FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) MATARAM 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan khadirat allah yang maha esa , Karna telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita berupa kesehatan, Pengetahuaan,dan kesempatan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan limpahkan kepada nabi Muhammad saw yang telah menyampaikan petunjuk Allah Swt untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi alam semesta. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat,.Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan mengenai ruang lingkup filsafat dan tujuan mempelajari filsafat,baik bagi para pembaca ataupun bagi penulis sendiri.Penulis ucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga penulis mampu lebih memahami materi,Penulis berharap semoga makalah ini bisa menanbah pengetahuan dan pemahaman bagi para pembaca.Penulis juga mohon maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.Karena, makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi untuk perbaikan makalah ini kedepannya nanti. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PEDAHULUAN A. .Latar belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan makalah BAB II PEMBAHASAN A. pengertian ruang lingkup filsafat B. Tujuan mempelajari filsafat BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah swt kepada kita manusia. Akal yang diberikan oleh-Nya merupakan suatu pembeda antara kita dengan makhluk lainnya.Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka memberikan definisi tentang ilmu Filsafat namun masing-masing definisi mereka berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan saling melengkapi dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua definisi ituHal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan mengetahui pengertian dari para ilmuan-ilmuan sebalum kita, kita banyak belajar dari sana..filsafat menanyakan segala sesuatu dari kegiatan berfikir dari awal sampai akhir,filsafat terjadi jika orang mempertanyakan dan mengkaji sesuatu masalah atau mendalami hakikat sesuatu secara sistematik ,radikal dan universal ..Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran yang dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa manusia kepada tindakan yang lebih layak. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertianfilsafat? 2. Apa pengertian Ruang lingkupfilsafat? 3. .Apa Tujuan Mempelajari Filsafat? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Filsafat 2.Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat 2. untuk mengetahui tujuan mempelajari filsafat BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian filsafat Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani ,kata ini brasal dari kata philosphia yang berarti cinta pengetahuan kata ini terdiri dari dua kata yakni philos yang berarti cinta,senang,dan suka,selanjutnya yakni shophia yang berarti pengetahuan,hikmah dan kebijaksanaan.(Ali,1986:7) dalam pengertian lebih luas,harold titus mengemukakan pengertian filsafat sbagai berikut 1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasa secara kritis 2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi 3. Filsfat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan 4. Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep 5. Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat (jalaluddin dan ustman said,1994:9) Sedangkan menurut harunnasetion filsafat ialah berfikir menurut tata tertib (logika,) bebas, (tidak terikat pada teradisi dogma,serta agama)dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai kedasar-dasar persoalan (S.nasuttion,1973:24) Berfikir seperti ini,menurut jujun S.seri sumantri,adalah sebgai karakteristik dan berfikir pilosofis ya berpandangan bahwa berfikir secara filsafat merupakan cara berfikir radikal,sistematis,menyeluruh dan mendasar untuk sesuatu permasalahan yang mendalam. Begitupun berfikir secara sepekulatif,termasuk dalam rangkaian berpikir secara merenung,memikirkan segala sesuatu sedalam-dalamnya,tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan objek sesuatu tersebut.tujuannya adalah untuk mengerti hakikat sesuatu (muhammadnurrsam,1986:25) 1. Adapun Filsafat secara etimologi Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan oleh Socrates (470-399 M) dan para filsuf lainnya. 2. Filsafat secara Terminologi Secara terminologi dalam arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Dikarenakan batasan dari filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran perlu diperkenalkan beberapa batasan.sebagaimana pendapat para ahli sebagai berikut: a. Plato Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. b. Aristoteles Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan). c. Al Farabi Filsuf Arab ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya. d. Hasbullah Bakry Menurut Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. e. Notonegoro Notonegoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang disebut hakikat. B. Ruang lingkup filsafat Ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pemikiran manusia ang amat luas (komprehensif),dan bisa juga diartikan sebagai segala sesuatu yang mungkin ada dan bener-benar ada (nyata)baik material konkrit ataupun abstrak(tidak terlihat),adapun Secara umumnya, filsafatini mempunyai objek yakni segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dan juga boleh diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan sebagainya. Apabila diperhatikan secara seksama objek filsafat ini dapat dikatagorikan menjadi dua objek yaitu: 1. Objek Material Filsafat Objek material ini adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu.. Objek material mencakup apa saja, baik dari hal-hal yang konkret ataupun hal yang abstrak.Objek material dari filsafat adapun beberapa istilah daripada cendikiawan tentang objekmaterial dari filsafat,namun itu semua sebenarnya tidak ada yang bertentangan. Menurut beberapa ahli yakni sebagai brikut: a. Mohammad Noor Syam berpendapat, ‘Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan atas objek material atau objek materil filsafat; segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik materil konkret psikis maupun nonmateril abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual, dan nilai-nilai. Dengan demikian, objek filsafat tidak terbatas b. Poedjawijatna berpendapat, ‘jadi, objek material filsafat ialah ada dan yang mungkin ada. Dapatkah dikatakan bahwa filsafat itu keseluruhan dari segala ilmu yang menyelidiki segala sesuatunya juga?’ Dapat dikatakan bahwa objek filsafat yang kami maksud adalah objek materialnyasama dengan objek material dari ilmu seluruhnya. Akan tetapi, filsafat tetap filsafat dan bukan merupakan kumpulan atau keseluruhan ilmu’. c. Oemar Amir Hoesin berpendapat, masalah lapangan penyelidikan filsafat adalah ‘karena manusia mempunyai kecenderungan hendak berpikir tentang segala sesuatu dalam alam semesta, terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada. Objek sebagaimana tersebut adalah menjadi objek materi filsafat d. Louis O. Kattsoff berpendapat, ‘lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya, meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia’. e. H.A. Dardiri berpendapat, objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinanSegala sesuatu yang ada dapat dibagi dua, yaitu 1) Ada yang bersifat umum, dan 2) Ada yang bersifat khusus. Ilmu yang menyelidiki tentang hal ada pada umumnya disebut ontologi. Adapun ada yang bersifat khusus dibagi dua, yaitu ada yang mutlak, dan ada yang tidak mutlak. Ilmu yang menyelidiki tentang ada yang bersifat mutlak disebut theodicea. Ada yang tidak mutlak dibagi lagi menjadi dua, yaitu alam dan manusia. Ilmu yang menyelidiki alam disebut kosmologi dan ilmu yang menyelidiki manusia disebut metafisik. f. Abbas Hammami M. berpendapat, sehingga dalam filsafat objek materil itu adalah ada yang mengatakan, alam semesta, semua keberadaan, masalah hidup, masalah manusia, masalah Tuhan, dan lainnya. Karena untuk menjadikan satu pendapat tentang tumpuan yang berbeda akhirnya dikatakan bahwa segala sesuatu ada lah yang merupakan objek materil Setelah meneropong berbagai pendapat dari para ahli di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa objek material dari filsafat sangat luas mencakup segala sesuatu yang ada. Adapun permasalahn dalam kefisafatan mengandung ciri-ciri seperti yang dikemukakan Ali Mudhofir, yaitu sebagai berikut. a. Bersifat sangat umum. Artinya, persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus. Sebagian besar masalah kefilsafatan berkaitan ide-ide dasar. b. Tidak menyangkut fakta disebabkan persoalan filsafat lebih bersifat spekulatif. Persoalan yang dihadapi dapat melampaui pengetahuan ilmiah. c. Bersangkutan dengan nilai-nilai (values), artinya persoalan kefilsafatan bertalian dengan nilai, baik nilai moral, estetis, agama, dan sosial. Nilai dalam pengertian ini adalah suatu kualitas abstrak yang ada pada sesuatu hal. d. Bersifat kritis, artinya filsafat merupakan analisis secara kritis terhadap konsep dan arti yang biasanya diterima dengan begitu saja oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis. e. Bersifat sinoptik, artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan secara keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat susunan kenyataan sebagai keseluruh. f. Bersifat implikatif, artinya kalau sesuatu persoalan kefilsafatan sudah dijawab, dari jawaban tersebut akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan. Jawaban yang dikemukakan mengandung akibat lebih jauh yang menyentuh berbagai kepentingan manusia. 2. Objek Formal Filsafat Objek formal merubah objek khusus filsafat yang sedalam-dalamnya. Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Objek formal ini dapat dipahami melalui dua kegiatan: a. Aktivitas berfikir murni (reflective thinking) artinya kegiatan akal manusia dengan usaha untuk mengerti dengan usaha untuk mengerti secara mendalam segala sesuatunya sampai ke akar-akarnya. b. Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil dari pemikiran atau penyelidikan dalam wujud ilmu atau ideologi. Mengenai objek formal ini ada juga yang mengindentikan dengan metafisika, yaitu hal-hal diluar jangkauan panca indra, seperti persoalan esensi dan substansi alam, yaitu sebab utama terjadinya alam. Metafisika berasal dari bahasa yunani, yaitu metha artinya di belakang, sedangkan fisika artinya fisik atau nyata. Untuk itu dapat dipahami pengertian methafisika adalah pemikiran yang jauh dan mendalam dibalik apa yang bisa dijangkau oleh panca indra seperti Tuhan, asal alam, hakikat manusia, dan sebagainya. menurut plato ialah filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada. Sementara bagi Aritoteles yaitu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari “peri ada selaku ada” (being as being) atau “peri ada sebagaimana adanya” (being as such). Dari dua pernyataan tersebut, dapatlah diketahui bahwa “ada” merupakan objek materi dari filsafat. Karena fisafat berusaha memberikan penjelasan tentang dunia seluruhnya, termasuk dirinya sendirinya, maka “ada” disini meliputi segala sesuatu yang ada dan, bahkan, yang mungkin ada atau seluruh ada. Jadi, secara singkat dapat dikatakan, jika filsafat itu bersifat holistik atau keseluruhan sementara ilmu pengetahuan lainnya bersifat peragmental atau bagian-bagian. C. Tujuan mempelajari filsafat Tujuan Mempelajari Filsafat menurut para ahli 1. Menurut Harold H. Titus, tujuan filsafat adalah pengertian dan kebiksanaan (understanding and wisdom). Jadi dapat ditarik makna bahwa mempelajari filsafat yaitu untuk bisa berpikir secara radik dan bijaksana. 2. Dr. Oemar A. Hoesin mengatakan: ilmu memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun tertib akan kebenaran. 3. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya : filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran). 4. Radakrishman, dalam bukunya , History of philosophy menyebutkan: Tugas filsafat bukan hanya sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru yaitu kebenaran. 5. Soemadi Soejabrata menyatakan bahwa mempelajari filsafat adalah untuk mempertajam pikiran. 6. H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui , namun harus dipraktikkan dalm kehidupan sehari-hari. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian). BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Filsafat adalah usaha untuk memperoleh suatu pandangan yang menyeluruh, filsafat menggabungkan kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten,dan di dalam mempelajari ilmu filsafat terdapat ruang lingkup filsafat yang mempunyai objek segala sesuatu yang ada dan mungkin dan mungkin ada dan boleh juga diaplikasikan seperti alam semesta, jadi objek itu merupakan penelitian atau pembentukan, dan setiap ilmu pengetahuan itu mempunyai objek yaitu objek formal dan material. Dalam mempelajri ilmu filsafat ini tentu kita memiliki tujuan seperti yang telah disebutkan oleh beberapa ahli dan untuk lebih simpulnya, tujuan dalam mempelajari filsafat yaitu untuk dapat membantu kita untuk mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar dan untuk membuat kita berfikir lebih kritis. B. SARAN Dalam membahas ilmu filsafat yg berisi imu pengetahuan untuk kita semua, Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari dosen, teman-teman, serta para pembaca agar makalah ini berguna kedepannya dan menjadi motivasi kami untuk berusaha lebih baik lagi DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, Amsal.2005 Filsafat Ilmu .Cet. II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers,
Bambang dan Hambali.2003 Filsafat Untuk Umum. Cet. I; Jakarta: Kencana,