2021/2022
BAB I
PEDAHULUAN
b. Manfaat Praktis
a). Diharapkan bisa menjadi bahan acuan dan sekaligus mampu memberikan
stimulus untuk peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik yang terkait sehingga studi
akuntansi selalu mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
b). Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi sumbangsi pengetahuan bagi masyarakat
tentang efektivitas dan efesiensi pengelolaan keuangan Badan Usaha Milik Desa di
Kec.Tanete Riaja Kab Barru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan wahana untuk menjalankan usaha di
Desa. Apa yang dimaksud dengan “Usaha Desa” adalah jenis usaha yang meliputi pelayanan
ekonomi desa berikut ini:
a.Serving
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjalankan “bisnis sosial” yang melayani wrga, yakni
dapat melakukan pelayanan publik kepada masyarakat. Dengan kalimat lain, Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) ini memberikan social benefits kepada wrga, meskipun tidak
memperoleh economic profit yang besar. Contoh: usaha air minum Desa, usaha listrik Desa,
lumbungpangan.
b.Banking
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjalankan “bisnis uang”, yang memenuhi kebutuhan
keuangan masyarakat desa dengan bunga yang lebih rendah daripada bunga uang yang
didapatkan masyarakat desa dari para rentenir desa atau bank-bank konvensional. Contoh:
bank desa atau lembaga perkreditan desa atau lembaga keuangan mikro desa.
c.Renting
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjalankan bisnis penyewaan untuk melayani
kebutuhan masyarakat setempat dan sekaligus untuk memperoleh pendapatan desa. Ini sudah
lama berjalan dibanyak desa, terutama desa-desa di Jawa. Contoh: penyewaan traktor,
perkakas pesta, gedung pertemuan, rumah toko, tanah
d.rokering
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi lembaga perantara yang menghubungkan
komoditas pertanian dengan pasar atau agar para petani tidak kesulitan menjual produk
mereka ke pasar. Atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjual jasa pelayanan kepada
warga dan usaha-usaha masyarakat. Contoh: jasa pembayaran listrik, desa mendirikan pasar
desa untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan masyarakat.
e.Trading
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau
berdagang barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun
dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas. Contoh: pabrik es, pabrik asap cair, hasil
pertanian, sarana produksi pertanian dll.
f.Holding
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai usaha bersama atau sebagai induk dari unit-unit
usaha yang ada di desa, dimana masing-masing unit yang berdiri sendiri-sendiri ini, diatur
dan ditata sinerginya oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar tumbuh usaha bersama.
Contoh: kapal desa yang berskala besar untuk mengorganisir dan mewadahi nelayan-nelayan
kecil, “Desa Wisata” yang mengorganisir berbagai jenis usaha dari kelompok masyarakat:
makanan, kerajinan, sajian wisata, kesenian, penginapan.
Tujuan BUMDes sendiri, sesuai dengan pasal 3 Permendesa no 4 tahun 2015 yaitu,
meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk
kesejahteraan desa, meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
desa, mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak ketiga,
menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga,
membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melaui perbaikan layanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa, dan meningkatkan pendapatan
masyarakat desa dan pendapatan asli desa.
Peran Badan Usaha Milik Desa menurut Seyadi (2013:16), yaitu sarana pembangunan
dan pengembangan dan kemampuan daya ekonomi masyarakat desa, yang pada dasarnya
untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi maupun sosialnya. BUMDes sangat berperan aktif
dalam usaha memperkokoh kualitas kehidupan masyarakat. BUMDes berperan sebagai
pondasi penguat ketahanan tingkat ekonomi skala nasional dimana salah satu tujuannya
dalam upaya memperbaiki dan mengembangkan perekonomian masyarakat desa. Serta
BUMDes membantu kalangan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan sehingga
berujung terciptanya masyarakat desa yang makmur.
Dari definisi yang di atas dapat penulis simpulakan bahawa BUMDes memiliki
peran yang sanagat aktif dalam mengembangkan potensi dari sumberdaya alam dan sumber
daya manusianya. Selain itu juga menciptakan jiwa wirausaha di antara lingkungan desa itu
sendiri sebab yang menjadi pengelola atau karyawan di setiap lembaga usaha Badan Usaha
tersebut merupakan masyarakat desa itu sendiri. Dengan demikian BUMDes akan mampu
meningkatkan laju tingkat perekonomian desa.
Teori juga diperlukan sebagai bingkai dalam melakukan penelitian. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Resource Based View (RBV) dan Teori
pemangku kepentingan (Stakeholder Theory).
Untuk mewujudkan desa mandiri, maka diperlukan sumber daya yang berasal dari
desa tersebut. Unit-unit usaha yang bergerak di desa haruslah memiliki ciri khas dan
keunggulan kompetitif supaya dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Secara lebih spesifik berdasarkan teori resource based view, maka desa harus
memiliki sumber daya tersebut haruslah bernilai, langka, tidak disubstitusi, dan tidak
diimitasi (Barney, 1991). Keunggulan kompetitif tersebut ditentukan oleh modal sosial,
modal manusia, dan modal finansial (DeMassis et al., 2011).
Modal sosial terkait dengan relasi antar orang dalam organisasi (modal sosial
internal) dan antara organisasi dengan pihak luar (modal sosial eksternal) (DeMassis et al.,
2011). Menurut World Bank (1998) modal sosial adalah suatu masyarakat termasuk institusi,
relasi, sikap, dan nilai yang memandu interaksi antara orang dan kontribusi pada ekonomi
dan pembangunan sosial. Dalam modal sosial diperlukan nilai saling berbagi serta
pengorganisasian peran yang diekspresikan dalam hubungan personal, kepercayaan dan
tanggung jawab bersama.
2. Stakeholder Theory
b. Sejahtera I, adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi dasar, akan tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti pendidikan,
transportasi maupun interaksi antar lingkungan.
c. Sejahtera II, tingkat keluarga ini telah dapat memenuhi kebutuhan pokok,
kebutuhan sosial psikologis, akan tetapi belum dapat melakukan saving atau
menabung.
d. Sejahtera III, jenis keluarga ini sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok
minimum, sosial psikologis, saving, akan tetapi kegiatan partisipatif dalam
masyarakat seperti bakti sosial kemasyarakatan, pemberian dalam bentuk financial
maupun material belum dapat diberikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1.Sumber Data
Dalam penilitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dan primer. Data Primer
yaitu data yang prertama kali di kumpulkan dan dicatat oleh peneliti .Sanusi (2014:104).Data
primer dalam penelitian ini dimana didapatkan dengan memberikan kosioner kepada
responden yaitu Desa yang mendapatkan dana BUMdes.Data primer ini dapat di peroleh dari
individu yang bersangkutan dalam penelitian ini
Data sekunder adalah data yang di kumpulkan dan di peroleh dari organisasi atau
peroangan, Data sekunder bentuk nya berupa sumber daftar pustaka yang mendukung
penelitian ilmiah serta di peroleh dari literatur yang relevan seperti majalah.surat kabar.buku
refrensi. jurnal. artikel dan website.
Dalam penelitian ini, terdapat dua metode dalam pengumpulan atau yang terdiri dari:
1. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah kegiatan pengumpulan data dengan cara pengamatan yang
dilakukan secara langsung dengan seksama dan sistematis, yang kemudian di tindak lanjuti
dengan pencatatan data secara cermat dan sistematis pada suatuobjek yang diteliti. Metode
observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cra melihat dan mengamati secara langsung
dokumendokumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian.
2. Tehnik Dokumntasi
3. Tehnik Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006). Metode wawancara adalah
metode pengumpulan data dengan cara menanyakan langsung data yang dibutuhkan kepada
seseorang yang berwenang.
3.2.3.Fokus Penelitian
Memfokuskan penelitian berarti membatasi apa yang diteliti. Penelitian ini difokuskan
pada peran dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, dimana indikator kesejahteraan
masyarakat terdapat lima item yaitu pendapatan, konsumsi pengeluaran,
pendidikan,kesehatan, dan perumahan masyarakat. Dari lima indikator kesejahteraan
masyarakat tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dari peran adanya BUMDes
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.Badan Usaha Milik Desa dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari dua indikator terpilih yaitu pencapaian tujuan dan
integrasi.
Penelitian ini dilakukan di Desa yang terdapat di Kecematan suela Kabupaten lombok
timut. Pemilihan lokasi ini ditetapkan secara sengaja (purposive), yaitu pengambilan lokasi
berdasarkan kriteria yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi
yang sudah diketahui sebelumnya.
Dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan tersebut sudah menerima dan
mengalokasikan Dana BUMDes dengan lengkap diantara usaha-usaha lain karena
pemerintahan Desa yang siap untuk mengalokasikan Dana BUMDes tersebut.
Objek adalah pusat tujuan ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan urgensi
tertentu terkait suatu hal yang bersifat objektif, valid dan reliable tentang suatu hal pada
variabel penelitian, (Sugiyono, 2017:41). Objek dari penelitian ini adalah Badan Usaha Milik
Desa suntalangu kecamatan suela, yaitu lebih spesifiknya jika dilihat dari segi peran
BUMDes tersebut. Subjek menurut Moleong (2010: 132) mendefinisikan subjek penelitian
seagai informan penelitian, dimana manusia digunakan sebagai alat untuk memberikan
informasi tentang suatu situasi atau kondisi tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Tabel 3.1
3.3.6.Metode Analisis
1. Reduksi Data
Mereduksi data ialah meringkas, memilah hal-hal penting, fokus pada hal-
hal penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian data yang selesai
direduksi memberikan deskripsi yang lebih detail, serta memudahkan peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya apabila dibutuhkan,
(Sugiyono, 2011: 247). anyaknya jumlah data dan kompleksnya data,
diperlukan analisis data melalui tahap reduksi. Tahap reduksi ini dilakukan
untuk pemilihan relevan atau tidaknya data dengan tujuan akhir.dan
membuang data yang tidak penting dalam penelitian.
2. Display Data
Setelah peneliti mereduksi data, metode selanjutnya adalah mendisplay
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya
(Sugiyono, 2017: 249). Melalui penyajian data tersebut, maka nantinya data
akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah dipahami.
3. kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi data merupakan tahap akhir dalam
teknik analisis data kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap
mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai. Tahap ini bertujuan untuk
mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan,
atau perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan
yang ada.
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari kegiatan mencari keabsahan
data. Dalam penarikan kesimpulan data yang diperoleh masih membutuhkan
verifikasi kembali pada catatan lapangan atau diskusi dengan partner untuk
kepentingan terciptanya kesepakatan intersubjektif, kemudian hasil tersebut
dapat dianggap bahwa data tersebut bernilai valid (Idrus, 2009: 152).