Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BAHASA INDONESIA

ANALISIS ABSTRAK DAN LATAR BELAKANG


Achmad Yogie Setiawan
PTI 1A - 1715051092

A. Analisis Abstrak

Abstrak

Clubbing saat ini merupakan kehidupan malam anak muda perkotaan yang
sedang menjadi tren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya
hidup remaja yang melakukan clubbing dan faktor pembentuk gaya hidup remaja
yang melakukan clubbing. Subjek dalam penelitian ini adalah dua remaja pria dan
satu remaja wanita yang melakukan aktivitas clubbing setidaknya lebih dari 1
tahun. Subjek pertama adalah remaja wanita berusia 20 tahun, tinggal di komplek
perumahan Ciputat, dengan frekuensi clubbing tiga kali dalam satu minggu. Subjek
kedua adalah remaja pria berusia 20 tahun, tinggal di perumahan Pondok Indah,
dengan frekuensi clubbing 1-4 kali dalam satu minggu. Subjek ketiga adalah remaja
pria berusia 17 tahun, tinggal di komplek perumahan Kebon Nanas, dengan
frekuensi clubbing empat kali dalam satu minggu. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif dengan proses observasi dan wawancara yang
mendalam untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai gaya hidup
dan faktor-faktor pembentuk gaya hidup remaja yang melakukan clubbing. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa gaya hidup ketiga Subjek yang melakukan
clubbing dekat dengan pengaruh negatif seperti minuman beralkohol dan obat-
obatan terlarang, banyak menghabiskan waktu di luar rumah dengan teman-teman,
prioritas hidup cenderung jangka pendek, dan perhatiannya berorientasi seputar
masalah pribadi. Gaya hidup tersebut terbentuk terutama dipengaruhi oleh situasi
dan kondisi di dalam keluarga, dimana ketiga Subjek cenderung tidak mendapatkan
kebutuhan-kebutuhannya di dalam keluarga, sehingga mencari jalan keluar melalui
lingkungan sebaya.
Kata kunci: Gaya hidup, faktor pembentuk gaya hidup
Hasil Analisis Abstrak:

1. Panjangnnya kalimat abstrak


Dilihat dari panjang atau jumlah katanya, abstrak lebih singkat dari
ringkasan yang berarti informasi yang diberikan melalui abstrak lebih
sedikit. Perbedaan ini jelas terlihat dari penyajiannya, abstrak terdiri atas
maksimal 3 paragraf dengan jumlah sekitar 250 kata, dengan spasi
1(Sekolah Pasca UGM, 2012:17). Abstrak yang dibuat Dimitri Nindyastari
hanya terdiri dari 1 paragraf dan terdiri dari kurang lebih 220 kata. Hal ini
menunjukkan abstrak masih sesuai aturan panjang abstrak.

2. Abstrak singkat dan berisi pokok bahasan


Abstrak yang ditulis Dimitri Nindyastari memberikan pokok-pokok
gagasan yang dibicarakan dalam naskah aslinya. Singkatnya abstrak
membuat abstrak tidak memberikan informasi yang mendorong pembaca
untuk membaca naskah itu lebih lanjut

3. Cakupan abstrak disesuaikan jenis abstrak


Abstrak terdiri dari satu jenis yaitu abstrak informatif. Abstrak diatas
terdiri atas satu paragraph dengan jumlah sekitar 220 kata, informasi dalam
abstrak menggambarkan subjek penelitian, tujuan penelitian, hasil
penelitian, hingga pokok permasalahan yang terdapat pada penelitian.

4. Memenuhi IMRAD
Abstrak diatas sudah memenuhi syarat IMRAD (Introduction, Metode,
Result, Analize, and Discussion).

5. Mencantumkan kata kunci.


Abstrak diatas sudah mencantumkan kata kunci dibagian bawah. Kata
kunci merupakan hal yang wajib diketahui oleh pembaca dalam sebuah
jurnal ilmiah. Biasanya kata kunci diambil dari kata atau istilah yang
terdapat pada jurnal tersebut.
6. Tidak adanya rekomendasi bacaan penelitan selanjutnya.
Abstrak diatas tidak mencantumkan rekomendasi untuk bahan bacaan
penelitian selanjutnya sehingga penelitian ini hanya sampai disitu saja.
Padahal jika diberikan bahan bacaan rekomendasi selanjutnya akan
membuat pembaca lebih mengerti tentang isi dari jurnal yang dibuat
penulis.

B. Analisis Latar Belakang

Setiap individu atau kelompok dalam stratum sosial tertentu akan memiliki
gaya hidup yang khas yang dapat menjadi simbol prestise dalam sistem stratifikasi
sosial. Gaya hidup ini dapat dilihat dari barang-barang yang dipakai dalam
kehidupan sehari-hari yang biasanya bersifat modis, cara berperilaku (etiket),
sampai bahasa yang digunakan tidak untuk tujuan berkomunikasi sematamata,
tetapi juga untuk simbol identitas (Siregar, 1997). Pencarian identitas diri dengan
gaya hidup tertentu dilalui remaja dengan beragam jalan. Terdapat suatu kasus
mengenai gaya hidup remaja saat ini, yaitu aktivitas mereka pergi ke klub malam,
atau yang diistilahkan dengan clubbing. Retno (2002) mengungkapkan bahwa
clubbing saat ini merupakan kehidupan malam anak muda perkotaan yang sedang
menjadi tren. Clubbing dalam Oxford Advanced Learners Dictionary (2000)
didefinisikan sebagai aktivitas pergi ke klub malam secara reguler. Hal yang perlu
diperhatikan mengenai aktivitas ini adalah bahwa clubbing memiliki dua persepsi
dari masyarakat. Pertama, aktivitas ini hanyalah suatu aktivitas untuk melepas stres,
mencari kesenangan atau refreshing di akhir pekan (Ruz, 2005). Kedua, aktivitas
ini dipandang negatif karena menyertakan obat-obatan terlarang dan salah satu
penghubungmasuknya seks bebas (Stevenio, 2007).

Suasana di tempat clubbing seperti di diskotek, bar, kafe, dan sejenisnya


tidak beda jauh dari suasana pesta dimana clubbers bebas bergoyang dan berdansa
mengikuti iringan musik yang dimainkan oleh seorang DJ. Clubber adalah istilah
bagi mereka yang gemar clubbing di diskotek (Ruz, 2005).

Kebanyakan dari remaja yang melakukan aktivitas ini adalah mereka yang
berasal dari keluarga berada dan selalu mengikuti perkembangan jaman.
Penampilan fisik mereka terlihat modis dengan pakaian model terkini hingga gaya
rambut yang juga sedang popular. Anak anak muda yang sering pergi ke klub
malam juga biasanya gemar begadang (tidak tidur hingga pagi) dan mempunyai
bahasa pergaulannya sendiri (Ruz, 2005).

Dalam sebuah seminar tentang gaya hidup remaja, Rhenald Kasali dengan
tegas mengatakan bahwa clubbing merupakan aktivitas yang membuang-buang
uang. Para clubber sedikitnya harus mengeluarkan uang seratus ribu rupiah untuk
membayar tarif masuk dan minuman, baik alkohol maupun nonalkohol (Republika
Online, 2005). Seorang DJ yang berprofesi di dunia clubbing mengakui bahwa
dunia clubbing sangat dekat dan identik dengan penggunaan obat-obatan terlarang.
Adapun penggunaan obat-obatan terlarang tersebut dilakukan untuk memompa
semangat para clubber dalam mengikuti musik-musik keras. Meski demikian, tidak
sedikit pula para clubber yang datang hanya untuk menikmati musik atau sekedar
bersosialisasi (Allan, 2006).

Hasil Analisis Latar Belakang:

1. Penggambaran suasana yang membuat pembaca penasaran.


Latar belakang yang dibuat penulis sudah menggambarkan suasana yang
tepat, seperti saat penulis menggambarkan suasana club dan kebiasaan
orang yang berada di club pada saat itu.

2. Menjelaskan sedikit tentang subjek-subjek yang diteliti.


Latar belakang di atas menjelaskan masing-masing subjek dahulu, seperti
alasan mengapa subjek yang diteliti sering datang ke club, kebiasaan subjek
yang dilakukan di club, dll.

3. Latar belakangnya merupakan permasalahan yang hangat pada masa itu.


Latar belakang permasalahan yang dibuat penulis merupakan permasalahan
yang sedang hangat pada masa saat itu. 2008 merupakan tahun dimana
diskotik mulai populer dan banyak orang yang datang untuk mencoba-coba.
4. Gaya penulisan netral atau tidak memihak.
Latar belakang yang dibuat penulis netral artinya penulis tidak memukul
rata bahwa semua yang di diskotik adalah orang-orang yang kriminal, tetapi
disana penulis tetap menggambarkan bahwa masih terdapat beberapa orang
yang datang ke diskotik hanya untuk berdansa dan melepaskan stress tanpa
melanggar hukum.

5. Membuat pembaca menjadi penasaran untuk membaca.


Latar belakang yang dibuat penulis menggambarkan banyak hal-hal yang
akan dibahas oleh penulis, tetapi disana penulis hanya menuliskan sedikit
saja tentang apa-apa saja yang akan dibahas. Hal tersebut membuat pembaca
penasaran dan ingin membaca jurnal ilmiah tersebut lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Nindyastari, D., (2008), Gaya Hidup Remaja Yang Melakukan Cubbing, Depok:
Pondok Cina.

Anonim. (2015), Aturan Penulisan Abstrak Himatika Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Sleman: Bulaksumur.

Larasati, S. (2015, November 15 Minggu). Pengertian IMRAD (Introduction,


Methods, Result, and Discussion). Retrieved from Smallchaos:
http://smallchaos.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-imrad.html

Delarocha, I. (2014, Januari 22 Rabu). Abstrak (Pengertian, Fungsi, dan Jenis-


Jenisnya). Retrieved from Delarochaa:
http://delarochaa.blogspot.co.id/2014/01/abstrak-pengertian-fungsi-dan-
jenis.html

Anda mungkin juga menyukai