Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data yang dikutip dari BPS dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

ini, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan. Namun, pada tahun

2020 jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 0,97%

terhadap September 2019. Pada September 2020 jumlah penduduk miskin di

Indonesia mencapai 25,14 juta orang. Dari data tersebut diketahui bahwa penduduk

miskin perdesaan jauh lebih besar dari penduduk miskin perkotaan. Penduduk

miskin perdesaan mencapai 15,51 juta orang sedangkan penduduk miskin

perkotaan mencapai 12,04 juta orang (Statistik, 2020).

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang harus segera diselesaikan

oleh pemerintah. Selama ini banyak sekali strategi yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia, salah satunya adalah dengan

penerbitan Peraturan Menteri Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4

Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menyebutkan bahwa pemerintah dapat

mendirikan BUMDes. Pendirian BUMDes adalah salah satu cara untuk

mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Diharapkan dengan adanya

BUMDes dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan bagi masyarakat

desa (Republik Indonesia, 2015).

1
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang

dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat

perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa

(Brawijaya, 2007). BUMDes menurut Undang-undang nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah didirikan antara lain dalam rangka peningkatan

Pendapatan Asli Desa (Republik Indonesia, 2004) . Dalam pendiriannya, modal

awal BUMDes biasanya berasal dari pemerintah desa dan untuk selanjutnya modal

juga bisa berasal dari masyarakat desa dan juga pihak lain. Dengan berdirinya

BUMDes ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat desa.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dimaksud disini berupa peningkatan

pendapatan, pengurangan pengangguran, mengurangi tingkat kemiskinan, dan

berkurangnya tingkat kesenjangan antar desa.

Efendi dan Ma’ruf (2019) melakukan penelitian dengan hasil penelitian

menunjukkan bahwa BUMDes Podho Joyo sudah cukup berperan dan berkontribusi

bagi masyarakat Desa Sukorejo. BUMDes memberikan pelayanan kebutuhan

masyarakat seperti pasar desa, sistem menabung yang memudahkan melunasi

pinjaman, hadirnya aplikasi Epayments, dan harga Lpg yang murah. Selain itu,

BUMDes juga sudah bisa dikatakan mandiri karena sudah bisa membiayai

kebutuhannya sendiri. Bahkan BUMDes juga dapat memberikan 15% dari

keuntungannya kepada kas desa. Namun masih ada kendala, karena website

BUMDEs yang sudah ada saat ini masih eror dan belum bisa diperbaiki padahal

fungsi website tersebut dapat dikatakan sangat penting bagi BUMDes. Ramadana

et al. (2013) melakukan penelitian dengan hasil penelitian yaitu keberadaan badan

2
usaha milik desa sudah sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Malang yang

kemudian diatur oleh desa dengan peraturan desa mengenai badan usaha milik desa.

Akan tetapi semua bidang usaha saat ini tidak berjalan dan tidak dapat menyokong

pendapatan desa. Sehingga dapat dikatakan eksistensi dari badan usaha milik desa

ini hanya sebatas papan nama saja. Fitriska (2017) berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti tentang Strategi pengembangan Badan Usaha Milik Desa

Jaya Gemilang Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Lancang

Kuning Kecamatan Bintan Utara saat ini belum berjalan dengan maksimal karena

kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai BUMDes dan masyarakat belum

merasakan manfaat yang didapatkan akibat keberadaan BUMDes Jaya Gemilang

Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara. Dengan demikian, BUMDes

membuat strategi pengembangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara yaitu antara lain pengamatan

lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian.

Dengan didirikannya BUMDes, diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan asli desa (PADes) itu sendiri. Untuk itu, dalam praktinya BUMDes

harus dikelola dengan unsur transparan, partisipatif, dan dapat

dipertanggungjawabkan. Dengan diterapkannya unsur-unsur tersebut diharapkan

pengelola BUMDes dapat mengelola sumber daya yang dimiliki dengan sangat

baik, sehingga nantinya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan

pendapatan asli desa itu sendiri.

Kabupaten Malang adalah salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki

banyak BUMDes yang bagus dalam pengelolaannya, salah satu contohnya adalah

3
BUMDes “Kerto Raharjo” yang terletak di desa Sanankerto, Kecamatan Turen,

Kabupaten Malang. BUMDes ini salah satu BUMDes yang sudah mendapatkan

nama di kancah nasional, beberapa kali menang dalam penghargaan BUMDes

terbaik baik ditingkat daerah maupun nasional. BUMDes yang kegiatan utamanya

mengelola Ekowisata Boonpring ini mampu membuat beberapa pencapaian seperti

mampu menghasilkan omzet sebesar 2,8 miliar ditahun kedua pendiriannya.

BUMDes Kerto Raharjo juga banyak memiliki kerja sama dengan beberapa pihak

untuk mengembangkan potensi, salah satunya pembangunan PLTMH yang bekerja

sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan beberapa pihak lain ini

mampu mendukung untuk menyokong kebutuhan listrik yang ada di BUMDes dan

masyarakat desa sehingga harapannya dengan adanya PLTMH ini juga dapat

meningkatkan perekonomian Desa. Selain itu banyak sekali kerjasama-kerjasama

yang dilakukan BUMDes untuk meningkat sumber daya yang dimiliki, sehingga

BUMDes dapat selalu melakukan inovasi sehingga kedepannya dapat

meningkatkan dan memperkuat perekonomian yang ada di Desa Sanankerto.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan

yang ada pada BUMDes Kerto Raharjo yang terletak di desa Sanankerto,

Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Dan juga diharapkan kedepannya penelitian

ini dapat berguna untuk memberikan informasi tambahan mengenai pengaruh

pengelolaan BUMDes Kerto Raharjo terhadap Pendapatan Asli Desa Desa (PADes)

Sanankerto. Serta juga diharapkan dapat memberikan informasi tambahan sebagai

bahan pertimbangan ataupun sebagai bentuk pengawasan, pengendalian dan

4
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Desa Sanankerto dan juga bagi pihak-pihak

yang terlibat dalam proses pengeloaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerto

Raharjo?

2. Bagaimana kontribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerto Raharjo

dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes)?

3. Bagaimana kontribusi keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Kerto Raharjo sebagai Penguatan Ekonomi Desa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis :

1. Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerto Raharjo.

2. Kontribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerto Raharjo dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).

3. Kontribusi keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerto Raharjo

sebagai Penguatan Ekonomi Desa.

Manfaat dalam penelitian yang menganalisis pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa Kerto Raharjo dalam peningkatan pendapatan asli desa sebagai

upaya penguatan ekonomi desa yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis

pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Kerto Raharjo dalam peningkatan

pendapatan asli desa sebagai upaya penguatan ekonomi desa. Penelitian ini

5
diharapkan kedepannya dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi

peneliti selanjutnya pada bidang yang sama.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

Pemerintah Desa dan Instansi Terkait untuk menjadi bahan evaluasi dalam

menganalisis pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Kerto Raharjo agar

nantinya dapat meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Desa

sehingga nantinya dapat memperkuat ekonomi pada desa.

Anda mungkin juga menyukai