Anda di halaman 1dari 27

BUMDES

DISUSUN OLEH:
1. PUTRI ISNA FARIZKI 21.0102.0031
2. DENI PEBRIANTO 22.0102.0032
3. AJENG RAHADIASTUTI 22.0102.0053
PENGERTIAN BUMDES
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut
BUMDes, adalah Badan Usaha yang seluruh atau
sebagian modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya utk sebesar besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.

2
CIRI-CIRI BUMDES
 Kekuasaan penuh di tangan desa, dan dikelola bersama masyarakat desa.
 Modal bersama yakni bersumber dari desa sebesar 51% dan dari masyarakat 49%,
dilakukan dengan cara penyerataan modal (saham atau andil).
 Menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya lokal untuk melakukan kegiatan
operasional. Proses operasionalisasi ini di kontrol bersama oleh BPD, Pemerintah Desa
dan anggota masyarakat.
 Untuk bidang yang dipilih bagi badan usaha desa disesuaikan dengan potensi dan
informasi pasar.
 Keuntungan yang diperoleh dari produksi dan penjualan ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat desa melalui kebijkan desa.
 Pemberian fasilitas dan pengawasan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten, dan Pemrintah Desa.

3
TUJUAN PEMBENTUKAN BUMDES
1) Meningkatkan Perekonomian Desa
2) Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat utk kesejahteraan Desa
3) Meningkatkan Usaha Masyarakat dlm pengelolaan Potensi Ekonomi Desa
4) Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui perbaikan Pelayanan Umum,
pertumbuhandan pemerataan ekonomi Desa
5) Meningkatkan Pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan asli Desa
6) Membuka lapangan Kerja
7) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan Umum
Warga
8) Mengembangkan rencana kerjasama usaha antar Desa/atau dengan fihak ketiga

4
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN BUMDES

 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;


 PP 43/2014 Pasal 142 tentang Peraturan pelaksanaan UU No 6 tahun 2014;
 PP No 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas PP No 43 Tahun 2014;
 Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa;
 Perda Kab. Pandeglang No 2 Tahun 2015 Ttg Penyelenggaraan Pemdes Bab
VIII

5
DASAR HUKUM PEMBENTUKAN BUMDES
 Dalam Peraturan menteri Desa PDTT Nomor 4  Tahun 2015  tentang
Pendirian, Penngurusan dan Pembubaran Bumdes disebutkan bahwa :
“Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa berdasarkan Perdes sesuai
dengan mempertimbangkan inisiatif Pemdes dan masyarakat dan potensi desa,
SDA,SDM, Penyertaan modal dari Pemdes”.
 Statement ini penting dan tidak terpisahkan dari keaslian otonomi desa dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan hak
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem
Pemerintahan NKRI.

6
TATA CARA PEMBENTUKAN BUMDES
Desa dapat mendirikan Bumdes Hasil Kesepatan dari Musdes
berdasarkan Peraturan Desa menjadi dasar bagi Pemdes
(Perdes) dengan
mempertimbangkan Inisiatip
dan BPD untuk menetapkan
Pemdes dan masyarakat, Potensi Perdes Tentang Pendirian
lokal desa, SDM, SDA, modal Bumdes
penyertaan dari Pemdes

Dalam rangka Kerjasama


antar desa, dapat dibentuk
Disepakati dalam Bumdes bersama yang
Musyawarah desa merupakan milik 2 desa atau
(Musdes) lebih

7
SYARAT PEMBENTUKAN BUMDES
1. Atas inisiatif pemerintah desa dan atau masyarakat berdasarkan musyawarah warga
desa;
2. Adanya potensi usaha ekonomi masyarakat;
3. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok;
4. Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal, terutama
kekayaan desa;
5. Tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai aset
penggerak perekonomian masyarakat desa;
6. Adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi warga
masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi; dan
7. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa.

8
MEKANISME PEMBENTUKAN BUMDES
Mekanisme pembentukan BUMDes dilakukan melalui tahap:
+ rembug desa/musyawarah untuk menghasilkan kesepakatan
+ kesepakatan dituangkan dalam AD/ART yang sekurang-kurangnya berisi:
organisasi dan tata kerja, penetapan personil, sistem pertanggung jawaban dan
pelaporan, bagi hasil dan kepailitan
+ pengusulan materi kesepakatan sebagai draft peraturan desa dan
+ penerbitan peraturan desa

9
JENIS USAHA BUMDES
Usaha perantara : Jasa Pelayanan, Jasa Pembayaran
Listrik, Pasar Desa dll;

Bisnis sosial : Air Minum, Usaha Listrik, Lumbung Pangan

Bisnis penyewaan; Gedung pertemuan, Rumah Toko,


Barang Sewaan, Tanah milik Bumdes dll;

Bisnis Berproduksi/berdagang : Hasil Pertanian, Sarana


Produksi Pertanian, Sembako dll

Bisnis keuangan : Kredit dan Peminjaman

Usaha bersama : Pengembangan kapal Desa, Desa Wisata,


kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha
lokal lainmnya.

10
ORGANISASI PENGELOLA BUMDES
 Susunan Kepengurusan terdiri dari : Penasihat, Pelaksana Operasional dan Pengawas;
 Penasihat dijabat secra ex officio oleh kades
 Pelaksana Operasional dipilih Masyarakat desa dalam Forum Musyawarah Desa
 Pelaksana operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan kebutuhan
 Pelaksana operasional dapat menunjuk anggota pengurus sesuai dengan kapasitas
usaha,mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi operasional usaha.
 Susunan pengawas : Ketua, Wakil ketua merangkap anggota, sekretaris merangkap
anggota, anggota
 Masa bakti pengawas diataur dalam AD/ART Bumdesa

11
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN BUMDES

Kooperatif Partisipatif Emansipatif

Transparan Akuntabel Sustainabel

12
PERMODALAN BUMDES
Modal Bumdes berasal dari :
+ Pemerintah desa;
+ Tabungan masyarakat/simpanan masyarakat;
+ Bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota;
+ Hibah dari pihak swasta, Lembaga sosial ekonomi,lembaga Donor;
+ Kerjasama usaha dari pihak swasta,Lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan,
lembaga Donor.

13
+ Modal BUMDes yang berasal dari pemerintah desa merupakan
kekayaan desa yang dipisahkan.
+ Modal BUMDes yang berasal dari tabungan masyarakat merupakan
simpanan masyarakat.
+ Modal BUMDes yang berasal dari bantuan pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dapat berupa dana tugas
pembantuan.
+ Modal BUMDes yang berasal dari kerjasama usaha dengan pihak lain
dapat diperoleh dari pihak swasta dan/atau masyarakat.

14
KERJASAMA Bumdesa Antar Desa
+ BUMDes dpt melakukan kerjasama usaha antar 2 (dua) desa
atau lebih;
+ Kerjasama usaha antar 2 (dua) desa atau/ lebih dpt
dilakukan dlm satu kecamatan atau antar kecamatan dlm
satu kabupaten/kota;
+ Kerjasama dimaksud hrs mendapat persetujuan dari masing-
masing pemerintah desa

15
Kerjasama antar 2 Bumdesa atau lebih harus dibuat dalam Naskah
Perjanjian Kerjasama, paling sedikit memuat :
a. Subyek kerjasama
b. Obyek kerjasama
c. Jangka waktu
d. Hak dan kewajiban
e. Pendanaan
f. Keadaan memaksa
g. Penyelesaian permasalahan, dan
h. Pengalihan aset.

16
+ Naskah perjanjian kerjasama antar 2 bumdesa


atau lebih ditetapkan oleh pelaksana
Operasional dari masing masing Bumdesa
yang kerjasama;
+ Kegiatan kerjasama antar 2 Bumdesa atau
lebih dipertanggungjawabkan kepada Desa
masing-masing sebagai pemilik Bumdesa.

17
LAPORAN KEUANGAN UNIT USAHA
BUMDes
Fungsi Laporan keuangan BUMDes :

+ Laporan keuangan akan menginformasikan setiap detail


perkembangan BUMDes sebagai lembaga usaha.
+ Laporan keuangan yang baik bakal menjadi antisipasi jika
terjadi kemerosotan omset atau daya jual.
+ Untuk bahan menyusun manajemen persediaan.
+ Laporan keuangan jelas sangat penting untuk mengetahui
untuk apa saja dana BUMDes digunakan.

18
Dasar Pencatatan Transaksi
Pembukuan Tunggal
+ Sistem tata buku tunggal atau tata buku saja. Dalam sistem ini,
pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat secara
tunggal (tidak berpasangan). Transaksi yang berakibat bertambahnya
kas akan dicatat pada sisi Penerimaan dan transaksi yang berakibat
berkurangnya kas akan dicatat pada sisi Pengeluaran..Sistem ini hanya
memasukan uangnya di pemasukan dan pengeluaran.

19
Dasar Pencatatan Transaksi
Pembukuan Berpasangan
+ Sistem pencatatan double entry juga sering disebut sistem tata buku
berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya suatu transaksi akan
dicatat secara berpasangan (double = berpasangan, entry = pencatatan).
Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam
pencatatan tersebut ada sisi Debet dan Kredit. Sisi Debet ada di sebelah
kiri, sedangkan sisi Kredit ada di sebelah kanan. Setiap pencatatan
harus menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi, yaitu

Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana

20
Macam Laporan Keuangan
+ BUMDes wajib melakukan pencatatan setiap penerimaan dan
pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan
secara tertib. Bendahara usaha wajib
mempertanggungjawabkan uang melalui laporan
pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban
bendahara disampaikan setiap bulan kepada Ketua BUMDes.
+ Laporan pertanggungjawaban tersebut dalam bentuk laporan
rugi laba, dan laporan neraca.

21
Macam Laporan Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
+ yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi
suatu usaha dalam suatu periode tertentu.
2. Laporan Posisi Keuangan / Neraca
+ yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari
suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas
pada suatu saat tertentu.

22
Penggolongan Akun

 Akun sering disebut dengan perkiraan atau


rekening adalah suatu formulir yang
Akun
digunakan sebagai tempat untuk mencatat Riil/Neraca Akun
secara rinci transaksi keuangan dari setiap (Balance Nominal /
jenis aktiva, hutang, modal, pendapatan,
beban perusahaan. Digolongkan menjadi 2
sheet Rugi Laba
yaitu accounts)

23
Penggolongan Akun
1. Akun Riil / Neraca (Balance Sheet Accounts)
adalah setiap sumber daya yang dimiliki oleh desa dan berguna pada waktu sekarang
dan waktu yang akan datang, diharapkan akan mendapat manfaat ekonomi di masa
depan. Pada laporan neraca, aktiva disusun berdasarkan tingkat likuiditasnya (tingkat
kelancaran aktiva menjadi uang selama kegiatan perusahaan. Berdasarkan tingkat
likuiditasnya, aktiva dibagi menjadi
a. Harta / Aktiva (Assets) Aktiva Lancar Investasi Kewajiban
b. Modal / Ekuitas hak milik atas aktiva usaha yang dikurangi dengan semua
kewajiban. Modal berasal dari investasi pemilik yang ditahan di perusahaan.

24
Penggolongan Akun
2. Akun Nominal / Rugi Laba
akun yang ada di dalam rugi laba, ada 2 kelompok akun yang ada dalam rugi laba yaitu
pendapatan dan beban
a. Pendapatan (Income, Revenue)

Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban usaha, yang
berasal dari penjualan barang atau jasa pada satu periode akuntansi. Dikelompokkan
menjadi :
+ Pendapatan Usaha (Operating Income)
+ Pendapatan di Luar Usaha / Pendapatan Lain-lain

25
Penggolongan Akun
b. Beban Usaha (Expense)
Beban adalah biaya yang dimanfaatkan untuk mengasilkan pendapatan satu
periode. Dikelompokkan menjadi :
+ Beban Usaha / Operasional (Operating Expense)
+ Beban Diluar Usaha (Non Operating Expenses)
Thanks!
Any questions?

27

Anda mungkin juga menyukai