PENDAHULUAN
Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara
substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari
peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
Ilmu atau Sains merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam semua
strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan
ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu dianggap
sebagai hafalan saja, bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan,
menjelaskan, memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamanan
hidup.
1
karena sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan. Manusia diberi daya fikir oleh
Tuhan, dan dengan daya fikir inilah manusia menemukan teori-teori ilmiah dan
teknologi. Pengaruh agama yang kaku dan dogmatis kadang kala menghambat
perkembangan ilmu. Oleh karenanya diperlukan kecerdasan dan kejelian dalam
memahami kebenaran ilmiah dengan sistem nilai dalam agama, agar keduanya
tidak saling bertentangan.
Dalam filsafat ilmu, ilmu akan dijelaskan secara filosofis dan akademis
sehingga ilmu dan teknologi tidak tercerabut dari nilai agama, kemanusiaan
lingkungan. Dengan demikian filsafat ilmu akan memberikan nilai dan orientasi
yang jelas bagi setiap ilmu.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian filsafat
2. Mengetahui pengertian filsafat ilmu
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Perkataan Inggris philosophy yang berarti filsafat berasal dari kata Yunani
“philosophia” yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar katanya
ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan). Menurut pengertiannya yang
semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta kearifan. Namun,
cakupan pengertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia
tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian
pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis (The
Liang Gie, 1999).
3
Menurut Surajiyo (2010:1) secara etimologi kata filsafat, yang dalam
bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam Bahasa Inggris di kenal
dengan istilah philoshophy adalah dari Bahasa Yunani philoshophia terdiri atas
kata philein yang berarti cinta (love) dan shopia yang berarti kebijaksanaan
(wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan
(love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang
filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada
tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam.
Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks,
maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban
yang diperoleh menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan
refleksi yaitu berpikir tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua
persoalan itu harus persoalan filsafat.
4
pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada
hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Filsafat ilmu menurut Surajiyo (2010 : 45), merupakan cabang filsafat yang
membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat ilmu adalah mengadakan analisis
mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh.
Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan
cara memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan
ilmiah itu sendiri. Dalam perkembangannya filsafat ilmu mengarahkan
pandangannya pada strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan
heuristik. Bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja
kegunaan atau kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan
manusia (Koento Wibisono dkk., 1997).
5
Lebih lanjut Koento Wibisono (1984), mengemukakan bahwa hakekat ilmu
menyangkut masalah keyakinan ontologik, yaitu suatu keyakinan yang harus
dipilih oleh sang ilmuwan dalam menjawab pertanyaan tentang apakah “ada”
(being, sein, het zijn) itu. Inilah awal-mula sehingga seseorang akan memilih
pandangan yang idealistis-spiritualistis, materialistis, agnostisistis dan lain
sebagainya, yang implikasinya akan sangat menentukan dalam pemilihan
epistemologi, yaitu cara-cara, paradigma yang akan diambil dalam upaya menuju
sasaran yang hendak dijangkaunya, serta pemilihan aksiologi yaitu nilai-nilai,
ukuran-ukuran mana yang akan dipergunakan dalam seseorang mengembangkan
ilmu.
6
Dengan kemampuan pengetahuan manusia yang benar, manusia berusaha
menjaga dan mengembangkan kelangsungan hidupnya. Manusia berusaha
mengamalkan pengetahuannya di dalam perilaku sehari-hari. Sejak lahir, seorang
manusia sudah terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Dia dirawat, dijaga, dididik, dan dilatih oleh orang tua, keluarga, dan masyarakat
menuju tingkat kedewasaan dan kematangan, sampai terbentuk potensi
kemandirian dalam mengelola kelangsungan hidupnya. Kegiatan pendidikan dan
pembelajaran tersebut diselenggarakan secara Konvensional (alami) menurut
pengalaman hidup, sampai cara-cara formal yang metodik dan sistematik
institusional (pendidikan di sekolah), menurut kemampuan konseptik-rasional.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
8
Achmad, F. (2016). Filsafat Ilmu. ANTARA TEORI DAN PRAKTEK, 103.
Anda Juanda, A. J. (2016). Aliran-Aliran Filsafat Landasan Kurikulum dan
Pembelajaran (Dari Yunani Kuno Hingga Postmodern).
Darnela, L. (2012). Filsafat Ilmu sebagai Dasar dan Arah Pengembangan Sistem
Hukum di Indonesia. Supremasi Hukum: Jurnal Kajian Ilmu
Hukum, 1(1).
Habibah, S. (2017). Implikasi filsafat ilmu terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. DAR EL-ILMI: Jurnal Studi Keagamaan,
Pendidikan Dan Humaniora, 4(1), 166-180.
Herdayati, S. P., & Syahrial, S. T. I. Sekilas Informasi Aksiologi dalam Filsafat
Ilmu: Objek (Identifikasi) Aksiologi.
Khaidir, M. A., Tahrim, T., Purnomo, D., Zaki, A., Pitriani Nasution, M. P.,
Arsyam, M., ... & Noor, H. F. A. (2021). TEORI FILSAFAT
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM. Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini.
Mariyah, S., Syukri, A., Badarussyamsi, B., & Rizki, A. F. (2021). Filsafat dan
Sejarah Perkembangan Ilmu. Jurnal Filsafat Indonesia, 4(3), 242-246.
Muliati, M. (2019). Pengantar Filsafat.
Raya, M. K. F. (2016). Konsep Dasar Ilmu (Kajian Dalam Filsafat Yunani,
Filsafat Islam, Dan Filsafat Modern). FALASIFA: Jurnal Studi
Keislaman, 7(2), 211-224.
Retnosari, p., & hakim, L. (2020). Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Dan Arah
Pengembangan Ilmu (Kajian Filosofis Terhadap Perkembangan IPTEK).
WIDYALOKA, 7(1), 109-118.
Simanjuntak, J. M. (2022). Filsafat Ilmu dan Penalaran Teologis. Penerbit Andi.
Sugianta, I. K. A. (2022). Pengaruh Teknologi Zaman Modern Atas Pembentukan
Konkret Kehidupan Manusia Dalam Perspektif Filsafat Ilmu. Genta
Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu
Kuturan Singaraja, 5(2), 105-113.
Susanto, A. (2021). Filsafat ilmu: Suatu kajian dalam dimensi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Bumi Aksara.