BIMBINGAN KONSELING
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu:Drs. Suharso M.Pd., Kons.
Oleh:
Agung Budi Santoso
4401413008
Endah kusumawati
4401413019
Mihdya Widhyastuti
4421413097
Hernis Masyitoh
4201413100
BAB I
PENDAHULUAN
bimbingan konseling
Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai ruang lingkup
1.4.3
bimbingan konseling
Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai kesalahpahaman
terhadap bimbingan konseling
BAB II ISI
A. ORIENTASI BIMBINGAN KONSELING
Prayitno
dan
Amti
dalam
bukunya
Dasar-Dasar
Bimbingan
dan
ditunjukkan
kepada
masing-masing
siswa.
Kondisi
citra kelompok, kesetiaan kepada kelompok, kesejahteraan kelompok, dan lainlain, tidak akan terganggu oleh pemusatan pada kepentingan dan kebahagiaan
individu yang menjadi anggota kelompok itu.
2. Orientasi perkembangan
Salah satu fungsi bimbingan dan konseling adalah fungsi tersebut adalah
pemeliharaan dan pengembangan. Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan
konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi
dan yang hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling
memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.
Perkembangan sendiri dapat diartika sebagai perubahan yang progresif
dan kontinyu(berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati.
Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organisme menuju ke tingkat kedewasaannya atau kematangannya
yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik
menyangkut fisik(jasmaniah) maupun psikis
Dalam hal itu, peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan
kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya.
Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan dipusatkan untuk
menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju kematangan dalam
perkembangannya.
3. Orientasi Permasalahan
Ada yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung
risiko. Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak
mulus, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Padahal tujuan umum
bimbingan dan konseling, sejalan dengan tujuan hidup dan perkembangan itu
sendiri, ialah kebahagiaan. Hambatan dan rintangan dalam perjalanan hidup dan
perkembangan pastilah akan mengganggu tercapainya kebahagiaan itu. Agar
tujuan hidup dan perkembangan, yang sebagiannya adalah tujuan bimbingan dan
konseling, itu dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, maka risiko yang mungkin
menimpa
kehidupan
dan
perkembangan
itu
harus
selalu
diwaspadai.
dan masyarakat, ada beberapa bidang garapan dari bimbingan dan konseling ini,
bidang bimbingan yang akan diberikan meliputi tiga bidang garapan
1. Bimbingan sosial pribadi yang memuat layanan bimbingan yang bersentuhan
dengan:
Pemahaman diri.
Mengembangkan sikap positif
Membuat pilihan kegaiatan secara sehat
Menghargai orang lain
Mengembangkan rasa tanggungjawab
Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
Keterampilan menyelesaikan masalah
Membuat keputusan secara baik
Kesalahpahaman tersebut dijelaskan oleh Prayito dan Erman Anti (1994), antara lain
: konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah, bimbingan dan konseling
dianggap semata-mata sebagai proses nasihat, bimbingan dan konseling dibatasi
pada hanya menangani masalah yang bersifat insidental, bimbingan dan konseling
hanya untuk klien-klien tertentu saja, bimbingan dan konseling bekerja sendiri,
konselor harus aktif sedangkan pihak lain pasif, menganggap pekerjaan bimbingan
dna konseling dapat dilakukan oleh siapa saja, menganggap hasil pekerjaan
bimbingan dan konseling harus segera dilihat, dan sebagainya.
Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali
dari pendidikan.
Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian
nasehat
Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang
bersifat incidental
Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien- kliean tertentu saja.
Bimbingan dan konseling melayani orang sakit dan/atau kurang normal
Bimbingan dan konseling bekerja sendiri
Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif
Bimbingan dan konseling berpusat pada keluhan pertama saja
Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakuka oleh siapa
saja
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
a. Orientasi BK terdapat tiga jenis yaitu: orientasi perseorangan, orientasi
perkembangan dan orientasi permasalahan.
b. Ruang lingkup BK meliputi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
dan diluar sekolah.
c. Kesalahpahaman dalam bimbingan dan konseling meliputi :
1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama
sekali dari pendidikan, Konselor disekolah dianggap sebagai polisi
sekolah,
2. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses
pemberian nasihat,
3. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah yang
bersifat incidental,
4. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja,
Bimbingan dan konseling melayani orang sakit atau kurang normal,
5. Bimbingan dan konseling berkerja sendiri atau harus bekerja sama dengan
ahli atau petugas lain,
6. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif,menganggap pekerjaan
bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja,
7. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalahmasalah yang ringan saja.
3.2 Saran
1. Penting bagi seorang guru untuk mengerti hakikat BK yang melingkupi
Orientasi dan Ruang Lingkup sehingga tidak terjadi kesalahpahaman tentang
BK
2. Pentingnya publikasi yang jelas, terstruktur dan terencana tentang hakikat BK
dengan pemaksimalan pemanfaatan media yang ada
DAFTAR PUSTAKA
(http://sefrian92.blogspot.com/2011/02/hakikat-bimbingan-konseling-