Anda di halaman 1dari 12

DEFINISI, OBJEK, LATAR BELAKANG, DAN TUJUAN DARI FILSAFAT ILMU

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Ibnu Asaddudin, S. Ag., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Akbar Catur Mahendra 224110401045
2. Desi Rahmawati 224110401053
3. Ruhianatussa’da 224110401078

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat dan waktunya. Makalah ini
dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan, dan
dukungan :
1. Ibnu Asaddudin, S. Ag., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu
2. Orang tua yang telah memberikan bimbingan dan dukungannya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini dengan baik.
3. Teman – teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pihak penyusun maupun pembaca. Aamiin.

Purwokerto, 24 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………….………….………………...….2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………….…………………………….……...3
A. Latar belakang masalah……………………….…………………………...……3
B. Rumusan masalah…………………………...……………….………..………...3
C. Tujuan……………………………………………………….……………….….3
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………....………….…….…..4
A. Definisi dan objek ilmu……….…………………………………..………...…4
B. Pengertian filsafat ilmu………………………………………………………..6
C. Objek filsafat ilmu………………………………………….………..……......6
D. Tujuan dalam filsafat ilmu…………….………………………..………....…..8
BAB III PENUTUP…………………………………………………….……………...…….10
A. Kesimpulan………………………………………………………………...…10
B. Saran……………………………………………………………………...…..10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..…11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun
historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Oleh karena itu filsafat ilmu
dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan
ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat , dan filsafat tidak
memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dungkal. Hingga saat ini,
filsafat ilmu telah berkembang pesat menjadi suatu bidang pengetahuan yang amat
luas dan mendalam. Berfilsafat merupakan kegiatan berfikir secara lebih luas,
mendalam, dan objektif sehingga permasalahan yang ada dapat dipecahkan secara
cepat dan tepat.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal – hal yang
berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan
pendalaman mengenai ilmu (Ilmu pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kegiatan manusia. Pengkajian tersebut
tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang berbagai
pengembangan dan pengalaman yang dilakukan oleh para ahli.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari definisi dan objek ilmu?
2. Bagaimana latar belakang dalam filsafat ilmu?
3. Apa pengertian dari filsafat ilmu?
4. Apa sajakah objek-objek filsafat ilmu?
5. Apa tujuan dalam filsafat ilmu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian objek ilmu
2. Untuk mengetahui latar belakang dalam filsafat ilmu
3. Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu
4. Untuk mengetahui objek kajian dalam filsafat ilmu
5. Untuk mengetahui tujuan dalam filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Objek Ilmu


Pada dasarnya ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Ilmu bertugas untuk
menggambarkan dan filsafat bertugas untuk menjelaskan fenomena alam semesta dan
kebenarannya berasal dari hasil pemikiran sepanjang pengalaman yang dialami. Dengan
demikian, perkembangan ilmu juga memperkuat keberadaan filsafat dimana tujuan dari
berfilsafat itu sendiri adalah untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya.
Berbicara ilmu, pada dasarnya aktivitas ilmu dalam perkembangannya karena
adanya tiga masalah pokok yaitu: apakah yang ingin diketahui, bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan, dan apakah nilai dari pengetahuan tersebut. Dalam rangka
menjawab pertanyaan tersebut maka perlunya sistem berpikir secara radikal, sistematis
dan universal sebagai kebenaran ilmu yang kemudian dibahas dalam filsafat ilmu.
1. Ilmu Ditinjau Secara Ontologi
Secara bahasa, ontologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal katanya
adalah “Ontos” dan “Logos”. Ontos adalah “yang ada” sedangkan Logos adalah
“ilmu”. Sederhananya, ontologi merupakan ilmu yang berbicara tentang yang ada.
Secara istilah, ontologi adalah cabang dari ilmu filsafat yang berhubungan dengan
hakikat hidup tentang suatu keberadaan yang meliputi keberadaan segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada.
Ontologi kerap kali diidentikkan dengan metafisika. Ontologi merupakan
cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat apa yang terjadi. Ontologi
menjadi pembahasan yang utama dalam filsafat, dimana membahas tentang
realitas atau kenyataan. Pada dasarnya ontologi berbicara asas-asas rasional dari
yang ada atau disebut suatu kajian mengenai teori tentang “ada”, karena
membahas apa yang ingin diketahui dan seberapa jauh keingintahuan tersebut.
Menurut Jujun S. Suriasumantri menjelaskan bahwa pokok dari
permasalahan yang menjadi objek kajian dari filsafat awalnya meliputi logika,
etika, metafisika, dan politik yang kemudian banyak berkembang hingga menjadi
cabang-cabang dari filsafat yang mempunyai bidang kajian lebih spesifik lagi
yang kemudian disebut sebagai filsafat ilmu.
2. Ilmu Ditinjau Secara Epistemologi
Secara bahasa, epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal katanya
Episteme artinya “pengetahuan” dan Logos artinya “ilmu”. Secara istilah,
epistemologi adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang sumber pengetahuan,
metode, struktur, dan benar tidaknya suatu pengetahuan tersebut.
Epistemologi diartikan sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, dasarnya, serta penegasan bahwa seseorang
memiliki pengetahuan. Azyumardi Azra menambahkan bahwa epistemologi
sebagai ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi adalah sebuah ilmu yang
mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan pegetahuan dan dipelajari
secara substantif.
3. Ilmu Ditinjau Secara Aksiologi
Salah satu cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya disebut aksiologi. Aksiologi mencoba untuk mencapai
hakikat dan manfaat yang ada dalam suatu pengetahuan. Diketahui bahwa salah
satu manfaat dari ilmu pengetahuan yaitu untuk memberikan kemaslahatan dan
kemudahan bagi kehidupan manusia.
Dengan demikian menjadikan aksiologis memilih peran sangat penting
dalam suatu proses pengembangan ilmu pengetahuan karena ketika suatu cabang
ilmu tidak memiliki nilai aksiologis akan lebih cenderung mendatangkan
kemudharatan bagi kehidupan manusia bahkan tidak menutup kemungkinan juga
ilmu yang bersangkutan dapat mengancam kehidupan sosial dan keseimbangan
alam.1

B. Definisi Filsafat Ilmu


1
Dewi Rokhmah, “ILMU DALAM TINJAUAN FILSAFAT: ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI, Vol 7 No 2 Jurnal
Studi Keislaman, (Desember:2021), hlm 176-184.
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia yang terdiri dari dua
istilah: philos (cinta) atau Philia (persahabatan, ketertarikan) dan Sophos (saran,
kebijaksanaan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman sederhana, intelektualitas).
(Nurhayati, 2021) berpendapat bahwa Filsafat merupakan mencari kebenaran dari
kebenaran ke kebenaran, segala sesuatu yang dibicarakan dengan berpikir secara
sistematis, radikal dan universal. (Widyawati, 2018). Pandangan lain, filsafat, mengacu
pada induk berbagai ilmu pengetahuan. Artinya filsafat adalah suatu bidang studi yang
mendalami cara berpikir tentang hakikat segala sesuatu. Sebab filsafat mempunyai
beberapa cabang, salah satunya adalah epistemologi. (Tamrin, 2019).
Ilmu dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman. Dengan demikian, Pengertian
ilmu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu adalah suatu bagian yang disusun
secara sistematis dengan metode eksklusif dan dapat digunakan untuk bagian
(pengetahuan) tertentu. Menurut A. Cornelius Benjamin, filsafat ilmu adalah suatu
cabang ilmu filsafat yang mempelajari ilmu pengetahuan secara sistematis, konsep-
konsep dan asumsi-asumsinya, khususnya metode, dan kedudukannya dalam kerangka
umum cabang-cabang ilmu pengetahuan intelektual. (Omer, 2018).
Dengan kata lain, filsafat ilmu merujuk pada upaya mempelajari dan
memperdalam ilmu pengetahuan, termasuk ciri-ciri perolehannya, isi atau kegunaan
ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Filsafat ilmu pada dasarnya adalah kajian
filsafat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan (Nurhayati, 2021),
jadi filsafat ilmu adalah kajian filsafat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan dan menilai cara berpikir ilmiah serta berusaha menemukan nilai dan
makna ilmu. Perusahaan ilmiah secara keseluruhan.2

C. Objek Filsafat Ilmu


Setiap ilmu pengetahuan memliki objek tertentu yang mana menjadi Lapangan
penyelidikan atau lapangan studinya. Adanya objek menjadi kan setiap ilmu
pengetahuan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Objek Filsafat ilmu adalah
sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan.
Menurut Noeng Muhajir (2011:9) Objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua :
1. Objek Material
Objek material adalah bahan yang digunakan sebagai gambaran penelitian atau
penciptaan pengetahuan. Objek material juga merupakan sesuatu yang dipelajari,
dilihat, atau ditekankan oleh suatu disiplin ilmu. Objek perseptif mencakup segala
sesuatu, baik yang konkrit maupun yang abstrak. Objek material filsafat ilmu

2
Fatimah, Azmi Fitrisia,Konsep, Kedudukan, Ruang Lingkup, dan Manfaat Filsafat Ilmu, Jurnal Pendidikan dan
Konseling, Vol.4, No. 6, 2022
bertumpang tindih dengan semua ilmu, yaitu pembahasan fakta dan kebenaran semua
cabang ilmu, serta penegasan dan logika yang digunakan semua cabang ilmu.
Sedangkan menurut Arif Rohman, Rukiyat dan L. Andrian (2011:22), benda
materi adalah materi yang berupa benda, benda, keadaan atau materi yang dipelajari.
Objek material adalah suatu bahan yang memberikan gambaran mengenai hasil
penelitian atau terbentuknya ilmu itu sendiri. Objek perseptif mencakup segala
sesuatu, baik yang konkrit maupun yang abstrak. Selain itu, benda material adalah
benda material penelitian, pemikiran, atau penelitian ilmiah. Bentuknya bisa apa saja,
baik benda berwujud maupun tidak berwujud. Tidak hanya terbatas pada realitas
konkrit seperti manusia atau alam semesta, atau hanya pada realitas abstrak seperti
Tuhan atau sifat ketuhanan sesuatu.
Lebih dalam lagi bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik
yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan.
Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal
yang ada pada Umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae)
dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam
(kosmologi).

2. Objek Formal
Objek formal adalah sudut pandang dari mana subjek mengamati objek
material. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu, artinya filsafat ilmu
lebih memperhatikan masalah-masalah mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa
hakikat ilmu, bagaimana memperoleh kebenaran ilmiah, dan apa hakikat ilmu.
Sains rakyat Permasalahan ini dijawab dalam landasan-landasan pengembangan
ilmu pengetahuan, yaitu landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Objek
formal filsafat ilmu adalah sudut pandang atau sudut pandang penelitian atau
penciptaan pengetahuan yang berorientasi pada material, yang menjadi landasan
penekanan objek material tersebut.
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran,
serta telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi
objek formil substantif, sedangkan konfirmasi dan logika menjadi objek formil
instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Di lain sisi, objek formal adalah sosok
objek material yang dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif
tertentu atau dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh
pengetahuan yang benar.
Sementara objek formal adalah cara pandang tertentu, atau sudut pandang
tertentu yang dimiliki serta yang menentukan satu macam ilmu.Menurut Surajiyo
(2007: 7), objek formal filsafat ilmu adalah suatu cara p pengetahuan andang yang
diarahkan pada penelitian atau materi pembentuk pengetahuan atau sudut dari
mana objek materi itu ditekankan. Dalam praktiknya, peneliti fenomena ini
memusatkan perhatian pada objek formal, yang merupakan gabungan antara objek
material dan objek formal sehingga menjadi subjek utama ilmu daripada objek
disiplin ilmu yang sebenarnya.3

D. Tujuan Filsafat Ilmu


Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin
menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan
mempelajari filsafat ilmu, kita akan menyadari keterbatasan diri dan tidak terperangkap
ke dalam sikap oragansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan
kita, sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan
yang dimilikinya untuk kepentingan bersama.
Fisafat ilmu sebagai cabang khusus yang membicarakan sejarah perkembangan
ilmu bertujuan: Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah,
sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Kedua, filsafat ilmu merupakan
usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan medote keilmuan. Ketiga, filsafat ilmu
memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan, setiap metode ilmiah yang
dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkkan secara logis dan rasional agar dapat
dipahami dan digunakan secara umum.
Berdasarkan tujuan filsafat ilmu yang dikemukan oleh Rizal Mustansyir dan
Misnal Munir, maka dapat dikembangkan bahwa tujuan filsafat ilmu mengkaji dan
mencari fakta-fakta terhadap pemikiran secara ilmiah dan rasional.

Menurut (Bakhtiar, 2017) Beberapa Uraian tentang Tujuan filsafat ilmu adalah sebagai
berikut.
1) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
3) Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non
ilmiah.
4) Mendorong pada calon ilmuan dan ilmuan untuk konsisten dalam mendalami
ilmu dan mengembangkannya.Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan
tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.4

3
Alboin Parluhutan, Objek Formal & Material Filsafat Ilmu serta Implikasinya dalam Pendidikan, Jurnal Pionir 6
(2), 2020

4
Amsal Bakhtiar, 2017,filsafat ilmu, Jakarta : Raja Grafindo.
Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan
agama tidak ada pertentangan. Adapun pendapat lain tentang Tujuan Filsafat
Ilmumenurut (Muntasyir,et al, 2015) sebagai cabang khusus filsafat yang membicarakan
tentang sejarah perkembangan ilmu, metode -metode ilmiah, sikap etis yang harus
dikembangkan para ilmuan secara umum mengandung tujuan-tujuan sebagai berikut.
1) Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmia. Maksudnya, seseorang ilmuan harus
memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap solipistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya
yang paling benar.
2) Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan
metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di kalangan para
ilmuan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhaikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang
diperlukan di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok
dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya sarana
berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan.
3) Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum. Semakin luas penerjemahan dan penggunaan
metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut, pembahasan mengenai hal
ini dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-
cara untuk memperoleh kebenaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan
filsafat ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana
ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah
proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.Tujuan mempelajari filsafat ilmu pada dasarnya
adalah untuk memahami persoalan ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu
atau penelitian ilmiah dengan cermat dan kritis. Hubungan filsafat dengan ilmu
pengetahuan lain adalah bahwa Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya
universal, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.
Selain itu Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam
dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu pengetahuan juga
menunjukkan sebab-sebab tetapi yang tak begitu mendalam.Keberadaan manusia di dunia
sesuunguhnya sebagai mahluk yang diciptakan Allah SWT yang diberi kemampuan untuk
berpikir (akal), sedangkan tujuan akhir hidup manusia menurut Islam adalah
mendapatkan kebahagiaan hakiki. Sebagai mahluk yang berpikir (memiliki akal) itulah
yang menyebabkan manusia berfilsafat.

B. Saran
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang diharapkan dapat menjadikan
pedoman bagi manusia untuk mencari sebuah kebenaran yang hakiki, dengan demikian
diharapkan manusia dapat lebih bisa berpikir kritis yang positif serta dapat menjadi
manusia yang bijaksana dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Azmi Fitrisia,Konsep, Kedudukan, Ruang Lingkup, dan Manfaat Filsafat Ilmu,Jurnal
Pendidikan dan Konseling, Volume 4 no. 6,2022

Objek Formal & Material Filsafat Ilmu serta Implikasinya dalam Pendidikan Alboin Parluhutan
Jurnal Pionir 6 (2), 2020

Amsal Bakhtiar, 2017,filsafat ilmu, Jakarta : Raja Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai