Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya

cara dalam mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh

pengetahuan tersebut membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang

lainnya. Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, pertama,

manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan

pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua adalah kemampuan berpikir

menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini

disebut penalaran. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode

keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat

dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan

secara umum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian, tujuan, dan objek kajian filsafat ilmu ?

2. Bagaimana kedudukan filsafat ilmu ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu pengertian, tujuan, dan objek kajian filsafat ilmu.

2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan filsafat ilmu.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafah ilmu

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan

mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu memiliki cabang-cabang filsafat yang berkaitan

dengan dasar, metode, asumsi dan implikasi ilmu pengetahuan dari ilmu yang termasuk

di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.Beberapa ahli telah memberikan

definisi tentang filsafat ilmu ini, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. michael V.Berry,filsafat ilmu adalah penelaahan tentang logika intern dan teori-

teori ilmiah, dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang

metode ilmiah.

2. May Brodbeck, ia memberikan filsafat sebagai suatu analisis netral yang secara etis

dan falsafi, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan. Landasan ilmu. Bagi

Brodbeck, ilmu itu harus bisa menganalisis, menggali, mengkaji, dan bahkan

melukiskannya sesuatu secara netral, etis, dan filosofis, sehingga ilmu itu dapat

dimanfaatkan secara benar dan relevan.

3. Lewis White Beck berpendapat bahwa filsafat ilmu atau philosophy of science

adalah ilmu yang mengkaji dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah

serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu

keseluruhan. Jadi menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu adalah ilmu yang

mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba

menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Melalui

2
filsafat ilmu ini kita mampu memahami dan menetapkan akan arti pentingnya

usaha ilmiah, pengkajian tentang ilmu pengetahuan secara menyeluruh.

4. A. Cornelius Benyamin, mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah studi

sistematis mengenai sifat dan hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan dengan

metodenya, konsepnya, kedudukannya di dalam skema umum disiplin intelektual.

Benyamin lebih melihat sifat dan hakikat ilmu di tinjau dari aspek metode, konsep,

dan kedudukannya dalam disiplin keilmuan.

5. Robert Ackermann, Jadi menurutnya filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis

tentang pendapat- pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap

pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam rangka ukuran-ukuran

yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu

demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik ilmiah senyatanya.

Dengan filsafat ilmu ini seseorang dapat mengkaji secara kritis tentang pendapat-

pendapat atau karya ilmiah seseorang melalui kriteria tertentu agar dimanfaatkan

secara maksimal dan realistis.

6. Peter Caw, mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah suatu bagian filsafat yang

mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat umumnya melakukan pada seluruh

pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal; di satu pihak, ini

membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya

landasan bagi keyakinan dan tindakan; di pihak lain, filsafat memeriksa secara

kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi

3
keyakinan/tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri dengan harapan dan

penghapusan tidak ajegan dan kesalahan. Caw yakin bahwa melalui filsafat ilmu

seseorang membangun dua hal, menyajikan teori sebagai landasan bagi keyakinan

dan tindakan, dan memeriksa secara kritis segala sesuatu sebagai landasan bagi

sebuah keyakinan atau tindakan.

7. Alfred Cyril Ewing, Filsafat ilmu menurutnya adalah salah satu bagian filsafat

yang membahas tentang logika, di mana di dalamnya membahas tentang cara yang

dikhususkan metode metode dari ilmu-ilmu yang berlainan. Ewing ingin

menegaskan bahwa filsafat ilmu ini merupakan bagian penting bagi seseorang yang

ingin memahami tentang metode-metode dari disiplin ilmu yang berbeda.

Dengan menguasai filsafat ilmu, seseorang akan lebih mudah memahami dan

menguasai ilmu-ilmu lain yang berbeda. Tanpa penguasaan filsa fat ilmu, maka

akan sulitlah bagi seseorang dalam usahanya untuk memahami tentang ilmu secara

baik dan proporsional.

8. The Liang Gie merumuskan filsafat ilmu merupakan segenap pemikiran reflektif

terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang me nyangkut landasan ilmu

maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat

ilmu bukan hanya dipahami sebagai ilmu untuk mengetahui metode dan analisis

terhadap ilmu ilmu lain, tetapi filsafat ilmu sebagai usaha seseorang dalam

mengkaji persoalan-persoalan yang muncul melalui perenungan yang mendalam

agar dapat diketahui duduk persoalannya secara mendasar, sehingga dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan manusihe Liang Gie merumuskan filsafat ilmu

4
merupakan segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai

segala hal yang me nyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala

segi kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat ilmu bukan hanya dipahami sebagai

ilmu untuk mengetahui metode dan analisis terhadap ilmu ilmu lain, tetapi filsafat

ilmu sebagai usaha seseorang dalam mengkaji persoalan-persoalan yang muncul

melalui perenungan yang mendalam agar dapat diketahui duduk persoalannya

secara mendasar, sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.

9. Jujun S. Suriasumantri menjelaskan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu

pengetahuan atau epistemologi yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar

gejala alamiah tersebut tak lagi merupakan misteri. Secara garis besar, Jujun

menggolongkan pengetahuan menjadi tiga kategori umum, yakni: 1) pengetahuan

tentang yang baik dan yang buruk, yang disebut juga dengan etika; 2) pengetahuan

tentang indah dan yang jelek, yang disebut dengan estetika atau seni; 3)

pengetahuan tentang yang benar dan yang salah, yang disebut dengan logika.

10. Menurut Beerling, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri mengenai

pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pe ngetahuan tersebut.

Filsafat ilmu erat kaitannya dengan filsafat pe ngetahuan atau epistemologi, yang

secara umum menyelidiki syarat syarat serta bentuk-bentuk pengalaman manusia,

juga mengenai logika dan metodologi.

Jadi, pengertian filsafat ilmu menurut bahasa dan istilah adalah cabang filsafat

yang mempelajari dan mempertanyakan secara sistematis mengenai hakikat

5
pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-masalah filosofis dan

fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah.

2.2 Tujuan Filsafat Ilmu

Salah satu yang terpenting dalam filsafat termasuk filsafat ilmu itu, yang

bersifat komprehensif maupun spesifik. Filsafat ilmu yang merupakan interaksi

anatara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat saat ini tidak dapat

berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Dan juga sebaliknya, ilmu tidak

dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Pembahasan filsafat ilmu

sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif.

Filsafat ilmu memberikan semangat bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan

sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu. Objek dari filsafat

ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah

mengikuti perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama menjadi pijakan

untuk mencari pengetahuan baru.

Tujuan mempelajari filsafat ilmu:


a. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi
kritis dan cermat terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan harus
memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap solipsistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya
yang paling benar
b. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap
metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara

6
logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. Semakin luas
penerimaan dan penggunaan metode ilmiah, maka semakin valid metode tersebut.
c. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secra
historis.
d. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalamiilmu
dan mengembangkannya.
Manfaat mempelajari filsafat ilmu:
a. Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir yang hanya
berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada
di luar dirinya. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmumaka para ilmuwan akan
menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi
intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan
sehingga mereka dapat mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya
untuk kepentingan umat manusia.
b. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara
radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari
keberadaan kita.
c. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup
secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat
pemecahannya.
d. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga
kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan
setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang
dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan mencari kebenaran dari
beberapa sumber ilmu yang valid.

7
2.3 Objek Filsafat Ilmu

1. Objek Material Filsafat Ilmu

Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian

atau pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh

suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang

abstrak.

Menurut Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada

dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu

yang ada itu di bagi dua, yaitu :

1. Ada yang bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada

pada umumnya.

2. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak dan tidak

mutlak yang terdiri dari manusia dan alam.

2. Objek Formal Filsafat Ilmu

Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek

materialnya. Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal filsafat

ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan yang artinya filsafat ilmu lebih menaruh

perhatiannya terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan. Seperti apa hakikat ilmu

pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu

bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu

pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.

8
2.4 Kedudukan Filsafat Ilmu

Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan (mater scientiarium) yang melahirkan

banyak ilmu pengetahuan yang membahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan

diteliti didalamnya. Dalam hal metode dan obyek studinya, Filsafat berbeda dengan

Ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan menyelidiki masalah dari satu bidang khusus saja,

dengan selalu menggunakan metode observasi dan eksperimen dari fakta-fakta yang

dapat diamati. Sementara filsafat  berpikir sampai di belakang dengan fakta-fakta yang

sangat nampak.

             Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, asal, atau

pokok. Karena filsafat lah yang mula-mula merupakan satu-satunya usaha manusia

dibidang kerohanian untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan. Memang lambat laun

beberapa ilmu-ilmu pengetahuan itu akan melepaskan diri dari filsafat akan tetapi

tidaklah berarti ilmu itu sama sekali tidak membutuhkan bantuan dari filsafat. Filsafat

akan memberikan alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.

           Peran filsafat sangat penting artinya bagi perkembangan dan  penyempurnaan

ilmu pengetahuan. Meletakkan kerangka dasar orientasi dan visi penyelidikan ilmiah,

dan menyediakan landasan-landasan ontologisme, epistemologis, dan aksiologis ilmu

pada umumnya. Filsafat ilmu melakukan kritik terhadap asumsi dan postulat ilmiah

serta analisis-kritis tentang istilah-istilah teknis yang berlaku dalam dunia keilmuan.

Filsafat ilmu juga menjadi pengkritik yang sangat konstruktif terhadap sistem kerja dan

susunan ilmu.

9
         Pada dasarnya filsafat  bertugas memberi landasan filosofi untuk minimal

memahami berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu, sampai membekalkan

kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Secara substantif fungsi pengembangan

tersebut memperoleh pembekalan dan disiplin ilmu masing-masing agar dapat

menampilkan teori subtantif. Selanjutnya secara teknis dihadapkan dengan bentuk

metodologi, pengembangan ilmu dapat mengoprasionalkan pengembangan konsep tesis,

dan teori ilmiah dari disiplin ilmu masing-masing.

          Pendapat Immanuel Kant (dalam Kunto Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan

bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan

ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon (dalam

The Liang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great

mother of the science.

10
BAB III
PENUUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa

pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Filsafat ilmu memiliki cabang-cabang filsafat yang

berkaitan dengan dasar, metode, asumsi dan implikasi ilmu pengetahuan dari ilmu yang

termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu social. Filsafat ilmu sebagai

sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis dan cermat terhadap

kegiatan ilmiah. Filsafat ilmu bermanfaat untuk Menyadarkan seorang ilmuwan agar

tidak terjebak ke dalam pola pikir yang hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa

mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.  Peran filsafat sangat penting

artinya bagi perkembangan dan  penyempurnaan ilmu pengetahuan. Meletakkan

kerangka dasar orientasi dan visi penyelidikan ilmiah, dan menyediakan landasan-

landasan ontologisme, epistemologis, dan aksiologis ilmu pada umumnya.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa sangatlah banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah yang membahas tentang pengertian, tujuan, obyek-obyek filsafat ilmu dan

kedudukannya. Semoga makalah sederhana yang masih jauh dari kesempurnaan ini ada

manfaatnya meskipun hanya sedikit.

11

Anda mungkin juga menyukai