Anda di halaman 1dari 29

PENDAHULUAN

 Orang-orang yang mempelajari bahasa Arab


mengalami sedikit kebingungan tatkala
menghadapi kata ILMU.
 Dalam bahasa Arab kat al-‘ilm berarti
pengetahuan (knowledge), sedangkan kata ilmu
dalam bahasa Indonesia biasanya merupakan
terjemahan science.
 Salah satu tujuan perkuliahan filsafat ilmu ialah
agar kita memahami kapling pengetahuan.
Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum

 Ilmu pengetahuan sebuah sketsa umum mengenal


kelahiran dan perkembangannya sebagai
pengantar untuk memahami Filsafat Ilmu.
 Ilmu pengetahuan identik dengan filsafat.
 Kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan,
melalui sejarah filsafat yang berlangsung di
Barat melalui suatu tradisi yang kemudian
diwarisi oleh masyarakat ilmiah hingga dewasa
ini.
Dalam dimensi fenomenalnya, ilmu pengetahuan
menampakkan diri :

 Masyarakat yaitu suatu masyarakat elit yang dalam hidup


kesehariannya sangat konsern pada kaidah-kaidah
universalisme, komunalisme, disinterestedness, dan
skeptisisme yang terarah dan teratur.
 Proses yaitu olah krida aktivitas masyarakat elit yang
melalui refleksi, kontemplasi, imajinasi, observasi,
eksperimentasi, komparasi, dan sebagainya tidak pernah
mengenal titik henti untuk mencari dan menemukan
kebenaran ilmiah.
 Produk yaitu hasil dan aktivitas tadi berupa dalil-dalil, teori-
teori dan paradigma beserta hasil penerapannya, baik yang
bersifat fisik maupun non-fisik.
Dalam dimensi struktural ilmu tersusun
atas komponen sbb :

 Objek sasaran atau gegenstand yang ingin


diketahui.
 Gegenstand terus menerus dipertanyakan tanpa
mengenal titik henti.
 Ada alasan atau motif dan dengan sarana dan cara
tertentu gegnstand tadi terus menerus
dipertanyakan.
 Temuan-temuan yang diperoleh selangkah demi
selangkah disusun kembali dalam suatu kesatuan
sistem.
Pengenalan Filsafat

 Filsafat adalah usaha untuk memahami atau


mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-
nilainya.
 Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara
keseluruhan sejauh dan dapat diajangkau oleh
pikiran.
 Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan
tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta
tempat manusia hidup serta apa yang merupakan
tujuan hidupnya.
Arti Filsafat

 Filsafat sebagai suatu sikap, adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan
alam semesta.
 Filsafat sebagai suatu metode, artinya sebagai cara berpikir secara reflektif
(mendalam), penyelidikan yang menggunakan alasan, berpikir secara hati-
hati dan teliti.
 Filsafat sebagai kelompok persoalan, banyak persoalan abadi yang
dihadapai manusia dan para filsuf berusaha memikirkan dan menjawabnya.
 Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran, besarnya kadar
subyektivitas seorang filsuf dalam menjawab masalah-masalah itu
menjadikan kita sulit untuk menentukan teori atau sistem pemikiran yang
baku dalam filsafat.
 Filsafat sebagai analisa logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah,
kebanyakan filsuf memakai metode analisa untuk menjelaskan arti suatu
istilah dan pemakaian bahasa.
Filsafat dari segi etimologi

 Ada 2 arti secara etimologik dari filsafat yang


sedikit berbeda.
 Pertama, apabila istilah filsafat mengacu pada
asal kata philein dan sophos, maka artinya
mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana.
 Kedua, apabila filsafat mengacu pada asal kata
philos dan sophia, maka artinya adalah teman
kebijaksanaan.
Ruang Lingkup dan Kedudukan Filsafat Ilmu

 Ruang lingkup filsafat ilmu dalam bidang filsafat


sebagai keseluruhan pada dasarnya mencakup
dua pokok bahasan, yaitu :
 Sifat pengetahuan ilmiah
 Cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah
“Filsafat ilmu erat hubungannya dengan logika
dan metodologi, dan dalam hal ini kadang-
kadang filsafat ilmu dikaitkan pengertiannya
dengan metodologi.
Filsafat Ilmu dikelompokkan menjadi 2 :

 Filsafat ilmu umum, yang mencakup kajian tentang


persoalan kesatuan, keseragaman, serta hubungan
diantara segenap ilmu. Kajian ini terkait dengan
masalah hubungan antara ilmu dengan kenyataan,
kesatuan, perjenjangan, susunan kenyataan, dsb.
 Filsafat ilmu khusus, kajian filsafat ilmu yang
membicarakan kategori-kategori serta metode-metode
yang digunakandalam ilmu-ilmu tertentu atau dalam
kelompok-kelompok ilmu tertentu, seperti dalam
kelompok ilmu alam, masyarakat, tehnik, dsb.
Anggapan-anggapan Pokok Filsafat
Ilmu Pengetahuan pada Abad ke 20

 Lingkaran Wina, suatu kelompok yang terdiri


dari sarjana-sarjana ilmu-ilmu pasti dan alam di
Wina ibukota Austria. Pandangan yang
dikembangkan oleh lingkaran Wina disebut
Neopositivisme.
 Pandangan positivisme, filsafat ilmu pengetahuan
mereka pandang semata-mata sebagai logika
ilmu.
Sejarah perkembangan Ilmu

 Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang


ini tidaklah berlangsung secara mendadak,
melainkan terjadi secara bertahap atau evolutif.
 Sejarah perkembangan ilmu kita harus melakukan
pembagian atau klasifikasi secara periodik.
 Salah satu dorongan untuk membuat manusia
melangkah ke arah kemajuan tersebut adalah rasa
ingin tahu. Kuantitaif : menggali
 Kualitatif : mengembangkan
Zaman-zaman Perkembangan Ilmu
Pengetahuan

 Zaman pra Yunani kuno (abad 15-7 SM)


 Zaman Yunani kuno (abad 7-2 SM)
 Thales (624-548 SM), Ia mempersoalkan asal alam
semesta.
 Pythagoras (580-500 SM), ia dikenal sebagai filsuf
dan juga ahli ilmu ukur.
 Sokrates (470-399 SM), ia tidak pernah
meninggalkan tulisan, namun pemikirannya dikenal
melalui dialog-dialog yang ditulis oleh muridnya
Plato.
Landasan Penelaahan ilmu

 Kegiatan keilmuan dan pengembangan ilmu


memerlukan dua pertimbangan.
 Objektivitas=mematikan peran
manusia,subjektivitas=menghidupkan peran
manusia,yang teruju kepada kebenaran merupakan
landasan tetap yang menjadi pola dasarnya.
 Nilai-nilai hidup kemanusiaan merupakan
pertimbangan pada tahap pra ilmu dan pasca ilmu.
Nilai-nilai kemanusiaan merupakan dasar, latar
belakang dan tujuan dari kegiatan keilmuan.
Sarana Berpikir ilmiah

 Aku berpikir maka aku ada


 Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia, untuk
membedakan antara manusia dengan makhluk lain.
 Dengan dasar berpikir ini, manusia dapat
mengubah keadaan alam sejauh akal dapat
memikirkannya.
 Berpikir disebut juga sebagai proses bekerjanya
akal, manusia dapat berpikir karena manusia
berakal.
Metode Ilmiah

 Cara yang dipakai oleh bidang ilmu tertentu


 Orang awam sering mengaitkan begitu saja antara
pengertian ilmu dengan pengetahuan, padahal keduanya
terletak pada tataran dan juga memiliki ciri yang berbeda.
 Untuk mengetahui secara rinci mengenai perbedaan
diantara keduanya itu, maka perlu dikemukakan lebih
dahulu pengertian ilmu.
 Kemudian baru dipaparkan ciri-ciri ilmu, sehingga
karakteristik ilmu itu sendiri lebih mudah diidentifikasi.
 Akhirnya yang sangat penting adalah metode-metode yang
dipakai dalam bidang ilmu pada umumnya.
Pengertian Ilmu

 Kata ilmu merupakan terjemahan dari kata dalam


bahasa Inggris :science yang berasal dari kata
latin scientia yang berarti pengetahuan. Kata
scientia ini berasal dari kata kerja scaire yang
artinya mempelajari, mengetahui. Pada mulanya
cakupan ilmu (science) secara etimologis
menunjuk pada pengetahuan semata-mata,
pengetahuan mengenai apa saja.
Etika Keilmuan

 Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang


datang demikian saja sebagai barang yang sudah
jadi dan datang dari dunia khayal.
 Akan tetapi ilmu merupakan suatu cara berpikir
yang demikian jelimet (rumit : haba biruk) dan
mendalam tentang suatu objek yang khas dengan
pendekatan yang khas pula.
 Sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan yang handal.
Sikap Ilmiah

 Ilmu filsafat sebagai usaha ilmiah dibagi menjadi


beberapa cabang menurut lingkup bahasannya
masing-masing.
 Etika termasuk dalam kelompok filsafat praktis
dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika
umum dan etika khusus.
Kebenaran Ilmiah

 Kata KEBENARAN dapat digunakan sebagai


suatu kata benda yang konkret maupun abstrak.
 Jika subjek hendak menuturkan kebenaran
artinya adalah proposisi yang benar.
 Proposisi maksudnya adalah makna yang
dikandung dalam suatu pernyataan.
Cara kerja Ilmu

 Cara kerja ilmu-ilmu empiris (induksi)


 Cara kerja ilmu-ilmu alam
 Cara kerja ilmu-ilmu kemanusiaan
 Cara kerja ilmu-ilmu pasti (deduksi)
1. Awal mula ilmu-ilmu pasti
2. Bidang-bidang yang pernah dicakup ilmu pasti
3. Ilmu-ilmu pasti pada masa klasiknya
4. Kenisbian sistem ilmu pasti
5. Penyelidikan modern tentang dasar-dasar ilmu pasti
6. Susunan matematika dan logika modern
Penalaran

 Suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan


 Berupa pengetahuan
 Bukan dengan perasaan
 Kriteria kebenaran
 Landasan proses penemuan kebenaran
 Ciri-ciri penalaran

1. LOGIKA “proses berpikir logis” menurut suatu pola tertentu


(logika tertentu). Kebenaran adalah apa yang bisa diteriima
oleh akal (hukum-hukum untuk berpikir tepat).
2. ANALISTIS “penalaran ilmiah dengan logika ilmiah”>usaha
aktif. Bukan perasaan atau intuisi atau wahyu.
PROSEDUR PENALARAN

 INDUKTIF
 Berawal dari proposisi (hubungan 2 konsep) khusus
(sebagai hasil pengamatan) berakhir pada kesimpulan
(pengetahuan baru) berupa asas umum.
 Contoh :
-Gajah mempunyai mata
-Kucing mempunyai mata
-Tikus mempunyai mata
-Gajah,kucing,tikus adalah binatang. Jadi binatang
juga mempunyai mata.
DEDUKTIF

 Bertolak dari proposisi umum yang kebenarannya


telah diketahui (diyakini/aksiomatik) dan
berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan
baru) yang bersifat khusus.
 Contoh :

Semua makhluk hidup memerlukan air


Manusia adalah makhluk hidup
Andi adalah manusia
Jadi, Andi memerlukan air
Kebenaran
(Hubungan antara pengetahuan dan apa yang menjadi objek
pengetahuan, yaitu apabila terdapat persesuaian dalam hubungan
antara obyek dan pengetahuan tentang obyek itu)
 1. ANTOMISME LOGIKAL & POSITIVISME LOGIKAL
 Bertrabd Rusell & Ludwig Wittgenstein
 Dikembangkan oleh kel.”Wiener Kreis” (Rudolf Carnap & Moritz
Schlick)
 Teori kebenaran KORESPONDENSI, jika pengetahuan itu
memberikan gambaran yang persis dari kenyataan yang diamati
 Apa yang tidak bisa diamati secara inderawi (seperti kaidah-kaidah
hukum dan semua yang bersifat normatif tidak dapat diketahui)
 Berpegang teguh pada sifat EMPIRIS
 Penguji kebenaran dengan ASAS VERIFIKASI
 Hanya putusan-putusan ilmiah yang dapat diverifikasi secara empiris
saja yang dianggap benar (diuji,diamati secara empiris)
 Proses berpikir INDUKSI
2. RASIONALISME KRITIKAL

 Karl Popper
 Pengetahuan ilmiah harus obyektif dan teoritikal dan pada akhirnya
merupakan penggambaran dari dunia yang dapat diamati secara inderawi
 Penganut KORESPONDENSI tentang kebenaran
 Menolak asas verifikasi dan proses induksi
 Proses DEDUKSI
 HIPOTESIS berfungsi sebagai sejenis lampu pencari yang disorotkan
pada kenyataan yang diamati
 Lampu pencari seringkali berdasarkan pandangan-pandangan
 Intersubyektif
 Penguji kebenaran : Asas FALSIFIKASI
 Suatu ilmu “benar untuk sementara”
 DAPAT DITERAPKAN pada ILMU HUKUM (Hans Albert)
3. TEORI THOMAS KUHN

 Mendekati ilmu secara EKSTERNAL sebagai HISTORIKUS


(penulis sejarah) dan SOSIOLOG (ahli sosiologi)
 Paket pandangan :
 Teori-teori
 Hipotesis-hipotesis
 Pengertian-pengertian
 Metode-metode yang mapan
 Berkenaan dengan masalah-masalah ilmiah tertentu
 Paradigma ilmu (suatu keseluruhan yang majemuk)
 Anomali (hal yang tidak cocok dalam paradigma yang berlaku)
 Konsensus dari teman sejawat sebidangnya
4. HERMENEUTIK dan PRAGMATISME

 Semula menginterpretasi naskah


 Semula para teolog>historikus, ahli kesusasteraan dan yuris
 Bersifat teknikal (memberikan metode-metode interpretasi)
 Wilheim Dilthey
 Diperlukan ajaran metode-metode untuk semua ilmu-ilmu manusia
 Tidak mungkin ilmuwan sebagai penonton
 Penelitian : seni, teologi, filsafat, antropologi, sosiologi. Hukum (sebagai
partisipasi pada gejala-gejala)
 SUBYEK-SUBYEK
 TRADISI DISKUSI
 Pra anggapan (pra pemahaman), misal dalam hukum (putusan)
 Pengaruh besar dalam PENEMUAN HUKUM
 Menginterpretasikan kaidah-kaidah
 Teori kebenaran PRAGMATIK (jika memenuhi fungsinya secara memuaskan,
bertumpu pada KONSENSUS)
Filsafat itu tidak terbatas

 Terjadi spesifikasi filsafat : karena talenta terbatas tapi ilmu tidak


terbatas.
 Filsafat mempelajari hakekat ilmu.
 Pengetahuan diperoleh panca indra dan diteliti secara sistematik
 Ilmu : pengetahuan yang dipelajari sistematis.
 Teori : kesimpulan daripada obyek
 Teori : mempermudah masalah
 Teori harus sesuai dengan konteksnya.
 Ilmu = tidak ada habisnya.
 Teori : bahan-bahan yang digunakan.
 Ilmu-Antologi = obyek yang diteliti = siswa, karakter, orang tua
 = cara/metode
 Aksiologi = Tujuan
PENUTUP

 Bandingkan dengan perkembangan ilmu


pengetahuan sebelum masa modern, bahkan
dibandingkan dengan keseluruhan perkembangan
sampai pertengahan abad ke-20
 Ilmu pengetahuan pada akhir abad 20
menghadapkan seluruh umat manusia pada aneka
masalah yang berkaitan satu sama lain.
 Perkembangan ilmu pengetahuan mau tidak mau
pada akhirnya berhadapan dengan matra etis.

Anda mungkin juga menyukai