Anda di halaman 1dari 18

MAKALA KELOPOK 3

KONSELING PRANIKAH

“Memilih Pasangan”

Dosen Pembina:

Dr. Nurfarhanah, M. Pd., Kons.

Oleh Kelompok 3.

1. Ayu Chizya Milaningrum (18006006)

2. Syukri Ramadhani (18006140)

3. Fachri Prima Surya (18006097)

4. Indah Mida Yanti (18006274)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan menyebut nama Allah SWT yang


maha pengasih lagi maha penyayang, yang memberikan pengetahuan kepada kita
dan terus mencari nilai-nilai kehidupan yang sejatinya adalah ridha ilahi. Shalawat
dan salam kepada nabi Muhammad SAW yang berjuang demi tegaknya nilai-
nilai kemanusiaan.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Konseling
Pranikah” dengan tujuan pembaca dapat mengambil manfaatnya. Makalah yang
membahas tentang “Memilih Pasangan” ini kami susun tentunya dengan berbagai
sumber yang kami tuangkan dalam bentuk makalah. Kami mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang sifatnya membangun kami nantikan demi kesempurnaan penulisan makalah
kelompok kami ke depan. Wassalam Wr. Wb.

Padang, September 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II MEMILIH PASANGAN

A. Kriteria Pasangan ........................................................................................4

B. Engagement Dan Isu Terkait (Sosial Budaya Dan Lainnya) .........................7

C. Harapan Terhadap Pernikahan ....................................................................8

D. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling.........................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 12

B. Saran ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

LAMPIRAN .................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fase perkembangan dalam kehidupan manusia dimulai dari dalam


kandungan atau pra kelahiran, masa bayi, masa anak-anak awal dan
akhir, masa remaja awal dan akhir, masa dewasa awal dan akhir, dan
masa lanjut usia. Masa perkembangan mempunyai faktor-faktor yang
nantinya akan mempengaruhi seseorang dalam menjalani
kehidupannya. Faktor internal dan eksternal adalah faktor yang
mempengaruhi masa perkembangan seseorang. Faktor internal atau
faktor bawaan merupakan faktor yang diturunkan oleh kedua orang
tua, biasanya dapat dilihat dari kondisi fisik seseorang seperti rambut,
kulit, ukuran tubuh, kemampuan intelektual, dan emosi. Selain
dipengaruhi faktor bawaan, perkembangan seseorang juga dipengaruhi
oleh faktor lain, seperti faktor lingkungan atau faktor eksternal. Baik
lingkungan fisik seperti tempat tinggal maupun non fisik seperti pola
asuh orang tua. Faktor internal dan eksternal yang berbeda-beda antara
orang satu dan yang lainnya menyebabkan perbedaan. Masing-masing
perbedaan tersebut membuat setiap orang mempunyai keunikan atau
ciri khas sendiri.

Setiap fase dalam masa perkembangan seseorang mempunyai ciri


perkembangannya sendiri. Begitu juga pada masa dewasa yang terjadi
sekitar usia 18 tahun sampai dengan 40 tahun. Salah satu ciri
perkembangan pada usia ini adalah memantapkan letak kedudukan,
misalnya dalam pekerjaan dan pernikahan. Menentukan pekerjaan dan
memilih pasangan hidup untuk dibawa kejenjang pernikahan
merupakan suatu tugas yang sulit bagi sebagian orang karena setiap
orang memiliki gambaran yang paling ideal tentang pekerjaan dan

1
pasangan hidup. Banyak pasangan yang tidak siap menikah dan
mereka tidak diberi kesempatan belajar mengenai hal-hal yang bisa
melanggengkan hubungan rumah tangga mereka, bahkan mereka juga
tidak mengetahui kriteria pasangan yang tepat untuk mereka.
Pernikahan bukan sekedar perencanaan atau seperti gambaran
pengantin ideal di televisi dan di film-film.

Saat seseorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak


ada orang yang sempruna; setiap orang pasti mempunyai kesalahan dan
kelemahan. indahnya pernikahan justru kala menemukan suami atau
istri yang dapat menjadi teman dalam pencarian spiritual, mitra
membangun hidup, dan pelipur meskipun dia mempunya kelemahan.
Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka makalah kelompok tiga
membahas kriteria pasangan, Engagement dan isu terkait (sosial budaya
dan lainnya), Harapan terhadap pernikahan, dan Pelayanan Bimbingan
dan Konseling.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa rumusan


masalah, sebagai berikut:

1. Apa saja kriteria pasangan?

2. Apa saja engagement dan isu terkait (sosial budaya dan


lainnya)?

3. Bagaimana harapan terhadap pernikahan?

4. Bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang di paparkan di atas, maka di


makalah kelompok ada beberapa tujuan yang dicapai oleh kelompok:

2
1. Untuk mengetahui kriteria pasangan,

2. Untuk mengetahui bebaigai Engagement dan isu terkait (sosial


budaya dan lainnya),

3. Untuk mengetahui apa saja Harapan terhadap pernikahan,

4. Untuk mengetahui Pelayanan Bimbingan dan Konseling

3
BAB II

MEMILIH PASANGAN

A. Kriteria Pasangan.

Memiliki pasangan untuk menikah adalah harapan setiap individu.


Pasangan adalah teman hidup di saat senang maupun susah, setiap orang
mempunyai ekspektasi tersendiri terhadap pasangannya, sehingga kriteria
pasangan yang diinginkan menjadi bermacam-macam sesuai pandangan
ideal masing-masing individu. Namun, terdapat kemiripan pandangan
ideal pada individu yang ada dalam satu kelompok yang sama, karena
pasangan mereka pilih adalah pasangan yang dirasa tepat bagi dirinya
dan orang-orang di sekitarnya (budayanya). Sehingga setiap kelompok
masyarakat cenderung menginginkan pasangan yang memiliki kesamaan
sikap, nilai-nilai, dan atribut lainnya (Baron & Byrne, 2005).

Sebagaimana yang telah dinyatakan bahwa agama Islam begitu


menyarankan umatnya memilih pasangan yang religius. Hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Badahdah dan Tiemann
(2009) yang menemukan bahwa laki-laki dan perempuan muslim
meletakkan kriteria pasangan yang paling diinginkan adalah religius.
Namun, hasil ini berbeda dengan penelitian barat yang meletakkan
kriteria pasangan yang paling diinginkan adalah keuangan yang baik,
daya tarik fisik, cita-cita dan rajin serta tulus (Buss, 1989). Perbedaan ini
membuktikan bahwa faktor budaya, agama dan norma masyarakat
mempengaruhi faktor preferensi pemilihan pasangan hidup karena
manusia cenderung untuk mencari pasangan yang banyak persamaan
dengan mereka (Ismail, 2011). Selain itu Perempuan memilih pasangan
yang lebih tua dari umur mereka karena menganggap laki-laki yang lebih
tua itu lebih matang, berpengalaman dan berkomitmen. Schwarz dan
Hassebrauck (2012) berpendapat apabila umur perempuan meningkat
mereka lebih memilih pasangan yang lebih muda karena perempuan

4
dikatakan mempunyai jangka usia yang lebih lama dibandingkan laki-
laki.

Memilih pasangan memerlukan waktu untuk mengambil


keputusan, tenggang waktunya berbeda-beda tergantung kebutuhan
masing-masing individu, apakah untuk waktu yang singkat ataukah lama.
Biasanya kriteria individu tersebut akan lebih spesifik jika akan membina
hubungan untuk jangka waktu yang lama.Tindakan pengambilan
keputusan memilih pasangan sifatnya tidak rutin, karena tidak terjadi
setiap jangka waktu tertentu namun insidental, biasanya membutuhkan
pertimbangan dari berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut adalah
nilai yang dianut masing-masing individu, sikap, kebiasaan, dan atribut
lainnya. Faktor tersebut menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan
untuk melestarikan budaya yang ada dalam kelompok tersebut. Beberapa
kelompok memiliki kriteria khusus dalam memilih pasangan. Misalnya
saja pada sebagian besar masyarakat etnik Batak yang cenderung
memilih pasangan sesama etnik. Hal tersebut merepresentasikan bahwa
sebagian masyarakat etnik Batak masih menjunjung tinggi nilai budaya
dan ada istiadatnya. Ini juga merupakan salah satu wujud pelestarian
marga yang identik dengan simbol atau identitas dari individu beretnik
Batak (Napitulu, dkk, 1986). Selain etnik batak, etnik Hadrami atau
keturunan Arab yang ada di Indonesia memiliki kriteria serupa. Menurut
degenova (2008), ada dua faktor yang mempengruhi pemilihan pasangan,
yaitu :

1. Latar Belakang Keluarga

Latar belakang keluarga, akan sangat mmpengaruhi individu,


baik ketika ingin menjadi pasangan hidup atau akan melakukan
pemilihan pasangan. Pada saat melakukan pemilihan pasangan dan
setelah memilih pasangan, melihat latar belakang dari calon
pasangan akan sangat membantu dalam mempelajari sifat calon

5
pasangan yang sudah dipilih. Dalam mempelajari latar belakang
keluarga dari calon pasangan, akan diperhatikan, yaitu :

a. Kelas Sosio-ekonomi, Salah satu faktor yang dapat


mempengaruhi terjadinya kepuasan pernikahan yang baik
adalah jika memilih pasangan dengan status sosioekonomi
yang baik. Apabila seseorang individu memilih pasangan
yang dengan setatus ekonomi yang rendah, kemungkinan
kepuasan pernikahan akan kurang baik bila dibandingkan
dengan individu yang memilih pasangan yang berasal dari
kelas ekonomi yang tinggi.

b. Pendidikan dan Inteligensi. Secara umum ada kecenderungan


pada pasangan untuk memilih pasangan yang mempunyai
perhatian mengenai pendidikan. Pernikahan dengan latar
belakang pendidikan yang sama pada kedua pasangan akan
lebih cocok bila dibandingkan dengan pernikahan yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda.

c. Agama, Faktor yang juga dipertimbangkan dalam pemilihan


pasngan adalah faktor Agama. Agama menjadi salah satu
faktor yang dipertimbangkan, dengan asumsi bahwa
pernikahan yang mempunyai latar belakang agama
mempunyai kemugkinan anak-anak akan tumbuh dengan
keyakinan dan moral yang sesuai dengan standar masyarakat.

Adapun karakteristik yang dianjurkan atau yang harus dimilki


sebagai calon istri, yaitu :

1. Taat beragama

2. Bagus agamanya

3. Memiliki sifat lemah lembut dan kasih sayang

6
4. Dianjurkan untuk menikahi seorang perempuan suci

5. Taat dan dapat dipercaya

6. Penyayang dan subur

Adapun karakteristik yang harus dimiliki atau yang dianjurkan


sebagai calon suami, yaitu :

1. Taat beragama

2. Mampu memberikan nafkah lahir dan batin

3. Lembut kepada wanita

4. Menyenangkan istri ketika melihatnya

5. Laki-laki yang subur

6. Setara dengan wanita (Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim,


2006)

Adpun terkait Memilih Pasangan Hidup,sebagai berikut

1. Memilih istri karena fisik, harta, dan nasabnya

2. Memperhatikan akhlaknya

3. Perempuan yang dipilih bukan orang yang suka berzina

4. Perempuan yang dinikahi adalah seseorang yang dapat membuat


suami menjadi nyaman apabila sedang ada didekatnya atau
melihatnya.

B. Engagement dan Isu Terkait (Sosial Budaya dan lainnya)

Menurut Slamet Riyanto engagement (keterikatan) dalam memilih


pasangan adalah:

1. Pemilihan pasangan oleh orang tua (dijodohkan) Cara ini sering


dilakukan oleh masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-

7
nilai keutuhan keluarga dan penyatuan ekonomi. Pernikahan
sebagai wahana pemersatu keluarga besar dan pelanjut warisan
nama keluarga, serta kontinuitas pertumbuhan ekonomi keluarga,
meskipun terjadi keenggan pada anak laki-laki dan perempuan,
pernikahan akan tetap berlangsung, karena menyangkut nama baik
keluarga serta rasa malu jika terjadi pembatalan.

2. Memilih pasangan sendiri cara ini biasa dilakukan oleh individu


yang memiliki daya mampu independent yang kuat serta mengatur
dan mengelolah rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan
siapapun.Bagi individu, cinta itu penting dalam mencari teman
hidup.Kebanyakan orang berada diantarnya yaitu pilihan orang
tuanya diinformasikan kepada anaknya, namun ada juga
menawarkan pilihannya kepada orang tuanya.

Orang tua membebaskan atau memberikaan keleluasan kepada


anaknya dalam memilih pasangan hidup.Namun kebebasan ini dibatasi
oleh syarat-syarat tertentu, yaitu syarat biologis, psikologis, budaya,
moral, dan hukum.

Kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga


tidak akan ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang
mendukungnya dan tidak ada satu pun masyarakat yang tidak memiliki
kebudayaan hidupnya. Hal lain yang di jadikan kriteria dalam memilih
pasangan hidup yaitu di liat dari jenis pekerjaannya, agama, dan
pendidikan.

C. Harapan dalam Pernikahan

Pernikahan adalah salah satu media untuk mengembangkan


keturunan dan penyaluran insting untuk melakukan relasi seksual. Untuk
itu Allah telah memberikan aturan-aturan dan batasan-batasan untuk
menjamin agar pernikahan itu bias dicapai oleh setiap orang.Al-Qur’an

8
menunjukkan bahwa cara riil dan nature untuk meraih kedamaian dan
kepuasan dalam hidup adalah melalui hubungan suami-istri yang baik
sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah lewat apa yang telah
difirmankan-Nya dan juga apa yang telah dilakukan oleh rasul-Nya, yaitu
Adam dan Siti Hawa. Melalui tatanan hukum yang tersistematis dengan
baik, maka kedamaian dalam pernikahan dapat tercapai dan terjamin
secara nyata, karena dalam diri manusia terdapat insting untuk menyukai
lawan jenis. Prinsip utama dari kehidupan pernikahan adalah manusia
harus hidup secara berpasang-pasangan yaitu seorang laki-laki dan
seorang perempuan harus menikah dan hidup bersama dalam sebuah
ikatan pernikahan yang bahagia.(Haifaa A. Jawad, 2002:103a).

sesungguhnya terdapat hikmah-hikmah yang agung yang dapat


digali, baik secara naqliyah maupun aqliyah.Di antara hikmah-hikmah
tersebut adalah: (Mustafa al-Khin dkk, 1987: 13d)

1. Memenuhi tuntutan fitrah

Manusia diciptakan oleh Allah dengan memiliki insting


untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Laki-laki tertarik dengan
wanita dan sebaliknya. Ketertarikan dengan lawan jenis
merupakan sebuah fitrah yang telah Allah letakkan pada
manusia.Islam adalah agama fitrah, sehingga akan memenuhi
tuntutan-tuntutan fitrah; ini bertujuan agar hukum Islam dapat
dilaksanakan manusia dengan mudah dan tanpa paksaan. Oleh
karena itulah, pernikahan disyari’atkan dalam Islam dengan
tujuan untuk memenuhi fitrah manusia yang cenderung untuk
tertarik dengan lawan jenisnya. Islam tidak menghalangi dan
menutupi keinginan ini, bahkan Islam melarang kehidupan para
pendeta yang menolak pernikahan ataupun bertahallul
(membujang). (At-Turmuzi, tt:393III)

2. Dapat Mewujudkan ketenangan jiwa dan kemantapan batin.

9
Salah satu hikmah pernikahan yang penting adalah adanya
ketenangan jiwa dengan terciptanya perasaan-perasaan cinta dan
kasih. QS. Ar-Rum: 21 ini menjelaskan bahwa begitu besar
hikmah yang terkandung dalam perkawinan. Dengan melakukan
perkawinan, manusia akan mendapatkan kepuasan jasmaniah
dan rohaniah. Yaitu kasih sayang, ketenangan, ketenteraman dan
kebahagiaan hidup.

3. Menghindari dekadensi moral

Allah telah menganugerahi manusia dengan berbagai


nikmat, salah satunya insting untuk melakukan relasi seksual.
Akan tetapi insting ini akan berakibat negative jika tidak diberi
frame untuk membatasinya, karena nafsunya akan berusaha
untuk memenuhi insting tersebut dengan cara yang terlarang.
Akibat yang timbul adalah adanya dekadensi moral, karena
banyaknya perilaku-perilaku menyimpang seperti perzinaan,
kumpul kebo dan lain-lain. Hal ini jelas akan merusak
fundamen-fundamen rumah tangga dan menimbulkan berbagai
penyakit fisik dan mental. (At-Turmuzi, tt:393III)

Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai


dengan tabiat kewanitaan yang diciptakan.Dari uraian di atas
hanya sekilas tentang hikmah yang dapat diambil dari
pernikahan, karena masih banyak hikmah-hikmah lain dari
pernikahan, seperti penyambung keturunan, memperluas
kekerabatan, membangun asas-asas kerjasama, dan lain-lain
yang dapat kita ambil dari ayat al-Qur’an, hadis dan growth-
up variable society.

D. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling.

Menurut Farid Mashudi (2013: 240) layanan konseling pribadi


merupakan proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan

10
oleh konselor atau dosen pembimbing untuk memfasilitasi mahasiswa
dalam mengembangkan potensi diri mereka secara optimal. Layanan
konseling pribadi dengan memberikan layanan informasi tentang hukum
pernikahan agar individu dapat memahami norma, aturan, dan adat
pernikahan. Layanan konseling pranikah juga dapat diberikan kepada
individu (remaja atau dewasa muda) yang akan memasuki jenjang
pernikahan.

Menurut Farid Mashudi (2013: 242) dalam konseling ini akan


diberikan informasi mengenai kewajiban suami istri, komunikasi yang
efektif, serta cara mengambil keputusan dan pemecahan masalah dalam
sebuah hubungan. Menurut Mamat Supriatna (2013: 69) layanan
perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada
seluruh peserta didik (mahasiswa atau individu yang membutuhkan nya)
agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya
berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu mahasiswa
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, sosial,
terutama pribadinya mengenai pemilihan pasangan hidup. Layanan ini
juga bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk
merumuskan tujuan, perencanaan, dan pengelolaan dirinya yang
menyangkut pada penelitian ini.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Memiliki pasangan untuk menikah adalah harapan setiap individu.


Pasangan adalah teman hidup di saat senang maupun susah, setiap
orang mempunyai ekspektasi tersendiri terhadap pasangannya,
sehingga kriteria pasangan yang diinginkan menjadi bermacam-
macam sesuai pandangan ideal masing-masing individu. Adpun
terkait Memilih Pasangan Hidup,sebagai berikut

5. Memilih istri karena fisik, harta, dan nasabnya

6. Memperhatikan akhlaknya

7. Perempuan yang dipilih bukan orang yang suka berzina

8. Perempuan yang dinikahi adalah seseorang yang dapat membuat


suami menjadi nyaman apabila sedang ada didekatnya atau
melihatnya.

Orang tua membebaskan atau memberikaan keleluasan kepada


anaknya dalam memilih pasangan hidup.Namun kebebasan ini dibatasi
oleh syarat-syarat tertentu, yaitu syarat biologis, psikologis, budaya,
moral, dan hukum. Layanan yang digunakan Layanan konseling pribadi
dengan memberikan layanan informasi tentang hukum pernikahan agar
individu dapat memahami norma, aturan, dan adat pernikahan. Layanan
konseling pranikah juga dapat diberikan kepada individu (remaja atau
dewasa muda) yang akan memasuki jenjang pernikahan.

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya


dan pembaca umumnya. Penulis mengharapkan kritik dari semua pihak
yang bersifat membangun.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim. 2006. Shahih Fiqih Sunnah. Jakarta: Tim
Pustaka At-Tazkia.

Baron, R.A. dan Byrne, D. 2005. Psikologi sosial. Edisi kesepuluh: jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

DeGenova, M.K. 2008. Intimate Relationship, Marriages, and Families (7th ed).
New York: McGraw-Hill.

Mashudi, Farid. 2013. Psikologi Konseling. Yogyakarta: IRCiSod.

Ismail, R. 2011. Psikologi Sosial. Selangor : Penerbit Universiti Kebangsaan


Malaysia.

Schwarz, S., & Hassebrauck, M. 2012. Sex and Age Differences in Mate-
Selection Preferences. Hum Nat, 23, 447-466.

13
LAMPIRAN

SOAL

1. Dalam mempelajari latar belakang keluarga dari calon pasangan, kecuali…..

a. Kelas Sosio-ekonomi,

b. Agama

c. Pendidikan

d. tahta

e. Inteligensi

2. Menurut Slamet Riyanto engagement (keterikatan) dalam memilih pasangan,


kecuali….

a. Pemilihan pasangan oleh orang tua (dijodohkan)

b. Perempuan yang dipilih bukan orang yang suka berzina

c. Perempuan yang dinikahi adalah seseorang yang dapat membuat suami


menjadi nyaman apabila sedang ada didekatnya atau melihatnya.

d. biologis, psikologis, budaya, moral, dan hukum.

e. Pendidikan dan Inteligensi

3. Berikut ini kecuali yang termasuk hikma-hikmah yang agung yang dapat
digali, baik secara naqliyah maupun aqliya….

a. Memenuhi tuntutan fitrah

b. Dapat Mewujudkan ketenangan jiwa dan kemantapan batin.

c. Menghindari dekadensi moral

14
d. Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat
kewanitaan yang diciptakan.

e. Memilih pasangan sendiri

4. Dibawah ini yang termasuk dalam faktor yang mempengaruhi memilih


pasang yaitu…

a. ekonomi

b. social

c. budaya

d. orang tua

e. semua benar

Soal Essay

1. Tuliskan kareakteristik dalam memilih calon istri dan calon suami!

15

Anda mungkin juga menyukai