Anda di halaman 1dari 112

EFEKTIVITAS RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN SELF

REGULATION BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI PADA
LAYANAN KLASIKAL
(Studi pada Peserta Didik di Kelas XI SMKN 2 Padang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Strata I

CHENIA EMELDA PUTRI


NPM. 18060091

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
(UPGRISBA)
2023
ABSTRAK

Chenia Emelda Putri NPM. 18060091, Efektivitas Rancangan Program


Pengembangan Self Regulation Berbasis Teknologi Informasi dalam
Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi pada Layanan Klasikal (Studi
pada Peserta Didik di Kelas XI SMK N 2 Padang), Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Sumatera Barat, Padang 2023.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena peserta didik yang belum


mampu memiliki kemampuan mengelola emosi, kurang peduli saat proses belajar
mengajar berlangsung, mudah mengeluarkan amarah kepada temannya, saling
mengejek dalam lingkup pertemanan, dan belum adanya rancangan program
layanan khusus untuk pengembangan mengelola emosi peserta didik berbasis
teknologi informasi. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Self Regulation peserta didik
sebelum dilakukan perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, (2) Self Regulation peserta didik setelah dilakukan perlakuan
(treatment) pada kelompok eksperimen, (3) Efektivitas program pengembangan
self regulation berbasis teknologi informasi (TI) meningkatkan kemampuan
mengelola emosi peserta didik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitiannya
eksperimen. Lokasi penelitian ini di SMKN 2 Padang. Adapun sampel dalam
penelitian ini 35 peserta didik kelas XI BPD (Digital) (kelompok eksperimen) dan
35 peserta didik kelas XI RPL (kelompok kontrol). Teknik pengumpulan data
yang digunakan berupa angket. Adapun teknik analisis data yang digunakan
berupa Ancova.
Hasil penelitian ditemukan: 1) Self Regulation sebelum dilakukan
perlakuan (treatment) tergolong pada klasifikasi rendah, baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. 2) Self Regulation setelah dilakukan perlakuan
(treatment) mengalami perubahan yang signifikan terutama pada kelompok
eksperimen. 3) Efektivitas program pengembangan self regulation berbasis
teknologi informasi (TI) meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada
layanan bimbingan klasikal pada peserta didik kelas XI SMKN 2 Padang.
Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru BK agar dapat
dijadikan pedoman atau bahan masukkan untuk menerapkan program
pengembangan Self Regulation guna meningkatkan kemampuan mengelola emosi
peserta didik.

PAGE \* MERGEFORMAT ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti ucapkan ke hadirat Allah SWT,

atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini ditulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan judul “Efektivitas Rancangan Program Pengembangan Self

Regulation Berbasis Teknologi Informasi dalam Meningkatkan Kemampuan

Mengelola Emosi pada Layanan Klasikal pada Peserta Didik di Kelas XI

SMK N 2 Padang”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi syarat mencapai gelar

sarjana pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

PGRI Sumatera Barat. Selama ini pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini,

peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas PGRI Sumatera Barat Bapak Prof. Dr. Ansofino, M.Si,

Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas PGRI Sumatera Barat Ibu

Dr. Rina Widiana, M.Si, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan

Keuangan Universitas PGRI Sumatera Barat, Ibu Sri Imelwaty, M.Pd,

Ph.D Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja sama

Universitas PGRI Sumatera Barat, Bapak Jarudin, MA., Ph.D.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas PGRI Sumatera

Barat Ibu Dr. Erna Juita, S.Pd, M.Si dan Sekretaris Ibu Rahma Wira Nita,

M.Pd, Kons.

3. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI

PAGE \* MERGEFORMAT ix
Sumatera Barat Bapak Rici Kardo, M.Pd, Kons, sekaligus sebagai

pembimbing II terima kasih atas semua motivasi, masukan, bantuan, dan

kritikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyusun skripsi ini

dengan baik.

4. Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI

Sumatera Barat Bapak Mori Dianto, M.Pd.

5. Pembimbing I Ibu Dr. Helma, M.Pd, terima kasih atas semua motivasi,

masukan, bantuan, dan kritikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat

menyusun skripsi ini dengan baik. Insha Allah ilmu yang Ibu berikan akan

menjadi suatu kebaikan yang dipergunakan di lapangan. Semoga Allah

SWT senantiasa membalas jasa Bapak dan Ibu dan selalu dalam keadaan

sehat wal`afiat, aamiin.

6. Dosen penguji I Ibu Dra, Hj. Fitria Kasih, M.Pd, Kons, dosen penguji II

bapak Fuaddillah Putra, M.Pd, Kons, dan dosen penguji III bapak Suryadi,

M.Pd, yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Terkhusus untuk Ibunda tercinta (Ermiwati) dan Ayahanda tersayang

(Mawardi) yang tiada henti-hentinya memberikan do`a dan dukungan baik

moril maupun materil yang tiada batasnya, yang tersayang untuk Kakak

(Amelya Eddelin), Abang (Celvin Eddelin), Adik (Abqary Arsenio Putra)

dan Abang Ipar (Rian Prima Putra) tidak akan terbalas dengan apapun jua.

8. Tenaga Administrasi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

PGRI Sumatera Barat yang telah membantu peneliti dalam pengurusan

PAGE \* MERGEFORMAT ix
selama masa perkuliahan.

9. Bapak dan Ibuk karyawan BAAK, BAUK dan Perpustakaan Universitas

PGRI Sumatera Barat yang telah membantu peneliti dalam urusan

administrasi perkuliahan dan penelitian.

10. Kepala sekolah SMK Negeri 2 Padang, Bapak dan Ibu majelis guru,

peserta didik SMK Negeri 2 Padang yang telah memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk melakukan penelitian sehingga terselesaikan nya

skripsi ini.

11. Rekan-rekan seperjuangan seangkatan 2018 terkhusus sesi D, kepada

teman dekat saya Incha Ambar Ayu, Anisa Marta Yunas, Pratiwi Mai

Putri, Liza Agustin, Okta Jumelda Putri, Rosalinda, Rahmat Hidayat, Heru

Setiawan dan Muhammad Ramadhani yang memberikan dukungan dan

semangat kepada peneliti dari awal perkuliahan hingga penyelesaian

skripsi ini.

12. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu peneliti dalam melakukan

penelitian dan menyusun skripsi.

Akhirnya kepada Allah SWT peneliti berdoa semoga jasa baik dari semua

pihak, dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda dan sebagai

amal jariah di sisi Nya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik

dalam penulisan maupun isinya untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini untuk masa-

PAGE \* MERGEFORMAT ix
masa yang akan datang. Peneliti berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi

kita semua.

Padang, Januari 2023


Peneliti

CHENIA EMELDA PUTRI


NPM. 18060091

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................9
C. Batasan Masalah......................................................................................9
D. Rumusan Masalah...................................................................................10
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................10
F. Manfaat Penelitian...................................................................................11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Mengelola Emosi....................................................................................13
1. Pengertian Emosi.................................................................................13
2. Pengertian Mengelola Emosi/ Pengaturan Diri...................................15
3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi dalam Mengelola Emosi.................16
4. Upaya Guru BK untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengelola emosi................................................................................21
B. Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Teknologi
Informasi.................................................................................................22
1. Pengertian Bimbingan dan Koseling ..........................................................22
2. Pengertian Bimbingan Klasikal....................................................................24
3. Tujuan Bimbingan Klasikal .........................................................................25
4. Fungsi Layanan Bimbingan Klasikal............................................................26
5. Pelaksanaan Bimbingan Klasikal.................................................................26
6. Pengertian Teknologi Informasi ..................................................................27
7. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan/BK ..........................28

PAGE \* MERGEFORMAT ix
C. Program Pengembangan Kemampuan Mengelola Emosi dalam
pengaturan diri.........................................................................................30
D. Penelitian Relevan...................................................................................39
E. Kerangka Pikir.........................................................................................40
F. Hipotesis Penelitian ................................................................................41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................42
B. Jenis Penelitian........................................................................................42
C. Desain penelitian.....................................................................................43
D. Definisi Operasional Variabel.................................................................46
E. Populasi dan Sampel................................................................................46
1. Populasi ..............................................................................................46
2. Sampel ................................................................................................47
F. Jenis dan Sumber Data.............................................................................48
1. Jenis Data............................................................................................48
2. Sumber Data........................................................................................48
G. Teknik Pengumpulan Data......................................................................49
H. Teknik Analisis Data...............................................................................50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian.......................................................................53
B. Deskripsi Pre-Tes Dan Post-Test Peserta Didik Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Perlakuan................................................................................53
C. Deskrpsi Perbedaan Nilai Pre-Test Dan Post-test...................................64
D. Uji Analisis Data.....................................................................................64
E. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................65
F. Materi Program Pengembangan Self Regulation Dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengelola Emosi...............................................................68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................72
B. Saran........................................................................................................73

PAGE \* MERGEFORMAT ix
KEPUSTAKAAN............................................................................................75
LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR TEBEL

Halaman
Tebel 1. Pretes-Posttes kontrol Grup Design...................................................43
Tabel 2. Populasi Penelitian.............................................................................47
Tabel 3. Hasil Tes Awal (Pre-Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol....53
Tabel 4. Nilai Awal (Pre-Test) Kelompok Eksperimen...................................54
Tabel 5. Nilai Awal (Pre-Test) Kelompok Kontrol..........................................56
Tabel 6. Hasil Tes Akhir (Pre-Test) Kelas Eksperimepren Dan Kelas
Kontrol................................................................................................59
Tabel 7. Nilai Akhir (Post-Test) Kelompok Eksperimen.................................61
Tabel 8. Nilai Akhir (Post-Test) Kelompok Kontrol........................................63
Tabel 9. Perbedaan Nilai Pre-test dan Post-test..............................................64
Tabel 10. Hasil Ancova Skor Self Regulations.................................................65

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.Sofware Microsoft Excel Office 2007.............................................32
Gambar 2. Tampilan Menu Utama...................................................................33
Gambar 3. Tampilan Identitas Sekolah............................................................33
Gambar 4. Tampilan Print Out Angket.............................................................34
Gambar 5. Tampilan Responden......................................................................34
Gambar 6. Tampilan Kunci Jawaban................................................................35
Gambar 7. Tampilan Analisis...........................................................................35
Gambar 8. Tampilan Rekapitulasi Dan Grafik.................................................36
Gambar 9. Tampilan Rancangan Program........................................................36
Gambar 10. Tampilan Rancangan Program Penelitian (RPL) Materi
Layanan.........................................................................................37
Gambar 11. Kerangka Berpikir.........................................................................40
Gambar 12. Grafik Hasil Tes Awal ( Pre-Test) Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol................................................................54
Gambar 13. Grafik Nilai Awal (Pre-Test) Kelas Eksperimen..........................56
Gambar 14. Grafik Nilai Awal (Pre-Test) Kelas Kontrol................................57
Gambar 15. Grafik Tes Akhir (Post-Test) Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol.......................................................................60
Gambar 16. Grafik Nilai Akhir (Post-Test) Kelas Eksperimen........................62
Gamabar 17. Grafik Nilai Akhir (Post-Test) Kelas Kontrol.............................63

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Izin Penelitian...................................................................................80
2. Surat Dinas Pendidikan..............................................................................80
3. Surat Balasan Dari Sekolah.......................................................................81
4. Instrumen Kecerdasan Emosi Remaja Dalam Kemampuan Mengelola
Emosi.........................................................................................................82
5. Skor Tes Awal( Pre-Test) Kelompok Eksperimen....................................87
6. Skor Tes Awal( Pre-Test) Kelompok Kontrol..........................................87
7. Skor Tes Akhir ( Post-Test) Kelompok Eksperimen.................................88
8. Skor Tes Akhir ( Post-Test) Kelompok Eksperimen.................................88
9. Hasil Skor Ancova self regulations...........................................................89
10. Materi Meningkatkan Self Regulation.......................................................91
11. Rancangan Program Layanan (RPL).........................................................95
12. Jadwal Pelaksaan.......................................................................................98
13. Dokumentasi..............................................................................................99

PAGE \* MERGEFORMAT ix
PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman terus meningkat dari waktu ke waktu.

Terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan

tersebut menuntut manusia untuk lebih mengeloladan beradaptasi dengan

teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

dampak yang sangat besar dalam segala bidang kehidupan manusia

termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari proses pendewasaan manusia dan menempati proporsi

yang besar dalam perkembangan teknologi informasi, di sisi lain kemajuan

teknologi informasi bermanfaat bagi efektivitas pencapaian tujuannya. Di

era globalisasi ini, kehadiran teknologi Indonesia niscaya akan

menimbulkan masalah untuk membantu individu mempersiapkan diri

menghadapi tantangan era ini. Oleh karena, itu untuk menciptakan

generasi-generasi yang memiliki wawasan luas dan kreatif dalam berpikir

tentunya perlu dilakukan pengembangan, yaitu dilakukannya

pengembangan dalam jalur pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu cara bagi seseorang dalam

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui pembelajaran baik

secara formal maupun non formal. Menurut Siswoyo, dkk (2007:61)

pendidikan merupakan suatu proses komunikasi yang melibatkan

transformasi pengetahuan, nilai, dan keterampilan baik di dalam sekolah

maupun di luar sekolah, dan proses tersebut berlangsung seumur hidup.

1
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu merupakan cara yang dilakukan

untuk mengembangkan suatu potensi yang dimiliki oleh seseorang baik itu

dilakukan secara formal ataupun non formal. Selain itu pendidikan juga

bisa dilakukan untuk mengubah sikap individu atau tingkah laku individu

dengan cara melakukan suatu pengajaran dan pelatihan kepada individu

untuk bisa bersikap sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi pada masa sekarang ini dunia telah memasuki era revolusi industri

4.0 yang dimana teknologi makin canggih dan individu tidak terlalu baik

dalam berperilaku antara satu sama lain. Hal ini terlihat dimana individu

makin bersaing dalam kehidupan dan lebih mementingkan diri sendiri.

Di era revolusi industri 4.0 ini individu memang dituntut harus bisa

mengikuti perubahan dan perkembangan zaman terutama di bidang

teknologi informasi. Karena salah satu tanda dari era revolusi industri ini

yaitu perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih yang bisa

digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan manusia, akan

tetapi juga bisa penyebab manusia bermasalah. Selain itu di era revolusi

industri 4.0 ini ketidaksetaraan akan terjadi dikarenakan teknologi yang

bermunculan akan mengalihkan pekerjaan manusia. Tentunya akan

berdampak bagi manusia dalam hal pekerjaannya dimana manusia akan

digantikan dengan robot buatannya sendiri. Untuk itu untuk generasi

selanjutnya perlu mempersiapkan diri untuk dapat bersaing di bidang

teknologi ini, agar tidak tertinggal dan terpuruk.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Menurut Suryana (2019:83) kesuksesan sebuah negara dalam

menghadapi revolusi industri 4.0 berkaitan erat dengan bagaimana inovasi

yang dihasilkan oleh individu yang berkualitas. Jadi, dalam menghasilkan

individu yang inovatif maka diperlukan sarana dan prasana yang memadai

individu dalam menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif dan inovatif.

Karena di era revolusi industri 4.0 ini persaingan peserta didik sudah

sampai ke persaingan global, serta tantangan yang dihadapi cukup

menantang peserta didik dalam berproses. Namun satu hal yang perlu

diingatkan oleh peserta didik atau individu penerus bangsa yaitu harus

baik dalam bidang soft skill nya. Karena tidak hanya pengetahuan saja

yang diperlukan dalam pendidikan namun juga dengan sopan santun

kepada orang lain.

Menurut Saputra, dkk (2017:78) perkembangan teknologi

informasi merupakan suatu hasil dari ditandai semakin berkembangnya

pengetahuan yang dimiliki manusia yang bisa mendatangkan perubahan

dalam kehidupan manusia. Jadi teknologi informasi ini dapat memberikan

suatu keuntungan bagi manusia baik dalam menyelesaikan suatu

permasalahan, dalam pendidikan seperti menyelesaikan tugas sekolah

maupun dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dibalik memudahkan

perkerjaan manusia tentunya juga ada memberikan pengaruh negatif

kepada manusia apabila tidak bisa mempersipkan diri secara matang dalam

perkembangan teknologi informasi ini. Dampak positif dari penggunaan

TI yaitu bisa memberikan kegunaan dalam membantu proses belajar


PAGE \* MERGEFORMAT 2

mengajar dan juga berpengaruh terhadap kecerdasan manusia. Terutama

peserta didik yang tinggal di sebuah pedesaan akan sangat bermanfaat jika

penggunaan TI digunakan. Lain halnya dengan dampak negatif dari

penggunaan TI yaitu penggunaan di luar batas yang bisa menyebabkan

permasalahan bagi peserta didik terutama remaja, dimana masih dalam

tahap pertumbuhan jadi gampang terpengaruh. Contohnya dalam

penyalahgunaan handphone, yaitu menggunakannya dalam batas waktu

yang tidak wajar dan melihat hal yang juga tidak wajar untuk disaksikan.

Agar individu tidak terjerumus ke hal yang negatif di era revolusi

industri ini, yaitu dalam pengembangan teknologi informasi tentunya perlu

persiapan diri individu untuk menghadapi persaingan ini dengan baik dan

matang. Namun untuk mencapai kondisi yang siap untuk menghadapi

persaingan ini tentunya tidak mudah, terutama untuk kalangan remaja.

Karena pada saat ini remaja kerap terlibat pergaulan bebas, narkoba,

tawuran dan hal negatif lainnya. Akan tetapi permasalah tersebut juga bisa

diatasi dengan kecerdasan emosi kepada peserta didik terutama remaja

dengan baik.

Menurut Saputra, dkk (2017:79) kecerdasan emosional adalah

suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memahami perasaan

diri sendiri, untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan agar untuk

bisa mengatur emosi, yang secara bersamaan berperan dalam peningkatan

taraf hidup seseorang. Jadi dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional

ini sebagai suatu kecerdasan yang harus dimiliki oleh seseorang


PAGE \* MERGEFORMAT 2

bagaimana bisa memahami perasaan diri sendiri dan orang lain dan bisa

mengaturnya dalam kondisi apapun. Tidak semua emosi itu ditunjukkan

saat kita marah. Emosi juga terdapat bagian positifnya. Seperti saat kita

mendapatkan suatu penghargaan dan kita merasa senang, hal tersebut

sudah termasuk dalam memahami emosi. Karena bisa menempatkan emosi

bahagia dengan tepat. Namun tidak sedikit pada zaman sekarang ini masih

banyak yang tidak bisa memahami baik itu perasaannya sendiri maupun

orang lain. Selain itu di dunia pendidikan sekarang, terkadang peserta

didik masih terlibat dalam kenakalan remaja, perkelahian antara temannya,

saling tidak tegur sapa. Bahkan di depan gurunya pun terkadang ada

peserta didik yang masih lemah dalam hal berperilaku. Dengan terjadinya

hal seperti tersebut maka perlunya peserta didik mendapatkan pelayanan

bagaimana mengelola emosi yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-

hari.

Pada tahap remaja, biasanya emosi yang terjadi belum stabil dan

teratur, dikarenakan masa remaja merupakan masa peralihan. Oleh karena

itu di masa remaja ini sangat rentan perkembangan emosi terjadi, seperti

meningginya emosi negatif pada diri remaja. Bahkan di masa remaja ini

sering terjadi pengambilan keputusan tanpa berpikir panjang dulu. Dan

dengan emosi yang dimiliki oleh remaja ini sering terjadi dilampiaskan

dalam bentuk tindakan kekerasan. Karena itulah tindakan kekerasan yang

dilakukan oleh remaja sering disebut dengan kenakalan remaja. Untuk itu
PAGE \* MERGEFORMAT 2

sangat diperlukan pemahaman tentang emosi diberikan kepada peserta

didik umumnya yang masih usia remaja.

Menurut Goleman 2005 (Wijaya, 2019:241) aspek mengelola

emosi atau pengaturan diri ini merupakan kemampuan seseorang untuk

mengatur emosi yang dirasakannya sehingga dapat berdampak positif

terhadap kegiatan yang dilakukannya sehari-hari. Kemampuan mengelola

emosi yaitu: 1) Mampu mengendalikan diri, 2) Menunjukkan sifat yang

dapat dipercaya, 3) Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh, 4)

Menunjukkan adaptabilitas, 5) Menunjukkan inovasi sehingga diterima

secara sosial (Goleman, 1999:130). Jadi dapat dikatakan bahwa mengelola

emosi ini merupakan proses yang harus dilakukan oleh individu dalam

mengatur emosinya agar tidak berlebihan dan emosi yang terasa pada diri

individu berdampak baik terhadap kehidupan individu.

Menurut Winne (Lubis, 2015:108) Self Regulated Learning

merupakan kemampuan untuk memunculkan dan memonitor sendiri

pikiran, perasaan dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Jadi dalam

mengelola emosi seseorang perlu memahami dirinya sendiri, bagaimana

perasaannya baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, agar tujuan

yang ingin dicapai terwujud.

Pentingnya mengelola emosi terutama bagi remaja yaitu agar

individu bisa menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini. Dimana

sedikitnya pada saat ini banyak peserta didik ataupun remaja yang kurang

paham akan mengatur diri. Hal itu juga dikarenakan kurangnya


PAGE \* MERGEFORMAT 2

pemahaman peserta didik akan tata tertib dan bertingkah laku. Apalagi

pada era revolusi industri ini, dimana teknologi sangat berperan penting

dalam kehidupan. Dan oleh sebab itu peserta didik ataupun manusia

lainnya dituntut untuk bisa menggunakan teknologi sesuai dengan fungsi

dan kegunaannya. Agar terhindar dari dampak negatif penggunaan

teknologi, individu bisa menggunakan teknologi tersebut sebagai media

dalam belajar. Agar proses proses pembelajaran semakin maju dan

menghasilkan generasi yang bermutu dan berwawasan.

Menurut Mustajab (2018:54) kemampuan dalam mengatur emosi

peserta didik memerlukan sebuah program bimbingan dan konseling yang

tepat untuk menumbuhkan pemahaman peserta didik akan kecerdasan

emosional. Dimana untuk kedepannya, kecerdasan emosional ini mampu

menghasilkan dampak positif bagi kemampuan peserta didik dalam

mengelola emosinya. Sehingga peserta didik mampu mengatasi serta

menyelesaikan berbagai macam permasalahan dengan damai, tidak dengan

pemikiran yang sesaat.

Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan pada kamis

tanggal 4 September 2022 di SMKN 2 Padang, penulis menemukan bahwa

adanya peserta didik yang kurang paham akan kemampuan dalam

mengelola emosi, dan adanya peserta didik yang kurang peduli saat proses

belajar mengajar berlangsung serta belum adanya perasaan saling

menghargai antar peserta didik satu dengan lainnya. Hal ini terlihat saat

pembelajaran langsung banyak peserta didik yang tidak mengerjakan


PAGE \* MERGEFORMAT 2

tugas. Bahkan orang tua murid juga sering datang ke ruang BK dengan

permasalahan peserta didik yang sama yaitu tidak mengerjakan tugas dan

malas dalam belajar.

Setelah itu berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan

guru BK di SMKN 2 Padang tersebut yaitu pada kamis tanggal 4

September 2022, maka penulis mendapatkan informasi bahwa umumnya

peserta didik masih labil dalam mengontrol emosinya. Ada sebagian

peserta didik yang memiliki perilaku kurang baik dalam lingkup

pergaulannya dan ada juga yang sudah bisa bergaul dengan baik dengan

lingkup teman sebayanya. Contohnya ada peserta didik yang masih

pendiam, ada yang terlalu emosian, ada yang cuek atau tidak peduli dan

ada juga yang masih gugup. Karena di SMKN 2 Padang ini memiliki

beberapa jurusan, jadi masing-masing jurusan memiliki karakter dan

tingkat emosi yang berbeda-beda juga.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk

menguji efektivitas sebuah program pengembangan mengelola emosi

berbasis teknologi informasi. Dan sebagai bentuk pemanfaatan teknologi

dalam sebuah pembelajaran agar peserta didik tidak bosan dengan

pembelajaran yang dilakukan dengan metode ceramah atau manual

lainnya.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

maka penulis dapat memaparkan identifikasi permasalahan yang terjadi

yaitu:

1. Adanya peserta didik yang kurang paham akan kemampuan dalam

mengelola emosi

2. Adanya peserta didik yang kurang peduli saat proses belajar mengajar

berlangsung

3. Adanya peserta didik yang belum mempunyai perasaan saling

menghargai antar peserta didik satu dengan lainnya

4. Adanya peserta didik yang masih labil dalam mengontrol emosinya

5. Adanya peserta didik yang memiliki perilaku kurang baik dalam

lingkup pergaulannya

6. Belum adanya rancangan program layanan khusus untuk

pengembangan mengelola emosi peserta didik berbasis teknologi

informasi

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, dapat

ditentukan batasan masalah yaitu:

1. Tingkat Self Regulation peserta didik sebelum dilakukan perlakuan

(treatment) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol


PAGE \* MERGEFORMAT 2

2. Tingkat Self Regulation peserta didik setelah dilakukan perlakuan

(treatment) pada kelompok eksperimen

3. Efektivitas rancangan program pengembangan mengelola emosi

berbasis teknologi informasi (TI)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari batasan masalah yang telah diungkapkan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini: Apakah rancangan program

pengembangan mengelola emosi (self regulation) berbasis teknologi

informasi sebagai salah satu upaya penerapan revolusi industri 4.0

efektivitas meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada layanan

klasikal pada peserta didik SMKN 2 Padang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk :

1. Tingkat Self Regulation peserta didik sebelum dilakukan perlakuan

(treatment) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

2. Tingkat Self Regulation peserta didik setelah dilakukan perlakuan

(treatment) pada kelompok eksperimen

3. Efektivitas program pengembangan mengelola emosi berbasis

teknologi informasi (TI)


PAGE \* MERGEFORMAT 2

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan

diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan

dan pengetahuan tentang bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

perwujudan tugas remaja dalam mengelola emosinya.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah bagi:

a. Peserta didik

Peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengelola

emosinya, sehingga peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih

baik lagi, baik dalam lingkungan temannya maupun dalam keluarga.

b. Guru BK

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah khususnya saat merancang

program layanan pelaksanaan bimbingan dan konseling berbasis

teknologi informasi.

c. Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pada

layanan bimbingan dan konseling di sekolah


PAGE \* MERGEFORMAT 2

d. MGBK

Dapat menambah wawasan, metode dan model pembelajaran dalam

pelayanan dan pendidikan sesuai kebutuhan peserta didik terutama

dalam konseling serta mampu menguasai segala permasalahan dan

mengatasinya.

e. Pengawas bimbingan dan konseling

Dapat menambah pengalaman dan memperkenalkan kepada guru

cara-cara yang baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan suatu

proses bimbingan.

f. Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dan

berpengalaman dalam membuat program mengelola emosi orang

lain.

g. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yaitu untuk menguji

keefektifan program layanan dalam mengelola emosi berbasis

teknologi informasi pada setting yang lebih luas dan berbeda.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Mengelola Emosi

1. Pengertian Emosi

Emosi setiap orang mencerminkan bagaimana keadaan jiwanya,

yang bakal terlihat dalam bentuk yang berubah pada fisiknya. Oxford

English Dictionary (Goleman, 2007:411) Mendefinisikan emosi sebagai

setiap kegiatan atau pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang

hebat atau meluap-luap. Sedangkan menurut Hude (2006:18) Emosi adalah

suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap,

dan tingkah laku, serta diwujudkan dalam bentuk ekspresi tertentu.

Sedangkan Goleman 1995 (Helma, 2001:17) menjelaskan bahwa

emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan

biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Jadi, dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan biologis dan

psikologis yang merujuk pada perasaan, pikiran, sikap serta tingkah laku

yang diekspresikan secara berlebih-lebihan. Jadi, emosi dapat diartikan

sebagai reaksi terhadap situasi tertentu di dalam tubuh. Biasanya hal yang

berkaitan dengan aktivitas berfikir seseorang yaitu persepsi seseorang

dimana pun dia berada.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Menurut Goleman (2007:411) Emosi dapat digolongkan ke dalam

beberapa bagian yaitu diantaranya:

a) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,

terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali

ynag paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.


13
b) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,

kesepian, ditolak, putus asa dan kalau menjadi patologis, depresi berat.

c) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut

sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut, sebagai

patologi, fobia dan panik.

d) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur,

bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa

terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas

ujungnya, mania.

e) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa

dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

f) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

g) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.

h) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur

lebur.

Emosi dan perasaan yang dimiliki manusia dapat membuat

kehidupan manusia penuh dengan berbagai emosi dan perasaan. Tanpa

emosi, akan sulit bagi manusia untuk mencapai kehidupan terbaiknya. Jika
PAGE \* MERGEFORMAT 2

tidak ada emosi, manusia tidak akan menjadi manusia yang normal, karena

emosi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan

manusia. Dengan berbagai macam bentuk emosi yang telah dijelaskan di

atas, manusia bisa mengekspresikan hal yang dirasakannya. Contohnya saat

seseorang mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, maka dia bisa

mengekspresikan emosinya dengan wujud bahagia dan senang.

2. Pengertian Mengelola Emosi / Pengaturan Diri

Menurut Goleman 2005 (Wijaya, 2019:241) pengaturan diri

merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur emosi yang

dirasakannya sehingga dapat berdampak positif terhadap kegiatan yang

dilakukannya sehari-hari. Menurut Gross dan Thomson (Irman, 2015:65)

pengaturan emosi merupakan suatu kemampuan untuk mengendalikan

emosi yang dialami dan mengekspresikan emosi tersebut secara baik, yaitu

bereaksi sesuai dengan sistem sosial yang berlaku. Jadi yang dimaksud

dengan pengaturan emosi diri yaitu kemampuan yang dimiliki oleh individu

dalam mengelola atau mengatur emosi yang sedang dialami oleh seseorang

tersebut, agar emosi yang dialami tidak mengganggu diri individu tersebut

dan orang lain.

Goleman 1995 (Helma, 2001:24) menjelaskan bahwa mengelola

emosi sama dengan seni menghibur diri sendiri. intinya bukan untuk

menjauhi perasaan yang tak menyenangkan agar selalu bahagia, namun

tidak membiarkan perasaan menderita berlangsung tak terkendali sehingga

menghapus suasana hati yang menyenangkan. Jadi, dapat diartikan bahwa


PAGE \* MERGEFORMAT 2

bukan untuk menjauhi emosi yang tidak menyenangkan agar bisa bahagia

selamanya, tapi jangan sampai emosi yang menyakitkan menyebar tak

terkendali, sehingga menghapus perasaan bahagia.

Kemampuan penanganan emosi bergantung pada kesadaran diri

untuk mencapai keseimbangan dalam diri sendiri atau pribadi. Emosi

berlebihan yang berlangsung terlalu lama dengan intensitas yang meningkat

dapat membuat tidak stabil emosi kita. Menjaga agar emosi yang

mengganggu tetap terkendali adalah kuncinya kesejahteraan emosional.

Orang yang kurang memiliki keterampilan manajemen emosional akan

terus menerus menahan perasaan sedih, cemas dan depresi. Adapun mereka

orang pintar dapat pulih lebih cepat dari kemerosotan dan penurunan

ekonomi pengalaman dalam hidup.

3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi dalam Mengelola Emosi

Goleman (2007:57) membagi aspek kecerdasan emosional menjadi

5 bagian yaitu sebagai berikut:

a. Mengenali emosi diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan

untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, mengenali

emosi diri sendiri dan pengaruhnya, mengetahui kekuatan dan batasan

diri sendiri, keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri.

Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli

psikologi menyebutkan kesadaran seseorang akan emosinya sendiri

sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan

hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri.

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam

menangani emosi diri disetiap lingkungan yang dilaksanakan agar dapat

terungkap dengan tepat atau selaras. Kemampuan mengelola emosi

bergantung pada kesadaran diri, sehingga tercapai keseimbangan dalam

diri individu. Emosi berlebihan yang meningkat dengan intensitas

terlampau lama akan mempengaruhi kestabilan emosi kita. Menjaga

agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju

kesejahteraan emosi. Individu yang kurang kemampuannya dalam

keterampilan mengelola emosi akan terus-menerus bertarung melawan

perasaan sedih, cemas, dan murung. Sedangkan bagi mereka yang

pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan

dan kejatuhan yang dialaminya dalam kehidupan.

c. Memotivasi diri sendiri

Motivasi merupakan dorongan individu untuk berbuat sesuatu

yang lebih baik. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi setiap

usaha serta kegiatan individu untuk mencapai tujuan yang

diinginkannya. Motivasi dihasilkan dari adanya sikap optimis.

Optimisme adalah suatu sikap yang menahan seseorang untuk tidak

terjerumus dalam sikap masa bodoh atau tidak acuh, keputusasaan, dan

depresi pada saat mengalami kekecewaan dan kesulitan hidup.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

d. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain dapat juga

disebut dengan empati. Kunci untuk memahami emosi orang lain

adalah kemampuan untuk membaca pesan non verbal, seperti nada

bicara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Empati merupakan kesadaran

individu terhadap perasaan, kebutuhan, kepentingan orang lain,

merasakan yang dirasakan oleh orang lain, dapat menimbulkan

hubungan saling percaya, dan mampu menyelaraskan diri dengan

berbagai tipe individu. Individu yang empatik ditandai oleh mampunya

individu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan

orang lain, cermat membaca situasi dan jaringan sosial, dan berinteraksi

dengan lancar. Individu tersebut juga memanfaatkan keterampilan ini

untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan

menyelesaikan perselisihan, serta untuk kerjasama dan bekerja dalam

tim.

e. Membina hubungan

Membina hubungan sangat erat kaitannya dengan kemampuan

individu untuk mengetahui perasaan orang lain dan bertindak dalam

mengelola emosi orang lain. Keterampilan dalam berkomunikasi

merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

Individu yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan

sukses dalam bidang apapun. Individu berhasil dalam pergaulan karena

mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Ramah tamah,


PAGE \* MERGEFORMAT 2

baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif

bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauh

mana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan

interpersonal yang dilakukannya.

Menurut Goleman (1999:130) aspek-aspek kemampuan

mengelola emosi terdiri dari beberapa aspek yaitu:

a. Mampu mengendalikan diri.


j j j

Individu yang mampu dalam mengendalikan emosinya akan j j j j j j j j j

mampu untuk:
j

1) Mengelola dengan baik untuk menghadapi emosi yang j j j j j j

menekan individu dalam situasi yang buruk.


j j j j j

2) Tetap berpikir positif, teguh, dan tidak terpengaruh dalam


j j j j j j

situasi apapun. j j j

3) Tetap berfikir dengan bijaksana dan tetap fokus walaupun


j j j j j j j j j

dalam keadaan tertekan.


j j j j j j

b. Menunjukkan sifat yang dapat dipercaya. j j j j j j j

Orang yang mampu mengelola emosinya dengan sifat yang


j j j j j j j j

dapat dipercaya ini akan mampu untuk bertindak dengan etika yang
j j j j j j j j j j j

baik, membangun kepercayaan orang lain terhadap diri individu,


j j j j j j j j j

mengakui segala kesalahan yang diperbuat dan menegur orang lain


j j j j j j j j j j j

yang berperilaku tidak sesuai etis, dan berpegang teguh terhadap


j j j j j j j j

prinsip diri.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

c. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh. j j

Yaitu dengan memenuhi komitmen dengan melakukan


j j j j j

sesuatu yang telah menjadi janjinya, berfokus untuk mencapai


j j j j j j j j

tujuan yang telah ditetapkan, cermat dan teliti dalam bekerja.


j j j j j j j j j j

d. Menunjukkan adaptabilitas j j j j j

Yaitu kemampuan menyesuaikan diri pada berbagai situasi.


j j j j j j j j j j

Seperti mampu menghadapi sesuatu yang datang secara mendadak, j j j j j j j j j j j

siap mengubah tanggapan untuk menyesuaikan diri dengan


j j j j j j j j

keadaan, dan luwes memandang situasi.


j j j j j j j

e. Menunjukkan inovasi j j

Yaitu kemampuan terbuka terhadap perubahan. Yaitu


j j j j j j j j j

seperti selalu mencari wawasan baru untuk dijadikan sumber, j j j j j j j j

menciptakan gagasan baru dan berani mengubah wawasan. j j j j j j j j j j j j

Sejalan dengan itu, Thompson 1994 membagi aspek-aspek


j j j j j j

regulasi emosi menjadi beberapa macam, yaitu:


j j j j j j j

a) Kemampuan memonitor emosi (emotions monitoring) yaitu


j j j

kemampuan individu untuk menyadari dan memahami keseluruhan


j j j j j j j j

proses yang terjadi di dalam dirinya, perasaannya, pikirannya dan j j j j j j j j j j j j

latar belakang dari tindakannya. Jadi dalam memonitor emosi ini


j j j j j j j j j j j

individu harus bisa memahami dan menyadari setiap hal yang j j j j j j j j j j

terjadi dalam dirinya, agar individu bisa mengatasi terjadinya emosi


j j j j j j j j j j j

yang negatif.
j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

b) Kemampuan mengevaluasi emosi (emotions evaluating) yaitu


j j j j j j j

kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan


j j j j j j

emosi-emosi yang dialaminya. Kemampuan untuk mengelola emosi j j j j j j j

khususnya emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, kecewa, j j j j j j j

dendam dan benci akan membuat individu tidak terbawa dan


j j j j j j j j j

terpengaruh secara mendalam yang dapat mengakibatkan individu j j j j j j j j j j j

tidak dapat berfikir secara rasional.


j j j j j j j

c) Kemampuan memodifikasi emosi (emotions modification) yaitu


j j j j j

kemampuan individu untuk merubah emosi sedemikian rupa


j j j j j

sehingga mampu memotivasi diri terutama ketika individu berada j j j j j j j j

dalam keadaan putus asa, cemas dan marah. Kemampuan ini


j j j j j j j j j j j j j

membuat individu mampu bertahan dalam masalah yang sedang j j j j j j j j j j j

dihadapinya. j j j

4. Upaya Guru BK untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi

Upaya yang dapat dilakukan oleh guru BK untuk meningkatkan


j j j j j j j j j

kemampuan individu dalam mengelola emosi yaitu, dapat melakukan


j j j j j j j j j j

langkah-langkah mengelola emosi yaitu dengan menggunakan pendekatan


j j j j j j j j j j j

cognitive behavioral, cara tersebut dijelaskan oleh Feindler 2006 (Fitriyani,


j j j j j j j

2018:149), adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru BK


j j j j j j j j j j

yaitu:j

a. Mempersiapkan perubahan dengan melakukan pendekatan wawancara j j j j j j j j j j j j j

motivasi dan sesi review kemarahan yang dilakukan oleh peserta didik.
j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

b. Melakukan cara perubahan spesifik dengan melakukan teknik


j j j j j j j j j

penghindaran atau pelarian diri, mengelola gairah fisik dan membangun j j j j j j j j j j j

keterampilan pemecahan masalah sosial. j j j j j j j j

c. Membantu klien atau peserta didik menerima dan menyesuaikan diri


j j j j j j j j

dengan situasi apapun. j j j j

d. Mempertahankan perubahan dan mempersiapkan kemarahan muncul j j j j j j j j j j j

kembali. j

B. Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Teknologi

Informasi

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Menurut Moegiadi 1970 (Winkel dan Hastuti, 2004:29) Bimbingan j j j j

bisa berarti:
j j

a. Suatu j usaha j j untuk membekali j individu dengan j pengetahuan, j j

pengalaman dan informasi tentang dirinya


j j j j j j j

b. Suatu cara untuk memberikan bantuan atau bantuan kepada individu


j j j j j j j j j j j j

untuk secara efektif memahami dan menggunakan semua kesempatan j j j j j j j j j j

yang mereka miliki untuk pengembangan pribadi.


j j j j j

c. Layanan kepada individu yang memungkinkan mereka untuk membuat


j j j j j j j j j

pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan membuat rencana realistis


j j j j j j j j j j j

sehingga mereka dapat beradaptasi secara memuaskan dengan j j j j j j j j j j j j

lingkungan tempat mereka tinggal. j j j j

d. Proses pemberian bantuan atau bantuan kepada individu, termasuk j j j j j j j j j j

memahami diri sendiri, mengaitkan pemahamannya dengan lingkungan,


j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

memilih, menentukan dan menyusun rencana berdasarkan konsep dan j j j j j j j j

kebutuhan lingkungannya sendiri. j j j

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan


j j j j j j j j j j

yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh guru BK atau konselor
j j j j j j j j j

kepada seseorang atau individu agar dapat mengembangkan kemampuan


j j j j j j j j j j j j j

dan pemahaman dirinya dan menentukan arah tujuan berdasarkan


j j j j j j j j j j j j j

kebutuhannya. j j

Sedangkan yang dimaksud dengan konseling menurut Robinson


j j j j j

(Daryanto, 2015:04) yaitu merupakan semua bentuk hubungan antara dua


j j j j j j j j j j j

orang dimana seorang klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri
j j j j j j j j

secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Jadi yang


j j j j j j j j j j

dimaksud dengan konseling yaitu bantuan yang diberikan oleh konselor


j j j j j j j

kepada seorang klien agar klien tersebut bisa mengatasi suatu permasalahan
j j j j j j j j j j j j j

yang mengganggu diri individu tersebut untuk dapat menyesuaikan diri


j j j j j j

dengan lingkungannya. j j j

Dari kedua pengertian bimbingan dan konseling tersebut, maka


j j j j j j j

yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling yaitu suatu proses


j j j j j j j

pemberian bimbingan dan bantuan kepada klien atau peserta didik yang
j j j j j j j j j j j

dilakukan oleh guru BK atau konselor dengan tujuan untuk mengentas kan
j j j j j j j j

permasalahan yang dialami oleh peserta didik baik di sekolah, maupun di


j j j j j j j j j j j

lingkungan tempat tinggal klien. j j j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

2. Pengertian bimbingan Klasikal

Menurut Ahmad Juntika Nurihsan dkk (2013:34) bimbingan klasikal

merupakan layanan dasar bimbingan untuk membantu seluruh peserta didik

mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan hidupnya yang mengacu

kepada tugas perkembangan peserta didik, layanan ini ditujukan untuk

seluruh peserta didik.

Bimbingan klasikal menurut Winkel dan Hastuti (2006 : 561)

"bimbingan klasikal adalah bimbingan yang diberikan kepada sejumlah

siswa yang bergabung dalam satu satuan kegiatan pengajaran".

Dirjen PTK Depdiknas (2007) mengemukan bahwa layanan

bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang

dirancang menuntut konselor untuk melakuka kontak langsung dengan para

peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan

bimbingan ini kepada peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa

berupa diskusi kelas atau curah pendapat.

Menurut Budi dan Santoso (2011:139) bimbingan kelas (klasikal)

adalah program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak

langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor

memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Kegiatan

bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain storming (curah

pendapat).

Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa layanan bimbingan

klasikal adalah program pemberian informasi dan orientasi yang bermanfaat


PAGE \* MERGEFORMAT 2

bagi peserta didik secara tatap muka dan terjadwal antara guru bimbingan

dan konseling dengan seluruh peserta didik di kelas.

3. Tujuan Bimbingan Klasikal

Tujuan bimbingan klasikal menentukan arah pada proses bimbingan

klasikal dan menentukan perilaku sebagai bukti hasil bimbingan klasikal.

Menurut Ahmad juntika Nurihsan (2006: 8), bahwa tujuan bimbingan

memberikan arah agar individu dapat merencanakan kegiatan penyelesaian

studi, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan

datang; mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan seoptimal mungkin;

menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat,

serta lingkungan kerjanya; dan mengatasi hambatan serta kesulitan yang

dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,

masyarakat, ataupun lingkungan kerja.

Menentukan perilaku sebagai bukti hasil bimbingan klasikal dapat

dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada konseli untuk mengenal

dan memahami potensi, kekuatan, serta tugas-tugasnya; mengenal dan

memahami potensi-potensi yang ada di lingkungannya; mengenal dan

menentukan tujuan, rencana hidup serta rencana pencapaian tujuan tersebut;

memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri; menggunakan

kemampuannya untuk kepentingan dirinya, lembaga tempat bekerja dan

masyarakat; menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan lingkungan;

serta mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang dimilikinya

secara tepat, teratur, dan optimal.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Menurut winkel dan hastuti (2010 : 136 ) Tujuan dari bimbingan

klasikal adalah membantu individu agar mampu menyesuaikan diri, mampu

mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri,mampu beradaptasi dalam

kelompok, mampu menerima support atau memberikan support pada orang

lain.

4. Fungsi Layanan Bimbingan Klasikal

Menurut winkel dan hastuti (2010 : 136 ) “fungsi bimbingan klasikal

lebih bersifat prefentive dan berorientasi pada pengembangan pribadi siswa

yang meliputi bidang pelajaran, bidang sosial, dan bidang karir”.

Syamsul Yusuf dan Ahmad juntika Nurihsan (2006: 8) dalam

pengembangan, penyaluran adaptasi dan penyesuaian. “fungsi preventif

atau pencegahan adalah fungsi bimbingan untuk menghindarkan diri dari

pencegahan adalah fungsi bimbingan untuk menghindarkan diri dari

terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan atau membahayakan diri dari

orang lain”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi layanan

bimbingan klasikal yaitu sebagai tindakan preventif atau pencegahan pada

pengengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang pelajaran, bidang

sosial dan bidang karir serta untuk menghindarkan siswa dari tingkah laku

yang tidak diharapkan.

5. Pelaksanaan Bimbingan Klasikal

Erford (2009:115-117) Layanan bimbingan klasikal merupakan

layanan dalam bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan klasikal


PAGE \* MERGEFORMAT 2

berbeda dengan mengajar. Layanan ini juga memiliki beberapa ketentuan

dalam pelaksannanya. Adapun perbedaannya antara mengajar dan

membimbing :

a. Layanan bimbingan klasikal bukanlah suatu kegiatan mengajar atau

menyampaikan materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang

dirancang dalam kurikulum pendidikan disekolah, melainkan

menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya

perkembangan yang optimal seluruh aspek perkembangan dan

tercapainya kemandirian peserta didik atau konseli.

b. Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan

konseling yaitu bimbingan belajar, pribadi, sosial dan karir, serta

aspekaspek perkembangan peserta didik.

c. Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tuganya adalah

menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, dan tugas guru

bimbingan dan konseling atau konselor adalah menyelenggarakan layanan

bimbingan konseling yang memendirikan peserta didik atau konseli.

6. Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Darmawan (2012:21) teknologi informasi merupakan suatu


j j j j j j j

ilmu yang diperlukan untuk mengolah informasi agar informasi tesebut


j j j j j j j

dapat dicari dengan mudah dan akurat. Menurut Triyono dan Rahmi
j j j j j j j j j j

(2018:78) teknologi informasi adalah seperangkat alat yang dapat j j j j j j j j j j j

membantu individu dal am melakukan tugas-tugasnya, dan teknologi


j j j j j j j j j

informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (memproses dan


j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

menyimpan) melainkan juga mencakup mengirimkan informasi kepada


j j j j j j j j j

peserta didik. j

Sedangkan Makmur (2019:65) menjelaskan teknologi informasi


j j j j j j

yaitu meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang melakukan satu
j j j j j j j j j j j j

atau lebih tugas pemprosesan data, seperti menangkap, mentransmisikan,


j j j j j j j j j j

menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data, semua


j j j j j j j j j j j

jenis teknologi yang dapat memproses atau mengirim informasi dalam j j j j j j j j

bentuk elektronik, seperangkat alat yang bermanfaat menyelenggarakan j j j j j j j j j j j

tugas-tugas yang berkaitan dengan pengolahan data, informasi dan


j j j j j j j j j j j j

komunikasi, serta pemecahan masalah, mengembangkan kreativitas dan


j j j j j j j j j j j j

meningkatkan efisiensi kerja. j j j

Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi


j j j j j j j j j j j

informasi yaitu suatu ilmu dan alat yang dapat memudahkan individu dalam
j j j j j j j j j j j j j

mengolah informasi, mencari informasi dan membantu individu dalam


j j j j j j j j

mengerjakan, mengembangkan serta mengirimkan tugas-tugasnya.


j j j j j j j j j

7. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan/BK

Menurut Budiman (2017:34) kemajuan ilmu dan teknologi informasi j j j j j

telah banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat Indonesia
j j j j j j j j j j j j j j j j

dalam menjalankan aktivitas dan kegiatannya. Sedangkan menurut Martin,


j j j j j j j j j j j j j j

1999 (Husaini, 2014:03) teknologi informasi tidak terbatas pada teknologij j j j j j j

komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan j j j j j j j j j j j j

untuk memproses dan menyimpan informasi, tetapi juga mencakup j j j j j j

teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirim atau menyebarkan j j j j j j j j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

informasi. Jadi berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa


j j j j j j j j j j j j

teknologi informasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai ilmu yang j j j j j j j j j j j j j

diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi dapat dengan mudah


j j j j j j j j j j

dicari atau ditemukan kembali.


j j j j j

Menurut Thompson 1991 (Jin, 2003:03) pemanfaatan teknologi j j j j

informasi merupakan manfaat yang diharapkan dari para pengguna sistem


j j j j j j j j j j j j j j

informasi dalam menjalankan tugasnya yang diukur berdasarkan intensitas


j j j j j j j j j j j j j

penggunaan, frekuensi penggunaan, dan jumlah aplikasi atau perangkat


j j j j j j j j j j j j

lunak yang digunakan. Keberadaan dan peranan teknologi informasi dalam


j j j j j j j j j j j j j

sistem pendidikan telah membawa era baru perkembangan dunia j j j j j j j j j

pendidikan, tetapi perkembangan tersebut belum diimbangi dengan j j j j j j

peningkatan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan dunia


j j j j j j j j j j j

pendidikan j di Indonesia j pada j j umumnya. j Jadi, j dengan j adanya


j j j

perkembangan teknologi dan informasi dalam dalam dunia pendidikan, j j j j j j j j j j

maka di saat itu pula sudah dimungkinkan untuk melakukan proses


j j j j j j j j j

pembelajaran dengan jarak jauh. Contohnya seperti saat masa sekarang ini
j j j j j j j j j j j j j j

pembelajaran dilakukan dengan daring, melalui media online seperti zoom,


j j j j j j j j j

class room, google meet dan media online lainnya.


j j j j j

Menurut Husaini (2014:03) dalam rangka pemanfaatan teknologi j j j j j j j j j

informasi dalam proses pendidikan dapat dilakukan beberapa langkah


j j j j j j j j j j j j

pengembangan, antara lain: j j j j j j

a. Merancang dan membuat aplikasi database, menyimpan dan mengelola


j j j j j j j j j j j j

data dan informasi akademik, termasuk sistem perkuliahan, sistem


j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

evaluasi, informasi mata kuliah, manajemen pendidikan, dan materi


j j j j j j j j j j j

pembelajaran. j j j

b. Merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, jaringan,


j j j j j j j j j j j j j

dan multimedia interaktif, termasuk aplikasi tutorial dan perangkat


j j j j j j j j j j

pembelajaran. j j j

c. Mengoptimalkan penggunaan TV pendidikan sebagai materi yang kaya j j j j j j j j j j j

untuk peningkatan kualitas pendidikan. j j j j j

d. Sistem diimplementasikan secara bertahap dari ruang lingkup yang lebih j j j j j j j j j

kecil ke ruang lingkup yang lebih besar, sehingga mendorong j j j j

pengelolaan j j pemanfaatan j j j j Teknologi Informasi j dalam j j proses

penyelenggaraan pendidikan. j j j j

C. Program Pengembangan Kemampuan Mengelola Emosi dalam

pengaturan diri

Rancangan program layanan mengelola emosi (self regulation) remaja


j j j j j j j j j j j

telah melalui beberapa tahap oleh Atisyatul Aini 2021. Inilah langkah-langkah
j j j j j j

dalam pengembangan aplikasi rancangan program pengembangan

kemampuan mengelola emosi peserta didik, dilakukan dalam bentuk aplikasi

rancangan program dapat diterima secara baik serta dapat digunakan oleh

guru BK. Tahapan penelitian dan perancangan program berbasis TI ini


j j j j j j j j j j

meliputi tahap potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk,


j j j j j j j j j j

validasi desain, dan revisi desain.


j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

1. Potensi dan Masalah j j j j

Potensi dan masalah merupakan langkah awal bagi peneliti untuk j j j j j j j j j j j

mempelajari rancangan program layanan dalam mengelola emosi diri j j j j j j j j j j j j

remaja (self regulation) untuk mengidentifikasi pengaturan emosi


j j j j j j

berbasis komputer. Pada langkah ini peneliti mengamati peserta didik dan
j j j j j j j j j

mewawancarai guru BK mengenai pengelolaan emosi diri peserta didik.


j j j j j j j j

Hal ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis fakta dan


j j j j j j j j j

permasalahan yang terjadi di lapangan.j j j j j j j j j

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru BK di SMK N 1


j j j j j j j j j

Sintuk Toboh Gadang ini, maka hasil yang diperoleh yaitu bahwa adanya j j j j j j j j j j j j

peserta didik yang belum mampu memahami mengelola emosi dirinya.


j j j j j j j

Adanya peserta didik yang kurang peduli saat proses belajar mengajar
j j j j j j j j j j j j

berlangsung. Adanya peserta didik yang mudah mengeluarkan amarah


j j j j j j j j j j j j

kepada temannya, adanya peserta didik yang mengejek antara satu sama
j j j j j j j j j j j j j j j

lain dalam lingkup pertemanan. Dan belum adanya rancangan program


j j j j j j j j j j j j j

layanan khusus untuk pengembangan mengelola emosi peserta didik


j j j j j j j

berbasis teknologi informasi. Oleh karena itu peneliti akan merancang


j j j j j j j j

sebuah program layanan berbasis TI dengan menggunakan microsoft


j j j j j j j j j

excel.

2. Desain Produk j

Desain produk merupakan tahap selanjutnya dari perancangan


j j j j j j j j j j j

program kecerdasan emosional remaja dalam mengelola emosi berbasis


j j j j j j j j j j

komputerisasi. Berikut ini persiapan software yang diperlukan untuk j j j j j j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

membuat desain aplikasi yang diperlukan untuk merancang program


j j j j j j j j j

layanan kecerdasan emosi peserta didik dalam mengelola emosi diri


j j j j j j j j j

berbasis komputerisasi:
j j

a) Software Microsoft Excel Office 2007 j

Software Microsoft Excel merupakan aplikasi yang digunakan dalam


j j j j j j j j j j

membuat rancangan program kecerdasan emosi dalam mengelola


j j j j j j j j j j

emosi diri peserta didik berbasis komputerisasi. j j j

Adapun bentuk tampilannya seperti yang ditunjukkan pada gambar di


j j j j j j j j j j j

bawah ini: j j

.
Gambar 1. Software Microsoft Excel Office 2007 j

b) Tampilan Menu Utama


j j j j

Menu utama merupakan menu yang menampilkan beberapa fitur atau


j j j j j j j j j j j

pilihan yang tersedia dalam aplikasi. Adapun bentuk pilihannya


j j j j j j j j j j j

seperti data sekolah, tampilan responden, analisis, kunci jawaban, dan


j j j j j j j j j j j

tombol untuk tampilan program, dan grafik. j j j j j

Adapun bentuk tampilan menu utama seperti yang ditunjukkan pada


j j j j j j j j j j

gambar berikut ini:


j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 2. Tampilan Menu Utama j j j

c) Tampilan Identitas Sekolah


j j j j

Tampilan identitas sekolah adalah tampilan yang berisi form untuk


j j j j j j j j j j

mengisi data sekolah. Adapun bentuk tampilan identitas sekolah


j j j j j j j j j

seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini: j j j j j

Gambar 3. Tampilan Identitas Sekolah j j j j

d) Tampilan print out angket


j j j

Tampilan print out angket adalah sebuah tampilan yang berisi lembar
j j j j j j j j j j j

angket yang akan di print dan disebarkan sesuai jumlah peserta didik
j j j j j j j j j j

atau responden. Berikut tampilannya:


j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 4. Tampilan Print Out Angket j j j

e) Tampilan Responden
j j

Tampilan responden merupakan tampilan yang berisi angket yang


j j j j j j j j j

telah dientrikan berdasarkan pengisian angket peserta didik. Adapun


j j j j j j j j j j

bentuk tampilannya sebagai berikut:


j j j j j

Gambar 5. Tampilan Responden j j

f) Tampilan kunci jawaban


j j j j j

Tampilan kunci jawaban merupakan tampilan yang berisi skor setiap


j j j j j j j j j j j

butir angket yang ada pada tampilan responden. Berikut tampilannya:


j j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 6. Tampilan Kunci jawaban


j j j j j j j

g) Tampilan analisis
j j j j

Tampilan analisis merupakan tampilan yang berisi tentang hasil dari


j j j j j j j j j j j j

data yang telah didapat dari tampilan pengisian responden. Adapun


j j j j j j j j j j j j

bentuk tampilannya sebagai berikut: j j j j j

Gambar 7. Tampilan Analisis

h) Tampilan rekapitulasi dan grafik


j j j j j j

Tampilan rekapitulasi dan grafik merupakan sebuah tampilan yang


j j j j j j j j j j j j

berisi rekapitulasi data dan grafik yang dihasilkan dari data jawaban
j j j j j j j j j j j j j j j

responden yang telah diproses di tampilan analisis. Berikut j j j j j j

tampilannya:
j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 8. Tampilan Rekapitulasi dan Grafik


j j j j j j j j

i) Tampilan Rancangan program


j j j j j j

Tampilan rancangan program merupakan tampilan yang berisi sebuah


j j j j j j j j j j j j

rancangan program, RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan), serta


j j j j j j j j j j j j j j

materi yang dihasilkan dari rekapitulasi dan grafik yang telah olah.
j j j j j j j j j j j j

Berikut ini tampilannya: j j j

Gambar 9. tampialan Rancangan Program


j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 10. Tampilan RPL Materi Layanan


j j j j j j j j

Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengelola j j j j j j j j

emosi diri tersebut diperlukan beberapa layanan agar proses yang dilakukan j j j j j j j j j j j

dapat berjalan dengan baik. Adapun jenis layanan bimbingan dan konseling
j j j j j j j j j j j j

yang digunakan dalam rancangan program ini yaitu:


j j j j j j j j j j

1. Layanan Klasikal
j j j j j

Menurut Mukhtar, dkk (2016:07) Layanan bimbingan klasikal j j j j j j j

merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang bertujuan


j j j j j j j j j j j j

untuk mewajibkan konselor melakukan kontak langsung dengan siswa j j

secara rutin, dalam bentuk kegiatan diskusi kelas, tanya jawab, praktik
j j j j j j j j

langsung, dan lain sebagainya dengan tujuan agar peserta didik dapat aktif
j j j j j j j j j j j j j j

berpartisipasi di dalam kegiatan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa


j j j j j j j j j j j j

layanan bimbingan klasikal merupakan layanan bimbingan yang


j j j j j j j j j j j j j

diberikan kepada siswa di beberapa kelas dalam satu layanan bimbingan


j j j j j j j j j j j j j j

yang diberikan oleh seorang guru/konselor


j j j kepada siswa dalam satu j j j j j j

kelas. j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Adapun rencana materi yang akan diberikan dalam pelaksanaan


j j j j j j j j j j j j j j j

layanan klasikal yaitu mengenai cara mengatur emosi diri peserta didik,
j j j j j j j j j j j

tata cara berkomunikasi yang efektif, meningkatkan kejujuran, sikap


j j j j j j j j j j

bersungguh-sungguh, tata cara beretika dalam pergaulan, pengendalian j j j j j j j j j j j

diri, dan menumbuhkan sikap bertanggung jawab. j j j j j j

2. Layanan Bimbingan Kelompok


j j j j

Menurut Prayitno 2004 (Alamri 2015:02) layanan bimbingan j j j j j j j

kelompok merupakan j j proses penggunaan kekuatan kelompok untuk j j j j

memberikan informasi dan bantuan kepada sekelompok orang untuk j j j j j j j j

mencapai tujuan tertentu. Layanan bimbingan dan kelompok yang


j j j j j j j j j

diberikan dalam suasana kelompok juga dapat digunakan sebagai media


j j j j j j j j j j j j j j

penyampaian informasi dan membantu peserta didik menyusun rencana


j j j j j j j j j

untuk mengambil keputusan yang tepat, sehingga berdampak positif bagi j j j j j j j j

siswa yang dapat mengubah perilaku menyimpangnya di kemudian hari.


j j j j j j j j j j

Selain itu, jika dinamika kelompok dapat diwujudkan dengan baik, maka
j j j j j j j j j j j

anggota kelompok akan saling membantu, menerima dan berempati


j j j j j j j j j

dengan tulus. j

Adapun rencana materi yang akan diberikan dalam pelaksanaan


j j j j j j j j j j j j j j j

layanan bimbingan kelompok ini yaitu cara agar peserta didik mampu
j j j j j j j j j j j

untuk mengatur waktu dalam belajar. j j j j j j

3. Layanan konseling kelompok dan konseling individual


j j j j j

Ramli, dkk (2017:14) menjelaskan bahwa melalui konseling baik


j j j j j j j

individual maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan konseli dibantu j j j j j j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

untuk mengidentifikasi masalah yang sedang dialami hingga dapat j j j j j j j j j j j

menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalahnya. Berbagai j j j j j j j j j j j

model dan teknik dalam konseling dapat digunakan oleh konselor.


j j j j j j j

Jadi j dapat j j dikatakan j j j bahwaj j dalam j j konseling individual j

diselenggarakan oleh konselor untuk klien dalam rangka meringankan


j j j j j j j j j

masalah pribadi klien. Dan dilaksanakan secara pribadi antara konselor


j j j j j j j j j j j j j j j

dengan klien. Sedangkan konseling kelompok merupakan proses layanan


j j j j j j j j

konseling yang dilakukan dengan dinamika kelompok dengan membahas j j j j j j j j j

masalah antar pribadi klien.


j j j j j j

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan dalam penelitian ini yaitu hasil penelitian dari Aini
j j j j j j j j j j

(2021) yang berjudul “Rancangan Program Pengembangan Mengelola Emosi


j j j

(Self Regulation) Berbasis Teknologi Informasi Sebagai Salah Satu Upaya


j j j j j j j j j j

Penerapan Revolusi Industri 4.0 (Studi pada Peserta Didik di Kelas XI TBSM
j j j j j j

SMKN 1 Sintuk Toboh Gadang)”. Menunjukkan bahwa penelitian ini j j j j

membuat sebuah rancangan program pengembangan mengelola Emosi


j j j j j j j j

berbasis TI sebagai salah satu upaya penerapan revolusi industri 4.0. Peneliti
j j j j j j j j j j

pada penelitian ini selanjutnya melakukan eksperimen terhadap rancangan


j j j j j j j j j j j j

program tersebut untuk melihat efektivitas rancangan program tersebut

diaplikasikan pada peserta didik.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

E. Kerangka Pikir

Agar penelitian ini lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan,
j j j j j j j j j j

maka peneliti mencoba untuk membuat kerangka pikir yang dapat menuntun
j j j j j j j j j

pemikiran peneliti dalam mengembangkan kegiatan pengungkapan penelitian


j j j j j j j j j j

ini, yaitu sebagai berikut:


j j j

Peserta Didik

Mengelola emosi
(Self Regulation)

Tinggi Rendah

Rancangan Program Peningkatan


Mengelola Emosi Berbasis
Teknologi Informasi

Efektivitas Program Pengembangan


Mengelola Emosi Berbasis IT

Gambar 11. Kerangka Pikir

Keterangan: j j

Berdasarkan gambar kerangka pikir di atas, penelitian ini akan melihat


j j j j j j j j j j j j j

bagaimana rancangan program pengembangan mengelola emosi (self


j j j j j j j j j j

regulation) berbasis teknologi sebagai salah satu upaya penerapan revolusi


j j j j j j j j j j j

industri 4.0 di SMKN 2 Padang efektivitas meningkatkan mengelola emosi j j j j

pada layanan kalsikal pada peserta didik. j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang j j j j j j j j j j j j j j j

kebenarannya harus diuji secara empiris. Itulah yang disebut hipotesis. Jadi
j j j j j j j j j

hipotesis adalah pernyataan bisa diuji kebenarannya dan yang menjadi solusi
j j j j j j j j j j j j j j

atau jawaban suatu masalah. (Sugiyono, 2014:163). Berdasarkan latar


j j j j j j j j j j j j j j

belakang masalah, teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka
j j j j j j j j j j j j j j

hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah “Rancangan program j j j j j j j j j j j

pengembangan (Self Regulation) berbasis Teknologi Informasi Meningkatkan


j j j j j j j

Kemampuan Mengelola Emosi pada Layanan Kalsikal pada Peserta Didik di


j j j

SMKN 2 Padang” Adapun rumusan uji hipotesis nya adalah: j j j j j j j j j

Ha = Terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan mengelola emosi


j j j j j j j j

sesudah menggunakan rancangan program self regulation berbasis teknologi


j j j j j j j j j

informasi. j

Ho = Tidak terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan mengelola


j j j j j j

emosi sesudah menggunakan rancangan program self regulation berbasis j j j j j j j j j

teknologi informasi. j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 di SMKN 2 j j j j j j j j

Padang. Alasan peneliti memilih di SMKN 2 Pa dang tersebut yaitu karena


j j j j j j j j j j

adanya permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan emosi


j j j j j j j j j j j j j j j j j

yang terjadi di sekolah tersebut.


j j j

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode j j j j j j j j j j

penelitian j eksperimen. Berdasarkan j j j permasalahannya, j j j j j maka j j peneliti

menggunakan metode penelitian eksperimen yang intinya untuk mengukur j j j j j

efektivitas rancangan program pengembangan mengelola emosi (self


j j j j j j j j

regulation) berbasis TI untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi


j j j j j j j

peserta didik. Menurut Arikunto (2010;9) penelitian eksperimen merupakan


j j j j j

suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan kausal antara dua
j j j j j j j j j j j j j j j

faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau


j j j j j j j j j

mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.


j j j j j j j j j

Menurut Sugiyono (2011;80) metode penelitian eksperimen adalah j j j j

metode yang dilakukan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap j j j j j j j j j

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Noor (2011:41)


j j j j j j j

penelitian eksperimen merupakan metode sistematis guna membangun


j j j j j j

hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat, penelitian yang


j j j j j j j j j

menggunakan pendekatan kuantitatif. j j j j j j

42
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa


j j j j j j j j j j j j

penelitian eksperimen ini ialah untuk mencari sebab akibat hubungan kausal
j j j j j j j j j j

antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan, juga merupakan metode


j j j j j j j j j j j j

sistematis yang mengandung fenomena sebab akibat.


j j j j j j j

C. Desain Penelitian

Supaya penelitian ini terarah mewujudkan tujuan penelitian maka


j j j j j j j j j

peneliti mencoba untuk membuat desain penelitian sebagai berikut: j j j j j j

Menurut Sugiyono (2013:113) bahwa Pretest-Posttest control Group j j

Design terdapat dua grup yang dipilih secara acak, lalu diberi pretest buat
j j j j j j j j j j

mengetahui keadaan awal adakah disparitas antara grup eksperimen dan grup
j j j j j j j j j j j j j j j

kontrol”. Pengaruh perlakuan dalam desain ini merupakan (O2 – O1) – (O4 –j j j j j j j j

O3). Mengenai desain ini Sugiyono (2013:112) mendeskripsikan menjadi


j j j j

berikut :

Desain penelitian ini melibatkan dua grup subjek yaitu grup


j j j j j j

eksperimen yang diberikan perlakuan dan grup kontrol. Adapun prosedur


j j j j j j j

kedua grup tersebut digambarkan seperti berikut::


j j j j

Tabel 1. Pretes-Posttes control Group Design

Group Pre Test Treatment j Post Test

Eksperimen E1 X E2

Kontrol K1 K2

Keterangan: j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

E1 : Pre test yang dilaksanakan dalam kelompok eksperimen j j j j j j j

K1 : Pre test yang dilaksanakan dalam kelompok kontrol j j j j j j j

X : Perlakuan berupa program pengembangan self regulation berbasis TI


j j j j j j j j

yang dilaksanakan pada grup eksperimen


j j j j j j j

E2 : Post test yang dilaksanakan dalam grup eksperimen j j j j j j j

K2 : Post test yang dilaksanakan dalam grup kontrol. j j j j j j j

Berikut disajikan secara ringkas hal-hal yang dilakukan pada penelitian j j j j j j j j j

ini:

1. Tahap Pra Eksperimen


j j j

Sebelum memberikan percobaan (eksperimen), kedua kelas (grup j j j j j

eksperimen dan grup kontrol) dikasih tes awal j j j j atau pre-test,


j j

menggunakan tujuan buat melihat situasi ke-2 kelas tadi sebelum


j j j j j j j j

diberikan percobaan. Jika sesudah dilakukan tes awal, disparitas yang


j j j j j j j j j j j j

dimiliki oleh kedua kelas ini tidak jauh berbeda, maka akan dilanjutkan j j j j j j j j j j

pada tahap selanjutnya, yaitu pemberian perlakuan (eksperimen).


j j j j j j j j j j

2. Tahap Perlakuan (Eksperimen)


j j j j

Pada tahap ini, pemberian perlakuan (treatment) dalam grup


j j j j j j j j

eksperimen sinkron menggunakan perlakuan yang sudah direncanakan j j j j j j j j j

sebelumnya, sedangkan grup kontrol tidak diberikan perlakuan. j j j j j j

Perlakuan yang diberikan berupa pemberian acara layanan bimbingan


j j j j j j j j j j j j j

dan konseling untuk meningkatkan self regulation berbasis teknologi


j j j j j

informasi. j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Pemberian program bimbingan dan konseling yang diberikan berupa


j j j j j j j

pelayanan klasikal dengan bidang pribadi, belajar, dan sosial. Peneliti


j j j j j j j j j j j j

memberikan layanan klasikal sebanyak tiga kali masing- masing


j j j j j j j j j j

menggunakan waktunya tiga jam pelajaran (3x45 menit). Pemberian


j j j j j j j j j j

layanan klasikal memakai media zoom meeting dan whatsapp group.


j j j j j j j j j j j

Sebelum melaksanakan kegiatan layanan guru bimbingan dan konseling

harus dapat mengenali kondisi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar

bimbingan klasikal dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Pada

suasana ini guru bimbingan dan konseling dapat mencairkan suasana

dengan cara menyapa peserta didik atau mengadakan pretest. selanjutnya

guru bimbingan dan konseling menjelaskan materi yang diberikan pada

peserta didik. Materi yang diberikan secara runtut, sehingga guru

diwajibkan untuk mengetahui dan menguasai kemampuan serta

keterampilan dalam memberikan layanan bimbingan klasikal. Setelah itu

Sebelum kegiatan bimbingan klasikal ditutup oleh guru bimbingan dan

konseling melaksanakan sesi Tanya jawab kepada peserta didik. Tanya

jawab yang diberikan bertujuan melihat tingkat peserta didik dalam

menangkap materi yang telah dijelaskan oleh guru bimbingan dan

konseling atau konselor sekolah. Kemudian evalusi kegiatan lanjutan

dan yang terakhir menutup kegiatan layanan.

3. Tahap Pasca Eksperimen


j j j j

Dalam tahap ini, peneliti kembali melakukan uji yang kedua, yaitu
j j j j j j j j

uji akhir atau post-test. Uji akhir ini dilakukan buat melihat seberapa
j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

banyak impak penaruhan percobaan pada grup eksperimen. Uji akhir ini
j j j j j j j j j j

diberikan pada grup eksperimen dan grup kontrol. Output uji akhir
j j j j j

(post-test) disandingkan menggunakan output tes yang diperoleh ketika j j j j j j

hasil tes pertama (pre-test).


j j j

D. Definisi Operasional Variabel

Antisipasi j j kesalahpahaman j j j j j dalam j j definisi operasional j j yang j

digunakan peneliti ini dimaksudkan untuk menghindari salah penafsiran dan


j j j j j j j j j

pengertian. Maka peneliti menjelaskan


j j j j j definisi operasional dari variabel j j j j j

penelitian, yaitu efektivitas rancangan program pengembangan mengelola


j j j j j j j j j

emosi (self regulation) j berbasis j teknologi informasi j meningkatkan j j

kemampuan
j j mengelola j emosi. Hal j tersebut meliputi: 1) Mampu j

mengendalikan diri, 2) Menunjukkan sifat yang dapat dipercaya, 3)


j j j j j j j j j

Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh, 4) Menunjukkan adaptabilitas, 5)


j j j j j j j

Menunjukkan inovasi. j j

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2010:173) “populasi merupakan keseluruhan j j j j j

objek peneliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada j j j j j j j j

dalam wilayah penelitian, maka penelitian merupakan penelitian populasi”.


j j j j j j j j j j j j

Menurut Sugiyono (2007:90) populasi adalah wilayah generalisasi j j j j j j j j

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik


j j j j j j j j j j

tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian


j j j j j j j j

ditarik kesimpulan nya. Populasi merupakan keseluruhan dari objek dan


j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

subjek yang akan diteliti dan dipelajari akan tetapi meliputi keseluruhan dari
j j j j j j j j j j j

seluruh karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh suatu objek dan subjek
j j j j j j j

sesuai dengan peneliti yang telah dilakukan di SMKN 2 Padang.


j j j j j j j j

Berdasarkan penjelasan dan pendapat di atas dapat disimpulkan


j j j j j j j j j j j j j

bahwasanya populasi dalam penelitian ini ialah kelas XI yang dapat


j j j j j j j j j j j j j j

dijadikan populasi dengan jumlah peserta didik 70 orang.


j j j j j j j

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI di SMKN 2j j j j j j j

Padang. Populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
j j j j j j j j j j

Tabel 2. Populasi siswa kelas XI di SMKN 2 Padang

No Kelas Jumlah siswa

1 XI Bisnis Daring dan Pemasaran 35 orang j

(BDP) 3
2 XI Rancangan Perangkat Lunak (RPL) 35 orang j

Jumlah keseluruhan 70 orang j

Sumber: Tata Usaha SMKN 2 Padang T.A 2022/2023 j j j j j j j

2. Sampel

Menurut Arikunto (2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil j j j j j j j j j j

populasi yang diteliti. Sampel digunakan sebagai pertimbangan untuk fokus


j j j j j j j j j

pada sebagian populasi, sampel dalam penelitian merupakan langkah awal


j j j j j j j j j j j j j j j

dalam keberhasilan peneliti karena pemilihan sampel yang dilakukan


j j j j j j j j j j j

dengan tidak benar akan memberikan penelitian yang tidak benar.


j j j j j j j j j j

Menurut Sugiyono (2014:124) total sampling adalah teknik penentuan j j j j j j

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, total


j j j j j j j j j j j j

sampling ialah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama


j j j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

dengan populasi, sampel pada penelitian ini diambil seluruh total populasi
j j j j j j j j j

dikarenakan total keseluruhan populasi tidak lebih dari 100.


j j j j j j j j

Berdasarkan penjelasan yang ada, maka peneliti mengambil sampel


j j j j j j j j j j j j

yang diteliti dengan menggunakan teknik total sampling karena teknik


j j j j j j j j

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Maka


j j j j j j j j j j j j j

total sampel yang akan digunakan pada penelitian ini sebanyak 70 orang
j j j j j j j j j j j j j

yang memiliki permasalahan dalam self regualtion peserta didik. Menurut


j j j j j j j j

Hermawan (2019:62) Sampel adalah bagian dari suatu subjek atau objek
j j j j j j j j j j j j

yang mewakili populasi.


j j j

F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data interval. j j j j j j j j j j j j

Menurut Bungin (2005:131) Data interval adalah data yang menggunakan j j j j j j j j j j j

jarak atau interval serta jarak yang berdekatan, sama, dan serupa. Jadi data
j j j j j j j j j j j j j j j j j j

yang akan penulis intervalkan adalah data mengenai kecerdasan dalam


j j j j j j j j j j j j j j j

mengelola emosi di SMKN 2 Padang. j j j

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data primer dan j j j j j j j j j j

sekunder, Bungin (2005:132) mengemukakan bahwa: j j j j

a. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data
j j j j j j j j j j j

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.


j j j j j

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau
j j j j j j j j j j j

sumber sekunder data yang kita butuhkan. j j j j j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Jadi sesuai tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian yaitu dalam


j j j j j j j j j j j j j

bentuk data primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh dari peserta j j j j j j j j

didik, mengelola emosi dari peserta didik kelas XI di SMKN 2 Padang. j j j j j j

Sedangkan data sekunder data yang diperoleh dari guru BK di XI di


j j j j j j j j

SMKN 2 Padang tempat penulis melakukan penelitian. j j j j j j

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang penulis lakukan dalam pengumpulan


j j j j j j j j j

data yaitu dengan angket. Bungin (2005:133) angket merupakan angket desain
j j j j j j j j j j

sebaik mungkin untuk menyimpan data mengenai peristiwa yang dialami oleh
j j j j j j j j j

responden sendiri, selanjutnya seluruh alternatif jawaban yang akan dijawab j j j j j j j j j j j j

responden sudah tersedia dalam angket yang telah diberikan peneliti. Tata cara j j j j j j j j j j j j

pengisian angket yaitu responden diharapkan membaca dan memahami isi


j j j j j j j j j j j

angket, serta angket yang akan diisi sesuai dengan keadaan yang dialami
j j j j j j j j j j j j j j

sesungguhnya oleh responden. j

Angket tertutup adalah angket yang menyediakan alternatif jawaban


j j j j j j j j j j j j j

pertanyaan atau pernyataan yang diberikan sehingga responden tidak


j j j j j j j j j j j j

mempunyai kebebasan untuk menjawab pernyataan dan pernyataan di luar j j j j j j j j j j j j j

alternatif jawaban yang disediakan dalam angket tersebut. Angket terbuka


j j j j j j j j j j j j j

merupakan angket yang tidak menyediakan jawaban atas pertanyaan atau


j j j j j j j j j j j j j j j j j

pernyataan yang diberikan sehingga responden mempunyai kebebasan untuk


j j j j j j j j j

memberikan jawaban. Angket tertutup/terbuka merupakan paduan dari angket- j j j j j j j j j j j j

angket tertutup dan angket terbuka.


j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu dengan j j j j j j j j

mengadministrasikan angket kepada seluruh siswa kelas XI di SMKN 2


j j j j j j j j

Padang. Dimana dalam prosedur pengisian angket yaitu siswa diminta untuk
j j j j j j j j j j j

membaca, memahami, serta mengisi item-item angket sesuai dengan yang


j j j j j j j j j

dirasakan dan dialami oleh siswa atau responden. Angket ini diberikan secara
j j j j j j j j j j j j j

langsung kepada responden yang telah ditetapkan sebagai sampel. Angket yang
j j j j j j j j j j j j

dibuat untuk mengetahui permasalahan yang mengenai mengelola emosi


j j j j j j j j j

peserta didik. Kuesioner (angket) yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
j j j j j j j j

yaitu Kuesioner (angket) yang telah dikembangkan oleh Helma, yang dikenal
j j j j j j j j j

dengan Skala Kecerdasan Emosional (SKE).


j j j j j j

H. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011:207) Analisis data dilakukan sesudah data

seluruh responden yang sudah terkumpul. Data dianalisis dengan menggunakan

teknik statistik deskriptif. Analisis data dilakukan sesudah data terkumpul

melalui angket. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis j j j j j j j

persentase yang digunakan untuk mengungkap aspek yang akan diteliti dengan
j j j j j j j j j j

uji analisis kovarian merupakan teknik yang mengkombinasikan analisis


j j j j j j j j j j j

variasi dengan analisis regresi dapat digunakan peneliti untuk menguji


j j j j j j j j j

efektivitas suatu percobaan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini j j j j j j j j j

berbentuk kuantitatif dan diolah secara statistik. Pengolahan data ini dilakukan j j j j j j j j j j j j j

dengan langkah sebagai berikut: j j j

1. Verifikasi data j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Verifikasi data adalah proses penyusunan laporan peneliti yang j j j j j j j j j j

digunakan dalam menilai kebenaran landasan teori dengan fakta yang ada
j j j j j j j j j j j j j j j j

di lapangan, kemudian yang harus diolah dianalisis supaya bisa ditujukan


j j j j j j j j j j j j j

secara hipotesis penelitian yang ditentukan.


j j j j j

2. Penskoran dan penglarifikasi j j j j

Penskoran j untuk instrumen dalam j j penelitian yaitu j yang j

disesuaikan dengan instrumen yang dikembangkan oleh Dr.Helma, M.Pd


j j j j j j j

Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase untuk mengungkap


j j j j j j j j j j j j

aspek yang diteliti oleh peneliti. Seja lan dengan pendapat Sudjana, 2005
j j j j j j j j j

(Purnomo dan Handayani, 2015;125) deskriptif persentase ini diolah j j j j j j

dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dan dikali 100%
j j j j j j j j

seperti rumus di bawah ini: j j

f
P x 100
n

Keterangan : j j

P = Angka persentase j j j

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya j j j j j

N = Jumlah frekuensi (sampel) banyaknya individu j j j j j

100 = Bilangan tetap/jumlah angka mutlak j j j j j j j

Untuk melihat j efektivitas j rancangan j j j program j yang j telah j

dikembangkan dan diolah menggunakan teknik (ANCOVA ) Menurut


j j j j j j j j

Rencher (1998:187) adalah teknik statistik yang merupakan perpaduan j j j j j j j j j

antara analisis regresi dengan analisis varians, uji kovarian merupakan


j j j j j j j j j j j j j j

teknik yang akan mengkombinasikan analisis variasi dengan analisis


j j j j j j j j j j j j

regresi dapat digunakan penelitian untuk suatu percobaan. Tujuan j j j j j j j j j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

ANCOVA adalah untuk mengetahui /melihat pengaruh perlakuan terhadap


j j j j j j j j j j j j

perubahan respons dengan mengontrol perubahan lain yang kuantitatif.


j j j j j j j j j

Model ANCOVA dengan satu covariatej j j j j j

yij=μ+τi + βxij+ εij , i=1 , 2, … a

j=1 ,2 , …∋¿

Keterangan: j j

yij : nilai perubahan respons pada perlakuan ke-i observasi ke-j


j j j j j j j j

xij : nilai covariate pada observasi yang bersesuaian dengan yij


j j j j j j j j j j

τi : pengaruh perlakuan ke-i j j j

β : koefisien regresi linier

εij : random error


j

a j : banyaknya kategori pada perlakuan


j j j j j j j j

ni : banyaknya observasi pada kategori ke-i


j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan variabel penelitian ini maka deskripsi hasil data


j j j j j j j j j j j

dalam j j penelitian j ini adalah j j j efektivitas j program j pengembangan j j

kecerdasan emosi dalam meningkatkan kemampuan mengelola emosi


j j j j j j j j j

berbasis teknologi informasi peserta didik kelas XI RPL dan BDP 3


j j j j j

(DIGITAL) SMKN 2 Padang. j j j

B. Deskripsi Pre-test dan post-test Peserta Didik Sebelum Diberikan


Perlakuan
Langkah yang dilakukan setelah meneliti kelompok eksperimen
j j j j j j

yaitu memberikan pre-test kepada kedua kelompok. Tes yang diberikan


j j j j j j j

yaitu tes instrumen kecerdasan emosi yang berbentuk pilihan ganda yang
j j j j j j j j

berfokus pada pengaturan diri yang dijawab oleh peserta didik kelas XI
j j j j j j j j j

RPL dan BDP 3 (DIGITAL)


j j

Hasil rangkuman pre-test kelas XI BDP 3 (DIGITAL) (Kelas


j j j j j j

Eksperimen) dan kelas XI RPL (Kelompok Kontrol) yang dilihat pada j j j j j j

tabel dibawah ini:


j j j

Tabel 3. Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

No kelas Jumlah peserta Rata-rata


Didik
1. XI Bisnis Daring dan 35 31,17
Pemasaran (BDP) 3
2. XI Rancangan Perangkat 35 30,40
Lunak (RPL)
Total j 70

Dari hasil perhitungan statistic, maka diperoleh bahwa nilai rata-


j j j j j j j j j j j

rata tes awal (pre-test) kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 31,17
j j j j j j j j

53
(tiga puluh satu koma tujuh belas) dan 30,40 ( tiga puluh koma empat
j j j j j j j

puluh) . dapat disajikan dalam histogram berikut ini (Gambar 12)


j j j j j j j j j

Hasil Tes awal (Pre-test) Kelompok Eksperimen


dan Kelompok Kontrol
36
35 35
35
34
33
32 31.17
31 30.4
30
29
28
Jumlah peserta Didik Rata-rata

XI BDP 3 (DIGITAL)(kelas Eksperimen) XI RPL (kelas Kontrol)


Gambar 12. Grafik Hasil Tes awal (Pre-test) Kelompok Eksperimen dan
j j j j j

Kelompok Kontrol

Distribusi frekuensi dari hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas j j j j j

kontrol akan disajikan pada tabel dan gambar berikut ini:


j j j j j j j j j j

1. Deskripsi Hasil Gambaran Self Regulation dalam Mengelola Emosi


sebelum diberikan Layanan pada Kelompok Eksperimen Pre-Test
Kelas Eksperimen

Tabel 4. Nilai Awal (Pre-test) Kelompok Eksperimenj j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

No Nilai j Persentil kualifikasi


j j

1 29 9 E
2 31 9 E
3 19 9 E
4 33 10 D
5 27 9 E
6 40 50 C
7 34 10 D
8 31 9 E
9 35 20 D
10 28 9 E
11 35 20 D
12 33 10 D
13 31 9 E
14 37 30 C
15 30 9 E
16 28 9 E
17 38 30 C
18 33 10 D
19 26 9 E
20 32 9 E
21 27 9 E
22 39 40 C
23 20 9 E
24 25 9 E
25 37 30 C
26 25 9 E
27 27 9 E
28 30 9 E
29 31 9 E
30 34 10 D
31 33 10 D
32 39 40 C
33 32 9 E
34 28 9 E
35 34 10 D

Dari tabel 4, diketahui nilai pre-test kelas eksperimen pada kelas


j j j j j j

XI dapat nilai terendah adalah 20 (dua puluh) dan nilai tertinggi 40


j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

(empat puluh). Data tersebut dapat disajikan dalam histogram berikut


j j j j j j j j j j

ini (Gambar 13)


j j

Nilai (Pre-test) Kelas Eksperimen


60

50

40

30

20

10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Nilai Persentil
Gambar 13. Grafik Nilai Awal ( Pre-test) Kelas Eksperimen
j j j j j

2. Deskripsi Hasil Gambaran Self Regulation dalam Mengelola Emosi


sebelum diberikan Layanan pada Kelompok Kontrol Pre-Test
Kelompok Kontrol

Tabel 5. Nilai Awal (Pre-Test) Kelompok Kontrol


j j j

Persenti kualifika
j j

No Nilai j l si
1 37 30 C
2 34 10 D
3 20 9 E
4 28 9 E
5 37 30 C
6 39 40 C
7 34 10 D
8 33 10 E
9 28 9 E
10 35 20 D
11 42 60 C
12 35 20 D
13 25 9 E
14 34 10 D
15 35 20 D
PAGE \* MERGEFORMAT 2

16 34 10 D
17 32 9 E
18 30 9 E
19 36 20 D
20 42 60 C
21 35 20 D
22 25 9 E
23 34 10 D
24 38 30 C
25 27 9 E
26 27 9 E
27 39 40 C
28 34 10 D
29 38 30 C
30 33 10 D
31 26 9 E
32 33 10 D
33 39 40 C
34 33 10 D
35 38 30 C

Dari tabel 5, diketahui nilai pre-test kelas kontrol pada kelas XI


j j j j j j j

RPL terdapat nilai terendah yaitu 20 (dua puluh) dan nilai tertinggi
j j j j j j j j

yaitu 42 (empat puluh dua). data tersebut dapat disajikan dalam


j j j j j j j j j j j

histogram berikut ini (gambar 14)


j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Nilai (Pre-test) Kelas Kontrol


70
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Nilai Persentil
Gambar 14. Grafik Nilai Awal (Pre-test) Kelas kontrol j j j j j

3. Deskripsi Hasil Gambaran Pelaksanaan Perlakuan ( treatment)

a. Kelompok Eksperimen

Pelaksanaan perlakuan kepada kelas eksperimen, yaitu pada


j j j j j j j j j j j j

kelas XI BDP 3 (DIGITAL). Perlakuan dalam penelitian ini yaitu


j j j j j j j j

pemberian layanan dalam bentuk program tentang kecerdasan


j j j j j j j j j j

emosi yang berfokus pada mengelola emosi. j j j j

Hal-hal yang dilakukan sebelum memberikan perlakuan


j j j j j j j j

tersebut, yang dilakukan peneliti yaitu menyiapkan program j j j j j j j

layanan yang sudah dibuat sebelumnya oleh peneliti terdahulu,


j j j j j j j j

yang kemudian peneliti berkonsultasi dengan guru BK di SMK N 2


j j j j

Padang. Setelah itu peneliti menyiapkan program layanan yang


j j j j j j j j j j

akan diberikan kepada peserta didik dan juga menentukan waktu


j j j j j j j j j j

pelaksanaan pemberian layanan. Peneliti memberikan perlakuan


j j j j j j j j j j j

kepada peserta didik sebanyak 3 kali pertemuan , pada pertemuan


j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

pertama materi tentang mngendalikan emosi, pada pertemuan


j j j j j j j j j

kedua materi tentang memanajemen emosi, dan pada pertemuan


j j j j j j j j j

ketiga tentang materi meningkatkan resiliensi dengan masing-


j j j j j j j

masing pertemuan waktunya 1x 45 menit.


j j j j

b. Kelas Kontrol

Pada kelas kontrol adalah kelas XI RPL peneliti tidak


j j j j j j j j

memberikan perlakuan program layanan dikarenakan peneliti ingin j j j j j j j j j j

melihat j perbandingan j j antara


j j j kelas j kontrol dengan j kelas j

eksperimen.

4. Deskripsi post-test peserta Didik setelah diberikan Perlakuan

Pada tahap tes akhir ini diberikan kepada kelompok eksperimen


j j j j j j j j

dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (treatment).


j j j j j j

Pelaksanaan tes akhir ini bertujuan adalah untuk mengetahui efektivitas


j j j j j j j j j j

penggunaan program peningkatan tentang kecerdasan emosi dalam


j j j j j j j

aspek mengelola emosi yang dicapai oleh kelompok eksperimen.


j j j j j

Berikut adalah rangkuman hasil post-test dari kelompok eksperi j j j j j j j

men dan kelompok kontrol.


j

Tabel 6. Hasil Tes Akhir (Post-Test) Kelompok Eksperimen dan Kelo j j j

mpok Kontrol.

No Kelas Jumlah Peserta Rata-rata


Didik
1. XI Bisnis Daring dan 35 37,51
Pemasaran (BDP) 3
2. XI Rancangan Perangkat 35 34,74
Lunak (RPL)
Total j 70
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Dari tabel 6, diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen dan


j j j j j j j j

kelompok kontrol yaitu 37,51 (tiga puluh tujuh koma lima puluh satu) j j j j j

dan 34,74 (tiga empat koma tujuh empat). dapat disajikan dalam
j j j j j j j j j j j

histogram berikut ini (gambar 15)


j j j

Hasil Tes Akhir (post-test) Kelompok


Eksperimen dan Kelompok kontrol
37.51
38
36 35 35 34.74
34
32
Jumlah Peserta Didik Rata-rata

XI BDP 3 (DIGITAL) (Kelas Eksperimen)


XI RPL (Kelas Kontrol)
Gambar 15. Grafik Hasil Tes Akhir (Post-Test) Kelompok Eksperimen j j

dan Kelompok Kontrol. j

Berdasarkan tabel 5 dan gambar histogram 3, terlihat perbedaan


j j j j j j j j j j j

antara nilai rata-rata yang dicapai oleh kelompok eksperimen dan kelom
j j j j j j j j j j j j

pok kontrol. Hasil tes pada kelompok eksperimen mengalami j j j j j

peningkatan yaitu dari 31,17 meningkat menjadi 37,51 sedangkan pada


j j j j j j j j j j

kelompok kontrol mengalami peningkatan yaitu dari 30,40 menjadi j j j j j j j

34,74 peningkatan hasil tes kelompok tidak sebesar pada kelompok eks
j j j j j j j

perimen.

5. Deskripsi Hasil Gambaran Self Regulation dalam Mengelola Emosi


setelah diberikan Layanan pada Kelompok Eksperimen Post-test
Kelompok Eksperimen
Tabel 7. Nilai Akhir dari (Post-Test) Kelompok Eksperimen
j j j j

No Nilai Persenti kualifika


l si
PAGE \* MERGEFORMAT 2

1 38 30 B
2 48 90 A
3 35 20 D
4 39 40 C
5 48 90 A
6 39 40 C
7 39 40 C
8 35 20 D
9 48 90 A
10 39 40 C
11 48 90 A
12 31 9 E
13 32 9 E
14 36 20 D
15 35 20 D
16 36 20 D
17 42 60 C
18 24 9 E
19 48 90 A
20 33 10 E
21 34 10 D
22 39 40 C
23 44 70 B
24 34 10 D
25 26 9 E
26 44 70 B
27 40 50 C
28 42 60 C
29 39 40 C
30 38 30 C
31 40 50 C
32 39 40 C
33 20 9 E
34 33 10 D
35 28 9 E
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Dari tabel 7, diketahui nilai post-test kelompok eksperimen unt


j j j

uk nilai terendah yaitu 20 (dua puluh), dan nilai tertinggi yaitu 48


j j j j j j j

(empat puluh delapan). data tersebut dapat dilihat dalam histogram beri
j j j j j j j j j j j

kut ini (gambar 16) j j

Nilai (Post-test) Kelas Eksperimen


100
80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Nilai Persentil
Gambar 16. Grafik Nilai Akhir (Post-Test) Kelompok Eksperimen
j j j j j

6. Deskripsi Hasil Gambaran Self Regulation dalam Mengelola Emosi


setelah diberikan Layanan pada Kelompok Kontrol Post-Test
Kelompok Kontrol
Tabel 8. Nilai Akhir (post-test) Kelompok Kontrol
j j

No nilai Persentil kualifikasi


1 28 9 E
2 33 10 D
3 37 30 C
4 34 10 E
5 42 60 C
6 40 50 C
7 39 40 C
8 40 50 C
9 33 10 D
10 36 20 D
11 40 50 C
12 35 20 D
13 37 30 C
14 40 50 C
PAGE \* MERGEFORMAT 2

15 36 20 D
16 39 40 C
17 30 9 E
18 30 9 E
19 30 9 E
20 40 50 C
21 31 9 E
22 26 9 E
23 33 10 D
24 37 30 C
25 32 9 E
26 26 9 E
27 39 40 C
28 35 20 D
29 37 30 C
30 35 20 D
31 33 10 D
32 35 20 D
33 37 30 C
34 33 10 D
35 28 9 E

Dari tabel 8, diketahui nilai post-test kelompok kontrol untuk


j j j

nilai terendah yaitu 26 (dua enam) , dan nilai tertinggi 42 (empat dua).
j j j j j j j j j

data tersebut dapat disajikan dalam histogram berikut ini (gambar 17).
j j j j j j j j j j j

Nilai Akhir (Post-test) Kelas Kontrol


70
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Nilai Persentil
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 17. Grafik Nilai Akhir (Post-test) Kelompok Kontrol j j j

C. Deskripsi Perbadaan antara Nilai Rata-rata (Pre-test dan Post-test)


Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tebel 9. Perbedaan Nilai Pre-test dan Post-test j j j j

Group Pre Test Treatment j Post Test

Eksperimen 31,17 X 37,51

Kontrol 30,40 34,74

Dari tabel 10, nampak ketidaksamaan average value yang didapat


j j j j j j j j j j j j j

dari grup eksperimen dan grup kontrol. Output uji dalam grup eksperimen
j j j j

mendapatkan kenaikan sebanyak 6,34 yaitu dari ujian pertama (pre-test)


j j j j j j j j j j j j

31,17 terjadi kenaikan menjadi 37,51. Sementara dalam grup kontrol pun
j j j j j j j j

mendapatkan kenaikan juga, yakni dari tes awal (pre-test) 30,40 menjadi
j j j j j j j j j j j

34,74 terjadi peningkatan sebanyak 4,34. Kenaikan output tes grup


j j j j j j j

kontrol tidak sebanyak dalam grup eksperimen. j j j j

D. Uji Analisis data

Untuk mengetahui peningkatan rata-rata setelah pemberian j j j j j j j j j

perlakuan pada kelompok eksperimen ini disebabkan oleh keefektifan


j j j j j j j

perlakuan dapat diketahui melalui hasil ANCOVA nampak dalam kolom


j j j j j j j j j j j j j

bawah:
j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Tabel 10. Hasil Ancova Skor Self Regulations


j j j j

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variabel: NILAI POSTES j j j

Source Type III df Mean F j Sig.


Sum of Square j

Squares j

Corrected 134.414a 1 134.414 4.156j


.045
Model
91369.157 1 91369.157 2824.871 .000
Intercept

KELAS j 134.414 1 134.414 4.156 .045


Error 2199.429 68 32.345
93703.000 70
Total
j

Corrected 2333.843 69
Total
j

a. R Squared = .058 (Adjusted R Squared = .044)


j j j j

b. Computed using alpha = ,05 j j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Berdasarkan tabel ternyata terdapat perbedaan antara score post-


j j j j j j j j j j j j j

test grup eksperimen dengan score post-test grup kontrol yang signifikan j j j

pada 0,045, setelah mengontrol skor pre-test sebagai covariate. Ini berarti
j j j j j j j j

bahwa perlakuan efektif meningkat kemampuan mengelola emosi peserta


j j j j j j j j j

didik. Perihal ini ditunjukkan oleh nilai F kelompok yang lebih kecil dari j j j j j

0,050.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil


j j j j j j j j j j j j

kecerdasan emosi dalam aspek mengelola emosi pada kelompok


j j j j j j j j

eksperimen dalam pre-test diperoleh rata-rata 31,17 dengan nilai terendah j j j j j j j j j

adalah 20, nilai tertinggi 40, sedangkan untuk kelompok kontrol yaitu
j j j j j j j

diperoleh nilai rata-rata 30,40 dengan untuk nilai terendah yaitu 20 dan j j j j j j j j j j

nilai tertinggi yaitu 42.


j j

Dapat dilihat dari hasil pre-test dan post-test hasil kecerdasan


j j j j j j j j j

emosi dalam aspek mengelola emosi pada kedua kelompok di atas, maka
j j j j j j j j j j j

diketahui bahwa peningkatan rata-rata untuk hasil kecerdasan emosi


j j j j j j j j j j j j

dalam aspek mengelola emosi pada kelompok eksperimen lebih besar


j j j j j j j

atau meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol karena pada


j j j j j j j j j j

kelompok eksperimen peneliti memberikan perlakuan berupa layanan. j j j j j j j

Penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Padang dengan melibatkan j j j j j j j j

2 kelas adalah kelas XI BPD 3 (DIGITAL) sebagai kelas eksperimen dan


j j j j j j j j j j

kelas XI RPL sebagai kelas kontrol . Sebelum memulali layanan kedua


j j j j j j j j j

kelas diberikan pre-test untuk mengetahui seperti apa tingkat pemahaman


j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

sebelum diberikan layanan, guna untuk menetralkan kedua kelas tersebut. j j j j j j j j j

Setelah diberikan pre-test kedua kelas diberikan treatment/perlakuan


j j j j j j j j

yaitu kelas eksperimen sebanyak 3 kali dengan layanan dan materi yang
j j j j j j j j j j j j

berbeda. Pada treatment pertama diberi layanan klasikal menggunakan


j j j j j j j j j j j j j

WA grup yang berbentuk power point dengan materi mengendalikan


j j j j j j

emosi, treatment/perlakuan j j j kedua j diberikan j layanan j j j klasikal j j

menggunakan social media WA grup dengan berbentuk power point j j j j j j

dengan materi tentang memanajemen emosi dan pada treatment/perlakuan


j j j j j j j j j j j

ketiga diberikan layanan klasikal dengan menggunakan social media WA


j j j j j j j j j j j j j

grup berbentuk power point dengan materi tentang cara menumbuhkan j j j j j j

rasa kepekaan yang dimana rancangan program yang sudah dibuat


j j j j j j j j j j j j j j

sebelumnya oleh peneliti terdahulu. j j

Sedangkan untuk kelas kontrol peneliti tidak memberikan j j j j j

perlakuan karena disini peneliti ingin melihalt perbandingan dari kedua


j j j j j j j j j

kelas tersebut terhadap keefektifan program layanan yang sudah diberikan


j j j j j j j j j j j

sebelumnya. j

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pengembangan


j j j j j j j j

kecerdasan emosi dalam aspek mengelola emosi secara signifikan dan


j j j j j j j j j j

efektif dapat meningkatkan kecerdasan emosi peserta didik. Kecerdasan


j j j j j j j j j

emosi dalam aspek mengelola emosi sebelum perlakuan sedang tetapi


j j j j j j j j

setelah diberikan perlakuan ternyata kecerdasan emosi dalam aspek


j j j j j j j j j j j

mengelola emosi kelompok eksperimen ini meningka t secara signifikan.j j j j j

Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan emosi dalam aspek mengelola


j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

emosi diperoleh dari lingkungan yang kondusif. Penelitian ini j j j j

membuktikan bahwa kecerdasan emosi dalam aspek mengelola emosi j j j j j j j j j

dapat meningkat melalui layanan program yang diberikan .


j j j j j j j j j j

Pada dimensi mengelola emosi, hasil penelitian menunjukkan


j j j j j j

bahwa program layanan dapat meningkat secara signifikan. Hal ini dapat
j j j j j j j j j j j j j j j

dijelaskan bahwa suasana, durasi waktu dan sarana untuk memberikan


j j j j j j j j j j j j j j

layanan itu mendukung, sehingga semua layanan terlaksana dengan baik.


j j j j j j j j j j j j j

F. Materi Program Pengembangan Self Regulation dalam

Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi

Dalam meningkatkan pengelolaan emosi peserta didik agar bisa


j j j j j j j j j j

menjadi lebih baik diperlukan sebuah program bimbingan dan konseling.


j j j j j j j

Layanan yang peneliti lakukan berupa layanan bimbingan klasikal.


j j j j j j j j j j j j j

Menurut Ahmad Juntika Nurihsan dkk (2013:34) bimbingan

klasikal merupakan layanan dasar bimbingan untuk membantu seluruh

peserta didik mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan hidupnya

yang mengacu kepada tugas perkembangan peserta didik, layanan ini

ditujukan untuk seluruh peserta didik.

Adapun materi yang diberikan kepada peserta didik yaitu materi


j j j j j j j j j j

yang disampaikan cara mengendalikan emosi, memanajemen emosi,dan


j j j j j j j j j j j

meningkatkan resiliensi. Adapun materi layanan bimbingan klasikalj j j j j j j j j j j


PAGE \* MERGEFORMAT 2

yang dilakukan peneliti pada kelompok eksperimen sebanyak 3 kali 45


j j j j j j j j

menit sebagai berikut: j j

a. Mengendalikan Emosi j j

Setelah dilakukannya pengukuran self regulation peserta didik j j j j j j j

kelas XI SMKN 2 Padang berada pada klasifikasi E (kategori sangat


j j j j j j j j j j j j

rendah) dengan persentase 60,00%. Berdasarkan data penelitian ini


j j j j j j j j j

terungkap bahwa salah satu penyebab peserta didik memiliki self


j j j j j j j j

regulation rendah karena tidak bisa mengelola emosi dalam


j j j j j j j j j

kehidupan sehari- harinya. j j j j

Oxford English Dictionary j (Goleman, j 2007:411)

Mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pikiran, perasaan, j j j j j j j j j j j j

nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.


j j j j j j j j j j j j

Sedangkan menurut Hude (2006:18) Emosi adalah suatu gejala


j j j j j j j j

psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan j j j j j j

tingkah laku, serta diwujudkan dalam bentuk ekspresi tertentu.


j j j j j j

Selanjutnya peneliti melakukan uji Ancova untuk mengetahui


j j j j j j j

efektivitas j program j pengembangan j j self regulation j untuk

meningkatkan kemampuan mengelola emosi. Berdasarkan uji j j j j j j j j

Ancova diperoleh nilai sig 0,045< 0,050. Maka dapat disimpulkan


j j j j j j j j

bahwa terdapat perbedaan hasil rata- rata setelah diberikan treatment


j j j j j j j j j j j j j j

terhadap kelas eksperimen. Serta tercapainya tujuan pemberian


j j j j j j j j j

materi mengendalikan emosi.


j j j

b. Memanajemen Emosi j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Setelah dilakukannya pengukuran self regulation peserta didik j j j j j j j

kelas XI SMKN 2 Padang berada pada klasifikasi E (kategori sangat


j j j j j j j j j j j j

rendah) dengan persentase 60,00%. Berdasarkan data penelitian ini


j j j j j j j j j

terungkap bahwa salah satu penyebab peserta didik memiliki self j j j j j j j j

regulation rendah karena tidak bisa mengelola emosi dalam


j j j j j j j j j

kehidupan sehari- harinya. j j j j

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), pengelolaan emosi


j j j j j j j j

adalah suatu proses, cara, dan perbuatan untuk mengendalikan,


j j j j j j j j j j j

menyelenggarakan, mengurus dan mengatur. Goleman (1997) j j j j j j

pengelolaan emosi adalah kemampuan untuk mengatur perasaan, j j j j j j j j j j j

menenangkan diri, melepaskan diri dari kecemasan,kemurungan, j j j j j j j j

atau ketersinggungan, dengan tujuan untuk keseimbangan emosi.


j j j j j j j

Selanjutnya peneliti melakukan uji Ancova untuk mengetahui


j j j j j j j

efektivitas j program j pengembangan j j self regulation j untuk

meningkatkan kemampuan mengelola emosi. Berdasarkan uji j j j j j j j j

Ancova diperoleh nilai sig 0,045 < 0,050. Maka dapat disimpulkan
j j j j j j j j

bahwa terdapat perbedaan hasil rata- rata setelah diberikan treatment


j j j j j j j j j j j j j j

terhadap kelas eksperimen. Serta tercapainya tujuan pemberian


j j j j j j j j j

materi memanajemen emosi.


j j j

c. Meningkatkan Resiliensi j j

Pemberian materi terakhir ini berdasarkan hasil penemuan awal, j j j j j j j j j j

peserta didik XI SMKN 2 Padang terletak pada klasifikasi E


j j j j j j j j

(kategori sangat rendah). Berdasarkan data hasil penelitian,


j j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

terungkap bahwa peserta didik belum bisa mengelola self regulation


j j j j j j j

khususnya dalam kemampuan mengelola emosi. j j j j j j

Kata resiliensi sendiri berasal dari bahasa latin abad pertengahan


j j j j j j j j j j j j j

‘resilire’ yang berarti ’kembali’. Dalam bahasa Inggris, kata j j j j j j j j j j

’resiliency’ atau ’resilient’ biasa digunakan untuk menyebutkan j j j j j j j

suatu kondisi seseorang yang berhasil kembali dari kondisi terpuruk.


j j j j j j

Jika dilihat dari asal dan makna kata, maka resiliensi secara umum
j j j j j j j j j j j j j j

dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk kembali pada


j j j j j j j j j j j j

kondisi semula ketika menghadapi tantangan atau kondisi yang j j j j j j j j j j

terpuruk (Poerwandari, 2008). Menurut Reivich& Shatte, (2002) j j j

Resiliensi merupakan kemampuan seseorang dalam mengatasi, j j j j j j j j j

melalui, dan kembali kepada kondisi semula setelah mengalami


j j j j j j j j j

kejadian yang menekan. Kemampuan ini sangat penting digunakan


j j j j j j j j j j

dalam mengelola stress pada kehidupan sehari- hari. Dapat


j j j j j j j j j j

disimpulkan bahwa resiliensi bukan merupakan sebuah aspek tetap j j j j j j j j j

dari individu. Tingkatnya dapat berubah sesuai dengan kondisi atau


j j j j j j j j j j

situasi yang kita hadapi.


j j j j j

Selanjutnya peneliti melakukan uji Ancova untuk mengetahui


j j j j j j j

efektivitas program pengembangan kecerdasan self regulations untuk


j j j j j j j

meningkatkan kemampuan mengelola emosi. Berdasarkan uji j j j j j j j j

Ancova diperoleh nilai sig 0,045 < 0,050. Maka dapat disimpulkan
j j j j j j j j

bahwa terdapat perbedaan hasil rata- rata setelah diberikan treatment


j j j j j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

terhadap kelas eksperimen. Peserta didik mampu bijak dalam


j j j j j j j j

mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapinya.


j j j j j j j j j j j

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan output analisis, pengolahan data dan pembahasan,


j j j j j j j j j j j j j

maka bisa diperoleh konklusi menjadi berikut:


j j j j

1. Self regulation sebelum dilakukan perlakuan (treatment) tergolong


j j j j j j

pembagian terstruktur mengenai rendah, baik dalam grup eksperimen


j j j j j j j

maupun grup kontrol. Hal ini bisa dibuktikan dengan value rata- rata
j j j j j j j j j j

grup eksperimen 31,17 serta grup kontrol 30,40 dan klasifikasi E j j j j

(kategori sangat rendah)


j j j j

2. Self regulation sesudah dilakukan perlakuan (treatment) mengalami


j j j j j j j j

perbedaan yang signifikan terutama dalam kelompok eksperimen. Hal


j j j j j j j j j

ini bisa dibuktikan menggunakan value homogen-homogen grup


j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

eksperimen 37,51 serta grup kontrol 34,74 dan klasifikasi E (kategori j j j j j

rendah). Peningkatan antara setelah treatment dalam grup eksperimen


j j j j j j j j j j

sebesar 6,34 sedangkan dalam grup kontrol sebanyak 4,34.


j j j j j j j

3. Efektivitas program pengembangan self regulation berbasis teknologi

informasi (TI) signfikan meningkatkan kemampuan mengelola emosi

pada layanan bimbingan klasikal pada peserta didik kelas XI SMKN

2 Padang. Hal tadi bisa dibuktikan menggunakan output test hipotesis j j j j j j

yang menerangkan bahwa value drastis berbeda yang didapat


j j j j j j j j j j j

sebanyak 0,045 lebih mini berdasarkan ketetapan signifikan 0,050.


j j j j j j j j

Selain itu, pun bisa dicermati berdasarkan homogen- homogen ouput


j j j j j j

post-test ialah kelompok eksperimen sebanyak 37,51 menggunakan j j j j j j

72
value paling tinggi 48 serta value paling rendah 20. Sementara itu
j j j j j j j j

grup kontrol sebanyak 34,74 menggunakan value paling tinggi 42 j j j j j j

serta value paling rendah 26.


j j j j

B. Saran

Berdasarkan konklusi output penelitian di atas, maka peneliti


j j j j j j j j

mengajukan saran bagi praktisi bimbingan dan konseling menjadi berikut:


j j j j j j j j

1. Siswa j

Dapat membawa siswa pengembangan kecerdasan emosi dalam j j j j j j j j j

meningkatkan self regulation, sehingga peserta didik mampu j j j j j j

mengelola emosinya dengan bijak dan cermat dalam kehidupan j j j j j j j j j

sehari- harinya. j j j

2. Guru BK
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Agar guru BK dapat menjadikan pedoman atau bahan masukkan j j j j j j j j j j j

untuk menerapkan program pengembangan kecerdasan emosi dalam j j j j j j j j j

meningkatkan self regulation, karena dengan program berlandaskan


j j j j j j j j j j

teknologi informasi ini siswa akan lebih gampang dalam menentukan j j j j j j j j j

pilihan untuk kehidupannya.


j j j

3. Kepala Sekolah
j j j

Bagi kepala sekolah sebagai orang yang memegang peraturan dan


j j j j j j j j j j j j

berwenang untuk memutuskan segala keputusan yang akan diambil


j j j j j j j j j

dan diselenggarakan oleh sekolah sehingga penelitian ini dapat


j j j j j j j j j

menyempurnakan keputusan dan kebijakan yang akan diambil dalam j j j j j j j j j j j j

hal bimbingan dan konseling di zaman teknologi yang semakin


j j j j j j j

berkembang pesat. j j

4. Pimpinan Prodi j

Yaitu sebagai pedoman untuk dapat meningkatkan kualitas j j j j j j j j j

mahasiswa BK dalam menghadapi peserta didik di era revolusi 4.0.


j j j j j j j j j

5. Peneliti Selanjutnya j j

Agar penelitian ini menghasilkan manfaat yang dijadikan sebagai j j j j j j j j j j j

pedoman dan panduan buat peneliti yang akan datang yang ingin
j j j j j j j j j j j

meneliti pada bidang yang sama tentang kecerdasan emosional.


j j j j j j j j j j
PAGE \* MERGEFORMAT 2

KEPUSTAKAAN

Ahmad Juntika Nurihsan. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Belakang Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Ahmad Juntika Nurihsan, dan Mubiar Agustin. 2013. Dinamika Perkembangan


Anak Dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan Dan Bimbingan.
Bandung: PT Refika Aditama.

Aini, 2021. “Rancangan Program Pengembangan Mengelola Emosi (Self


Regulation) Berbasis Teknologi Informasi Sebagai Salah Satu Upaya
Penerapan Revolusi Industri 4.0 (Studi pada Peserta Didik di Kelas XI
TBSM SMKN 1 Sintuk Toboh Gadang)”. padang : UNIVERSITAS PGRI
SUMBAR.(skripsi)

Alamri, N. 2015. Layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management


untuk mengurangi perilaku terlambat masuk sekolah (studi pada siswa
kelas X SMA 1 Gebog tahun 2014/2015). Jurnal Konseling GUSJIGANG,
1(1).

Anni, C.T. (2012). “Need Assesment Model Penyusunan Program Bimbingan dan
Konseling Bidang Bimbingan Belajar Berbantuan Sistem Informasi
Manajemen di SMA Negeri Kota Semarang”. Educational Management,
1(1).
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anshari, Ahmad F.A. 2019. Manajemen Program Bimbingan dan Konseling di


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Studi Deskriptif pada Sekolah
Menengah Kejuruan). Jurnal Visipena. Vol. 10, No. 1.

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti. Jakarta : Rineka


Cipta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur penelitian suatu pendektan praktik. Edisi Revisi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Balai Pustaka. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta:
Depdikbud.

Bhakti, Caraka Putra. 2017. Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif


untuk Mengembangkan Standar Kompetensi Siswa. Jurnal Konseling Andi
Matappa. Vol.1, No.1

Budiman, H. 2017. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 31-43.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia


Creswell, J. W. 2012 RESEARCH DESIGN pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,dan
Mixed. Yogyakarta;Pustaka Pelajar

Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Teknologi.


Bandung: Remaja Rosdakarya. 75

Daryanto, dan Farid, M. 2015. Bimbingan dan Konseling Panduan Guru BK dan
Guru Umum. PT Gava Media.

Depdiknas. 2007. Model dan Contoh Pengembangan Diri Sekolah Menengah


Pertama. Jakarta: Puskur Balitbang

Djoko Budi,Santoso. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Malang:


tanpa penerbit

Erford, Bradly. 2009. Gruop Work in the school. Loyola University Maryland:
Pearson

Fitriyani, Hilma. 2018. Pengembangan Media Video Tutorial untuk Mengenalkan


Treatment Mengelola Emosi Marah pada Peserta Didik Kelas X di SMK
Cipta Karya Jakarta. Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling. 7(2).

Goleman, D, 2007. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Goleman, Daniel. 1997. Kecerdasan Emosional: Mengapa EI Lebih Penting


daripada IQ. Cetakan keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Helma. 2001. Pengembangan Alat Ukur Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah


Menengah. Tesis Bimbingan dan Konseling. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

Hidayat, Dede Rahmat, dkk. 2019. Karier: Teori dan Aplikasinya dalam
Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Sukabumi: Jejak.

Hude, D. 2006. Emosi: Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia


di dalam Al-Quran . Jakarta: Erlangga.

Husaini, M. 2014. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan


(E-eduacation). Jurnal Mikrotik. 2(1).

Irman. 2015. Pengelolaan Kecemasan Akademik Siswa Melalui Pelatihan


Regulasi Emosi. Al-Qalb: Jurnal Psikologi Islam. 6(2).

Jin, T. F. 2003. analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan


Teknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Kinerja Akuntan Publik. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 5(1).
Lubis, R. H., Lubis, L., & Aziz, A. A. A. (2015). Hubungan antara Dukungan
Sosial dan Kecerdasan Emosional dengan Self-Regulated Learning Siswa.
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA, 7(2), 105-117.

Makmur, Testiani. 2019. Teknologi Informasi. Info Bibliotheca: Jurnal


Perpustakaan dan Ilmu Informasi. 1(1).

Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2003. Pengantar Statistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Mukhtar, dkk. 2016. Program Layanan Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan


Self-Control Siswa. Psikopedagogia. 5(1)

Mustajab, rahmad. 2018. Strategi Guru Bimbingan Konseling dalam


Pengembangan Kecerdasan Emosional Peserta Didik Melalui
Peningkatan Layanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 4 Pelepat Ilir.
Pakar Pendidikan. Vol. 16, No. 2

Noor, J 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : Prenata Media.

Putri, Arum Ekasari. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling: Sebuah Studi
Pustaka. Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia. Vol. 4, No. 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Ramli, dkk. 2017. Esensi Bimbingan dan Konseling pada Satuan jalur, Jenis, dan
Jenjang Pendidikan. Kemendikbud Direktorat jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.

Ramli, dkk. 2017. Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling.


Kemendikbud Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Reivich dan Shatte. (2002). Psychosocial Resilience. American Journal of


Orthopsychiatry, 57, 316. doi:10.1111/j. 1939-0025.1987.tb03541.x

Rencher, A. (1998). Multivariasi statstic inference dan application newyork: john


willey & sons inc.

Ria Novianti, 2018. Orang Tua Sebagai Pemeran Utama Dalam Menumbuhkan
Resiliensi Anak, Prodi Pg Paud Fkip Universitas Riau, Educhild Vol. 7 No.
1 Tahun 2018

Rumayati. 2018. Bimbingan dan Konseling Komprehensif dalam Upaya untuk


Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa. Jurnal PDS UNP. 1(1).

Saputra, Gilang Wisnu, dkk. 2017. Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap


Kecerdasan ( Intelektual, Spiritual, Emosional, dan Sosial ) Sudi Kasus:
Anak-anak. Jurnal Sistem Informasi. Vol,. 10, No. 2.

Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2007. Metode Penelitiajn Kuajntitajtif Kuajlitajtif dajn R&D. Bajndung:


Ajlfajbetaj.

Sugiyono 2011: Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung. Alfa Beta.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendiidkan pendekatan kuntitatif, kualitatif


dan R&D. Bandung : Alfabeta

Thompson, R.A. 1994. Emotion Regulation: A Theme in Search of Definition.


Monographas of the societyfor Research in Child Development Journal

Triyono, T. and Febriani, R.D., 2018. Pentingnya Pemanfaatan Teknologi


Informasi oleh Guru Bimbingan dajn Konseling. JUANG: Jurnal Wahana
Konseling, 1(2), pp.74-83.

Wijaya, Priskilla Narendra. 2019. analisis Mengenai Keterkaitan Kecerdasan


Emosional dengan Kesiapan Remaja dalam Menghadapi Era Revolusi
Industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Winkel, W.S. dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Winkel W.S, Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi

LAMPIRAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 1. surat Izin Penelitian


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 2. Surat Dinas Pendidikan

Lampiran 3. Surat Balasan Dari Sekolah


PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 4. Instrumen Kecerdasan Emosi Remaja Tentang Mengelola

Emosi

Instrumen Kecerdasan Emosi Remaja tentang


Mengelola Emosi
Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Di bawah ini bukan alat tes, tetapi angket yang berisi tentang Mengelola
Emosi
2. Skala ini terdiri atas beberapa situasi yang berbeda. Setiap situasi diikuti
empat buah pernyataaan yang menggambarkan pikiran, perasaan, dan
perilaku yang menggambarkan diri ananda.
3. Bacalah setiap situasi berikut dengan pernyataan dan pilihlah salah satu
pernyataan-pernyataan yang menggambarkan diri ananda dengan cara
mengceklis ( √ ) pada jawaban a,b,c, atau d.
4. Jawaban ananda akan kami rahasiakan, untuk itu jawablah dengan sungguh-
sungguh.
5. Selamat mengerjakan

N
O PERNYATAAN JAWABAN
1 Bila kamu berbelanja disebuah a Mengembalikan kelebihan
toko/kantin kamu menerima uangnya karena saya ingin
uang kembalian berlebih dari membantunya.
yang semestinya. Apa yang b Mengembalikan kelebihan uang
kamu lakukan terhadap pemilik tersebut karena itu
toko tersebut? kesalahannya.
c Mengembalikan kelebihan uang
tersebut karena saya kasihan
kepadanya.
d Mengembalikan kelebihan uang
tersebut karena itu memang
bukan milik saya.
2 Anda sedang berjalan sendiri di a Berhenti sebentar untuk
tengah hujan lebat, sebuah mobil menenangkan air
melaju cepat disamping anda b Mengatakan pada diri sendiri
sehingga baju anda basah kuyup untung saya tidak
dan kotor terkena jepretan air diserempetnya, mungkin dia
yang di gilas mobil tersebut. Apa buru-buru membawa orang
yang anda perbuat dalam situasi sakit.
seperti ini? c Kalau saya mengendarai mobil,
saya akan memperhatikan
pemakai jalan yang lain.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

d Berteriak mengatakan:
“brengsek, mentang-mentang
kamu punya mobil”, dan
mengancam si pengemudi
umpat-umpat buruk.
3 Apa yang kamu lakukan bila a Diam-diam bertanya pada teman
sebagian soal-soal ujian sangat yang lebih pintar dari saya.
sulit yang membuat kamu tidak b Mencoba mengingat kembali
bisa menjawabnya. Tapi saat apa yang sudah saya pelajari dan
ujian berlangsung guru/pengawas berdoa agar saya dapat petunjuk
lagi sibuk mengerjakan sesuatu untuk mengerjakannya.
sehingga dia tidak sempat c Memeriksa kembali semua
memperhatikan/mengawasi para jawaban yang saya yakini betul,
siswa yang sedang ujian. dan bagi soal yang sulit saya
biarkan kosong.
d Melihat catatan/buku untuk
mengisi jawaban soal-soal yang
belum terjawab.
4 Anda sedang asyik mengerjakan a Tenang saja sambil mengatakan
soal-soal matematika di kelas, pada diri sendiri mungkin dia
seorang teman datang dan ingin bercanda.
mengambil bukumu sambil b Menarik napas panjang dan
berkata “rajin amat, toh kamu menatapnya dengan penuh tanda
tidak akan menjadi insinyur”. tanya.
Apa yang kamu lakukan terhadap c Menantangnya dengan merebut
temanmu itu? buku itu kembali dan terus
melanjutkan pekerjaan saya. .
d Menyimpan pena dan buku lalu
keluar mencari teman baru
5 Apa yang biasaa kamu lakukan a Saya menunduk dan mulai
bila kamu dimarahi oleh orang- menangis.
orang yang kamu hormati dan b Saya bertanya padanya untuk
sayangi? mendapat penjelasan kenapa
saya dimarahi
c Saya langsung saja mebalas dan
memberikan perlawanan
d Saya biarkan hal itu berlalu
tanpa meberikan perlawanan
pada orang itu
6 Apa yang kamu lakukan bila a Meloncat kegirangan sambil
suatu hari kamu memperoleh memeluk orang tua dan
hadiah dari orang tuamu. mengucapkan terimakasih
Kebetulan hadiah itu sepatu yang kepada mereka.
selama ini kamu impikan. b Tak mengatakan apa-apa dan
langsung memakai sepatu
PAGE \* MERGEFORMAT 2

tersebut, lalu pergi mejeng


bersama teman-teman.
c Langsung memakai sepatu
tersebut kemana-mana,
termasuk kesekolah sehingga
lupa peraturan sekolah yang
mengakibatkan orang tuamu
dipanggil kesekolah.
d Berkata “asyik..., akhirnya dapat
juga yang aku impikan,
terimakasih mama”.
7 Anda sedang asyik mengerjakan a Berkata pada diri sendiri: pantas
PR dikamar. Setelah beberapa dia mengambil penaku, karena
jam adik kecilmu datang dan dari tadi dia saya abaikan.
mengambil penamu lalu b Saya menyimpan buku-buku
menyembunyikannya sehingga saya dan mengajak adik bermain
kamu tidak bisa lagi sebentar.
mengerjakan PR tersebut. apa c Membentak adik dan
yang kamu lakukan terhadap mengusirnya keluar.
adikmu itu: d Menyimpan buku-buku dan
membiarkan adik dikamar dan
saya pergi keluar.
8 Apa yang kamu katakan kepada a Kamu sedih dengan nilaimu
temanmu yang mengomeli yang kecil itu.
seorang guru karena mendapat b Nggak baik lho ngomelin guru,
nilai jelek pada ulangan harian dosa tahu.
itu, karena menurutnya guru itu c Tampaknya kamu kecewa sekali
tidak adil sebab soal ulangan terhadap guru itu.
tidak diambil dari materi yang
sudah dijanjikan. d Makanya, jadi murid itu jangan
malas, pelajari saja semua
materi yang telah diajarkan, jadi
tidak pilih-pilih.
9 Kamu baru pertama kali dapat a Hanyut dengan kegembiraan
izin dari orang tua untuk pergi sehingga lupa waktu sholat.
bersama teman-teman ke pesta b Memeluk orang tua dan
ulang tahun sahabat karibmu. mengucapkan terimakasih
Apa yang kamu lakukan atas kepada mereka sambil
kepercayaan orang tuamu itu? mengatakan “saya selalu imgat
pesan ayah/ibu”.
c Ikut bernyanyi dan makan-
makanan yang sepantasnya.
d Hanyut dengan kegembiraan
sehingga lupa dengan pesan
orang tua, waktu dan pulangnya
PAGE \* MERGEFORMAT 2

dalam keadaan mabuk.


10 Kamu sedang berada dirumah, a Maaf ya...., saya lagi tidak enak
seorang teman yang kurang badan, bagaimana bila teman
kamu sukai datang mengajakmu lain saja yang kamu ajak ke
pergi ke rumah teman untuk sana.
suatu keperluan. Apa yang kamu b Pergi saja sendirian, saya tidak
lakukan terhadap temanmu ini? mau menemanimu.
c Dengan sangat menyesal, kali
ini saya tidak bisa menemanimu,
cobalah lain kali saja.
d Saya lagi malas keluar rumah,
bagaimana kalau kamu saja
pergi sendirian.
11 Apa yang biasa kamu lakukan a Menyendiri dan menangisi diri.
bila kamu dalam keadaan sedih? b Berwudhu’, sholat dan berserah
diri (berdo’a) pada Yang Kuasa.
c Membandingkan diri dengan
orang lain yang lebih buruk
keadaannya dari saya.
d Makan-makan, jalan-jalan,
nonton TV, membaca dan lain-
lain.
12 Setiap hari dia sering a Baik amat kamu sekarang, tapi
mendekatimu, dia selalu maaf ya, saya tidak mau pergi
mengganggumu, baik di kelas denganmu.
maupun di luar kelas. Kamu jadi b Maaf ya.., saya tadi sudah ke
sangat jengkel dan bahkan sudah kantin, ajak saja teman yang
muak dengan perlakuannya lain.
terhadapmu. Suatu hari dia c Bagaimana kalau lain kali saja,
berlaku baik padamu dan sekarang saya lagi ingin
mengajakmu makan ke kantin sendirian.
bersamanya di waktu istirahat. d Mengabulkan ajakannya, inilah
Bagaimana reaksimu terhadap kesempatanku untuk
ajakannya itu? mengatakan kejengkelanku
terhadap perlakuannya.
13 Kamu berada disuatu tempat a Pura-pura mau dan berdiri dan
berduaan saja dengan pacarmu. langsung lari dari tempat itu.
Hatimu benar-benar terpaut
b Menolak secara halus dengan
padanya. Apa yang kamu
mengatakan bahwa bila kamu
lakukan bila pacarmu
mencintaiku, aku mohon jagalah
memintamu untuk melakukan
kesucianku sampai akad nikah
hubungan suami istri dengan
kita ucapkan di depan penghulu.
dalih/alasan sebagai bukti
cintamu padanya? c Mengatakan padanya, saya tidak
bisa memenuhi permintaanmu
itu, lebih baik kita putus saja
PAGE \* MERGEFORMAT 2

saat ini.
d Boleh saja asal kamu mau
menikahi saya sesudah ini.
14 Kamu mengabulkan permintaan a Minta maaf pada guru tersebut
ibumu untuk melakukan sesuatu dan berdoa pada yang kuasa
pekerjaan, sedangkan PR mu saat semoga guru yang bersangkutan
itu banyak sekali. Jadinya salah mau memberi kelonggaran
satu PR mu tidak siap. Kamu kepada saya.
takut dimarahi guru yang b Menarik napas panjang dan
bersangkutan. Apa yang kamu membayangkan guru tersebut
lakukan bila kamu menghadapi lupa menuntut PR.
ketakutan seperti itu? c Tidak datang kesekolah dengan
berpura-pura sakit
d Datang lebih awal ke sekolah
dan menyalin PR teman.
15 Akhirnya dia yang kamu impikan a Dengan wajah ceria dan senyum
selama ini menyatakan cintanya bahagia saya mengucapkan
padamu disaat acara kesenian terimakasih padanya.
menghadapi liburan kenaikan b Selalu memikirkannya sehingga
kelas. Apa yang kamu lakukan lupa tugas di rumah dan di
sejak saat itu? sekolah.
c Selalu tertawa bahagia baik di
rumah maupun di sekolah
d Sejak saat itu saya selalu
membayangkannya kapan dan
dimana saja dan selalu ingin
berada di dekatnya.
16 Dalam perjalanan pulang dari a Menasehati mereka dengan
sekolah, beberapa orang mengatakan, minta ampunlah
temanmu membicarakan seorang pada yang kuasa, mari kita
teman lain. kamu tahu persis apa bicarakan yang lain saja.
yang dikatakan mereka itu b Pergi menjauh dari mereka
tentang dia adalah tidak benar. c Mengatakan pada mereka, saya
Apa yang kamu lakukan terhadap rasa apa yang anda-anda
teman-temanmu yang lagi asyik bicarakan tadi tentang dia
mebicarakan teman lain tersebut? semuanya tidak sesuai dengan
kenyataan.
d Diam saja tanpa memberikan
komentar apa-apa

Lampiran 5. Skor Pre-Tes Eksperimen


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 6. Skor Pre-Tes Kontrol

Lampiran 7. Skor Post-Tes Eksperimen


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 8. Skor Post-Tes Kontrol

Lampiran 9. Hasil Ancova Skor Self Regulation


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Descriptive Statistics
Dependent Variable: NILAI POSTES
KELAS Mean Std. Deviation N
KELAS EKSPERIMEN 37.51 6.810 35
KELAS KONTROL 34.74 4.280 35
Total 36.13 5.816 70

Levene's Test of Equality of Error Variancesa


Dependent Variable: NILAI POSTES
F df1 df2 Sig.
4.085 1 68 .047
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + KELAS

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: NILAI POSTES
Source Type III df Mean F Sig. Partial Noncent. Observed
Sum of Square Eta Paramete Powerb
Squares Square r
d
a
Corrected 134.414 1 134.414 4.156 .045 .058 4.156 .520
Model
91369.15 1 91369.15 2824.87 .000 .976 2824.871 1.000
Intercept
7 7 1
KELAS 134.414 1 134.414 4.156 .045 .058 4.156 .520
2199.429 6 32.345
Error
8
93703.00 7
Total
0 0
Corrected 2333.843 6
Total 9
a. R Squared = ,058 (Adjusted R Squared = ,044)
b. Computed using alpha = ,05

Parameter Estimates
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Dependent Variable: NILAI POSTES


Parameter B Std. t Sig 95% Partial Noncent. Observe
Erro . Confidence Eta Paramete d
r Interval Square r Powerb
Lowe Upper d
r Boun
Boun d
d
34.74 .961 36.14 .00 32.82 36.66 .951 36.141 1.000
Intercept
3 1 0 5 1
[KELAS 2.771 1.36 2.039 .04 .059 5.484 .058 2.039 .520
=1] 0 5
a
[KELAS 0 . . . . . . . .
=2]
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
b. Computed using alpha = ,05

Lack of Fit Tests


Dependent Variable: NILAI POSTES
Source Sum of df Mean F Si Partial Noncent Observe
Squares Square g. Eta . d Powera
Squared Paramet
er
Lack of .000 0 . . . .000 .000 .
Fit
Pure 2199.4 68 32.345
Error 29
a. Computed using alpha = ,05

Lampiran 10. Materi Meningkatkan Self Regulations


PAGE \* MERGEFORMAT 2

MATERI
Mengendalikan Emosi
1. Pengertian Emosi
Untuk memberikan pengertian kepada istilah emosi, beberapa ahli mempunyai
pengertian dan definisi yang mereka simpulkan sendiri. Beberapa pengertian mengenai
emosi menurut para ahli yaitu:
Daniel Goleman
Emosi menurut Goleman yaitu setiap kegiatan, pergolakan pikiran, nafsu, dan juga
setiap keadaan mental yang dalam keadaan hebat dan sedang meluap – luap. Emosi
merujuk kepada suatu keadaan pikiran yang khas secara biologis dan psikologis, juga
adanya kecenderungan untuk mengambil tindakan berdasarkan perasaan tersebut. Jadi,
pada dasarnya emosi adalah suatu dorongan untuk bertindak.
Chaplin

Pengertian emosi menurut Chaplin adalah suatu kondisi dimana satu individu
mengalami rangsangan oleh perubahan – perubahan di sekelilingnya yang disadari dan
sifat dari perilaku tersebut mendalam. Menurut Chaplin, emosi dan perasaan berbeda,
dimana perasaan itu adalah pengalaman yang disadari, yang aktif oleh keadaan eksternal
maupun macam – macam keadaan jasmaniah.
Hockenbury & Hockenbury
Emosi adalah suatu kondisi psikologis yang kompleks yang melibatkan tiga
komponen khususberbeda yaitu suatu pengalaman yang subyektif, respons psikologis, dan
respons tingkah laku atau ekspresi.
Emosi adalah suatu perasaan yang pasti dimiliki setiap manusia. Semua orang pasti
mengenal istilah yang satu ini, yang digunakan untuk menggambarkan apa yang dirasakan
oleh seseorang ketika ada perubahan yang terjadi dalam kehidupannya sehari – hari.
Dalam kehidupan sehari – hari, pada umumnya kita akan melibatkan emosi ketika
berbicara, memilih kata – kata, mengambil keputusan, memilih aktivitas berdasarkan apa
yang kita rasakan saat itu. Emosi memang memegang peranan yang besar dalam kehidupan
kita, dan merupakan salah satu hal yang menjadi penting dalam cara membentuk karakter
anak usia dini dengan memperhatikan tahap perkembangan emosi anak.
Secara etimologi atau asal bahasa, emosi diambil dari bahasa Latin yaitu ‘movere‘
yang artinya “menggerakkan atau bergerak”. Kata ‘Movere’ lalu ditambah dengan awalan
‘e’ yang artinya ” bergerak menjauh”. Dengan demikian, definisi emosi adalah suatu gejala
dari psiko fisiologis yang akan menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan tingkah laku
yang diwujudkan dalam bentuk suatu ekspresi tertentu
2. Jenis emosi
Secara garis besarnya emosi digolongkan menjadi dua golongan yaitu emosi positif dan
emosi negative. Emosi positif seperti bahagia, senang, gembira, dan cinta. Emosi positif
ememberikan dampak yang baik. Sedangkan emosi negatif seperti takut, marah, sedih, dan
cemas. Emosi Negatif memebrikan dampak yang buruk.
Perbedaan rangsang yang diterima oleh indra memberikan pengaruh terhadap
perasaan seseorang. Adanya perbedaan pengaruh tersebut, menimbilkan emosi yang
berbeda pula.
Berikut adalah macam-macam emosi :
a. Emosi marah seseorang yang marah terhadap orang lain disebabkan ia
menganggap bahwa orang itu bersalah terhadap dirinya. orang yang marah bisa

menunjukkan tingkah laku agresif, menganggu orang yang dikenai marah,


membanting barang, memukul, bahkan membunuh
b. Emosi sedih, duka, susah dan pilu
semua orang yang mengalami musibah pasti merasa sedih. karena sedih,
seseorang bisa menangis, bisa mengurung diri di kamar dan tidak mau bergaul
dengan orang lain.
c. Emosi Iri
Orang sering membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain. jika dirinya
lebih rendah atau kurang dari orang yang dibandingkan maka timbul rasa iri.
emosi iri harus dapat di kendalikan dan di ekspresikan secara positif. ekspresi
iri yang positif akan menimbulkan gairah usaha dan meningkatkan kerja secara
positif untuk menyamai orang yang dibandingkan itu.
d. Emosi Takut
ekspresi dari rasa takut dapat berupa lari menjauh dari obyek penyebab takut.
Rasa takut menyebabkan seseorang menghindari objek penyebab takut
e. Emosi Cinta
contoh dari ekspresi cinta adalah kisah remaja yang menjalin asmara.
Semua orang harus dapat mengendalikan emosi. emosi yang tidak dapat di
kendalikan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain
Syamsudin (2004:114) menggolongkan bentuk-bentuk emosi sebagai berikut:
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu,
rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat,
tindak kekerasan dan kebencian patologis.
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian,
ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.
c. Rasa rakut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,
waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik.
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga,
kenikmatan indrawi, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar
biasa, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasmaran, kasih.
f. Terkejut : terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
h. Malu : rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

3. Fungsi Emosi
a. Survival, yaitu sebagai sarana untuk mempertahankan hidup. Emosi memberikan
kekuatan pada manusia untuk membeda dan mempertahankan diri terhadap adanya
gangguan atau rintangan. Adanya perasaan cinta, sayang, cemburu, marah, atau
benci, membuat manusia dapat menikmati hidup dalam kebersamaan dengan
manusia lain.
b. Energizer, yaitu sebagai pembangkit energi. Emosi dapat memberikan kita
semangat dalam bekerja bahkan juga semangat untuk hidup. Contohnya : perasaan
cinta dan sayang. Namun, emosi juga dapat memberikan dampak negatif yang
membuat kita merasakan hari-hari yang suram dan nyaris tidak ada semangat untuk
hidup.Contohnya : perasaan sedih dan benci.
c. Messenger, yaitu sebagai pembawa pesan. Emosi memberitahu kita bagaimana
keadaan orang-orang yang berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita
cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang
tepat dengan kondisi tersebut. Bayangkan jika tidak ada emosi, kita tidak tahu
bahwa disekitar kita ada orang yang sedih karena sesuatu hal yang terjadi dalam
keadaan seperti itu mungkin kita akan tertawa-tawa bahagia sehingga membuat
seseorang yang sedang bersedih merasa bahwa kita bersikap empati terhadapnya.
4. Faktor yang mempengaruhi emosi remaja
Menurut Ahmadi (1998:102) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi emosi remaja
sebagai berikut:
a. Keadaan jasmani
Apabila kedaan jasmani kurang sehat, dapat mempengaruhi emosi yang ada pada
remaja, terutama siswa kelas unggulan. Pada umumnya remaja yang dalam keadaan
sakit, sifatnya lebih perasa dibandingkan remaja yang sehat.
b. Keadaan dasar remaja (pembawaan)
Berhubungan dengan struktur pribadi remaja. Ada remaja yang mudah marah,
sebaliknya ada remaja yang sukar untuk marah. Dengan demikian, struktur pribadi
remaja akan turut menentukan mudah tidaknya remaja mengalami suatu perasaan.
c. Keadaan remaja pada suatu waktu, atau keadaan temporer remaja
Remaja yang pada suatu waktu sedang kalut pikirannya, akan mudah sekali
mengalami emosi negatif dibandingkan remaja yang dalam keadaan normal.
5. Pengendalian Emosi

a. Jangan Langsung Bereaksi


Cara mengontrol emosi negatif yang pertama adalah dengan jangan langsung
bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu hal atau kejadian. Bereaksi dengan segera
terhadap pemicu emosi bisa menjadi kesalahan besar dalam hidup. Ketika sedang
emosi, Anda akan dengan mudah mengatakan atau melakukan sesuatu yang
nantinya akan Anda sesali. Sebelum menyangkal pemicunya dengan argumen
emosional Anda, tarik napas panjang dan stabilkan impuls yang luar biasa itu.
Terus bernapas dalam-dalam selama lima menit, rasakan ketika otot-otot
menegang dan detak jantung kembali normal. Ketika Anda menjadi lebih tenang,
tegaskan pada diri sendiri bahwa ini semua hanyalah sementara,
b. Cari Bimbingan yang Tepat
Cara mengontrol emosi negatif yang kedua adalah dengan segera mencari
bimbingan atau bantuan yang tepat. Salah satu contohnya adalah kepada Tuhan.
Iman adalah rahmat keselamatan manusia di saat-saat tergelap dalam hidupnya.
Tidak peduli apa keyakinan Anda, mengembangkan hubungan yang sehat dengan
Tuhan akan membantu Anda mengatasi hambatan hidup dengan jauh lebih mudah.
Ini karena ketika Anda percaya pada kekuatan yang lebih tinggi, dan juga percaya
pada kekuatan intervensi ilahi untuk menunjukkan kepada Anda apa yang harus
Anda lakukan, mengajari Anda mengapa ada sesuatu yang terjadi atau bahkan
menyelamatkan Anda dari situasi tertentu yang tidak diinginkan. Ketika terbebani
dengan emosi, tutup mata, bayangkan solusi positif untuk masalah Anda, dan
minta alam semesta untuk menerangi jalan terbaik ke depan.
c. Temukan Lingkungan dan Aktivitas yang Sehat
Cara mengontrol emosi negatif yang ketiga adalah dengan menemukan dan
bergabung dengan lingkungan yang sehat. Setelah Anda berhasil mengendalikan
emosi, hal selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah melepaskan emosi
tersebut dengan cara yang sehat. Emosi memang tidak seharusnya dipendam.

Cara meluapkan emosi yang sehat adalah dengan pergi menemui seseorang yang
Anda percayai dan menceritakan kepada mereka apa yang terjadi. Mendengar
pendapat selain dari diri Anda sendiri dapat membantu memperluas kesadaran.
Selain bercerita pada orang terdekat dan terpercaya, Anda juga bisa
menuliskannya di jurnal harian. Atau, ada sebagian orang yang merasa terbantu
ketika melakukan latihan yang agresif, seperti kickboxing atau seni bela diri, untuk
melepaskan perasaan atau emosi negatifnya.
Lakukan aktivitas apa pun yang paling cocok untuk Anda, guna membebaskan diri
dari sentimen yang terpendam.
d. Lihat Gambaran Besar dari Setiap Kejadian
Cara mengontrol emosi negatif yang ke empat adalah dengan selalu berusaha
melihat gambaran besar dari setiap kejadiannya. Setiap kejadian dalam hidup, baik
atau buruk, pasti memiliki tujuan yang lebih tinggi. Kebijaksanaan berarti mampu
melihat melampaui keadaan saat itu dan memahami makna yang lebih besar dari
situasi apa pun.
Anda mungkin tidak memahami maksudnya pada awalnya, tetapi seiring
berjalannya waktu, Anda akan mulai melihat gambaran yang lebih besar jatuh ke
dalam urutan yang sempurna. Bahkan di tengah-tengah momen yang secara
emosional mengecewakan, percayalah bahwa ada tujuan akhir yang akan segera
Anda pahami.
e. Ubah Mindset Anda
Cara mengontrol emosi negatif yang kelima adalah dengan mengubah mindset
atau pola pikir Anda terhadap segala sesuatunya. Emosi negatif cenderung akan
mengikat diri kita pada pikiran negatif yang berulang-ulang, menciptakan siklus
pola negatif yang sama.
Setiap kali Anda dihadapkan dengan emosi yang membuat Anda merasa atau
memikirkan sesuatu yang buruk, paksa emosi tersebut untuk keluar dari pikiran
dan gantikan dengan pikiran yang berbeda
PAGE \* MERGEFORMAT 2

MATERI:

MANAJEMEN EMOSI

1. PENGERTIAN MANAJEMEN EMOSI

Ekspresi emosi di AS telah digambarkan sebagai penjinakan bertahap perilaku impulsif.


Menurut Elias (1982), telah ada kecenderungan untuk mengubah secara sadar perilaku
ekspresif kita menjadi perilaku yang menjadi standar kelompok. Liljestrom (1983) lebih jauh
menjelaskan bahwa kultur kita menekankan rasionalitas dan akibatnya kurang menghargai
perasaan. Hal ini cenderung menghambat individu menggunakan emosi dengan serius dan
sering menghalangi mereka untuk menganalisis reaksi mereka terhadap situasi emosional.
Begitu pula individu kesulitan untuk membedakan manipulasi dan pretensi yang salah dari
emosi yang sejati dan spontan.
Emosi dapat dirasakan di permukaan dan di dalam (Denzin, 1985: Gorden, 1981). Emosi
permukaan dengan mudah diketahui pengamat melalui pengungkapan ragawi dan kata-kata
(Goffman, 1961). Di pihak lain, emosi batin kurang terlihat jelas karena disimpan dengan
cermat oleh individu yang bersangkutan (Sommer, 1984). Kita belajar mengendalikan reaksi
emosional kita melalui apa yang disebut Hochschild (1983) sebagai " norma emosi ". Ini
merupakan pengalaman subjektif yang akan diharapkan dan diterima dalam situasi tertentu.
Meskipun demikian, ada situasi individu yang tidak yakin apakah intensitas emosinya sesuai.
Disitu mereka mungkin mendefinisakan reaksi emosional dengan membandingkan berbagai
situasi (Schachte,1959). Pendek kata, individu menggunakan orang lain, yang menghadapi
situasi yang sama, sebagai kelompok rujukan untuk mendeterminasikan intensitas dan kualitas
ekspresi emosional kontekstual.
Satu unsur sosialisasi profesional adalah proses pembelajaran untuk mengembangkan secara
sesuai pengaruh terkontrol ketika berinteraksi dengan klien (Kadushin, 1962). Profesional
diharapkan bertindak "sesuai pribadi yang diharapkan" tetapi "tidak sesuai pribadinya" dalam
hubungan mereka dengan pihak yang mereka layani (Smith dan Kleinman, 1989).
Menurut Shubutani (1961:383,385), jarak sosial menjadi maksimal ketika tiap orang menjaga
dirinya. Selama seseorang sadar diri dan meyakinkan dirinya untuk memainkan peran
konvensional, harapan hubungan profesioanl-klien semakin kuat.
Shibutani menegaskan bahwa perasaan itu secara langsung dikaitkan dengan empati dalam
hal perasaan memuat makna personal yang diperoleh melalui identifikasi dengan orang lain,
sedangkan reaksi emosional yang khusus digunakan dan dipahami dalam konteks situasi yang
khusus pula. Sebaliknya empati dikaitkan dengan jarak sosial dan dengan demikian
memungkinkan orang yang tidak dikenali diterima sebagai objek.[1]
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 11. Rancangan Program Layanan (RPL)

RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI 1


SEMESTER GENAP TAHUN PELAAJARAN 2023
A Tugas : Mengembangkan Kemampuan Mengelola Emosi
Perkembangan Peserta Didik.
B Topik Layanan : Cara mengendalikan emosi
C Jenis Layanan : Layanan Informasi
D Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E Metode : penyampaian materi power point
F Tujuan Layanan : 1. Pengertian dan jenis emosi
2. Fungsi dan pengendalian emosi
3. Faktor yang mempengaruhi emosi remaja
G Sarana Media / Alat : Power Point Mengelola Emosi
H Waktu : 3 X 45 Menit
I Sumber Materi : Goleman, D, 2007. Kecerdasan Emosional. Jakarta:
Layanan Gramedia Pustaka Utama.
J Rencana Penilaian
Evaluasi Proses : Guru BK/Konselor melakukan penilaian segera
terhadap proses pelaksanaan layanan informasi
format klasikal, yaitu menilai kesungguhan/
semangat / antusias konseli.
Evaluasi Hasil : Guru BK/Konselor melakukan penilaian segera
terhadap proses pelaksanaan layanan informasi
format klasikal, yaitu : a. Pemahaman baru apa
yang diperoleh konseli ? (Understanding) b.
Bagaimana perasaan positif konseli ? ( Confort ) c.
Apa rencana tindakan yang akan dilakukan
konseli ? (Action)

Padang, 31 Oktober 2022


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Bimbingan dan Konseling

Drs. Rusmadi. M.Pd. Ahmad Gandana, S.Pd


NIP. 196402711991031012 NIP. 19770206 200312 1 008

RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI 2


SEMESTER GENAP TAHUN PELAAJARAN 2023
A Tugas : Mengembangkan Kemampuan Memanajeman
Perkembangan Waktu Peserta Didik.
B Topik Layanan : Memanajeman Waktu
C Jenis Layanan : Layanan Informasi
D Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E Metode : penyampaian materi power point
F Tujuan Layanan : 1. Pengertian Memanajeman Waktu
G Sarana Media / Alat : Power Point Mengelola Emosi
H Waktu : 3 X 45 Menit
I Sumber Materi : Panjaitan.2014. Pentingnya menghargai orang lain.
Layanan Humaniora Vol.5 No 1 April :88-96
J Rencana Penilaian
Evaluasi Proses : Guru BK/Konselor melakukan penilaian segera
terhadap proses pelaksanaan layanan informasi
format klasikal, yaitu menilai kesungguhan/
semangat / antusias konseli.
Evaluasi Hasil : Guru BK/Konselor melakukan penilaiansegera
terhadap proses pelaksanaan layanan informasi
format klasikal, yaitu : a. Pemahaman baru apa
yang diperoleh konseli ? (Understanding) b.
Bagaimana perasaan positif konseli ? ( Confort ) c.
Apa rencana tindakan yang akan dilakukan
konseli ? (Action)

Padang, 8 November 2022


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Bimbingan dan Konseling

Drs. Rusmadi. M.Pd. Ahmad Gandana, S.Pd


NIP. 196402711991031012 NIP. 19770206 200312 1 008

RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI 3


SEMESTER GENAP TAHUN PELAAJARAN 2023
A Tugas : Mengembangkan Kemampuan Meningkatkan
Perkembangan resiliensi Peserta Didik.
B Topik Layanan : Meningkatkan resiliensi
C Jenis Layanan : Layanan Informasi
D Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E Metode : penyampaian materi power point
F Tujuan Layanan : 1. Pengertian Resiliensi
2. Aspek Resiliensi
3. Cara Meningkatkan resiliensi
G Sarana Media / Alat : Power Point
H Waktu : 3 X 45 Menit
I Sumber Materi : Reivich dan Shatte. (2002). Psychosocial
Layanan Resilience. American Journal of Orthopsychiatry,
57, 316. Doi:10.1111/j. 1939-0025.1987.tb03541.x
J Rencana Penilaian
Evaluasi Proses : Guru BK/Konselor melakukan penilaian segera
terhadap proses pelaksanaan layanan informasi
format klasikal, yaitu menilai kesungguhan/
semangat / antusias konseli.
Evaluasi Hasil : Guru BK/Konselor melakukan penilaiansegera
terhadap proses pelaksanaan layanan informasi
format klasikal, yaitu : a. Pemahaman baru apa
yang diperoleh konseli ? (Understanding) b.
Bagaimana perasaan positif konseli ? ( Confort ) c.
Apa rencana tindakan yang akan dilakukan
konseli ? (Action)
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Padang, 21 November 2022

Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Bimbingan dan Konseling

Drs. Rusmadi. M.Pd. Ahmad Gandana, S.Pd


NIP. 196402711991031012 NIP. 19770206 200312 1 008

Lampiran 12. Jadwal Pelaksanan


No Hari, Bidang Materi Tujuan Metode Media
Tanggal Layanan Layanan
1 Senin, 31 Pribadi Mengendalikan siswa/ konseli Pemberian Tampilan
Oktober2 emosi bisa layanan poin
022 mengetahui secara penting.,
bagaimana daring zoom
mengendalikan yaitu meeting,
emosi ceramah, whatsapp
question group
and answer
2 Selasa, 8 pribadi Memanajeman siswa/ konseli Pemberian Tampilan
Novemb waktu bisa layanan poin
er 2022 mengetahui secara penting,
cara daring zoom
memanajemen yaitu meeting,
waktu ceramah, whatsapp
question group
and answer
3 Senin, 21 Sosial Meningkatkan siswa/ konseli Pemberian Tampilan
Novemb resiliensi bisa layanan poin
er 2022 mengetahui secara penting,
kiat daring whatsapp
meningkatkan yaitu group,
PAGE \* MERGEFORMAT 2

resiliensi pada ceramah, voice note


dirinya question
and answer

Lampiran 13. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai