Filsafat berkembang seiring dengan perubahan dan tuntutan hidup manusia serta telah melewati sejarah panjang. Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan dan mulai berkembang pada abad kelima SM. Pada abad itu muncul gugatan mengenai kebenaran pengetahuan yang sudah berabad-abad diterima dengan sangat baik dan bersumber dari mitos dan mitologi. Abad kelima SM muncul para filsuf-filsuf pertama yang meragukan kebenaran mitos dan berusaha mencari kebenaran atas beberapa pertanyaan mendasar pada masa itu seperti: asal usul segala sesuatu, hakikat yang "Ada", alam semesta, kritisasi atas berbagai fenomena alam yang terjadi dan lain sebagainya. Beberapa pandangan mengenai filsafat ilmu diantaranya filsafat ilmu merupakan suatu tujuan kritis tentang pendapatan-pendapatan ilmiah. Filsafat ilmu adalah pembandingan atau pengembangan pendapatan-pendapatan masa lampau terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang didukung dengan bukti-bukti ilmiah. Filsafat ilmu merupakan paparan dugaan dan kecenderungan yang tidak terlepas dari pemikiran para ilmuwan yang menelitinnya. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Ada beberapa macam yaitu filsafat pengetahuan, filsafat agama, filsafat ilmu dan lain-lainya. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakan yang telah diuraikan diatas, maka timbul permasalahan sebagai kajian. 1. Apa peran filsafat terhadap kostribusi bagi ilmu pengetahuan? 2. Apa implikasi filsafat terhadap konstribusi ilmu pengetahuan?
1.3. Tujuan penulis
Berdasarkan tujuan masalah diatas, maka tujuan penulis ini yaitu. 1. Memahami peran filsafat ilmu terhadap konstribu bagi ilmu pengetahuan 2. Memahami implikasi filsafat ilmu terhadap konstribusi bagi ilmu pengetahuan
1.4. Manfaat penulis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka manfaat dalam penulis ini yaitu. 1. Manfaat teoritis Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya dalam penulisan tentang peran dan impilikasi filsafat terhadap konstribusi bagi ilmu pengetahuan. 2. Manfaat praktis Penulis dapat memahami peran dan implikasi filsafat ilmu terhadap konstribusi bagi ilmu pengetahuan. BAB II
PEMBAHASAN
1.1.2. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah suatu bidang studi yang berusaha untuk memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, nilai, akal budi, bahasa, logika, dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, di mana "philos" berarti cinta, dan "sophia" berarti kebijaksanaan. Oleh karena itu, filsafat sering diartikan sebagai "cinta terhadap kebijaksanaan. Filsafat melibatkan pemikiran yang mendalam, refleksi kritis, dan analisis konsep-konsep fundamental. Filsuf, atau pemikir filsafat, berusaha untuk menyelidiki asal-usul, sifat, nilai, dan signifikansi dari segala sesuatu yang ada. Beberapa pertanyaan yang sering menjadi fokus filsafat melibatkan hakikat realitas, hubungan antara pikiran dan materi, sumber pengetahuan, moralitas, keadilan, kebebasan, dan tujuan hidup. Mengenai pengertian defenisi filsafat tersebut, perlu dipahami bahwa filsafat memandang alam ini sebagai suatu kesatuan yang tidak dipecah-pecah, sehingga ia membahasanya secara keseluruhann, antara yang satu sama lainya sehingga berkaitan. Pertama. Menurut Plato. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli. Kedua, menurut. Aritsoteles. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Ketiga, menurut golongan Stoa filsafat ialah usaha untuk mencari kesempurnaan yang bersifat teori dan amalan dalam bidang logika, fisika, dan etika. Keempat, menurut al-farabi ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud sebagaimana hakikat yang sebenarnya. Kelima, menurut Descrates filsafat merupakan sekumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok peleyelidikan. 2.1.2. Filsafat Menurut Para filosof Beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para Filosof, baik filosof Klasik maupun filosof modern sebagai berikut. 1. Socrates. Filsafat adalah berfirkir untuk tahu, tahu adalah budi. Oleh karena itu budi adalah tahu maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan sendirinya akan berbuat baik, ia dapat disebut dengan orang berbudi. 2. Plato. Sebagai murid Socrates, mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tiada lain segala yang ada. 3. Aristoteles. Murid plato, filsafat adalah sebab dan asas segala yang ada. Disamping itu mengartikan filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergantung didalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika. 4. Marcus tulius cicero. Filsafat adalah pengetahuan tentang yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapai yang tersebut. 5. Al-kindi filsafat ialah ilmu tentang hakekat segala yang ada, baik yang ada pada dunia fisika maupun metafisika.
2.2. Dasar-dasar filsafat dan problematikannya
secara garis besar dasar- dasar filsafat dibagi kedalam beberapa aspek, seperti Ontologi. Kosmologi. Efistologi. Dan Axiologi. Ontologi berasal dari Bahasa Yunani “onto” artinya ada dan “logos” berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian ontology adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang wujud (being) sesuatu sejauh itu ada. Oleh karena itu ontologi bukan saja mempelajari hakekat Tuhan, akana tetapi juga mempelajari substansi dan hakekat suatu benda dan persoalanya. Epistomologi berasal dari Bahasa Yunani Epistem berarti pengetahuan dan logos artinya ilmu atau teori. Jadi epistomologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang pengetahuan dalam mengkaji asal usul filsafat dan benda secara mterminologi epistemology adalah sala satu problem logika yang dapat dapat menentukan kebenaran dan cara memperoleh pengetahuan tentang filsafat yang tepat, yang merupakan cara ditempuh dalam memperoleh pengetahuan filsafat, baik yang teroritis maupun yang praktis. Aksiologi berasal dari Bahasa Yunani juga yaitu “Axio” berarti bermanfaat atau bernilai dan “logos” berarti ilmu pengetahuan, jadi aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai estetika dan etika terhadap hasil dari pengetahuan. Aksiologi juga merupakan ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai terhadap persoalan kefilsafatan, nilai yang di maksun adalah nilai guna, nilai fungsi dan nilai manfaat. Kosmologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “ kosmos” berarti alam ( material ) dan logos ilmu pengetahuan, jadi kosmologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang struktur dan lapisan alam beserta isinya yang melibatkan manusia sebagai subjek. 2.3. Obyek dan Metode Filsafat 1. Objek Filsafat Secara umum, filsafat mempunyai objek yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dan bole juga di jadikan diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan sebagainya. Apalabilah diperhatikan secara seksama objek filsafat tersebut dapat dikategori kepada dua. 1. Objek material Filsafat. Objek material ini adalah sasaran material suatu penyeledikan, pemikiran atau penelitian keilmuan. Objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat pertanggung jawabkan secara umum. 2. Objek formal filsafat. Objek formal merubah khusus filsafat yang sedalam-dalamnya. (Poedjawijana, 1994:8). Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Suatu objek material dapat di tinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yag berbeda-beda. Objek formal ini dapat di pahami melalui dua kegiatan. a. Aktivis berfikir murni (reflective thinking) artinya akal manusia dengan usaha untuk mengerti dengan usaha untuk mengerti secara mendalam segala sesuatunya ke akar-akarnya. b. Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil dari penelitian atau penyelidikan dalam wujud ilmu ideologi.
2.4. Metode filsafat
Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari kenyataan. Untuk mendapatkan hal tersebut, filsafat memiliki beberapa metode penalaran. 1. Deduksi Secara sederhana, metode ini dapat dikatakan satu metode penalaran yang bergarak dari sesuatu yang bersifat umum kepada khusus. contohnya a. semua manusia akan mati b. presiden adalah manusia c. presiden akan mati 2. Induksi Dikatakan satu metode penalaran yang bergerak dari sesuatu bersifat khusus ke umum. d. Ryan adalah seorang mahasiswa Aqida Filsafat e. Ryan adalah manusia f. Semua manusia Aqidah Filsafat adalah manusia. 3. Dialektika Secara umum, metode ini dapat dipahami sebagai cara berfikir yang dalam usahanya memperoleh kesimpulan berstandar pada tigal hal, yakni, tesis, antithesis dan sintesa yang merupakan gabungan dari tesis dan antitesa, contoh sederhana untuk metode penalaran ini adalah keluarga. Dalam satu keluarga biasanya terdapat ayah, ibu, dan anak. Jika ayah adalah tesis, maka ibu adalah antithesis lantas anak merupakan sintesa karena keberadannya ditentukan ayah dan ibu.
2.5. Peranan, Tujuan Dan Menfaat Filsafat.
Filsafat merupakan suatu uapaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh kenyataan, upaya ini menhasilkan beberapa peranan bagi manusia. Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak keterjungkuang pikiran manusia. Dengan memahami, dan mempelajari filsafat manusia dapat menghancurkan kebekuan, kebakuan, bahkan keterkungkungan pikirang dengan kembali mempertayakan segala. jadi bagi manusia filsafat berperan sebagai pembebasan pikiran manusia. Pembebasan ini membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis terhadap segala hal sehingga manusia bias mendapatkan kejelasan dan keterangan atas seluruh kenyataan. Peranan ketiga yang di miliki filsafat bagi manusia adalah sebagai pembimbing. Selain memiliki peran bagi manusia, filsafat juga berperan bagi ilmu pengetahuan umumnya. Menurut Descrates, filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyeledikan adalah mengenai Tuhan, alam dan manusia. 2.6. Pengertian dan hakekat ilmu. 2.6.1. Ilmu pengetahuan 1. Definisi ilmu pengetahuan. Dalam bukunya De Opbouw van de wetenschap (1980) yang kemudian di sebut dengan filosofi van de wetenschappen (1986) var peiursen menyatakan bahwa dahulu orang memberi basatan bahwa bagaimana ilmu pengetahuan itu dari pada sekarang. Dahulu ilmu pengetahuan di identik dengan filsafat hingga pembatasanya tergantung dengan filsafat dengan yang di anutnya, perkembangan filsafat itu sendiri tela menghantarkan ada konfigurasi dengan menunjukan bagaimana pohon-pohon ilmu pengetahuan “ telah tumbuh mekar dan bercabang dengan sumbur. Masi – masing cabang melepaskan diri dari batas filsafatnya, berkembang mandiri masing- masing metodologi sendiri -sendiri. Ilmu pengetahuan diambil dari bahsa inggris Science, yang bersala dari Bahasa latin Scientia (1987) membrikan pengertian ilmu pengetahuan adalah rakaian aktifitas penelahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia dalam berbagai seginya dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang berbagai gejala yang ingin di mengerti manusia.
2.6.2. .Kosnstribusi Filsafat ilmu terhadap ilmu pengetahuan
Tidak dapat kita pungkiri bahwa berfilsafat sebagai manifestasi kegiatan intelektuan yang telah meletakan dasar-dasar paradimatik bagi tradisi keilmuan dalam kehidupan masyarakat ilmiah ala barat, yang sebenarnya filsafat itu sendiri dating dari timur. Filsafat dari semenjak tahun 1960 filsafat ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama sejalan dengan pesatnya perkemabngan ilmu dan teknologi yang di topang penuh oleh positivisme-empirik, melalui menelahan dan pengukuran kuantitatif sebagai andalan utamanya. Berbagai penemuan teori dan penggalian ilmu berlangsung secara mengisan. Pada priode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnya mungkin di anggap sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu dan teknologi dapat beruba menjadi suatu keyatan. Bagaimana pada waktu itu orang di buat tercengang dan terkagung-kagung, ketika neil amstrom benar- benar menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakan kaki di bulan. Begitu juga ketika manusia berhasil mengembangkan teori rekayasan genetika dengan melakukan percobaan cloning pada kambing, atau mengembangkan cyber technology, yang memungkinkan manusia untuk menjelaja dunia melalui internei. Belum lagi keberhasilan manusia dalam mencetak berbagai produk nano technology, dalam bentuk mesin-mesin micro-chip yang serba mini namun memiliki daya guna sangat luar biasa. Semua keberhasilan ini kiranya semakin memperkoko keyakinan manusia terhadap kebesaran ilmu teknologi.