PENDAHULUAN
daerah dan retribusi daerah kepada seluruh warga masyarakatnya (Ismail, 2011).
untuk mengatur urusan rumah tangga daerah itu sendiri. Pajak daerah adalah
kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
Maka dari hal tersebut pemerintah daerah dituntut untuk lebih bijaksana dalam
mengambil suatu keputusan yang menyangkut dengan hak-hak rakyatnya, dalam arti
lain pemerintah daerah harus adil melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah kepada seluruh warga masyarakatnya. Selain itu pemerintah daerah juga
dituntut untuk dapat mengalokasikan hasil penerimaan pajak dan retribusi daerah
1
Sebagai daerah otonomi, daerah dituntut untuk dapat mengembangkan dan
mengoptimalkan semua potensi daerah, yang digali dari dalam wilayah daerah yang
semakin tinggi. Pembangunan suatu negara tidak lepas dari campur tangan
mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban negara otonom untuk mengatur dan
Pembangunan sudah merupakan satu hal umum yang bisa dilihat saat ini
dihampir semua daerah dan kota yang ada di Indonesia. Adanya pembangunan
disetiap lokasi tersebut, masyarakat bisa menikmati kesetaraan dalam aspek sosial
dan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya, konsep
pembangunan yang ideal dari setiap lokasi di Indonesia tentu saja mengharuskan
pihak pemerintah daerah, baik pemerintah daerah tingkat I (satu) dan tingkat II (dua)
meningkatkan standar mutu dari fasilitas-fasilitas umum yang bisa dinikmati oleh
2
3
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara khusus, dengan
adanya standarisasi pembangunan daerah yang tepat, setiap konsep investasi yang
akan dijalankan di daerah atau kota tertentu bisa lebih bermanfaat untuk pemerintah
dan masyarakat dan biaya yang dibebankan untuk setiap bisnis yang dijalankan bisa
berkaitan dengan hal tersebut, maka pihak pemerintah di setiap provinsi, kota,
dasarnya, ada satu sumber dana yang umumnya menjadi prioritas dalam
pembangunan daerah, yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan adanya dana
dari PAD, pihak pemerintah bisa memaksimalkan setiap program yang diperuntukkan
untuk membangun dan memelihara fasilitas umum dan investasi bisnis yang disahkan
Berkaitan dengan peranan penting dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk
perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi disetiap daerah atau kota di negara ini,
maka ada satu sumber pendapatan khusus yang biasanya mendapat perhatian lebih
dari pihak pemerintah, yaitu pajak daerah. Disemua daerah di Indonesia, baik di
provinsi, kota, kabupaten atau kecamatan, sudah merupakan keharusan bagi setiap
untuk tempat tinggal permanen, penjualan barang hasil produksi kepada pihak
konsumen, penggunaan lahan untuk menyediakan jasa tertentu, dan hal-hal lain yang
jenis pajak yang harus disetorkan oleh mereka akan menjadi lebih beragam dan hal
dengan jumlah Pendapatan Asli Daerah melalui pajak yang bisa diterima dan
dengan baik, untuk menunjang di daerah tersebut. Dengan penerapan otonomi daerah
dalam sistem pemerintahan daerah di Indonesia, peletakan titik berat otonomi pada
yang antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuai
mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil
dari sumber-sumber daya nasional yang berada didaerah dan dana perimbangan
selanjutnya disebut PAD, yaitu, hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
5
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah (Ifa,
2017).
untuk perkembangan dari setiap kabupaten dan kota yang ada di seluruh wilayah
negara Indonesia. Dengan adanya Pendapatan Asli Daerah yang mencukupi, maka
kabupaten dan atau kota di setiap pelosok Indonesia bisa dilaksanakan sesuai dengan
atau bahkan melebihi target pembangunan yang ada di dalam rancangan pengelolaan
kabupaten dan atau kota tersebut akan membuat masyarakat yang ada bisa merasakan
lebih banyak peningkatan dalam aspek ekonomi dan sosial, baik secara langsung
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang berasal
dari sumber ekonomi asli daerah. Menurut UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah pada bab 5 paragraf kedua pasal 157 menjelaskan tentang
Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang masuk
dapat dipaksaaan tanpa adanya balas jasa (Karim dkk, 2022). Iuran tersebut
digunakan oleh negara untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum. untuk
sukarela dan penuh kesadaran sebagai warga negara yang baik (Budiman dkk, 2021).
Penerimaan pajak adalah merupakan sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara
terus menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah
Tahun 2009 Pasal 1 ayat 1 Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang
terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
(Yakub dkk, 2022). Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Dari uraian strategi yang telah dilaksanakan di atas penulis akan menganalisa lebih
mendalam, apakah peran dan strategi yang dilaksanakan sudah optimal, maka melalui
penelitian ini penulis memberi judul “Analisis Peranan Dan Strategi Penerimaan
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
terkait diantaranya :
1 Bagi Peneliti
2 Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ukuran sejauh mana peran dan
dalam rangka melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang kajian ini.
Sulawesi Tenggara.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PAD adalah salah satu sumber yang harus selalu dan terus menerus dipacu
Daerah, Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
a. Pajak Daerah
tentang pajak daerah dan retribusi, Pajak adalah kontribusi wajib kepada
Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
kemakmuran rakyat.
9
10
b. Retribusi Daerah
2023 tentang pajak daerah dan retribusi, Retribusi adalah pungutan Daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
adalah pungutan yang dilakukan yang berhubungan dengan jasa fasilitas yang
c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
anggaran belanja daerah yang disetor kekas daerah, baik bagi perusahaan
daerah yang modalnya untuk seluruhnya terdiri dari kekayaan daerah yang
dari kekayaan daerah yang dipisahkan antara lain bagian laba, deviden, dan
PAD dan dana perimbangan, yang meliputih ibah, dan darurat, dan lain-lain
dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
2. Jasa giro
3. Pendapatan bunga
Beban pajak yang ditimbulkan dapat dianalisis dengan dua cara. Pertama,
mengaitkan program itu dengan beban pengeluaran pemerintah. Pajak yang dipungut
menimbulkan beban kemudian hasil pungutan itu di pakai untuk membiayai program
demikian beban ini diimbangi dengan manfaat. Cara ini disebut balance budget
incidence. Cara kedua adalah melihat pengeluaran pemerintah tertentu dibiayai dari
salah satu jenis pajak yaitu akibat pembebanannya bila jenis pajak diganti jenis pajak
yang lain untuk membiayai jumlah pengeluaran yang sama disebut differencial
incidence.
Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang masuk
dapat dipaksaaan tanpa adanya balas jasa (Karim dkk, 2022). Iuran tersebut
digunakan oleh negara untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum. Unsur
secara suka rela dan penuh kesadaran sebagai warga negara yang baik (Budiman dkk,
2021).
13
terus menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintah
terbagi menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, yang
dewasa ini juga dibagi menjadi dua, yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.
Dasar hukum pajak daerah dan retrebusi daerah di atur dalam Undang-Undang
No. 28 tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retrebusi Daerah. Siahaan (2010), dalam
praktik di masyarakat, pungutan pajak daerah sering kali disamakan dengan retribusi
daerah. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa keduanya merupakan pembayaran
kepada pemerintah.
Menurut Adam Smith dalam (Suandy, 2011) asas-asas pemungutan pajak ayng
dikenal dengan nama four cannons atau the four maxims dapat dikelompokan sebagai
berikut:
1. Equality
perlindungan pemerintah. Dalam hal Equality ini tidak diperbolehkan suatu negara
mengadakan diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Dalam keadaan yang sama
14
wajib pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak harus
diperlakukan berbeda
2. Certanty
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromo
kompromis (not arbitrary). Dalam asas ini kepastian yang diutamakan adalah
mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai
pembayarannya.
3. Convenience of payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi Wajib Pajak, yaitu
dikenakan pajak.
4. Economy of collections
sampai biaya pemungutan pajak lebih besar darinpenerimaan pajak itu sendiri.
Karena tidak ada artinyapemungutan pajak kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H, dalam buku (Mardiasmo, 2016)
lainnya
15
c) Hukum Pajak
d) Hukum Pidana
Dengan demikian kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik.
dengan rakyat sebagai wajib pajak. Ada dua macam hukum pajak (Mardiasmo, 2016)
yakni:
keadaan, perbuatan, peristiwa hukum pajak yang dikenai pajak (ojek pajak),
siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan
(tarif pajak), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan
Pajak memiliki dua fungsi, yaitu sebagai fungsi budget air (dimana pajak
dan sebagai fungsi mengatur / regulerend (dimana pajak sebagai alat untuk mengatur
(Mardiasmo, 2016).
Selain dua fungsi pajak tersebut, pajak juga memiliki fungsi lain (sari, 2013) yaitu:
1. fungsi stabilitas
hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
3. Fungsi Demokrasi
Pajak yang sudah di pungut oleh negara merupakan wujud sistem gotong
daerah dan retribusi dareah di Indonesia dewasa ini tidak terlepas dari pemberlakuan
undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah yang baru, yaitu Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 lahir sebagai upaya untuk mengubah sistem perpajakan daerah
Adanya ketidak jelasan dalam penerapan objek pajak maupun objek retribusi
pemungutan pajak dan retribusi daerah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
kondisi ekonomi dan dinamika masyarakat. Oleh karena itu, lahirnya Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1997 telah membawa perubahan dalam pemungutan pajak
perekonomian secara makro serta perubahan kondisi sosial politik, yang ditandai
18
dengan semangat otonomi daerah yang semakin besar. Dengan demikian, Undang-
pada dasarnya tidak hanya menjadi urusan pemerintah daerah sebagai pihak yang
menetapkan dan memungut pajak dan retribusi daerah, tetapi juga berkaitan dengan
masyarakat pada umumnya. Sebagai anggota masyarakat yang menjadi bagian dari
daerah, setiap orang atau badan-badan yang memenuhi ketentuan yang diatur dalam
peraturan pajak daerah maupun yang menikmati jasa yang diberikan oleh pemerintah
daerah harus membayar pajak atau retribusi daerah yang terutang. Hal ini
menunjukkan pada akahirnya proses pemungutan pajak dan retribusi daerah akan
memberikan beban kepada masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami
ketentuan pajak dan retribusi daerah dengan jelas agar mau memenuhi kewajibannya
Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak (Mardiasmo, 2016) :
1. Ajaran Formil
2. utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus.
3. Ajaran materil
19
pajak karena suatu keadaan dan perbedaan. Ajaran ini diterapkan pada self
assesment system.
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Kadaluarsa
menjadi:
1. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan antara lain:
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang dilakukan oleh wajib
Undang-undang.
b) Tax evaxion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-
2.1.11. Retribusi
kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi
yaitu hanya membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara. Salah satu
contoh retribusi adalah retribusi pelayanan kesehatan pada rumah sakit yang dikelola
oleh pemerintah. Setiap orang yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah
sakit pemerintah harus membayar retribusi yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai
pembayaran atas jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah. Akan tetapi,
tidak ada paksaan secara yuridis kepada pasien (anggota masyarakat) untuk
membayar retribusi karena setiap orang bebas untuk memilih pelayanan kesehatan
yang diinginkan.
Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara (pemerintah)
berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang
jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara
21
yang tidak dapat dihindari bagi yang berkewajiban dan bagi mereka yang tidak mau
membayar pajak dapat dilakukan paksaan. Dengan demikian, akan terjamin bahwa
kas negara selalu berisi uang pajak. Selain itu, pengenaan pajak berdasarkan undang-
undang akan menjamin adanya keadilan dan kepastian hukum bagi pembayar pajak
Penelitian ini terkhusus pada peran dan strategi Penerimaan Pajak Daerah
tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah (Undang-Undang PDRB)
sudah ada. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dan menjadi rujukan
Nusantara Daerah Kota Kendari kepastian hukum tidak menjadi faktor yang
Aji mempengaruhi tingkat realisasi pajak
penerangan jalan dan pajak air bawah
tanah, hal ini disebabkan karena pada
badan pengelolah pajak dan retribusi
daerah kota kendari sudah berlandaskan
dan sudah diatur pada Undang-undang No.
28 tahun 2009 dan Perda Perpajakan No.2
Tahun 2011.
5. Muhamma Peranan Penerimaan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
d Raenaldi Pajak Daerah dan kegiatan pemerintahan dan pembangunan
Aditia Retribusi Daerah akan berjalan lancar apabila didukung oleh
Terhadap
tersedianya biaya yang memadai.
Pendapatan Asli
Daerah Kota Kendari Sehubungan dengan hal tersebut,
Pemerintah Kota Kendari menyediakan
biaya dari dua sumber, yaitu
1. pertama bersumber dari PAD
2. bersumber dari dua perimbangan yang
dialokasikan oleh pemerintah pusat
atau pemerintah daerah tingkat 1
3. dari lain-lain pendapatan yang sah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan daerah
daerah. Pajak daerah merupakan salah satu komponen pendapatan asli daerah yang
lebih banyak memberikan peluang bagi daerah untuk dimobilisasi secara maksimal
Berdasarkan kajian diatas berikut skema kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada
Analisis Deskriptif
Kesimpulan/Saran
Lokasi penelitian akan dilaksanakan pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Lokasi penelitian ini didasarkan pada ketersediaan data APBD yang secara ekstensif
3.2.1 Populasi
Objek atau nilai disebut unit analisis atau elemen populasi. Populasi dalam
penelitian ini yaitu pegawai Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Kendari.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2014). Dengan demikian sampel adalah bagian dari populasi
penelitian ini yaitu beebrapa dari pegawai Kantor Badan Pendapatan Daerah.
26
27
1. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik.
Namun, karena dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka,
2. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numerik (angka).
telah tersedia.
2. Melalui Dokumentasi, yaitu dokumen yang bisa berbentuk tulisan, gambar atau
Teknik analisis data menurut Moleong (2012) adalah upaya yang dilakukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
Alat analisis yang digunakan pada peranan penerimaan pajak daearah dalam
PAD
¿ X 100
Total APBD
29
Matriks IFES, EFAS dan Matriks SWOT. Semua elemen dalam SWOT akan dijaring
(weaknesses).
1. Kekuatan (Strength)
terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu perusahaan. Dari sini kita bisa
melihat seberapa jauh faktor yang menjadi kekuatan berupa sumber daya,
2. Kelemahan (Weakness)
3. Peluang (Opportunities)
dalam lingkungan perusahaan. Dari sini bisa dilihat juga seberapa jauh faktor
4. Ancaman (Threats)
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Dari sini bisa kita lihat ancaman
pada kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah
32
yang bersangkutan.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
Pada kolom matriks IFAS, diberi rating mulai dari 1 sampai 4 pada setiap
faktor internal untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini
pada kolom 1.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (di bawah
yang bersangkutan.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
Pada kolom matriks IFAS, diberi rating mulai dari 1 sampai 4 pada setiap
faktor internal untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini
2. Matriks SWOT
menghasilkan empat strategi sebagai hasil dari analisis matriks SWOT, yaitu
sebagai berikut:
a. Strategi SO, yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi WO, yaitu strategi yang diterpakan untuk mengatasi semua
kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
c. Strategi ST, yaitu strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua
kekuatan untuk mengatasi ancaman.
d. Strategi WT, yaitu strategi yang disusun dengan cara meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman.
3.6 Defenisi Operasional
1. Peranan PAD, yaitu kontribusi PAD terhadap APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
PAD
X 100
Total APBD
Strategi dalam penelitian ini diturunkan dari matriks SWOT, atau Kekuatan-
Kelemahan-Peluang-Ancaman.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Ade (2017). Analisis Pengelolaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Tahun 2013-2016. Skripsi Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan
Farid Walid (2022). Analisis Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Hasanauddin.
37
Mahendra Nizar (2019). Analisis Potensi Pajak Reklame Pada Pendapatan Asli
Makassar.
Oleo.
Novita Sari (2022). Analisis Potensi Pajak Daerah Atas Peningkatan Pendapatan
Nusantara Ayu (2021). Analisis Pajak Daerah Kota Kendari. Skripsi. Jurusan Ilmu
Halu Oleo
Pradikta Angga (2013). Strategi Pengembangan Objek Wisata Waduk Gunung Rowo
6765.
Sucianti & Pahmi (2022). Analisis Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah