Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FILSAFAT

PENGERTIAN RUANG LINGKUP DAN TUJUAN


MEMPELAJARI FILSAFAT

DISUSUN OLEH :
YUSNIARTI ( 210104101)
MUTAHHARAH ( 210104108)
MARATUN SHALEHAH (210104102)

TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan khadirat allah yang maha esa ,
Karna telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita berupa kesehatan,
Pengetahuaan,dan kesempatan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan limpahkan kepada nabi
Muhammad saw yang telah menyampaikan petunjuk Allah Swt untuk kita semua,
yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi alam
semesta.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah filsafat,.Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan keilmuan mengenai ruang lingkup filsafat dan tujuan mempelajari
filsafat,baik bagi para pembaca ataupun bagi penulis sendiri.Penulis ucapkan
terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
penulis mampu lebih memahami materi,Penulis berharap semoga makalah ini bisa
menanbah pengetahuan dan pemahaman bagi para pembaca.Penulis juga mohon
maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.Karena, makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi untuk perbaikan makalah ini kedepannya nanti.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PEDAHULUAN
A. .Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. pengertian ruang lingkup filsafat
B. Tujuan mempelajari filsafat
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir
pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah swt kepada kita
manusia. Akal yang diberikan oleh-Nya merupakan suatu pembeda antara
kita dengan makhluk lainnya.Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka
memberikan definisi tentang ilmu Filsafat namun masing-masing definisi
mereka berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan
saling melengkapi dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua
definisi ituHal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan
mengetahui pengertian dari para ilmuan-ilmuan sebalum kita, kita banyak
belajar dari sana..filsafat menanyakan segala sesuatu dari kegiatan berfikir
dari awal sampai akhir,filsafat terjadi jika orang mempertanyakan dan
mengkaji sesuatu masalah atau mendalami hakikat sesuatu secara
sistematik ,radikal dan universal ..Filsafat merupakan suatu upaya berfikir
yang jelas dan terang tentang seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong
pikiran kita untuk meraih kebenaran yang dapar membawa manusia kepada
pemahaman, dan pemahaman membawa manusia kepada tindakan yang lebih
layak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertianfilsafat?
2. Apa pengertian Ruang lingkupfilsafat?
3. .Apa Tujuan Mempelajari Filsafat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Filsafat
2.Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat
2. untuk mengetahui tujuan mempelajari filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani ,kata ini brasal dari kata
philosphia yang berarti cinta pengetahuan kata ini terdiri dari dua kata yakni
philos yang berarti cinta,senang,dan suka,selanjutnya yakni shophia yang
berarti pengetahuan,hikmah dan kebijaksanaan.(Ali,1986:7) dalam pengertian
lebih luas,harold titus mengemukakan pengertian filsafat sbagai berikut
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasa secara kritis
2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat kita junjung tinggi
3. Filsfat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
4. Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti
konsep
5. Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat
perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat (jalaluddin
dan ustman said,1994:9)
Sedangkan menurut harunnasetion filsafat ialah berfikir menurut tata tertib
(logika,) bebas, (tidak terikat pada teradisi dogma,serta agama)dengan
sedalam-dalamnya sehingga sampai kedasar-dasar persoalan
(S.nasuttion,1973:24)
Berfikir seperti ini,menurut jujun S.seri sumantri,adalah sebgai karakteristik
dan berfikir pilosofis ya berpandangan bahwa berfikir secara filsafat
merupakan cara berfikir radikal,sistematis,menyeluruh dan mendasar untuk
sesuatu permasalahan yang mendalam. Begitupun berfikir secara
sepekulatif,termasuk dalam rangkaian berpikir secara merenung,memikirkan
segala sesuatu sedalam-dalamnya,tanpa keharusan adanya kontak langsung
dengan objek sesuatu tersebut.tujuannya adalah untuk mengerti hakikat
sesuatu (muhammadnurrsam,1986:25)
1. Adapun Filsafat secara etimologi
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari
bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang
berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom),
sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love
of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang
filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali
digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat itu belum
begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti yang banyak
dipakai sekarang ini dan juga digunakan oleh Socrates (470-399 M) dan
para filsuf lainnya.
2. Filsafat secara Terminologi
Secara terminologi dalam arti yang dikandung oleh istilah filsafat.
Dikarenakan batasan dari filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran perlu
diperkenalkan beberapa batasan.sebagaimana pendapat para ahli sebagai
berikut:
a. Plato
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.
b. Aristoteles
Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).
c. Al Farabi
Filsuf Arab ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.
d. Hasbullah Bakry
Menurut Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan juga manusia
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia
seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
e. Notonegoro
Notonegoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal yang
menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang
tetap dan yang tidak berubah, yang disebut hakikat.
B. Ruang lingkup filsafat
Ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pemikiran
manusia ang amat luas (komprehensif),dan bisa juga diartikan sebagai segala
sesuatu yang mungkin ada dan bener-benar ada (nyata)baik material konkrit
ataupun abstrak(tidak terlihat),adapun Secara umumnya, filsafatini mempunyai
objek yakni segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dan juga boleh
diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan sebagainya. Apabila
diperhatikan secara seksama objek filsafat ini dapat dikatagorikan menjadi dua
objek yaitu:
1. Objek Material Filsafat
Objek material ini adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan
penelitian atau pembentukan pengetahuan itu.. Objek material mencakup
apa saja, baik dari hal-hal yang konkret ataupun hal yang abstrak.Objek
material dari filsafat adapun beberapa istilah daripada cendikiawan tentang
objekmaterial dari filsafat,namun itu semua sebenarnya tidak ada yang
bertentangan.
Menurut beberapa ahli yakni sebagai brikut:
a. Mohammad Noor Syam berpendapat, ‘Para ahli menerangkan bahwa objek
filsafat itu dibedakan atas objek material atau objek materil filsafat; segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik materil konkret psikis maupun
nonmateril abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak-logis,
konsepsional, spiritual, dan nilai-nilai. Dengan demikian, objek filsafat tidak
terbatas
b. Poedjawijatna berpendapat, ‘jadi, objek material filsafat ialah ada dan yang
mungkin ada. Dapatkah dikatakan bahwa filsafat itu keseluruhan dari segala
ilmu yang menyelidiki segala sesuatunya juga?’ Dapat dikatakan bahwa
objek filsafat yang kami maksud adalah objek materialnyasama dengan objek
material dari ilmu seluruhnya. Akan tetapi, filsafat tetap filsafat dan bukan
merupakan kumpulan atau keseluruhan ilmu’.
c. Oemar Amir Hoesin berpendapat, masalah lapangan penyelidikan filsafat
adalah ‘karena manusia mempunyai kecenderungan hendak berpikir tentang
segala sesuatu dalam alam semesta, terhadap segala yang ada dan yang
mungkin ada. Objek sebagaimana tersebut adalah menjadi objek materi
filsafat
d. Louis O. Kattsoff berpendapat, ‘lapangan kerja filsafat itu bukan main
luasnya, meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja
yang ingin diketahui manusia’.
e. H.A. Dardiri berpendapat, objek material filsafat adalah segala sesuatu
yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada
dalam kemungkinanSegala sesuatu yang ada dapat dibagi dua, yaitu
1) Ada yang bersifat umum, dan
2) Ada yang bersifat khusus.
Ilmu yang menyelidiki tentang hal ada pada umumnya disebut ontologi.
Adapun ada yang bersifat khusus dibagi dua, yaitu ada yang mutlak, dan ada
yang tidak mutlak. Ilmu yang menyelidiki tentang ada yang bersifat mutlak
disebut theodicea. Ada yang tidak mutlak dibagi lagi menjadi dua, yaitu alam
dan manusia. Ilmu yang menyelidiki alam disebut kosmologi dan ilmu yang
menyelidiki manusia disebut metafisik.
f. Abbas Hammami M. berpendapat, sehingga dalam filsafat objek materil itu
adalah ada yang mengatakan, alam semesta, semua keberadaan, masalah
hidup, masalah manusia, masalah Tuhan, dan lainnya. Karena untuk
menjadikan satu pendapat tentang tumpuan yang berbeda akhirnya dikatakan
bahwa segala sesuatu ada lah yang merupakan objek materil
Setelah meneropong berbagai pendapat dari para ahli di atas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa objek material dari filsafat sangat luas mencakup
segala sesuatu yang ada.
Adapun permasalahn dalam kefisafatan mengandung ciri-ciri seperti yang
dikemukakan Ali Mudhofir, yaitu sebagai berikut.
a. Bersifat sangat umum. Artinya, persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan
dengan objek-objek khusus. Sebagian besar masalah kefilsafatan berkaitan
ide-ide dasar.
b. Tidak menyangkut fakta disebabkan persoalan filsafat lebih bersifat
spekulatif. Persoalan yang dihadapi dapat melampaui pengetahuan ilmiah.
c. Bersangkutan dengan nilai-nilai (values), artinya persoalan kefilsafatan
bertalian dengan nilai, baik nilai moral, estetis, agama, dan sosial. Nilai
dalam pengertian ini adalah suatu kualitas abstrak yang ada pada sesuatu hal.
d. Bersifat kritis, artinya filsafat merupakan analisis secara kritis terhadap
konsep dan arti yang biasanya diterima dengan begitu saja oleh suatu ilmu
tanpa pemeriksaan secara kritis.
e. Bersifat sinoptik, artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan
secara keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat susunan
kenyataan sebagai keseluruh.
f. Bersifat implikatif, artinya kalau sesuatu persoalan kefilsafatan sudah
dijawab, dari jawaban tersebut akan memunculkan persoalan baru yang saling
berhubungan. Jawaban yang dikemukakan mengandung akibat lebih jauh
yang menyentuh berbagai kepentingan manusia.
2. Objek Formal Filsafat
Objek formal merubah objek khusus filsafat yang sedalam-dalamnya. Objek
formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Objek formal ini
dapat dipahami melalui dua kegiatan:
a. Aktivitas berfikir murni (reflective thinking) artinya kegiatan akal
manusia dengan usaha untuk mengerti dengan usaha untuk mengerti secara
mendalam segala sesuatunya sampai ke akar-akarnya.
b. Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil dari pemikiran atau
penyelidikan dalam wujud ilmu atau ideologi.
Mengenai objek formal ini ada juga yang mengindentikan dengan
metafisika, yaitu hal-hal diluar jangkauan panca indra, seperti persoalan
esensi dan substansi alam, yaitu sebab utama terjadinya alam. Metafisika
berasal dari bahasa yunani, yaitu metha artinya di belakang, sedangkan
fisika artinya fisik atau nyata. Untuk itu dapat dipahami pengertian
methafisika adalah pemikiran yang jauh dan mendalam dibalik apa yang
bisa dijangkau oleh panca indra seperti Tuhan, asal alam, hakikat manusia,
dan sebagainya.
menurut plato ialah filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan
asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada. Sementara bagi
Aritoteles yaitu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya
mempelajari “peri ada selaku ada” (being as being) atau “peri ada
sebagaimana adanya” (being as such). Dari dua pernyataan tersebut,
dapatlah diketahui bahwa “ada” merupakan objek materi dari filsafat.
Karena fisafat berusaha memberikan penjelasan tentang dunia seluruhnya,
termasuk dirinya sendirinya, maka “ada” disini meliputi segala sesuatu yang
ada dan, bahkan, yang mungkin ada atau seluruh ada. Jadi, secara singkat
dapat dikatakan, jika filsafat itu bersifat holistik atau keseluruhan sementara
ilmu pengetahuan lainnya bersifat peragmental atau bagian-bagian.
C. Tujuan mempelajari filsafat
Tujuan Mempelajari Filsafat menurut para ahli
1. Menurut Harold H. Titus, tujuan filsafat adalah pengertian dan kebiksanaan
(understanding and wisdom). Jadi dapat ditarik makna bahwa mempelajari
filsafat yaitu untuk bisa berpikir secara radik dan bijaksana.
2. Dr. Oemar A. Hoesin mengatakan: ilmu memberi kepada kita pengetahuan,
dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada
keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun tertib akan kebenaran.
3. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya : filsafat itu dapat
memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi
maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran).
4. Radakrishman, dalam bukunya , History of philosophy menyebutkan: Tugas
filsafat bukan hanya sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup,
melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan
nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru
yaitu kebenaran.
5. Soemadi Soejabrata menyatakan bahwa mempelajari filsafat adalah untuk
mempertajam pikiran.
6. H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui , namun
harus dipraktikkan dalm kehidupan sehari-hari.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari filsafat adalah
mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir),
etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah usaha untuk memperoleh suatu pandangan yang menyeluruh,
filsafat menggabungkan kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman
manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten,dan di dalam
mempelajari ilmu filsafat terdapat ruang lingkup filsafat yang mempunyai
objek segala sesuatu yang ada dan mungkin dan mungkin ada dan boleh juga
diaplikasikan seperti alam semesta, jadi objek itu merupakan penelitian atau
pembentukan, dan setiap ilmu pengetahuan itu mempunyai objek yaitu objek
formal dan material. Dalam mempelajri ilmu filsafat ini tentu kita memiliki
tujuan seperti yang telah disebutkan oleh beberapa ahli dan untuk lebih
simpulnya, tujuan dalam mempelajari filsafat yaitu untuk dapat membantu
kita untuk mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat
mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar dan untuk membuat kita berfikir lebih kritis.
B. SARAN
Dalam membahas ilmu filsafat yg berisi imu pengetahuan untuk kita
semua, Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari dosen, teman-teman,
serta para pembaca agar makalah ini berguna kedepannya dan menjadi
motivasi kami untuk berusaha lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal.2005 Filsafat Ilmu .Cet. II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers,

Bambang dan Hambali.2003 Filsafat Untuk Umum. Cet. I; Jakarta: Kencana,

Hamami, Abba.1976,Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat

pengetahuan )Cet. I; Yogyakarta: Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM,

Jalaluddin dan Said ,U.1988.filsafat pendidikan islam konsep dan pengembangan

pemikirannya,jakarta :PTRajaGrapindo persada.

Nasution ,H.1973, flasafah agama ,jakarta bulan bintang

Anda mungkin juga menyukai