OLEH
LAODE MUHAMMAD MIRZAN
C1G121063
Desa sebagai wilayah dari sebuah kabupaten, memiliki otonomi asli walaupun dalam
batasan otonomi asli, desa dapat membangun kemampuan sumber daya ekonomi desa dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian
desa adalah dengan menguatkan ekonomi berbasis desa melalui pembembentukan lembaga
BUMDes, Badan Usaha Milik Desa adalah lembaga usaha yang di kelola pemerintah desa
dan masyarakat dalam upaya memperkuat perekonomian desa di bentuk berdasarkan
kebutuhan dan potensi desa.
Untuk menjadikan desa yang kuat, maju, dan mandiri di bentuklah lembaga-lembaga
ekonomi untuk pemerintah desa dalam meningkatkan meningkatkan penghasilan asli desa
melalui BUNDes, hal tersebut sesuai dengan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 pasal 54 ayat 2
disebutkan bahwa desa dapat mendirikan BUMDes. BUMDes merupakan sara yang tepat dan
solusi dalam menggerakan perekonomian masyarakat dan peningkatan pendapatan asli desa.
Salah satunya Desa kasaka kecamatan kabawo kabupaten muna merupakan desa yang
memiliki BUMDes, yaitu BUMDes mekar jaya. BUMDes ini resmi berdiri tahun 2019,
pendirian BUMDes ini berdasarkan peraturan Mentri Desa nomor 113 rtahun 2014 dan
peraturan desa nomor 4 tahn 2017 yang juga di prakarsai oleh pemerintah desa, BUMDes
mekar jaya adalah satu-satunya BUMDes di desa kasaka.
Sejak tahun 2019 awal didirikannya BUMDes mekar jaya belum ada program
BUMDes yang di laksanakan karena tidak adanya anggaran yang yang di berikan oleh pihak
pemerintah desa kasaka. Kemudian di tahun 2020 BUMDes mekar jaya melaksanakan
program BUMDes ini bergerak di bidang jasa barang dimana unit usahanya seperti
perdagangan alat mulai dari alat industri kecil dan alat eletronik rumah tangga. Setelah itu, di
tahun 2022 BUMDes mekar jaya di Desa kasaka mengadakan unit usaha BRI link, namun
keterbatasan anggaran yang menjadi masyarakat tidak semua mendapatkan pelayanan
perbankkan yang di adakan oleh BUMDes.
Dengan keberadaan BUMDes mekar jaya di desa kasaka di harapkan dapan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, membantu pengembanga potensi
perekonomian di desa dan sebagai lembaga yang membantu masyarakat dan juga
penyelenggaraan pembangunan desa
Dalam konteks pemberdayaan BUMDes di desa kasaka menurut observasi awal yang
di peroleh penulis dari hasil di ketahui bahwa BUMDes di desa kasaka masi kurang optimal
karna di sebabakan kurangnya sosialisasi yang di lakukan oleh pemerintah desa kepada
masyarakat mengenai BUMDes dan kurangnya sarana prasarana yang di butuhkan BUMDes
untuk menunjang kegiatan usaha yang akan di adakann BUMDes. Serta kurangnya
pembinaan yang di lakukan oleh pemerintah desa kepada anggota BUMDes sehingga tidak
terpenuhi kebetuhan anggota BUMDes.
Sehingga berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “ Efektifitas Pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Di Desa Kasaka Kecamatan Kabawao Kabupaten Muna”
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah pokok yang di kaji dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana efektifitas pemberdayaan usaha milik desa (BUMDes) Di
Desa Kasaka Kecamaan Kabawo Kabupaten Muna”?
TINJAUAN PUSTAKA
BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan desa. Menurut maryunani, BUMDes adalah lembaga usaha
desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat
perekonomian desa fan membangun kerekatan sosial masyarakat yang di bentuk berdasarkan
kebetuhan dan potensi desa. Jadi dapat di artikan, BUMDes sebagai suatu lembaga/usaha
yang dikelola pemerintah dan masyarakat desa yang bertujuan untuk memperkut
perekonomian desa.
Ada 4 (empat) agenda pokok yang perlu di lakukan untuk mengoptimalkan peran
BUMDes, yaitu:
1. Pengembangan dan penguatan kelembagaan
2. Penguatan kapasitas (kapacity building), mencangkup pemberdayaan, pelatihan,
dan fasilitasakses secara berjenjang
3. Penguatan pasar setelah BUMDes berdiri dihaapkan melakukan kerja sama dengan
pihak ketiga, perluasan pasar, dan mendapatkan fasilitas akses terhadap berbagai
sumber daya
4. Keberlanjutan, mencakup pengorganisasian, forum advokasi, dan promosi sehingga
mendapatkan wujud BUMDes yang ideal serta semakin mendapatkan dukungan dari
berbagai kalangan terutama masyarakat dan dunia usaha.
Hal yang penting dalam upaya penguatan ekonomi desa adalah memperkuat
kerjasama, membangun kebersamman semua keretakan disemua lappisan masyarakat desa
sehingga itu menjadi gaya gotong royong, dalam upaya pengetasan kemiskinan,
pengangguran dan membuka akses pasar.
3. Tujuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Sosialisasi tentang BUMDes, hal ini guna untuk memberikan wawasasan BUMDes
dan apa saja manfaatnya dan inisiatif sosialisasi kepada masyarakat Desa yang dapat
dilakukan oleh pemerintah Desa, BPD, KPMD (Kader Pemberdaya Masyarakat Desa) baik
secara langsung maupun bekerja sama dengan pendamping desa yang berkedudukan di
kecamatan, pendamping teknis yang berkedudukan di kabupaten maupun pendamping pihak
ketiga ( Lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, Organisasi kemasyarakatan atau
perusahaan).
B. Kerangka Pikir
Desa Kasaka adalah salah satu desa yang mempunyai BUMDes yang bernama mekar
jaya, makan dengan di adakannya BUMDes harapannya agar BUMDes dapat membentuk
berdasarkan potensi desa, sehingga dengan adanya BUMDes diharapkan mampu
memperbaiki tingkat perekonomian desa dan pada akhirnya membawa dampak positif berupa
kesejahteraan masyarakat lebih baik. BUMDes di harapkan menjadi lembaga ekonomi yang
dapat berperan aktif untuk meningkatkan kualitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
desa itu sendiri agar timbul suatu kemakmuran dan ketentraman pada desa.
Menurut Gibson, beliau menulis bahwa mengukur efektifitas ada beberapa indikator.
Efektifitas menurut Gibson yaitu: (a) kepuasan kerja, yaitu bertuju pada subjek terhadap
pekerjaan yang di lakukannya. (b) Produktifitas, yaitu mereflesikan hubungan antara imput
dan output, setiap instansi memiliki imput dan output yang perlu di sesuaikan dalam visi dan
tujuan organisasi. (c) efesiensi, yaitu suatu aspek yang mengacu kepada hematnya atau
meringankannya biaya yang terjadi dalam pencapaian hasil. (d) Kemampuan beradaptasi,
yaitu suatu hal yang terjadi pada suatu organisasi, khususnya pada manajemen organisasi
dalam merespon perubahan yang terjadi secara internal maupun eksternal. (e) Pengembangan,
yaitu bertuju pada perubahan kapasitas yang terjadi dalam organisasi tersebut, baik terhadap
organisasi maupun pekerja. Usaha pengembangan ini biasanya di lakukan dengan cara
pelatihan pada karyawan. Sedangkan dalam konsep pemberdayaan penulis mengacu pada
pendapat menurut Suharto yaitu, penerapan pendekatan pemberdayaan dapat di lakukan
melalui 5P. Namun pada penelitian ini penulis mengambil 2 dari 5 indikator pemberdayaan
menurut Suharto yaitu: (a) Pemungkinan, menciptakan suasana atau iklan yang
memungkinkan potensi BUMDes berkembang secara optimal. Pemberdayan harus mampu
membebaskan masyarakat dari sekat – sekat kultural dan struktural yang menghambat. (b)
Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang di miliki, dalam mencegah
masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu
menumbuhkan-kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri agar menunjang
kemandirian.
Efwktivitas Pemberdayaan
(Gibson) (Suharto)
METODE PENELITIAN
2. Jneis Penelitian
Jenis penelitian ini yang di gunakan peneliti adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan penelitian kualitatif. Menurut (Zuriah,2006) “penelitian deskriptif adalah
penelitian yang di arahkan untuk memberi gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian secara
sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”. Peneliti
mengumpulkan data berupa cerita informan dan latar belakang social yang akan di teliti di
lapangan.
Pendekatan kualitatif dipilih peneliti karena di dalam penelitian ini peneliti akan
meneliti sebuah fenomena yang elum di ketahui sebelumnya dan tidak dapat di perhintungkan
sebelum peneliti terjun di lapangan. Dalam pendekatan kualitatif, proses penelitian adalah
sesuatu yang lebih penting di banding dengan hasil yang di peroleh karena peneliti sebagai
instrumen pengumpul data merupakan suatu prinsip utama. Hanya dengan keterlibatan
peneliti akan proses pengumpulan datalah hasil penelitian di pertanggung jawabkan.
3. Informan Penelitian
Dalam penelitian pihak yang di jadikan informan adalah yang di anggap
mempunyaiinformasi yang di butuh di wilayah penelitian. Cara yang di gunakan untuk
memperoleh informsi tersebut adalah dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu
sampel yang di wawancarai dipilih berdasarkan tujuan penelitian dan memiliki kemampuan
dan pemahaman yang akurat tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten
Muna. Ada pun yang menjadi informan yaitu:
- Kepala Desa Kasaka
- Ketua BUMDes Mekar Jaya
- Sekertaris BUMDes
- Bendahara BUMDes
- Masyarakat Desa Kasaka 2 Orang
4. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Data Primer
Data yang di peroleh langsung di lapangan ketika penelitian di lakukan. Data ini di
kumpulkan secara langsung di lapangan melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi
terhadap nara sumber yang di perwakilan instansi ataupun perorangan yang di
jadikaninforman penelitian. Data primer yang di di kumpulkan dalam penelitian ini adalah
tentang kegiatan pengolahan BUNDes di Desa Kasaka, kondisi yang ada di dalam BUMDes
yang mempengaruhi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, partisipasi dari
masyarakat, dll yang di dapatkan dari informan penelitian yaitu Kepala Desa Kasaka, Ketua
BUMDes, Sekertaris BUMDes, Bendahara BUMDes, dan Masyarakat Desa Kasaka.
2. Data Sekunder
Data yand lebih dahulu di kumpulkan dan di laporkan oleh organiasi di luar penelitian
itu sendiri, walaupun yang di kumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli. Data in sudah di
olah lebih lanjut dan di sajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya
dalam bentuk narasi, tabel-tabel, atau diagram-diagram. Dalam penelitian ini data yang di
peroleh dari data sekunder berupa laporan pertanggung jawaban BUMDes, profil BUMDes,
data penduduk Desa Kasaka yang melipti data tingkat kesejahteraan, tingkat pengangguran,
dll serta data-data yang terkait dengan BUMDes.
Dalam penelitian kualitatif sangat memerlukan data aktual dan akurat. Pengumpulan
data yang akan di peneliti lakukan guna mengkaji topik yang di teliti dengan cara:
1. Studi Kepustakaan
metode pengumpulan data dengan studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan
data yang di lakukan sebagai sumber data dengan menelaah dan menganalisis data-data
sekunder dari laporan penelitian, jurnal, koran, website, maupun berbagai dokumentasi
lainnya yang berhubngan tentang efektivitas pemberdayaan BUMDes.
2. Wawancara
Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau
sebagai kriterium. Sebagai metode primer, data di peroleh dari wawancara merupakan data
yang utama guna menjawab permasalahan penelitian. Sebagai metode pelengkap, wawancara
berfungsi sebagai pelengkap metode lainya yang di gunakan untuk mengumpulkan data suatu
penelitian. Sebagai kriterium, wawancara di gunakan untuk menguji kebenaran dan
kemantapan data yang di peroleh dengan metode lain. Wawancara di lakukan agar data yang
di peroleh memiliki kejelasan karena informasi yang di peroleh langsung bersumber dari
responden.
3. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara meneliti dokumen-
dokumen yang relevan dengan permasalahan penelitian. Dengan teknik ini akan terkumpul
data yang di peroleh dari nara sumber tetapi terdapat pada berbagai sumber tertulis, seperti
dokumen yang dikeluarkan pemerintah, laporan dan arsi lainnya.
7. Definisi Konseptual
Untuk menjelaskan konsep dalam penelitian maka definisi kondep sesuai dengan
fokus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kepuasan kerja, yaitu bertuju pada subjek terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
Kepuasan kerja diukur dari sasuaian dab kemampun yang dimiliki subjek tersebut.
Sehingga dengan adanya kesesuaian kemampuan seorang pekerja, maka akan puas
dan tidak dan tidak terkendala oleh pekerjaan yang dilakukan BUMDes di Desa
Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.
2. Produktifitas, yaitu mereflesikan hubungan antar imput dan output, setiap instansi
memiliki imput dan output yang perlu disesuaikan dalam visi dan tujuan organisasi di
BUMDes di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.
3. Efesiensi, yaitu susatu aspek yang mengacu kepada hematnya atau meringankannya
biaya yang terjadi dalam pencapayan hasil BUMDes di Desa Kasaka Kecamatan
Kabawo Kabupaten Muna.
4. Kemampuan beradaptasi, yaitu suatu hal yang terjadi pada suatu organisasi,
khususnya pada manejemen organisasi dalam merespon perubahan yang terjadi secara
internal maupun eksternal di BUMDes di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo
Kabupaten Muna.
5. Pengembangan, yaitu bertuju pada perubahan kapasitas yang terjadi dalam organisasi
tersebut. Baik terhadap organisasi maupun pekerja BUMDes di Desa Kasaka
Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.
6. Pemungkinan menciptakan suasana atau iklan yang memungkinkan potensi BUMDes
berkembang secara optimal.
7. Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, dalam
mencegah masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus
mampu menumbuh-kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri BUMDes
di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.