Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN FILSAFAT, ISTILAH FILSAFAT, CIRI- CIRI


BERFIKIR FISAFAT, GAYA BERFILSAFAT
Mata kuliah Filsafat Ilmu Dan Umum

Dosen Pangampu : Dr. Edy, M. Pd I

Di Susun Oleh :

Fani Fadilla Damayanti Lestari 2101155


Furaiqith Zainurazzaqh 2101157
Miko Andriansyah 2101163
Nanis Saputri 2101167
Zahra Alfiah 2101186

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SIROJUL FALAH


STIT-SIFA BOGOR
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, Berkat
rahmat serta karunia-Nya sehingga Makalah dengan berjudul "Pengertian Filsafat,Istilah
Filsafat,Ciri – ciri Berfikir Filsafat, dan gaya berfikir Filsafat" dapat tersusun hingga
selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Filsafat ilmu dan umum
semester IIIC dari Dr. Edy, M. Pd I
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Edy, M. Pd I. Selaku dosen
Pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu dan Umum. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Bogor, 20 September 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Filsafat (dari kata Yunani , filosofia, arti harfiahnya "cinta akan hikmat" )
adalah ilmu yang mengkaji pertanyaan-pertanyaan umum dan asasi, misalnya
pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi, penalaran, nilai-nilai luhur, akal budi,
dan bahasa.
Ciri-ciri berpikir filsafat Dikutip dari buku Metodologi Penelitian Filsafat (2002)
karya Sudarto, menyatakan beberapa ciri-ciri dari berpikir filsafat, yaitu: Metodis,
menggunakan metode atau cara yang lazim dalam berpikir. Sistematis, berpikir
dalam suatu keterikatan antara unsur-unsur yang ada sehingga tersusun suatu pola
pikir. Koheren, tidak terjadi suatu yang bertentangan antara unsur-unsur yang ada.
Rasional, berdasar kaidah berpikir yang benar dan logis. Komprehensif, berpikir
tentang sesuatu dari berbagai sudut pandang. Radikal, berpikir secara mendalam
Universal, mengarah pada kehidupan manusia secara keseluruhan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang di Maksud Fisafat
2. Apa saja istilah-istilah tentang filsafat
3. Sebutkan Ciri- ciri berfikir filsafat
4. Bagaimana gaya dalam berfilsafat

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui apa pengertian Filsafat
2. Mengetahui Istilah- istilah dalam filsafat
3. Mengetahui Ciri- ciri berfikir Filsafat dan bagaimana Gaya dalam
Berfilsafat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat

Filsafat adalah suatu pemikiran dan kajian kritis terhadap kepercayaan dan
sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui pencarian dan analisis
konsep dasar mengenai bidang kegiatan pemikiran seperti: prinsip, keyakinan, konsep
dan sikap umum dari suatu individu atau kelompok untuk menciptakan kebijaksanaan
dan pertimbangan yang lebih baik.

Seorang ahli filsafat, Karl Popper pernah berkata bahwa “Kita semua mempunyai
filosofi yang masih menjadi misteri dan tugas pokok utama dari filsafat adalah untuk
menyelidiki berbagai filosofi itu secara kritis”.

Pengertian Filsafat Tidak hanya terdiri dari satu sudut pandang saja namun terdiri dari
berbagai sudut pandang yaitu pengertian filsafat menurut etimologi, pengertian
filsafat enurut maknanya, pengertian filsafat menurut para ahli.
 Menurut Etimologi
Secara Etimologi Kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari kata philein/philos yang berarti “cinta” dan sophia yang berarti
“kebijaksanaan”. Secara etimologis, filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love
of wisdom). Sehingga seorang filosof adalah pencinta, pendamba, atau pencari
kebijaksanaan.

 Menurut Makna nya


Di dalam KBBI, filsafat berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Opsi
definisi kedua yang diberikan dalam KBBI adalah “teori yang mendasari alam
pikiran atau suatu kegiatan, hingga ke ilmu yang berintikan logika, estetika,
metafisika, dan epistemology (cabang-cabang ilmu ini)”

Sedangkan dalam Webster’s Dictionary, Filosofi adalah semua pembelajaran


eksklusif mengenai pedoman teknis; disiplin yang terdiri dari logika inti,
estetika, etika, metafisik dan epistemology, yaitu pencarian mengenai
pengertian umum tentang nilai dan realitas yang lebih spekulatif daripada
observasi; analisis konsep dasar mengenai teori bidang kegiatan pemikiran;
keyakinan, konsep, dan sikap paling umum dari individu atau kelompok;
ketenangan emosi dan penilaian.
 Menurut Para Ahli
Filsafat berawal di tahun 384-322 sebelum masehi. Setiap ahli dari masa ke
masa menghasilkan persepsi berbeda namun dalam medan makna yang
menjurus ke arah yang sama pencariannya. Beberapa pengertian filsafat
menurut para ahli akan disampaikan pada penjabaran berikut ini.

Aristoteles (384-322 SM)


 Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi
logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis.

Plato (427-347 SM)


 Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakekat.

Bertrand Russell (1967)


 Filsafat adalah suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
terbaru, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, secara kritis dalam artian:
setelah segala sesuatunya diselidiki, masalah apa yang dapat
ditimbulkan oleh pertanyaan-pertanyaan itu hingga kita menjadi sadar
dari segala kekaburan dan kebingungan tersebut...(Russell, 1967, hlm.
7).

Beerling (1968)
 Filsafat adalah pemikiran-pemikiran yang bebas, diilhami oleh rasio,
mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman. (Er zijn
eigenlijksheidvragen dalam Filosofic als sciencefiction, 1968, hlm.
44).

Karl Popper (1971)


 Kita semua mempunyai filsafat yang masih menjadi misteri dan tugas
pokok utama dari filsafat adalah untuk menyelidiki berbagai filsafat itu
secara kritis, dimana filsafat yang telah dianut sebelumnya itu tidak
diselidiki secara kritis. (dikutip dari perdebatan televisi, 14 Nopember
1971).

Immanuel Kant (1724-1804)


 Immanuel Kant merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan yang tercakup
di dalamnya empat persoalan yaitu:
1) Metafisika, yaitu pertanyaan: Apa yang dapat kita ketahui?
2) Etika, Apa yang seharusnya dilakukan?
3) Agama, Sampai dimanakah harapan kita? hakikat manusia?
4) Anthropologi, Apa hakikat manusia?
Poedjawijatna
 Poedjawijatna berpendapat bahwa filsafat ialah ilmu yang berusaha
untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran belaka.

Notonagoro
 Notonagoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal yang
menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam,
yang tetap dan yang tidak berubah; yang disebut hakikat.

Driyarkara
 Filsafat adalah refleksi yang mendalam tentang penyebab ‘di sana dan
melakukan’, refleksi dari realitas (reality) jauh ke dalam ‘mengapa’
penghabisan itu.
Dari definisi filsafat tersebut diatas sangat jelas menunjukan bahwa
filsafat sangat ditentukan oleh kemampuan manusia dalam menggunakan rasio
atau akalnya dalam berpikir mempertanyakan sesuatu sampai pada akar (radic)
atau pada hal yang sangat mendasar dan juga berpikir untuk menjawab setiap
pertanyaan sampai pada kebenaran yang sebenarbenarnyanya atau pada
hakikat kebenaran itu sendiri.

B. Ciri – Ciri Filsafat


Menurut Nur A. Fadhil Lubis, filsafat memiliki tiga ciri utama, yakni:
1) Universal (menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak aspek tertentu
saja.
2) Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang
fundamental dan essensial.
3) Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan logis
meskipun spekulatif.

Beberapa ahli lain menambahkan ciri-ciri lain, yaitu:


1) Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu, menjelaskan
mengapa sesuatu berbuat begitu.
2) Kritis, yaitu mempertanyakan segala sesuatu (termasuk hasil filsafat), dan
tidak menerima begitu saja apa yang terlihat sepintas, yang dikatakan dan
yang dilakukan masyarakat.
3) Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan menyeluruh sesuatu,
termasuk konsep-konsep dasar yang dengannya kita memikirkan dunia dan
kehidupan manusia.
4) Evaluatif, yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya sungguhsungguh
untuk menilai dan menyikapi segala persoalan yang dihadapi manusia.
Penilaian itu bisa bersifat pemastian kebenaran, kelayakan dan kebaikan.
5) Spekulatif, yaitu upaya akal budi manusia yang bersifat perekaan,
penjelajahan dan pengandaian dan tidak membatasi hanya pada rekaman
indera dan pengamatan lahiriah.

C. Ciri – Ciri Berfikir Filsafat


Seperti yang dikemukakan diatas bahawa akatifitas manusia dalam menjalani
kehidupan sehari-sehari selalu dihadapkan dalam aktifitas berpikir, beragam masalah
datang untuk kita selesaikan dengan memikirkan cara penyelesaiannya. Keadaan
berpikir sehari-hari yang dilakukan oleh manusia untuk menyelesaikan setiap
permasalahan yang ditemukannya menjadi ciri dari orang tersebut sedang berfilsafat.
berikut ini karakteristik cara berfikir filsafat, yaitu :

1) Bersifat menyeluruh maksudnya seorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika
hanya megenal ilmu dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin mengetahui
hakikat ilmu dari sudut pandang yang lain, kaitanya dengan moralitas, serta
ingin yakin apakah ilmu ini membawa kebahagiaan dirinya. Hal ini akan
membuat ilmuwan tidak akan merasa sombong dan mengangkuk paling hebat
atau diatas langit masih ada langit, sebagaimana Socrates yang meyatakan
tidak tau apa-apa.
2) Bersifat mendasar, maksudnya sifat yang tidak begitu saja percaya bahwa ilmu
itu benar, mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan
kriteria dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu
apa? Seperti suatu pertanyaan yang melingkar yang harus dimulai dengan
menentukan titik yang benar.
3) Bersifat spekulatif, maksudnya menyusun sebuah lingkaran dan menentukan
titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik, akhirnya dibutuhkan
suatu sifat spekulatif baik dari segi proses, analisis maupun pembuktiannya,
sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak.

Lebih rinci bagaimana cara berpikir filsafat dikemukakan oleh Achmadi (1995:4),
yaitu sebagai berikut :
1) Harus sistematis. Pemikiran yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun
suatu pola pengetahuan yang rasional. Sistematis adalah masing-masing unsur
saling berkaitan satu dengan yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
2) Harus konsepsional. Secara umum konsepsional berkaitan dengan ide atau
gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual.
Gambaran tersebut mempunyai bentuk tangkapan sesuai dengan nilainya.
3) Harus koheren. Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh
mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lainnya. Koheren atau
runtut didalamnya memuat suatu kebenaran logis.
4) Harus rasional, yaitu unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya
pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis.
5) Harus sinoptik, yaitu pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara
menyeluruh atau dalam keadaan kebersamaan secara integral.
6) Harus mengarah kepada pandangan dunia. Pemikiran filsafat sebagai upaya
untuk memahami semua realitas kehidupan dengan jalan meyusun suatu
pandangan (hidup) dunia, termasuk didalamnya menerangkan tentang dunia
dan semua hal yang berada didalamnya (dunia).
Berpikir filosofis yaitu berpikir untuk memahami hakikat dari kenyataan
dalam rangka menemukan kebenaran sejati. Kalau berpikir ilmiah adalah berpikir
yang menggunakan hasil penelitian ilmiah sebagai acuan, maka pada berpikir
filosofis sang pemikir tidak lagi tergantung pada hasil penelitian ilmiah. Hasil
penelitian ilmiah berupa teori masih tetap digunakan dalam berpikri filosofis,
namun kesimpulannya tidak lagi ilmiah dan dapat dibuktikan secara empiris,
melainkan bersifat holistic, radikal, dan spekulatif

D. Gaya Berfilsafat
Ada beberapa gaya berfilsafat :
1) Berfilsafat yang terkait erat dengan sastra. Artinya, sebuah karya filsafat
dipandang melalui nilai-nilai sastra tinggi. Contoh: sartre tidak hanya dikenal
sebagai penulis karya filsafat, tetapi juga seorang penulis novel, drama,
scenario film. Bahkan beberapa filsuf pernah meraih hadiah nobel untuk
bidang kesusasteraan.
2) Kedua, berfilsafat yang dikaitkan dengan social politik. Di sini, filsafat sering
dikaitkan dengan praksis politik. Artinya sebuah karya filsafat dipandang memiliki
dimensi-dimensi ideologis yang relevan dengan konsep negara. Filsuf yang menjadi
primadona dalam gaya berfilsafat semacam ini adalah Karl Marx (1818-1883) yang
terkenal dengan ungkapannya: “Para filsuf sampai sekarang hanya menafsirkan
dunia. Kini tibalah saatnya untuk mengubah dunia”.
3) Ketiga, filsafat yang terkait erat dengan metodologi. Artinya para filsuf
menaruh perhatian besar terhadap persoalan-persoalan metode ilmu
sebagaimana yang dilakukan oleh Descartes dan Karl Popper. Descartes
mengatakan bahwa untuk memperoleh kebenaran yang pasti kita harus mulai
meragukan segala sesuatu. Sikap yang demikian itu dinamakan skeptis
metodis. Namun pada akhirnya ada satu hal yang tidak dapat kita ragukan,
yakni kita yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.
4) Keempat, berfilsafat yang berkaitan dengan kegiatan analisis bahasa.
Kelompok ini dinamakan mazhab analitika bahasa dengan tokoh-tokohnya
antara lain: G.E Moore, Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle,
dan John Langshaw Austin. Corak berfilsafat yang menekankan pada aktivitas
analisis bahasa ini dinamakan logosentrisme. Tokoh sentral mazhab ini,
Wittgenstein mengatakan bahwa filsafat secara keseluruhan adalah kritik
bahasa. Tujuan utama filsafat ini adalah untuk mendapatkan klarifikasi logis
tentang pemikiran. Filsafat bukanlah seperangkat doktrin, melainkan suatu
kegiatan.
5) Kelima, berfilsafat yang dikaitkan dengan menghidupkan kembali pemikiran
filsafat di masa lampau. Di sini, aktifitas filsafat mengacu pada penguasaan
sejarah filsafat. Dalam hal ini, mempelajari filsafat yang dipandang baik
adalah dengan mengkaji teks-teks filosofis dari para filsuf terdahulu.
6) Keenam, masih ada gaya filsafat lain yang cukup mendominasi pemikiran
banyak orang, terutama di abad keduapuluh ini yakni berfilsafat dikaitkan
dengan filsafat tingkah laku atau etika. Etika dipandang sebagai satu-satunya
kegiatan filsafat yang paling nyata, sehingga dinamakan juga praksiologis,
bidang ilmu prkasis.

E. Istilah- Istilah Filsafat


istilah-istilah dalam filsafat yang mungkin sering kita gunakan dalam kegiatan sehari-
hari.
1. Absolut adalah tidak terbatas; mutlak
2. Abstrak adalah tidak bebentuk atau tidak berwujud
3. Afektif adalah gaya atau makna yang menunjukkan perasaan berenaan dengan
gaya bahasa atau makna
4. Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan dan
peribadatan kepada Tuhan dan tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta manusia dengan lingkungan.
5. Agnostisisme adalah paham yang mempertahankan pendirian bahwa manusia
itu kekurangan informasi atau kemampuan rasional untuk membuat
pertimbangan tentang kebenaran tertinggi.
6. Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia.
7. Aksioma adalah pernyataan yang bisa diterima sebagai kebenaran tanpa
pembuktian
8. Aktivisme adalah doktrin yang menekankan perlu adanya tindakan kekeran
untuk mencapai tujuan politik
9. Aktualisme adalah paham tentang kebenaran yang benar ada dan
sesungguhnya
10. Analisis adalah penyelidikann terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan yang sebanrnya
11. Ananta adalah tidak terhingga
12. Anteseden adalah hal yang terjadi dahulu terutama tentang riyawat hidup
seseorang
13. Apriori adalah beranggapan sebelum mengetahuinya
14. Asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai dasar.
15. Ateisme adalah paham yang tidak mengakui adanya tuhan.
16. Deduksi adalah penarikan kesimpulan dari suatu keadaan yang umum atau
penyimpulan dari yang umum ke khusus.
17. Deontologi adalah ilmmu mengenai kewajiban etis.
18. Dharma adalah kebijikan, kewajiban atau tugas hidup.
19. Dialektika adalah hal berbahasa dan bernalar dengan dialog sebagai cara
untuk menyelidiki suatu masalah.
20. Dualisme adalah keadaan bermuka dua, satu sama lain tidak sejalan dan saling
bertentangan.
21. Egoisme adalah teori mengenai semua tindakan yang selalu disebabkan oleh
keinginan untuk menguntungkan diri sendiri.
22. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menganut paham pada manusia
individu yang bertanggung jawab atas kemamuan bebas tanpa mengetahui
mana yang benar dan mana yang salah.
23. Empiris adalah berdasarkan pengalaman terutama yang dihasilkan dari
penemuan, percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan.
24. Empirisme adalah aliran ilmu pengetahuan dan filsafat yang berdasarkan
merode empiris.
25. Epistimologi adalah cabang filsafat tentang dasar dan batas pengetahuan.
26. Estetika adalah cabang ilmu filsafat yang menelaah dan membahas tentang
seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya.
27. Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
28. Etika adalah olmu tentang apa tang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral.
29. Feminisme adalah gerakan perempuan yang menuntut persamaan antara kaum
perempuan dan laki-laki.
30. Fenomenalisme adalah teori tentang semua pengetahuan sebagai fenomena
dan semua yang ad aitu sebagai fenomenal.
31. Globalisme adalah paham kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh
dunia sebagai lingkungan yang layak diperhitungkan, terutama bidang
ekonomi dan politik.
32. Hedonisme adalah pandangan yang menganggap bahwa kesenangan dan
kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
33. Hermeneutika adalah ilmu mengenai interpretasi asas-asas metodologis
34. Heuristik adalah formulasi yang biasanya spekulatif dan berfungsi sebagai
panduan dalam penyelidikan atau pemecahan masalah.
35. Humanisme adalah paham yang bertujuan menghidupkan rasa
perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan yang lebih baik.
36. Ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran.
37. Idealisme adalah aliran filsafat yang beranggapan bahwa pikiran atau cita-cita
sebagai satu-satunya hal benar yang dapat dicamkan dan dipahami.
38. Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara runtut
menurut metode tertentu, yang bisa digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang pengetahuan tersebut.
39. Intuisi adalah kemampuan memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau
dipelajari.
40. Kategori adalah bagian dari sistem klasifikasi.
41. Kausalitas adalah hal tentang sebab akibat.
42. Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok menurut kaidah
atau standar yang telah ditentukan.
43. Kolektivisme adalah suatu paham yang tidak menghendaki adanya hak milik
perorangan kecuali barang konsumsi.
44. Komunisme adalah ideologi yang menganur ajaran Karl Marx, yang hendak
menghapuskan hak milik perseorangan dan menggantinya dengan hak milik
bersama yang diatur negara.
45. Kosmos adalah alam semesta atau jagat raya
46. Liberalisme adalah aliran tata negara dan ekonomi yang menghendaki
demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga.
47. Logika adalah pengetahuan tentang kaidah berpikir atau jalan piker yang
masuk akal.
48. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu
yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata
dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.
49. Metafisika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal yang tidak
terlihat atau nonfisik
50. Monisme adalah pandangan bahwa semesta merupakan satu kesatuan yang
tunggal.
51. Naturalisme adalah usaha untuk menerapkan pandangan ilmiah tentang dunia
alamiah pada filsafat.
52. Neoplatoisme adalah aliran campuran ajaran Plaro dan kemistikan Timur.
53. Nihilisme adalah aliran filsafat sosial yang tidak mengakui nilai-nilai
kesusilaan, kemanusiaan, keindahan dan sebagainya.
54. Objek formal adalah sudut pandang suatu ilmu dalam melihat objek ilmu dan
sebagainya
55. Objek material adalah benda atau hal yang dijadikan objek atau bidang ilmu
56. Objektivitas adalah sikap jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan
pribadi atau golongan dalam pengambilan keputusan.
57. Ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup
58. Organon adalah alat yang digunaan untuk memperoleh dan mengatur
pengetahuan.
59. Panteisme adalah ajaran yang menyamakan Tuhan dengan kekuatan dan
hukum alam semesta
60. Paradoks adalah pernyataan yang seolah-olah berlawanan dengan kebenaran,
tetapi kenyataannya mengandung kebenaran
61. Penalaran adalah cara menggunakan nalar; cara berpikir logis
62. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
63. Pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk atau beranekaragam
64. Positivisme adalah aliran filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan itu
semata-maa berdasarkan pengalaman dan ilmu yang pasti.
65. Pribadi adalah manusia sebagai perseorangan
66. Rasionalisme adalah paham yang beranggapan bahwa pikiran dan akal
merupakan satu-satunya dasar untuk memecahkan masalah yang lepas dari
jangkauan indra
67. Realisme adalah paham yang selalu bertolak dari kenyataan.
68. Simulakra adalah keadaan dunia yang ditandai dengan pengambilalihan
kebenaran oleh konstruktif kebenaran yang mempunyai sifat fiktif, retoris, dan
palsu; realitas semu.
69. Sistem adalah susunan teratur dari pandangan, teori atau asas dan lain
sebagainya.
70. Sofisme adalah argument palsu yang dimaksudkan untuk menipu atau
memperdaya orang lain
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari Penjelasan Di atas dapat di simpulkan bahwa :
a) Pertama, Filsafat adalah suatu pemikiran dan kajian kritis terhadap
kepercayaan dan sikap yang sudah dijunjung tinggi kebenarannya melalui
pencarian dan analisis konsep dasar mengenai bidang kegiatan pemikiran
seperti: prinsip, keyakinan, konsep dan sikap umum dari suatu individu atau
kelompok untuk menciptakan kebijaksanaan dan pertimbangan yang lebih
baik.
b) Ciri- ciri yang sudah pasti ada dalam Filsafat adalah :
1) Universal (menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak aspek
tertentu saja.
2) Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil
yang fundamental dan essensial.
3) Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut dan
logis meskipun spekulatif.
c) Terdapat 6 Jenis Gaya berfisafat seperti yang sudah di jelaskan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/18/113000369/filsafat-pengertian-ciri-
berpikir-dan-alirannya#:~:text=Ciri%2Dciri%20berpikir%20filsafat&text=Koheren
%2C%20tidak%20terjadi%20suatu%20yang,Radikal%2C%20berpikir%20secara
%20mendalam
https://serupa.id/filsafat-umum/
https://www.mingseli.id/2020/09/istilah-dalam-filsafat.html

https://khikmatunfaidah.wordpress.com/2014/04/15/gaya-berfilsafat/

https://menolakboloho.blogspot.com/2016/10/apa-itu-filsafat-beberapa-gaya-filsafat.html

Anda mungkin juga menyukai