KELAS: 1A
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perspektif bimbingan dan konseling pola 17+
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui materi tentang perspektif bimbingan d konseling pola
17+
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah lahirnya bk 17+
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling
(BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini
memberi warna tersendiri bagi arah bidang, jenis layanan dan kegiatan
pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah. Pada Abad ke-21,
BK Pola 17 itu berkembang menjadi BK Pola-17 Plus. Kegiatan BK ini
mengacu pada sasaran pelayanan yang lebih luas, diantaranya mencakup
semua masyarakat. Layanan konsultasi merupakan salah satu jenis layanan dari
BK Pola-17 Plus. Layanan konsultasi dan layanan mediasi merupakan layanan
hasil pengembangan dari BK Pola 17 Plus. Dengan adanya pengembangan
layanan ini, maka layanan konsultasi dan layanan mediasi secara otomatis
menjadi bidang tugas konselor dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling,
khususnya pelayanan BK di sekolah. Program layanan bimbingan konseling
tidak dapat berjalan dengan efektif apabila tidak didukung dengan
profesionalismenya guru BK tersebut dalam melayani siswanya
denganterprogram secara efektif apabila kurang atau tidak didukung faktor
lain, misalnya faktorpengalaman bekerja.Layanan konseling yang diberikan
kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif.
C. Efektivitas BK Pola 17
(BK Pola 17) itu sendiri. Frank W. Miller dalam bukunya
berjudul “Guidance, Principle and Service” (1961),mengemukakan sebagai
berikut:
a. Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara berangsur-
angsur atau tahap demi tahap dengan melibatkan semua unsur atau staf
sekolah dalam perencanaannya.
b. Program bimbingan itu harus memiliki tujuan yang ideal dan realitas
dalam perencanaannya.
c. Program bimbingan itu hendaknya mencerminkan komunikasi
yang continue antara semua unsur atau staf sekolah.
d. Program bimbingan itu hendaknya menyediakan atau memiliki fasilitas
yang diperlukan.
e. Program bimbingan itu hendaknya memberikan layanan kepada semua
murid.
f. Program bimbingan itu hendaknya menunjukkan peranan yang penting
dalam menghubungkan dan mengintegrasikan sekolah dengan
masyarakat.
g. Program bimbingan itu hendaknya memberikan kesempatan untuk
melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
h. Program bimbingan itu hendaknya menjamin keseimbangan layanan
bimbingan, dalam hal :
a. Layanan kelompok dan individual
b. Layanan yang diberikan oleh berbagai jenis petugas
bimbingan
c. Penggunaan alat pengukur atau teknik pengumpulan data
yang obyektif maupun subyektif.
d. Pemberian jenis-jenis bimbingan
e. Pemberian bimbingan secara umum dan penyaluran secara
khusus
f. Pemberian bimbingan dengan berbagai program
g. Penggunaan sumber-sumber di dalam maupun di luar
sekolah bersangkutan.
h. Kebutuhan individual dan kebutuhan masyarakat
i. Kesempatan untuk berfikir, merasakan dan berbuat.
D. Tujuan BK 17+
Secara umum tujuan pola bimbingan dan konseling 17+ memberikan arah
kerja / sebagai acuan dan evaluasi kerja bagi guru bk/konselor membantu
peserta didik megenal bakat dan kemampuannya, serta memilih dan
menyesusaikan diri dengan kesempatan, pendidikan dan merencanakan karir
yang sesuai dengan tuntutan kerja.
E. Fungsi
1. Fungsi pemahaman, fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan
pemahaman tentang diri siswa yang dapat digunakan dalam rangka
pengembangan siswa dan pemahaman tentang lingkungan.
2. Fungsi pencegahan, fungsi bimbingan dan konseling yang berupaya
mencegah peserta didik agar tidak mengalami sesuatu kesulitan atau pun
menemui permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat dalam
proses perkembangan peserta didik.
3. Fungsi perbaikan, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
peserta didik mengubah hal yang kurang baik menjadi lebih baik serta
dapat mengatasi berbagai permasalahan yang di hadapi.
4. Fungsi pemeliharaan, fungsi bimbingan dan konseling yang bertujuan
untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah baik jangan sampai
rusak kembali.
5. Fungsi pengembangan, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
siswa untuk mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
peserta didik.
6. Fungsi penyaluran, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
peserta didik untuk memilih dan memantapkan penguasaan karier yang
sesuai dengan bakat, minat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian peserta
didik.
7. Fungsi penyesuaian, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, keluarga,
sekolah dan masyarakat secara optimal.
8. Fungsi adaptasi, fungsi bimbingan dan konseling yang membantu staf
sekolah untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat,
kemampuan, serta kebutuhan peserta didik.
Bimbingan
1. Bimbingan pribadi, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan
mengatasai masalah-masalaah pribadi dan kepribadian, berkenaan dengan
aspek-aspek intelektual, afektif dan motorik.
2. Bimbingan soaial, yaitu bidang layanan pengembangan kemampuan dalam
mengatasi masalah-masalah social, dalam kehidupan keluarga, disekolah,
maupuin di masyarakat juga upaya dalam berinteraksi dengan masyarakat.
3. Bimbingan karier, yaitu layanan yang merencanakan dan mempersiapkan
masa depan karier peserta didik.
4. Bimbingan belajar, yaitu layanan untuk mengoptimalkan perkembangan dan
mengatasi masalah dalam proses pembelajaran.
5. Bimbingan keberagamaan, yaitu layanan untuk memilih dan menganut
kepercayaan sesuai dengan dirinya.
6. Bimbingan keberkeluargaan, yaitu layanan yang berkenaan dengan masalah
keluarga.
Kegiatan pendukung
1. Aplikasi instrumentasi, yaiitu kegiatan pendukung berupa pengumpilan
data dan keterangan tentang peserta didik dan lingkungan yang lebih luas
yang dilakukan baik dengan tes maupun non tes.
2. Himpunan data, yaitu kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
3. Konferensi kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk
membahas permaslahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
meberikan penyelesaian.
4. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi pemecaha masalah yang
dialami peserta didik melalui kunjungan rumahnya.
5. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas terhadap masalah
yang di alami peserta didik dengan memindahkan penanganan ke pihak
yang lebih kompeten dan berwenang.
6. Terapi kepustakaan. Yaitu kegiatan pemecahan masalah dengan buku.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan pola 17+ adalah segala kegiatan yang mencakup bidang, layanan,
dan kegiatan tambahan dalam menyelengarakan bk, pola bimbingan 17+
merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik agar dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan juga memberikan
bimbingan agar peserta didik dapat memilih kemana arah yang harus dipilihnya
yang juga sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan juga kondisi fisik dan
psikisnya.