Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING POLA 17 PLUS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:


VERONIKA YULIANI (11308505220005)
ARIFSYAH FARIHIN NUGRAHA (11308505220027)
IRFAN SALUDIN (11308505220092)
NADIA (11308505220131)
PERNI TRIFORNIA (11308505220158)
RIZAL SETIAWAN (11308505220178)

KELAS: 1A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
SINGKAWANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah,  karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang “Perspektif
Bimbingan dan konseling Pola 17 Plus”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman mata kuliah
Bimbingan dan Konseling yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi
mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatan kami
sebagai guru nantinya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas
mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan makalah Bimbingan dan Konseling
ini. 
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan
senang hati menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan selanjutnya.
          Akhir kata penulis mohon maaf  apabila ada kekurangaan dalam pembuatan
makalah ini, semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola bimbingan dan konseling pola 17+ adalah progam bimbingan dan
konseling/ pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, 6 bidang
bimbingan, 9 layanan, dan 6 layanan pendukung yang sesuai dengan norma
yang berlaku. Secara umum tujuan pola bimbingan dan konseling 17+ adalah
Memberikan arah kerja/ sebagai acuan dan evaluasi kerja bagi guru BK/
konselor, membantu peserta didik mengenal bakat, minat, dan kemampuannya,
serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan
merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perspektif bimbingan dan konseling pola 17+

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui materi tentang perspektif bimbingan d konseling pola
17+
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah lahirnya bk 17+
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling
(BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini
memberi  warna tersendiri bagi arah bidang, jenis layanan dan kegiatan
pendukung BK di  jajaran pendidikan dasar dan menengah. Pada Abad ke-21,
BK Pola 17 itu  berkembang menjadi BK Pola-17 Plus. Kegiatan BK ini
mengacu pada sasaran  pelayanan yang lebih luas, diantaranya mencakup
semua masyarakat. Layanan konsultasi merupakan salah satu jenis layanan dari
BK Pola-17  Plus. Layanan konsultasi dan layanan mediasi merupakan layanan
hasil  pengembangan dari BK Pola 17 Plus. Dengan adanya pengembangan
layanan ini, maka layanan konsultasi dan layanan mediasi secara otomatis
menjadi bidang tugas konselor dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling,
khususnya pelayanan BK di sekolah. Program layanan bimbingan konseling
tidak dapat berjalan dengan efektif apabila tidak didukung dengan
profesionalismenya guru BK tersebut dalam melayani siswanya
denganterprogram secara efektif apabila kurang atau tidak didukung faktor
lain, misalnya faktorpengalaman bekerja.Layanan konseling yang diberikan
kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif.

B. Pengertian BK Pola 17+


Pola umum bimbingan konseling di sekolah sering disebut dengan “BK
Pola 17”. Disebut BK Pola 17 karena di dalamnya terdapat 17 (tujuh belas)
butir pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan bimbingan
konseling di sekolah. Pola umum bimbingan konseling meliputi keseluruhan
kegiatan bimbingan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-
jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling. Seluruh kegiatan
bimbingan konseling di sekolah ditujukan terhadap seluruh peserta didik
(siswa) yang secara langsung menjadi tanggung jawab guru pembimbing atau
guru kelas. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah dilaksanakan secara
terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program itulah
yang menjadi wujud nyata dari diselenggarakannya kegiatan bimbingan
konseling di sekolah.
1. Kegiatan bimbingan konseling (BK) secara menyeluruh meliputi
empat bidang bimbingan, yaitu (1) bimbingan pribadi, (2)
bimbingan sosial, (3) bimbingan belajar dan (4) bimbingan karier.
2. Kegiatan BK dalam keempat bidang bimbingan diselenggarakan
melalui tujuh jenis layanan (1) Layanan orientasi, (2) layanan
penempatan dan penyaluran, (3) layanan konseling perorangan, (4)
layanan konseling kelompok, (5) layanan informasi, (6) layanan
pembelajaran, dan (7) layanan bimbingan kelompok..
3. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu diselenggarakan lima
kegiatan pendukung, yaitu (1) instrumentasi bimbingan konseling,
(2) himpunan data, (3) konferensi kasus, (4) kunjungan rumah dan
(5) alih tangan kasus.
4. Semua kegiatan BK tersebut didasari oleh satu pemahaman yang
menyeluruh dan terpadu tentang wawasan BK yang meliputi
pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asas BK.

berikut ini akan menjelaskan pengertian bidang-bidang bimbingan


konseling, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan
pendukung bimbingan konseling.
1. Bidang-bidang bimbingan konseling
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang
sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan
konseling selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum
dan peserta didik.
a. Bidang bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan konseling
membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan
mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan pribadi ini
dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
 Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan
dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif.
 Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangan.
 Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya.
 Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
 Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang diambil
 Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
b. Bidang bimbingan sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan konseling di
sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan
dengan lingkungan sosialnya. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok
berikut:
 Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui lisan maupun
tulisan.
 Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan
sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.
 Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif
dengan teman sebaya.
 Pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah
dan lingkungan.
 Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat
serta berargumentasi.
 Orientasi tentang hidup berkeluarga.
c. Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan konseling
membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Bidang bimbingan ini memuat
pokok-pokok berikut:
 Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi
dari berbagai sumber belajar.
 Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri atau
kelompok.
 Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah.
 Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang di lingkungan sekitar dan masyarakat.
 Orientasi dan informasi tentang pendidikan yang lebih tinggi.
d. Bidang bimbingan karier
Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan
konseling ditujukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan
memantapkan pilihan karier. Bimbingan ini memuat pokok-pokok
berikut:
 Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
 Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan
karier yang hendak dikembangkan.
 Pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-
jenis pekerjaan.
 Pemanfaatan cita-cita karier sesuai dengan bakat minat dan
kemampuan.
2. Layanan Bimbingan Konseling
Sebagaimana telah dijelaskan di awal bab ini bahwa semua jenis
layanan bimbingan konseling di sekolah mengacu pada bidang-bidang
bimbingan konseling. Sedangkan bentuk dan isi layanan disesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Bidang bimbingan
konseling dengan jenis layanan sangat terkait.
a. Layanan orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (sekolah)
yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
Adapun materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi, antara
lain:
 Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
 Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa
 Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan
meningkatkan hubungan sosial siswa.
 Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya
 Peranan kegiatan bimbingan karier.
 Peranan pelayanan bimbingan konseling dalam membentuk segala
jenis masalah dan kesulitan siswa.
b. Layanan informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan konseling yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat
memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang
tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan
dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat. Materi layanan informasi, antara lain:
 Informasi pengembangan pribadi
 Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat.
 Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama dan sopan
santun.
 Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program
khusus dan tambahan.
 Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti EBTA/
EBTANAS.
 Informasi pendidikan tinggi.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat
(misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan atau program studi, program latihan, magang, kegiatan
co-ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta
kondisi pribadi. Materi layanan penempatan dan penyaluran, antara
lain:
 Penempatan di dalam kelas, program studi atau jurusan dan pilihan
ekstrakulikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap,
kebiasaan, kemampuan bakat dan minat.
 Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar, organisasi
kesiswaan.
 Penempatan dan penyaluran ke dalam program yang lebih luas,
PMDK, UMPTN.
d. Layanan bimbingan belajar
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar serta
berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Materi layanan
bimbingan belajar, antara lain:
 Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang
kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
 Pengembangan keterampilan belajar, membaca, mencatat, bertanya
dan menjawab serta menulis.
 Pengajaran perbaikan
 Program pengayaan

e. Layanan konseling perorangan


Yaitu layanan bimbingan konseling memungkinkan peserta didik
mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan
guru pembimbing dalam rangka pembahasan pengentasan permasalahan
pribadi yang dideritanya. Pelaksanaan usaha pengentasan permasalahan
siswa dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pengenalan
dan pemahaman permasalahan, 2) Analisis yang tepat, 3) Aplikasi dan
pemecahan permasalahan, 4) Evaluasi, baik evaluasi awal proses atau
evaluasi akhir, 5) Tindak lanjut. Materi layanan konseling perorangan,
antara lain:
 Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat
dan minat serta penyalurannya.
 Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
 Informasi karier, dunia kerja dan prospek masa depan karier.
 Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan
sosial.
f. Layanan bimbingan kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta
didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) yang
berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan
kelompok mempunyai 3 fungsi yaitu informatif, pengembangan dan
preventif dan kreatif. Materi layanan bimbingan kelompok, yaitu:
 Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup
sehat.
 Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain
sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan
budaya).
 Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier.
 Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
g. Layanan konseling kelompok
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika
kelompok adalah suasana yang hidup yang berdenyut, yang bergerak,
yang berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama
anggota kelompok.
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
 Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang
banyak.
 Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman
sebaya.
 Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota
kelompok.
 Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-
tahap berikut:
 Tahap pembentukan
 Tahap peralihan
 Tahap kegiatan
 Tahap pengakhiran.

3. Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling


Selain kegiatan layanan bimbingan konseling sebagaimana yang telah
dikemukakan pada uraian terdahulu, dalam bimbingan konseling dapat
dilakukan sejumlah kegiatan lain yang disebut kegiatan pendukung.
Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung
untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk
memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-
kemudahan yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan
layanan terhadap peserta didik.
a. Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk
mengumpulkan data dari keterangan tentang peserta didik (baik secara
individual maupun kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta
didik dan lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi
pendidikan dan jabatan). Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan
melalui aplikasi instrumentasi bimbingan konseling pada umumnya
meliputi:
 Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
 Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri.
 Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
 Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan serta kemampuan
belajar.
 Informasi karier dan pendidikan.
 Kondisi keluarga dan lingkungan.
b. Penyelenggaraan himpunan data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup.
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi:
 Identitas pribadi
 Latar belakang rumah dan keluarga
 Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian
 Sejarah pendidikan, nilai-nilai pelajaran
 Sejarah kesehatan
 Minat dan cita-cita
c. Konferensi kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk membahas
permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk:
 Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan
menyeluruh tentang permasalahan siswa.
 Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan, guru pembimbing atau guru kelas, wali
kelas, guru mata pelajaran dan kepala sekolah.
 Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga
upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
d. Kunjungan rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan
ini memerlukan kerja sama yang penuh antara orang tua atau wali dan
anggota keluarga lainnya dengan guru pembimbing.
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan
keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut
paut dengan permasalahan peserta didik. Data dan keterangan ini
meliputi:
 Kondisi rumah tangga dan orang tua
 Fasilitas belajar yang ada di rumah
 Hubungan antar anggota keluarga
 Sikap dan kebiasaan siswa di rumah
 Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam
perkembangan dan pengentasan masalah siswa.
e. Alih tangan kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang
dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu
pihak ke pihak lainnya.
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata
pelajaran atau praktek, wali kelas dan /atau staf sekolah lainnya, atau
orang tua mengalihtangankan siswa bermasalah kepada guru
pembimbing atau guru kelas.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan
penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi utama
bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih tangan kasus ialah fungsi
pengentasan.

C. Efektivitas BK Pola 17
(BK Pola 17) itu sendiri. Frank W. Miller dalam bukunya
berjudul “Guidance, Principle and Service” (1961),mengemukakan sebagai
berikut:
a. Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara berangsur-
angsur atau tahap demi tahap dengan melibatkan semua unsur atau staf
sekolah dalam perencanaannya.
b. Program bimbingan itu harus memiliki tujuan yang ideal dan realitas
dalam perencanaannya.
c. Program bimbingan itu hendaknya mencerminkan komunikasi
yang continue antara semua unsur atau staf sekolah.
d. Program bimbingan itu hendaknya menyediakan atau memiliki fasilitas
yang diperlukan.
e. Program bimbingan itu hendaknya memberikan layanan kepada semua
murid.
f. Program bimbingan itu hendaknya menunjukkan peranan yang penting
dalam menghubungkan dan mengintegrasikan sekolah dengan
masyarakat.
g. Program bimbingan itu hendaknya memberikan kesempatan untuk
melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
h. Program bimbingan itu hendaknya menjamin keseimbangan layanan
bimbingan, dalam hal :
a. Layanan kelompok dan individual
b. Layanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas
bimbingan
c. Penggunaan alat pengukur atau teknik pengumpulan data
yang obyektif maupun subyektif.
d. Pemberian jenis-jenis bimbingan
e. Pemberian bimbingan secara umum dan penyaluran secara
khusus
f. Pemberian bimbingan dengan berbagai program
g. Penggunaan sumber-sumber di dalam maupun di luar
sekolah bersangkutan.
h. Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat
i. Kesempatan untuk berfikir, merasakan dan berbuat.

D. Tujuan BK 17+
Secara umum tujuan pola bimbingan dan konseling 17+ memberikan arah
kerja / sebagai acuan dan evaluasi kerja bagi guru bk/konselor membantu
peserta didik megenal bakat dan kemampuannya, serta memilih dan
menyesusaikan diri dengan kesempatan, pendidikan dan merencanakan karir
yang sesuai dengan tuntutan kerja.
E. Fungsi
1. Fungsi pemahaman, fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan
pemahaman tentang diri siswa yang dapat digunakan dalam rangka
pengembangan siswa dan pemahaman tentang lingkungan.
2. Fungsi pencegahan, fungsi bimbingan dan konseling yang berupaya
mencegah peserta didik agar tidak mengalami sesuatu kesulitan atau pun
menemui permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat dalam
proses perkembangan peserta didik. 
3. Fungsi perbaikan, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
peserta didik mengubah hal yang kurang baik menjadi lebih baik serta
dapat mengatasi berbagai permasalahan yang di hadapi. 
4. Fungsi pemeliharaan, fungsi bimbingan dan konseling yang bertujuan
untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah baik jangan sampai
rusak kembali. 
5. Fungsi pengembangan, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
siswa untuk mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
peserta didik. 
6. Fungsi penyaluran, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
peserta didik untuk memilih dan memantapkan penguasaan karier yang
sesuai dengan bakat, minat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian peserta
didik. 
7. Fungsi penyesuaian, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, keluarga,
sekolah dan masyarakat secara optimal.
8. Fungsi adaptasi, fungsi bimbingan dan konseling yang membantu staf
sekolah untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat,
kemampuan, serta kebutuhan peserta didik.

Layanan dan Strategi 


1. Layanan orientasi, layanan yang di tujukan untuk peserta didik atau siswa
baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap
lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan
ini adalah peserta didik dapat menyesuaikan diri terhadap pola kehidupan
sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung
keberhasilannya. 
2. Layanan informasi. Layanan yang bertujuan untuk membekali peserta didik
dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang
berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola
kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan anggota masyarakat.
Layanan informasi berupaya memenuhi kekurangan seseorang akan
informasi yang dibutuhkan.
3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu serangkaian kegiatan bimbingan
dan konseling yang membantu peserta didik agar dapat
menyalurkan/menempatkan dirinya dalam berbagai program sekolah,
kegiatan belajar, penjurusan, kelompok, belajar,pilihan pekerjaan, dll. Sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan, serta kondisi fisik dan psikisnya.
4. Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya,serta berbagai aspek tujuan daan kegiatan lainnya yang berguna
untuk kehidupannya.
5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang memungkinkan peserta
didik memperoleh pelayanan secara pribadi melalui tatap muka dengan
konselor atau guru pembimbingdalam rangka pembahasan dan pengentasan
masalah yang di hadapi peserta didik. 
6. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu.
7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik mempero;eh kesempatan untuk membicarakan
dan menyelesaikan permasalahan yang dialami melaui dinamika kelompok,
terfokus pada masalah pribadi. 
8. Layanan konsultasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang di berikan
kepada seseorang untuk memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
yang perlu dilaksanakan dalam menangani atau membantu pihak lain.
9. Layanan mediasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan
konselor terhadap dua pihak yang sedang dalam keadaan tidak menemukan
kecocokan sehingga membuat mereka saling bertentangan dan
bermusuhan.       

Bimbingan 
1. Bimbingan pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan
mengatasai masalah-masalaah pribadi dan kepribadian, berkenaan dengan
aspek-aspek intelektual, afektif dan motorik.
2. Bimbingan soaial, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan dalam
mengatasi masalah-masalah social, dalam kehidupan keluarga, disekolah,
maupuin di masyarakat juga upaya dalam berinteraksi dengan masyarakat.
3. Bimbingan karier, yaitu layanan yang merencanakan dan mempersiapkan
masa depan karier peserta didik.
4. Bimbingan belajar, yaitu layanan untuk mengoptimalkan perkembangan dan
mengatasi masalah dalam proses pembelajaran.
5. Bimbingan keberagamaan, yaitu layanan untuk memilih dan menganut
kepercayaan sesuai dengan dirinya.
6. Bimbingan keberkeluargaan, yaitu layanan yang berkenaan dengan masalah
keluarga. 
Kegiatan pendukung 
1. Aplikasi instrumentasi, yaiitu kegiatan pendukung berupa  pengumpilan
data dan keterangan tentang peserta didik dan lingkungan yang lebih luas
yang dilakukan baik dengan tes maupun non tes.
2. Himpunan data, yaitu kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
3. Konferensi kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk
membahas permaslahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
meberikan penyelesaian.
4. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi pemecaha masalah yang
dialami peserta didik melalui kunjungan rumahnya.
5. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas terhadap masalah
yang di alami peserta didik dengan memindahkan penanganan ke pihak
yang lebih kompeten dan berwenang.
6. Terapi kepustakaan. Yaitu kegiatan pemecahan masalah dengan buku.     
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan pola 17+ adalah segala kegiatan yang mencakup bidang, layanan,
dan kegiatan tambahan dalam menyelengarakan bk, pola bimbingan 17+
merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik agar dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan juga memberikan
bimbingan agar peserta didik dapat memilih kemana arah yang harus dipilihnya
yang juga sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan juga kondisi fisik dan
psikisnya.

Anda mungkin juga menyukai