Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT ISLAM
Mata Kuliah PENGANTAR FILSAFAT

Disusun Oleh :

M. RYAN HIDAYAT
PROGRAM STUDI ILMU TASAWUF
FAKULTAS USHULUDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM DAR ASWAJA
ROKAN HILIR
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan
berpikir pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah swt kepada
kita manusia. Akal yang diberikan oleh-Nya merupakan suatu pembeda antara
kita dengan makhluk lainnya. Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka
memberikan definisi tentang ilmu Filsafat namun masing-masing definisi
mereka berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan
saling melengkapi dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua
definisi itu. Hal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan
mengetahui pengertian dari para ilmuan-ilmuan sebelum kita, kita banyak
belajar dari sana.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang
seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih
kebenaran yang dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan
pemahaman membawa manusia kepada tindakan yang lebih layak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian filsafat?
2. Bagaimana ruang lingkup filsafat?
3. Apa pengertian Filsafat Islam?
4. Bagaimana Sejarah Muncul Filsafat Islam?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat, dalam sejarah perkembangan pemikiran
kefilsafatan, antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu
berbeda, dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri.
Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan
secara terminologi.
a. Filsafat secara Etimologi
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan
istilah falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia.
Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love)
dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara
etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom)
dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf
adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali
digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat itu
belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti
yang banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan oleh Socrates
(470-399 M) dan para filsuf lainnya.1 
b. Filsafat secara Terminologi
Secara terminologi dalam arti yang dikandung oleh istilah
filsafat. Dikarenakan batasan dari filsafat itu banyak maka sebagai
gambaran perlu diperkenalkan beberapa batasan.
1) Plato
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang
mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang
asli.

1
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar  (Cet. I ; Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 4.

3
2) Aristoteles
Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung  ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika
(filsafat keindahan).
3) Al Farabi
Filsuf Arab ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu
(pengetahuan) tentang hakikat bagaimana alam maujud yang
sebenarnya.
4) Hasbullah Bakry
Menurut Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki
segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam
semesta dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat
dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya
setelah mencapai pengetahuan itu.2
5) Notonegoro
Notonegoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-
hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan
yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang disebut
hakikat.
Adapun Ali Mudhofir dalam buku Surajiyo memberikan arti
filsafat sangat beragam, yaitu sebagai berikut.
a. Filsafat sebagai suatu sikap
Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam
semesta. Sikap secara filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis,
terbuka, toleran, dan selalu bersedia meninjau suatu problem dari
semua sudut pandang.

2
Ibid, h. 5

4
b. Filsafat sebagai suatu metode
Filsafat sebagai metode, artinya cara berpikir secara mendalam
(reflektif), penyelidikan yang menggunakan alasan, berpikir secara
hati-hati dan teliti. Filsafat berusaha untuk memikirkan seluruh
pengalaman manusia secara mendalam dan jelas.
c. Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna
istilah, kebanyakan filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan
arti suatu istilah dan pemakaian bahasa. Beberapa filsuf mengatakan
bahwa analisis tentang arti bahasa merupakan tugas pokok filsafat dan
tugas analisis konsep sebagai satu-satunya fungsi filsafat. Para filsuf
analitis seperti G. E. Moore, B. Russel, L. Wittgeenstein, G. Ryle, J. L.
Austin, dan yang lainnya berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah
menyingkirkan berbagai kekaburan dengan cara menjelaskan arti
istilah atau ungkapan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan
dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berpendirian bahwa
bahasa merupakan laboratorium para filsuf, yaitu tempat menyemai
dan mengembangkan ide-ide.
Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti
yang kita lakukan pada kehidupan sehari-hari atau bahkan dalam
kebiasaan ilmu pengetahuan. Akan tetapi secara kritis, dalam arti: setelah
segala sesuatunya diselidiki problem-probelm apa yang dapat ditimbulkan
oleh pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu dan setelah kita menjadi
sadar dari segala kekaburan dan kebingungan, yang menjadi dasar bagi
pengertian kita sehari-hari.3
Pendapat ini benar adanya, sebab intisari berfilsafat itu terdapat
dalam pembahasan bukan pada defenisi. Namun, defenisi filsafat untuk
dijadikan patokan awal diperlukan untuk memberi arah dan cakupan objek
yang dibahas, terutama yang terkait dengan filsafat ini. Karena itu, disini

3
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu  (Cet. II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers, 2005), h. 5.

5
dikemukakan beberapa defenisi dari para filosof terkemuka yang cukup
representatif, baik dari segi zaman maupun kualitas pemikiran.4
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mengartikan filsafat sebagai:
a. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal mengenai hakikat segala
yang ada, sebab, dan hukumnya.
b. Teori yang mendasari alam pemikiran atau suatu kegiatan
c. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemology.
Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami
sesuatu secara sistimatis, radikal dan kritis. Filsafat disini bukanlah suatu
produk, melainkan proses, proses yang nantinya akan menentukan sesuatu
itu dapat diterima atau tidak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
filsafat adalah suatu studi atau cara berfikir yang dilakukan secara reflektif
atau mendalam untuk menyelidiki fenomena-fenomena yang terjadi dalam
kehidupan dengan menggunakan alasan yang diperoleh dari pemikiran
kritis yang penuh dengan kehati-hatian. Filsafat didalami tidak dengan
melakukan eksperimen-eksperimen, tetapi dengan menggunakan
pemikiran yang mendalam untuk mengungkapkan masalah secara persis,
mencari solusi dengan memberi argumen dan alasan yang tepat.
2. Ruang Lingkup
Objek penelitian filsafat ada 2 yakni: obyek materi yakni obyek
yang dipikirkan ialah segala yang ada dan yang mungkin ada, atau dengan
kata lain cakupannya luas sekali baik itu bersifat empiris dan abstrak, juga
hal yang mengenai Tuhan, hari akhir sebagai kesimpulannya lebih luas
dari objek material sains. Objek forma yakni penyelidikan yang
mendalam.
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya.
Jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia
sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu biasanya terbagi atas tiga
cabang besar filsafat, yaitu teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai.

4
Ibid, h. 6.

6
Obyek yang dipikirkan oleh filosof ialah segala yang ada, jadi luas
sekali.Obyek yang diselidiki oleh filsafat ini disebut obyek material, yaitu
segala yang ada dan mungkin ada tadi. Tentang obyek material ini banyak
yang sama dengan obyek material sains. Bedanya ialah dalam dua hal.
Pertama, sains menyelidiki obyek materia yang empiris; filsafat
menyelidiki obyek itu juga, tetapi bukan bagian yang empiris, melainkan
bagian yang abstraknya. Kedua, ada obyek materia filsafat yang memang
tidak dapat diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu obyek
material yang untuk selama-lamanya tidak empiris. Jadi obyek
material filsafat tetap saja lebih luas daripada obyek material sains.5
Selain obyek material, ada lagi obyek formal, yaitu sifat  penye-
lidikan. Obyek forma filsafat ialah penyelidikan yang mendalam. Artinya,
ingin tahunya filsafat adalah ingin tahu bagian dalamnya.
Kata mendalam artinya ingin tahu tentang obyek yang tidak empiris.
Penyelidikan sains tidak mendalam karena ia hanya ingin tahu sampai 
batas obyek itu dapat diteliti secara empiris. Jadi, sains menyelidiki
dengan riset, filsafat meneliti dengan memikirkannya.
B. Filsafat Islam
1. Pengertian
Filsafat islam adalah perkembangan pemikiran umat Islam dalam
masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari
ajaran Islam. Adapun definisinya secara khusus seperti apa yang dituliskan
oleh penulis Islam sebagai berikut6
a. Ibrahim Madkur, filsafat islam adalah pemikiran yang lahir dalam
dunia Islam untuk menjawab tantangan zaman, yang meliputi Allah
dan alam semesta, wahyu dan akal, agama dan filsafat.
b. Ahmad Fuad Al-Ahwany, filsafat Islam adalah pembahasan tentang
alam dan manusia yang disinari ajaran Islam.

5
Munawwaroh, Djunaidatul dan Tanenji, Filsafat Pendidikan (Perspektif Islam Dan
Umum), (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2003), h. 8
6
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), h. 17.

7
c. Muhammad Atif Al-ËIraqy, filsafat Islam secara umum di dalamnya
tercakup ilmu kalam, ilmu ushul fiqh, ilmu tasawuf, dan ilmu
pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh intelektual Islam.
Pengertiannya secara khusus adalah pokok-pokok atau dasar-dasar
pemikiran filosofis yang dikemukakan para filosof muslim.
Jelaslah bahwa filsafat Islam merupakan hasil pemikiran umat
islam secara keseluruhan. Pemikiran umat Islam ini merupakan buah dari
dorongan ajaran Al-Quran dan Hadis.
2. Sejarah Adanya Filsafat Islam
Ketika datang ke Timur Tengah pada abad IV SM. Aleksander
Agung membawa bukan hanya kaum militer tetapi juga kaum
sipil.Tujuannya bukanlah hanya meluaskan daerah kekuasaannya ke luar
Macedonia, tapi juga menanamkan kebudayaan Yunani di daerah-daerah
yang dimasukinya. Untuk itu ia adakan pembauran antara orang-orang
Yunani yang dibawanya, dengan penduduk setempat. Dengan jalan
demikian berkembanglah falsafat dan ilmu pengetahuan Yunani di Timur
Tengah, dan timbullah pusat-pusat peradaban Yunani seperti Iskandariah
(dari nama Aleksander) di Mesir.7
Ketika para Sahabat Nabi Muhammad menyampaikan dakwah
Islam ke daerah-daerah tersebut terjadi peperangan antara kekuatan Islam
dan kekuatan Kerajaan Bizantium di Mesir, Suria serta Irak, dan kekuatan
Kerajaan Persia di Iran. Daerah-daerah ini, dengan menangnya kekuatan
Islam dalam peperangan tersebut, jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Tetapi
penduduknya, sesuai dengan ajaran al-Qur'an, bahwa tidak ada paksaan
dalam agama dan bahwa kewajiban orang Islam hanya menyampaikan
ajaran-ajaran yang dibawa Nabi, tidak dipaksa para sahabat untuk masuk-
Islam. Mereka tetap memeluk agama mereka semula.
Dari warga negara non Islam ini timbul satu golongan yang tidak
senang dengan kekuasaan Islam dan oleh karena itu ingin menjatuhkan

7
Ibid. h. 18

8
Islam. Mereka pun menyerang agama Islam dengan memajukan argumen-
argumen berdasarkan falsafat yang mereka peroleh dari Yunani.
Dari pihak umat Islam timbul satu golongan yang melihat bahwa
serangan itu tidak dapat ditangkis kecuali dengan memakai argumen-
argumen filosofis pula. Untuk itu mereka pelajari filsafat dan ilmu
pengetahuan Yunani. Kedudukan akal yang tinggi dalam pemikiran
Yunani mereka jumpai sejalan dengan kedudukan akal yang tinggi dalam
al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Dengan demikian timbullah di panggung
sejarah pemikiran Islam teologi rasional yang dipelopori kaum Mu'tazilah.
Teologi rasional Mu'tazilah inilah, dengan keyakinan akan
kedudukan akal yang tinggi, kebebasan manusia dalam berfikir serta
berbuat dan adanya hukum alam ciptaan Tuhan, yang membawa pada
perkembangan Islam, bukan hanya filsafat, tetapi juga sains, pada masa
antara abad ke VIII dank e XIII M.
Filsafat dibagi 3 periode. Periode pertama berasal dari Yunani,
Tokoh-tokoh seperti Socrates, Plato dan Aristoteles. Periode kedua yang
merupakan masa pertengahan adalah Filsafat Islam. Filsafat Islam klasik
mulai berkembang pada masa Al-Kindi.8
Al-Kindi merupakan seorang Aristotelian, ia mengartikan filsafat
sebagai pola pikir manusia untuk lebih mengetahui dirinya, dari pengertian
tersebut al-kindi berusaha lebih “mengetahui dirinya sendiri” yang
kemudian ia jadikan sebagai cara atau alat untuk lebih mengetahui hal-hal
yang sifatnya lebih besar. Filsafat al-Kindi juga mengarah kepada al-Ilmu
al-Insani wa Ilum al-Ilahi.
3. Tokoh
Dalam ilmu filsafat islam ada beberapa tokoh yang dianggap
membawa pengaruh dan karya-karyanya dikenal oleh sebagian umat
muslim saat ini. Beberapa tokoh tersebut antara lain9

8
Hadariansyah, Pengantar Filsafat Islam: Mengenal Filusuf-filusuf Muslim dan Filsafat
Mereka, (Banjarmasin: Kafusari Press, 2012), h. 4
9
Ibid. h. 5 – 6

9
a. Al-Kindi
Al-Kindi atau  Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Ash-Shabah
bin Imran bin Ismail bin Al-Asy’ats bin Qays Al-Kindi  dikenal
sebagai sosok muslim pertama yang memunculkan gagasan tentang
filsafat dan ia jugalah yang berpendapat bahwa ajaran agama islam
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan ilmu filsafat atau falsafah
sehingga keduanya bukanlah dua hal yang bertentangan. Tidak hanya
cerdas sebagai filsuf atau pemikir islam yang diakui oleh bangsa barat,
Al kindi juga menghasilkan banyak karya dalam bidang ilmu
pengetahuan lainnya seperti aritmatika dan musik
b. Al-Farabi
Al Farabi atau  Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi‘
adalah seorang tokoh ilmuwan sekaligus filsuf muslim yang  berusaha
memadukan beberapa aliran filsafat antara lain aliran falsafah al
taufiqhiyah yang berkembang sebelumnya dari hasil pemikiran filsuf
Yunani seperti Plato, Aristoteles, Plotinus.
Al farabi juga berpendapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu
memiliki satu tujuan yakni untuk mencari kebenaran dari suatu hal.
c. Ibnu Rusyd
Abu Walid Muhammad bin Rusyd atau yang dikenal dengan
nama ibnu rusyid adalah salah satu tokoh ilmuwan muslim yang cukup
dikenal. Ia juga merupakan salah seorang filsuf yang dikenal dnegan
aliran rasionalnya. Sebagai seorang filsuf dan pemikir, Ibnu Rusyid
menjunjung tinggi akal dan peranananya dalam kehidupan. Ibnu rusyid
juga berpendapat bahwa akal fikiran bekerja dengan didasari oleh
pengertian umum atau maj’ani kulliyah dandidalamnya tercakup hal-
hal yang bersifat partial atau disebut juz’iyah.
d. Ibnu Sina
Ibnu sina yang terkenal sebagai ilmuwan dalam bidnag kedokteran
juga dikenal sebagai seorang sosok filsuf muslim. Ia berpendapat
bahwa semua intelenji atau akal berasal dari Tuhan dan segala hal yang

10
menyangkut dasar semua ilmu juga berasal dari Tuhan. Ibnu sina
jugalah yang menyatakan bahwa esensi berada dalam akal dan  wujud 
berada diluar akal. Ia juga banyak membahas mengenai    metafisika
dan  filsafah tentang jiwa.
e. Al-Ghazali
Muhammad bin Ahmad, Al-Imamul Jalil, Abu Hamid Ath
Thusi Al-Ghazali atau yang lebih dikenal sebagai Al Ghazali adalah
salah seorang filsuf ternama yang berasal dari daerah Thusi yang
merupakan bagian dari Negara Persia. Al ghazali banyak menghasilkan
karya dibidang filsafat dan ia pada mulanya berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan sebenarnya tidak bisa ditangkan dengan menggunakan
panca indera manusia. Al ghazali lebih cenderung percaya terhadap
akal daripada kelima panca indera. Dizamannya, ia pernah menjadi
guru besar di Nidzamiyah, Baghdad selama empat tahun.beberapa
kitab karangan Al ghazali yang terkenal antara lain  Ihya Ulum Ad-
Din,  Tahafut al-Falasifah dan Al-Munqidz min adh-Dhalal

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
   Filsafat mempunyai banyak peranan bagi manusia seperti:
mendobrak keterkungkungan pikiran manusia, pembebas pikiran manusia,
sebagai pembimbing, penghimpun ilmu pengetahuan, dan sebagai pembantu
pengetahuan. Secara umum, tujuan filsafat adalah meraih kebenaran agar
dapat membawa manusia kepada pemahaman, dan kepada tindakan yang lebih
layak.
Mengenai kronologis munculnya filsafat Islam beberapa ilmuan
mengalami sedikit perbedaan, seperti yang dijelaskan Hasyimah Nasution
pada bukunya “Filsafat Islam” ada yang mengatakan bahwa filsafat Islam
terlahir hanya gara-gara adanya penerjemahan buku-buku pengetahuan
berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab.
Lain halnya dengan yang dipaparkan oleh Hadariansyah dalam
bukunya “Pengantar Filsafat Islam” bahwa filsafat Islam, terlahir dari kitab
suci umat Islam itu sendiri, dikarenakan banyaknya terkandung ayat-ayat yang
menyuruh untuk berpikir. Di sisi lain karena gencarnya usaha-usaha yang
dilakukan oleh Alexander the Great dengan menaklukkan kota-kota penting
seperti Mesir, Irak, Suriah dan Persia, yang kemudian di kota-kota penting
tersebut didirikan pusat-pusat kebudayaan yang membantu mengembangkan
usaha Alexander dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan Filsafat
Yunani.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal, 2005. Filsafat Ilmu. Cet. II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers,

Hadariansyah, 2012. Pengantar Filsafat Islam: Mengenal Filusuf-filusuf Muslim


dan Filsafat Mereka, Banjarmasin: Kafusari Press.

Munawwaroh, Djunaidatul dan Tanenji, 2003. Filsafat Pendidikan Perspektif


Islam Dan Umum), Jakarta: UIN Jakarta Press.

Nasution, Hasyimsyah, 1999. Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama,

Surajiyo, 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai