Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Ibnu Asaddudin, S. Ag., M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Akbar Catur Mahendra 224110401045
2. Desi Rahmawati 224110401053
3. Ruhianatussa’da 224110401078
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………….………….………………...….2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………….…………………………….……...3
A. Latar belakang masalah……………………….…………………………...……3
B. Rumusan masalah…………………………...……………….………..………...3
C. Tujuan……………………………………………………….……………….….3
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………....………….…….…..4
A. Definisi dan objek ilmu……….…………………………………..………...…4
B. Pengertian filsafat ilmu………………………………………………………..6
C. Objek filsafat ilmu………………………………………….………..……......6
D. Tujuan dalam filsafat ilmu…………….………………………..………....…..8
BAB III PENUTUP…………………………………………………….……………...…….10
A. Kesimpulan………………………………………………………………...…10
B. Saran……………………………………………………………………...…..10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..…11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun
historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Oleh karena itu filsafat ilmu
dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang pemisah antara filsafat dengan
ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat , dan filsafat tidak
memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas alam secara dungkal. Hingga saat ini,
filsafat ilmu telah berkembang pesat menjadi suatu bidang pengetahuan yang amat
luas dan mendalam. Berfilsafat merupakan kegiatan berfikir secara lebih luas,
mendalam, dan objektif sehingga permasalahan yang ada dapat dipecahkan secara
cepat dan tepat.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal – hal yang
berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan
pendalaman mengenai ilmu (Ilmu pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kegiatan manusia. Pengkajian tersebut
tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang berbagai
pengembangan dan pengalaman yang dilakukan oleh para ahli.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari definisi dan objek ilmu?
2. Bagaimana latar belakang dalam filsafat ilmu?
3. Apa pengertian dari filsafat ilmu?
4. Apa sajakah objek-objek filsafat ilmu?
5. Apa tujuan dalam filsafat ilmu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian objek ilmu
2. Untuk mengetahui latar belakang dalam filsafat ilmu
3. Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu
4. Untuk mengetahui objek kajian dalam filsafat ilmu
5. Untuk mengetahui tujuan dalam filsafat ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
2
Fatimah, Azmi Fitrisia,Konsep, Kedudukan, Ruang Lingkup, dan Manfaat Filsafat Ilmu, Jurnal Pendidikan dan
Konseling, Vol.4, No. 6, 2022
bertumpang tindih dengan semua ilmu, yaitu pembahasan fakta dan kebenaran semua
cabang ilmu, serta penegasan dan logika yang digunakan semua cabang ilmu.
Sedangkan menurut Arif Rohman, Rukiyat dan L. Andrian (2011:22), benda
materi adalah materi yang berupa benda, benda, keadaan atau materi yang dipelajari.
Objek material adalah suatu bahan yang memberikan gambaran mengenai hasil
penelitian atau terbentuknya ilmu itu sendiri. Objek perseptif mencakup segala
sesuatu, baik yang konkrit maupun yang abstrak. Selain itu, benda material adalah
benda material penelitian, pemikiran, atau penelitian ilmiah. Bentuknya bisa apa saja,
baik benda berwujud maupun tidak berwujud. Tidak hanya terbatas pada realitas
konkrit seperti manusia atau alam semesta, atau hanya pada realitas abstrak seperti
Tuhan atau sifat ketuhanan sesuatu.
Lebih dalam lagi bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik
yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan.
Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal
yang ada pada Umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae)
dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam
(kosmologi).
2. Objek Formal
Objek formal adalah sudut pandang dari mana subjek mengamati objek
material. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu, artinya filsafat ilmu
lebih memperhatikan masalah-masalah mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa
hakikat ilmu, bagaimana memperoleh kebenaran ilmiah, dan apa hakikat ilmu.
Sains rakyat Permasalahan ini dijawab dalam landasan-landasan pengembangan
ilmu pengetahuan, yaitu landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Objek
formal filsafat ilmu adalah sudut pandang atau sudut pandang penelitian atau
penciptaan pengetahuan yang berorientasi pada material, yang menjadi landasan
penekanan objek material tersebut.
Objek formal filsafat ilmu adalah telaah filsafat tentang fakta dan kebenaran,
serta telaah filsafati tentang konfirmasi dan logika. Fakta dan kebenaran menjadi
objek formil substantif, sedangkan konfirmasi dan logika menjadi objek formil
instrumentatif dalam studi filsafat ilmu. Di lain sisi, objek formal adalah sosok
objek material yang dilihat dan didekati dengan sudut pandang dan perspektif
tertentu atau dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh
pengetahuan yang benar.
Sementara objek formal adalah cara pandang tertentu, atau sudut pandang
tertentu yang dimiliki serta yang menentukan satu macam ilmu.Menurut Surajiyo
(2007: 7), objek formal filsafat ilmu adalah suatu cara p pengetahuan andang yang
diarahkan pada penelitian atau materi pembentuk pengetahuan atau sudut dari
mana objek materi itu ditekankan. Dalam praktiknya, peneliti fenomena ini
memusatkan perhatian pada objek formal, yang merupakan gabungan antara objek
material dan objek formal sehingga menjadi subjek utama ilmu daripada objek
disiplin ilmu yang sebenarnya.3
Menurut (Bakhtiar, 2017) Beberapa Uraian tentang Tujuan filsafat ilmu adalah sebagai
berikut.
1) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
3) Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non
ilmiah.
4) Mendorong pada calon ilmuan dan ilmuan untuk konsisten dalam mendalami
ilmu dan mengembangkannya.Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan
tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.4
3
Alboin Parluhutan, Objek Formal & Material Filsafat Ilmu serta Implikasinya dalam Pendidikan, Jurnal Pionir 6
(2), 2020
4
Amsal Bakhtiar, 2017,filsafat ilmu, Jakarta : Raja Grafindo.
Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan
agama tidak ada pertentangan. Adapun pendapat lain tentang Tujuan Filsafat
Ilmumenurut (Muntasyir,et al, 2015) sebagai cabang khusus filsafat yang membicarakan
tentang sejarah perkembangan ilmu, metode -metode ilmiah, sikap etis yang harus
dikembangkan para ilmuan secara umum mengandung tujuan-tujuan sebagai berikut.
1) Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmia. Maksudnya, seseorang ilmuan harus
memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap solipistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya
yang paling benar.
2) Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan
metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di kalangan para
ilmuan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhaikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang
diperlukan di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok
dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya sarana
berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan.
3) Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum. Semakin luas penerjemahan dan penggunaan
metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut, pembahasan mengenai hal
ini dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-
cara untuk memperoleh kebenaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan
filsafat ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana
ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah
proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.Tujuan mempelajari filsafat ilmu pada dasarnya
adalah untuk memahami persoalan ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu
atau penelitian ilmiah dengan cermat dan kritis. Hubungan filsafat dengan ilmu
pengetahuan lain adalah bahwa Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya
universal, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.
Selain itu Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam
dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu pengetahuan juga
menunjukkan sebab-sebab tetapi yang tak begitu mendalam.Keberadaan manusia di dunia
sesuunguhnya sebagai mahluk yang diciptakan Allah SWT yang diberi kemampuan untuk
berpikir (akal), sedangkan tujuan akhir hidup manusia menurut Islam adalah
mendapatkan kebahagiaan hakiki. Sebagai mahluk yang berpikir (memiliki akal) itulah
yang menyebabkan manusia berfilsafat.
B. Saran
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang diharapkan dapat menjadikan
pedoman bagi manusia untuk mencari sebuah kebenaran yang hakiki, dengan demikian
diharapkan manusia dapat lebih bisa berpikir kritis yang positif serta dapat menjadi
manusia yang bijaksana dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Azmi Fitrisia,Konsep, Kedudukan, Ruang Lingkup, dan Manfaat Filsafat Ilmu,Jurnal
Pendidikan dan Konseling, Volume 4 no. 6,2022
Objek Formal & Material Filsafat Ilmu serta Implikasinya dalam Pendidikan Alboin Parluhutan
Jurnal Pionir 6 (2), 2020