Anda di halaman 1dari 32

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DESA


PARIGIMULYA KEC.CUPUNAGARA KABUPATEN SUBANG

DRAFT PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang


Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan

Oleh :

Imam Firmansyah

174030004

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

PASUNDAN

BANDUNG

2023
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DESA
PARIGIMULYA KEC.CUPUNAGARA KABUPATEN SUBANG

DRAFT PROPOSAL

Untuk Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan

Bandung,

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Dikdik Kusdiana, SE.MT.


NIDN. 0407106701

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi Ekonomi


Pembangunan

Dr. H. Atang Hermawan, SE., M.SIE., AK Prof. Dr. H. Horas Djulius, SE.
NIDN. 0401036501 NIDN. 0408077101
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Desa yang dahulunya mulai ditinggalkan dikarenakan tidak dapat

mengakomodir keinginan-keinginan rakyatnya dan tidak semua desa mampu

memberikan fasilitas bagi inovasi rakyatnya, kini berubah dengan signifikan.

Selain tetap memiliki otonomi, desa saat ini memiliki anggaran yang fantastis

untuk keperluan desa. Hal tersebutlah yang menjadi daya tarik masyarakat untuk

kembali mengurusi desa.

Tidak berhenti di sana, desa saat ini menjadi wahana untuk mencari nafkah

bagi masyarakatnya. Pemerintah pusat dan daerah bersinergi guna membangun

perekonomian desa melalui program-programnya yang di mulai dari peruntukan

penganggaran yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDesa) dengan persentase yang lebih jelas menyasar pembangunan

infrastruktur, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik itu untuk

pemerintahan desa maupun untuk masyarakat desa secara umum, serta

peningkatan perekonomian desa.

Program-program tersebut sudah dialokasikan dalam APBN sejak

disahkannya UU Desa pada 2014 dan implementasinya sudah cukup terasa, tidak

terkecuali dengan desa-desa yang ada di Kabupaten Subang. Kabupaten Subang

yang memiliki 245 desa kini sudah mulai merasakan kesetaraan dengan 8

kelurahan yang ada di Kabupaten Subang. Jalan-jalan yang dahulu sering menjadi
keluhan masyarakat desa dan menjadi perbandingan ketidak merataan

pembangunan antara desa dengan kelurahan, kini justru dapat sebaliknya, di mana

jalan-jalan desa lebih memiliki perhatian dalam pembangunannya karena dapat

dialokasikan langsung oleh masyarakat desa melalui musyawarah yang

diakomodir oleh pemerintahan desa.

Selain itu, Kementrian Desa Republik Indonesia juga mengeluarkan

peraturan menteri (Permen) terkait peningkatan ekonomi desa yang termuat di

dalam Permen Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Di dalam

Permen tersebut jelas dinyatakan bahwa tujuan utama dari dibentuknya peraturan

terkait BUMDes tersebut untuk meningkatkan perekonomian desa. Secara konteks

di dalam Peremen tersebut, pemerintah menginginkan desa dapat meningkatkan

Pendapatan Asli Desa secara maksimal, sehingga di kemudian hari, desa yang

sudah mulai merasa nyaman dengan kucuran alokasi dana desa (ADD) dan dana

desa (DD) diharapkan ke depannya akan berjalan mandiri dengan kondisi

ekonomi desanya telah mempuni.

BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi

sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercialinstitution).

BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat

melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai

lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya

lokal (barang dan jasa) ke pasar.


Hal terpenting yang mejadi penggerak utama pembangunan adalah berada

pada bidang ekonomi. Salah satu yang menjadi sasaran pembangunan adalah

daerah perdesaan. Artinya bahwa dengan menempatkan desa sebagai sasaran

pembangunan, usaha untuk mengurangi berbagai kesenjangan pendapatan,

kesenjangan kaya dan miskin, kesenjangan desa dan kota akan dapat lebih

diwujudkan.

Pengembangan basis ekonomi di perdesaan sudah sejak lama di jalankan

pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya tersebut tidak membuahkan

hasil yang memuaskan sebagaimana di inginkan bersama. Terdapat banyak faktor

yang menyebabkan kurang berhasilnya program-program tersebut. Salah-satu

faktor yang paling dominan adalan intervensi pemerintah terlalu besar, akibatnya

justru menghambat daya kreativitas dan inovasi masyarakat desa dalam mengelola

dan menjalankan mesin ekonomi di pedesaan. Sistem dan mekanisme

kelembagaan ekonomi pedesaan tidak berjalan efeketif dan berimplikasi pada

ketergantungan terhadap bantuan pemerintah sehingga mematikan semangat

kemandirian.

pemilihan Desa Parigimulya Kecamatan Cipunagara menjadi persoalan

yang sangat tepat di mana desa tersebut saat ini sedang gencar melakukan

perubahan, hal ini didorong dengan struktur birokrasi Desa Parigimulya yang saat

ini diisi oleh SDM yang kompeten dan relative masih berusia muda yang di mana

perubahan yang besar menjadi harapan masyarakat Desa Parigimulya dan juga

menjadi semangat serta motivasi bagi pemerintahan Desa Parigimulya. Oleh


sebab itu, desa Parigimulya sangat relevan untuk jadi lotus penelitian terkait peran

BUMDes dalam menunjang perokomian masyarakat desa disana.

Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan di Desa Parigimulya

Kecamatan Parigimulya Kabupaten Subang Terkait dengan Sumberdaya,

misalnya potensi usaha dalam peningkatan ekonomi masyarakat yang terlihat

sangat banyak seperti pertanian, peternakan, serta kompetensi SDM diberbagai

bidang, namun pada implementasinya, pemdes Parigimulya belum mampu

mengelola potensi-potensi tersebut sebagai kekuatan dalam menjalankan Persn

BUMDes, Berikut merupakan Data BUMDes di Desa Parigimulya Kecamatan

Cipunagara Kabupaten Subang.

Tabel 1.1
Unit Usaha BUMDes di Desa Parigimulya
No. Unit Usaha Modal
1. Pengelolaan Irigasi Sawah Rp. 120.263.000
2. Depot air Rp. 50.000.000
3. Produksi Pupuk Rp. 17.000.000
4. Kredit Syariah Rp. 20.000.000
Sumber : Badan Usaha Milik Desa Parigimulya, 2022

Mengingat pentingnya badan usaha milik desa bagi masyarakat desa untuk

mengembangakan ekonomi desa, maka di tetapkan desa memperoleh bantuan

keuangan dari pemerintah kabupaten/kota yaitu dana desa yang disalurkan kepada

BUMDes guna untuk mengembangkan ekonomi desa yang di salurkan kepada

BUMDes guna untuk mengembangan ekonomi desa di Desa Parigimulya dengan

adanya BUMDes maka diharapkan ekonomi desa dapat berkembang dilihat dari

tingkat pendapatan masyarakat desa dan penyerapan tenaga kerja desa.

Penelitian ini dilakuakan karena pengelolaan BUMDes di Desa

Parigimulya dirasa masih kurang dimanfaatkan dengan baik, karena terdapat


sebagian masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam memajukan, mengelola,

dan mengembangkan badan usaha milik desa yang nantinya akan dapat

menghambat perekonomian sebuah desa.

Berdasarkan fenomena, literatur yang digunakan dan hasil-hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya menarik untuk dilakukan penelitian mengenai

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN BADAN

USAHA MILIK DESA (BUMDes) DESA PARIGIMULYA

KEC.CUPUNAGARA KABUPATEN SUBANG”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, masalah yang dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Bagamana Pencapaian tujuan kelembagaan BUMDes di Desa

Parigimulya Kec.Cupunagara Kabupaten Subang?

2) Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan BUMDes Desa

Parigimulya Kec.Cupunagara Kabupaten Subang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini yaitu:

1) Untuk mengetahui Pencapaian tujuan kelembagaan BUMDes di Desa

Parigimulya Kec.Cupunagara Kabupaten Subang.

2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

BUMDes Desa Parigimulya Kec.Cupunagara Kabupaten Subang


1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada kajian ilmu ekonomi

yang berkaitan.

2) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi peneliti lain yang

ingin melakukan penelitian serupa.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Lembaga Pendidikan, diharapkan adanya penelitian ini dapat

memberikan informasi yang berguna dalam memahami peran BUMDes di

Desa.

2) Bagi penulis, diharapkan adanya penelitian ini sebagai pengetahuan baru

tentang Peran BUMDes dalam menunjang perekonomian masyarakat

Desa.

3) Bagi pemerintah, diharapkan adanya penelitian ini sebagai bahan evaluasi

dalam meningkatkan Peran BUMdes di setiap Desa di Indonesia.

4) Bagi masyarakat, diharapkan adanya penelitian ini dapat menambah ilmu

pengetahuan baru dan memperluas wawasan khususnya di bidang ekonomi

desa.
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menganalisis Peran Badan

Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Perekonomian masyarakat

Pedesaan. Aspek lain yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah jumlah

anggaran BUMdes yang ditelti di Desa Parigimulya Kecamatan Cipunagara

Kabupaten Subang
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMILIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Pertumbuhan BUMDes

2.1.1.1 Pengertian BUMDes

BUMDes adalah suatu lembaga usaha desa yang dikelola oleh

masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memperkuat perekonomian

desa, dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa (Pusat Kajian

Dinamika Sistem Pendidikan, 2007: 4). Desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas wilayah yang berwewenang untuk mengatur

dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indnesia

(Suparji, 2019: 6).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Bahwa Badan

Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes adalah badan usaha

yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui

penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yan

dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk

sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

Pusat Kajian Dinamika Sistem Pendidikan (2007: 5) terdapat tujuh

ciri utama yang membedakan BUMDes dengan lembaga ekonomi komersial


pada umumnya yaitu:

1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama

2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat

(49%) melalui penyertaan modal (saham atau andil)

3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang

berakar dari budaya lokal (lokal wisdom)

4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan

hasil informasi pasar

5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota (penyerta modal) dan masyarakat

melalui kebijakan desa (village policy)

6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes

7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secra bersama

(Pemdes, BPD, anggota)

2.1.1.2 Tujuan Pendirian BUMDes

Pada Pasal 4 Permendesa Nomor 4 Tahun 2015 mengemukakan

bahwa desa dapat mendirikan BUMDes dengan beberapa pertimbangan,

yaitu atas inisiatif masyarakat desa, potensi usaha ekonomi desa,

sumberdaya alam desa, sumber daya manusia yang mampu mengelola

BUMDes, dan penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk

pembiayaan dan kekayaan desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai

bagian dari usaha BUMDes.


Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (2007: 5) Pendirian

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memiliki beberapa tujuan

diantaranya:

1) Meningkatkan perekonomian desa

2) Meningkatkan pendapatan asli desa

3) Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan

kebutuhan masyarakat

4) Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan

ekonomi pedesaan

Adapun tujuan pendirian BUMDes sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 sebagai berikut :

1) Melakukan kegiatan usaha melalui pengelolaan usaha serta

pengembangan investasi dan produktivitas perekonomian,

dan potensi desa.

2) Melakukan kegiatan pelayanan umum melalui penyediaan

barang dan/atau jasa serta pemenuhan kebutuhan umum

masyarakat Desa, dan mengelola lumbung pangan desa

3) Memperoleh keuntungan atau laba bersih peningkatan

pendapatan asli Desa serta mengembangkan sebesar-besarnya

manfaat atas sumber daya ekonomi masyarakat Desa

4) Pemanfaatan aset desa guna menciptakan nilai tambah atas aset


desa
5) Mengembangkan ekosistem ekonomi digital di desa
Menurut Permendes Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi (PDTT) pasal 3 Nomor 4 Tahun 2015 tujuan pendirian

BUMDes antara lain:

1) Meningkatkan perekonomian desa

2) Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan


desa

3) Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan

potensi ekonomi desa

4) Mengembangkan rencana kerja sama usaha antara desa

dan/atau dengan pihak ketiga

5) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung

kebutuhan layanan umum warga

6) Membuka lapangan kerja

7) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan

layanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa

dan

8) Meningkatkan perndapatan masyarakat desa dan pendapatan asli


desa

2.1.1.3 Peranan BUMDes Dalam Pereonomian

Peran Badan Usaha Milik Desa Menurut Seyadi (2003:16) yaitu sarana

pembangunan dan pengembangan dan kemampuan daya ekonomi masyarakat

desa yang pada dasarnya untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi maupun

sosial. BUMDes sangat berperan aktif dalam usaha memperkokoh kehidupan


masyarakat. BUMDes berperan sebagai pondasi penguat ketahanan tingkat

ekonomi skala nasional dimana salah satu tujuannya dalam upaya

memperbaiki dan mengembangkan perekonomian masyarakat desa, serta

membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatnnya.

Hadirnya BUMDes sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan

masyarakat terutama dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Hadirnya

BUMDes merupakan sebuah program rancangan pemerintah untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sebagai badan komersial penting

untuk dikelola bersama-sama. Bumdes menjadi sumber pendapatan

masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan potensi yang ada di desa.

Hadirnya BUMDes bisa menjadi pilot project untuk menembus pasar

internasional. Adapun peran BUMDes antara lain: identifikasi potensi desa,

pemetaan usaha unggulan desa, membangun sentra ekonomi yang terintegrasi,

memasarkan produk unggulan desa (Makmur, 2019: 3).

Mengingat peran BUMDes sangat urgent dalam keberlangsungan

perekonomian desa dari itu diperlukan strategi pembangunan ekonomi desa

dengan melibatkan peran BUMDes sebagai pilar pembangunan desa.

2.1.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Peningkatan secara epistimologi adalah menaikan derajat taraf dan

sebagai mempertinggi ataupun memperhebat produksi dan sebagainya (Andi Reni

Anggraeni Ismail, 2021: 21). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Inonesia

(KBBI) Yufid: 2020 Peningkatan artinya proses, cara, perbuatan meningkatkan


(usaha, kegiatan, dan sebagainya).

Ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu Oikos dan Nomos yang

artinya pengaturan rumah tangga. Dengan demikian ekonomi dapat diartikan

sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan, cara pengelolaan rumah tangga.

Peningkatan ekonomi merupakan suatu hal yang sepenuhnya harus dilakukan

guna memberikan kesejahtraan masyarakat.

Prof Dr J.L Mey JR mengatakan ilmu ekonomi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari usaha manusia kearah kemakmuran. Sedangkan

Adam Smith mendefiniskan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari

tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber

daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu (Muhamad Dinar dan

Muhammad Hasan, 2018: 2).

Pembangunan jika diihat dari sudut pandang ekonomi, maka

keberhasilan pembangunan dapat di ukur dari peningkatan pendapatan nasional

bruto dan pendapatan nasional perkapita yang mana merupakan indikator

pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan

kondisi utama bagi keberlangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi adalah keadaan dimana suatu negara

mampu meningkatkan output (hasil produksi ekonomi) berdasarkan kemajuan

teknologi yang diiringi dengan penyesuaian ideologi, Simon Kuznets (dalam Sri

Nur Mulyati, 2020:3).

Michel P. Todaro: 2004 (dalam Indri Larasati, 2017: 16) menyatakan ada tiga

komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, yaitu:


1) Akumulasi modal, yaitu semua investasi baru yang yang berbentuk fisik

maupun non fisik dan juga sumber daya manusia. Dengan investasi

yang besar akan mepengaruhi kualitas sumber daya manusia fisik dan

manusia juga berdampak pada meningkatnya kuantitas sumber daya

produksi.

2) Populasi dan pertumbuhan angkatan kerja, pertumbuhan penduduk sangat

pesat akan menambah jumlah angkatan kerja.

3) Ilmu pengetahuan akan mengembangkan inovasi dalam berproduksi,

semakin canggih teknologi semakin tinggi produktivitasnya dan akan

mendorong pertumbuhan eekonomi.

Menurut Sadono Sukirno (2010: 429) mengemukakan beberapa

faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi yaitu:

1) Tanah dan kekayaan alam lainnya

Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan

iklim, dan cuaca, jumlah dan hasil jenis hutan dan hasil laut yang dapat

diperoleh, jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat.

kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk mengembangkan

perekonomian sesuatu negara.

2) Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga Kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu-kewaktu dapat menjadi

pendorong maupunpenghambat kepada perkembangan ekonomi.

Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja,

dan penambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah


produksi.

3) Barang-barang modal dan tingkat teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan

pertumbuhan ekonomi. Apabila barang-barang modal saja yang

bertambah, sedangkan tingkat teknologi tidak mengalami

perkembangan, kemajuan yang akan tercapai adalah jauh lebih rendah

daripada yang dicapai masa kini.

4) Sistem sosial dan sikap masyarakat

Didalam menganalisis masalah-masalah pembangunan di negara-

negara berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunjukan bahwa

sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang

serius kepada pengembangan Adat istiadat yang tradisonal dapat

menghambat masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang

modern dan produktivitas tinggi.

Menurut Jhingan (2004: 67-72) proses pertumbuhan ekonomi

suatu negara tergantung pada:

1) Faktor sumber daya manusia, merupakan salah satu faktor atau

indikator dari pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Faktor ini

mampu mempercepat sekaligus memperlambat laju pertumbuhan

ekonomi.

2) Faktor sumber daya alam, Negara Indonesia termasuk negara yang

kaya akan SDA, namun sayang tidak dibarengi dengan kualitas

SDM yang baik untuk mengelolanya. Sehingga Indonesia tak


jarang mengekspor SDA mentahnya kemudian mengimpornya

kembali ketika barang telah jadi dengan harga mahal. Dengan

adanya keterbatasan pengelolaan SDA membuat berbagai

perusahaan yang beropersai dalam bidang pengelolaan bahan

mentah diharuskan mengimpor bahan dasar ke luar negeri.

3) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebuah negara

dikatakan maju dalam ekonominya apabila negara tersebut

mengalami peningkatan dalam hal pemakaian ilmu pengetahuan

dan teknologinya.

4) Pembagian kerja dan sakala produksi, spesialisasi pembagian kerja

menimbulkan peningkatan produktivitas. Keduanya membawa

kearah ekonomi produksi skala besar yaang selanjutnya

membantuperkembangan industri. Hal ini meningkatkaan laju

pertumbuhaan penduduk.

5) Sumber daya lokal adalah barang atau uang yang dapat digunakan

untuk menjalankan suatu pekerjaan atau memproduksi suatu

barang atau jasa kemudian dijual kepada konsumen dengan tujuan

mendapatkan keuntungan.

2.1.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan BUMDes

Kemampuan BUMDes untuk berkembang dan berfungsi sesuai harapan

bergantung pada basic material dan social asset (baik yang berwujud maupun

tidak berwujud) yang dimiliki. Material dan aset ini adalah modal atau capital
yang merupakan sumber daya yang harus dimiliki dengan proporsi yang

relatif seimbang atau balance. Berdasarkan penjelasan literatur, ada empat

capital yang diasumsikan berpengaruh secara signifikan terhadap kesuksesan

BUMDesa, yaitu:

1. Sumber daya alam (tanah, air, udara, sumber daya genetik, dan lain-

lain) dan aspek lingkungan (siklus hidrologi, pencemaran, polusi,

dan lain-lain). Natural capital juga terkait aspek

agroekologi/agroekosistem seperti topografi, iklim, dan letak

wilayah (misalnya jarak ke kota terdekat atau pasar) yang

menentukan misalnya derajat kemudahan akses atau transportasi.

Natural capital ini merupakan merefleksikan sumberdaya untuk

dari dan kemana usaha-usaha BUMDesa akan diarahkan

2. Basis modal (uang tunai, kredit/hutang, tabungan, dan aset ekonomi

lainnya, termasuk infrastruktur dasar dan peralatan produksi dan

teknologi) yang penting untuk melaksanakan usaha. Termasuk

disini adalah konteks ekonomi (pasar), yang mengacu pada sejauh

mana kondisi pasar (baik di dalam negeri maupun di luar negeri)

dapat memungkinkan BUMDesa berkembang, atau malah

sebaliknya justru membatasinya untuk tumbuh (Trienekens, 2011;

Vermeulen & Hovens, 2006; Wijaya & Glasbergen, 2016).

Misalnya, kurangnya permintaan akan produk yang dihasilkan

BUMDesa di pasar, atau rendahnya kemampuan menciptakan

berbagai macam produk yang diinginkan pasar (product


differentiation), maka insentif untuk berkembang akan rendah dan

BUMDesa akan semakin kehilangan relevansi keberadaannya.

3. Sumberdaya Manusia keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki

oleh SDM BUMDesa (didukung kesehatan yang baik dan

kemampuan fisik yang prima) untuk mampu bekerja secara optimal.

Dengan kata lain human capital terkait dengan keberadaan personil

yang kompeten, misalnya memiliki pengetahuan dan keahlian

mengenai aspek teknis (misalnya alat, penyakit, hama, tanah, benih)

dan aspek manajerial/non-teknis (misalnya, komunikasi dan

manajemen organisasi) (Devas, 1997; Guijarro, 2007; Stapel &

Schneider, 2012).

4. Sumber daya sosial (jaringan, hubungan sosial, afiliasi, asosiasi)

yang digunakan saat BUMDesa mengejar strategi usaha dan

memerlukan tindakan terkoordinasi. Dengan demikian, social

capital juga berhubungan dengan keberadaan organisasi-organisasi

di desa yang berperan dalam pertemuan formal, membantu

menegosiasikan kepentingan BUMDesa dengan pihak eksternal

(seperti pemerintah atau pihak swasta) untuk meningkatkan modal

finansial dan akses pasar yang lebih luas serta kesempatan kerja.
2.2 Kerangka Berpikir

Menurut Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2010:117), kerangka kerja adalah

model konseptual yang menunjukkan bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai isu penting. Berdasarkan tinjauan

pustaka yang disajikan dalam penelitian ini, model dikembangkan sebagai

kerangka penelitian ini, seperti yang ditunjukkan di bawah ini

Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
(Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Badan Usaha Milik
Desa)

Sumberdaya Alam

Basis Modal

Pendapatan BUMDes

Sumberdaya Manusia

Sumberdaya Sosial
2.3 Hipoteis Penelitian
Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan yang dihadapi dan

didukung teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka dapat

dirumuskan suatu hipotesis sebagai suatu kesimpulan sementara, yaitu:

Pendapatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Parigimulya

Kec.Cupunagara Kabupaten Subang akan optimal apabila dip[engaruhi oleh

facktor sumberdaya alam, basis modal, sumberdaya manusia dan sumberdaya

sosial.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pemilihan Metode

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif, yang berbasis pada informasi/kenyataan yang

terjadi di lapangan. Adapun prosedur-prosedur pada pendekatan kualitatif yaitu

pengambilan sampel secara sengaja, pengumpulan data terbuka, analisis teks atau

gambar, penyajian informasi dalam bentuk gambar dan tabel, serta interpretasi

pribadi atas temuan-temuan. Langkah-langkah untuk pengumpulan data meliputi

usaha membatasi penelitian, mengumpulkan informasi melalui observasi dan

wawancara, baik yang terstruktur maupun tidak, dokumentasi, materi-materi

visual, serta usaha merancang protokol untuk merekam / mencatat informasi

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran variabel

yang diteliti. Dalam hal penelitian ini penulis mengungkapkan penelitian kualitatif

dengan penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu yang ada dalam

kehidupan sebenarnya dengan maksud menginvestigasi dan memahami fenomena

apa yang terjadi yaitu Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam

Meningkatkan Perekonomian Nmasyarakat Pedesaan (Studi Kasus Desa

Parigimulya Kec.Cupunagara Kabupaten Subang)”.,


Denzin dan Lincoln (Moleong, 2005:4) menyatakan bahwa metodologi

kualitatif penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan maksud

menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada.

Adapun tujuan utama menggunakan penelitian kualitatif adalah

mengembangkan pengertian, konsep-konsep yang pada akhirnya memperoleh

gambaran yang kemudian diarahkan pada deskripsi terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan BUMDes Desa Parigimulya Kec.Cupunagara

Kabupaten Subang

3.2 Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

Snowball Sampling, artinya teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya

kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2007:68). Teknik sampling ini digunakan

mengingat sumber data belum lengkap jika mengambil sumber data hanya

berjumlah satu atau dua orang informan, karena penulis melakukan penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan BUMDes Desa Parigimulya

Kec.Cupunagara Kabupaten Subang., maka sampel mula-mula adalah 1 orang,

kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau

responden terus berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh

atas permasalahan yang diteliti.

Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :


a. Kepala Desa Parigimulya, informan ini dipilih dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana sosialisasi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa

Parigimulya

b. Bendahara Bumdes SEJAHTERA, informan ini dipilih dengan tujuan untuk

mengetahui pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa Parigimulya.

c. Masyarakat, informan ini dipilih dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

realisasi pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa Parigimulya.

3.3 Instrumen Penelitian

Pendekaatan ini bersifat kualitatif sehingga informasi yang paling

penting adalah peneliti itu sendiri, karena peneliti yang bertugas menyusun atau

merekomendasikan alat (instrumen), jadi harus memahami segala hal yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Instrumen pengambilan data

menentukan kualitas perolehan data yang dikumpulkan. Data yang berkualitas

berakibat pada kualitas penelitian yang dilakukannya. Dalam tahap penelitian

menggunakan instrumen berupa :

a. Pedoman wawancara terhadap obyek yang berhubungan dengan masalah yang

ingin diteliti.

b. Catatan-catatan sistematis yang disusun pada saat dilakukan observasi

dilapangan yang dapat membantu untuk merekam berbagai hal yang

berhubungan dengan obyek yang ingin diteliti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Penelitian perpustakaan, yaitu melakukan studi kepustakaan, dengan

mempelajari teori-teori yang bersumber pada buku-buku perpustakaan, artikel-

artikel, makalah-makalah untuk mendapatkan pengetahuan yang mempunyai

relevansi serta sebagai landasan untuk menjawab permasalahan penelitian.

2. Penelitian Lapangan, bertujuan untuk memperoleh data yang diharapkan dapat

membantu dalam proses atau menganalisis permasalahan dengan tujuan

langsung ke lapangan, dalam penelitian ini data diperoleh dengan

a. Dokumentasi, untuk mengumpulkan data primer dan sekunder, penulis

menganalisa dokumen-dokumen dalam bentuk tulisan. Data yang

dikumpulkan antara lain tentang pendapatan asli daerah, data kepegawaian,

laporan-laporan dan lain-lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

b. Observasi, untuk memperoleh informasi serta gambaran empirik tentang

data-data yang diperlukan dengan mengadakan pengamatan langsung pada

obyek penelitian.

c. Wawancara, adalah percakapan langsung dengan maksud untuk

memperkuat data sekunder yang diperlukan dalam penelitian. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (responden). Tehnik

wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka (open interview)

dengan maksud agar responden tahu bahwa mereka sedang diwawancarai

dan mengetahui pula maksud wawancara tersebut. Untuk itu instrumen

penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara (interview guide)


yang merupakan penuntun bagi peneliti dalam mengembangkan

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga memberikan

kebebasan yang seluas-luasnya bagi responden untuk menyampaikan

pendapatnya.

3.5 Triangulasi Data

Moleong (2005:330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik

pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dengan kata

lain dengan triangulasi, peneliti dapat me recheck temuannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan triangulasi sumber dengan tujuan mendapatkan dan

memanfaatkan sumber data untuk dijadikan bahan pembahasan penelitian.

3.6 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diterjemahkan dan diolah sedemikian rupa

sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang nantinya dapat dipakai

untuk menjawab persoalan-persoalan yang disajikan dalam penelitian. Analisis

data merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah, dengan analisis

tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah

penelitian itu sendiri.

Analisis data kualitatif menurut Seiddel dalam Moleong (2005:248)

prosesnya berjalan sebagai berikut : (1) Mencatat yang menghasilkan catatan


lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,

(2) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar dan membuat indeksnya, (3) Berpikir dengan jalan membuat

agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan

hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.

Analisis data ini didasarkan pada suatu upaya dan pertimbangan bahwa

setelah data dikumpulkan dari lokasi penelitian, selanjutnya dapat dianalisis untuk

menggambarkan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat berguna memecahkan

masalah yang dihadapi, terdiri dari 3 kegiatan yang bersifat interaktif, yaitu:

1. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian dan

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis dari lapangan serta merupakan bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

mengorganisasikan kata dengan sedemikian rupa.

2. Penyajian data yaitu menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dengan melihat penyajian data, maka peneliti dapat memahami apa

yang sedang terjadi dan apa yang harus terjadi.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu kegiatan mengumpulkan makna-

makna yang muncul dari kata yang harus diuji kebenarannya, kekokohan dan

kecocokannya.

3.7 Lokasi Penelitian


Lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian direncanakan adalah Badan

Usaha Milik Desa Parigimulya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang.


DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Pembangunan Pedesaan. Yogakarta: Graha Ilmu.

Ahmad, Subagyo. 2010. Marketing In Business,Studi Kasus UMK dan LKM.


Jakarta: Mitra Wacana Media.

Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan usaha Milik Desa (BUMDes)
Tahun 2007.

Diskominfotik kab. Bengkalis. 2018. BUMDes dan Pendamping Desa Parit 1


Api-Api Raih Juara I.
https://diskominfotik.bengkaliskab.go.id/web/detailberita/7351/2018/01/1
5/bumdes-dan-pendamping-desa-parit-1-api-api-raih-juara-i, diakses
pada tanggal 11 oktober 2019.

Eko Sutoro. 2015. Regulasi Baru Desa Baru, Ide, Misi, dan semangat UU Desa.
Jakarta:Kementrian Desa Pembangunan Daerah Daerah Tertinggal Dan
Transmigrasi Republik Indonesia

Fajar Sidik, Fatih Gama Abisono Nasution, Herawati, 2018, Pemberdayaan


Masyarakat Desa Menggunakan Badan Usaha Milik Desa: Desa
Ponggok dan Kritik Terhadap Prestasi “Terbaik Nasional”, Jurnal
Pemikiran Sosiologi, Vol. 5. No. 2.

Hanidi Hanibal, Nugroho Setijonegoro, Fujitriartanto, Armen Sa‟id, Huda, Andik


Hardiyanto, Bambang Waluyanto, Indra Gunawan, Dani Setiawan , Hadi
prayitno, Ana Fitrotul. 2015. Indeks Desa Membangun 2015.
Jakarta:Kementrian Desa , Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia.

Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi Aksara.

Hastowiyono, Suharyanto. 2014. Pelembagaan BUMDES. Yogyakarta:Forum


Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD).

Ibnu, Muhammad,. Teguh Endaryanto. 2018. Penjelasan (explanation) Mengenai


Tingkat Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Makalah
disampaikan pada acara Faperta Berkarya. Universitas Lampung,
Lampung.
2

Ibrahim, Iwan Tanjung Sutarna, Ibrahim Abdullah, Kamaluddin, Mas‟ad, 2019,


Faktor Penghambat dan Pendukung Badan Usaha Milik Desa Pada
Kawasan Pertambangan Emas di Sumbawa Barat, Jurnal Ilmu-ilmu
sosial dan Humaniora, Vol. 21. No. 3.

Indrajid, T.R. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Organisasi


pada Kantor Kecamatan Tanjungpinang Barat. Naskah Publikasi,
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung pinang.

Irawati, N. 2013. Hubungan Kualitas Pegawai dengan Efektivitas Organisasi di


Biro Humas dan Protokol Sekertariat Dearah Provinsi Kepulauan Riau.
Naskah Publikasi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi I. Cetakan Kedua. Jakarta:


Kencana.

Kessa, Wahyudin. 2015. Perencanaan Pembangunan Desa. Jakarta : Kementrian


Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia.

Khalique, Muhammad ; Jamal Abdul Nassir bin Shaari ; Abu Hassan bin Md. Isa
and Noridah Binti Samad. 2013. Impact of Intellectual Capital on the
Organizational Performance of Islamic Banking Sector in Malaysia.
Asian Journal of Finance & Accounting ISSN 1946-052X 2013, Vol. 5,
No. 2.

Kurniawan, Borni. 2015. Buku 5 Desa Mandiri, Desa Membangun. Jakarta:


Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia

Muchtar, Haryanto. 2009. Peran Modal Sosial Di Indonesia Dalam


Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Peraturan daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Cara
Pengelolaan dan Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Peraturan Menteri Desa Nomor 4 tahun 2014 tentang Pendirian, Pengurusan Dan
Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.

Permendagri No. 39 Tahun 2010 tentang BUMDES.

Purnomo, A.J. 2006. Analisis Efektivitas Organisasi Dinas Perikanan dan


Kelautan Kabupaten Batang. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas
Dipongoro Semarang.
Putra, Surya Anom. 2015. Badan Usaha Milik Desa: Spirit Usaha Kolektif
Desa Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia.

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:PT. Refika

Sugiyono.2014. Metode Penelitian Pendidika Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai