secara empiris.Ilmu hanya berwenang menentukan mana yang benar
dan mana yang sakah ,tentang baik dan buruk semua (termasul ilmu) berpaling
kepada suber-sumber moral ;tentang indah dan jelek (termasuk ilmu) berpaling
kepada pengkajian estetik.
6) Cabang-cabang ilmu
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu berkembang dari dua cabang utama yakni
filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural
science) dan filsafat moral yeng kemudian berkembang kedalam cabang-cabang
ilmu social (the social science). Ilmu alam membagi diri kedalam dua kelompok
lagi yakni ilmu alam (the physical science) dan ilmu hayat (the biological
science).ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta
sedangkan alam kemudian berkembang lagi menjadi fisika (mempelajari massa
dan energa),Kimia (mempelajari substansi zat),astronomi(mempelajari bintang-
bintang dlangit) dan ilmu bumi yang tiap cabang ini nantinya membentuk ranting-
ranting baru.
Ilmu-ilmu sosial berkembang agak lambat. Pada pokoknya terdapat cabang utama
ilmu social yakni antropologi(mempelajari manusia dalam prespektif waktu dan
tempat),Psikologi(mempelajari proses mental dan kelakuan
menusia ,ekonomi,sosiologi dan ilmu politik.

III. PENUTUP

Hakikat ilmu merupakan pengetahuan yang harus dihafal, agar bisa


dikemukakan waktu berdebat, berpendapat atau berdialog : makin dihafal akan
semakin hebat. Pengetahuan yang dikuasai harus mencakup bidang- bidang yang
amat luas, agar tiap masalah yang muncul bisa ikut menyambut, makin banyak maka
makin semakin baik. Ilmu tidak berfungsi sebagai pengetahuan yang diterapkan
dalam memcahkan masalah kita sehari-hari, melainkan sekedar dikenal dan
dikonsumsi, seperti lagu Ebiet atau sajak Sutardji. Kepercayaan seseorang tergantung
kepada pendidikan, kepercayaan masyarakat tergantung kepada kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai