Anda di halaman 1dari 29

FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Juraid, M. Hum

DI SUSUN OLEH:
DENADA RAHMADANI A31122075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022/2023
BAB 1

Lingkup Filsafat dan Tujuan Filsafat

Pertanyaan 1.1

1. Jelaskan pengertian filsafat menurut saudara?

2. Apa manfaat saudara dalam mempelajari filsafat?

3. Sebut dan jelaskan objek filsafat!

4. Jelaskan minimal 3 (tiga) cabang filsafat saudara ketahui!

5. Apakah filsafat itu, dan bagaimana hubungannya dengan pendidikan?

Jawaban:

1. Filsafat adalah usaha pemikiran yang mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar


mengenai eksistensi, pengetahuan, etika, dan kebijaksanaan. Ini adalah upaya untuk
memahami aspek-aspek fundamental kehidupan dan realitas.
2. Memahami filsafat dapat memberikan manfaat dalam beberapa cara, seperti meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, memahami dasar-dasar etika, dan merangsang pemikiran kreatif.
Hal ini juga dapat membantu Anda memahami sejarah pemikiran manusia dan kontribusi
berbagai filosof besar.
3. Objek filsafat mencakup berbagai pertanyaan abstrak dan konsep-konsep seperti kebenaran,
keadilan, kebebasan, etika, pengetahuan, eksistensi, dan realitas. Filsafat mencoba untuk
memahami, menganalisis, dan merenungkan tentang masalah-masalah ini.

4. Tiga cabang filsafat yang umumnya dikenal adalah:

a. Epistemologi: Cabang ini membahas tentang sifat pengetahuan, sumber-sumber


pengetahuan, dan masalah-masalah terkait kebenaran dan keyakinan.

b. Etika: Etika membahas pertanyaan tentang apa yang benar dan salah, serta prinsip-prinsip
moral yang membimbing perilaku manusia.

c. Metafisika: Metafisika mencari pemahaman tentang eksistensi, alam semesta, dan substansi-
sebagai topik inti dan sering kali berurusan dengan pertanyaan tentang realitas.

5. Filsafat adalah usaha untuk memahami pertanyaan-pertanyaan mendasar dan konsep-konsep


abstrak. Dalam pendidikan, filsafat berperan dalam membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan etis. Ini juga dapat membantu dalam pemahaman
mendalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membimbing tindakan dan kebijakan
dalam masyarakat.

Pertanyaan 1.2

1. Berfilsafat dapat melahirkan prinsip hidup yang baik dan benar bagi seseorang, jelaskan apa
maksudnya? Kenapa? Berikan contohnya!

2. Buatlah perbedaan penjelasan tujuan pendidikan dari masing-masing aliran filsafat


pendidikan!

3. Jelaskan perbedaan antara landasan filsafat umum terhadap filsafat pendidikan progesivisme,
esensialisme, perenialisme, konstruktivisme dan pancasila dalam bentuk tabel!

4. Ilmu pengetahuan mempunyai relasi yang kuat terhadap epistemologi pendidikan. Kenapa bisa
demikian ?

5. Jelaskan implikasi potensi dasar fitrah manusia terhadap pendidikan!

Jawaban:

1. Berfilsafat dapat melahirkan prinsip hidup yang baik dan benar bagi seseorang karena filsafat
membantu individu merenungkan makna eksistensi dan nilai-nilai fundamental. Contohnya,
seseorang yang memahami filsafat etika mungkin akan mengembangkan prinsip-prinsip moral
yang akan membimbing tindakan mereka, seperti menjalani kehidupan yang jujur dan adil.

2. Aliran filsafat pendidikan memiliki tujuan yang berbeda:

- Esensialisme: Menekankan pendidikan pada pengetahuan dan keterampilan esensial yang


dianggap penting oleh budaya.

- Perenialisme: Menekankan pembelajaran dari karya-karya klasik yang timeless.

- Progresivisme: Menekankan pengembangan potensi individu, eksplorasi, dan pemecahan


masalah.

- Konstruktivisme: Menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuannya.

- Pancasila: Menekankan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian yang seimbang dan


berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

3. Perbedaan antara landasan filsafat umum dan pendidikan dalam bentuk tabel:

4. Ilmu pengetahuan memiliki relasi yang kuat dengan epistemologi pendidikan karena
epistemologi adalah cabang filsafat yang mempertanyakan sifat, sumber, dan batasan
pengetahuan. Ilmu pengetahuan mempengaruhi cara kita memahami pengetahuan, metode
pengajaran, dan pemahaman tentang bagaimana manusia belajar. Pengetahuan tentang
epistemologi membantu pendidik merancang metode pengajaran yang sesuai dengan cara
manusia memperoleh pengetahuan.

5. Potensi dasar fitrah manusia, seperti rasa ingin tahu, kemampuan berpikir, dan keinginan
untuk belajar, memiliki implikasi besar terhadap pendidikan. Pendidikan yang memahami
potensi ini dapat mengembangkan individu secara holistik. Ini berarti mengakui bahwa
pendidikan tidak hanya tentang pemberian informasi, tetapi juga pengembangan karakter,
keterampilan berpikir kritis, dan pemberdayaan individu untuk mencapai potensinya secara
penuh. Ini mencerminkan pandangan pendidikan yang berfokus pada perkembangan manusia
sebagai individu yang unik dan berharga.
BAB 1

Lingkup Filsafat dan Tujuan Filsafat

A.Pengertian Filsafat Sejarah


a).Dari segi etimologis

Istilah «filsafat» dalam bahasa Indonesia mempunyai padanan «falsafah» dalam kata Arab.
Sedangkan menurut kata Inggris «Philosophy», kata Latin «Philosophia», kata Belanda
«Philosopie», yang semuanya itu diterjemahkan dalam kata Indonesia «Filsafat». «Philosophia»
ini adalah kata benda yang merupakan hasil dari kegiatan «Philosophein» sebagai kata kerjanya.
Sedangkan kegiatan ini dilakukan oleh Philosopos atau filsuf sebagai subyek yang berfilsafat.
Menurut Harun Nasution, istilah «Falsafah» berasal dari bahasa Yunani «Philein» dan kata
mengandung arti «Cinta» dan Sophos dalam arti «Hikmat» . . Istilah «Falsafat» berasal dari
bahasa Yunani. Bangsa Yunanilah yang mula-mula berfilsafat seperti lazimnya dipahami orang
sampai sekarang. Kata ini majemuk, berasal dari kata «Philos» yang berarti «Sahabat» and kata
«Sophia» yang berarti «Pengetahuan yang Bijaksana». .

Maka Philosophia menurut arti katanya berarti cinta pada pengetahuan yang bijaksana, oleh
karena itu mengusahakannya . Jadi terdapat sedikit perbedaan arti, disatu pihak mengatakan
bahwa falsafah merupakan bentuk majemuk dari «Philein» dan «Sophos», . Dilain pihak filsafat
dinyatakan dalam bentuk majemuk dari «Philos»dan «Sophia». namun secara simantis
mengandung makna yang sama.

Dengan demikian istilah «Falsafah» yang dimaksudkan sebagai kata majemuk «Philein» dan
«Sophos» mengandung arti, mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana, sedangkan «Falsafah»
yang merupakan bentuk dari «Philos» dan «Sophia» berkonotasi teman dan bijaksana.
Sementara ahli ada yang mengatakan bahwa «Sophia» arti yang lebih dari kebijaksanaan, arti
«Sophia» meliputi pula kerajinan sampai kebenaran pertama . «Sophia» kadang-kadang juga
mengandung makna pengetahuan yang luas , kebijaksanaan . Pertimbangan yang sehat ,
kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis .Jadi istilah «filsafat» pada mulanya suatu
istilah yang secara umum dipergunakan untuk menyebutkan usaha ke arah keutamaan mental
Secara terminologis, istilah filsafat diartikan sebagai suatu ‘’asas atau pendirian hidup’’ dan
disamping itu juga diartikan sebagai ‘’ ilmu pengetahuan yang terdalam’’. Pengertian yang
pertama sering dipergunakan istilah ‘’falsafah’’ sedangkan pengertian yang kedua , sering
dipergunakan istilah ‘’filsafat’’.

Berikut ini dijelaskan berbagai bidang lingkup pengertian filsafat :

B. Lingkup Pengertian Filsafat

Sebagaimana dikemukakan oleh James K. Ferbleman, bahwa sifat sebagai suatu kebijaksanaan
yang rasional tentang segala sesuatu terutama dalam kaitannya dengan hidup manusia. Manusia
dalam hidupnya senantiasa menghadapi berbagai macam problem hidup. Antara lain masalah
Ekonomi, Sosial, Politik, Idiologi dan sebagainya, dalam masalah ini manusia menemukan suatu
kebijaksanaan yang hakiki dan rasional.

a. Filsafat sebagai suatu sikap pandangan hidup.

Manusia dalam menghadapi segala macam problema dalam hidupnya yang harus diselesaikan
berdasarkan sikap dan pandangan hidupnya. Dalam masalah ini manusia harus memiliki prinsip-
prinsip sebagai suatu sikap dan pandangan hidup agar di dalam hidupnya tidak terombang
ambing. Bagaimanapun sulit dan rumitnya problema hidup dalam hidup manusia harus dihadapi
secara mendalam, kritis dan terbuka. Dengan demikian akan menumbuhkan keseimbangan
pribadi, ketenangan dengan pengendalian diri .

b. Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan.

Manusia dalam kehidupan sehari-hari senantiasa menghadapi persoalan yang merupakan suatu
jawaban. Namun tidak semua persoalan manusia dapat dikatakan filsafat, misalnya persoalan
biasa dalam kehidupan sehari-hari antara lain berupa jumlah kebutuhan hidup manusia sehari,
bagaimana seorang mendapat penghasilan, berupa jumlah kendaraan yang dimiliki seseorang dan
lain sebagainya ini tidak termasuk dalam lingkup pengertian filsafat. Persoalan manusia yang
termasuk persoalan filsafat adalah bersifat fundamental, mendalam, hakiki serta memerlukan
jawaban yang mendalam hakiki sampai pada tingkat hakekatnya.

c Perkembangan filsafat sampai periode

abad pertengahan bahkan aliran modern ditandai dengan munculnya sistem-sistem pemikiran
dan teori – teori. Misalnya sederetan filsuf seperti August Comte dengan pemikiran
Positivismenya, Henry Bergeson dengan paham Intuisionosmenya, Plato dengan Idealismenya,
Jhon Locke dengan Empirisnya, Karl Marx dengan Komunismenya, John Dewey dengan
Pragmatismenya, Demokritus dengan Materialismenya, dan lain sebagainya. Semua filsuf
tersebut mengemukakan sistem pemikiran serta teori masing-masing dengan dengan ciri khas
serta metodenya masing-masing

E.Filsafat senantiasa berupaya untuk meninjau secara kritis

Maka filsafat senantiasa memberikan tinjauan kritis terhadap paradigma ilmu pengetahuan.
Secara praktis dalam proses penelitian ilmiah antar metode, objek penelitian serta segala
instrumen penelitian haruslah memilki kesesuaian. Misalnya apakah gejala yang ada pada
manusia Kebudayaan, jiwa serta masyarakat memiliki kesamaan dengan gejala-gejala yang ada
pada alam. Maka semua sistem pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia tersebut senantiasa
ditinjau secara kritis oleh filsafat..Para ahli filsafat spekulatif , yang antara lain tokohnya S.D.
Board, tujuan filsafat adalah berupaya

Menyatu-padukan hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika, serta ilmu
pengetahuan yang dilakukan secara menyeluruh. Upaya ini diharapkan untuk mendapatkan
kesimpulan pemahaman secara umum tentang manusia, masyarakat alam dan hubungannya
dengan manusia dan makhluk hidup lainnya serta pandangan-pandangan yang menjangkau
kearah masa depan. Para filsaf yang berupaya untuk mendapatkan pandangan yang bersifat
komprehensif antara lain, John Dewey, Hegel, A.N.Whitehead, Aristoteles, Plato, Bergeson dan
lain sebagainya.

Sebenarnya untuk mendeskripsikan pengertian filsafat akan lebih mudah dipahami lewat
pendekatan secara optimal. Berfilsafat dapat mengandung arti melakukan aktifitas filsafat
dengan demikian akan menggunakan seperangkat metode-metode filsafat, dan sekaligus
mempunyai filsafat.

Jadi manusia mempunyai problem khas yang diusahakan untuk dipecahkan dengan cara berfikir
yang khas sehingga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan pemecahan persoalan tersebut dalam
suatu himpunan pengetahuan yang khas pula. Tetapi ternyata himpunan pengetahuan yang khas
ini berfungsi ganda bagi subyek yang berfilsafat.

Dari hasil penelitian konsep-konsep pengertian filsafat dari para filsuf maupun para ahli filsafat
tersebut di atas, pengertian filsafat dapat disederhanakan menjadi dua pengertian pokok, yaitu
mencakup pengertian filsafat sebagai produk Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi
oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian ini mempunyai
ciri-ciri khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat pada umumnya proses pemecahan
persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat .

A. Tujuan Filsafat

tujuan filsafat sesungguhnya adalah mencapai kebenaran yang hakiki, Oleh karena sifatnya yang
universal maka filsuf selalu berhadapan segala macam masalah karena objek pemikiran filsafat
adalah universal, dan berkaitan dengan realitas. Filsuf akan gelisah kalau masalah yang ia hadapi
belum terpecahkan, dalam memecahkan masalah memberi dorongan keberanian bagi para filsuf
karena kebenaran menjadi tujuan.

Ia berani mengajukan pertanyaan-pertanyan walaupun pertanyaan itu mungkin tidak disenangi


oleh orang lain yang bertanya dan ia berani memberikan jawaban atas orang yang bertanya,
walaupun jawaban itu mungkin tidak sesuai dengan keinginan sebagian orang. Pekerjaan berpikir
secara filsafat seperti diuraikan diatas tentu bukan suatu pekerjaan yang mudah, sehingga
disinilah letaknya bahwa tidak semua kegiatan berfikir berarti berfilsafat. Bagi orang yang
berpikir menurut syarat-syarat filsafat sesungguhnya baik waktu tenaga atau energy yang
dikeluarkan itu tidaklah sia-sia tetu ada manfaat yang diperoleh. Seseorang yang berfilsafat
baginya akan mempunyai atau memiliki sesuatuilmu yang mendalam tentang sesuatu yaitu
pengetahuan hakikat.

Dengan pengetahuan yang mendalam akan mudah baginya dalam menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapinya, ia tahu bagaimana harus menempatkan dirinya dan bagaiman menilai
sesuatu dengan tepat. Orang yang telah mempelajari filsafat apabila telah mampu berpikir serius,
akan mudah menjadi warga Negara yang baik. Karena rahasia Negara terletak pada filsafat
Negara itu, filsafat Negara ditaksonomi kedalam undang-undang Negara, karena undang-undang
yang mengatur warga Negara. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan
pengetahuan yang tersusun tertib akan kebenaran.

Dalam tujuannya yang tunggal . Manfaat filsafat yang terpenting adalah kemampuannya untuk
memperluas bidang-bidang keinsafan kita, untuk menjadi lebih hidup, lebih bergaya, lebih kritis,
dan lebih cerdas. Dalam beberapa lapangan pengetahuan spesialisasi terdapat sekelompok fakta
yang jelas dan khusus, mahasiswa diberi problema sehingga mereka dapat memperoleh
kemampuan untuk mendapatkan jawaban yang cepat dan mudah. Akan tetapi dalam filsafat
terdapat pandangan yang berbeda-beda dan harus dipikirkan, dan ada pula problema-problema
yang belum terpecahkan tetapi penting bagi kehidupan kita.

Sebagaimana yang dikatakan oleh para filosof zaman purba, filsafat adalah mencari
kebijaksanaan. Kita mengerti bahwa seseorang mungkin memiliki pengetahuan yang banyak
tetapi tetap dianggap orang bodoh yang berilmu. Dalam zaman kita yang penuh dengan
kekalutan dan ketidakpastian, kita memerlukan ilmu pengarahan . Kebijaksanaan adalah
penanganan yang cerdik terhadap urusan-urusan manusia.

Kita merasakan tidak enak dari segi pemikiran jika kita dihadapkan pada pandangan dunia yang
terpecah-pecah dan terbaur,Bahkan berbeda antar ilmu yang satu dengan ilmu yang lain,
misalnya onjek materialnya berupa pohon kelapa. Seorang ahli biologi akan mengarahkan
perhatianya pada unsur-insur yang terkandung pada seluruh pohon kelapa tersebut . Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa para ilmuan yang disiplin ilmu tertentu
mengarahkan pada salah satu aspek dari objek materialnya. Disiplin ilmu khusus terbatas ruang
lingkupnya, artinya bidang sasarannya tidakmencakup bidang lain yang bukan wewenangnya.

Inilah yang disebut otoritas dan otonomi keilmuan, yaitu wewenang yang dimiliki seorang
ilmuan untuk mengembangan disiplin ilmunya tanpa campur tangan pihak luar. Padahal
seringkali ilmu-ilmu khusus menghadapi persoalan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan
mengandalkan kemampuan ilmu yang dikuasainya. Ada sejumlah persoalan fundamental yang
mencakup dan melampaui wewenang setiap ilmu khusus. Sejauh mana batas-batas yang menjadi
wewenag masing-masing ilmu khusus itu? Dari mana ilmu khusus itu dimulai dan sampai mana
harus berhenti?.

B. persoalan kualitas yang berlaku dalam ilmu kealaman juga berlaku bagi ilmu-ilmu
social maupun ilmu humaniora

Contoh-contoh tersebut menunjukan bahwa setiap ilmu khusus menjumpai problem-problem


yang bersifat umum. Dengan tinjauan yang terarah pada unsur-unsur yang umum itu maka
filsafat berusaha mencari hubungan diantara bidang-bidang ilmu yang bersangkutan. Aktivitas
filsafat yang demikian itu disebut multidispliner. Filsafat yang memiliki bidang bahasan yang
sangat luas yaitu segala sesuatu baik yang bersifat kongkrit maupun abstrak.

Pembahasan filsafat yang melipiti segala sesuatu yang bersifat kongkrit seperti manusia, alam,
benda binatang dan sebagainya, dan yang bersufat abstak misalnya ide-ide , niali-nilai moral
pandangan hidup, dan sebagainya.

C. Cabang-cabang Filsafat

Sebagaimana ilmu lainnya filsafat memiliki cabang-cabang yang berkembang sesuai dengan
persoalan filsafat yang dikemukakannya. Filsafat timbul karena adanya persoalan-persoalan yang
yang dihadapi manusia. Maka muncullah cabang-cabang filsafat. Cabang-cabang filsafat tersebut
berkembang terus menerus sesuai dengan permikiran dan problema yang dihadapi oleh manusia.

Namun demikian berangsur-angsur berkembang sejalan dengan persoalan yang dihadapi oleh
manusia. Istilah «Metafisika» berasal dari bahasa Yunani meta physika, yang berarti hal-hal yang
berada sesudah fisika. Istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang telaah tentang
segala sesuatu secara mendalam atau sifat yang terdalam dalam kenyataan . Bilamana
dibandingkan dengan ilmu fisika yaitu yang mempelajari gejala-gejala benda fisik, ilmu biologi
yang mempelajari gejala fisis makhluk hidup.

Monoisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan yang
terdalam .Tokoh-tokoh aliran Pluralisme antara lain adalah Anaxagaros , yang menyatakan
bahwa hakikat kenyataan terdiri atas unsur-unsur yang tidak terhingga , sejumlah sifat benda dan
semuanya itu dikuasai oleh satu mous .

 Dari Segi Kualitas


Spiritualisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam dalam
alam semesta adalah roh. Apakah watak dari pengetahuan? adakah dunia yang real di luar akal
dan kalau ada dapatkah kita mengetahui ? ini problema penampilan terhadap realita. Aliran yang
berpendapat bahwa semua pengetahuan bersumber pada pikiran atau rasio. Empirisme adalah
aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan manusia diperoleh melalui pengalaman Indera

BAB II

Pertanyaan 2.1

1. Jelaskan pengertian pendidikan menurut saudara!

2. Jelaskan apa tujuan pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional!

3. Jelaskan mengapa manusia perlu pendidikan!

4. Sebut dan jelaskan pendekatan dalam pendidikan!

5. Dari beberapa pendekatan tersebut mana yang saudara pilih yang sesuai dengan pendekatan
pendidikan!

Jawaban
1. Pendidikan adalah proses sistematis yang melibatkan transfer pengetahuan, keterampilan,
nilai-nilai, dan norma-norma sosial dari generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih muda. Ini
bertujuan untuk mengembangkan individu secara intelektual, sosial, emosional, dan moral.

2. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kompeten, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

3. Manusia perlu pendidikan karena pendidikan membantu dalam pengembangan potensi


individu, memahami nilai-nilai, mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan dalam
kehidupan, dan berpartisipasi dalam masyarakat. Pendidikan juga membantu dalam peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan pribadi dan sosial.

4. Terdapat beberapa pendekatan dalam pendidikan, seperti:

- Pendekatan Behavioristik: Fokus pada hasil observasi perilaku dan penggunaan penghargaan
dan hukuman.

- Pendekatan Konstruktivis: Memandang pembelajaran sebagai proses konstruksi pengetahuan


oleh siswa.

- Pendekatan Humanistik: Menekankan aspek emosional dan pengembangan pribadi siswa.

- Pendekatan Kognitif: Fokus pada pemahaman, pemrosesan informasi, dan berpikir kritis.

- Pendekatan Kritis: Mendorong pemahaman terhadap ketidaksetaraan dan konflik sosial.

5. Pilihan pendekatan dalam pendidikan akan sangat tergantung pada tujuan pendidikan dan
konteksnya. Tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua situasi. Pemilihan pendekatan
harus didasarkan pada tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Sebagai contoh, pendekatan
konstruktivis sering kali efektif untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang
kompleks, sementara pendekatan humanistik dapat digunakan untuk mengembangkan aspek
emosional dan kreativitas siswa.

EVALUASI 2.2

1. Jelaskan apa hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan!


2. Berikan penjelasan secukupnya apa persamaan dan perbedaan filsafat dengan ilmu
pengetahuan!

3. Jelaskan pengertian pendidikan menurut saudara!

4. Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat inspirasional adalah..

5. Proses berfilsafat mengenai pendidikan dimulai?

Jawaban:

1. Hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan adalah bahwa filsafat adalah dasar pemikiran
untuk ilmu pengetahuan. Filsafat mempertanyakan dasar-dasar pemikiran ilmiah, metodologi,
dan etika di balik penelitian ilmiah. Ini membantu mengklarifikasi asumsi, prinsip, dan nilai-nilai
yang mendasari pengetahuan ilmiah.

2. Persamaan antara filsafat dan ilmu pengetahuan adalah keduanya berusaha untuk memahami
realitas dan fenomena. Namun, perbedaannya adalah bahwa filsafat cenderung bersifat abstrak,
reflektif, dan mendasar, sementara ilmu pengetahuan lebih terfokus pada observasi empiris,
metode eksperimen, dan pengujian hipotesis.

3. Pendidikan adalah proses sistematis yang melibatkan transfer pengetahuan, keterampilan,


nilai-nilai, dan norma-norma sosial dari generasi yang lebih tua ke generasi yang lebih muda. Ini
bertujuan untuk mengembangkan individu secara intelektual, sosial, emosional, dan moral.

4. Tujuan filsafat pendidikan yang bersifat inspirasional adalah untuk menginspirasi individu
untuk mencari pengetahuan, mempertanyakan makna kehidupan, dan mengembangkan
pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai dan etika. Ini juga bertujuan untuk membantu
individu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

5. Proses berfilsafat mengenai pendidikan dimulai dengan merenungkan pertanyaan-pertanyaan


mendasar mengenai pendidikan, seperti "Apa arti pendidikan?" atau "Apa tujuan sejati dari
pendidikan?". Ini kemudian melibatkan eksplorasi berbagai pandangan filosofis tentang
pendidikan dan pertimbangan tentang nilai-nilai, tujuan, dan metodologi dalam konteks
pendidikan. Proses ini sering melibatkan perdebatan, refleksi, dan eksplorasi konsep-konsep
filosofis yang relevan.

BAB II

Pendidikan,Tujuan,dan Latar Belakang pendidikan

A.Pengertian dan Tujuan Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungan yang berlangsung
secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensinya, baik jasmani maupun
rohani yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan, baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Yang beralangsung secara terus menerus guna mencapai tujuan hidupnya.
Berdasarkan rumusan tersebut pendidikan bisa dipahami sebagai proses dan hasil. Sebagai proses
pendidikan merupakan serangkaian kegiatan interkasi manusia dengan ingkungannya yang
dilakukan secara sengaja dan terus menerus. Sedang sebagai hasil pendidikan menunjuk pada
hasil interaksi manusia dengan lingkungan berupa perubahan dan meningkatkan kognitif, afektif
dan psikomotorik.

2. Tujuan Pendidikan

Proses pendidikan terjadi dengan proses yang beragam., masing-masing negara memiliki tujuan
yang ingin dicapai. Perbedaan tujuan pendidikan diberbagai negar atau bangsa anata lain latar
belakang social budaya, system politik yang berkembang dan potensi alam masing-masing
Negara atau wilayah ini berarati tujuan pendidikan tidak seragam, tetapi sesuai dengan persoalan
kebutuhan atau tuntutan dan cita-cita setiap Negara atau masyarakat yang bersangkutan. Tujuan
pendidikan antar kelompok atau antar daerah, antar para ahli yang satu dengan yang lain dapat
memiliki konsep pendidikan yang berbeda namun demikian ada unsur-unsur kesamaan.

a. Tujuan pendidikan dalam UU No. Tujuan pendidikan nasional menurut Tap MPR No.
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal rasa cinta
tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiaan social serta kesadaran pada
sejararah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi masa depan.
4/MPR/1975 tujuan pendidikan adalah membangun dibidang pendidikan didasarkan atas
falsafah Negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan dan
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap kritis
dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi
pekerti yang luhur mencintai bangsannya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan
ketentuan UUD Tahun 1945.

Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik mengharapkan dan
mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada masalah
pendiidkan pada umumnya serta bagaimna amasalah itu mengganggu pada penyekolahan yang
menyangkut masalah perumusan tujuan, kurikulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Para
pendidik juga mengaharapkan dari ahli filsafat pendidikan suatu klasifikasi dari uraian lebih
lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotroversi pendidikan
sistem-sistem, pengajuan kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan
1. Latar Belakang Pendidikan Bagi Manusia

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari
pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sehingga di zaman era globalisasi ini setiap manusia membutuhkan pendidikan.

Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan suatu bangsa maka
semakin cerah dan terarah juga kesejahteraan masyarakat dari suatu bangsa itu sendiri. Dengan
begitu dapat juga sebagai pengontrol sejauh apa masyarakat dalam merencanakan pelaksanaan
pendidikan nasional

2.Pengertian Pendidikan

a. Pendidikan dalam Arti Khusus

Pedagogik berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “agogos” artiya
mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berari pembantu anak laki-laki pada
jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian
secara kiasan pedagogik adalah seorang ahli, yang membimbing anak kearah tujuan hidup
tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari
masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi pedagogik adalah ilmu pendidikan anak.Langeveld (1980),
membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu
pendidikan, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu
pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti
pendidikan, yang lebih menekankan pada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan
membimbing anak.

Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, krisis dan objektif, mengembangkan konsep-
konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat
proses pendidikan. Walaupun demikian, masih banyak daerah yang gelap sebagai
“terraincegnita” (daerah tak dikenal) dalam lapangan pendidikan, karena masalah hakekat hidup
dan hakekat manusia masih banyak diliputi oleh kabut misteri.
Dalam bahasa Inggris istilah pendidikan dipergunakan perkataan “education”, biasanya istilah
tersebut dihubungkan dengan pendidikan di sekolah, dengan alasan, bahwa di sekolah tempatnya
anak didik oleh para ahli yang khusus mengalami pendidikan dan latihan sebagai profesi.

Selanjutnya makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan pengertian
secara luas. Dalam arti khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan
yang diberikan oleh seorang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya. Ahmadi dan Uhbiyati (1991) mengemukakan beberapa definisi pendidikan
sebagai berikut:

1) Menurut Langeveld, J.H mendidik adalah membantu anak supaya anak itu kelak cakap
menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.

2) Menurut . S. Brojonegoro, mendidik berarti member tuntutan kepada manusia yang belum
dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti
rohani dan jasmani.

3) Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah anak menjadi
dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan dalam arti khusus
ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga, dalam arti
tanggung jawab keluarga. Hal tersebut lebih jelas dikemukakan oleh drijarkara (Ahmadi,
Uhbiyati: 1991), bahwa:

1) Pendidikan adalah hidup bersama dalam keatuan tritunggal ayah-ibu-anak, di mana terjadi
pemanusiaan anak. Dia berproses untuk memanusiakan sendiri sebagai manusia purnawa.

2) Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, di mana terjadi
pembudayaan anak. Dia berproses untuk akhirnya bisa membudaya sendiri sebagai manusia
purnawa.
3) Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, di mana terjadi
pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia berproses untuk akhirnya bias membudaya sendiri
sebagai manusia purnawa.

Jadi yang menjadi objek kajian pedagogik adalah pergaulan pendidikan antara orang dewasa
dengan anak yang belum dewasa, menurut Langeveld disebut “situasi pendidikan”. Jadi proses
pendidikan menurut pedagogik berlangsung sejak anak lahir sampai anak mencapai dewasa.
Pendidik dalam hal ini bisa orang tua dan/atau guru yang fungsinya sebagai pengganti orang tua,
membimbing anak yang belum dewasa mengantarkannya untuk dapat hidup mandiri, agar anak
dapat menjadi dirinya sendiri.

b. Pendidikan dalam Arti Luas

Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat.

Menurut Handerson, pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan


sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung
sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial merupakan bagian dari lingkungan
masyarakat, merupakan alat bagi manusia untuk mengembangkan manusia yang baik dan
intelegen, untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Dari pengertian-pengertian pendidikan di atas (dalam arti luas) ada beberapa prinsip dasar
tentang pendidikan yang akan dilakukan:

 Pertama, pendidikan berlangsung seumur hidup;


 Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua
manusia.
 Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan
manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang disebut
manusia seluruhnya.

c. Pengertian Pendidikan dalam Arti Luas Terbatas

Pengertian pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluargn,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan
datang

Pengertian pendidikan ini merupakan jalan tengah antara pengertian pendidikan maha luas dan
pengertian pendidikan secara sempit. Pendidikan berlangsung pada situasi-situasi tertentu dan
dilaksanakan secara terprogram pada setiap jenis, jenjang dan bentuk pendidikan. Waktu
pelaksanaannya dengan memilah-milah waktu pelaksanaannya untuk keperluan setiap kegiatan
pendidikan.

d. Mendidik, Mengajar dan Melatih

Pendidikan pada hakekatnya mengandung tiga unsure, yaitu mendidik, mengajar, dan melatih.
Ketiga hal tersebut memiliki pengertian yang berbeda.

Tujuan mendidik ingin mencapai kepribadian yang terpadu, yang terintegrasi, yang sering di
rumuskan untuk mencapai kepribadian yang sewasa. Tujuan pengajaran yang menggarap
kehidupan intelektual anak ialah supaya anak kelak sebagai orang dewasa memiliki kemampuan
berpikir seperti yang diharapkan dari orang dewasa secara ideal, yaitu diantaranya mampu
berpikir seperti abstrak logis, objektif, kritis, sistematis analisis, sintesis, integrative, dan
inovatif. Tujuan latihan ialah untuk memperoleh keterampilan tentang sesuatu.

BAB III

Evaluasi 3.1

1. Sebut dan jelaskan pendekatan dalam pendidikan!


2. Dari beberapa pendekatan tersebut mana yang saudara pilih yang sesuai dengan pendekatan
pendidikan!

3. Upaya pendidikan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat masa depan, adalah

4. Kapan kegiatan pendidikan berlangsung di dalam kehidupan manusia? Jelaskan pendapat


anda.

5. Tuliskan 4 (empat) pengertian pendidikan. Dari beberapa beberapa pengertian manakah yang
relevan dengan kehidupan modern sekarang ?

Jawaban

1. Beberapa pendekatan dalam pendidikan meliputi:

- Pendekatan Behavioristik: Fokus pada pengaruh lingkungan dan penggunaan penghargaan


dan hukuman.

- Pendekatan Konstruktivis: Menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan.

- Pendekatan Humanistik: Memandang siswa sebagai individu dan menekankan perkembangan


pribadi.

- Pendekatan Kognitif: Fokus pada pemahaman, pemrosesan informasi, dan berpikir kritis.

- Pendekatan Kritis: Mendorong pemahaman terhadap ketidaksetaraan dan konflik sosial.

2. Pilihan pendekatan tergantung pada tujuan pendidikan dan karakteristik siswa. Tidak ada
satu pendekatan yang cocok untuk semua situasi. Dalam kehidupan modern, pendekatan
konstruktivis sering dianggap relevan karena menggali peran aktif siswa dalam
pembangunan pengetahuan, yang sesuai dengan tuntutan masyarakat yang menghargai
kreativitas, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis.
3. Upaya pendidikan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat masa depan
adalah mengembangkan pendidikan yang inklusif, berorientasi pada perkembangan
manusia yang seimbang, mempromosikan nilai-nilai demokrasi, dan menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan global.
4. Kegiatan pendidikan berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Mulai dari pendidikan
awal di taman kanak-kanak dan sekolah dasar hingga pendidikan tinggi, pendidikan
vokasional, dan pendidikan berkelanjutan selama karir dan masa dewasa. Pendidikan juga
terjadi di luar lingkungan formal, seperti melalui pengalaman sehari-hari dan
pembelajaran sepanjang hidup.

5. Empat pengertian pendidikan meliputi:

- Proses sistematis yang bertujuan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan karakter.

- Upaya yang disengaja untuk mentransfer pengetahuan dan nilai-nilai dari generasi yang lebih
tua ke generasi yang lebih muda.

- Pembelajaran yang membantu individu mengembangkan potensi dan berkontribusi dalam


masyarakat.

- Proses pembentukan individu melalui pengalaman, interaksi sosial, dan refleksi.

Pengertian yang relevan dengan kehidupan modern adalah yang mengakui pentingnya
pengembangan karakter, pemecahan masalah, dan kemampuan adaptasi dalam dunia yang terus
berubah.

EVALUASI 3.2

1. Aliran filsafat pendidikan sangat banyak variasinya. Bagaimana ; a. Tujuan, b. Metode, c.


Pelajar, d.Pengajar, e.Kurikulum dan f. Implikasinya terhadap pendidikan nasional. Adapun
aliran pendidikan yang dimaksud adalah..

2. Jelaskan aliran filsafat pendidikan modern!

3. Apa yang melatar belakangi munculnya filsafat pendidikan modern?

4. Bagaimana dimensi proses pembelajaranya agar bisa berhasil ?

5. Ilmu pengetahuan mempunyai relasi yang kuat terhadap epistemologi pendidikan. Kenapa bisa
demikian

jAWABAN

1. Aliran filsafat pendidikan yang dimaksud adalah sebagai berikut:


a. Tujuan: Konsep tentang tujuan pendidikan dapat bervariasi, dari pengembangan karakter
moral hingga persiapan untuk dunia kerja.

b. Metode: Berbeda-beda berdasarkan aliran; pendekatan konstruktivis mungkin lebih


menekankan eksplorasi, sementara aliran tradisional mungkin lebih terfokus pada pengajaran
langsung.

c. Pelajar: Terkait dengan pandangan tentang bagaimana siswa memperoleh pengetahuan;


apakah mereka sebagai objek yang menerima informasi atau subjek yang aktif dalam
pembelajaran.

d. Pengajar: Berkaitan dengan peran guru; apakah mereka sebagai pemberi informasi atau
fasilitator pembelajaran.

e. Kurikulum: Terkait dengan materi yang diajarkan dan bagaimana itu dipilih; mungkin
berfokus pada pengetahuan akademis atau keterampilan praktis.

f. Implikasi terhadap pendidikan nasional: Aliran-aliran ini dapat mempengaruhi struktur,


kebijakan, dan praktik pendidikan nasional.

2. Aliran filsafat pendidikan modern adalah pendekatan yang menekankan pada penggunaan
metode dan konsep-konsep filsafat yang lebih kontemporer. Ini mencakup berbagai aliran seperti
pragmatisme, eksistensialisme, dan humanisme, yang berfokus pada pengembangan individu,
pemahaman nilai-nilai, dan relevansi pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Munculnya filsafat pendidikan modern melatarbelakangi perubahan sosial dan kebutuhan


pendidikan yang berubah. Perubahan ini meliputi tuntutan akan pendidikan yang lebih relevan
dengan kehidupan modern, penekanan pada perkembangan individu, dan pemahaman yang
mendalam tentang nilai-nilai.

4. Dimensi proses pembelajarannya agar berhasil melibatkan pemahaman individu tentang tujuan
mereka, penggunaan metode yang sesuai dengan gaya belajar mereka, dan lingkungan yang
mendukung pembelajaran. Ini juga membutuhkan motivasi, kerja keras, dan kemampuan berpikir
kritis.

5. Ilmu pengetahuan memiliki relasi yang kuat dengan epistemologi pendidikan karena
epistemologi adalah cabang filsafat yang mempertanyakan sifat, sumber, dan batasan
pengetahuan. Ilmu pengetahuan mempengaruhi cara kita memahami pengetahuan, metode
pengajaran, dan pemahaman tentang bagaimana manusia belajar. Pengetahuan tentang
epistemologi membantu pendidik merancang metode pengajaran yang sesuai dengan cara
manusia memperoleh pengetahuan dan memahami batasan ilmu pengetahuan.
BAB III

Pentingnya Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan

1. Pentingnya Pendidikan

a. Manusia Memerlukan Bantuan

Manusia tidak saja hidup sebagai individu yang mempunyai kebebasan dan hak-haknya sebagai
individu, namun manusia hidup pula dalam ikatan kerja sama dengan sesama manusia yang
disebut kehidupan bermasyarakat. Masyarakat sebagai kolektifitas mengalami pendidikan.
Manusia tidak dapat seluruhnya bergantung pada insting semata, banyak segi kehidupan yang
perlu diperjuangkan dan dikuasai dengan belajar dan berusaha.Pendidikan tidak saja berusaha
melimpahkan segala milik kebudayaan dari generasi sepanjang masa kepada generasi muda,
melainkan juga berusaha agar generasi yang akan datang dapat mengembangkan dan
meningkatkan kebudayaan ke taraf yang lebih tinggi. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
mutu kehidupan manusia, baik secara individu, maupun sebagai kelompok dalam bermasyarakat.

b. Pendidikan dalam Praktek

Pendidikan dalam pelaksanannya berbentuk pergaulan dan anak didik, namun tentu suatu
pergaulan yang tertuju kepada tujuanpendidikan, yaitu manusia mandiri, memahai nilai, norma-
norma susila dan sekaligus mampu berprilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Pendidikan
fungsinya membimbing anak didik, dan bimbingan anak itu akan didik kearah yang sesuai
dengan tujuan yang ditentukan, yaitu untuk mencapai kedewasaan.

2. Ilmu Pendidikan Sebagai Teori

a. Pentingnya Teori Pendidikan

Perbuatan mendidik bukan perbuatan sembarangan, melainkan perbuatan yang harus betul-betul
disadarinya, dalam rangka membimbing anak kepada suatu tujuan yang akan dituju. Pendidikan
sebagai suatu kegiatan manusia dapat kita amati sebagai suatu praktik dalam kehidupannya,
misalnya kegiatan dalam ekonomi, kegiatan dalam hukum, agama, dan sebagainya. Disamping
itu pendidikan secara akademik secara pengalaman yang bersumber dari pengalaman-
pengalaman maupun renungan pendidikannya yang mencoba melihat makna pendidikan dalam
suatu lingkup yang lebih luas, yang pertama disebut praktik pendidikan, sedangkan yang kedua
disebut teori pendidikan.

b. Pendidikan dalam Ruang Lingkup Mikro dan Makro

Pendidikan dalam ruang lingkup mikro artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam
skala kecil. Pada tingkat dan skala mikro pendidikan merupakan gejala sosial yang
mengandalkan interaksi manusia sebagai sesama (subyek) yang masing-masing bernilai setara.
Pengolahan proses dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakan-kebijakan
pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah ataupun kelas, sanggar-sanggar belajar
dan satuan-satuan pendidikan lainnya dalam masyarakat.

Pendidikan dalam ruang lingkup makro, kita mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam
skala besar. Pada skala makro pendidikan berlangsung dalam ruang lingkup yang besar seperti
dalam masyarakat antar desa, antar sekolah, antar kecamatan, antar kota, masyarakat antar suku
dan masyarakat antar bangsa. Dalam skala makro masyarakat melaksanakan pendidikan bagi
regenerasi sosial yaitu pelimpahan harta budaya dan pelestarian nilai-nilai luhur dari suatu
generasi kepada generasi muda dalam kehidupan masyarakat.

a. Manusia sebagai individu, dan sebagai anggota masyarakat

Sebagaimana kita ketahui manusia sebagai makhluk individu ia hidup bersama-sama di dalam
masyarakat, hidup bersama dengan orang banyak di luar dirinya, antara individu dan masyarakat
bagi seorang manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain, Havigurts mengatakan bahwa
manusia tidak akan menjadi manusia kalu ia tidak hidup bersama dengan dan dalam masyarakat.
Dalam kegiatan pendidikan individu dan masyarakat keduanya saling membutuhkan.

1) Pendidikan individu, endidikan yang harus ada pada individu meliputi pembinaan jasmani
rohani, yakni: (pertumbuhan fisik) keterampilan motorik, perkembangan bahasa, latihan berfikir/
mental, pembinaan kehidupan sosial.

2) Pendidikan kelompok,Pendidikan yang dilaksanakan dalam kelompok, misalnya pendidikan


di sekolah atau pendidikan formal, pendidikan pramuka, pendidikan taman kanak-kanak dan
sebagainya dalam bentuk makro.

b. Tanggung jawab Pendidikan


1) Tanggung jawab keluarga

Pendidikan mikro sebagai upaya pendidikan untuk mendewasakan anak, sepenuhnya merupakan
tanggung jawab keluarga. Sejak anak mulai di masukan ke dalam pendidikan taman kanak-kanak
sampai dengan ia lulus sekolah. Kesemuanya adalah tanggung jawab ibu dan ayahnya, yang
bertanggung jawab baik secara moral, spiritual, dan fisik materialuntuk mendewasakan anak.

2) Tanggung jawab bersama

Jawab pendidikan dalam arti luas merupakan tanggung jawab bersama semua pihak, yaitu
keluarga, masyarakat, dan pemerintah, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 7 sampai dengan pasal 11)

C. Dimensi Pendidikan Teoretis dan Praktis

Pendidikan dalam arti luas berlangsung dimana-mana, dari generasi kegenerasi. Generasi tua dan
komunitas orang dewasa mengalihkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan
keterampilannya, atau melimpahkan kebudayaan kepada generasi muda sebagai upaya terbaik
melalui para pendidik, orang tua dan kelompok masyarakat secara sadar maupun tak sadar
melakukan pendidikan bagi peningkatan kesejahteraan tanpa mesti belajar teori secara khusus.

D. Pendekatan-Pendekatan dalam Teori Pendidikan

Berdasarkan uraian tersebut diatas dalam mempelajari mempelajari pendidikan sebagai suatu
teori yang berisikan konsep-konsep ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan (Uyoh
sadulloh 2015: 5-12). Terdiri dari beberapa pendekatan sains, pendekatan filosofis, pendekatan
religi, dan pendekatan multidisiplin.

1. Pendekatan Sains

Pendekatan sains terhadap pendidikan, yaitu suatu pengkajian dengan menggunakan sains untuk
mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. Teori pendidikan
dengan pendekatan sains disebut sains pendidikan (science of educatin)

2. Pendekatan filosofis

Pendekatan filososfis terhadap pendidikan adalah suatu pendekatan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pengetahuan
atau teori pendidikan yang dihasilkan dengan pendekatan filosofis disebut filsafat
pendidikan.Menurut Henderson (1959), filsafat pendidikan adalah filsafat yang diterapkan
/diaplikasikan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan.

3. Pendekatan Religi

Pendekatan religi terhadap pendidikan, berarti bahwa suatu ajaran religi dijadikan sumber
inspirasi untuk menyusun teori atau konsep. Konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan
untuk melaksanakan pendidikan. Ajaran religi yang berisikan kepercayaandan nilai-nilai dalam
kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam menetukan tujuan pendidikan, materi pendidikan,
metode, bahkan sampai pada jenis-jenis pendidikan.

4. Pendekatan Multidisiplin

Untuk menghasilkan suatu konsep yang komprehensif dan menyeluruh dalam mempelajari
pendidikan tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau disiplin saja.
Misalnya kita hanya menggunakan psikologi,sosiologi, filsafat, atau hanya dengan pendekatan
religi. Pendidikan yang memiliki lapangan yang sangat luas, menyangkut semua pengalaman dan
pemikiran manusia tentang pendidikan tidak mungkin kalau hanya dilihat dari salah satu aspek,
atau dari salah satu kajian saja.

Jadi, pendekatan yang perlu kita lakukan adalah pendekatan yang menyeluruh (pendekatan
holistic), pendekatan multidisiplin yang terpadu. Pendekatan filosofi, pendekatan sains,
pendekatan religi, dan mungkin pendekatan seni, kita pergunakan secara terpadu tidak berdiri
masing-masing secara terpisah. Antara pendekatan yang satu dengan pendekatan yang lainnya
harus memiliki hubungan komplementer, saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

1. Filsafat Pendidikan

b. Pengertian Filsafat Pendidikan

Filsafat dan pendidikan memang merupakan dua istilah yang berdiri pada makna dan hakikat
masing-masing namun ketika keduannya digabungkan kedalam satu tema khusus maka memiliki
makna tersendiri yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Filsafat pendidikan
dipandang sebagai suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, namun bukan berarti bahwa kajian
hanya sekedar menelaas sendi-sendi pendidikan atau filsafat semat. Olehnya itu filsafat
pendidikan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat secara keseluruhan baik
kedalam system maupun metode.

Filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai: (1) aliran-aliran piker yang ditelaah implikasinya
kedalam pendidikan, (2) tokoh-tokoh pemikir,(3) prinsip-prinsip pendidikan, baik aliran piker
maupun gagasan para filsuf yang mengandung kebijakan, atau yang sejenis, yang digunakan
sebagai prinsip-prinsip penuntun atau dasar pendidikan

Pendidkan sebagai aktivitas manuasia mengasumsikan adanya filsafat yang melatarbelakanginya,


sehingga bentuk dan paradigm pndidikan pun beraneka ragam sesuai dengan banyaknya filsafat
dan aliran filsafat. Filsafat pendidikan dikatakan juga sebagai filsafat formal yang diterapkan
dalam bidang pendidikan. Hubungan antara keduannya filsafat dan pendidikan terjalin melalui
suatu hubungan yang bersifat keharusan, yang ditinjau dari segi filsafat maupun segi ilmu
pendidikan. Berdasarkan sudut pandang filsafat, maka filsafat pendidikan merupakan filsafat
praktis, yaitu suatu upaya menerapkan ide-ide atau aliran filasafat ke dalam pendidikan.
Sementara itu, menutut pandangan ilmu pendidikan bahwa filsafat pendidikan merupakan ilmu
teoritis yang membahas konsep-konsep dasar pendidikan.

c. Sejarah Pemikiran Filsafat Pendidikan

Menurut sejarahnya filsafat yang paling awal adalah filsafat alam. Namun tidak di tahu kapan
persisnya. Setelah munculnya filsafat alam periode kedua, awal abad ke lima sebelum masehi,
maka pada pertengahan abad tersebut muncul sebuah aliran baru dalam filsafat yang radikal.
Aliran ini kemudian merubah jalannya filsafat kepada suasana yang lainnya dari sebelumnya.
Aliran baru ini dinamakan shopisme, sebuah aliran transisi dari filsafat alam ke filsafat klasik.
Kaum sophis ini muncul untuk pertama kalinya di Athena. Sophisme itu berasal dari kata
Sophos,yang artinya cendekiawan. Sebutan ini semula diperuntukan bagi orang-orang pandai,
seperti ahli filsafat, ahli politik, ahli bahasa dan sebagainya.

1. Filsafat Pendidikan Klasik

Sebagaimana telah diterangkan bahwa filsafat klasik, salah satu aliran filsafat diatara aliran-
aliran filsafat Yunani yang mempunayi pengaruh nyata terhadap filsafat pendidikan. Filsafat
Plato bertolak pangkal pada idealisme. Kata ini berasal dari konsepsi Plato tentang idea agung
atau idea tertinggi. Isi paham ini termasuk pada penyataan bahwa apa yang ada didalam alam ini
bukan suatu realitas, bukan suatu yang sebenarnya dan bukan sesuatu yang asli.

2. Filsafat Pendidikan Modern

Secara epistemologi filsafat pendidikan pendidikan modern adalah pengetahuan yang berusaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia memperoleh dan
menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Menurut Epistemologi, setiap pengetahuan
mannusia merupakan hasil dari penyelidikan hingga akhirna diketahui manusia. Epistemologi
membahas sumber, proses, syarat, batas fasilitas, dan hakikat pengetahuan yang memberikan
kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya.

Sedangkan secara aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintregasikan
semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Kemudian nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam
kepribadian anak-anak.

Filasafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik
yang menyangkut daya piker (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju tabiat
manusia. Filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai: (1) aliran-aliran piker yang ditelaah
implikasinya kedalam pendidikan, (2) tokoh-tokoh pemikir,(3) prinsip-prinsip pendidikan, baik
aliran piker maupun gagasan para filsuf yang mengandung kebijakan, atau yang sejenis, yang
digunakan sebagai prinsip-prinsip penuntun atau dasar pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai