Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PEMBAHASAN ESSAY”

DOSEN PENGAMPU:DRS. MUHAMMAD YUSUF, M.PD


DISUSUN OLEH:

-M AUDREY HASANAL HARDIANSYAH (07041381924126)


-ALIYAH (07041381924211)
-M RIZKI AMANDA FILDA (07041381924195)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh…

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan Rahmat-Nya


Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMBAHASAN ESSAY”
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh


Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi
Kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh…..

1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………. . 1
DAFTAR ISI……………………………………………………...... . 2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………… . 3
A. Latar belakang…………………………………………………. .. 3
B.Rumusan masalah………………………………………………... 3

BAB II PEMBAHASAN …………………………………............. 4


A. Hakikat Essay………………………………………………….. 4
B. Karakteristik Essay…………………………………………….. 5
C. Jenis Essay……………………………………………………... 8
D. Struktur Essay………………………………………………….. 9

BAB III PENUTUP………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis,
Montaigne, menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan
observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang
berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne menulis beberapa
cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan
pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan
mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.
Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-
tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan
(sebanyak empat jilid) dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam
Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan esai.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hakikat Sebuah Esai?


2. Bagaimana Karakteristik Esai?
3. Apa saja yang termasuk Jenis Esai?
4. Bagaimana Struktur Sebuah Esai?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara
sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut
esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal.
Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan
“saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai
yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua
persyaratan penulisan.
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan
opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga
bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang
mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai
yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah
konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide
pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi
tentang subyek.1
Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab
pertanyaan ini dapat dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau
rumusan-rumusan yang telah ada, tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-
rumusan yang telah ada sering kali masih tidak lengkap dan kadang bertolak
belakang sehingga masih mengandung kekurangan juga. Misal mengenai
ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali
duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan
uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian juga mengenai gaya dan
metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan teratur.
Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah dimengerti" jika
ditempuh dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de

1
Abdul Rozak Zaidan, Anita K. Rustapa, Hani'ah. Kamus Istilah Sastra. (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), h. 125

4
Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama,
model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan
sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan
perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).2
Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih
mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak,
melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna
asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab
suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis
Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah
makanan yang mengenyangkan.

B. Karakteristik Esai
Ciri pertama berkaitan dengan jumlah kata dalam sebuah essay.
Memang tidak ada aturan baku yang menyebutkan berapa jumlah kata dalam
sebuah esai.3 Patokannya adalah bahwa sebuah essay harus selesai dibaca dalam
sekali duduk. Pengertian ini bisa diilustrasikan sebagai berikut. Ketika
seseorang sedang duduk menunggu giliran periksa kesehatan di sebuah klinik,
dia harus sudah selesai membaca sebuah essay saat dia berdiri dipanggil masuk
ke kamar periksa. Meskipun aturan ini tidak begitu jelas, patokan "sekali
duduk" ini cukup membantu ketika seseorang ingin menulis sebuah essay.
Terkait dengan jumlah kata ini, beberapa buku komposisi memberikan
batasan yang lebih jelas. Sebuah karangan dikategorikan essay bila karangan
tersebut berjumlah antara 500 sampai dengan 1500 kata. Bila diketik dalam
bentuk dokumenmicrosoft word, panjang sebuah esai berkisar antara tiga
sampai dengan tujuh halaman ukuran kertas A4 yang diketik
dengan font berukuran 12 dan berspasi ganda. Sebuah esai yang melebihi 1500

2
Ibid, h. 126
3
Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan. 1996), h. 345

5
kata, misalnya 3000 atau 4000 kata, akan digolongkan sebagai extended
essay (esai yang diperpanjang).
Ciri lain esai adalah struktur penulisannya. Struktur essay terbagi dalam
tiga bagian yang diwujudkan dalam bentuk paragraf. Bagian pertama
essay adalah paragraf pendahuluan atau pengantar. Dalam bagian ini, penulis
memberikan pengantar yang mencukupi dan relevan tentang topik yang ia tulis.
Yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis
statement) yang berfungsi sebagai gagasan pengontro (controlling idea) untuk
bagian isi essay. Bagian kedua adalah paragraf-paragraf isi yang merupakan
penjabaran atau pembahasan lebih lanjut dari gagasan yang ingin disampaikan
penulis. Jumlah paragraf dalam bagian ini tergantung dari jumlah gagasan
utama yang hendak disampaikan dalam esai. Bagian terakhir adalah paragraf
penutup. Bagian ini dapat berisi ringkasan dari gagasan yang telah disampaikan
dalam isi esai atau penegasan atas gagasan utama yang telah disampaikan.
Ciri yang paling membedakan esai dengan jenis karangan lain berkaitan
dengan gaya bahasa. Pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya penulisan
merupakan hal terkait erat dengan penulis essay. Penulis essay yang
berpengalaman biasanya memiliki ciri tertentu ketika menulis essay. Semakin
sering seseorang menulis essay, semakin mudah gaya bahasa orang tersebut
dikenali. Misalnya, esai tulisan Gunawan Muhamad tentu berbeda dengan esai
yang ditulis oleh Bakti Samanto atau oleh Umar Kayam. Keunikan gaya bahasa
ini menjadi ciri esai yang menonjol.4
Sebagai simpulan,essay merupakan buah pikir yang ditulis secara
ringkas. Topik apa pun dapat ditulis dalam bentuk essay. Karena itu esai
menjadi salah satu jenis tulisan yang sering dijadikan alat uji untuk mengukur
intelegensi seseorang. Seorang yang berpengetahuan luas akan dapat
menyampaikan gagasannya secara runtut, logis, dan menarik. Semakin sering
kita membaca, semakin besar kemungkinan kita untuk dapat menulis essay
dengan baik.Dengan banyak membaca, kita akan memiliki lebih banyak

4
P Tukan.Mahir Berbahasa Indonesia. (Bogor:Yudhistira, 2007.), h. 34

6
gagasan untuk ditulis. Persoalan utamanya tinggal mewujudkan gagasan yang
sudah tertanam dalam benak kita melalui tulisan yang harus terus-menerus kita
latih agar semakin lama semakin sempurna.
Dapat disimpulkan karakteristik sebuah esai adalah5
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan
penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa
ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis
lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan
menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek
tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
5. Memenuhi kebutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak
utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat
penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran.
Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus
mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di
awang-awang.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai
dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam
penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya,
pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.

C. Jenis Esai

Ada enam jenis esai, yaitu:

5
Ibid, h. 35

7
1. Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja
yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah
rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai
ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan
sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam
masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini
pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3. Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis
membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada
para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap
penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak
menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari
kehidupan dan watak pribadi tersebut.
4. Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai
pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis
akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada
saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir
tentang dirinya sendiri.
5. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis
mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa
topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik,
pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para
cendekiawan.
6. Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang
seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai
kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada
masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran

8
pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik
yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.6

D. Struktur Esai
Untuk menulis esai yang baik, terdapat susunan atau struktur dari eai
yang harus diperhatikan penulis. Diantaranya adalah sebagai berikut:7
1. Pendahuluan
Di dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topic atau tema
yang akan dibahas dalam keseluruhan esai. Unsur-unsur yang ada di dalam
pendahuluan adalah latar belakang dan pendapat pribadi penulis mengenai
tema yang akan dibahas secara lebih jelas dan detil pada bagian selanjutnya.
Pendahuluan menjadi pengantar pembaca untuk memahami topic yang akan
dibahas sehingga pembaca lebih mudah menelaah isi esai.
2. Isi/Pembahasan
Isi atau pembahasan adalah bagian dari esai yang menjelaskan
tema/topic tulisan secara lebih detil. Di dalam isi, penulis menjabarkan
pendapatnya secara kronologis atau urut sesuai dengan ide yang disusun
dalam kerangka sehingga esai menjadi koheren.
3. Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan adalah bagian terakhir dalam esai. dal Bagian ini berisi
kalimat yang merangkum atau menyimpulkan apa yang sudah disampaikan
di pendahuluan dan pembahasan. Kesimpulan tidak boleh melebar ke topik
lain.

6
Ibid, h. 36-37
7
Ibid, h. 38

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan
opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga
bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang
mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai
yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah
konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide
pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi
tentang subyek.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam
bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan
makalahini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rozak Zaidan, Anita K. Rustapa, Hani'ah. 2007. Kamus Istilah Sastra.
Jakarta: Balai Pustaka.

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

P Tukan. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia. Bogor:Yudhistira.

11

Anda mungkin juga menyukai