Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM

“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA”


Dosen Pengampu: Raflinor, S.Pd. M.M

OLEH
ABINUHA AMANDA 11940313910
ARFANDI AMRI 11940313927
FHADLY KHAIRULLAH 11940311907
KELAS
ILKOM 1A
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini. Shalawat beriring salam tidak lupa juga saya sampaikan kepada
junjungan alam Baginda Rasulullah SAW karena berkat perjuangan beliaulah kita dapat
merasakan nikmat ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun dan diuraikan secara ovektif dengan landasan pengetahuan
yang diambil dari buku untuk menambah wawasan. Kemudian makalah ini disusun
berdasarkan diskusi anggota masing-masing kelompok yang dijilid satu dalam bentuk
makalah.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang positif baik bagi
para pembaca maupun dari diri penulis sendiri. Penulis menyadari, meski penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini mungkin masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca, demi kesempurnaan penulis dimasa akan datang.
Atas segala perhatian dan saran yang nanti akan diperlukan penulis ucapkan
terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan.................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Macam Perkembangan Budaya.............................................................................2
B. Budaya dan Tempramen........................................................................................4
C. Pendekatan Pengembangan Budaya....................................................................6
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................7

Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan budaya di Indonesia memiliki berbagai macam
ragam dan caranya. Sehingga Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan cara
pertumbuhannya. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi kegenerasi.
Budaya adalah suatu pola hidup yang menyeluruh bersifat komplleks, abstrak, dan luas.
Semakin majunya arus globallisasi rasa cinta terhadap budaya semakin
berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu
banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah
berkembang menjadi masyarakat modern.
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan Macam Perkembangan Budaya!
2. Sebutkan Macam Budaya dan Tempramen!
3. Sebutkan Pendekatan Pengembangan Budaya!

C. Tujuan
1. Mengetahui Perkembangan Budaya
2. Mengetahui Budaya dan Tempramen
3. Mengetahui Pendekatan Pengembangan Budaya
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Macam Perkembangan Budaya

1. 1Perkembangan Kognitif
Mungkin model yang dalam psikologi perkembangan berasal dari berbagai
interprestasi kognitif. Meskipun pendekatan-pendekatan lain diakui dan diterima,
pendekatan kognitiflah, yang berkaitan erat dengan perkembangan Bahasa, yang
membentuk arah penelitian perkembangan. Tokoh dominan dalam bidang ini adalah
Jean Piaget (1896-1980). Setelah meraih gelar doctor dalam bidang zoology pada usia
22 tahun, piaget mengawali karier yang berpusat pada pertanyaan tentang bagaimana
manusia belajar. Ia menganggap dirinya sebagai filsuf yang dipenuhi pemikiran tentang
isu pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan dengan jelas dalam karyanya di kemudian
hari tentang epistemology dan logika. Metode penelitiannya tidak ortodoks bila dengan
Freud dalam hal kontribusi individual bagi psikologi selama abad ke 20
Pandangan Piaget tentang perkembangan kognitif mengemukakan empat priode
perkembangan intelektual yang secara khas mengorganisasi interaksi anak dengan
lingkungan. Meskipun tingkat perkembangan intelektual dapat berbeda pada setiap
anak, Piaget berpendapat bahwa sekuens perkembangan tersebut terjadi pada setiap
anak seperti berikut.
1. Periode sensorimotorik (bayi baru lahir hingga dua tahun): tahap ini merupakan
tahap nonverbal dan mencakup pengalaman-pengalaman pertama anak dalam
hubungan dengan lingkungan, yang terinternalisasi secara sederhana melalui
pengorganisasian dalam dimensi simensi makna, maksud, kausalitas, dan nilai
simbolik.
2. Periode Praoperasional (dua hingga tujuh tahun): dalam fase ini, anak
menguasai bahasa dan mempelajari hubungan waktu, masa lalu, dan masa
depan, serta masa kini.
3. Periode Operasi Konkret (7 hingga 11 tahun): pada tahap ini, anak menyerap
konsep-konsep abstrak yang tercermin dalam hubungan kualitatif dan kuantitas
yang kompleks.
4. Periode Operasi Formal (11 hingga 15 tahun): pada fase akhir perkembangan
intelektual ini, anak menguasai pemahaman.
Plaget memublikasikan lebih dari 50 buku dan monograf selama masa 60 tahun
penelitian aktifnya. Dalam tahun-tahun akhir penelitiannya, ia berkosentrasi pada isu
tentang logika yang mendasari penguasaan pengetahuan. Meskipun paling dikenal
karena teori perkembangan kognitifnya secara konsisten Piaget mempelajari
pengetahuan itu sendiri. Potensi struktur perkembangan dan organisasi mental
1
Brennan, James F. Sejarah dan Sistem Psikologi (Raja Grafindo Persada)
membuatnya terkesan hingga berpendapat bahwa pendidikan dan pengajaran tidak
perlu bersifat manipulatif, tetapi lebih memberikan peluang kepada anak untuk mencipta
dan menemu.

2
Penekanan pada perbedaan individual dalam proses-proses pembelajaran
kompleks telah menuntun psikologi kontemporer untuk berpendapat bahwa
kemampuan intelektual dapat diformulasikan dalam gaya kognitif yang
dikembangkansecara individual, suatu istilah yang menggambarkan strategi atau
pendekatan pembelajaran individu dalam tugas-tugas intelektual. Berbagai penelitian
berupaya mengindentifikasi strategi-strategi mental yang khas. Penekanan pada gaya
kognitif ini, atau ciri khas individual dalam strategi pembelajaran, mengingatkan pada
teori-teori sifat tentang inteligensiyang dikemukakan dalam pandangan-pandanan
Frencis Galton dan para pengikutnya di Inggris pada abad ke-19. Teori sifat akhirnya
tenggelam di Amerika Serikat oleh lahirnya Behaviorisme Watsonian dan gerakan-
gerakan penerusnya.

2. Psikolinguistik
Teori Plaget tentang perkembangan kognitif memberikan pencerahan baru dalam
perkembanagn, struktur, dan penggunaan bahasa. Psikolinguistik dapat diartikan
secara luas sebagai studi tentang komunikasi dan karakteristik orang-orang yang
berkomunikasi. Perubahan arah penelitian secara aktual kepertimbangan tentang
sintaks dan organisasi bahasa dipicu oleh artikel yang ditulis George Miller. Artikel
tersebut memperkenalkan konstruk-konstruk yang jelas dan mentalistik dari Noam
Chomsky, yang tetap menjadi pelopor dalam bidang psikolinguistik.
Teori psikolinguistik menyebut fungsi utama bahasa sebagai konversi beragam ide,
konsepsi, dan pikiran menjadi struktur-struktur kalimat. Aturan-aturan tata bahasa
beroperasi dalam dalam unit-unit semantic dan menghasilkan kompetensi dalam
berbicara. Para peneliti telah memperluas cakupan psikolinguistik dengan menyatakan
bahwa bahasa merupakan faktor yang mendasar dalam pemahaman, perilaku
memecahkan masalah, presepsi diri, dan hubungan sosial. Maka kemudian,
psikolinguistik memfokuskan kepada semantic atau makna yang ada dibalik kata-kata,
sinyal-sinya lain, dan struktur kalimat dan para psikolog telah mendesain pengukuran
nilai semantik.

3. Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan


Dengan konseptualisasi perkembangan sepanjang rentang kehidupan, berbagai
interpretasi mengajukan suatu sekuens pluralistik perkembangan yang menghasilkan
periode-periode perkembangan penting sepanjang rentang kehidupan. Periode penting

2
Ibid
ini cenderung menggeneralisasi efek-efeknya diseluruh periode umur. Dengan kata lain,
fungsi-fungsi perkembangan berbagai perubahan perilau spesifik, seperti penguasaan
bahasa, perubahan psikologis dan biologis dimasa remaja, dan keputusan karier
dimasa dewasa,dapat memiliki pola perubahan perilaku yang berbeda. Gambaran ini
telah menuntun pada perubahan-perubahan perilaku.
Dalam pendekatan-pendekatan sepanjang rentang kehidupan ini, jelas terdapat
penekenan pada periode penuaan. Studi tentang penuaan dalam konteks
perkembangan sepanjang rentang kehidupan memiliki signifikansi praktis sekaligus
teoritis. Dengan semakin banyaknya jumlah orang yang mencapai usia lanjuut,
masyarakat harus mengatasi secara efektif berbagai masalah yang memiliki
kepentingan fisik, psikologis, dan sosiologis yang mendalam bagi para lanjut usia. Gaya
hidup yang menyertai usia tua menunjukkan keunikan tahap kehidupan ini, namun
kemampuan individu untuk melakukan penyesuian semacam itu bergantung pada
pengalamannya sepanjang rentang kehidupan. Jelaslah bahwa penelitian psikologi
penuaan akan menghasilkan bidang penelitian besar bagi psikologi perkembangan.

B. 3Budaya dan Tempramen

Beberapa orang percaya bahwa temperamen dan disposisi kita bawa sejak lahir ke
dunia kecuali bagian dari proses sosialisasi. Karakteristik yang kita bawa sejak lahir
menentukan sampai batas tertentu bagaimana beraaksi dan berinteraksi. Anak dengan
budaya yang berbeda lahir predisposisi biologis yang berbeda untuk belajar praktek
kebudayaan tertentu.

1. Pengetahuan Tradisional
Temperamen adalah dasar biologis dalam berinteraksi dengan dunia sejak lahir.
Thomas dan Chess (1977) mendeskripsikan tiga kategori utama dari temperament
yaitu eassy, difficult, dan slow to warm up. Easy temperament adalah sangat teratur,
mudah beradaptasi, gaya agak intens, perilaku yang positif dan responsif. Difficult
temperament adalah intens, tidak teratur , penarikan diri umumnya ditandai dengan
suasana hati negatif. Slow to warm up bayi membutuhkan waktu untuk melakukan
transisi dalam aktivitas dan pengalaman. Mereka walanya mungkin menarik diri atau
merespon negatif, berikan waktu dan dukungan, 4sehingga mereka akan beradaptasi
dan bereaksi positif.

3
Ibid
4
Matsumoto, David. Pengantar Psikologi Lintas Budaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset)
h.34
5
2. Studi Lintas Budaya mengenai Tempramen
Beberapa studi telah meneliti anak-anak budaya non-Amerika mempunyai gaya
temperamen yang umum, berbeda dengan yang mereka deskripsikan untuk anak-
anak Amerika. Inded, Freedman (1974) menemukan bahwa bayi China-Amerika atau
bayi Afrika-Amerika lebih kalem dan lebih tenang dibandingkan dengan bayi Eropa-
Amerika atau bayi Afrika-Amerika. Caudill (1988) menemukan bahwa bayi Jepang
lebih tidak menangis, kurang bersuara, dan kurang aktif dibandingkan dengan bayi
Anglo. Freedman (1974) juga menemukan perbedaan serupa dengan bayi Jepang-
Amerika dan bayi Navajo ketika membandingkan dengan Eropa-Amerika. Likewise,
Chisholm (1983) Studi ekstensiv bayi Navajo lebih kalem dari bayi Eropa-Amerika.
Garcia Coll, Sepkoski, dan Lester (1981) menemukan perbedan dalam kesehatan
pada ibu hamil Puerto Rican terkait dengan perbedaan temperamen pada bayi ketika
dibandingkan dengan bayi Eropa-Amerika atau Afrika-Amerika. Bayi Puerto Rican
waspada dan tdak mudah menangis. Bayi Afrika-Amerika lebih tinggi skor
kemampuan motorik, perilaku yang melibatkan gerakan otot dan koordinasi.

3. Studi Lintas Budaya menggunakan Skala Penilaian Neonatal Behavior


Saco – Pollit (1989) menginvestigasi bagaimana sikap mungkin untuk
berhubungan melahirkan perilaku yang baru. Ia membandingkan bayi Peruvian yang
dibesarkan dalam lingkungan sikap yang baik dan sikap yang tidak baik.
Perbandingan bayi yang dibesarkan dalam sikap yang tidak baik / rendah, kurang
perhatian, kurang responsif, dan kurang aktif dan memiliki waktu yang lebih sulit
untuk menenangkan diri. Tinggal di lingkunnsikap yang baik memungkinkan
berkontribusi melahirkan perbedaan munculnya perilaku baru.
4. Tempramen dan Pembelajaran Budaya
Interaksi antara respon orang tua dan temperamen bayi adalah salah satu kunci
untuk mengerti proses perkembangan budaya dan sosialisasi. Temperamen tenang
yang penting pada bayi dari latar belakang Asia dan Amerika Aslimungkin distabilkan
lebih lanjut padamasa bayi dan anak-anak dengan respon dari Ibu. Bayi Navajo dan
Hopi menghabiskan banyak waktu dalam periode tertutup, Orangtua China
mempertahankan nilai harmoni melalui pengekangan emosional (Bond & Wang,
1983).
5. Kesesuaian antara Tempramen dan Budaya
Penelitian bayi Masai di Kenya mengkolaborasikan pentingnya kesesuaian
antara temperamen bayi dan lingkungannya. Dasar klasifikasi temperamen dari
Thomas dan Chess, deVres (1987,1989) mengidentifikasi bayi Masia yang difficult
dan easy dan mengikuti mereka untuk beberapa tahun. Yang menjadi standar di
Negara Barat menjadi protektif terhadap temperament difficult faktor resiko
kekurangan gizi selama masa kekeringan. Beberapa bayi yang klasifikasi difficult
memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup dibandingkan dengan rekan-
rekan mereka pada klasifikasi eassy. DeVers menjelaskan temuan mengejutkan ini
pada bayi difficult yang sangat aktif dan rewel , menuntut dan akibatnya mereka lebih
dirawat dan dipelihara oleh Ibu mereka. Bayi di US yang memiliki temperament
difficult telah ditemukan berada pada resiko untuk masalah perilaku nanti (Capsi,
Henry, McGee, Moffitt, Silva,1995;Graham, Rutter & George, 1973). Bagaimanapun
5
Ibid
memiliki temperament difficult disituasi yang ekstrem mungkin menjadi protektif
daripada faktor resiko, meningkatkan kesempatan bayi untuk bertahan. Disposisi dan
perilaku yang sama mungkin memiliki arti yang berbeda ketika tempat/lingkungan
dalam konteks budaya yang berbeda.
6. Sumber lain mengenai Perbedaan Tempramen
Tekanan lingkungan dan budaya menghasilkan perbedaan biologis melalui
proses fungsional adaptif pada bayi. Pengalaman budaya Ibu pada masa kehamilan,
termasuk diet dan hubungan praktek budaya lain, mungkin berkontrbusi untuk
lingkungan prenatal yang memodifikasi komposisi biologis bayi agar sesuai dengan
praktek budaya mereka. Lingkungan janin merupakan salah satu konteks dimana
stimulasi yang signifikan terjadi namun sifat dan bersekuensi dari stimulasi ini
sebagin besar tidak di ketahui.

C. 6Pendekatan Pengembangan Budaya

1. Psikologi pembawaan atau psikologi nativistik


Teori ini mengatakan bahwa jiwa terdiri dari beberapa factor yang dibawa
sejak lahir yang disebut pembawaan atau bakat. Pembawaan-pembawaan yang
terpenting adalah pikiran , perasaan, dan kehendak, yang masing-masing terbagi
lagi kedalam beberapa jenis pembawaan yang lebih kecil. Tingkah laku atau
aktivitas jiwa ditentukan oleh pembawaan-pembawaan ini. Metode ini dikenal
dengan nama frenologi.
2. Psikologi assoiasi atau psikologi empirik
Disini tidak di akui adanya faktor-faktor kejiwaan yang dibawa sejak lahir.
Jiwa, menurut teori ini, berisi ide-ide yang didapatkan melalui pancaindera dan
saling diasosiasikan satu nama lain melalui prinsip-prinsip;
a. kesamaan;
b. kontras;
c. kelangsungan.
Tingkah laku diterangkan oleh teori ini melalui prinsip asosiasi ide-ide
misalnya; Seorang bayi yang lapar diberi makanan oleh ibunya. Melalui
pancainderanya bayi itu mengetahui bahwa rasa lapar selalu diikuti oleh
makanan dan makanan itu menghilangkan rasa laparnya, lama lama rasa lapar
diasosiasi kan dengan makanan dan tiap kali ia lapar ia akan mencari makanan.

BAB 3
6
Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum (Bandung: CV Pustaka Setia,1997) h.23
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah
secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan
perkembangan merupakan suatu proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif.
Jadi dalam makalah ini membahas tentang perkembangan secara kognitif,
psikolinguistik, dan sepanjang rentang kehidupan. Serta terdapat secara budaya dan
tempramen yang menjelaskan tentang Beberapa orang percaya bahwa temperamen
dan disposisi kita bawa sejak lahir ke dunia kecuali bagian dari proses sosialisasi.
Karakteristik yang kita bawa sejak lahir menentukan sampai batas tertentu bagaimana
beraaksi dan berinteraksi. Anak dengan budaya yang berbeda lahir predisposisi biologis
yang berbeda untuk belajar praktek kebudayaan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Brennan, James F. Sejarah dan Sistem Psikologi (Raja Grafindo Persada)

Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum (Bandung: CV Pustaka Setia,1997)

Matsumoto, David. Pengantar Psikologi Lintas Budaya (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar Offset)

Matsumoto & Juang. Culture & Psychology

Anda mungkin juga menyukai