Anda di halaman 1dari 10

EKSISTENSI DAN OPTIMALISASI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

BERBASIS SYAR’I MENUJU DESA SEJAHTERA MANDIRI


Moh. Subhan1
1STAI Mifthaul Ulum Pamekasan, orsatpmk@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan beberapa desa di Indonesia pada dekade akhir-akhir ini
menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Desa yang selama ini identik dengan
keterbelakangan dan kemiskinan, secara perlahan namun pasti mulai bangkit dan
berkembang. Hal tersebut ditandai dengan menurunnya kategori desa sangat
tertinggal atau desa tertinggal menjadi desa berkembang, maju dan mandiri. Desa
diharapkan dapat menjadi mandiri secara sosial, budaya, ekonomi dan politik.
Kemandirian desa merupakan kondisi dimana desa tersebut memiliki kemampuan
melakukan pembangunan di segala sektor untuk peningkatan kualitas hidup dan
sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat desa.
Kemandirian desa dibuktikan dengan adanya kemampuan desa untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan tidak semata-mata tergantung dengan subsidi dari
pemerintah, meskipun desa menerima bantuan pemerintah tapi sifatnya hanya
sebagai stimulan. salah satu cara mendorong pembangunan pada tingkat desa, yaitu
dengan memberikan wewenang pada pemerintah desa untuk mengelola secara
mandiri lingkup desa melalui lembaga-lembaga ekonomi di tingkat desa. Salah
satunya adalah dengan mengembangkan dan mengelola secara optimal Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) secara syar’i, melalui akad-akad yang berbasis ekonomi islam.
Jika BUMDes berbasis syar’i mampu berjalan dengan baik, terlebih mampu
meningkatkan pendapatan asli desa dan mengurangi pengangguran, maka
kedepannnya desa akan semakin sejahtera dan mandiri.
Kata kunci: Eksistensi dan Optimalisasi, BUMDes Berbasis Syar’i, Desa Sejahtera
Mandiri
ABSTRACT
The development of several villages in Indonesia in the last decade has shown
extraordinary developments. The village, which has been synonymous with
backwardness and poverty, is slowly but surely starting to rise and develop. This is
indicated by the decline in the category of very underdeveloped villages or
underdeveloped villages to become developing, advanced and independent villages. The
village is expected to become independent socially, culturally, economically and
politically. Village independence is a condition in which the village has the ability to
carry out development in all sectors to improve the quality of life and as much as possible
for the welfare of the village community.
Village independence is evidenced by the village's ability to meet its own needs and
is not solely dependent on subsidies from the government, even though the village
receives government assistance but only as a stimulant. One of the ways to encourage
development at the village level is by giving the village government authority to
independently manage the village scope through economic institutions at the village
level. One of them is by developing and optimally managing Village-Owned Enterprises
(BUMDes) in syar'i, through Islamic economic-based contracts. If the syar'i-based
BUMDes is able to work well, especially being able to increase village original income
and reduce unemployment, then in the future the village will be more prosperous and
independent.
Keywords: Existence and Optimization, Syar’i Based of BUMDes, Independent
Prosperous Village

REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan E-ISSN 2620-7826 1


dan Ekonomi Syari’ah Vol. 03, No. 02, Desember 2020
Pendahuluan bentuk modal sosial tersebut adalah
Desa menjadi ujung tombak adanya heterogintas ikatan sosial (social
pembangunan di Indonesia, sehingga bonding) dan jaringan sosial (social
pada dasa warsa akhir-akhir ini linking). Modal sosial masyarakat desa
pemerintah memberikan perhatian tersebut masih belum mampu
serius dan berupaya mendorong desa menggerakkan perekonomian desa
untuk berkembang dan maju. Sebagai untuk mewujudkan desa yang mandiri
bukti keseriusan pemerintah adalah sejahtera dengan semangat solidaritas
dengan dikeluarkannya UU No. 6 Tahun dan demokrasi. Oleh karena itu,
2014 tentang Desa. Lahirnya undang- diperlukan lembaga ekonomi milik desa
undang tersebut memberikan payung yang modalnya berasal dari kekayaan
hukum bagi desa untuk mengkreasi dan desa melalui penyertaan secara langsung
mengoptimalisasi perannya dengan dan difungsikan untuk mengelola aset
memunculkan semangat desa dan kekayaan desa untuk digunakan
membangun, artinya desa diposisikan sebesar-besarnya dalam
sebagai subyek pembangunan dalam memberdayakan masyarakat. Kehadiran
skala nasional dan bukan diposisikan BUMDes dalam hal ini sangat urgen
sebagai objek pembangunan. Sehingga untuk mengoptimalkan potensi desa
penguatan peran desa dalam yang selama ini masih terabaikan dan
pembangunan tidak lepas dari dapat meningkatkan pendapatan desa
kemampuan desa untuk melakukan sekaligus menyerap tenaga kerja yang
eksplorasi terhadap potensi sumber ada..
daya lokal dengan tetap memperhatikan Kajian ini mencoba memberikan
pada kearifan lokal dan semangat gotong perspektif pengelolaan potensi desa
royong warganya. melalui peran BUMDes berbasis syar’i.
Membangun Indonesia dengan Dan hal ini menurut penulis sangat
mengoptimalkan peran desa dalam potensial, sebab sistem ekonomi syariah
kerangka negara kesatuan Republik pada hakekatnya telah lama berkembang
Indonesia merupakan sebagian dari isi di pedesaan terutama yang
program Nawacita Presiden dan Wakil penduduknya mayoritas beragama Islam
Presiden Indonesia. Hal ini menjadi salah (Dudi Badruzaman: 2019). Di kalangan
satu bentuk kebijakan pembangunan petani Jawa misalnya, terdapat sistem
yang dipandang strategis, dimana paroan antara pemilik lahan dan
menguatkan desa menjadi tonggak penggarap; mertelu, mrapat, prowolu,
kedaulatan secara nasional untuk dapat yang pada dasarnya sistem tersebut
berkompetisi secara global. Salah satu mencerminkan akad bagi hasil
implementasi dari program Nawacita (Singarimbun dan D. H. Penny, 1976
adalah pemerintah memberikan dalam Masyhuri: 2013).
perhatian yang sangat besar terhadap Konsep Umum tentang BUMDes
desa, dengan membentuk Kementerian Berbasis Syar’i
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes )
dan Transmigrasi yang mempunyai tugas dalam undang-undang desa nomor 6
mengurusi permasalahn desa. Hadirnya Tahun 2014, Pasal 87 Ayat (1) dibentuk
Kementerian Desa, Pembangunan oleh pemerintah desa untuk
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mendayagunakan segala potensi
dapat menjadi agen pelaksana UU No. 6 ekonomi, kelembagaan perekonomian,
Tahun 2014 tentang Desa, yang secara serta potensi sumber daya alam dan
substantif diharapkan dapat sumber daya manusia dalam rangka
membangun desa melalui pendekatan meningkatkan kesejahteraan
struktural maupun kultural. masyarakat desa. BUMDes dalam
Perekonomian pedesaan memiliki kegiatannya tidak hanya berorientasi
modal sosial yang sangat kuat dan telah pada keuntungan bersifat finansial
mengakar di masyarakat. Salah satu semata, tetapi juga berorientasi untuk
2 E-ISSN 2620-7826 REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 03, No. 02, Desember 2020 dan Ekonomi Syari’ah
mendukung peningkatan kesejahteraan Sedangkan sebagai lembaga
masyarakat desa melalui pengembangan komersial dalam aktivitas usahanya
dan peningkatan skill warga desa. Badan BUMDes bertujuan untuk mendapatkan
Usaha Milik Desa adalah badan usaha profit melalui penawaran aset-aset lokal
yang seluruh atau sebagian besar yang berupa barang dan jasa ke publik
modalnya dimiliki oleh desa melalui dengan prinsip sidik, amanah, obyektif
penyertaan secara langsung yang berasal dan adil. Dengan demikian BUMDes
dari kekayaan desa yang dimanfaaatkan diharapkan mampu meingkatkan
untuk mengelola aset desa. Keberadaan pendapatan asli desa melalui
BUMDes diharapkan benar-benar dapat keuntungan yang diperoleh dari unit-
memberikan kontribusi yang signifikan unit usaha yang dijalankan. Diantara
terhadap peningkatan kesejahteraan jenis usaha BUMDes yang berorientasi
masyarakat desa, disamping itu agar profit adalah; BUMDes banking (usaha
tidak berkembang sistem usaha kapitalis yang bertipe Banking atau semacam
di pedesaan yang dapat menganggu nilai- lembaga keuangan mikro berbasis
nilai kehidupan masyarakat. (Jusuf suit , syar’i), BUMDes trading (usaha dagang
2012). yang melayani kebutuhan pokok dan
BUMDes adalah lembaga swadaya sarana produksi pertanian). (Fahrurrozi
masyarakat yang menjadi pondasi et al., 2019)
kegiatan perekonomian desa yang Badan Usaha Milik Desa merupakan
memiliki dua peran sekaligus, yaitu lembaga usaha desa yang dibentuk
sebagai lembaga sosial (social berdasarkan kebutuhan dan potensi desa
institution) dan lembaga komersial yang meliputi; a. Kebutuhan masyarakat
(commercial institution). BUMDes terutama dalam pemenuhan kebutuhan
sebagai lembaga sosial berfungsi sebagai pokok; b. Tersedia sumber daya desa
penyedia layanan sosial kepada yang belum dimanfaatkan secara
masyarakat yang lebih menekankan optimal; c. Tersedia sumber daya
pada konsep ta’awun (saling membantu). manusia yang mampu mengelola usaha
Jenis usaha ini berupa layanan publik sebagai aset penggerak perekonomian
yang sifatnya sosial namun bernuansa masyarakat; d. Adanya unit-unit usaha
bisnis semisal; pengelolaan air minum kegiatan ekonomi. Kebutuhan dan
desa, pengelolaan sampah, irigasi desa, potensi desa yang ada tersebut dikelola
pelayanan pembayaran listrik, lumbung oleh masyarakat dan pemerintah desa
pangan, dan usaha-usaha terkait sumber sebagai upaya memperkuat
daya lokal dan teknologi tepat guna. perekonomian desa.
Esensi bisnis sosial adalah Pendirian badan usaha milik desa
menyelesaikan masalah-masalah sosial harus didasarkan pada kebutuhan dan
dengan manajemen bisnis. Bukan berarti potensi desa, sebagai upaya peningkatan
bisnis sosial adalah bisnis yang hanya kesejahteraan masyarakat. Berkenaan
berupa layanan sosial yang semuanya dengan perencanaan dan pendiriannya,
serba gratis sehingga lembaga tidak badan usaha milik desa dibangun atas
memperoleh profit, tetapi maksud bisnis inisiasiatif masyarakat, serta
sosial disini adalah sistem bisnis dimana mendasarkan pada prinsip-prinsip
BUMDes dalam menjalankan bisnis kooperatif, partisipatif, (user-owned,
berupa layanan sosial yang tidak user-benefited, and user-controlled),
menekankan pada sisi keuntungan transparansi, emansipatif, akuntabel,
(profit oriented), akan tetapi pada dan sustainabel dengan mekanisme
tabarru’/kebaikan (benefit oriented). member-base dan self-help. (Pusat Kajian
Standartnya adalah berapa banyak Dinamika Sistem Pembangunan, 2007).
problem sosial di desa yang mampu Dari semua itu yang terpenting adalah
diselesaikan secara profesional dengan bahwa pengelolaan BUMDes harus
menekankan asas manfaat. (Fahrurrozi, dilakukan berdasar pada prinsip-prinsip
2020) yang sesuai dengan etika Islam.
REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan E-ISSN 2620-7826 3
dan Ekonomi Syari’ah Vol. 03, No. 02, Desember 2020
Terdapat tujuh kriteria yang perekonomian, yaitu: BUMN/D, Koperasi
menjadi penciri utama BUMDes; a. dan Swasta.
BUMDes dimiliki oleh desa dan dikelola Realitas Undang-undang Nomor 6
secara bersama-sama oleh masyarakat Tahun 2014 menyebutkan bahwa
dan pemerintahan desa, b. permodalan pembangunan desa bertujuan untuk
bersumber dari desa dan dari meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui penyertaan modal, c. masyarakat desa dan menanggulangi
Sistem operasionalisasinya kemiskinan melalui pemenuhan
menggunakan falsafah bisnis kooperatif kebutuhan dasar (basic need),
yang berakar dari budaya lokal, d bidang pembangunan sarana dan prasarana,
usaha yang dijalankan berdasarkan pada pengembangan potensi ekonomi lokal,
potensi lokal dan informasi pasar, e. serta pemanfaatan sumber daya alam
keuntungan yang diperoleh dan lingkungan secara berkelanjutan,
diorientasikan untuk meningkatkan dengan mengedepankan kebersamaan,
kesejahteraan penyerta modal, anggota kekeluargaan dan gotong royong guna
dan masyarakat melalui kebijakan desa mewujudkan keadilan sosial. (Kusuma,
(village policy), f. pembentukan 2016). Sehingga eksistensi BUMDes di
difasilitasi oleh pemerintah propinsi, tengah-tengah masyarakat desa dapat
pemerintah kabupaten dan menjalankan usaha di bidang ekonomi
pemerintahan desa, dan g. maupun pelayanan umum yang dalam
operasionalisasi dikontrol secara kegiatannya tidak hanya berorientasi
bersama oleh BPD, pemerintah desa dan pada keuntungan semata, namun
anggota. berorientasi juga dalam mendukung
Keterlibatan pemerintah desa peningkatan kesejahteraan masyarakat
sebagai penyerta modal terbesar desa melalui peningkatan Pendapatan
BUMDes atau sebagai pendiri bersama Asli Daerah (PAD).
masyarakat diharapkan mampu Tujuan dibentuknya BUMDes
memenuhi Standar Pelayanan Minimal adalah; a. meningkatkan PAD
(SPM), yang diwujudkan dalam bentuk (Pendapatan Asli Desa). Berangkat dari
proteksi atas intervensi yang merugikan cara pandang ini, jika pendapatan asli
dari pihak ketiga (baik dari dalam desa diperoleh dari BUMDes , maka
maupun luar desa). Demikian pula, kondisi ini akan mendorong setiap
pemerintah desa ikut berperan dalam pemerintah desa memberikan “goodwill”
pembentukan BUMDes sebagai badan dalam merespon pendirian BUMDes , b.
hukum yang berpijak pada tata aturan mengembangkan potensi perekonomian
perundangan yang berlaku, serta sesuai di wilayah pedesaan yang mampu
dengan kesepakatan yang terbangun di mendorong peningkatkan perekonomian
masyarakat desa yang berlandaskan masyarakat desa secara keseluruhan, c.
pada nilai-nilai islam. menciptakan lapangan pekerjaan
Manajemen dan Eksistensi BUMDes sehingga dapat meminimalisir
Berbasis Syar’i dalam Peningkatan pengganguran dan kemiskinan melalui
PAD pemberdayaan masyarakat dengan
Perekonomian Indonesia usaha-usaha ekonomi produktif serta
diselenggarakan berdasar atas peningkatan kreatifitas keriwausahaan
demokrasi ekonomi dengan prinsip bagi masyarakat desa, d. meningkatkan
kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, partisipasi masyarakat desa dalam
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, mengelola bantuan modal yang berasal
kemandirian dengan tetap menjaga dari pemerintah.
keseimbangan kemajuan dan kesatuan Untuk mencapai tujuan tersebut,
ekonomi nasional.(Budi Susilo dan K. Eko dilakukan dengan cara memenuhi
Komara, 2016). Dengan demikian kebutuhan masyarakat melalui
demokrasi ekonomi Indonesia pelayanan distribusi barang dan jasa
diwujudkan dalam tiga pelaku utama yang dikelola oleh masyarakat dan
4 E-ISSN 2620-7826 REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 03, No. 02, Desember 2020 dan Ekonomi Syari’ah
pemerintah desa. Pemenuhan kebutuhan dalam suatu perencanaan yang baik.
ini diupayakan tidak memberatkan Disamping itu, perlu memperhatikan
masyarakat, mengingat BUMDes adalah dukungan kebijakan (good will) dari
usaha bersama yang dikelola bersama pemerintahan di atasnya dan lembaga
oleh anggota masyarakat dan ekonomi lainnya untuk mengeliminir
pemerintah desa untuk memenuhi rendahnya aktivitas ekonomi desa
kebutuhan masyarakat dan mampu disebabkan karena tidak
mengerakkan usaha desa. Pada akhirnya berkembangnya sektor ekonomi di
BUMDes juga akan mengembangkan dan wilayah pedesaan. Sehingga integrasi
mengoptimalkan usahanya dengan sistem di bidang pertanian, usaha
memberikan pelayanan tidak hanya perdagangan dan jasa yang terpadu akan
kepada anggota masyarakat di desanya dapat dijadikan sebagai mitra dalam tata
tetapi kepada semua pihak luar desanya kelola dan pengembangan BUMDes.
dengan tetap memperhatikan layanan Pendirian lembaga ekonomi yang
yang berdasar pada etika bisnis islam berbasis desa seperti BUMDes harus
dan harga sesuai dengan standar pasar. disertai upaya penguatan kapasitas dan
Artinya terdapat mekanisme dukungan oleh kebijakan daerah baik
kelembagaan yang disepakati bersama, kabupaten maupun kota yang
sehingga keberadaan BUMDes tidak memfasilitasi dan melindungi usaha ini
menimbulkan distorsi ekonomi di desa. dari ancaman kompetitor bermodal
Mendirikan lembaga ekonomi besar. Mengingat badan usaha ini
sebagai basis dan pondasi perekonomian merupakan lembaga ekonomi baru yang
bagi desa bukan pekerjaan mudah, beroperasi di pedesaan dan masih
karena desa harus mampu merubah membutuhkan dukungan yang kuat
orientasi dari bidang administrasi dan untuk tumbuh dan berkembang.
poltik (adminstrative and politic Idealnya BUMDes dalam
oriented) menuju desa sebagai sebuah operasionalisasinya juga ditopang oleh
kesatuan sosial yang mampu unit pembiayaan yang melakukan
membangun kekuatan ekonomi dengan transaksi keuangan berupa kredit
potensi dan aset serta modal sosial yang maupun simpanan. Jika kelembagaan
dimilikinya. Bahkan meski negara ekonomi kuat dan ditopang kebijakan
memperkuat posisi desa dengan UU No. yang memadai, maka pertumbuhan
6 Tahun 2014 tentang Desa, diperkuat ekonomi yang disertai dengan
berbagai peraturan hingga peraturan pemerataan distribusi aset kepada
desa, ditambah lagi amunisi berupa dana rakyat secara luas akan mampu
cair langsung ke rekening desa, tetap saja menanggulangi berbagai permasalahan
desa membutuhkan waktu yang tidak ekonomi di pedesaan.
sebentar untuk mampu Oleh karena itu, hal penting yang
menterjemahkan amanat undang- mendasar bahwa BUMDes didirikan atas
undang tersebut untuk merealisasikan prakarsa masyarakat yang didasarkan
institusi BUMDes yang benar-benar pada potensi lokal yang dapat
berbasis masyarakat. Soalnya, proses dikembangkan, bukan atas prakarsa atau
melahirkan BUMDes harus mendapat paket dari Pemerintah. Jika yang berlaku
dukungan penuh dari semua elemen demikian dikhawatirkan BUMDes akan
masyarakat dan pemerintahan. Sehingga berjalan tidak sebagaimana yang
pada endingnya BUMDes sebagai diamanatkan di dalam undang-undang.
instrumen modal sosial yang mampu Tugas dan peran pemerintah hanya
menjadi penguat ekonomi di pedesaan. melakukan sosialisasi dan penyadaran
Untuk mencapai kondisi tersebut kepada masyarakat desa tentang arti
diperlukan beberapa langkah strategis penting BUMDes bagi peningkatan
dan taktis guna mengintegrasikan perekonomian dan kesejahteraan
potensi, kebutuhan pasar, dan masyarakat. Pemerintah memfasilitasi
penyusunan desain lembaga tersebut ke dalam bentuk diklat dan hal-hal lain yang
REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan E-ISSN 2620-7826 5
dan Ekonomi Syari’ah Vol. 03, No. 02, Desember 2020
diperlukan sehingga dapat hasil atas dasar saling mengutungkan.
memperlancar pendirian BUMDes . (Pasal 90, UU No. 6/2014). Modal yang
Selanjutnya, mekanisme berasal dari penyertaan modal desa
operasionalisasi pengelolaannya dialokasikan melalui Anggaran
diserahkan penuh kepada kesepakatan Pendapatan dan Belanja Desa (APB
masyarakat desa. Oleh karena itu, Desa). Modal awal untuk BUMDes tidak
pemahaman masyarakat tentang harus dialokasi dari transfer dana desa,
BUMDes harus tepat dan benar, sehingga artinya dana tersebut dapat dialokasikan
perlu adanya sosialisasi, pendidikan, dan dari dana manapun yang sudah masuk di
pelatihan kepada pihak-pihak yang rekening kas desa sebagai Pendapatan
berkepentingan seperti pemerintah dan Belanja Desa.
desa, BPD, tokoh masyarakat, ketua- Dalam struktur APBDes, di bagian
ketua kelembagaan di desa. Melalui Pendapatan Desa, dijelaskan bahwa
metode seperti itu diharapkan Pendapatan Desa terdiri atas 7
keberadaan BUMDes dapat mendorong sumber yaitu : (1) Pendapatan Asli Desa,
dinamisasi kehidupan ekonomi di (2) Transfer Dana Desa dari APBN,
pedesaan. Dalam hal ini pemerintah desa (3) Bagian dari hasil pajak daerah dan
dituntut untuk mampu membangun retribusi daerah Kabupaten/Kota (Paling
relasi dengan masyarakat untuk sedikit 10% dari pajak dan retribusi
mewujudkan standar pelayanan minimal daerah, (4) Alokasi Dana Desa (ADD)
(SPM), yang merupakan bagian dari yang merupakan bagian dari dana
upaya pengembangan komunitas perimbangan yang diterima
(development based community) desa Kabupaten/Kota; (5) Bantuan keuangan
yang lebih berdaya dan mandiri. dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Terkait dengan implementasi Daerah Provinsi dan Anggaran
Alokasi Dana Desa (ADD) 2020 yang Pendapatan dan Belanja Daerah
kisarannya cukup fantastis Rp 960 juta Kabupaten/Kota; (6) Hibah dan
perdesa, sebagaimana disampaikan sumbangan yang tidak mengikat dari
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito pihak ketiga; dan (7) Lain-lain
Karnavian. (KOMPAS.com, 17/2/2020), Pendapatan Desa yang sah, misalnya
maka proses penguatan ekonomi desa kerja sama dengan pihak ke tiga atau
melalui BUMDes diharapkan akan lebih bantuan perusahaan/CSR.
berdaya. Hal ini disebabkan adanya
penopang yakni dana anggaran desa Optimalisasi Peran BUMDES Berbasis
yang semakin besar. Jika ini dapat Syar’i dalam Mewujudkan Desa
terlaksana sebagaimana perencanaan, Mandiri Sejahtera
maka akan terjadi peningkatan PAD yang Pembangunan di bidang ekonomi
cukup signifikan dan selanjutnya dapat menjadi salah satu upaya negara untuk
digunakan untuk kegiatan pembangunan meningkatkan kesejahteraan
desa. Hal utama yang penting dalam masyarakat. Desa menjadi salah satu aset
upaya penguatan ekonomi desa adalah terdepan pemerintah untuk
memperkuat kerjasama, menjalin melaksanakan pembangunan di bidang
kerekatan pada semua lapisan ekonomi, karena desa yang secara
masyarakat desa, sehingga bisa menjadi langsung bersentuhan dengan
kekuatan besar (big power) dalam masyarakat dan di desa tersimpan aset
pengentasan kemiskinan, pengangguran, sumber daya alam yang belum
dan membuka akses pasar. diekplorasi secara maksimal.
Sumber permodalan BUMDes dapat Pemerintah pusat memberi amanat
berasal dari pemerintah desa, tabungan scecara langsung kepada pemerintah
masyarakat, bantuan pemerintah, tingkat desa untuk memanfaatkan
pemerintah provinsi, pemerintah potensi sumberdaya yang ada di
kabupaten/kota, pinjaman, penyertaan daerahnya secara maksimal dan mandiri
modal pihak lain atau kerja sama bagi
6 E-ISSN 2620-7826 REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 03, No. 02, Desember 2020 dan Ekonomi Syari’ah
melalui kelembagaan ekonomi yang (BUMDes) Dalam menjalankan usahanya
dibentuk di desa yaitu Badan Usaha Milik dapat melakukan kerja sama dengan
Desa (BUMDes). Lembaga ekonomi ini beberapa pihak yang saling
diharapkan mampu untuk meningkatkan menguntungkan, sehingga jaminan
pendapatan asli desa (PAD) dan mampu keamanan yang dapat dipertanggung
menyerap tenaga kerja, sehingga dapat jawabkan secara hukum menjadi suatu
meminimalisir pengangguran dan keharusan.
kemiskinan Usaha yang bisa dikembangkan oleh
Pembentukan BUMDes BUMDes sebagai upaya membangun
sebagaimana amanat undang-undang desa mandiri sejahtera diantaranya;
nomor 6 tahun 2014 sudah sangat mengadakan usaha simpan pinjam pada
gamblang, bahwa tujuan tersebut masyarakat melalui konsep wadia’h,
diantaranya adalah memberikan murabahan atau penyertaan modal
pelayanan kebutuhan untuk usaha dengan akad mudharabah atau akad
produktif terutama bagi kelompok yang musyarakah. mengelola usaha dagang,
kurang mampu, mengurangi praktek ijon penjualan beras, pelayanan samsat
(rente) dan pelepasan uang, menciptakan kenadaraan bermotor, pengelolaan air
pemerataan kesempatan berusaha dan minum, pembayaran listrik dan air, dan
meningkatkan pendapatan masyarakat pasar desa. Dari keberagaman usaha
desa (PAD). BUMDes harus mampu yang telah dikelola oleh BUMDes ,
meningkatkan kesadaran masyarakat masyarakat desa telah dimudahkan
untuk hidup hemat yang produktif dalam berbagai hal.
dengan cara membiasakan menabung, Dengan bantuan modal melalui akad
sehingga lambat laun tingkat ekonomi mudharabah, murabahah atau
secara individu dan masyarakat akan musyarakah dari BUMDes, masyarakat
meningkat yang pada akhirnya dapat telah mampu mengembangkan dan
mendorong pembangunan ekonomi mengoptimalkan potensi desa dengan
masyarakat desa secara mandiri. membuka usaha-usaha kecil baik berupa
Apapun yang dikerjakan secara warung, toko dan home industry,
optimal maka akan mencapai hasil yang pengembang biakan dan penggemukan
maksimal pula. Sama halnya apabila desa hewan, pemanfaatan lahan untuk
mampu mengoptimalkan peran BUMDes, kawasan wisata di area pedesaan.
maka masyarakatnya akan sejahtera dan Dengan tumbuh dan berkembangnya
desa akan mandiri sejahtera BUMDes beberapa jenis usaha yang telah digarap
merupakan badan usaha milik oleh masyarakat memberikan pengaruh
komunitas bersama yang dibentuk untuk yang signifikan terhadap peningkatan
menggali dan mengoptimalkan potensi PAD dan menjadikan masyarakat
wirausaha desa (Kusuma, 2016). Oleh bertambah produktif dan mandiri,
karena itu, dengan mengoptimalkan sehingga kedepannya kemandirian desa
peran BUMDes sebagai lembaga yang akan tercapai dan kesejahteraan
mengelola usaha-usaha masyarakat masyarakat dapat terjamin.
desa, maka sebuah desa akan mampu Menurut Kemendes, desa mandiri
mengarah pada kemandirian. Segala adalah desa maju yang memiliki
aktivitas ekonomi, mulai dari produksi, kemampuan melaksanakan
distribusi dan konsumsi akan dikerjakan pembangunan desa untuk peningkatan
dan dilaksanakan oleh warga kualitas hidup dan kehidupan serta
masyarakat secara mandiri. kesejahteraan masyarakat desa dengan
BUMDes merupakan salah satu ketahanan ekonomi, dan ketahanan
bentuk kemandirian ekonomi desa yang ekologi secara berkelanjutan. Desa
dijalankan dengan swadaya bersama mandiri merupakan gambaran cita-cita
untuk menggerakkan unit-unit usaha di ideal dari lahirnya undang-unadang
pedesaan agar lebih produktif dan tentang Desa. Dimana dalam desa
optimal. Badan Usaha Milik Desa mandiri akan dihasilkan desa yang kuat,
REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan E-ISSN 2620-7826 7
dan Ekonomi Syari’ah Vol. 03, No. 02, Desember 2020
maju, mandiri dan demokratis. Selain itu diantaranya pembeli sawit dari warga
juga mampu mengelola sumber daya secara langsung. Bumdes Tirtonirmolo,
lokal beserta masyarakatnya sendiri Desa Tirtonirmolo, Kabupaten Bantul,
dengan kewenangan yang dimilikinya. Yogjakarta. BUMDes ini mempunyai
Untuk menjadi desa mandiri beberapa jenis usaha masyarakat, tetapi
sebagaimana diamantkan dalam usaha andalannya adalah usaha ekonomi
Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 desa (UED) yang kemudian berubah
tidaklah mudah. Hal tersebut terbukti nama menjadi Unit Simpan Pinjam (USP)
dengan masih sedikitnya desa-desa di “Sedya Makmur”, jasa pelayanan simpan
Indonesia yang masuk dalam kategori pinjam bagi masyarakat. (Berdesa.com,
tersebut. Salah satu upaya yang bisa 2020).
dilakukan agar menjadi desa mandiri Beberapa BUMDes di atas menjadi
adalah dengan menoptimalkan potensi salah satu contoh bahwa desa yang
sumber daya lokal yang ada dengan tetap dulunya identik dengan
memperhatikan kearifan lokal (Lokal keterbelakangan, kemunduran dan
Weesdom). Sumber daya lokal yang kumuh, kini menjadi tempat yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia berkembang, menarik dan mandiri.
merupakan potensi yang dianugerah Beberapa strategi yang bisa
oleh Allah kepada rakyat Indonesia. diterapkan untuk menggali potensi lokal
Sesuai dengan sunnatullah, dimana ada menuju desa mandiri sejahtera,
kekurangan maka sebenarnya disitulah diantaranya; pertama melakukan
terdapat banyak kelebihan. Begitu juga identifikasi kelebihan dan kekurangan
dengan desa-desa di Indonesia, dibalik desa untuk memetakan potensi lokal
desa-desa yang terlihat terbelakang dan yang ada baik SDA (pegunungan, laut,
penuh ketertinggalan pasti menyimpan lembah, dll) maupun SDM (budaya, adat
sebuah kelebihan. Semua tergantung istiadat dll).
bagaimana masyarakat desa mampu Kedua, melakukan kerja sama
menggali dan memaksimalkan potensi dengan pihak-pihak yang bisa memberi
tersebut dengan baik dan maksimal. gagasan kreatif, seperti lembaga
Kita dapat menyaksikan bagaimana pendidikan tinggi, dinas pariwisata,
desa-desa di daerah pinggiran yang dinas pertanian dan peternakan atau
penuh dengan ketertinggalan dan pihak-pihak yang bisa memberikan
keterbelakangan karena daerahnya yang sumbangan dana untuk perkembangan
gersang dan tandus, tetapi sekarang desa dan kemajuan usaha BUMDes seperti
di daerah tersebut menjadi desa yang perusahaan, perbankan syari’ah,
berkembang dan maju karena mampu Pegadaian dll.
memaksimalkan potensi lokalnya. Ketiga memberikan pendidikan dan
Beberapa BUMDes yang telah pelatihan (diklat) yang bisa menambah
berhasil meningkatkan PAD dan wawasan dan meningkatkan skill
mensejahterakan masyarakatnya, masyarakat, sehingga akan bermunculan
seperti BUMDes Tirta Mandiri, Dusun unit-unit usaha masyarakat dengan
Umbul, Desa Ponggok, Klaten, Jawa memanfaatkan potensi desa.
Tengah. BUMDes ini sempat dinobatkan Keempat, adanya kekompakan pada
sebagai BUMDes terbaik di Indonesia. semua pihak. Dengan semangat gotong
Program andalannya adalah wisata laut, royong pada semua elemen masyarakat
omsetnya mencapai 10.36 miliar dengan dan dukungan dari pihak lain maka
laba bersih mencapai 6.5 miliar per segala problem yang ada di desa tersebut
tahun. BUMDes Karya Jaya Abadi, Desa akan sangat mudah bisa dipecahkan.
Amin Jaya, kec. Pangkalan banteng, kab. Melalui pola strategi di atas maka
Kotawaringin barat Kalimantan berhasil potensi lokal di wilayah pedesaan akan
mengukuhkan diri sebagai BUMDes mampu dimanfaatkan dan dipotensikan
paling kreatif tingkat nasional, beberapa secara maksimal, yang pada gilirannya
jenis usaha telah berhasil dilakukan, desa-desa di tanah air ini akan mampu
8 E-ISSN 2620-7826 REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 03, No. 02, Desember 2020 dan Ekonomi Syari’ah
menjadi desa mandiri sejahtera berbasis
potensi lokal dan warganya akan damai Rekomendasi
dan sejahtera. Dalam mengembangkan usaha dan
Pada akhir-akhir ini beberapa desa perekonomian masyarakat desa
di Indonesia telah berkembang dalam eksistensi BUMDes memerlukan
berbagai bentuknya sehingga perlu penanganan yang profesional dan
adanya perlindungan yang pasti dan komprehensif, karena tumbuhnya
perlu ditingkatkan agar menjadi desa perekonomian pada skala nasional
yang kuat, maju, mandiri, dan sangat tergantung terhadap tumbuh
demokratis sehingga dapat menciptakan kembangnya perekonomian di desa. Ada
landasan yang kuat dalam melaksanakan beberapa rekomendasi penulis terhadap
pemerintahan dan pembangunan pihak-pihak terkait dengan hal tersebut.
menuju masyarakat yang adil, makmur, 1. Pemerintah selaku regulator dapat
dan sejahtera. Implikasi dari membuat kebijakan yang
terbentuknya desa dengan sifat yang menstimulasi pertumbuhan dan
demikian, diharap dapat menjadi perkembangan ekonomi di tingkat
landasan yang kuat dalam melaksanakan desa, dengan optimalisasi sumber
pemerintahan dan pembangunan daya lokal yang potensial, sehingga
menuju masyarakat yang adil, makmur, diharapkan mampu memberikan
dan sejahtera. peningkatan terhadap PAD dan
kesejahteraan masyarakat.
2. Lembaga pendidikan tinggi, pihak
PENUTUP
swasta dan pemerintah perlu
Kesimpulan
melakukan kolaborasi untuk
Pendirian BUMDes harus menemukan dan mendapatkan model
didasarkan pada kebutuhan dan potensi BUMDes yang siap berdaya saing
desa serta atas inisiasiatif masyarakat dengan kemajuan zaman.
yang didasarkan pada prinsip kooperatif,
partisipatif, transparansi, emansipatif, REFERENSI
akuntabel, dan sustainabel dengan
mekanisme member-base dan self-help. Almasdi, dan Jusuf Suit. (2012). Aspek
Eksisitensi BUMDes sangat urgen Sikap Mental Dalam Manajemen
untuk pengembangan ekonomi pedesaan Sumber Daya Manusia, Jakarta:
dengan memaksimalkan potensi sumber Syiar Media.
daya lokal dengan mengembangkan Badruzaman, Dudi. (2019).
berbagai jenis usaha melalui kemitraan Implementasi Hukum Ekonomi
dengan instansi manapun baik Syari’ah Pada Lembaga Keuangan
pemerintah maupun swasta dengan Syari`ah.
tetap menjaga nilai-nilai keislaman; http://jurnal.unma.ac.id/index.p
ta’awun, amanah, adil dan transparan. hp/Mr/article/view/1392
BUMDes dibentuk oleh Fawaid & Ali Wafa (2020). THE
pemerintah desa dalam rangka Revitalization Of The West
optimalisasi segala potensi ekonomi, Pademawu Village Market,
kelembagaan perekonomian, serta Become A Thematic Market.
potensi sumber daya alam dan Jurnal Ilmiyah Managemen
sumber daya manusia dalam rangka Universitas Putra Batam, Vol 9,
menciptakan lapangan pekerjaan, nomor 1, halm 60-65.
mengurangi pengangguran, http://113.212.163.133/index.p
meningkatkan sumber Pendapatan hp/jim/article/view/2690
Asli Daerah (PAD) dan meningkatkan Fahrurrozi, F. (2020). PEMBIAYAAN
kesejahteraan masyarakat menuju MUDHARABAH & MUSYARAKAH
status desa mandiri sejahtera. Beserta Penyelesaian Sengketa
REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan E-ISSN 2620-7826 9
dan Ekonomi Syari’ah Vol. 03, No. 02, Desember 2020
Pada Lembaga Keuangan dan Suharyanto. 2015. Aneka Jenis Usaha
Bisnis Syariah (K. Abdillah & K. BUMDes. Dapat diakses
Umam (eds.); 1st ed.). CV. Pena di:http://www.berdesa.com/ane
Persada. ka-jenis-usaha-bumdes/
Fahrurrozi, F., Wilantini, C., & Tri Susilo, Budi dan Komara, K. Eko. (2016).
Baseline Research “Membangun
Buana Dewi, N. (2019).
Gerakan Desa Wirausaha”.
Tantangan Keuangan Islam dI Yogyakarta: Yayasan Penabulu.
Era Globalisasi (Islamic Finance Undang–Undang Nomer 6 Tahun 2014
Challenge in the Era of Four tentang Desa.
Point Zero). Perisai : Islamic Yaumidin, U. K. (2005). “Sistem Fiskal
Banking and Finance Journal, Tanpa Bunga”, dalam Masyhuri,
3(2), 125. (ed). Teori Ekonomi Dalam Islam,
https://doi.org/10.21070/peris Yog yakarta: Kreasi Wacana
ai.v3i2.2627
https://nasional.kompas.com/read/202
0/02/17/18001271/diserahkan-secara-
langsung tiap-desa-bakal-terima-rp-
960-juta

https://www.berdesa.com/ belajar –
dari - bumdes-bumdes -yang-
terbukti- berhasil-
mensejahtrakan -masyarakat/
Kementrian Desa. 2016. Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 2 tahun 2016 tentang
Indeks Desa Membangun.
KOMPAS.com, 17/2/2020
Kusuma, Gabriella Hanny dan Nurul
Purnamasari. (2016).
BUMDESKewirausahaan Sosial
yang Berkelanjutan (Analisis
Potensi danPermasalahan yang
dihadapi Badan Usaha Milik Desa
di Desa PonjongDesa Bleberan,
dan Desa Sumbermulyo). Yayasan
Penabulu.
Mediaindonesia.com, Juli 2020
Pusat Kajian Dinamika Sistem
Pembangunan. (2007). Buku
Panduan Pendirian
danPengelolaan Badan Usaha
Milik Desa. Fakultas Ekonomi
UniversitasBrawijaya. Malang.
Singarimbun, M; D. H. Penny.(1976).
Penduduk dan Kemiskinan Kasus
Sri Harjo di Pedesaan Jawa.
Jakarta: Bakhtera Karya Aksara.

10 E-ISSN 2620-7826 REVENUE : Jurnal Ekonomi Pembangunan


Vol. 03, No. 02, Desember 2020 dan Ekonomi Syari’ah

Anda mungkin juga menyukai