Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. BUMDES
1. DEFINISI BUMDES
Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat 6, BUM Desa adalah Badan Usaha
Milik Desa yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa. BUM Desa dibentuk oleh Pemerintah Desa untuk
mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta
potensi SDA & SDM dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa.
BUMDes lahir sebagai lembaga desa yang berfungsi menciptakan kesejahteraan
masyarakat desa dengan memanfaatkan aset dan potensi yang dimiliki desa dengan
dipersenjatai modal penyertaan dari desa. Dalam peraturan pemerintah Nomor 43
tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa
tertulis bahwa setiap desa dapat membentuk BUMDes. Pembentukan BUMDes
dilakukan dengan atau melalui musyawarah desa yang kemudian disahkan melalui
perdes (peraturan desa).
Dasar pemikiran kehadiran BUMDes adalah mampu menaungi aktivitas
ekonomi yang dikelola secara kolektif oleh desa dan strategi ini dipilih agar
kelompok-kelompok penggiat ekonomi mikro yang sedang dtumbuhkembangkan
oleh pemerintah melalui bantuan-bantuan langsung dapat terhubung dengan
BUMDes. Tidak hanya itu, BUMDes juga diharapkan mampu membantu
masyarakat dalam segala hal antara lain memenuhi kebutuhan sehari-hari, menjadi
peluang usaha atau lapangan pekerjaan, serta menambah wawasan masyarakat desa
(dalam buku Inspirasi Sektor Usaha BUMDes).
2. STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA BUM Desa
Umumnya seperti sebuah organisasi, dalam pelaksanaan BUM Desa diperlukan
struktur organisasi yang baik dan kuat guna kelancaran dan kesuksesan BUM
Desa. Organisasi BUM Desa terpisah dari organisasi pemerintahan desa. Berikut
adalah Susunan pengurus BUM Desa ;

PEMBINA

PENASEHAT

PENGAWAS

KETUA PELAKSANA OPERASIONAL

BENDAHARA SEKRETARIS

KEPALA UNIT KEPALA UNIT KEPALA UNIT

Keterangan;
Pembina ex officio adalah camat
Penasehat ex officio adalah kepala desa
Pengawas dari unsur masyarakat
Pelaksana Operasional terdiri dari Ketua, Bendahara dan Sekretaris.
Kepala Unit-unit Badan Usaha BUM Desa.

3. JENIS-JENIS USAHA BUMDES


Jenis usaha yang dapat dijalankan BUM Desa dikutip dari buku Hukum BUM Desa
antara lain;
a. Sosial (social business) yang dapat memberikan pelayanan umum (serving)
kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial. Pada pasal 19
ayat 2 Permendes PDTT NO.4 Tahun 2015 di sebutkan diantaranya bisnis yang
bisa dijalankan adalah;
1) Air Minum Desa
2) Usaha Listrik Desa
3) Lumbung Pangan, dan
4) Sumberdaya Lokal dan Teknologi Tepat Guna
b. Bisinis penyewaan (renting) barang untuk melayani kebutuhan masyarakat desa
dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Ali Desa (Pasal 20 Permendes
PDTT No. 4 Tahun 2015).
Usaha bisnis penyewaan barang kebutuhan masyarakat diantaranya yaitu;
1) Alat Transportasi
2) Perkakas Pesta
3) Gedung Pertemuan
4) Rumah Toko
5) Tanah Milik BUM Desa
6) Barang Sewaan lainnya.
c. Usaha perantara (brokeing) yang memberikan jasa pelayanan kepada warga
(Pasal 21 Permendes PDTT No.4 Tahun 2015). Usaha perantara yaitu;
1) Jasa Perantara Listrik
2) Pasar Desa untuk memasarkan produk yang dihasilkan
3) Jasa Pelayanan Lainnya.
d. Usaha bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang (trading) barang barang
tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala
besar yang lebih luas (Pasal 22 Permendes PDTT No.4 Tahun 2015).
Di antara usaha bisnis produksi dan trading barang-barang tertentu yang
memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu;
1) Pabrik Es
2) Pabrik Asap Cair
3) Hasil Pertanian
4) Sarana Produksi Pertanian
5) Sumur Bekas Tambang
6) Kegiatan Bisnis Produktif Lainnya
e. Usaha Bisnis Keuangan (financial business) yang memenuhi kebutuhan usaha-
usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi desa yang
berguna memberikan akses kredit dan pinjaman yang mudah diakses oleh
masyarakat desa (Pasal 23 Permendes PDTT No.4 Tahun 2015).
f. Usaha Bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang
dikembangkan masyarakat desa baik dalam skala local maupun kawasan
perdesaan (Pasal 24 Permendes PDTT No.4 Tahun 2015)
Jenis Usaha Bersama yaitu;
1) Pengembangan kapal desa berskala besar untuk mengorganisasi nelayan kecil
agar usahanya menjadi lebih ekspansif
2) Desa wisata yang mengorganisasi rangkaian jenis usaha dari kelompok
masyarakat
3) Kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan usaha lokal lainnya.

D. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN BUMDES

BUMDes diperlukan pengelolaan yang baik dengan memenuhi prinsip pengelolaannya. Prinsip-
prinsip ini penting untuk diketahui dan dipahami Oleh komponen yang terlibat di dalam BUMDes
yaitu pemerintah desa, anggota pengelola, BPD, pemerintah kabupaten dan masyarakat.
Menurut PKDSP (dalam Filya, 2018) terdapat 6 prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu:

1. Kooperatif
Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu melakukan kerja sama yang
baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya. BUMDes di Kecamatan
Bojonegoro memiliki beberapa komponen terlibat yaitu pemerintah desa, pengelola
BUMDes, BPD dan pemerintah kabupaten melalui kecamatan yang harus saling
berkoordinasi dan bekerja sama untuk meningkatkan perkembangan dari pengelolaan
BUMDes.
2. Patisipatif
Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus bersedia secara sukarela atau
diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha
BUMDes. BUMDes di Kecamatan Bojonegoro memiliki beberapa komponen terlibat yaitu
pemerintah desa, pengelola BUMDes, BPD dan pemerintah kabupaten melalui kecamatan.
Harus mampu saling mendukung dalam setiap aktivitas usaha yang dijalankan oleh
BUMDes.
3. Emansipatif
Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus diperlakukan sama tanpa
memandang golongan, suku, dan agama. BUMDes di Kecamatan Bojonegoro memiliki
beberapa komponen terlibat yaitu pemerintah desa, pengelola BUMDes, BPD dan
pemerintah kabupaten melalui kecamatan yang harus mendapatkan perlakuan yang sama
tanpa melihat latar belakang perseorangan dari komponen tersebut.
4. Transparan
Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat diketahui
oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka. Dalam melaksanakan
kegiatan usahanya, BUMDes harus mau memberikan informasi tentang BUMDes dan tidak
mempersulit dalam perolehan informasi tersebut, sehingga diperlukan desain sistem
pemberian informasi dan aktivitas lain yang memiliki hubungan dengan kepentingan
masyarakat umum.
5. Akuntabel
Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun
administratif. Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh BUMDes harus bisa
dipertanggungjawabkan untuk tetap dapat menjaga prinsip akuntabel. Biasanya dalam
bentuk laporan pertanggungjawaban yang disampaikan setiap periode oleh pengelola
BUMDes.
6. Sustainabel
Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah
BUMDes. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha, BUMDes harus terus berinovasi
dan mempertahankan kualitas usahanya yang dibantu oleh seluruh komponen BUMDes. Hal
ini berkaitan dengan perkembangan omzet, perolehan laba/rugi, kondisi barang/jasa, sistem
pelayanan, upaya promosi, lokasi dan ekspansi usaha BUMDes.

Filya.,A.,R (2018). Optimalisasi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam
Meningkatkan Pades Di Kecamatan Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur
(Studi Kasus Di Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro).JE&KP. 5(1).
SYARAT PENGELOLAAN BUMDES

1. BUMDes harus dikelola secara profesional dan mandiri sehingga diperlukan orang-
orang yang memiliki kompetensi untuk mengelolanya.
2. Latar belakang pendidikan bagi pemegang jabatan penting agar dapat menjalankan
peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
3. Perlu disusun adanya job desk / deskripsi tanggung jawab dan wewenang pada
masing-masing lini organisasi, sebagai panduan kerja.
4. Kegiatan yang bersifat lintas desa perlu dilakukan koordinasi dan kerjasama antar
pemerintah desa dalam pemanfaatan sumber-sumber ekonomi
5. Kerjasama oleh pihak ketiga oleh pengelola harus dengan konsultasi dan persetujuan
dewan komisaris BUMDes
6. Dalam kegiatan harian, pengelola BUMDes harus mengacu pada tata aturan yang
sudah disepakati bersama sebagaimana yang telah tertuang dalam AD/ART BUMDes,
serta harus sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola BUMDes
7. Pengelolaan harus transparan/terbuka sehingga ada mekanisme check and balance
baik oleh pemerintah desa maupun masyarakat
8. Perlu disusun rencana-rencana pengembangan usaha

kata ‘pengelolaan’ berarti 1) proses, cara, perbuatan mengelola; 2) proses melakukan


kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain; 3) proses yang membantu
merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; 4) proses yang memberikan pengawasan
pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan
(dalam Ridlwan, 2014)

Ridlwan.,Z (2014).Urgensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Pembangunan


Perekonomian Desa. 8(3).

DASAR HUKUM PENGELOLAAN BUMDES


Dalam pengelolaan BUMDes sudah seharusnya dapat disesuaikan dengan dasar
hukum yang berlaku di Indonesia. Adapun dasar hukum terkait pengelolaan BUMDes
yang berlaku adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Pasal 231 Tentang Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes)
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro
(LKM)
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 87 da 88 Tentang Desa
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Desa,
Khususnya BAB VIII Tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pasal 32
Terkait Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasnsmigrasi
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Harkat.,dkk (2022). ANALISIS PENGELOLAAN DAN KINERJA BADAN
USAHA MILIK DESA. Indonesian Journal of Business and Management.2(3).

Anda mungkin juga menyukai