Anda di halaman 1dari 62

PROPOSAL

ANALISA KELAYAKAN USAHA


BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDESA)

BUMDESA

“BANGKIT DUA TIGA”

DESA MASAINGI
KECAMATAN SINDUE
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2024
BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDES)
Bangkit dua tiga
DESA MASAINGI, KEC. SINDUE, KAB. DONGGALA

No : 03/Bumdes-BDT/2024

Lampiran : 1 (satu) berkas


Hal : Analisa Kelayakan Usaha

Kepada :
Yth. Kepala Desa Masaingi
Di
Masaingi

Dengan hormat,
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semoga
kita selalu mendapat bimbingan dan Ridho-Nya, Amin.
Bahwa dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat serta mengurangi jumlah pengangguran terutama golongan
keluarga prasejahtera di wilayah Desa Masaingi, Kecamatan Sindue,
Kabupaten Donggala, maka hal tersebut sangat membutuhkan peran aktif dan
dukungan dari masyarakat serta Pemerintah Desa Masaingi.
Sehubungan dengan maksud tersebut diatas, kami yang tergabung
dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) “Bangkit Dua Tiga”, Desa Masaingi,
Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, memohon kiranya Kepala Desa
Masaingi berkenan memberikan penyertaan modal usaha untuk melaksanakan
kegiatan usaha agar dapat terealisasi sesuai dengan program kerja yang
direncanakan yang sudah melalui analisa kelayakan usaha sebagaimana
dijelaskan dalam dokumen lampiran.
Demikian permohonan ini kami sampaikan, semoga Kepala Desa
Masaingi dapat mengabulkan pengajuan penyertaan modal usaha ini. Atas
perhatian, dukungan serta kebijaksanaannya kami ucapkan terima kasih.

Masaingi, 15 Maret 2024

Direktur
BUMDes “Bangkit Dua Tiga”

ARDIANSYAH
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
Karunia dan Rahmat-Nya yang telah memberikan kelancaran serta kemudahan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Proposal
Analisa Kelayakan usaha BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” Desa Masaingi,
Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.
Proposal ini disusun untuk memberikan informasi dan gambaran umum
tentang berbagai kegiatan usaha serta rencana kerja yang telah ditetapkan.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat keterbatasan dalam
pelaksanaan kegiatan maupun penyampaian proposal, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun serta dukungan dari berbagai pihak
berupa material maupun non material sangat kami sambut dengan tangan
terbuka demi perbaikan kami dimasa mendatang.
Harapan kami, semoga dengan tersampaikannya proposal ini dapat
menggugah hati dari berbagai pihak untuk bekerja sama demi upaya
pemberdayaan sumberdaya masyarakat melalui pengembangan dan penguatan
usaha ekonomi masyarakat.

Direktur
BUMDes “Bangkit Dua Tiga”

ARDIANSYAH

3
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Organisasi ekonomi perdesaan menjadi bagian penting sekaligus
masih menjadi titik lemah dalam rangka mendukung penguatan ekonomi
perdesaan. Oleh karenanya diperlukan upaya sistematis untuk
mendorong organisasi ini agar mampu mengelola aset ekonomi strategis di
desa sekaligus mengembangkan jaringan ekonomi demi meningkatkan
daya saing ekonomi perdesaan. Dalam konteks demikian, BUM Desa pada
dasarnya merupakan bentuk konsolidasi atau penguatan terhadap
lembaga-lembaga ekonomi desa. Beberapa agenda yang bisa dilakukan
antara lain:
 Pengembangan kemampuan SDM sehingga mampu memberikan nilai
tambah dalam pengelolaan aset ekonomi desa,
 Mengintegrasikan produk-produk ekonomi perdesaan sehingga memiliki
posisi nilai tawar baik dalam jaringan pasar,
 Mewujudkan skala ekonomi kompetitif terhadap usaha ekonomi yang
dikembangkan,
 Menguatkan kelembagaan ekonomi desa,
 Mengembangkan unsur pendukung seperti perkreditan mikro, informasi
pasar, dukungan teknologi dan manajemen, prasarana ekonomi dan
jaringan komunikasi maupun dukungan pembinaan dan regulasi.
BUM Desa merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi lokal
dengan berbagai ragam jenis potensi. Pendayagunaan potensi ini terutama
bertujuan untuk peningkatan kesejahteran ekonomi warga desa melalui
pengembangan usaha ekonomi mereka. Disamping itu, keberadaan BUM
Desa juga memberikan sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan
asli desa yang memungkinkan desa mampu melaksanakan pembangunan
dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal.

1.2. Dasar Pemikiran


Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, sebagaimana diamanatkan dalam Bab X dan Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
4 Tahun 2015 yang menyatakan desa dapat mendirikan Badan Usaha
Milik Desa yang disebut BUM Desa. Pemerintah desa dapat mendirikan
Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa
dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat serta desa.
4
1.3. Maksud dan Tujuan
Sesuai dengan hal-hal yang telah diuraikan dalam pemaparan
sebelumnya, penyusunan proposal ini dimaksudkan untuk
menyampaikan sejumlah informasi yang dianggap perlu untuk diketahui
oleh pihak-pihak terkait dalam upaya peningkatan dan pemberdayaan
ekonomi mayarakat menuju kesejahteraan masyarakat di wilayah Desa
Masaingi, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.
Tujuan dari penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Mendukung penguatan kegiatan usaha masyarakat dalam menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki potensi dibidang
peningkatan usaha masyarakat.
2. Mewadahi dan membina masyarakat dalam kegiatan usaha sehingga
menjadi sumber penghasilan yang mampu menumbuhkan motivasi dan
inovasi dalam dunia usaha.
3. Meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat melalui kegiatan usaha
yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
4. Mempererat tali silaturahmi antar warga masyarakat melalui suatu
wadah kegiatan yang positif dan produktif dalam Badan Usaha Milik
Desa.
1.4. Rencana Kegiatan
a. Sasaran dan Target Kegiatan
Sasaran kegiatan ini meliputi pengelolaan aset ekonomi dan potensi
Desa, serta sentra kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah
Desa Masaingi, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. Sedangkan
target kegiatan di fokuskan kepada:
 Masyarakat produktif, seperti ibu rumah tangga, remaja serta
individu dan kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan
ekonomi.
 Masyarakat prasejahtera, yang mempunyai penghasilan tidak
tetap.
b. Jenis Kegiatan Usaha
Jenis kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh BUMDesa “Bangkit Dua
Tiga” meliputi :
 Unit Usaha Perdagangan
Dalam melakukan kegiatan usaha perdagangan ini, difokuskan
pada pengadaan kebutuhan bahan pokok yaitu beras dari agen

5
produsen beras, selanjutnya BUMDesa akan bermitra dengan kios
– kios masyarkat utamanya yang ada di desa masaingi dalam
penjualannya ke konsumen, sehingga tidak menjadi pesaing dan
juga dapat membantu usaha kios – kios utamanya yang ada di
desa Masaingi.
 Unit Usaha Pengembangan Kerajinan Masyarakat
Untuk kegiatan usaha pengembangan kerajinan masyarakat
terutama bagi Karang Taruna Desa Masaingi, maka BUMDesa
akan melakukan beberapa kegiatan :
 Pemberian pelatihan kerja kepada masyarakat terutama Karang
Taruna baik melalui on the job traing (OJT) maupun melalui
pelatihan-pelatihan kerja formal maupun nonformal.
 Pemberian modal usaha dalam betuk hutang kepada
masyarakat terutama Karang Taruna dalam kegiatan produksi
kerajinan.
 Membeli hasil kerajinan masyarakat untuk dijual kembali
olehBUMDesa sehingga dapat mendorong masyarakat terutama
Karang Taruna untuk terus berkreasi bahkan berinofasi untuk
membuat hasil karya sehingga dapat meningkatkan pendapatan
mereka.
 Unit Usaha Pariwisata
Untuk kegiatan usaha Pariwisata ini, BUMDesa akan melakukan
pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Pantai Pangi desa
Masaingi, dengan melakukan beberapa kegiatan :
 Mendorong peran aktif semua stakholder dalam penyusunan
rancangan Perdes berkaitan dengan pengelolaan obyek wisata
Pantai Pangi desa Masaingi; dan
 Mendorong peran aktif semua stakholder dalam penyusunan
master plan pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Pantai
Pangi desa Masaingi.
 Mengelola dan mengembangkan sumber pendapatan Obyek
Wisata Pantai Pangi secara maksimal agar dapat meningkatkan
pendapatan Obyek Wisata Pantai Pangi.
 Unit Usaha Tambang Galian C
Karena keterbatasan permodalan BUMDesa, maka BUMDesa
Masaingi akan melakukan kerja sama dengan pihak Swasta
Profesional untuk membantu baik dalam bentuk pendanaan (dana
pinjaman) maupun jaringan koneksi untuk pengurusan Wilayah

6
Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) maupun Ijin Usaha
Pertambangan (IUP), pembebasan lahan untuk tempat
penampungan material, pembangunan pelabuhan (Jety) untuk
Kapal Tongkang dan keperluan lainnya sampai dengan
diperbolehkannya BUMDesa Masaingi untuk melakukan aktifitas
pertambangan galian C pada sungai desa Masaingi.

II. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Program/ Alokasi
No Sumber Output
Kegiatan Anggaran (Rp.)
1. Usaha 100.000.000,- Penyertaan  Biaya Operasional
Perdagang Modal dari kegiatan Usaha
an Desa  Modal kegiatan Usaha
 Penyusunan dokumen
admistrasi kegiatan usaha

2. Usaha 20.000.000,- Penyertaan  Biaya Operasional
pengemba Modal dari kegiatan Usaha
ngan Desa  Pelatihan Keterampilan
kerajinan  Pemberian modal usaha
masyarak kerajinan masyarakat
at, dalam bentuk hutang
utamanya  Pembelian produk
Karang kerajinan masyarakat
Taruna untuk dijual kepada
Desa Konsumen
Masaingi  Penyusunan dokumen
admistrasi kegiatan usaha
3. Usaha 30.000.000,- Penyertaan  Biaya Operasional
pengelolaa Modal dari kegiatan Usaha.
n dan Desa  Penyusunan rancangan
pengemba Perdes berkaitan dengan
ngan pengelolaan obyek wisata
obyek Pantai Pangi desa
wisata Masaingi.
Pantai  Penyusunan master plan
Pangi desa pengelolaan dan
Masaingi pengembangan obyek
wisata Pantai Pangi desa
Masaingi.
 Penyusunan dokumen
admistrasi kegiatan usaha
4. Usaha di 800.000.000,- Pinjaman  Biaya Operasional
bidang dari pihak
7
pertamba Swasta kegiatan Usaha.
ngan Profesional  Membuat legalitas
bukan (Mitra BUMDesa dalam bentuk
logam Kerja) badan hukum yang
atau bergerak di bidang usaha
batuan pertambangan mineral
(galian C) bukan logam atau batuan
(galian C), perdagangan
Umum dan eceran, serta
Pengelolaan Wisata.
 Pengurusan ijin, baik
Wilayah ijin usaha
pertambangan (WIUP)
maupun Ijin Usaha
Pertambangan (IUP).
 Pembebasan lahan untuk
penampungan material
tambang
 Pengurusan ijin dan
Pembangunan dermaga
untuk kapal Tongkang
(Jetty).
 Penyusunan dokumen
admistrasi kegiatan usaha
Jumlah 930.000.000,-
Total

Dari table di atas dijelaskan bahwa BUMDesa “Bangkit Dua Tiga”


Desa Masaingi ini akan bergerak dalam 4 (empat) jenis usaha.

III. ANALISA KELAYAKAN USAHA

BUMDesa sebagai Lembaga desa yang menjalankan usaha


ekonomi harus memperhatikan prinsip efesiensi dan efektifitas serta
kehati-hatian dalam menjalankan usaha. Oleh karena itu, sebelum
menjalankan suatu kegiatan usaha terlebih dahulu harus
mepertimbangkan matang-matang kelayakan dari jenis usaha yang akan
dijalankan itu. Keputusan untuk memilih jenis usaha menjadi bidang
usaha BUMDesa bukanlah persoalan mudah, bidang-bidang usaha yang
direncakan harus layak dijalankan. Cara yang lazim untuk menilai
kelayakan usaha adalah dengan melakukan kajian kelayakan usaha.
Karena dalam memulai suatu usaha tidak cukup hanya mengandalkan
pengalaman dan insting (naluri) saja.

8
Analisa kajian kelayakan usaha merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan secara mendalam untuk melihat sejauh mana manfaat yang
dapat diperoleh dari ide/gagasan bisnis, dengan cara menganalisis
ide/gagasan bisnis tersebut apakah layak atau tidak untuk dilaksanakan.
Tujuan dilakukannya kajian kelayakan usaha adalah untuk
memperhitungkan keadaan internal dan eksternal desa sebagai acuan
dalam perencanaan usaha ekonomi desa, memantapkan gagasan usaha
ekonomi, merencanakan sumber daya manusia, memperhitungkan
peluang dan risiko dan menentukan jenis usaha yang menguntungkan.
Sedangkan aspek-aspek kelayakan usaha yang di kaji adalah
aspek Non Finansial dan Finansial.
A. Aspek Non Finansial
1. Analisis aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui
berapa besar pasar yang akan dimasuki, struktur dan peluang
pasar yang ada, prospek pasar di masa yang akan dating, serta
bagaimana strategi pemasaran yang akan dilakukan.
a. Unit Usaha Perdagangan
Pemenuhan kebutuhan pokok bagi masyarakat menjadi
peluang usaha bagi BUMDes. Untuk tahap pertama, BUMDesa
akan fokus pada pengadaan beras yang belum siap masak,
dengan membeli dari distributor beras, kemudian selanjutnya
akan dilakukan tretmen untuk pembersihan beras menjadi siap
masak, kemudian siap untuk dijual. Akan tetapi untuk tidak
menjadi pesaing dari kios-kios Masyarakat desa masaingi, maka
BUMDes akan bermitra dengan kios, dimana BUMDes akan
menitip barang dagangan di kios Masyarakat, sehingga dapat
memehuhi kebutuhan pokok Masyarakat sekaligus membantu
usaha Masyarakat juga.
Kebutuhan konsumsi beras masyarakat desa Masaingi
sebesar :
 Data jumlah penduduk yang menetap di desa Masaingi
pada tahun 2024 ini berkisar 1.250 jiwa (data Pemerintah
desa Masaingi).
 Rata-rata konsumsi beras per Kapita dalam seminggu
tahun 2023 (data BPS) sebesar 1.558 Kg/Kapita atau rata-
rata konsumsi beras sebesar 0,2 Kg/Kapita/hari (data
dari BPS)

9
 Dengan Harga beras dari produsen sebesar Rp. 14.000/Kg
dengan harga jual ke pengecer (Kios) sebesar Rp
15.000/Kg (data survei lapangan).
 Maka kebutuhan akan beras Masyarakat desa Masaingi
sebesar :
= 1.250 Jiwa X 0,2 Kg
= 250 Kg/Jiwa/Hari
= 7.500 Kg/Jiwa/Bulan
 Dengan Harga beli beras medium dari distributor sebesar
Rp. 14.000/Kg dengan harga jual ke pengecer (Kios)
setelah dilakukan tretmen (pembersihan) beras menjadi
beras premium sebesar Rp 17.000/Kg (Survei Pasar).
Maka dibutuhkan modal sebesar setiap bulannya :
= 7.500 Kg X Rp 14.000,-
= Rp 105.000.000,-
Dengan asumsi keuntungan sebesar 10% maka diperoleh
keuntungan setiap bulannya sebesar :
= Rp 105.000.000,- X 10%
= Rp 10.500.000,-

Menjadi peluang besar bagi BUMDes untuk melakukan


kegiatan usaha perdagangan ini. Untuk itu, tahap pertama,
BUMDesa akan fokus pada pengadaan beras medium, dengan
membeli dari distributor beras, kemudian selanjutnya akan
dilakukan tretmen untuk pembersihan beras menjadi beras
premium, kemudian siap untuk dijual. Akan tetapi untuk tidak
menjadi pesaing dari kios-kios Masyarakat desa masaingi, maka
BUMDes akan bermitra dengan kios, dimana BUMDes akan
menitip barang dagangan di kios Masyarakat, sehingga dapat
memehuhi kebutuhan pokok Masyarakat sekaligus membantu
usaha Masyarakat juga.
Rencana besaran modal Usaha yang akan digunakan pada
Unit Usaha Perdagangan BUM Desa “Bangkit Dua Tiga” desa
Masaingi sebesar Rp. 100.000.000,- untuk usaha perdagangan
kebutuhan pokok yaitu beras dimana yang diguanakan untuk
pengadaan beras sebesar Rp 85.000.000,-, yang penjualannya
akan bermitra dengan kios-kios pengecer yang ada di desa
Masaingi utamanya, dengan proyeksi keuntungan sebesar 10%

10
per bulannya, atau sebesar Rp 8.500.000,-/bulannya atau
sebesar Rp 102.000.000,-/tahunnya.
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
Untuk memacu kreatifitas sekaligus membuka lapangan
kerja kepada Masyarakat, maka BUMDes akan memberi
pelatihan, modal usaha dalam bentuk pinjaman dan pembelian
hasil kerajinan dari Masyarakat untuk dijual kembali oleh
BUMDes melalui metode:
 Penjualan konvensional dengan memajang di toko;
 Penjualan secara online;
 Penjualan dengan metode arisan kelompok;
 Penjualan dengan bekerja sama dengan Lembaga pembiayaan;
dan
 Penjualan pada area wisata Pantai Pangi sebagai barang oleh-
oleh.
Rencana besaran Modal Usaha yang akan digunakan pada
Unit Usaha Kerajinan Masyarakat BUM Desa “Bangkit Dua Tiga”
desa Masaingi sebesar Rp. 20.000.000,- untuk pemberian
pelatihan, modal usaha dalam bentuk pinjaman dan pembelian
hasil kerajinan dari Masyarakat untuk dijual kembali oleh
BUMDes. Untuk tahap awal BUMDesa akan mendorong
pembuatan lemari aluminium dengan kisaran modal Rp
2.000.000,- dengan harga jual ke konsumen sebesar Rp.
2.600.000,- yang artinya keuntungan yang didapatkan sekitar
30% atau Rp. 600.000,-/unitnya.
Dengan modal yang ada, dimana yang digunakan sebagai
modal usaha sebesar Rp 13.500.000,- dan diproyeksikan
mendapat keuntungan sebesar 10% per bulannya, atau sebesar
Rp 1.350.000,-/bulannya atau sebesar Rp
10.800.000,-/tahunnya.
c. Unit Usaha Pariwisata
Dalam proposal ini BUMDesa mengalokasi dana sebesar
Rp. 30.000.000,- untuk pengadaan perlengkapan kantor seperti
meja, kursi, leptop, printer dan operasional pengurus sebagai
penunjang kegiatan usaha yang lebih baik. Selain menghimpun
pendapatan dari obyek pungutan yang sudah ada seperti karcis
masuk area wisata, area parkir, gazebo, dan lainnya, BUMDes
kedepannya akan lebih sering mengadakan kegiatan-kegiatan

11
yang mengumpulkan banyak orang seperti kemah, dan
kegiatan Lainnya yang akan disusun dalam master plan obyek
wisata Pantai Pangi.
Unit Usaha Pariwisata BUM Desa “Bangkit Dua Tiga”
desa Masaingi akan fokus pengembangan wisata Pantai Pangi
dengan peningkatan pelayanan obyek pungutan seperti karcis
masuk area wisata, area parkir, gazebo, dan lainnya, sambil
pengembangan fasilitas penunjang lainnya, dimana target
pendapatan BUMDes ditahun 2024 ini sebesar Rp.
86.960.000,-
d. Unit Usaha Tambang Galian C
Rencana kebutuhan modal yang digunakan untuk
kegiatan Usaha tambang Galian C sungai masaingi ini sebesar
Rp. 800.000.000,- dari pihak swasta profesional. Penjualan
material tambang Galian C, BUM Desa “Bangkit Dua Tiga” desa
Masaingi nantinya diutamakan ke Kalimantan, untuk
memenuhi kebutuhan Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Kedepannya BUMDes juga akan membuat produk bangunan
berbahan material tambang Galian C, seperti batako, gorong-
gorong beton dan produk sejenisnya, untuk lebih
meningkatkan pendapatan BUMDesa.
Unit Usaha Galian C, BUM Desa “Bangkit Dua Tiga”
desa Masaingi telah bermitra dengan PT. Berkat Nusantara
Indonesia dalam usaha kegiatan pertambangan galian C Sungai
Masaingi, dengan pembagian Royalti dari penjualan material
sebesar Rp. 12.300.000,-/m3 dengan target penjualan setiap
bulannya sebesar 4.000 m3, maka proyeksi pendapatan
BUMDes sebesar Rp. 49.200.000,-/bulannya, atau sebesar Rp.
590.400.000,-/tahunnya.
2. Analisa aspek Teknis dan Teknologi
Analisa aspek Teknis dan Teknologi dimaksudkan untuk
mengetahui apakah secara teknis suatu unit usaha BUMDesa dapat
diopersikan dan apakah teknologi yang diperlukan tersedia.
a. Unit Usaha Perdagangan
Untuk tahap pertama, BUMDesa akan fokus pada
pengadaan beras yang belum siap masak, dengan membeli beras
medium dari distributor beras, kemudian selanjutnya akan
dilakukan tretmen untuk pembersihan beras menjadi beras

12
premium dengan menggunakan alat sederhana yaitu tapis
dengan memberdayakan ibu-ibu sebagai tenaga kerjanya,
kemudian dikemas dan siap untuk dijual utamanya ke kios-kios
pengecer yang ada di desa Masaingi.
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
BUMDes akan memberi pelatihan berupa memberi
keterampilan kepada peserta dalam membuat lemari aluminium
dengan memberi modal usaha dalam bentuk pinjaman kepada
masyarakat yang sudah memiliki keterampilan dimana prodak
tersebut akan dibeli oleh BUMDesa untuk dijual kepada
konsumen dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk
promosi penjualannya.

c. Unit Usaha Pariwisata


BUMDesa akan melakukan usaha pengelolaan dan
pengembangan obyek wisata Pantai Pangi desa Masaingi yang
selama ini dikelola oleh Pokdarwis dan masyarakat yang
mempunyai usaha di area obyek wisata Pantai Pangi. Dengan
pengambil alihan pengelolaan obyek wisata Pantai Pangi oleh
BUMDesa dengan tetap menggandeng Pokdarwis sebagai salah
satu pelaksana kegiatan di obyek wisata Pantai Pangi,
diharapkan dapat lebih mengembangkan potensi yang ada
dengan dukungan dana dari penyertaan modal dari desa
maupun dari pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat
serta pihak swasta dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi baik dalam hal pembangunan infrastruktur
pendukung maupun kegiatan promosi yang lebih luas.
d. Unit Usaha Tambang Galian C
Pengelolaan Tambang Galian C sungai Masaingi
dilakukan oleh BUMDesa dengan prinsip kemandirian,
transparansi dan akuntabel serta bertanggung jawab baik
terhadap alam maupun kepada masyarakat desa Masaingi
dengan menggandeng pihak swasta profesional baik dalam
manajemen pekerjaan maupun teknologi pertambangan untuk
bekerja sama dalam hal pendanaan, dimana BUMDesa yang
memiliki Ijin Pengolahannya, baik Wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (WIUP) maupun Ijin Usaha Pertambangan (IUP),
lahan Penampungan dan Ijin pembangunan dan pengelolaan

13
dermaga (Jety) yang dibiayai pihak swasta yang menjadi Hutang
BUMDesa dengan kesepakatan mereka yang melakukan
kegiatan ekplorasi sungai masaingi, dimana BUMDesa mendapat
Royalty dari hasil penjualan material tambang.
3. Analisa aspek Manajemen dan sumber daya manusia
Kajian kelayakan usaha pada aspek manajemen dan
sumber daya manusia bertujuan untuk mengetahui kemampuan
sumber daya manusianya untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
a. Unit Usaha Perdagangan
Rencana pelaksanaan kegiatan Usaha Perdagangan ini telah
melalui pertemuan formal maupun diskusi-diskusi baik dengan
masyarakat maupun tokoh-tokoh yang berkompeten yang
ditindak lanjuti dalam sebuah perencanaan kerja,
pengorganisasian, rencana pelaksanaan dan pengendalian yang
secara partisipatif difasilitasi oleh BUMDesa sehingga disepakati
untuk dilaksanakan oleh BUMDesa yang berisikan orang-orang
yang memiliki kompetensi.
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
Masyarakat desa Masaingi banyak yang memiliki keahlian dalam
membuat kerajinan, baik yang sudah memiliki usaha kerajinan
maupun yang bekerja dilingkup usaha kerajinan itu sendiri.
Namun banyak yang terkendala modal dan keterampilan dalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu BUMDesa merasa perlu ikut
mensuport dalam hal manajemennya, baik dalam bentuk
pelatihan keterampilan, permodalan dan manajemen penjualan
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dengan dukungan
orang-orang yang berkompeten.
c. Unit Usaha Pariwisata
Obyek wisata Pantai Pangi sampai dengan sekarang ini sudah
cukup dikenal oleh masayarkat sekitar desa Masaingi, bahkan
sampai dengan wilayah kota palu. Kehadiran BUMDesa
diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanan dan promosi
bagi para masyarakat yang lebih luas lagi dengan manajemen
yang lebih baik dan pembangunan infrastruktur pendukung
baik melalui dukungan dana penyertaan modal dari Pemerintah
desa, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat maupun pihak
swasta dengan membuat master plan pengembangan obyek

14
wisata Pantai Pangi yang akan dituangkan dalam bentuk
proposal untuk ditawarkan kepada Instansi-instansi tersebut
diatas, dengan dukungan dari steckholder baik dari masyarakat
desa masaingi, Pokdarwis maupun BUMDesa yang memiliki
kompetensi memadai, sehingga dapat lebih memajukan obyek
wisata Pantai Pangi itu sendiri.
d. Unit Usaha Tambang Galian C
Sebelumnnya Sungai Masaingi sudah pernah dikelola oleh pihak
swasta dalam hal Tambang Galian C, namun kontribusinya
terhadap desa Masaingi sendiri masih dirasakan kurang, karena
sepenuhnya dikelola oleh swasta. Oleh karena itu, dalam
kepengurusan BUMDesa sekarang ini, dalam pengelolaan
tambang Galian C sungai Masaingi akan melakukan kerja sama
dengan pihak Swata yang dapat memberikan kontribusi yang
layak bagi desa Masaingi, dimana semua ijin pengelolaannya
menjadi milik BUMDesa sehingga lebih memiliki kekuatan dalam
pengelolaanya dengan memiliki manajemen yang lebih baik
dengan dukungan sumber daya manusia yang memadai dalam
pengelolaannya.
4. Analisa aspek sosial budaya, ekonomi dan politik
a. Unit Usaha Perdagangan
Kebutuhan pokok seperti beras menjadi hal yang sangat penting
baik bagi masyarakat, maupun pengusaha yang ada di desa
Masaingi secara sosial. Tentunya Menjadi tanggung jawab
Pemerintah desa dalam menjaga ketahanan pangan
masyarakatnya. Oleh karena itu sebagai representasi dari
Pemerintah desa, BUMDesa mengambil tanggung jawab itu
dengan melakukan rencana usaha perdagangan kebutuhan
pokok utamanya beras, dengan memberdayakan kios-kios yang
ada di desa Masaingi utamanya sebagai mitra kerja dimana
BUMDesa akan mengadakan beras dari distributor beras yang
akan dijual ke kios-kios pengecer yang ada di desa Masaingi
utamanya untuk dijual kepada masyarakat, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras, disamping itu
dapat membantu perekonomian kios-kios yang ada di desa
Masaingi sehingga dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi
dan lingkungan usaha yang lebih baik.
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat

15
Pengembangan usaha kerajinan masyarakat oleh BUMDesa
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, disamping itu
dapat mengurangi tingkat pengangguran masyarakat sehingga
mendapat dukungan dari semua pihak baik dari pemerintah
maupun masyarakat yang diharapkan dapat mencegah
tindakan-tindakan kriminal khusunya tindakan pencurian oleh
sebagian masyarakat yang akhir-akhir ini cukup meningkat
akibat dari tingkat pengangguran masyarakat yang cukup tinggi
khususnya bagi generasi muda. Hal ini dapat menciptakan
peluang ekonomi yang baik bagi masyarakat.
c. Unit Usaha Pariwisata
Pengembangan Obyek wisata Pantai Pangi dapat berimbas
dengan peningkatan perekonomian masyarakat baik secara
langsung bagi masyarakat yang memilki usaha di area Obyek
wisata Pantai Pangi maupun masyarakat desa masaingi secara
umum karena dapat meningkatkan pendapatan asli desa (PAD)
yang dapat digunakan untuk lebih mensejahterakan masyarakat
desa Masaingi. Hal tersebut telah mendapat dukungan dari
steckholder baik dari pelaku bisnis maupun dari pemerintah,
lembaga masyarakat dan semua lapisan masyarakat.
d. Unit Usaha Tambang Galian C
Potensi pendapatan yang dapat diperoleh dari kegiatan usaha
Tambang Galian C sungai sangatlah besar. Selain itu kegiatan
usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat. Oleh
karena itu, kegiatan usaha ini dapat meningkatkan
perekonomian desa yang dapat mensejahterakan masyarakat
desa Masaingi. Hal tersebut dapat terwujud atas dukungan
politik dari pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan serta
masyarakat desa Masaingi. Disamping itu, karena kegiatan
tambang dilakukan secara profesional, maka kegiatan tambang
akan mempetimbangkan dampak sosial yang diakibatkan oleh
kegiatan pertambangan tersebut dengan mekanisme yang ada
sesuai dengan analisa sosial, dengan mengalokasi dana sosial ke
masyarakat sebagai kompensasi atas kegiatan usaha tersebut.
5. Analisa aspek Lingkungan Usaha
Lingkungan usaha merupakan sekumpulan kegiatan usaha
yang bergerak dalam jenis usaha ekonomi yang sama. Prinsip usaha
BUMDesa bagi masyarakat adalah menjadi pendorong, pendukung

16
dengan mensinergikan berbagai usaha yang sudah dilakukan oleh
masyarakat, tidak menjadi pesaing bagi masyarakat. Berikut ini
analisa lingkungan unit usaha BUMDesa :
a. Unit Usaha Perdagangan
Kebutuhan pokok seperti beras menjadi hal yang sangat
penting baik bagi masyarakat, maupun pengusaha yang ada di
desa Masaingi. Tentunya Menjadi tanggung jawab Pemerintah
desa dalam menjaga ketahanan pangan masyarakatnya. Oleh
karena itu sebagai representasi dari Pemerintah desa, BUMDesa
mengambil tanggung jawab itu dengan melakukan rencana
usaha perdagangan kebutuhan pokok utamanya beras, dengan
memberdayakan kios-kios yang ada di desa Masaingi utamanya
sebagai mitra kerja dimana BUMDesa akan mengadakan beras
dari distributor beras yang akan dijual ke kios-kios pengecer
yang ada di desa Masaingi utamanya untuk dijual kepada
masyarakat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
akan beras, disamping itu dapat membantu perekonomian kios-
kios yang ada di desa Masaingi sehingga dapat menciptakan
pertumbuhan ekonomi dan lingkungan usaha yang lebih baik.
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
Kegiatan Unit usaha ini akan mendorong serta
meningkatkan produksi kerajinan masyarakat, baik dalam
bentuk pelatihan, pemberian bantuan modal dalam bentuk
pinjaman maupun dari sisi pemasarannya sehingga dapat
menciptakan lingkungan usaha yang saling menguntungkan.
c. Unit Usaha Pariwisata
Pengelolaan Obyek wisata Pantai Pangi oleh BUMDesa
tetap melibatkan steckholder yang selama ini melakukannya,
baik itu Pokdarwis maupun masyarakat yang mempunyai usaha
di area Obyek wisata Pantai Pangi dengan.
d. Unit Usaha Tambang Galian C
Potensi pendapatan dari royalty atas hasil tambang
galian C yang dapat diperoleh dari kegiatan usaha Tambang
Galian C sungai cukup besar yakni Rp. 12.300,- / M3. Namun
harga tersebut hanya dibebankan kepada pihak Swasta
profesional yang bekerja sama dengan BUMDesa dalam
pengelolaan tambang galian C sungai Masaingi dalam skala
produksi besar. Bagi masyarakat desa Masaingi yang selama ini

17
juga mengambil material di sungai masaingi hanya dikenakan
pungutan sebesar Rp 10.000,-/Ret mobil dum truk untuk
kebutuhan komersil, dan tidak mengenakan pungutan kepada
masyarakat yang mengambil material untuk kebutuhan pribadi.
6. Analisa Lingkungan Hidup
Rencana usaha yang akan dijalankan sudah
mepertimbangkan dampak lingkungan hidup :
a. Unit Usaha Perdagangan
Kegiatan usaha ini tidak terlalu berdapak bagi
lingkungan hidup, dimana dalam proses produksinya atau
pembersihan beras dengan alat manual menggunakan tapis,
dilakukan didalam ruangan, sehingga tidak mencemari
lingkungan, serta material kotorannya dapat dimanfaatkan
menjadi bahan makanan ternak ayam.
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
Potensi pencemaran lingkungan dari unit usaha ini
adalah material sisa pembuatan produk kerajinan yang tidak
terpakai. Oleh karena itu, material sisa tersebut di tempatkan di
suatu tempat yang aman dengan menimbunnya ke dalam tanah,
atau apabila material sisa tersebut masih memiliki harga, akan
dijual kepada pihak pengepul barang bekas.
c. Unit Usaha Pariwisata
Aktivitas pengunjung pada Obyek wisata Pantai Pangi
dapat meningkatkan produksi sampah, oleh karena itu
BUMDesa akan menyediakan tempat-tempat sampah, sosialisasi
untuk membuang sampah pada tempatnya, menyiapkan
petugas kebersihan yang memadai, serta pengelolaan samapah
yang baik, sehingga tidak mencemari lingkungan.
d. Unit Usaha Tambang Galian C
Dalam pengurusan Ijin pertambangan, penambang
diwajibkan melakukan analisa mengenai dampak lingkungan
akibat dari aktifitas pertambangan tersebut (AMDAL). Hasil
analisis tersebut yang nantinya akan dilakukan untuk
mencegah dampak buruk terhadap lingkungan atas aktifitas
pertambangan tersebut.
7. Analisa aspek Yuridis (Hukum)
Kajian aspek yuridis ( hukum ) diperlukan untuk menghindari
terjadinya protes warga dan penutupan/pembekuan usaha oleh

18
pemerintah karena pelanggaran hukum positif yang berlaku.
Berdasarkan PP No. 11/2021 tentang Badan Usaha Milik Desa itu
berdasarkan kesepakatan Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan
Peraturan Desa, maka BUMDesa itu legal atau sah menurut
hukum. Pemerintah Desa Masaingi dalam hal ini telah membuat
Peraturan Desa tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa “Bangkit
Dua Tiga” Desa Masaingi No. 3 Tahun 2023. Selanjutnya dalam PP
No. 11/2021 pasal 8 dan 9 mengamanatkan bahwa BUMDesa harus
berbadan hukum dan untuk memperoleh status badan hukum,
maka dilakukan pendaftaran badan hukum BUMDesa oleh
Pemerintah Desa. Berkaitan dengan hal tersebut Pemerintah desa
Masaingi dan Pengurus BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” Desa
Masaingi masih dalam proeses pengajuannya. Namunpun demikian,
BUMDesa sudah akan melakukan kegiatan usaha sambil menunggu
pengurusan tersebut selesai dengan ditebitkannya keterangan
bahwa BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” Desa Masaingi telah berbadan
hukum.
Berikut adalah penjelasan terkait dengan analisis aspek
hukum kegiatan unit usaha BUMDesa desa Masaingi :
a. Bentuk Usaha dan Perjanjiannya
Unit Usaha BUMDesa harus memiliki badan hukum yang
terpisah dari badan hukum BUMDesa, dimana harus sesuai
dengan jenis usahanya. Oleh karena itu BUMDesa sudah dalam
proses pengurusan badan hukum unit usaha :
b. Unit Usaha Perdagangan
Kegiatan Usaha ini mengacu pada UU. No. 20/2008 tentang
usaha Mikro, kecil dan Menengah.
c. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
Kegiatan Usaha ini mengacu pada UU. No. 20/2008 tentang
usaha Mikro, kecil dan Menengah.
d. Unit Usaha Pariwisata
Pemerintah Desa Masaingi dalam proses pembuatan
rancangan Perdes berkaitan dengan Pengelolaan Obyek
Wisata Pantai Pangi.
Kegiatan Usaha ini mengacu pada UU. No. 10/2009 tentang
Kepariwisataan.
e. Unit Usaha Tambang Galian C

19
Kegiatan Usaha ini mengacu pada UU. No. 4/2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
b. Kesesuaian Usaha BUMDesa dengan Perencanaan
Pembangunan Desa
Rencana pendirian unit BUMDesa merupakan satu
kesatuan dengan perencanaan pembangunan desa yang sudah
termuat dalam RPJM Desa dan RKP desa.
c. Status Kepemilikan Lahan / Lokasi Usaha
Status pemilikan lahan sebagai lokasi usaha merupakan
hal sensitif, baik dipandang dari aspek hukum maupun aspek
sosial. Berikut analisis status kepemilikan lahan yang akan
digunakan dalam unit usaha BUMDesa :
1) Unit Usaha Perdagangan
Unit Usaha Perdagangan menggunakan bangunan dan lokasi
yang dipinjamkan oleh Pemerintah Desa Masaingi baik
sebagai kantor maupun gudang penampungan beras.
2) Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
Unit Usaha ini menggunakan bangunan dan lokasi yang
sama dengan Unit Usaha Perdagangan baik sebagai kantor
maupun gudang pemajangan hasil kerajinan dari
masyarakat.
3) Unit Usaha Pariwisata
Unit Usaha ini menggunakan bangunan yang dipinjamkan
oleh Pemerintah Desa Masaingi yaitu Baruga sebagai kantor.
Sedangkan lokasi merupakan milik masyarakat yang dikelola
bersama dengan pembagian yang sudah disepakati bersama.
4) Unit Usaha Tambang Galian C
Unit Usaha ini akan menggunakan lokasi milik BUMDesa.
d. Komitmen Pengurus
Susunan Kepengurusan BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” diisi
oleh orang-orang yang bekompeten melalui seleksi yang
dilakukan oleh Pemerintah desa Masaingi yang bukan hanya
memiliki kemauan berupa kerja keras, kegigihan, pengorbanan
dan keikhlasan, tapi juga mempunyai kemampuan dalam
mengelola, memimpin, memiliki daya kreativitas dan juga jiwa
kewirausahaan.
e. Prinsip Pengelolaan BUMDesa

20
Pengurus BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi
berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip Pengelolaan :
1) Kooperatif, yaitu semua komponen yang terlibat di dalam
BUMDesa harus mampu melakukan kerjasama yang baik
demi pengembangan dan kelangsungan hidup usaha.
2) Partisipatif, yaitu semua komponen yang terlibat di dalam
BUMDesa harus bersedia secara sukarela atau diminta
memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat
mendorong kemajuan usaha.
3) Emansipatif, yaitu semua komponen yang terlibat di dalam
BUMDesa harus diperlakukan sama tanpa memandang
golongan, suku dan agama.
4) Transparan, yaitu aktivitas yang berpengaruh terhadap
kepentingan masyarakat umu harus dapat diketahui oleh
segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.
5) Akuntabel, yaitu seluruh kegiatan usaha dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis maupun
administratif.
Keterlibatan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan, monitoring hingga mengikuti laporan
pertanggungjawaban pengurus diharapkan akan berimplikasi
terhadap semangat untuk memajukan BUMDesa, sehingga
aspek transparansi penting untuk dikedepankan.
f. Regulasi BUMDesa
Regulasi BUMDesa bersifat internal dan eksternal.
Regulasi yang bersifat internal lebih mengatur urusan ke dalam
organisasi seperti anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi ini telah memiliki
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Selain AD/ART itu,
perlunya aturan – aturan yang diselenggarakan khusus untuk
masing-masing unit usaha seperti SOP, namun diawal
pelaksanaan ini, BUMDesa belum menyusunnya tetapi
kedepannya itu akan menjadi target BUMDesa sesuai dengan
dinamika usaha yang nanti akan dilaksanakan. Sedangkan
aturan yang bersifat eksternal yaitu aturan yang terkait dengan
pihak lain, dimana BUMDesa dalam pengelolaan usaha
Tambang Galian C akan bekerja sama dengan pihak swasta
profesional dalam pengelolaannya. Selain itu BUMDesa juga

21
terikat dengan aturan-aturan dari Pemerintah, baik Pemerintah
daerah maupun Pemerintah Pusat dan juga dalam pengelolaan
kegiatan usahanya, unit usaha BUMDesa juga terikat oleh
Undang-undang. Menjadi komitmen besar bagi BUMDesa untuk
menjalankan aturan-aturan tersebut diatas agar dapat
meningkatkan kepercayaan baik dari Pemerintah maupun
masyarakat dalam menjalankan kegiatan usaha.
g. Dukungan dan Proteksi Desa
Pelembagaan BUMDesa dalam upaya mencapai gerakan
ekonomi masyarakat desa tidak dapat dilakukan secara instan.
Gagasan BUMDesa sebagai basis gerakan ekonomi perlu
dibangun secara bertahap pada tingkat desa. Upaya ini
memerlukan dukungan dan kerja keras dari segenap pihak, baik
di tingkat desa maupun di tingkat Pemerintah Daerah maupun
Pemerintah Pusat. Sebagai lembaga perekonomian yang masih
relatif baru, BUMDesa memerlukan dukungan kebijakan, tidak
hanya berupa dukungan modal, tapi juga pendampingan,
dibukanya peluang dan kesempatan berusaha serta proteksi.
Dukungan dapat diberikan mulai dari sosialisasi,
pembentukkan, permodalan dan pengelolaan BUMDesa.
Dukungan diperlukan agar embrio lembaga perekonomian desa
ini dapat tumbuh terlebuh dahulu, namun dukungan yang
diberikan tidak sampai ketergantungan.
Dukungan berupa pemberian peluang dan kesempatan
berusaha yang dimaksudkan disini adlah bahwa BUMDesa
sesuai dengan kemampuannya dimungkinkan untuk melakukan
pekerjaan di desanya atas pekerjaan yang selama ini dilakukan
oleh instansi di tingkat Kabupaten. Pemberian kesempatan ini
akan menambah rasa percaya diri BUMDesa. Demikian halnya
dengan proteksi, unit usaha yang diselenggarakan oleh
BUMDesa mendapat proteksi dari persaingan para pemodal kuat
yang masuk ke desa. Upaya-upaya ini sangant penting
dilakukan di awal pertumbuhan BUMDesa. Pada saatnya,
manakala BUMDesa telah tumbuh bahkan berkembang, maka
dukungan ini dapat dilepas sedikit demi sedikit agar BUMDesa
sanggup menghadapi tantangan baik internal maupun eksternal
menuju kemandirian. Untuk itu, Pemerintah desa, Pemerintah
daerah dan Pemerintah Pusat wajib mendorong perkembangan

22
BUMDesa dengan memberikan hibah dan/atau akses
permodalan, melakukan pendampingan teknis dan akses ke
pasar dan memprioritaskan BUMDesa dalam pengelolaan
sumber daya di desa.
h. Membangun Jaringan Kerjasama
Gerakan ekonomi warga akan makin kuat dan semarak
dengan perluasan jaringan kerjasama antar BUMDesa. Antar
BUMDesa dapat saling melakukan subtitusi atas unit-unit
usaha yang diselenggarakan. Untuk pengembangan usaha,
Kedepannya BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi akan
melakukan kerjasama dengan BUMDesa lain yang memiliki
kesamaan visi dan misi dalam mengembangkan BUMDesa.
i. Pertanggung Jawaban Pengelola
Pertanggung Jawaban Pengelola BUMDesa merupakan
bagian upaya meningkatkan kepercayaan warga untuk
pelembagaan BUMDesa. kepercayaan warga terhadap
pengelolaan BUMDesa dapat menjadi penyemangat dan
memperkuat gerakan ekonomi warga. Pertanggung Jawaban
Pengelola adalah suatu kegiatan untuk melaporkan kinerja
pengelolaan baik pada akhir tahun maupun akhir masa jabatan.
Proses Pertanggung Jawaban akan dilakukan sebagai upaya
evaluasi tahunan serta upaya-upaya pengembangan kedepan,

23
24
B. Aspek Finansial
1. Dana dan Sumber dana
1. Unit Usaha Perdagangan
Tabel 1a1
Dana investasi dan modal kerja
Sumber dan Jumlah Dana
N Pemerinta Pemerinta
Klasifikasi Modal Pemerintah Masyarakat Swasta Jumlah
o h Daerah h Pusat
Desa (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
A. Investasi
Peralatan
Mesin Jahit Karung 1.000.000,- 1.000.000,-
Timbangan 1.000.000,- 1.000.000,-
Tapis Beras 1.000.000,- 1.000.000,-
Bahan (Beras) 85.000.000,- 85.000.000,-
Biaya Lainnya 1.000.000,- 1.000.000,-
B. Modal Kerja
ATK 1.000.000,- 1.000.000,-
Operasional Pengelola 5.000.000,- 5.000.000,-
Biaya Lainnya 5.000.000,- 5.000.000,-

Total Modal 100.000.000,- 100.000.000,-

Selanjutnya perhitungan biaya penyusutan terhadap investasi yang berbentuk harta tetap.
Perhitungan ini diperlukan untuk menghitung laba/rugi dari kegiatan usaha.

25
Tabel 1a2
Perhitungan biaya penyusutan investasi
Umur Biaya
No Jenis Harta Harga Pokok (Rp) Nilai Residu (Rp)
Ekonomis Depresiasi/Penyusutan (Rp)
1. Mesin Jahit Karung 1.000.000,- 500.000,- 2 Tahun 500.000,-
2. Timbangan 1.000.000,- 750.000,- 4 Tahun 250.000,-
3. Tapis Beras 1.000.000,- 500.000,- 2 Tahun 500.000,-
Total 3.000.000,- 1.250.000,-

2. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat


Tabel 1b1
Dana investasi dan modal kerja
Sumber dan Jumlah Dana
N Pemerinta Pemerinta
Klasifikasi Modal Pemerintah Masyarakat Swasta Jumlah
o h Daerah h Pusat
Desa (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
A. Investasi
Peralatan 2.000.000,- 2.000.000,-
Modal Usaha 13.500.000,- 13.500.000,-
B. Modal Kerja
ATK 500.000,- 500.000,-
Operasional Pengelola 3.000.000,- 3.000.000,-
Biaya Lainnya 1.000.000,- 1.000.000,-
Total Modal 20.000.000,- 20.000.000,-

Selanjutnya perhitungan biaya penyusutan terhadap investasi yang berbentuk harta tetap.
Perhitungan ini diperlukan untuk menghitung laba/rugi dari kegiatan usaha.

26
Tabel 1b2
Perhitungan biaya penyusutan investasi
Umur Biaya
No Jenis Harta Harga Pokok (Rp) Nilai Residu (Rp)
Ekonomis Depresiasi/Penyusutan (Rp)
1. Peralatan 2.000.000,- 1.600.000,- 5 Tahun 400.000,-
Total 2.000.000,- 400.000,-

3. Unit Usaha Pariwisata


Tabel 1c1
Dana investasi dan modal kerja
Sumber dan Jumlah Dana
N Pemerinta Pemerinta
Klasifikasi Modal Pemerintah Masyarakat Swasta Jumlah
o h Daerah h Pusat
Desa (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
A. Investasi
Peralatan
Perlengkapan Kantor 5.000.000,- 5.000.000,-
Leptop 10.000.000,- 10.000.000,-
Printer 3.000.000,- 3.000.000,-
Biaya Lainnya 1.000.000,- 1.000.000,-
B. Modal Kerja
ATK 1.000.000,- 1.000.000,-
Operasional Pengelola 5.000.000,- 5.000.000,-
Biaya Lainnya 5.000.000,- 5.000.000,-
Total Modal 30.000.000,- 30.000.000,-

27
Selanjutnya perhitungan biaya penyusutan terhadap investasi yang berbentuk harta tetap.
Perhitungan ini diperlukan untuk menghitung laba/rugi dari kegiatan usaha.

Tabel 1c2
Perhitungan biaya penyusutan investasi
Umur Biaya
No Jenis Harta Harga Pokok (Rp) Nilai Residu (Rp)
Ekonomis Depresiasi/Penyusutan (Rp)
1. Perlengkapan Kantor 5.000.000,- 4.000.000,- 5 Tahun 1.000.000,-
2. Leptop 10.000.000,- 8.000.000,- 5 Tahun 2.000.000,-
3. Printer 3.000.000,- 2.400.000,- 5 Tahun 600.000,-
Total 18.000.000,- 3.600.000,-

4. Unit Usaha Tambang Galian C


Tabel 1d1
Dana investasi dan modal kerja
Sumber dan Jumlah Dana
N Pemerinta Pemerintah
Klasifikasi Modal Pemerintah Masyarakat Jumlah
o h Daerah Pusat (Rp) Swasta (Rp)
Desa (Rp) (Rp)
(Rp)
A. Investasi
Peralatan
Perlengkapan Kantor 7.000.000,- 7.000.000,-
Leptop 10.000.000,- 10.000.000,-
Printer 3.000.000,- 3.000.000,-
Ijin Usaha 500.000.000,- 500.000.000,-

28
Lahan Penampungan 100.000.000,- 100.000.000,-
Bangunan Kantor 150.000.000,- 150.000.000,-
Biaya Lainnya 10.000.000,- 10.000.000,-
B. Modal Kerja
ATK 2.000.000,- 2.000.000,-
Operasional Pengelola 12.000.000,- 12.000.000,-
Biaya Lainnya 6.000.000,- 6.000.000,-
Total Modal 800.000.000,- 800.000.000,-

Selanjutnya perhitungan biaya penyusutan terhadap investasi yang berbentuk harta tetap.
Perhitungan ini diperlukan untuk menghitung laba/rugi dari kegiatan usaha.

Tabel 1d2
Perhitungan biaya penyusutan investasi
Umur Biaya
No Jenis Harta Harga Pokok (Rp) Nilai Residu (Rp)
Ekonomis Depresiasi/Penyusutan (Rp)
1. Perlengkapan Kantor 7.000.000,- 5.600.000,- 5 Tahun 1.400.000,-
2. Leptop 10.000.000,- 8.000.000,- 5 Tahun 2.000.000,-
3. Printer 3.000.000,- 2.400.000,- 5 Tahun 600.000,-
4. Ijin Usaha 500.000.000,- 400.000.000,- 5 Tahun 100.000.000,-
5. Bangunan Kantor 150.000.000,- 144.000.000,- 25 Tahun 6.000.000,-
Total 670.000.000,- 110.000.000,-

29
2. Arus Kas
a. Unit Usaha Perdagangan
Tabel 2a
Perkiraan Arus Kas
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A. Arus Kas Masuk
1. Dana Investasi & Modal Kerja (A1) 100.000.000,- 108.109.250,- 124.634.153,- 144.154.234,- 168.210.736,-
2. Laba Penjualan dalam 1 Tahun
a. Biaya Produksi
Beli Tapis Beras 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-
Beli Mesin Jahit Karung 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-
Beli Timbangan 1.000.000,- 1.250.000,- 250.000,- 1.250.000,- 1.000.000,-
Biaya lainnya 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-
Total Biaya Produksi (A2a) 4.000.000,- 2.250.000,- 3.250.000,- 2.250.000,- 4.000.000,-
b. Baiaya Usaha (A2b) 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,-

c. Modal usaha (A2c) = A1-A2a-A2b 85.000.000,- 94.859.250,- 110.384.153,- 130.904.234,- 153.210.736,-


Proyeksi laba penjualan (A2) = 68.000.000,- 113.831.100,- 132.460.983,- 157.085.080,- 183.852.884,-
10%*A2c x 12 Bulan
Total Arus Kas Masuk (A) = A1+A2 168.000.000,- 221.940.350,- 257.095.361,- 301.239.315,- 352.063.620,-
B. Arus Kas Keluar
1. Biaya Usaha (B1) 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,-
2. Biaya Produksi
Beli Tapis Beras 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-
Beli Mesin Jahit Karung 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-

30
Beli Timbangan 1.000.000,- 1.000.000,-
Biaya Penyusutan 1.250.000,- 250.000,- 1.250.000,-
Upah Pekerja, asumsi (30% x A2) 20.400.000,- 34.149.330,- 39.738.295,- 47.125.524,- 55.155.865,-
Biaya lainnya 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-
Total Biaya Produksi (B2) 24.400.000,- 36.399.330,- 42.988.295,- 49.375.524,- 11.000.000,-
3. Pajak (B3) = 0,5% x (A2-B1-B2) PPH 163.000,- 332.159,- 392.363,- 483.548,- 568.485,-
Final PP 23/2018
4. Bagi Hasil Usaha
PAD (25%) x (A2-B2-B1) 8.109.250,- 16.524.903,- 19.520.081,- 24.056.502,- 28.282.133,-
Gaji Penasihat (5%) x (A2-B2-B1) 1.621.850,- 3.304.981,- 3.904.016,- 4.811.300,- 5.656.427,-
Gaji Pengawas (10%)x(A2-B2-B1) 3.243.700,- 6.609.961,- 7.808.033,- 9.622.601,- 11.312.853,-
Gaji Direktur (10%) x (A2-B2-B1) 3.243.700,- 6.609.961,- 7.808.033,- 9.622.601,- 11.312.853,-
Gaji Pegawai (20%) x (A2-B2-B1) 6.487.400,- 13.219.922,- 15.616.065,- 19.245.202,- 22.625.707,-
Dana Pend. & Sosbud (5%) x (A2- 1.621.850,- 3.304.981,- 3.904.016,- 4.811.300,- 5.656.427,-
B2-B1)
Total Bagi Hasil Usaha (B4) 24.327.750,- 49.574.708,- 58.560.244,- 72.169.507,- 84.846.400,-
Total Arus Kas Keluar (B) = 59.890.750,- 97.306.197,- 112.940.902,- 133.028.579,- 155.570.750,-
B1+B2+B3+B4
C. Arus Kas Bersih (A-B) 108.109.250,- 124.634.153,- 144.154.234,- 168.210.736,- 196.492.870,-

* Catatan : Untuk proyeksi laba di tahun pertama diasumsikan hanya 8 bulan, dengan pertimbangan penyertaan modal akan cair pada
bulan Mei 2024

31
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
Tabel 2b
Perkiraan Arus Kas
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A. Arus Kas Masuk
1. Dana Investasi & Modal Kerja (A1) 20.000.000,- 21.069.625,- 24.677.383,- 29.362.057,- 35.445.106,-
2. Laba Penjualan dalam 1 Tahun
a. Biaya Produksi
Peralatan 2.000.000,-
Biaya Penyusutan 400.000,- 400.000,- 400.000,- 400.000,-
Total Biaya Produksi (A2a) 2.000.000,- 400.000,- 400.000,- 400.000,- 400.000,-
b. Baiaya Usaha (A2b) 4.500.000,- 4.500.000,- 4.500.000,- 4.500.000,- 4.500.000,-
c. Modal usaha (A2c) = A1-A2a-A2b 13.500.000,- 16.169.625,- 19.777.383,- 24.462.057,- 30.545.106,-
Proyeksi laba penjualan (A2) = 10%*A2c x 10.800.000,- 19.403.550,- 23.732.860,- 29.354.468,- 36.654.127,-
12 Bulan
Total Arus Kas Masuk (A) = A1+A2 30.800.000,- 40.473.175,- 48.410.243,- 58.716.525,- 72.099.233,-
B. Arus Kas Keluar
1. Biaya Usaha (B1) 4.500.000,- 4.500.000,- 4.500.000,- 4.500.000,- 4.500.000,-
2. Biaya Produksi
Peralatan 2.000.000,-
Biaya Penyusutan 400.000,- 400.000,- 400.000,- 400.000,-
Total Biaya Produksi (B2) 2.000.000,- 400.000,- 400.000,- 400.000,- 400.000,-
3. Pajak (B3) = 0,5% x (A2-B1-B2) PPH Final 21.500,- 72.518,- 94.163,- 122.272,- 158.771,-
PP 23/2018

32
4. Bagi Hasil Usaha
PAD (25%) x (A2-B2-B1) 1.069.625,- 3.607.758,- 4.684.674,- 6.083.049,- 7.898.839,-
Gaji Penasihat (5%) x (A2-B2-B1) 213.925,- 721.552,- 936.935,- 1.216.610,- 1.579.768,-
Gaji Pengawas (10%)x(A2-B2-B1) 427.850,- 1.443.103,- 1.873.870,- 2.433.220,- 3.159.536,-
Gaji Direktur (10%) x (A2-B2-B1) 427.850,- 1.443.103,- 1.873.870,- 2.433.220,- 3.159.536,-
Gaji Pegawai (20%) x (A2-B2-B1) 855.700,- 2.886.207,- 3.747.739,- 4.866.439,- 6.319.071,-
Dana Pend. & Sosbud (5%)x(A2-B2-B1) 213.925,- 721.552,- 936.935,- 1.216.610,- 1.579.768,-
Total Bagi Hasil Usaha (B4) 3.208.875,- 10.823.274,- 14.054.022,- 18.249.147,- 23.696.517,-
Total Arus Kas Keluar (B) = B1+B2+B3+B4 9.730.375,- 15.795.792,- 19.048.186,- 23.271.419,- 28.755.288,-
C. Arus Kas Bersih (A-B) 21.069.625,- 24.677.383,- 29.362.057,- 35.445.106,- 43.343.945,-

* Catatan : Untuk proyeksi laba di tahun pertama diasumsikan hanya 8 bulan, dengan pertimbangan penyertaan modal akan cair pada
bulan Mei 2024
c. Unit Usaha Pariwisata
Tabel 2c
Perkiraan Arus Kas
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A. Arus Kas Masuk
1. Dana Investasi & Modal Kerja (A1) 30.000.000,- 33.796.200,- 41.887.020,- 51.137.922,- 61.664.914,-
2. Pendapatan
Tiket Masuk 30.000.000,- 33.000.000,- 36.300.000,- 39.930.000,- 43.923.000,-
Fee sewa Gazebo 11.760.000,- 12.936.000,- 14.229.600,- 15.652.560,- 17.217.816,-
Sewa untuk Kemah 6.000.000,- 6.600.000,- 7.260.000,- 7.986.000,- 8.784.600,-
Sewa Ruang Pertemuan 2.400.000,- 2.640.000,- 2.904.000,- 3.194.000,- 3.513.840,-

33
Parkiran 16.800.000,- 18.480.000,- 20.328.000,- 22.360.800,- 24.596.880,-
Total Pendapatan (A2) 66.960.000,- 73.656.000,- 81.021.600,- 89.123.760,- 98.036.136,-
Total Arus Kas Masuk (A) = A1+A2 96.960.000,- 107.452.200,- 122.908.620,- 140.261.682,- 159.701.050,-
B. Arus Kas Keluar
1. Biaya Usaha (B1) 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,-
2. Biaya Produksi
Perlengkapan Kantor 5.000.000,-
Leptop 10.000.000,-
Printer 3.000.000,-
Biaya Penyusutan 3.600.000,- 3.600.000,- 3.600.000,- 3.600.000,-
Pokdarwis (30% x A2) 20.088.000,- 22.096.800,- 24.306.480,- 26.737.128,- 29.410.841,-
Biaya lainnya 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-
Total Biaya Produksi (B2) 39.088.000,- 26.969.800,- 28.906.480,- 31.337.128,- 34.010.841,-
3. Pajak (B3) = 10% x (A2-B1-B2) Pajak 1.687.200,- 3.595.920,- 4.111.512,- 4.678.663,- 5.302.530,-
Hiburan
4. Bagi Hasil Usaha
PAD (25%) x (A2-B2-B1) 3.796.200,- 8.090.820,- 9.250.902,- 10.526.992,- 11.930.691,-
Gaji Penasihat (5%) x (A2-B2-B1) 759.240,- 1.618.164,- 1.850.180,- 2.105.398,- 2.386.138,-
Gaji Pengawas (10%)x(A2-B2-B1) 1.518.480,- 3.236.328,- 3.700.360,- 4.210.797,- 4.772.277,-
Gaji Direktur (10%) x (A2-B2-B1) 1.518.480,- 3.236.328,- 3.700.360,- 4.210.797,- 4.772.277,-
Gaji Pegawai (20%) x (A2-B2-B1) 3.036.960,- 6.472.656,- 7.400.721,- 8.421.594,- 9.544.553,-
Dana Pend. & Sosbud (5%) x (A2-B2-B1) 759.240,- 1.618.164,- 1.850.180,- 2.105.398,- 2.386.138,-
Total Bagi Hasil Usaha (B4) 11.388.600,- 24.272.460,- 27.752.706,- 31.580.977,- 35.792.074,-
Total Arus Kas Keluar (B) = B1+B2+B3+B4 63.163.800,- 65.565.180,- 71.770.698,- 78.596.768,- 86.105.445,-
C. Arus Kas Bersih (A-B) 33.796.200,- 41.887.020,- 51.137.922,- 61.664.914,- 73.595.606,-

* Catatan : 1. Data pendapatan yang digunakan ditahun pertama adalah data dari Pokdarwis Tahun 2023.
2. Kenaikan pendapatan diasumsikan sebesar 10% per Tahunnya.

34
d. Unit Usaha Tambang Galian C
Tabel 2d
Perkiraan Arus Kas
Tahun Ke
No Uraian 1 2 3 4 5
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A. Arus Kas Masuk
1. Dana Investasi & Modal Kerja (A1) 30.000.000,- 33.796.200,- 41.887.020,- 51.137.922,- 61.664.914,-
2. Pendapatan
Tiket Masuk 30.000.000,- 33.000.000,- 36.300.000,- 39.930.000,- 43.923.000,-
Fee sewa Gazebo 11.760.000,- 12.936.000,- 14.229.600,- 15.652.560,- 17.217.816,-
Sewa untuk Kemah 6.000.000,- 6.600.000,- 7.260.000,- 7.986.000,- 8.784.600,-
Sewa Ruang Pertemuan 2.400.000,- 2.640.000,- 2.904.000,- 3.194.000,- 3.513.840,-
Parkiran 16.800.000,- 18.480.000,- 20.328.000,- 22.360.800,- 24.596.880,-
Total Pendapatan (A2) 66.960.000,- 73.656.000,- 81.021.600,- 89.123.760,- 98.036.136,-
Total Arus Kas Masuk (A) = A1+A2 96.960.000,- 107.452.200,- 122.908.620,- 140.261.682,- 159.701.050,-
B. Arus Kas Keluar
1. Biaya Usaha (B1) 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,- 11.000.000,-
2. Biaya Produksi
Perlengkapan Kantor 5.000.000,-
Leptop 10.000.000,-
Printer 3.000.000,-
Biaya Penyusutan 3.600.000,- 3.600.000,- 3.600.000,- 3.600.000,-
Pokdarwis (30% x A2) 20.088.000,- 22.096.800,- 24.306.480,- 26.737.128,- 29.410.841,-
Biaya lainnya 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-
Total Biaya Produksi (B2) 39.088.000,- 26.969.800,- 28.906.480,- 31.337.128,- 34.010.841,-

35
3. Pajak (B3) = 10% x (A2-B1-B2) Pajak 1.687.200,- 3.595.920,- 4.111.512,- 4.678.663,- 5.302.530,-
Hiburan
4. Bagi Hasil Usaha
PAD (25%) x (A2-B2-B1) 3.796.200,- 8.090.820,- 9.250.902,- 10.526.992,- 11.930.691,-
Gaji Penasihat (5%) x (A2-B2-B1) 759.240,- 1.618.164,- 1.850.180,- 2.105.398,- 2.386.138,-
Gaji Pengawas (10%)x(A2-B2-B1) 1.518.480,- 3.236.328,- 3.700.360,- 4.210.797,- 4.772.277,-
Gaji Direktur (10%) x (A2-B2-B1) 1.518.480,- 3.236.328,- 3.700.360,- 4.210.797,- 4.772.277,-
Gaji Pegawai (20%) x (A2-B2-B1) 3.036.960,- 6.472.656,- 7.400.721,- 8.421.594,- 9.544.553,-
Dana Pend. & Sosbud (5%) x (A2-B2-B1) 759.240,- 1.618.164,- 1.850.180,- 2.105.398,- 2.386.138,-
Total Bagi Hasil Usaha (B4) 11.388.600,- 24.272.460,- 27.752.706,- 31.580.977,- 35.792.074,-
Total Arus Kas Keluar (B) = B1+B2+B3+B4 63.163.800,- 65.565.180,- 71.770.698,- 78.596.768,- 86.105.445,-
C. Arus Kas Bersih (A-B) 33.796.200,- 41.887.020,- 51.137.922,- 61.664.914,- 73.595.606,-

* Catatan : 1. Data pendapatan yang digunakan ditahun pertama adalah data dari Pokdarwis Tahun 2023.

3. Laba Rugi
a. Unit Usaha Perdagangan
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
c. Unit Usaha Pariwisata
d. Unit Usaha Tambang Galian C
Penilaian Investasi Rencana Usaha
a. Unit Usaha Perdagangan
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
c. Unit Usaha Pariwisata
d. Unit Usaha Tambang Galian C

36
37
38
39
4. Penilaian Investasi Rencana Usaha
Penilaian Investasi Rencana Usaha ini dilakukan dengan
menggunakan Metode Pay Back Period, Metode Net Present Value,
Metode Profitbility indeks, serta Break Event Point.
Pay Back Period yaitu suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran
kas. Usulan investasi dapat diterima jika Pay Back Period lebih
pendek waktunya dari maksimum pay back yang diterima.
Pay Back Period = n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun.
Dimana : n = Syarat periode pengembalian investasi
(karena periode kepengurusan BUMDesa 5 tahun,
maka nilai n diambil tahun ke 4 atau n = 4)
a = Nilai Investasi Awal
b = Nilai Investasi arus kas tahun terakhir
c = Nilai Investasi arus kas tahun setelahnya
Metode Net Present Value digunakan untuk melihat nilai
sekarang dengan menghitung selisih antara biaya investasi dengan
penerimaan-penerimaan kas bersih. Sedangkan untuk menghitung
nilai sekarang perlu ditentukan tingkat suku bunga yang berlaku.
Suku bunga bank 6% per tahun (SBI Ujing Tahun 2023). Apabila
dari perhitungan diperoleh nilai Net Present Value > 0, maka usaha
bernilai positif.
PV = Aliran Kas x Discount Rate
Discount Rate SBI = 1/((1+r)^n)
Dimana : PV = Present Value, yaitu nilai saat ini dari sejumlah uang
atau cash flow yang dipunyai di masa depan nanti,
dengan tingkat pengembalian atau rate of return
tertentu.
SBI = Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia 6% (Ujung
Tahun 2024)
r = Tingkat diskonto sama dengan suku bunga bank
n = Jumlah Periode
Metode Profitbility indeks digunakan untuk mengetahui unit
usaha yang akan dijalankan apakah mendapatkan untung atau
tidak. Kriteria penilaian Profitbility indeks (PI) yaitu, jika PI > 1
maka usulan usaha menguntungkan, sedangkan jika PI < 1, maka
usulan rencana usaha tidak menguntungkan.
PI = PV kas masuk : PV kas keluar

40
Break Event Point (BEP) yaitu unit usaha dapat dikatakan
berada pada titik impas jika keadaan menunjukkan total pendapatan
sama dengan total biaya.
BEP = biaya tetap : (harga jual per unit – biaya variabel rata-rata).
Berikut Penilaian Investasi Rencana Usaha unit usaha
BUMDesa Masaingi :
5. Unit Usaha Perdagangan
1) Metode Pay Back Period
Pay Back Period = n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun
= 4 + (Rp 100.000.000, - Rp 545.108.373,) /
(Rp 741.601.243, - Rp 545.108.373,) x 1
tahun
= 4 + (Rp -445.108.373,) / (Rp 196.492.870,)
x 1 tahun
= 1,7 tahun atau 1 tahun 7 bulan
2) Metode Net Present Value
Tabel 17
Perhitungan Net Present Value Arus Kas Bersih Unit Usaha Perdagangan
Thn Discoun Presen Value
Aliran Kas (C)
Ke Uraian (B) Rate 6% (C x D)
Rp
(A) (D) Rp
1. Arus Kas bersih 108.109.250,- 0,9433 101.989.858,-
tahun ke - 1
2. Arus Kas bersih 124.634.153,- 0,8899 110.923.952,-
tahun ke – 2
3. Arus Kas bersih 144.154.234,- 0,8396 121.034.675,-
tahun ke – 3
4. Arus Kas bersih 168.210.736,- 0,7921 133.238.658,-
tahun ke – 4
5. Arus Kas bersih 196.492.870,- 0,7473 146.830.903,-
tahun ke - 5
Total Nilai Sekarang (1) 614.018.046,-
Investasi Awal (2) 100.000.000,-
Nilai Sekarang bersih (1-2) 514.018.046,-
Berdasarkan perhitungan Net Present Value diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa rencana kegiatan usaha
perdagangan BUMDesa “ Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi
layak untuk dijalankan, karena Net Present Value sama
dengan Rp 514.018.046,- berarti Net Present
Value > 0 (bernilai positif).
3) Metode Profitability Indeks
PI = PV kas masuk : PV kas keluar
= Rp 741.601.243, : Rp 100.000.000,
41
= 7,41
Dari perhitungan diatas diperoleh PI = 7,41 >1, maka rencana
usaha menguntungkan.
4) Break Event Point
BEP = biaya tetap : (harga jual per unit – biaya variabel rata-
rata).
= Rp 12.250.000,- : ( Rp 15.400, - Rp 14.000, )
= 8.750 Kg
Keterangan :
Biaya tetap = Biaya Usaha + Biaya susut aset
Harga Jual = Rp 15.400,- (Harga Jual beras/Kg)
Harga Variabel rata-rata = Rp 14.000,- (Harga beli beras/Kg)

Tabel 18
Perhitungan titik impas volume Beras Unit Usaha Perdagangan
Th Jumlah Biaya Tetap Harga Biaya Volume
n Konsumen (Rp) Jual Variabel Titik
Ke (Jiwa) (Rp) (Rp) Impas
(Kg)
1 1.250 12.250.000,- 15.400,- 14.000,- 8.750
2 1.275 12.250.000,- 16.940,- 15.400,- 7.955
3 1.301 12.250.000,- 18.634,- 16.940,- 7.231
4 1.327 12.250.000,- 20.497,- 18.634,- 6.574
5 1.353 12.250.000,- 22.547,- 20.497,- 5.976
* Catatan : 1. Ketambahan Konsumen diasumsikan 2% per tahun
2. Kenaikan harga beras diasumsikan 10% per tahun
3. Keuntungan usaha diasumsikan 10% dari harga beli

6. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat


1) Metode Pay Back Period
Pay Back Period = n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun
= 4 + (Rp 20.000.000, - Rp 110.554.171,) /
(Rp 153.898.116, - Rp 110.554.171,) x 1
tahun
= 4 + (Rp -90.554.171,) / (Rp 43.343.945,) x 1
tahun
= 1,9 tahun atau 1 tahun 9 bulan
2) Metode Net Present Value
Tabel 19
Perhitungan Net Present Value Arus Kas Bersih Unit Usaha Kerajinan
Masyarakat
Thn Discoun Presen Value
Aliran Kas (C)
Ke Uraian (B) Rate 6% (C x D)
Rp
(A) (D) Rp
42
1. Arus Kas bersih 21.069.625,- 0,9433 19.877.005,-
tahun ke - 1
2. Arus Kas bersih 24.677.383,- 0,8899 21.962.783,-
tahun ke – 2
3. Arus Kas bersih 29.362.057,- 0,8396 24.652.949,-
tahun ke – 3
4. Arus Kas bersih 35.445.106,- 0,7921 28.075.844,-
tahun ke – 4
5. Arus Kas bersih 43.343.945,- 0,7473 32.389.117,-
tahun ke - 5
Total Nilai Sekarang (1) 126.957.698,-
Investasi Awal (2) 20.000.000,-
Nilai Sekarang bersih (1-2) 106.957.698,-

Berdasarkan perhitungan Net Present Value diatas, maka


dapat disimpulkan bahwa rencana kegiatan usaha Kerajinan
Masyarakat BUMDesa “ Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi
layak untuk dijalankan, karena Net Present Value sama
dengan Rp 106.957.698,- berarti Net Present
Value > 0 (bernilai positif).
3) Metode Profitability Indeks
PI = PV kas masuk : PV kas keluar
= Rp 153.898.116, : Rp 20.000.000,
= 7,69
Dari perhitungan diatas diperoleh PI = 7,69 >1, maka rencana
usaha menguntungkan.
4) Break Event Point
BEP = biaya tetap : (harga jual per unit – biaya variabel rata-
rata).
= Rp 4.900.000,- : ( Rp 2.600.000, - Rp 2.000.000, )
= 8.17 Buah
Keterangan :
Biaya tetap = Biaya Usaha + Biaya susut aset
Harga Jual = Rp 2.600.000,- (Harga Jual
lemari/buah)
Harga Variabel rata-rata = Rp 2.000.000,- (Harga beli
lemari/buah)

Tabel 20
Perhitungan titik impas volume Lemari Aluminium Unit Usaha
Kerajinan Masyarakat
Th Jumlah Biaya Tetap Harga Jual Biaya Volume
n Konsumen (Rp) (Rp) Variabel Titik
Ke (Orang) (Rp) Impas
(Buah)
43
1 72 4.900.000,- 2.600.000,- 2.600.000,- 8.167
2 79 4.900.000,- 2.860.000,- 2.200.000,- 7.424
3 87 4.900.000,- 3.146.000,- 2.420.000,- 6.749
4 96 4.900.000,- 3.460.600,- 2.662.000,- 6.136
5 105 4.900.000,- 3.806.660,- 2.928.200,- 5.578
* Catatan : 1. Ketambahan Konsumen diasumsikan diatas 10% per tahun
2. Kenaikan harga beras diasumsikan 10% per tahun
3. Keuntungan usaha diasumsikan 30% dari harga beli

7. Unit Usaha Pariwisata


1) Metode Pay Back Period
Pay Back Period = n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun
= 4 + (Rp 30.000.000, - Rp 188.486.056,) /
(Rp 262.081.662, - Rp 188.486.056,) x 1
tahun
= 4 + (Rp -158.486.056,) / (Rp 73.595.606,) x
1 tahun
= 1,8 tahun atau 1 tahun 8 bulan
2) Metode Net Present Value
Tabel 21
Perhitungan Net Present Value Arus Kas Bersih Unit Usaha Pariwisata
Thn Discoun Presen Value
Aliran Kas (C)
Ke Uraian (B) Rate 6% (C x D)
Rp
(A) (D) Rp
1. Arus Kas bersih 33.796.200,- 0,9433 31.883.208,-
tahun ke - 1
2. Arus Kas bersih 41.887.020,- 0,8899 37.279.299,-
tahun ke – 2
3. Arus Kas bersih 51.137.922,- 0,8396 42.936.385,-
tahun ke – 3
4. Arus Kas bersih 61.664.914,- 0,7921 48.844.388,-
tahun ke – 4
5. Arus Kas bersih 73.595.606,- 0,7473 54.994.918,-
tahun ke - 5
Total Nilai Sekarang (1) 215.938.197,-
Investasi Awal (2) 30.000.000,-
Nilai Sekarang bersih (1-2) 185.938.197,-
Berdasarkan perhitungan Net Present Value diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa rencana kegiatan usaha Pariwisata
BUMDesa “ Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi layak untuk
dijalankan, karena Net Present Value sama dengan
Rp 185.938.197,- berarti Net Present Value > 0 (bernilai
positif).
3) Metode Profitability Indeks
PI = PV kas masuk : PV kas keluar

44
= Rp 262.081.662, : Rp 30.000.000,
= 8,74
Dari perhitungan diatas diperoleh PI = 8,74 >1, maka rencana
usaha menguntungkan.
4) Break Event Point
BEP = biaya tetap : (harga jual per unit – biaya variabel rata-
rata).
= Rp 14.600.000,- : ( Rp 3.000, - Rp 900, )
= 6.952 Tiket
Keterangan :
Biaya tetap = Biaya Usaha + Biaya susut aset
Harga Jual = Rp 3.000,- (Harga Jual
Tiket/Orang)
Harga Variabel rata-rata = Rp 900,- (Biaya produksi/tiket)
Tabel 22
Perhitungan titik impas volume Tiket Unit Usaha Pariwisata
Th Jumlah Biaya Tetap Harga Jual Biaya Volume
n Pengunjung (Rp) (Rp) Variabel Titik
Ke (Jiwa) (Rp) Impas
(Tiket)
1 10.000 14.600.000, 3.000,- 900,- 6.952
-
2 11.000 14.600.000, 3.300,- 990,- 6.320
-
3 12.100 14.600.000, 3.630,- 1.089,- 5.746
-
4 13.310 14.600.000, 3.993,- 1.198,- 5.223
-
5 14.641 14.600.000, 4.392,- 1.318,- 4.749
-
* Catatan : 1. Ketambahan Pengunjung diasumsikan 10% per tahun
2. Kenaikan harga tiket diasumsikan 10% per tahun
3. Biaya Produksi diasumsikan 30% dari harga tiket

8. Unit Usaha Tambang Galian C


1) Metode Pay Back Period
Pay Back Period = n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun
= 4 + (Rp 800.000.000, - Rp 783.348.360,) /
(Rp 1.131.191.571, - Rp 783.348.360,) x 1
tahun
= 4 + (Rp 16.651.641,) / (Rp 347.843.211,) x
1 tahun
= 4 tahun
2) Metode Net Present Value

45
Tabel 23
Perhitungan Net Present Value Arus Kas Bersih Unit Usaha Tambang
Galian C
Thn Discoun Presen Value
Aliran Kas (C)
Ke Uraian (B) Rate 6% (C x D)
Rp
(A) (D) Rp
1. Arus Kas bersih 115.276.200,- 0,9433 108.750.943,-
tahun ke - 1
2. Arus Kas bersih 166.315.800,- 0,8899 148.020.470,-
tahun ke – 2
3. Arus Kas bersih 221.307.590,- 0,8396 185.814.120,-
tahun ke – 3
4. Arus Kas bersih 280.448.970,- 0,7921 222.141.852,-
tahun ke – 4
5. Arus Kas bersih 347.843.211,- 0,7473 259.928.682,-
tahun ke - 5
Total Nilai Sekarang (1) 924.656.067,-
Investasi Awal (2) 800.000.000,-
Nilai Sekarang bersih (1-2) 124.656.067,-
Berdasarkan perhitungan Net Present Value diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa rencana kegiatan usaha Tambang
Galian C BUMDesa “ Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi layak
untuk dijalankan, karena Net Present Value sama dengan
Rp 124.656.067,- berarti Net Present Value > 0 (bernilai
positif).
3) Metode Profitability Indeks
PI = PV kas masuk : PV kas keluar
= Rp 1.131.191.571, : Rp 800.000.000,
= 1,41
Dari perhitungan diatas diperoleh PI = 1,41 >1, maka rencana
usaha menguntungkan.
4) Break Event Point
BEP = biaya tetap : (harga jual per unit – biaya variabel rata-
rata).
= Rp 130.000.000,- : ( Rp 12.300, - Rp 615, )
= 11.125 M3t
Keterangan :
Biaya tetap = Biaya Usaha + Biaya susut aset
Harga Jual = Rp 12.300,- (Harga Jual Material
Tambang/M3)
Harga Variabel rata-rata = Rp 610,- (Biaya produksi/M3)
Tabe 24
Perhitungan titik impas volume Material Tambang Unit Usaha
Tambang Galian C
Th Jumlah Biaya Tetap Harga Jual Biaya Volume
46
n Material (Rp) (Rp) Variabel Titik
Ke Tambang (Rp) Impas
(M3) (M3)
1 48.000 130.000.000,- 12.300,- 615,- 11.125
2 50.400 130.000.000,- 12.300,- 646,- 11.155
3 52.920 130.000.000,- 12.300,- 678,- 11.186
4 55.566 130.000.000,- 12.300,- 712,- 11.218
5 58.344 130.000.000,- 12.300,- 746,- 11.253
* Catatan : 1. Peningkatan produksi diasumsikan 5% per tahun
2. Biaya Produksi diasumsikan 5% dari harga material

47
C. Analisis Persentase Kenaikan Pendapatan
Rincian bagi hasil usaha :
1.

48
49
50
IV. KESIMPULAN
Dilihat dari kajian analisis non finansial kelayakan rencana
usaha BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi layak untuk
dijalankan karena setiap aspek yang terkait seperti dari aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan
sumber daya manusia, aspek sosial budaya, ekonomi, politik,
lingkungan usaha dan lingkungan hidup serta dari aspek yuridis
menunjukkan bahwa semua unsur di setiap aspek tersebut sudah
memenuhi syarat layak usaha.
Sedangkan hasil analisis finansial kelayakan usaha, rencana
usaha BUMDesa “Bangkit Dua Tiga” desa Masaingi juga dapat
disimpulkan layak untuk dijalankan, yang dapat dilihat dari penilaian
investasi sebagai berikut :
1. Metode Pay Back Period, diperoleh nilai :
a. Unit Usaha Perdagangan dengan nilai 1,7 atau 1 tahun 7 bulan.
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat dengan nilai 1,9 atau 1 tahun
9 bulan
c. Unit Usaha Pariwisata dengan nilai 1,8 atau 1 tahun 8 bulan
d. Unit Usaha Tambang Galian C dengan 4 atau 4 tahun.
Berdasarkan nilai dari ke 4 unit usaha dapat disimpulkan periode
yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi lebih
cepat dari waktu maksimum yang dapat diterima yaitu 5 tahun.
2. Metode Net Present Value diperoleh nilai :
a. Unit Usaha Perdagangan dengan nilai NPV sebesar Rp
514.018.046,-
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat dengan nilai NPV sebesar
Rp 106.957. 698,-
c. Unit Usaha Pariwisata dengan nilai NPV sebesar Rp
185.938.197,-
d. Unit Usaha Tambang Galian C dengan nilai NPV sebesar
Rp 124.656.067,-
Dari data tersebut, nilai NPV > 0 yang berarti rencana usaha bernilai
positif.
3. Metode Profitability Indeks diperoleh nilai :
51
a. Unit Usaha Perdagangan dengan nilai PI sebesar 7,4
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat dengan nilai PI sebesar 7,7
c. Unit Usaha Pariwisata dengan nilai PI sebesar 8,7
d. Unit Usaha Tambang Galian C dengan nilai PI sebesar 1,4
berdasarkan data tersebut, nilai PI > 1 yang berarti rencana usaha
dapat memberi keuntungan.
4. Metode Break Event Point diperoleh nilai :
a. Unit Usaha Perdagangan dengan nilai BEP = 8.750 Kg/tahun
sedangkan volume rencana penjualannya sebesar 6.000
Kg/bulan, atau sebesar 72.000 Kg/tahun.
b. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat dengan nilai BEP = 8 buah
lemari/tahun sedangkan rencana produksi dan penjualannya
sebanyak 6 buah lemari/bulan atau sebanyak 72 buah/tahun.
c. Unit Usaha Pariwisata dengan nilai BEP = 6.952 Tiket/Tahun
sedangkan volume rata-rata penjualannya sebesar 10.000
Tiket/tahun.
d. Unit Usaha Tambang Galian C dengan nilai BEP = 11.123
M3/Tahun sedangkan volume rencana produksi dan
penjualannya sebesar 48.000 M3/Tahun.
Selain itu, analisis Persentase peningkatan Pendapatan
menunjukkan bahwa rencana Usaha BUMDesa “Bangkit Dua Tiga”
desa Masaingi dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa sebesar :
1. Unit Usaha Perdagangan dengan peningkatan Pendapatan Asli Desa
sebesar 18% per tahun.
2. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat dengan peningkatan Pendapatan
Asli Desa sebesar 30% per tahun.
3. Unit Usaha Pariwisata dengan peningkatan Pendapatan Asli Desa
sebesar 14% per tahun.
4. Unit Usaha Tambang Galian C dengan peningkatan Pendapatan Asli
Desa sebesar 8% per tahun.

V. DATA BUMDESA /KALURAHAN

1. Nama BUM DESA BANGKIT DUA TIGA

2. Bidang Usaha Usaha Perdagangan, Usaha Kerajinan


52
Masyarakat, Usaha Pariwisata dan Usaha
Tambang galian C

3. Alamat BUM DESA Jl. Kayueyo Desa Masaingi

4. Nomor Telepon/Fax 0812214942878

5. Alamat E-mail bumdes.masaingi23@gmail.com

6. Nomor/Tahun Perdes 3 / 2023

VI. STRUKTUR ORGANISASI

SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA


BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) “BANGKIT DUA TIGA”
DESA MASAINGI, KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

a. Penasehat : Bing Slamet (Kepala Desa Masaingi)


b. Pengawas : 1. Badrun Djibruni
2. Fery Ari
3. Lahmudin L. Tindavera
c. Direktur : Ardiansyah
d. Sekretaris : Randi Rifain
e. Bendahara : Nur Afiat
f. Unit Usaha Perdagangan
Kepala Tata Usaha : Abd. Hamid
Koordinator Kegiatan Usaha : Delvia Magfira
g. Unit Usaha Kerajinan Masyarakat
Kepala Tata Usaha : Syamsir Alam
Koordinator Kegiatan Usaha : Fionita
h. Unit Usaha Pariwisata
Kepala Tata Usaha : Lutfin
Koordinator Kegiatan Usaha : Abd. Malik
i. Unit Usaha Tambang Galian C
Kepala Tata Usaha : Zarwah Mu’alifah
Koordinator Kegiatan Usaha : Suriansyah

53
MUSYAWARAH
DESA

PENASIHAT

PENGAWAS

DIREKTUR

SEKRETARIS BENDAHARA

UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA


UNIT USAHA
PERDAGANGAN KERAJINAN GALIAN C
PARAWISATA
MASYARAKAT

VII. PENUTUP

Sebuah harapan besar yang ingin dicapai melalui terbentuknya Badan


Usaha Milik Desa (BUMDesa) “BANGKIT DUA TIGA” Desa Masaingi,
Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, serta dengan adanya potensi desa
dan dukungan berupa material maupun non material, dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap pengurus BUMDesa dan masyarakat
dalam kegiatan perekonomian di Desa Masaingi
Hal tersebut dapat terealisasi sesuai dengan rencana, tentunya atas
motivasi dan bantuan baik dari instansi pemerintah terkait (pemerintahan
Desa) maupun pihak-pihak lain yang peduli melalui program-program yang
intensif dan berkelanjutan. Dimana program tersebut tidak hanya secara
efektif melibatkan pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) “BANGKIT
DUA TIGA” Desa Masaingi dalam pelaksanaannya, tetapi juga melibatkan
peran aktif komponen masyarakat lain yang mempunyai kesamaan misi,
demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Desa Masaingi.

Direktur
BUMDes “Bangkit Dua Tiga”

ARDIANSYAH
54
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN BUMDESA “BANGKIT DUA TIGA”
 Kegiatan Rapat-rapat BUMDes

55
 Usaha Perdagangan Masyrakat Desa Masaingi

56
57
58
59
 Kerajinan Masyarakat

60
 Obyek wisata Pantai Pangi

61
 Tambang Galian C

62

Anda mungkin juga menyukai