PENDAHULUAN
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani pajak adalah iuran kepada negara yang terhutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan – peraturan,dengan tidak dapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditunjk dan gunanya untuk membiayai pengeluaran –
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat di paksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di gunakan untuk membiayai penyelenggarakan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah. (Mardiasmo 2002:5)
Pajak daerah adalah pajak yang di kelolah oleh pemerintah daerah (baik pemerintah
daerah tingkat I maupun pemerintah daerah tingkat II) dan hasil di pergunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah pada Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD). (Tony Marsyahrul 2004:5).
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah pengertian pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi
wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dengan demikian pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk membiayai
pembangunan daerah. Pajak daerahditetapkan dengan undang-undang yang pelaksanaannya
untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah.Pemerintah daerah dilarang
melakukan pungutan selain pajak yang telah ditetapkan undang-undang (Pasal 2 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Hal yang perlu dicermati adalah suatu anggaran pemerintahan daerah dianggap
sehat jika anggaran untuk pembangunan lebih tinggi daripada anggaran rutin (gaji
pegawai).Setiap pemerintah daerah tentu berharap bisa meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) nya.Salah satu sektor yang bisa diharapkan untuk meningkatkan PAD
ini adalah melalui pajak daerah.
Fungsi lain dari pajak daerah adalah untuk ikut mengatur pertumbuhan ekonomi.
Misalnya, jika pemerintah ingin menarik penanam modal maka bisa diberikan
keringanan pajak untuk sektor-sektor tertentu. Dengan ini diharapkan akan ada
penyerapan lapangan kerja. Selain itu, pajak daerah juga bisa digunakan untuk kegiatan
sosial dan insidental, seperti pendidikan untuk anak jalanan, penanganan bencana, dan
sebagainya.Pada akhirnya, pajak daerah diharapkan bisa meningkatkan pemerataan di
setiap daerah karena penyaluran pajak yang baik bisa meningkatkan kualitas
pembangunan.
dan Retribusi Daerah terdapat 5 (lima) jenis pajak provinsi dan 11 (sebelas) jenis pajak
Tabel 1. Perbandingan Jenis Pajak yang Dikelola Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
Ada lima jenis pajak yang dikelola oleh provinsi yaitu pajak kendaraan bermotor,
bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan
bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang
dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara
Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ditetapkan
sebagai berikut :
a)Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah sebesar 1%
ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan paling
dengan Peraturan Daerah, ditetapkan paling rendah sebesar 0,5% (nol koma lima
persen) dan paling tinggi sebesar 1% (satu persen). Kemudian tarif pajak
kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan paling rendah
sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dan paling tinggi sebesar 0,2% (nol koma dua
persen).
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik
kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak
atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau
2009).
Daerah dan Retribusi Daerah tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Khusus untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak
sebagai berikut :
a. penyerahan pertama sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen); dan
b. penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075% (nol koma nol tujuh puluh
lima persen).
bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor (Pasal 1
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor untuk bahan bakar kendaraan umum
dapat ditetapkan paling sedikit 50% (lima puluh persen) lebih rendah dari tarif
Retribusi Daerah, Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan/atau
pemanfaatan air permukaan.Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada
permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun di
darat.Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 24
5) Pajak Rokok
Retribusi Daerah, Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut
daricukai rokok. Pajak Rokok dikenakan atas cukai rokok yang ditetapkan oleh
Ada 11 jenis pajak yang dikelola oleh Kabupaten/Kota, pajak yang termasuk pajak
1) Pajak Hotel
retribusi Daerah, Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh
terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen,
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).Tarif
Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 35 Undang-Undang
2)Pajak Restoran
Retribusi Daerah, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,
2009).
3) Pajak Hiburan
sebesar 35% (tiga puluh lima persen). Khusus untuk hiburan berupa pagelaran
ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan
paling tinggi sebesar 75% (tujuh puluh lima persen). Khusus hiburan kesenian
4) Pajak Reklame
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau
dinikmati oleh umum. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25%
Retribusi Daerah, Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga
listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.Tarif
Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri, pertambangan minyak
bumi dan gas alam, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar
3% (tiga persen). Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak
Retribusi Daerah, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas
kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di
Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (Pasal 60
7) Pajak Parkir
Retribusi Daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di
luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun
tidak bersifat sementara.Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30%
Retribusi Daerah, Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah.Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan di bawah permukaan tanah.Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling
Retribusi Daerah, Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan
satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga, collocalia
maxina,collocalia esculanta, dan collocalia linchi.Tarif Pajak Sarang Burung
Tahun 2009).
Retribusi Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan
Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman
Tahun 2009).
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan
hak atas tanah dan/atau bangunan.Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
atas tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau Badan.Tarif Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (Pasal 88
1. Office Assessment System adalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak berada pada aparat
pemungutan pajak. Sistem ini sering disebut “sistem SKP” dan pada umumnya
diterapkan pada pengenaan pajak langsung.
2. Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk
menghitung besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak berada pada wajib
pajak tersebut.
3. With Holding System adalah sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak tidak berada pada
aparat pemungutan pajak maupun oleh wajib pajak, melainkan pihak ketiga yang
ditunjuk oleh menteri keuangan.
Selain berbagai manfaat pajak daerah yang telah disebutkan di atas, pajak daerah
juga memiliki beberapa permasalahan yang harus segera diatasi. Beberapa
permasalahan pajak tersebut, antara lain sebagai berikut :
Tentu saja hal ini tidak diharapkan karena pajak seharusnya lebih banyak
digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan elemen-elemen penting yang
langsung berhubungan dengan masyarakat, seperti sarana kesehatan (rumah sakit,
puskesmas, dan sebagainya) pendidikan (pembangunan dan pemeliharaan gedung
sekolah), dan hal-hal lain yang langsung menyentuh masyarakat.
Permasalahan lain yang berkaitan dengan pajak daerah adalah masih rendahnya
kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Banyak faktor yang menyebabkan
hal ini. Permasalahan tersebut, antara lain masih kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap pajak daerah.Selain itu, juga belum optimalnya penyaluran
pajak sehingga masyarakat kurang bisa merasakan manfaat pajak bagi mereka.
Persoalan ini juga bisa timbul karena masyarakat tidak setuju dengan pengenaan
pajak untuk bagian tertentu. Misalnya, di Jakarta ada rencana untuk mengenakan
pajak bagi warteg maupun warung nasi padang yang beromset 200 juta per tahun
(sekitar 560 ribu per hari). Hal ini sempat menghadapi tentangan dari beberapa
pihak. Begitu juga rencana pengenaan pajak bagi kamar kos-kosan di beberapa
daerah, juga mendapat penentangan
DAFTAR PUSTAKA
Prakosa, Kesit Bambang. 2003. Pajak dan retribusi Daerah. Yogyakarta : UII Pres.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang no. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
Sutendi, Adrian. 2011. Hukum Pajak. Bandung : Sinar Grafika.
http://www.academia.edu/5043574/Makalah_perpajakan
http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/20/pengertian-dasar-perpajakan-makalah-
sederhana-perpajakan/
http://e-journal.uajy.ac.id/3951/2/1EA17302.pdf
jhohandewangga.wordpress.com/2012/02/27/pengertian-dan-macam-macam-pajak-daerah/