DISUSUN OLEH
ANDRI PATRIA
NIM : 2274201102
ILMU HUKUM
Pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) menyatakan bahwa Pemerintahan
Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan diberikan otonomi yang seluas-
luasnya. Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui
otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi, daerah diharapkan mampu
meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Undang-undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Penjelasan, Bagian I.1, Paragraf
2.)
Adapun tujuan dari penilitian ini adalah untuk melihat seberapa besar
konstribusi BUMD terhadapa peningkatan PAD dan pembangunan ekonomi di
Daerah, serta mengetahui peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan
penyertaan modal daerah pada BUMD
a. Data Primer
Yaitu data yang mempunyai kekuatan mengikat dan juga menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian berupa Undang-Undang dan peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan judul penulisan.
b. Data Sekunder
yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang data
pertama, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari
literaturliteratur kepustakaan, seperti buku-buku, karangan ilmiah, media
cetak atau elektronik dan referensi lainnya yang mendukung
VI. PEMBAHASAN
BUMD merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Daerah (Pasal 1 PP No. 54 Tahun 2017). BUMD didirikan dengan
tujuan untuk memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah
pada umumnya, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai
kondisi, karakteristik, dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan Tata
Kelola Perusahaan yang baik, serta memperoleh laba dan atau keuntungan. (Pasal
7 PP No. 54 Tahun 2017)
Gambaran kondisi BUMD juga dapat dilihat dari banyaknya BUMD yang
mengalami kerugian. Pada tahun 2020 sebanyak 286 atau 33,72 persen dari total
848 BUMD yang terdata BPS mengalami kerugian. Jumlah tersebut memang
meningkat diakibatkan pandemi COVID-19 pada tahun 2020, namun demikian
dalam kondisi normal seperti pada tahun 2018 dan 2019, data menunjukkan
bahwa pada prinsipnya jumlah perusahaan yang merugi juga masih cukup besar
dengan rata-rata 33-35 persen dari total jumlah BUMD. (Humas Sekretariat
Kabinet RI. 2022. “Tata Kelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam
Peningkatan Perekonomian Daerah)
Dan dijelaskan lebih lanjut pada pasal 31, salah satu yang termasuk sebagai
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan adalah kekayaan Daerah yang
berasal dari APBD untuk dijadikan penyertaan modal Daerah pada BUMD. Maka
pemerintah Daerah dapat memisahkan sebagian kekayaannya untuk dimasukan
kedalam penyertaan modal BUMD, tentu saja dengan harapan penyertaan modal
tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan deviden atau keuntungan
Selain itu pada Pasal 23 ayat 2 juga disebutkan Penyertaan Modal Daerah
untuk penambahan modal BUMD dilaksanakan setelah dilakukan analisis
investasi oleh pemerintah daerah dan tersedianya rencana bisnis BUMD.
1. Penyertaan modal Daerah pada BUMD bisa menjadi slah satu alternatif
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Kondisi BUMD di indonesia secara umum belum bisa meningkatkan
kemandirian daerah secara keuangan, karena rata-rata tingkat
perbandingan laba terhadap modal BUMD masih sangat rendah, sehingga
keuntungan dari pernyertaan modal daerah dinilai masih rendah, bahkan
selama tahun 2020-2021 tidak sedikit BUMD yang mengalami kerugian
karena adanya pandemi Covid-19
3. Dalam melakukan penyertaan modal Daerah kepada BUMD terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut :
VII.2. SARAN