Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan
Belanja Modal terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah di Kepulauan Bangka Belitung. Kemandirian
keuangan daerah merupakan indikator penting dalam menilai kemampuan suatu daerah untuk mengelola
keuangan mereka sendiri tanpa terlalu bergantung pada sumber pendanaan eksternal. Selain itu, Dana
Perimbangan juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah.
Dengan adanya dana perimbangan yang diterima dari pemerintah pusat, daerah memiliki sumber pendanaan
tambahan yang dapat meningkatkan tingkat kemandirian keuangan mereka. Penelitian ini memiliki implikasi
kebijakan yang penting bagi pemerintah daerah di Bangka Belitung Selatan. Untuk meningkatkan tingkat
kemandirian keuangan daerah, pemerintah daerah perlu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
peningkatan sumber-sumber pendapatan yang ada. Selain itu, pemerintah daerah juga perlu memperoleh dana
perimbangan yang memadai untuk memperkuat posisi keuangan daerah.
Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Belanja Modal, Tingkat Kemandirian Keuangan
Daerah
PENDAHULUAN
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia telah membawa perubahan dalam sist
em pemerintahan Indonesia, yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di berbagai d
aerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan kepada
daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepenti
ngan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undan
g–Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang–Undang N
omor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Dae
rah yang kemudian dilakukan revisi atau perubahan sehingga bergeser ke Undang-Un
dang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
2016 2017 2018 2019 2020
Kab. Bangka Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah Kab. Bangka Barat
Kab. Belitung Kab. Belitung Timur Kota Pangkal Pinang
Grafik Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten / Kota Di Wilayah Provinsi Bangka
Belitung Tahun 2016 s.d. 2020, Sumber : Badan Pusat Statistik
Perbedaan penelitian ini dengan penelitan sebelumnya yaitu penelitian ini dilak
ukan pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari tahun 2016 - 2020. Penelitian in
i menguji pengaruh pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan belanja modal terh
adap kemandirian keuangan daerah dengan memasukkan variabel belanja modal seba
gai variabel independen agar dapat mengetahui jalur - jalur mana yang lebih baik untu
k mencapai tingkat kemandirian yang baik untuk suatu daerah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang efektivitas
kebijakan pemerintah terkait pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan belanja
modal dalam mencapai kemandirian keuangan daerah. Adapun manfaat dari
penelitian ini yaitu, bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang didapat serta melatih
proses berfikir secara ilmiah, terutama dalam bidang pemerintah daerah serta
mendapat informasi yang tidak diketahui sebelumnya. Bagi pemerintah daerah dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengelolaan keuangan daerah untuk mewujudkan daerah yang lebih mandiri. Bagi
peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan lagi sebagai
referensi acuan penelitian mengenai pendapatan asli daerah, dana perimbangan,
belanja modal dan tingkat kemandirian keuangan daerah.
REVIEW LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Agency (Agency Theory)
Konsep teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara principal dan
agen (R.A. Supriyono, 2018). Agency Theory merupakan hubungan atau kontrak
antara principal dan agent dimana principal merupakan pihak yang memperkerjakan
agent agar melakukan tugas menjalankan kepentingan principal (Scoot, 2015)
Dalam pemerintahan, pihak yang berperan sebagai principal atau pemberi
wewenang adalah pemerintah pusat dan pihak yang berperan sebagai agen atau yang
melaksanakan tugas/wewenang adalah pemerintah daerah. Namun, dalam teori ini
adanya anggapan bahwa pihak agen tidak dapat dipercaya untuk bertindak sebaik
mungkin demi kepentingan principal. Pihak agen mengelola pemerintahan daerahnya
masih dengan ketergantungan pada pemberian bantuan dana perimbangan yang
menyebabkan menjadi tidak mandirinya daerah tersebut. Perbedaan kepentingan
antara principal dan agen menjadi dasar munculnya teori ini, karena hubungan
keagenan terkadang dapat menimbulkan masalah antara principal dan agen.
Sebagai agen, pemerintah daerah secara moral bertanggung jawab untuk
memaksimalkan pendapatan daerah kepada pemerintah pusat, tetapi disisi lain
pemerintah daerah juga berkepentingan untuk memaksimalkan pendapatan daerah dan
memaksimalkan kesejahteraan. Dalam hal ini dapat memunculkan bahwa agen tidak
selalu menjalankan dan melakukan sistem pemerintahan yang terbaik demi principal.
Dana Perimbangan
Menurut (Undang-Undang No. 33, 2004), dana perimbangan adalah dana yang
berasal dari pendapatan APBN yang dialokasikan ke daerah untuk mendanai kebutuha
n daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan disebut juga se
bagai dana yang diperoleh dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), dan dana tersebut dialokasikan ke masing-masing daerah untuk memenuhi k
ebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri d
ari : Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
(DAK).
Belanja Modal
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Beanja Modal didefinisikan seb
agai pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal selain aset tetap/p
ersediaan yang memberikan manfaat selama lebih dari satu periode akuntansi, termas
uk biaya untuk pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa m
anfaat, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Menurut (Peraturan Pemerintah No. 71, 2010), belanja modal adalah pengeluar
an pemerintah daerah yang memperoleh masa manfaat lebih dari satu tahun anggaran,
sehingga mengakibatkan bertambahnya aset atau kekayaan daerah serta menambah pe
ngeluaran rutin seperti biaya pemeliharaan. Belanja modal digunakan untuk memperol
eh aset tetap pemerintah daerah seperti peralatan, Gedung, infrastruktur dan aset tetap
lainnya. Ada tiga cara untuk memperoleh aset tetap tersebut, yaitu dengan membangu
n sendiri, menukarkannya dengan aset tetap lainnya atau membelinya. Belanja modal
terdiri dari : Belanja Modal Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Mod
al Bangunan dan Gedung, Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Belanja Modal
Fisik Lainnya.
Kerangka Konseptual
Kerangka berfikir penelitian dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1. Diagram Alir.
METODE PENELITIAN
窗体底端
Uji t
Jika nilai sig. < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independent (X)
secara parsial/sendiri berpengaruh terhadap variabel dependent (Y), namun jika nilai
sig. > 0,05 maka variabel independent (X) tidak berpengaruh secara parsial dengan
variabel dependent (Y).
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized Co ed Coeffici
efficients ents
Std. Er
Model B ror Beta t Sig.
1 (Constant) 13.844 .973 14.221 .000
Pendapatan Asli Da
9.464E-5 .000 1.020 40.677 .000
erah
Dana Perimbangan -1.913E-5 .000 -.330 -11.208 .000
Belanja Modal 2.247E-6 .000 .037 1.278 .211
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, maka diperoleh nilai t tabel adalah 1.
697, Apabila nilai t hitung > t table artinya berpengaruh. Jadi dapat di artikan :
1. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah Kepulauan Bangka Belitung
2. Dana Perimbangan berpengaruh negatife terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah Kepulauan Bangka Belitung
3. Belanja Modal tidak berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan
Daerah Kepulauan Bangka Belitung
3.1. Uji F
ANOVAa
Sum of Squar
Model es df Mean Square F Sig.
1 Regression 635.647 3 211.882 563.649 .000b
Residual 11.653 31 .376
Total 647.300 34
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, maka diperoleh nilai F hitung
adalah 2.67, Apabila nilai F Hitung > F table artinya secara bersama berpengaruh terh
adap variable independen. Jadi dapat di artikan : Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Belanja Modal secara bersama sama berpengaruh signifikan
terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Kepulauan Bangka Belitung.
R square (R2) pada diatas, menunjukkan nilai 0,982 yang berarti jika dipersentasekan
menjadi 98.2 persen sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel Pendapatan Asli Daera
h (PAD), Dana Perimbangan dan Belanja Modal dipengaruhi oleh variabel terikat Tin
gkat Kemandirian Keuangan sebesar 98,2 persen. Sedangkan sisanya sebesar 1,8 pers
en dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Kemandirian Keuangan Daerah
Hasil uji hipotesis melalui uji t menghasilkan angka t hitung sebesar 40.677 > t
tabel sebesar 1.697. Apabila nilai t hitung > t table artinya hipotesis diterima atau berp
engaruh. Hasil tersebut di artikan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif
terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah Kepulauan Bangka Belitung. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Nurliza Arpani
& Halmawati, 2020). Penelitian ini membuktikan bahwa semakin besar pendapatan
daerah yang diterima maka semakin besar tingkat kemandirian keuangan daerah
tersebut.
Keterbatasan
Peneliti telah mencoba merancang dan mengembangkan penelitian dengan mak
simal, penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperbaiki bagi
peneliti selanjutnya yaitu penelitian ini hanya menggunakan data sekunder dari lapora
n pelaksanaan APBD yang informasinya masih kurang lengkap dan sangat membatasi
penelitian serta tidak melakukan pengamatan langsung. Penelitian ini mengukur pend
apatan asli daerah, dana perimbangan dan belanja modal, serta tingkat kemandirian ek
onomi daerah di wilayah provinsi pemekaran. Penelitian ini tidak mempertimbangkan
variabel-variabel non ekonomi yang diduga dapat mempengaruhi tingkat kemandirian
keuangan daerah.
Saran
Pemerintah Kepulauan Bangka Belitung harus mengoptimalkan kembali
sumber-sumber pendapatan daerah dan memperkaya sumber daya manusia dengan
ilmu teknologi sehingga Kepulauan Bangka Belitung dapat meningkatkan tingkat
kemandirian dan meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Bagi peneliti
selanjutnya disarankan untuk tidak hanya menggunakan data sekunder dari laporan
realisasi APBD, tetapi juga melalui metode observasi atau pengamatan terhadap
obyek secara langsung. Penggunaan variabel lain juga perlu ditambahkan pada
penelitian selanjutnya untuk mengetahui variabel apa saja yang diprediksi dapat
berpengaruh terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R. N. R., & Wahid, N. N. (2018). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Da
na Perimbangan Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi, 13
(1), 30–39.
Firdausy , C. (2017). Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah d
alam Pembangunan Nasional. Jakarta: Yayasan Pustaka.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan IBM SPSS 21. Semarang: U
niversitas Diponegoro.
Machfud, M., Asnawi, A., & Naz’aina, N. (2020). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, Dana Otonomi Khusus Dan Tingkat Kemiskinan Terhada
p Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Di Kabupaten/Kota Provinsi Aceh.
J-MIND (Jurnal Manajemen Indonesia), 5(1), 14. https://doi.org/10.29103/j-m
ind.v5i1.3423
Nurliza Arpani, W., & Halmawati, H. (2020). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan
Dana Perimbangan Terhadap Belanja Modal Dan Tingkat Kemandirian Keuan
gan Daerah. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 2(1), 2373–2390. https://doi.org/10.
24036/jea.v2i1.218
Oktavia, C., & Handayani, N. (2021). Pengaruh PAD, Tax Effort, Belanja Modal Terh
adap Tingkat Kemandirian Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmu Dan Ri
set Akuntansi, 10(3), 1–20.
Peraturan Pemerintah No. 71. (2010). Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tent
ang Standar Akuntansi Pemerintah.
R.A. Supriyono. (2018). Akuntansi Keperilakuan. UGM Press.
Saleh, R. (2020). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dan Dana Perimbangan Ter
hadap Kemandirian Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Informasi, Perpaja
kan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik, 15(2), 111. https://doi.org/10.25105/jip
ak.v15i2.6226
Scoot, W. R. (2015). Financial Accounting Theory Sevent Edition. Canada Cataloguin
g.
Setiawan, P., Widiyanti, R., Siregar, L. M., Nurhaida, & Oktavia, E. (2021). Pengaruh
Pad, Dau Dan Dak Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Provinsi Di Pula
u Sumatera Tahun 2010-2016. Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian Dan Kajia
n Ilmiah Bidang Ekonomi, VII(1), 7.
Siregar, B. (2015). Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Keuangan Pemerintah Daera
h Berbasis Akrual) (Edisi Pert). Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.
Siswoyo. (2018). PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP TINGKAT KEM
ANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KABUPATAN DAN KOTA
DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 - 2016 [UNIVERSITAS MU
HAMMADIYAH SURAKARTA]. In Energies (Vol. 6, Issue 1). http://journal
s.sagepub.com/doi/10.1177/1120700020921110%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.
reuma.2018.06.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.arth.2018.03.044%0Ahttps://
reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S1063458420300078?token=C039B8B1392
2A2079230DC9AF11A333E295FCD8
Sugiyono, D. (2015). Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti, D., Rahayu, S., & Yudowati, S. (2016). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, D
ana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah (Studi pada Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Barat Tahun
2010-2014). Journal Accounting and Finance, 2581-1088.
Suwarno, A. E. (2021). Pengaruh PAD, DAU, Belanja Modal dan Belanja Pegawai Te
rhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. Seminar Nasional Akuntansi
Dan Call for …, 1(1), 61–69.
Undang–Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang – Undang No 23 Tahun 2014
Undang–Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antar Pemeri
ntah Pusat Dan Daerah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah P
usat dan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
(n.d.).
Undang-Undang No. 33. (2004). Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimb
angan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.