Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU

PROGRAM STUDI : Doktor Ilmu Manajemen


KELAS : Malam
HARI\TANGGAL : SABTU 25 JULI 2020
WAKTU : 13.00-17.00
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS
SIFAT UJIAN : (Essay )

Nama: Rayen Eduard Wijaya


Nim: 1966390048

1. Jelaskan esensi filsafat dan apa manfaatnya calon ilmuwan belajar filsafat!
2. Mengapa filsafat ilmu menjadi landasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan?
3. Jelaskan sejarah perkembangan filsafat dan apa maknanya jika ditinjau dari aspek
epistemology dalam hal ini aspek metodologi!
4. Jelaskan esensi yang terkandung dalam pengertian filsafat ilmu!
5. Mengapa calon ilmuwan wajib mengembangkan suara hati dan moralitas!
6. Dari aspek metodologi, apa perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif dan
bagaimana konstribusinya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ?

JAWABAN

1. Esensi filsafat

Sebelum diulas tentang esensi filsafat perlu diketahui berbagai pengertian filsafat yang
dikemukakan oleh para filsuf sebagai berikut :

 Al-Kindi (800-870 M) --> filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat


segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia.

 Immanuel Kant (1724-1804M) --> filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang didalamnya mencakup empat persoalan yaitu:

 Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)


 Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)

 Sampai ke di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)

 Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh antropologi)

A.Manfaat belajar filsafat bagi calon ilmuwan; Filsafat bagi calon ilmuwan yang
mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang memadai tentang
ilmu,baik ilmu alam maupun ilmu social untuk menjadi landasan berpijak yang
kuat. Sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif dan berguna untuk
memecahkan masalah-masalah kemanusiaan yang sering terjadi di kehidupan
sehari-hari.

B.Menjadi calon ilmuwan tidak berpola pikir parsialisme.tetapi menjadikan calon


ilmuwan mampu mengaitkan berbagai disiplin ilmu dengan realitas kehidupan
sosial masyarakat.

2.  Filsafat Ilmu sebagai Landasan Pengembangan Ilmu


Banyak pendapat mengenai fungsi filsafat ilmu yang dikemukakan oleh para ahli,
antara lain memberi landasan filosofis untuk memahami berbagai konsep dan teori
sesuatu disiplin ilmu maupun membekali kemampuan membangun teori ilmiah. Jadi,
filsafat ilmu sangat berperan dalam memahami konsep atau teori ilmu untuk
membangun toeri ilmiah melalui landasan filosofis melalui kajian filsafat.
Dalam ilmu pendidikan, filsafat ilmu menempati posisi secara analog dengan ilmu
pengetahuan yang lain dengan mengajukan permasalahan dalam bentuk pertanyaan.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan telahaan berkaitan dengan objek apa yang
ditelaah oleh ilmu (ontologi), bagaimana proses pemerolehan ilmu (epistemologi), dan
bagaimana manfaat ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup induk telaahan filsafat ilmu
adalah:
1.    Ontologi
2.    Epistemologi
3.    Axiologi
Memanfaatkan filsafat ilmu sebagai titik tolak membuat kita bisa menjelajah
berbagai filsafat pengetahuan lainnya termasuk di dalamnya filsafat ilmu pendidikan.
Filsafat di sini merupakan pengetahuan tentang hakikat. Substansi dari hakikat adalah
paradigma dasar dari pengetahuan. Paradigma diartikan sebagai cara memandang
sesuatu. Dalam ilmu pengetahuan dimaknai sebagai model, pola, ideal. Dari model-
model ini fenomen yang dipandang dijelaskan. Juga diartikan sebagai dasar untuk
menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.

3. Secara etimologis kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia dari kata


“philos” berarti cinta atau “philia” (persahabatan, tertarik kepada) dan “sophos” yang
berarti kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman. praktis,
intelegensi). Dalam bahasa Inggris adalah philosophy. Filsafat boleh dimaknakan ingin
mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Secara harfiah, filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Hal ini menunjukkan
bahwa manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang
segala sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, namun terus menerus harus
mengejarnya. Filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio yang menembus dasar-
dasar terakhir dari segala sesuatu. Filsafat menggumuli seluruh realitas, tetapi
teristimewa eksistensi dan tujuan manusia.
Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah dipandang sebagai suatu bentuk proses,
artinya segala usaha pemikiran selalu terarah untuk mencari kebenaran. Orang yang
bijaksana selalu menyampaikan suatu kebenaran sehingga bijaksana mengandung dua
makna yaitu baik dan benar. Sesuatu dikatakan baik apabila sesuatu itu berdimensi
etika, sedangkan benar adalah sesuatu yang berdimensi rasional, jadi sesuatu yang
bijaksana adalah sesuatu yang etis dan logis. Dengan demikian berfilsafat berarti selalu
berusaha untuk berfikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir dalam filsafat
bukan sembarang berfikir namun berpikir secara radikal sampai ke akar-akarnya, oleh
karena itu meskipun berfilsafat mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap kegiatan
berfikir berarti filsafat atau berfilsafat. Sutan Takdir Alisjahbana menyatakan bahwa
pekerjaan berfilsafat itu ialah berfikir, dan hanya manusia yang telah tiba di tingkat
berfikir, yang berfilsafat.
Bila diperhatikan secara seksama, nampak pengertian-pengertian tersebut lebih
bersifat saling melengkapi, sehingga dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti
penyelidikan tentang apanya, bagaimananya, dan untuk apanya. Dalam konteks ciri-ciri
berfikir filsafat,  yang bila dikaitkan dengan terminologi filsafat tercakup
dalam ontologi (apanya), epistemologi (bagaimananya), dan axiologi (untuk apanya).
Menurut  Berry  Filsafat  Ilmu  adalah penelaahan tentang  logika intern  dan  teori
– teori  ilmiah  dan  hubungan – hubungan   antara  percobaan  dan teori,  yakni tentang 
metode  ilmiah. Bagi  Berry, filsafat  ilmu  adalah  ilmu  yang  di pakai  untuk menelaah 
tentang  logika, teori – teori  ilmiah  serta  upaya  pelaksanaannya  untuk  menghasilkan
suatu metode atau  teori  ilmiah.
May  Brodbeck, Filsafat  ilmu  adalah suatu  analis netral  yang  secara  etis  dan 
falasafi, pelukisan  dan penjelasan  mengenai  landasan – landasan  ilmu  menurut 
Brodbck, ilmu  itu  harus  bisa  menganalisis, menggali, mengkaji  bahkan melukiskannya 
sesuatu  secara  netral , etis  dan filosofis  sehingga  ilmu  itu  bisa di  manfaatkan secara 
benar dan relevan.
Berdasarkan beberapa pendapat  para  ahli diatas  dapat disimpulkan  bahwa
filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan  yang ingin menjawab pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, baik ditinjau dari segi ontologis, epistemologis maupun aksiologisnya.
Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik  mengkaji  hakikat ilmu.

4. Plato mengatakan bahwa esensi filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya aristoteles berpendapat kalau
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya
ilmu-ilmu metafisika,logika,retorika,etika,ekonomi,politik dan estetika. Lain halnya
dengan AI Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang
alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Dari esensi diatas, maka filsafat
adalah Ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatu nya secara
mendalam dan sungguh-sungguh,serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi
tersebut.

5.Karena, Kekuatan moral dibutuhkan untuk mengendalikan akal dan nafsu sehingga
kehidupan manusia menjadi lebih bermakna. Mengapa manusia harus
bermoral/beretika? Jawabannya adalah karena manusia makhluk yang berakal, segala
perbuatan, tindakan, dan perkataan manusia harus dipertanggungjawabkan. Perbuatan
makhluk berakal senantiasa dinilai. Perbuatan yang bernilai itulah yang menjadikan
kehidupan manusia menjadi bermakna. Hidup manusia tidak hanya sekedar
melangsungkan spesies, tetapi bagaimana ia dapat bertanggung jawab terhadap diri
sendiri, keluarga, masyarakat bangsa/Negara dan kemanusiaan secara umum.
Tuntuntan tanggung jawab ini meyangkut kegiatan manusia dalam segala bidang.
Kenapa hanya manusia yang harus bermoral? Norma moral itu berlaku mutlak, tetapi
tidak memaksa. Norma moral berlaku bagi semua manusia, tidak berlaku bagi 84 hewan,
karena hanya manusia yang berakal.

6. Pengumpulan Data
Kuantitatif : Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen
penelitian berupa tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dikonversikan
menggunakan kategori/kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian
kuantitatif ditentukan oleh BANYAKNYA sampel penelitian yang terlibat.

Kualitatif : Penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa diukur oleh
hitam putih kebenaran, sehingga pada penelitian kualitatif peneliti mengorek data
sedalam-dalamnya atas 1 atau 2 hal tertentu. Sehingga, kualitas penelitian kualitatif
tidak terlalu ditentukan oleh banyaknya sampel yang terlibat, tetapi SEBERAPA DALAM
peneliti menggali informasi spesifik dari sampel yang dipilih.

Analisis Data
Kuantitatif : Analisis data penelitian kuantitatif dilakukan untuk menjawab HIPOTESIS
penelitian. Data numerik yang sudah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik yang akan menghasilkan hasil mutlak; menerima hipotesis, atau menolak
hipotesis. INSTRUMEN penelitian, sebagai alat untuk mengumpulkan data.

Kualitatif : Penelitian kualitatif tidak dimulai dari hipotesis, melainkan bermula dari
rumusan permasalahan. Dalam hal ini, interpretasi peneliti sangat menentukan hasil
akhir, karena peneliti merupakan instrument utama yang berhak "menentukan arah"
penelitian.

Macam Metode
Kuantitatif : Eksperimen, survey, korelasi, regresi, analisis jalur, expost facto.
Kualitatif : Fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, grounded theory.

Penelitian adalah sebuah proses mengumpulkan dan menganalisis data dengan proses
yang sistematis serta logis guna mencapai tujuan tertentu. Teknik mengumpulkan dan
menganalisis data yang dimaksud dalam hal ini adalah teknik yang menggunakan
metode-metode ilmiah, baik itu bersifat kualitatif ataupun juga kuantitatif, eksperimen
dan non eksperimen, dan lain sebagainya tergantung pada tujuan dari penelitian yang
ingin dicapai. Metode-metode yang akan dipergunakan tersebut telah dikembangkan
intensif, dengan berbagai proses uji coba sehingga membentuk suatu prosedur yang
baku berdasarkan ciri atau karakteristiknya masing-masing.

Penelitian adalah upaya guna mengembangkan ilmu pengetahuan,


menurut Walberg dalam Mc Millan dan Schumacer (1997), terdapat lima langkah
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui tahap penelitian, yaitu; pertama,
tahap identifikasi masalah penelitian; kedua, studi empiris; ketiga, proses pengulangan
atau replika; keempat, tahapan penyatuan dan review hasil; kelima, tahap penerapan
dan evaluasi. Dari kelima tahapan tersebut akan didapatkan hasil yang merupakan
tujuan dari kegiatan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai