Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH DAN


PENCATATANYA DI DESA SUNGAI MANAU,KEC.SUNGAI MANAU
KAB.MERANGIN

Dosen pengampu:

Dr.Titin Agustin nengsih ,M.Si

Disusun oleh:

Mitahul Jannah(504190058)

PRODI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Penelitian ini diambil dari permasalahan adanya ketergantungan bantuan dana dari pusat
tersebut memberikan pandangan tentang keuangan daerah yang tidak dikelola dengan baik
menandakan bahwa masih rendahnya kemandirian keuangan daerah.selain itu juga diperlukan
analisis terhadap anggaran pendapatan daerah berupa perhitungan rasio efektifitas,rasio derajat
desentralisasi,rasio ketergantungan,rasio kemandirian keuangan daerah.suatu daerah dpat
dikatakan mandiri apabila pengeluaran biaya belanja daerah untul urusan penyelenggara
pemerintahan dapat dibiayaisendiri oleh daerahnya yg berasal dari sumber-sumber pendapatan
daerah. Menurut Undang-undang 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah mengatur tentang
hak dan kewajiban daerah. Salah satu dari hak dan kewajiban daerah tersebut menjelaskan
tentang upaya pemerintah yang dapat dilakukan untuk menunjang kemandirian daerah yaitu
dengan memungut pajak dan retribusi. Pajak dan retribusi ini nantinya akan memberikan imbalan
atau balasan secara tidak langsung dan tujuan dari pungutan tersebut yaitu untuk membangun
daerah menjadi lebih baik dengan membiayai kebutuhan fasilitas-fasilitas daerah dan
mensejahterakan masyarakat karenanya Dana Transfer yang diberikan oleh pemerintah pusat
dikeluarkan pada setiap tahun anggarannya. Jumlah besaran dari dana transfer ke daerah berbeda
juga pada tiap tahunnya dan dibagikan ke seluruh daerah dengan mematuhi peraturan yang
berlaku. Hal tersebut dilakukan dalam 3 mendukung kemandirian daerah dalam mengelola
keuangan untuk dapat mendukung pelaksanaan pemerintahan di daerah dengan tujuan
menunjang kesejahteraan masyarakat.1

1
Robby Adzan Maulana, ‘Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Menunjang Kemandirian Keuangan
Daerah Kota Bandung’, Jurnal IPDN, 2022, 1–8 <http://eprints.ipdn.ac.id/7317/1/RINGKASAN SKRIPSI_ROBBY
ADZAN MAULANA_29.1140_ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH %28PAD%29 DALAM
MENUNJANG KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KOTA BANDUNG.pdf>.
Berikut ini adalah anggaran pendapatan belanja daerah kab.merangin tahun 2021-2022:

Tahun Anggaran pendapatan belanja


daerah
2020 Rp.1.467.984.222.008
2021 Rp.1.386.517.224.570
2022 Rp .1.364.680.964.972

APBD merangin 2022 tersebut,ditandatangani bupati merangin H.Mashuri,ketua DPRD


merangin herman effendi,wakil I DPRD merangin zaidan ismail dan wakil II DPRD merangin
ahmad kausari.anggaran pendapatan dan belanja daerah(APBD) kab merangin menurun jika di
bandingkan dengan APBD merangin pada tahun 2020 dan 2021.

Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten atau Kota untuk
mengembangkan potensi ekonominya. Oleh karena itu pembangunan daerah dilaksanakan secara
terpadu dan serasi serta diarahkan agar pembangunan yang berlangsung disetiap daerah benar-
benar sesuai dengan prioritas dan potensi daerah. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, maka
semakin meningkat pengeluaran pemerintah dalam hal ini belanja daerah guna menyediakan
sarana prasarana dan pelayanan bagi masyarakat. Salah satu sudut pandang kebijakan yang dapat
dilakukan adalah melalui kebijakan pengeluaran pemerintah daerah yang dituangkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah memerlukan perhatian terutama dalam hal
pengalokasiaan anggaran, diupayakan dialokasikan pada sektor-sektor yang dapat terciptanya
sumber-sumber pendapatan baru bagi daerah dan tentunya didukung oleh partisipasi dari
masyarakat.2

B. Identifikasi Masalah

Ada beberapa masalah yg terjadi,yg menjadi poinnya adalah ketergantungan bantuan dana
dari pusat tersebut memberikan pandangan tentang keuangan yg tidak dikelola dengan baik.
Dengan demikian menandakan bahwa masih rendahnya kemandirian keuangan di kab merangin.

2
Dewi Oktavina, ‘Faktor Yang Mempengaruhinya Dalam Rangka Oonomi Daerah : Pendekatan Error Correction
Model’, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 10.2 (2012), 88–101.
C. Batasan Masalah.

Batasan masalah digunakan untuk memberikan ruang lingkup agar pembahasan masalah tidak telalu
luas.adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

 Penelitian ini hanya membahas analisis terhadap Anggaran Pendapatan Belanja


Daerah (APBD)
 Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data dari anggaran pendapatan
belanja daerah dari tahun 2020-2022

D. Rumusan Masalah.

Rumusan Masalah yang terjadi adalah bagaimana anggaran Pendapatan belanja daerah Dan
pencatatannya pada tahun 2020-2022 ?

E. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui
anggaran Pendapatan belanja Daerah Dan Pencatatannya Pada Tahun 2020-2022.

F. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh peneliti yaitu:

1. Bagi pemerintah:diharapkan dapat meningkatkan anggaran pendapatan belanja daerah melalui hasil
pajak,hasil retribusi,dan hasil pendapatan lain-lain yang sah dalam meningkatkan kesejahteraan daerah

2. Bagi penulis:dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang pendapatan yg ada didaerah dan menjadi
refenrensi bagi peneliti dimasa yg akan datang.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN STUDI RELEVAN

A. Landasan daerah

1. Anggaran pendapat belanja daerah

Anggaran pendapat belanja daerah (APBD) merupakan rencana keuangan pemerintah daerah
selama satu tahun yang telah ditetapkan oleh peraturan daerah.APBD dapat dijadikan sebagai
sarana komunikasi pemerintah daerah dengan masyarakatnya mengenai prioritas pengalokasian
yang dilakukan oleh pemerintah daerah setelah berkoordinasi dengan pihak
legislative,DPRD.APBD terdiri dari tiga komponen utama yaitu pendapatan daerah,dan
pembiayaan daerah.pendapatan daerah terdiri dari pos pendapatan daerah (PAD),pos
perimbangan,dan pos lain-lain pendapatan yang sah.

Didalam pos PAD terdapat komponen pajak daerah dan retribusi daerah yg merupakan
sumber pendapatan utama dari pemerintah daerah itu sendiri yang diperoleh pemerintah daerah
dari pemerintah pusat.sebagai perwujudan dari pelaksanaan desentralisasi fiksal.selain
pendapatan yang diperoleh dari daerah tersebut dan pemerintah pusat,pemerintah juga
memperoleh pendapatan dari daerah lain yg berupa komponen dana bagi hasil pajak dan provinsi
dan pemda lainnya yg ada didalam pos lain-lain pendapatan daerah yg sah.

Komponen belanja daerah merupakan perwujudan pemerintah daerah dalam mengeluarkan


uangnya untuk pelayanan publik.melalui belanja daerah ini diperoleh informasi prioritas belanja
yg dilakukan oleh pemerintah daerah yg dapat berdampak pada kesejahteraan warga.

2. Pendapatan asli daerah

Pendapatan asli daerah merupakan salah atu komponen penyusun pendapatan daerah yg bersumber
dari potensi dari dareah itu sendiri yg di pungut berdasarkan peraturan daerah tersebut.sesuai dengan
peraturan peundang-undangan yg berlaku.berdasarkan undang-undang tentang keuangan
Negara,kekuasaan,atas pengelolaan kekayaan Negara dipisahkan dilaksanakan oleh wakil pememrintah
dalam kepemilikan kekayaan Negara yg dipisahkan yg dikuasai oleh menteri keuangan.sedangkan
pengelolaan kekayaan Negara yang dipisahkan yg dananya bersumber dari APBD,diserahkan kepada
gubernur/bupati/walikota selaku kepala pememrintaah daerah .3

Di era otonomi daerah sekarang ini,daerah mendapat kewenangan yg lebih besar untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga nya sendiri.salah satu cir dari kemampuan suatu daerah dalam menjalankan
otonomi daerah yaitu terletak pada kemampuan daerah untuk mengelola keuangannya.oleh karna itu
daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumver-sumber keuangan
sediri,mengelola dan menggunakannya untuk membiayai penyelenggaran pemerintah dan pembangunan
daerahnya.tuntutan peningkatan pendapatan asli daerah(PAD) semakin besar seiring dengan semakin
banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah pengalihan
personil,peralatan,pembiayaan,dan dokumen ke daerah dalam jumlah yg besar.sememtara itu sejauh ini
dana perimbangan yg merupakan transferan keuangan oleh pemerintah kepada daerah dalam rangka
mendukung pelaksanaan otonomi daerah,meskipun jumlahnya relative memadai namun daerah harus
lebih kreatif dalam meningkatkan PAD nya.oleh karna itu,daerah harus dapat menggali sumber-sumber
PAD yg potensi secara maksimal namun tentu saja harus dalam koridor peraturan perundang-undangan
yg berlaku.

Demgan demikian pendapatan asli daerah merupakan sumber pendapatan assli aderah merupakan
sumber pendapatan asli daerah berasalkan potensi daerah.pemerintahan daerah dapat menggali sumber
pendapatan asli daerah tersebut secara optimal yg sesuai dengan peraturan perundang-undangan yg
berlaku terdiri atas:

1. Pajak Daerah

.pajak yg berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi pajak pusat dan pajak daerah.pajak pusat
adalah pajak-pajak yg dikelola oleh pemerintah pusat seperti pajak penghasilan (pph),pajak pertambahan
nilai (ppn) dan pajak pajak penjualan atas barang mewah (ppnbm).sememtara pajak daerah adalah pajajk-
pajak yg dikelola oleh pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.pengalihan dan
pengelolaan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah merupakan suatu bentuk tindak lanjut kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi
aderah fiskal.bentuk kebijakan tersebut dituangkan kedalam undang-undang no 28 tahun 2009 tentang
pajak daerah dan retribusi daerah.hasil penerimaan pajak dan retribusi daerah diakui belum memadai dan
memiliki peranan yg relative kecil terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) khususnya
bagi daerah kabupaten /kota.dalam banyak hal dana alokasi umum maupun dana dana alokasi khusus

3
Fadjri Alihar, ‘No Title‫הקיווי ענף‬: ‫’מצב תמונת‬, ‫הנוטע עלון‬, 66 (2018), 37–39
<https://www.fairportlibrary.org/images/files/RenovationProject/Concept_cost_estimate_accepted_031914.pdf>.
dari pusat,tidak sepenuhnya dapat diharapkan menutupi semua kebutuhan pengeluaran daerah.Pajak
daerah dapat dikatakan sesuai sebagai pendapatan daerah (PAD) apabila dalam banyak hal mudah
mengindentifikasi lokasi objek pajak,walaupun kemungkinan terjadi perpindahan registrasi karena
perbedaan tariff yang mencolok antar berbagai daerah.disamping itu,pajak kendaraan bermotor juga
mempunyai hubungan yg erat antara pajak yg dipungut dengan pengeluaran pemerintah untuk perbaikan
jalan-jalan.4

Peraturan pemerintahan tersebut merupakan revisi dari pp no 91 tahun 2010 tentang jenis pajak
daerah yg dipunggut berdasarkan penetapan kepala daerah atau dibayar sendiri oleh wajib pajak.adapun
materi yg di atur dalam peraturan pemerintahan tersebut meliputi:

jenis-jenis pajak daerah dan pengaturan penetapan pajak dalam peraturan Pendaftaran wajib pajak dan
masa pajak

a. Penetapan, Pembayaran, Pelaporan, dan ketetapan pajak


b. Penagihan dan penghapusan piutang pajak
c. Keberatan dan banding
d. Pembukuan dan pemeriksaan
e. Penelitian surat setoran pajak daerah Bea perolehan atas tanah dan bangunan
f. Penilaian pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan
g. Pajak yang dibayarkan dan dipungut pemerintah.

Berikut terdapat beberapa Fungsi Pajak Berdasarkan penjabaran pengertian tentang pajak :

1) . Fungsi Anggaran ( Budgetair ) Pajak berfungsi sebagai salah satu sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran – pengelurnya.
2) . Fungsi Mengatur ( Cregulered ) Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan
melaksanakan kebijaksanann pemerintah dalam bidang sosial maupun ekonomi.

Selain fungsi ada juga Pengelompokkan Pajak, terdapat tiga jenis pengelompokkan pajak yaitu,
menurut golongan, menurut sifat dan menurut pemungutnya.

a. Menurut Golongannya

4
Makalah Seminar Akademik, ‘Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur’,
2006.
1. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan
2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepadaorang laincontohnya:pajak pertambahan.
b. Menurut sifatnya
1. Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkat atau berdasarkan pada subjeknya,dalam arti
memerhatikan keadaan dari wajib pajak.contohnya:pajak penghasilan
2. Pajak objektif yaitu pajak yang berpangal pada objeknya,tanpa memerhatikan keadaan
dari wajib pajak .contohnya:pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang
mewah
c. Menurut pemungutannya
1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah dan Bea Materai.
2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah Daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah. Contoh : Pajak Propinsi dan pajak Kabupaten/Kota.

Cara Menghitung Pajak PPh terutang dihitung dari tarif dikalikan penghasilan kena
pajak :

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Penghasila Kena Pajak

= Tarif x ( Peredaran Bruto – pengeluaran/ biaya yang boleh


dikurangkan.5

2. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai bayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan. Pemerintah pusat kembali mengeluarkan regulasi tentang pajak daerah dan retribusi daerah
melalui undang-undang nomor 28 tahun 2009. Dengan undang- undang ini dicabut UU Nomor 18 tahun
1997, sebagaimana sudah diubah dengan undang-undang nomor 34 tahun 2000. Berlakunya undang-

5
Alihar.
undang pajak dan retribusi daerah yang baru di satu sisi memberikan keuntungan daerah dengan adanya
sumber-sumber pendapatan baru, namun disisi lain ada beberapa sumber pendapatan asli daerah yang
harus dihapus karna tidak boleh lagi dipungut oleh daerah terutama berasal dari retribusi daerah.6

Retribusi daerah terdiri atas 3 golongan, yaitu:

a. Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah (pemda) untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
b. Retribusi Jasa Usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemda dengan
menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh
sektor swasta.
c. Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemda dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

3.hasil pengelolaan kekayaan daerah yg dipisahkan

Kekayaan Negara yg dipisahkan adalah komponen kekayaan Negara yg pengelolaannya diserahkan


kepada badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah.pengelolaan kekayaan Negara yg
dipisahkan ini merupakan sub bidang keuangan Negara khusus ada pada Negara-negara non
public.pemerintah melakukan investasi pad BUMD atau lembaga keuangan Negara/daerah lainnya
sehingga timbul hak kewajiban Negara berkenaan dengan investasi tersebut.hasil pengelolaan
kekayaan daerah yg di pisahkan merupakan bagian dari PAD daerah tersebut,yang antara lain
bersumber dari:

 Bagian laba dari perusahaan daerah


 Bagian laba dari lembaga keuangan bank(contoh bank daerah)
 Bagian laba atas penyertaan modsl kepada badan usaha lainnya.

6
Departemen Keuangan and others, ‘Produktif Nasionalis’, Gedung Sutikno Slamet Lantai, 16.pajak daerah dan
retribusi daerah (1945), 2 <www.djpk.depkeu.go.id>.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan
Tertentu sebagaimana dimaksud di atas sebagai berikut:

Retribusi Jasa Retribusi Jasa Usaha Retribusi


Umum Perizinan
Tertentu
1. retribusi pelayanan 1.retribusi pemakaian 1.retribusi izin
kesehatan kekayaan daerah. mendirikan
bangunan.
2.retribusi pelayanan 2. retribusi pasar grosir 2. retribusi izin
persampahan/ dan pertokohan. tempat penjualan
kebersihan. minuman
3.retribusi penggantian beralkohol.
biaya cetak kartu tanda
penduduk dan akte
catatan sipil.
4. Retribusi Pelayanan 3. Retribusi Tempat 3. Retribusi Izin
Pemakaman dan Pelelangan. Gangguan.
Pengabuan Mayat.
5. Retribusi Pelayanan 4. Retribusi Terminal. 4. Retribusi Izin
Parkir di Tepi Jalan Trayek.
Umum.
6. Retribusi Pelayanan 5. Retribusi Tempat
Pasar Khusus Parkir.
7. Retribusi Pengujian 6. Retribusi Tempat
Kendaraan Bermotor Penginapan/
Pesanggrahan/Villa.
8. Retribusi 7. Retribusi
Pemeriksaan Alat Penyedotan Kakus.
Pemadam.
Dari table diatas kita bisa membedakan mana retribusi umum,retribusi jasa dan retribusi
perizinan.7

7
Keuangan and others.
4. Pendapatan lain-lain yang sah

Pendapatan lain-lain yang sah yaitu pendapatan yg tidak termasuk jenis pendapatan lainnya
seperti pajak daerah,retribusi daerah,dan hasil kekayaaan yg dipisahkan.pendapatan lain-lain yg
sah adalah pendapatan daerah dari sumber lain misalnya sumbangan pada pihak ketiga kepada
daerah yg dilaksanakan sesuia dengan undang-undang yg berlaku (undang-undang RI nomor 34
tahun 2004). Selain jenis-jenis PAD di atas pendapatan daerah pula berasal dari lain-lain PAD
yang sah,seperti:

 Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan


 Jasa giro atas penyimpanan uang APBD pada sebuah bank pemerintah
 Pendapatan bunga
 Keuntungan selisih nilai tukar rupish terhadap mata uang asing
 Komisi,potongan,ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan
barang dan jasa oleh daerah.8

5. Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran adalah laporan menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya kas yang dikelola oleh pemerintah dalam suatu periode. Realisasi
anggaran adalah pelaksanaan APBN/APBD. Laporan realisasi anggaran disusun oleh entitas
akuntansi dan entitas pelaporan.realisasi nggaran juga bisa diartikan laporan yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran pendapatan dan belanja dengan realisasinya yang
menunjukkan ketaatan terhadap peraturan.

8
Alihar.
B. STUDI RELEVAN

Penelitian terdahulu yang didapat dalam mendukung temuan penelitian. ada beberapa jurnal
yang berkaitan dengan tema penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1

Penelitian terdahulu

NO NAMA JUDUL METODE HASIL


PENELITI PENELITIAN PENELITIAN
1. Natalia Rawung Analisi pendapatan asli Deskriptif Menunjukkan
(2016) daerah dan pencatatnya kualitatif penerimaan dari
pada dinas pendapatan pajak dari
kota manado retribusi pada
dinas pendapatan
kota manado
mengalami
peningkatan di
tahun 2014
dibandingkan
ditahun 2013
sebaiknya
pimpinan dinas
pendapatan kota
manado lebih
memperhatikan
sumber-sumber
penerimaan agar
tidak terjadi
penurunan
penerimaan
ditahun yg akan
datang
2. Aprisilia Ristia, Analisis pendapatan Deskriptif kualitatif Menunjukkan
dkk (2015) asli daerah untuk kinerja
belanja daerah pada pendapatan
pemerintah kota pemerintah kota
tomhon tomoho dilihat
dari analisis rasio
keuangan dalam
hal ini,derajat
desentralisasi
fiscal dan
kemandirian
keuangan daerah
masih sangat
rendah.pemerinta
h kota tomoho
belum mampu
mengelola dan
mengoptimalkan
pendapatan asli
daerahnya,sehing
ga masih sangat
bergantung pada
bantuan
pememrintah
berupa dana
transferan/dana
perimbangan dari
pemerintah pusat.
3. Abid Analisis pendapatan Deskriptif kualitatif Menunjukkan
asli daerah sector bahwa hasil
Muhtarom
perusahaan daerah di analisis
(2016) kabupaten lamongan perhitungan
kontribusi bahwa
laba BUMN pada
tahun 2010
sampai tahu 2014
masih memiliki
kontribusi
meskipun tidak
maksimal
terhadap
pendapatan asli
daerah kabupaten
lamongan.
4. Chindy Febry Analisis pengaruh Ordinary least Menunjukkan
Rori, dkk (2016) pendapatan asli daerah square (OLS) bahwa variable
(PAD) terhadap Metode regresi bebas atau
pertumbuhan ekonomi sederhana pendapatan asli
diprovinsi Sulawesi daerah
utara tahun 2001-2013 berpengaruh
signifikan
terhadap variable
terikat atau
pertumbuhan
ekonomi.
5. Elvi Syahria Analisis penerimaan Deskriptif kualitatif Menunjukkan
Maznawat y, dkk pajak daerah dalam tingkat
(2015) meningkatkan pertumbuhan
pendapatan asli daerah PAD Maluku
provinsi Maluku utara utara tahun 2013-
2014 sebesar
22.53%.penerima
an pajak daerah
dalam
meningkatkan
PAD dari taerget
realisasi taub
2013-2014 yang
memberikan
kontribusi besar
dalam
penerimaan pajak
daerah adalah
pajak bahan
bakar kendaraan
bermotor yaitu
sebesar
58,62%.namun,p
ada tahun 2014
dari realisasi
pajak bahan
bakar kendaraan
bermotor
mengalami
penurunan yaitu
sebesar 44,05%
kontribusi pajak
daerag terhadap
PAD adalah
sebesar 77,57%.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan jenis peneitian


Metode penelitian yg digunakan dalam penelitian ini adalah motede kualitatif,metode kualitatif adalah
prosedur penelitian yg menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku
yg diamati.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya dan bertujuan mengungkapkan gejala secara holistik – konseptual
melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan dari penelitian sebagai instrument
kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna berdasarkan perspektif subyek lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

B. Lokasi dan objek penelitian


Tempat yang menjadi objek penelitian ini adalah kantor kepala desa sungai manau,kec sungai
manau,kab merangin. Penelitian ini diarahkan pada anggaran pendapatan daerah dan pencatatanya pada
badan pendapatan daerah kabupaten merangin.

C. Jenis dan sumber data


Analisis data yg digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,metode kualitatif
adalah metode dengan mengembangkan teori yg dibangun dari data yg sudah didapat dilapangan dengan
melakukan penjelajahan,kemudian dilakukan pengumpulan data sampai mendalam mulai dari observasi
hingga menyusun laporan.
1. Sumber data
a. data primer
Data yg diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan metode pengumpulan data seperti
mengamati langsung kegiatan karyawan yg berkerja di badan pendapatan asli daerah di kabupaten
merangin.
b. Data sekunder
data yg diperoleh dengan data yg sudah disiapkan oleh tempat penelitian atau dokumen perusahaan yang
berupa catatan dan laporan pendapatan asli daerah dan realisasi anggaran.kemudian diuraikan secara
rincin untuk mengetahui permasalahan dalam penelitian ini yg ada di kabupaten merangin.
D. Teknik pengumpulan data

1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan jalan melakukan Tanya jawab dengan pihak yg
berwenang diantaranya kepala dinas bagian keuangan dan staf oegawai bagian keuangan yg terlibat
langsung serta berhubungan dengan data yg diperlukan peneliti yg ada pada badan pendapatan
daerah kabupaten merangin.
2. Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yg akan diteliti
berdasarkan pengetahuan dan fenomena yg diketahui sebelumnya untuk mendapatkan data atau
informasi yg dibutuhkan dg penulis pada badan pendapatan asli daerah di kabupaten merangin.
3. Dokumen yaitu pengumpulan data yg dilakukan dengan sebuah data yg tertulis dan bersifat
informasi di kertas atau media elektronik yg dibutuhkan penulis pada badan pendapatan daerah
dokumen yang diperlukan berupa laporan pencatatan realisasi anggaran. .

E. Metode analisis data

Metode analisis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif,penelitian deskriptif kualitatif ini adalah desain penelitian yg disusun dalam rangka
memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yg berasal dari subjek atau objek
penelitian.adapun langkah-langkah yg di lakukan untuk menganalisis adalah reduksi data,penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Akademik, Makalah Seminar, ‘Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa
Timur’, 2006

Alihar, Fadjri, ‘No Title‫הקיווי ענף‬: ‫’מצב תמונת‬, ‫הנוטע עלון‬, 66 (2018), 37–39
<https://www.fairportlibrary.org/images/files/RenovationProject/Concept_cost_estimate_accepted_
031914.pdf>

Keuangan, Departemen, Republik Indonesia, Direktorat Jenderal, Perimbangan Keuangan, Gedung


Sutikno, and Slamet Lantai, ‘Produktif Nasionalis’, Gedung Sutikno Slamet Lantai, 16.pajak daerah
dan retribusi daerah (1945), 2 <www.djpk.depkeu.go.id>

Maulana, Robby Adzan, ‘Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Menunjang Kemandirian
Keuangan Daerah Kota Bandung’, Jurnal IPDN, 2022, 1–8
<http://eprints.ipdn.ac.id/7317/1/RINGKASAN SKRIPSI_ROBBY ADZAN
MAULANA_29.1140_ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH %28PAD%29 DALAM
MENUNJANG KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KOTA BANDUNG.pdf>

Oktavina, Dewi, ‘Faktor Yang Mempengaruhinya Dalam Rangka Oonomi Daerah : Pendekatan Error
Correction Model’, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 10.2 (2012), 88–101

Anda mungkin juga menyukai