Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakan


Filsafat berkembang seiring dengan perubahan dan tuntutan hidup manusia
serta telah melewati sejarah panjang. Filsafat adalah induk dari ilmu
pengetahuan dan mulai berkembang pada abad kelima SM. Pada abad itu
muncul gugatan mengenai kebenaran pengetahuan yang sudah berabad-abad
diterima dengan sangat baik dan bersumber dari mitos dan mitologi. Abad
kelima SM muncul para filsuf-filsuf pertama yang meragukan kebenaran mitos
dan berusaha mencari kebenaran atas beberapa pertanyaan mendasar pada masa
itu seperti: asal usul segala sesuatu, hakikat yang "Ada", alam semesta, kritisasi
atas berbagai fenomena alam yang terjadi dan lain sebagainya.
Beberapa pandangan mengenai filsafat ilmu diantaranya filsafat ilmu
merupakan suatu tujuan kritis tentang pendapatan-pendapatan ilmiah. Filsafat
ilmu adalah pembandingan atau pengembangan pendapatan-pendapatan masa
lampau terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang didukung dengan
bukti-bukti ilmiah. Filsafat ilmu merupakan paparan dugaan dan kecenderungan
yang tidak terlepas dari pemikiran para ilmuwan yang menelitinnya.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan
hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan. Ada beberapa macam yaitu filsafat pengetahuan, filsafat agama,
filsafat ilmu dan lain-lainya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan yang telah diuraikan diatas, maka timbul
permasalahan sebagai kajian.
1. Apa peran filsafat terhadap kostribusi bagi ilmu pengetahuan?
2. Apa implikasi filsafat terhadap konstribusi ilmu pengetahuan?

1.3. Tujuan penulis


Berdasarkan tujuan masalah diatas, maka tujuan penulis ini yaitu.
1. Memahami peran filsafat ilmu terhadap konstribu bagi ilmu
pengetahuan
2. Memahami implikasi filsafat ilmu terhadap konstribusi bagi ilmu
pengetahuan

1.4. Manfaat penulis


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka manfaat dalam penulis ini
yaitu.
1. Manfaat teoritis
Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya
dalam penulisan tentang peran dan impilikasi filsafat terhadap
konstribusi bagi ilmu pengetahuan.
2. Manfaat praktis
Penulis dapat memahami peran dan implikasi filsafat ilmu terhadap
konstribusi bagi ilmu pengetahuan.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1.2. Pengertian Filsafat


Filsafat adalah suatu bidang studi yang berusaha untuk memahami dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan,
nilai, akal budi, bahasa, logika, dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Kata
"filsafat" berasal dari bahasa Yunani, di mana "philos" berarti cinta, dan
"sophia" berarti kebijaksanaan. Oleh karena itu, filsafat sering diartikan sebagai
"cinta terhadap kebijaksanaan.
Filsafat melibatkan pemikiran yang mendalam, refleksi kritis, dan analisis
konsep-konsep fundamental. Filsuf, atau pemikir filsafat, berusaha untuk
menyelidiki asal-usul, sifat, nilai, dan signifikansi dari segala sesuatu yang ada.
Beberapa pertanyaan yang sering menjadi fokus filsafat melibatkan hakikat
realitas, hubungan antara pikiran dan materi, sumber pengetahuan, moralitas,
keadilan, kebebasan, dan tujuan hidup.
Mengenai pengertian defenisi filsafat tersebut, perlu dipahami bahwa
filsafat memandang alam ini sebagai suatu kesatuan yang tidak dipecah-pecah,
sehingga ia membahasanya secara keseluruhann, antara yang satu sama lainya
sehingga berkaitan.
Pertama. Menurut Plato. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.
Kedua, menurut. Aritsoteles. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Ketiga, menurut golongan Stoa filsafat ialah usaha untuk mencari
kesempurnaan yang bersifat teori dan amalan dalam bidang logika, fisika, dan
etika.
Keempat, menurut al-farabi ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud
sebagaimana hakikat yang sebenarnya.
Kelima, menurut Descrates filsafat merupakan sekumpulan segala
pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok peleyelidikan.
2.1.2. Filsafat Menurut Para filosof
Beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para Filosof, baik filosof Klasik
maupun filosof modern sebagai berikut.
1. Socrates. Filsafat adalah berfirkir untuk tahu, tahu adalah budi. Oleh
karena itu budi adalah tahu maka siapa yang tahu akan kebaikan
dengan sendirinya akan berbuat baik, ia dapat disebut dengan orang
berbudi.
2. Plato. Sebagai murid Socrates, mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tiada lain segala yang ada.
3. Aristoteles. Murid plato, filsafat adalah sebab dan asas segala yang
ada. Disamping itu mengartikan filsafat adalah pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang tergantung didalamnya metafisika, logika,
retorika, ekonomi, politik dan estetika.
4. Marcus tulius cicero. Filsafat adalah pengetahuan tentang yang maha
agung dan usaha-usaha untuk mencapai yang tersebut.
5. Al-kindi filsafat ialah ilmu tentang hakekat segala yang ada, baik yang
ada pada dunia fisika maupun metafisika.

2.2. Dasar-dasar filsafat dan problematikannya


secara garis besar dasar- dasar filsafat dibagi kedalam beberapa aspek,
seperti Ontologi. Kosmologi. Efistologi. Dan Axiologi.
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani “onto” artinya ada dan “logos”
berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian ontology adalah cabang filsafat
yang mempelajari tentang wujud (being) sesuatu sejauh itu ada. Oleh karena itu
ontologi bukan saja mempelajari hakekat Tuhan, akana tetapi juga mempelajari
substansi dan hakekat suatu benda dan persoalanya.
Epistomologi berasal dari Bahasa Yunani Epistem berarti pengetahuan dan
logos artinya ilmu atau teori. Jadi epistomologi adalah cabang filsafat yang
mempelajari tentang pengetahuan dalam mengkaji asal usul filsafat dan benda
secara mterminologi epistemology adalah sala satu problem logika yang dapat
dapat menentukan kebenaran dan cara memperoleh pengetahuan tentang filsafat
yang tepat, yang merupakan cara ditempuh dalam memperoleh pengetahuan
filsafat, baik yang teroritis maupun yang praktis.
Aksiologi berasal dari Bahasa Yunani juga yaitu “Axio” berarti
bermanfaat atau bernilai dan “logos” berarti ilmu pengetahuan, jadi aksiologi
adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai estetika dan etika terhadap
hasil dari pengetahuan. Aksiologi juga merupakan ilmu pengetahuan yang
menyelediki hakekat nilai terhadap persoalan kefilsafatan, nilai yang di maksun
adalah nilai guna, nilai fungsi dan nilai manfaat.
Kosmologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “ kosmos” berarti alam
( material ) dan logos ilmu pengetahuan, jadi kosmologi adalah cabang
ilmu yang mempelajari tentang struktur dan lapisan alam beserta isinya yang
melibatkan manusia sebagai subjek.
2.3. Obyek dan Metode Filsafat
1. Objek Filsafat
Secara umum, filsafat mempunyai objek yaitu segala sesuatu yang ada dan
mungkin ada dan bole juga di jadikan diaplikasikan, yaitu tuhan, alam
semesta, dan sebagainya. Apalabilah diperhatikan secara seksama objek
filsafat tersebut dapat dikategori kepada dua.
1. Objek material Filsafat.
Objek material ini adalah sasaran material suatu penyeledikan,
pemikiran atau penelitian keilmuan. Objek material filsafat ilmu adalah
ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun
secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
pertanggung jawabkan secara umum.
2. Objek formal filsafat.
Objek formal merubah khusus filsafat yang sedalam-dalamnya.
(Poedjawijana, 1994:8). Objek formal adalah sudut pandang dari mana
sang subjek menelaah objek materialnya. Suatu objek material dapat di
tinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yag
berbeda-beda. Objek formal ini dapat di pahami melalui dua kegiatan.
a. Aktivis berfikir murni (reflective thinking) artinya akal manusia
dengan usaha untuk mengerti dengan usaha untuk mengerti secara
mendalam segala sesuatunya ke akar-akarnya.
b. Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil dari penelitian atau
penyelidikan dalam wujud ilmu ideologi.

2.4. Metode filsafat


Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari
kenyataan. Untuk mendapatkan hal tersebut, filsafat memiliki beberapa
metode penalaran.
1. Deduksi
Secara sederhana, metode ini dapat dikatakan satu metode penalaran yang
bergarak dari sesuatu yang bersifat umum kepada khusus. contohnya
a. semua manusia akan mati
b. presiden adalah manusia
c. presiden akan mati
2. Induksi
Dikatakan satu metode penalaran yang bergerak dari sesuatu bersifat
khusus ke umum.
d. Ryan adalah seorang mahasiswa Aqida Filsafat
e. Ryan adalah manusia
f. Semua manusia Aqidah Filsafat adalah manusia.
3. Dialektika
Secara umum, metode ini dapat dipahami sebagai cara berfikir yang
dalam usahanya memperoleh kesimpulan berstandar pada tigal hal, yakni,
tesis, antithesis dan sintesa yang merupakan gabungan dari tesis dan
antitesa, contoh sederhana untuk metode penalaran ini adalah keluarga.
Dalam satu keluarga biasanya terdapat ayah, ibu, dan anak. Jika ayah
adalah tesis, maka ibu adalah antithesis lantas anak merupakan sintesa
karena keberadannya ditentukan ayah dan ibu.

2.5. Peranan, Tujuan Dan Menfaat Filsafat.


Filsafat merupakan suatu uapaya berfikir yang jelas dan terang tentang
seluruh kenyataan, upaya ini menhasilkan beberapa peranan bagi manusia.
Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak
keterjungkuang pikiran manusia. Dengan memahami, dan mempelajari filsafat
manusia dapat menghancurkan kebekuan, kebakuan, bahkan keterkungkungan
pikirang dengan kembali mempertayakan segala.
jadi bagi manusia filsafat berperan sebagai pembebasan pikiran manusia.
Pembebasan ini membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih
mendalam, lebih kritis terhadap segala hal sehingga manusia bias mendapatkan
kejelasan dan keterangan atas seluruh kenyataan.
Peranan ketiga yang di miliki filsafat bagi manusia adalah sebagai
pembimbing. Selain memiliki peran bagi manusia, filsafat juga berperan bagi
ilmu pengetahuan umumnya. Menurut Descrates, filsafat adalah himpunan dari
segala pengetahuan yang pangkal penyeledikan adalah mengenai Tuhan, alam
dan manusia.
2.6. Pengertian dan hakekat ilmu.
2.6.1. Ilmu pengetahuan
1. Definisi ilmu pengetahuan.
Dalam bukunya De Opbouw van de wetenschap (1980) yang kemudian di
sebut dengan filosofi van de wetenschappen (1986) var peiursen menyatakan
bahwa dahulu orang memberi basatan bahwa bagaimana ilmu pengetahuan itu
dari pada sekarang. Dahulu ilmu pengetahuan di identik dengan filsafat hingga
pembatasanya tergantung dengan filsafat dengan yang di anutnya,
perkembangan filsafat itu sendiri tela menghantarkan ada konfigurasi dengan
menunjukan bagaimana pohon-pohon ilmu pengetahuan “ telah tumbuh mekar
dan bercabang dengan sumbur. Masi – masing cabang melepaskan diri dari batas
filsafatnya, berkembang mandiri masing- masing metodologi sendiri -sendiri.
Ilmu pengetahuan diambil dari bahsa inggris Science, yang bersala dari
Bahasa latin Scientia (1987) membrikan pengertian ilmu pengetahuan adalah
rakaian aktifitas penelahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk
memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia dalam
berbagai seginya dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang berbagai gejala
yang ingin di mengerti manusia.

2.6.2. .Kosnstribusi Filsafat ilmu terhadap ilmu pengetahuan


Tidak dapat kita pungkiri bahwa berfilsafat sebagai manifestasi kegiatan
intelektuan yang telah meletakan dasar-dasar paradimatik bagi tradisi
keilmuan dalam kehidupan masyarakat ilmiah ala barat, yang sebenarnya
filsafat itu sendiri dating dari timur.
Filsafat dari semenjak tahun 1960 filsafat ilmu mengalami perkembangan
yang sangat pesat, terutama sejalan dengan pesatnya perkemabngan ilmu
dan teknologi yang di topang penuh oleh positivisme-empirik, melalui
menelahan dan pengukuran kuantitatif sebagai andalan utamanya. Berbagai
penemuan teori dan penggalian ilmu berlangsung secara mengisan.
Pada priode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnya mungkin
di anggap sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu dan
teknologi dapat beruba menjadi suatu keyatan. Bagaimana pada waktu itu
orang di buat tercengang dan terkagung-kagung, ketika neil amstrom benar-
benar menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakan kaki di bulan.
Begitu juga ketika manusia berhasil mengembangkan teori rekayasan
genetika dengan melakukan percobaan cloning pada kambing, atau
mengembangkan cyber technology, yang memungkinkan manusia untuk
menjelaja dunia melalui internei. Belum lagi keberhasilan manusia dalam
mencetak berbagai produk nano technology, dalam bentuk mesin-mesin
micro-chip yang serba mini namun memiliki daya guna sangat luar biasa.
Semua keberhasilan ini kiranya semakin memperkoko keyakinan manusia
terhadap kebesaran ilmu teknologi.

Anda mungkin juga menyukai