Anda di halaman 1dari 110

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Keberadaan desa dengan didukung dana desa, alokasi dana desa, serta

dana lain berupa Pendapatan Asli Desa (PAD) diharapkan akan mempercepat

pembangunan desa. Mengingat besar dana yang dikelola pemerintah desa,

dipandang perlu adanya standar pelaporan pemerintah desa yang bisa digunakan

pemerintah desa sebagai acuan untuk membuat laporan keuangan desa sebagai

bentuk akuntabilitas kepada stakeholder seperti pemerintah pusat, provinsi,

kabupaten/kota, stakeholder lain seperti masyarakat desa.1

Desa memiliki kewajiban menyusun laporan keuangan bagi

pertanggungjawaban realisasi anggaran untuk dana yang digunakan berpedoman

pada permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa

sehingga laporan keuangan yang dihasilkan menyediakan informasi lengkap,

cermat, akurat, tepat waktu sesuai dengan periode bersangkutan, akuntabel,

transparan, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta menyebabkan

akuntasi desa cepat diterima dan diakui.2

Sejalan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Desa, maka Pilot Project Jalin Matra PK2 juga dimaksudkan sebagai upaya untuk

memperkuat posisi desa dalam rangka mensejahterakan masyarakat desa,

memajukan perekonomian masyarakat desa, serta mengatasi kesenjangan

pembangunan. Oleh itu karena melalui Jalin Matra PK2 diharapkan akan

memperkuat keberadaan kelembagaan baru di pedesaan, yang disebut dengan

1
David wijaya, Akuntansi Desa, (Yogyakarta: Gava Media, 2018), hlm.1.
2
Ibid,hlm.1.

1
2

nama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dalam konteks ini, Jalin Matra

PK2 akan menempatkan BUMDes sebagai instrumen pemberdayaan masyarakat

pedesaan, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat.3

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjelaskan bahwa

yang dimaksud dengan pemerintahan desa adalah penyelanggaraan urusan

pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa ialah kepala desa atau

yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur

penyelanggara pemerintahan desa.4

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

maka diharapkan segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa dapat

diakomodir lebih baik. Pemberian kesempatan yang lebih besar bagi desa di

dalam mengurus tata kelola pemerintahannya sendiri dan pemerataan pelaksanaan

pembangunan diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup

masyarakat desa sehingga persoalan kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan

masalah sosial lainnya dapat diminimalisir.5

Jika desa belum memilik BUMDes, maka harus segera dilakuka

pembentukan BUMDes dengan mengacu pada Permendes PDTT Nomor 4 Tahun

2015 tentang pendirian, pengurusan dan pengeloaan, dan pembubaran Badan

Usaha Milik Desa. Untuk memenuhi Legalitas BUMDes maka Pemerintah Desa

3
Pedoman Umum Pilot Project, Jalin Matra Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan, (Surabaya:
2015).hlm.4.
4
David wijaya, Akuntansi Desa, (Yogyakarta: Gava Media, 2018), hlm.2.
5
Ibid, hlm.8.
3

dengan BPD membuat Peraturan Desa tentang BUMDes dan ditindaklanjut

dengan surat Keputusan Kepala Desa tentang Pngelolaan BUMDes.6

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung

yang berasal dari kekayaan Desa, yang dipisahkan guna mengelola jasa

pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat

Desa, yang dalam hal ini berfungsi sebagai pengelola program Jalin Matra PK2 di

Desa yang kepengurusannya ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala Desa.

Pembentukan BUMDes mengacu kepada peraturan menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015

Tentang Pedoman Tata Cara dan Mekanisme Pengambilan Keputusan

Musyawarah Desa dan Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.7

BUMDes Bunga Desa adalah Badan Usaha Milik Desa yang dikelola di

Desa Panaguan kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan. BUMDes Bunga

Desa Berdiri Sejak empat tahun yang lalu, yaitu tahun 2015. Karyawan di

BUMDes Bunga Desa sebanyak tiga orang salah satunya Pak Jamal Basah sebagai

ketua, Ibu Zaitun sebagai sekretaris, dan Ibu Rini Asih sebagai bendahara.

BUMDes Bunga Desa dibagi menjadi tujuh kelompok dimana yang tujuh

kelompok tersebut berjalan dengan baik dari tahun 2015 sampai dengan tahun

2017, namun pada tahun 2018 ada permasalahan dimana yang tiga kelompok

macet dikarenakan ada faktor ketidak jujuran dan keikutsertaan pada ketua

kelompok tersebut, sekarang yang berjalan hanya empat kelompok saja.


6
Petunjuk Teknis Operasional, Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan, (Surabaya , 2017),
hlm.8.
7
Jalin Matra, Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan, (Surabaya : 2015), hlm, 28.
4

Pemerintah Desa mendirikan BUMDes di Desa Panaguan Kecamatan Larangan

Kabupaten Pamekasan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat karena

perekonomian masyarakat di desa tersebut tergolong sangat rendah, jadi

pemerintah desa ingin meningkatkan perekonomian masyarakat melalui BUMDes

dan mengurangi jumlah pengangguran, dengan adanya BUMDes di Desa

Panaguan perekonomiannya semakin meningkat dan sejahtera.

Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui strategi pengelolaan

badan usaha milik desa dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, sehingga

diperoleh gambaran yang dapat memberikan informasi dalam strategi

pengengelolaan BUMDes bunga desa dalam persepektif ekonomi islam. Denga

judul Strategi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bunga Desa

di Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan dalam

Perspektif Ekonomi Islam.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan maka dapat

menetapkan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Apa saja Strategi Pengelolaan yang Digunakan BUMDes Bunga Desa di Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan?

2. Bagaimana Strategi Pengelolaan BUMDes Bunga Desa dalam Perspektif

Ekonomi islam?
5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan guna menjawab permsalahan yang muncul dalam

fokus penelitian yang dijabarkan di atas. Beberapa tujuan penelitian ini antara

lain:

1. Untuk mengetahui Apa saja Strategi Pengelolaan yang Digunakan BUMDes

Bunga Desa di Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan?

2. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi Pengelolaan BUMDes Bunga Desa

dalam Perspektif Ekonomi islam

D. Kegunaan penelitian

Penelitian ini dapat ditinjau dari dua segi yang saling berkaitan yaitu dari

segi teoritis dan praktis. Dengan adanya penelitian ini, penulis sangat berharap

akan dapat memberikan kegunaan:

1. Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap semoga dapat

mengembangkan pengetahuan tentang ekonomi islam dan menjadi bahan referensi

bagi penelitian selanjutnya yang tentu lebih mendalam, khususnya mengenai

strategi pengeloaan badan usaha milik desa (BUMDes) Desa Panaguan

Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan dalam Perspektif Ekonomi Islam.

2. Praktis

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap hasil dari penelitian baik

secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat berguna:


6

a. Bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan strategi

pengelolaan BUMDes agar ekonomi masyarakat meningkat dimasa yang akan

datang.

b. Bagi IAIN Madura

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai peningkatan

kemampuan profesional dan kebijaksanaan sehingga dapat menjadi acuan pada

penelitian berikutnya, sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu dan

pengayaan khazanah pendidikan terutama dalam hal penerapan yang ditinjau

menurut ekonomi islam, dan semoga dapat dijadikan sebagai input yang penting

tentang temuan ilmiah dan koleksi perpustakaan yang nantinya dapat disajikan

sebagai referensi.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan

pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam bidang strategi pengeloaan

badan usaha milik desa (BUMDes) Desa Panaguan Kecamatan Larangan

Kabupaten Pamekasan serta suatu keilmuan secara teoritis dari perguruan tinggi

yang kemudian diaplikasikan secara konkert dengan persoalan yang berkembang

di masyarakat.

E. Definisi Istilah

Untuk menghindari perbedaan penafsiran karena pemakaian istilah yang

kurang jelas dalam judul penelitian ini. Maka penulis perlu memberi batasan

definisi dari istilah yang ada, dari judul proposal “ Strategi Pengeloaan Badan
7

Usaha Milik Desa (BUMDes) Simpan Pinjam di Desa Panaguan Kecamatan

Larangan Kabupaten Pamekasan dalam Perspektif Ekonomi Islam” sebagai

berikut :

1. Strategi adalah cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir

(sasaran atau objective).8

2. Pengeloaan adalah proses pengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua

sumber daya baik manusia maupun teknikal, untuk mencapai berbagai tujuan

khusus yang ditetepkan dalam satu organisasi

3. BUMDes adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah badan usaha

yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui

penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa.9

4. Perspektif adalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar

sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi, pandangan, sudut

pandang.10

5. Ekonomi Islam adalah kumpulan prinsip-prinsip umum tentang ekonomi yang

kita ambil dari Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW dan pondasi

ekonomi yang kita bangun atas dasar pokok-pokok itu dengan

mempertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu.11

Berdasarkan penerapan definisi di atas, maka yang penulis maksud dengan

“Strategi Pengeloaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bunga Desa di Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan Dalam Meningkat

Ekonomi Masyarakat Perspektif Ekonomi Islam” adalah bagaimana pengelola

8
Abdul Rivai & Darsono Prawironegoro, Manajemen Strategis, (jakarta: Mitra Wacana Media,
2015), hlm. 9.
9
Jalin Matra, Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan, (Surabaya , 2015), hlm., 28.
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, hlm.530.
11
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta: Erlangga, 2012), hlm. 10.
8

BUMDes bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa Panaguan Kecamatan

Larangan Kabupaten Pamekasan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Strategi Pengelolaan BUMDes

1. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategos dengan kata jamak

strategi. Strategos berarti jendral tetapi dalam bahasa yunani kuno sering berarti

perwira Negara (state officer) dengan fungsi yang luas12Strategi adalah alat untuk

mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi

geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,

pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah

tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan

sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar.

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan

sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu

peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk

memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan

menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari

kuantitas maupun kualitas; misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan

kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan lain sebagainya.13

Pada awalnya kata “strategi” digunakan untuk kepentingan militer saja

tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi

12
Iwan Purwanto, Manajemen Strategi,( Bandung: Yrama Widya,2006), hlm.73.
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Kencana,2007), hlm.125.

9
10

bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi,

pemasaran, perdagangan, manajemen strategik, dan lain sebagainya. 14

Strategi merupakan rencana jangka pendek maupun jangka panjang

tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misinya. Strategi juga merupakan

pedoman untuk menentukan keputusan-keputusan dan hasilnya dimasa mendatang

sesuai dengan arah kemana perusahaan akan bergerak. Menurut Heizer dan

Render strategi adalah rencana tindakan organisasi untuk mencapai misinya.

Setiap wilayah fungsional mempuyai strategi untuk mencapai misinya dan

membantu organisasi mencapai misi keseluruhan15.

Hamel dan Prahalad Strategi merupakan tindakan yang bersifat senantiasa

meningkat/incremental dan terus menerus, serta dilakukan bedasarkan sudut

pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa datang. Jadi,

strategi sering kali dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa

yang terjadi.16

Griffin mendefinisikan strategisebagai rencana komprohensif untuk

mencapai tujuan oranisasi. Tidak hanya sekedar mencapai, akan tetapi strategi

juga dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi di

lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya. Bagi organisasi

bisnis, strategi dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis

perusahaan dibandingkan para pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan

konsumen.17
14
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen,(Jakarta Barat hak cipta 2010 PT Indeks),
hlm 61.
15
Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integratif, (Malang: UIN-Maliki
Press,2011), hlm.27.
16
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen,(Jakarta Barat hak cipta 2010 PT Indeks),
hlm 62.
17
Ernie Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:kencana 2005),
hlm 132.
11

2. Formulasi Strategi

Formulasi strategi terdiri dari tiga tahapan mudah, yang bisa Anda lakukan

untuk menentukan kemana dan bagaimana perusahaan akan melangkah:

a. Melakukan analisa situasi, menilai perusahaan sendiri dan kompetitor. Baik

secara internal atau eksternal, baik secara mikro dan makro

b. Bersamaan dengan analisa tersebut, Anda bisa menentukan tujuan strategi.

Tujuan strategi ini harus diberi jadwal waktu. Termasuk di sini adalah

membuat visi (apa yang akan dicapai dimasa depan dalam jangka panjang),

misi (peran yang ingin di ambil oleh perusahaan di masyarakat, dan target

finansial dan strategi korporat, serta strategi unit bisnis didalam perusahaan.

c. Tujuan-tujuan yang ditentukan berdasarkan analisa situasi ini mengilhami

munculnya rencana strategi. Yaitu rencana yang menjelaskan detail

bagaimana mencapai tujuan-tujuan tersebut.18

Agar bisa berjalan dengan sukses, perusahaan harus konsisten dalam

menjalankan strateginya. Setiap karyawan harus punya komitmen yang kuat

menjalankan strategi ini, terutama orang-orang yang terlibat di manajemen. Jadi,

orang-orang yang bergerak di level taktis atau strategis harus konsisten dengan

garis-garis besar strategi yang telah disepakati.

3. Evaluasi Strategi

Di strategi komporat, ada beberapa hal yang harus dipertanyakan untuk

mengevaluasi strategi, paling tidak ada tigal hal berikut:

18
Ali Akbar dan Eko Priyo Utomo, The Entrepreneur Way: Jurus Kilat Menjadi Usahawan Sukses
Mandiri, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2010), hlm105.
12

a. Kecocokan (apakah strategi tersebut cocok)

Kecocokan strategi berkaitan dengan alasan kenapa strategi tersebut

dibutuhkan. Poin utamanya adalah apakah strategi akan mengatasi apa yang

memang dibutuhkan/cocok dengan organisasi.

b. Fisibilitas (apakah strategi ini bisa dijalankan)

Fisibilitas berkaitan dengan sumber daya yang diperlukan untuk

mengimplementasikan strategi agar strategi berjalan efektif dan efisien.

c. Akseptabilitas (apakah bia diterima)

Akseptabilitas berkaitan dengan harapan dari para stake holder/pemangku

kepentingan (seperti pemegang saham, karyawan dan pelanggan) tentang

strategi.

4. Komponen Strategi

Secara umum, sebuah strategi memiliki komponen-komponen strategi

yang senantiasa dipertimbangkan dalam menentukan strategiyang akan

dilaksanakan ketika komponen tersebut adalah kompetensi yang berbeda

(distinctive comperence), ruang lingkup (scope), dan distribusi sumber daya

(resource deployment)

a. Kompetensi yang Berbeda

Kompetensi yang berbeda adalah sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan di

mana perusahaan melakukannya dengan baik dibandingkan dengan perusahaan


13

lainnya. Dalam pengertian lain, kompetensi yang berbeda bermakna kelebihan

perusahaan dibandingkan perusahaan lainnya.

b. Ruang Lingkup

Ruang lingkup adalah lingkungan di mana organisasi atau perusahaan

tersebut beraktivitas.

c. Distribusi Sumber Daya

Distribusi sumber daya adalah bagaimana sebuah perusahaan

memanfaatkan dan mendistribusikan sumber daya yang dimilikinya dalam

menerapkan strategi perusahaan.19

6. Macam-Macam Strategi

Dengan merujuk pada pandangan Schendel dan Charles Hofer,

Higgins menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya

disebut Master Strategy yaitu: enterprise strategy, corporate strategy,

business strategy dan functional strategy Berikut penjelasannya :

1) Enterprise Strategy

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi

mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok

yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam

masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai

kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok

sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi antara

19
Ernie Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:kencana 2005),
hlm 133.
14

organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan

sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan

bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi

pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

2) Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering

disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu

organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan

bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata untuk

dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi

pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang

utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini,

lembaga itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal

itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban

terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru

dijawab bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah

terjun kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa

menjadi buruk, baik terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun

terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga

penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik dan perencanaan

stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi.

3) Business Strategy
15

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran

di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para

penguasa, para pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu

dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik

yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat

yang lebih baik.

4) Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang

suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:

1) Strategi Fungsional Ekonomi

Mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup

sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan

dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.

2) Strategi Fungsional Manajemen

Mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing,

implementating, controlling, staffing, leading, motivating,

communicating,decision making, representing, dan integrating.

3) Strategi Isu Stratejik

fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi

lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui

atau yang selalu berubah.Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan

yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi
16

bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian

administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal

“kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi20

7. Pengertian Pengelolaan

Pengeloaan merupakan terjemahan dari management. Manajemen berasal

dari kata to manage yang berarti mengatur (mengelola) dan mengurus.

Manajemen sendiri merupakan suata proses untuk mencapai sebuah tujuan yang

ingin dicapai. Manajemen (pengelolaan) adalah perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan. Kegiatan-kegiatan satu sama lainnya tidak dapat

dipisahkan atau dengan kata lain saling terkait (terpadu) sehingga akan

membentuk suata kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Manajemen adalah

bidang yang sangat penting untuk dipelajari dan di kembangkan karena:

a. Tidak ada perusahaan atau organisasi yang berhasil baik tanpa menerapkan

manajemen secara baik;

b. Manajemen menetapkan tujuan dan memanfaatkan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien.

c. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan atau hasil secara teratur;

d. Manajemen diperlukan untuk kemajuan dan perubahan;

e. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan21

Dijelaskan kamus Bahasa indonesia lengkap (KBBI)

bahwapengelolaan adalah proses atau cara perbuatan mengelola atau

proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang

20
https://pakdosen.co.id/strategi-adalah/, diakses pada tgl 4 April 2020, Jam 09.30 WIB.
21
Sri Wiludjeng SP, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2007), hlm.2.
17

lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan

organisasi atau prosesyang memberikan pengawasanpada semua hal yang

terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapai tujuan.22

Manajemen secara etimologi bisa dipahami sebagai “melakukan,

menangani sesuatu, atau mengelola sesuatu” jadi, tekanan dari makna manajemen

adalah keterampilan dala mengelola sumber daya organisai untuk mewujudkan

suasana yang kondusif. Pengelolaan merupakan proses cara melakukan kegiatan

tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain atau proses yang membantu

merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi.23

Marry Parker Follet mendefinisikan pengelolaan adalah seni atau

proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pecapaian tujuan.

Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat tiga faktor yang

terlibat :

a. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia

maupun faktor-faktor produksi lainya.

b. proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan.

c. Adanya seni dalam penyelesaian pekerjaan.24

M. Manulang dalam bukunya dasar-dasar manajemen istilah

pengelolaan (manajemen) mengandung tiga pengetian, yaitu : pertama,

manajemen sebagai suatu proses, kedua, manajemen sebagai kolektifitas

22
http://digilib.uinsby.ac.id/pdf, diakses pada tgl 10 Februari 2020, jam 12:20 WIB
23
Nurhayati.Manajemen proyek,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.3.
24
http://digilib.uinsby.ac.id/pdf, diakses pada tgl 10 Februari 2020, jam 12:20 WIB
18

orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen dan yang ketiga,

manajemen sebagai suatu seni (suatu art) dan sebagi suatu ilmu.25

Menurut pengertian yang pertama yakni manajemen sebagai suatu

proses, Dalam buku encyclopedia of the social sciences dikatakan bahwa

manajemen adalah suatu proses dengan proses mana pelaksanaan suatu

tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Sedangkan menurut

pengertian yang kedua, manjemen adalah kolektivitas orang-orang yang

melakukan aktivitas manajemen. Dan menurut pengertian yang ketiga,

manajemen adalah suatu seni atau ilmu adalah seni dan ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari pada

sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebi

dahulu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan (manajemen) adalah

suatu cara atau proses yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,

pengawasan dan evaluasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah

ditentukan agar berjalan efektif dan efisien.26

Pengelolaan yaitu proses yang memberikan pegawasan pada semua hal

yang terlibat dipelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Manajemen

(pengeloaan) merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagian

bagian dari organisasi dilibatkan untuk merencanakan, mengorganisasikan,

menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas, yang kesemuanya diarahkan

pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring dengan

berjalannya waktu.27
25
Ibid, diakses pada tgl 10 Februari 2020, jam 12:20 WIB
26
http://digilib.uinsby.ac.id/.pdf, diakses pada tgl 10 Februari 2020, jam 12:20 WIB
27
Ibid.hlm.3.
19

7. Fungsi Pengelolaan

Banyak sekali fungsi manajemen, tetapi dapat ditarik kesimpulan dari

pendapat para ahli ada empat fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengendalian. Adapun penjelasan dari fungsi-fungsi sebagai

berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk kebutuhan serta

sasaran yang ingin dicapai dan mengambil langkah-langkah strategis guna

mencapai tujuan tersebut. Melalui perencanaan seorang manajer akan dapat

mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana cara untuk

melakukannya.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan proses pemberian pemerintah, pengalokasian

sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terorganisasi kepada setiap individu

dan kelompok untuk mencapai rencana.

c. Pengarahan (Actuating)

Karyawan supaya dapat bekerja keras dan giat serta membimbing mereka

dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

Melalui pengarahan, seorang manajer menciptakan komitmen, mendorong usaha-

usaha yang mendukung tercapainya tujuan.


20

d. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian dimaksud untuk melihat apakah kegiatan organisasi sudah

sesuai dengan rencana sebelumnya.28

B. Kajian Tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

1. Pengertian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

BUMDes adalah badan usaha yang selurh atau sebagian besar modal nya

dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan

Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya

untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa, yang dalam hal ini

berfungsi sebagai pengelola Program Jalin Matra PK2 di desa yang

kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Desa.

Pembentukan BUMDes mengacu kepada Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesi Nomor 2

Tahun 2015 tentang pedoman Tata Cara dan Mekanisme Pengambilan Keputusan

Musyawarah Desa dan Nomor 4 Tahun 2015 tentang pendirian, pengurusan, dan

pengeloaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.29

2. Pembentukan/Penguatan BUMDes

Pembentukan/penguatan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dimaksud

upaya menampung seluruh kegiatan dibidang ekonomi dan/atau pelayanan umum

yang dikelola oleh Desa dan/atau kerja sama antar Desa untuk memberikan

landasan bagi pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan.


28
Amirullah & Haris Bdiyono, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Graha Ilmu, 2004), hlm.12.
29
Jalin Matra, Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan, (Surabaya , 2015), hlm., 28.
21

Sebagaimana disebutkan pada pasal 3 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI Nomor 4 Tahun 2015, bahwa

pembentukan BUMDes bertujuan untuk:

a. Meningkatkan perekonomian Desa;

b. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk Kesejahteraan Desa;

c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengeloaan potensi ekonomi Desa;

d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak

ketiga

e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan

umum warga;

f. Membuka lapangan kerja;

g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum,

pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa;

h. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa;

Penguatan BUMDes dimaksud sebagai upaya untuk memberi motivasi,

bimbingan, dan pengembangan keberlanjutan BUMDes melalui:

a. Peningkatan kapasitas kelembagaan BUMDes;

b. Peningkatan kinerja sumber daya manusia pengelola BUMDes dan unit-unit

usahanya;

c. Peningkatan kinerja keuangan dan pengembangan sistem keterjaminan sosial

melalui BUMDes; dan

d. Pengembangan permodalan, peningkatan kualitas produk dan akses

pemasaran.30

30
Jalin Matra, Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan, (Surabaya , 2015), hlm., 9.
22

3. Tahapan Persiapan Pembentukan BUMDes:

a. Membentuk Pokja Pembentukan BUMDes

b. Menyampaikan hasil identifikasi dan analisa potensi Ekonomi Desa, Lembaga

Ekonomi Desa.

Menyelenggarakan musyawarah Desa untuk pembentukan BUMDes,

Pokok bahasan yang dibicarakan dalam musyawarah desa tersebut meliputi:

a. Penyampaian hasil identifikasi ekonomi desa/lembaga ekonomi desa;

b. Pendirian BUMDes sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial budaya

masyarakat;

c. Organisasi pengelola;

d. Modal usaha BUMDes;

e. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes;

f. Pemilihan pengurus BUMDes;

Hasil kesepakatan musyawarah Desa tersebut menjadi pedoman Pemerintah

Desa dan Badan Permusyawatan Desa untuk menetapkan Peraturan Desa

tentang pendirian BUMDes.

g. Penyusunan Legal Drafting Perdes tentang pembukaan BUMDes;

h. Penetapan Perdes tentang Pembentukan BUMDes oleh Kepala Desa bersama

BPD;

i. Pembentukan BUMDes difasilitasi oleh Pendamping Kabupaten.

Untuk memenuhi legalitas BUMDes maka Pemerintah Desa bersama

dengan BPD membuat Peraturan Desa tentang BUMDes dam ditindak lanjut
23

dengan surat Keputusan Kepala Desa tentang Pengelolaan BUMDes. Melakukan

Pembahasan AD/RT sebagai payung hukum pelaksanaan BUMDes.31

C. Kajian Tentang Ekonomi Islam

Ekonomi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu economy.

Sementra kata economy itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, oikonomike yang

berarti pengelolaan rumah tangga. Adapun yang dimaksud dengan ekonomi

sebagai pengelolaan rumah tangga adalah suatu usaha dalam pembuatan

keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumber

daya rumah tangga yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan

mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing.32

Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari individu-individu dan

organisasi yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.

Tujuan ilmu ekonomi ini adalah untuk meramalkan berbagai peristiwa ekonomi

dan untuk membuat berbagai masalah seperti pengangguran, inflasi, atau

pemborosan dalam perekonomian.33

Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalaan yang

berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan atau pribadi, atau kelompok,

keluarga, suku bangsa, organisasi, negara dalam memenuhi kebutuhan yang tidak

terbatas yang dihadapkan pada sumber daya pemuas yang terbatas.

Peristilah ekonomi secara etimologi dari bahasa Yunani “oikonomia” yang

terdiri dari suku kata “oikos” berarti rumah tangga dan nomos “nomos” berarti

aturan. Istilah “oikonomia” pertama kali digunakan oleh Xenophon sekitar 400

31
Jalin Matra, Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan, (Surabaya , 2017), hlm., 8.
32
Damsar & Indrayani, pengangtar sosiologi ekonomi, (Jakarta : kencana 2009), hlm.9.
33
Dominick Salvat ore & EugeneDiulio, Prinsip-Prinsip Ekonomi,(Jakarta: Erlangga, 2004),
hlm.1.
24

SM. Kata “oikonomia” mengandung arti aturan yang berlaku untuk memenuhi

kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Dalam perkembangannya istilah ini

mengandung arti upaya yang dilakukan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan

rumah tangganya.

Dalam bahasa Arab ekonomi sepadan dengan kata “Iqtishad” yang artinya

umat yang pertengahan, atau bisa diartikan menggunakan rezeki atau sumber daya

yang ada disekitar kita. Pengetahuan ekonomi merupakan usaha untuk

mendapatkan dan mengatur harta baik material maupun nonmaterial untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia baik secara individu maupun kolektif yang

menyangkut perolehan, perindustribusian ataupun penggunanya. Kebutuhan hidup

manusia merupakan keinginannya terhadap benda atau jasa yang dapat

memberikan kepuasan kepada manusia itu sendiri baik kepuasan jasmani maupun

rohani.34

Studi ekonomi merupakan kajian tentang ekonomi. Apa yang

dimaksudkan dengan ekonomi? Ekonomi, seperti yang dijelaskan sebelumnya,

sebagai suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang

berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat (rumah tangga dan

pembisnis/perusahaan) yang terbatas di antara berbagai anggotanya, dengan

mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing. Jadi,

kegiatan ekonomi merupakan gejala bagaimana cara orang atau masyarakat

memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Cara yang

dimaksud disini berkaitan dengan semua aktivitas orang dan masyarakat yang

34
Ismail Nawawi Uha, Isu-Isu Ekonomi Islam, (Jakarta,CV.Dwiputra Pustaka Jaya,2013),hlm.46.
25

berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang-barang

atau jasa-jasa langka.35

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem

tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah

pada kehidupan kolektif. Harus diingat, kehidupan kolektif tidak serta merta

bermakna sekelompok orang harus hidup berdampingan di satu daerah tertentu,

memanfaatkan iklim yang sama, dan mengkomsumsi makanan yang sama.

Pepohonan di sebuah kebun hidup saling berdampingan, menggunakan iklim yang

sama, dan mengkomsunsi makanan yang sama. Demikian juga, kawanan rusa

yang makan rumput bersama dan bergerak bersama-sama. Namun, baik

pepohonan maupun kawanan rusa itu tidak hidup kolektif ataupun membangun

sebuah masyarakat.36

Kehidupan manusia adalah kehidupan kolektif, kehidupan

manusia berwatak sosial. Kebutuhan, prestasi, kesenangan, serta kegiatan

manusia seluruhnya berwatak sosial, lantaran semuanya itu berjalin-jalin

dengan adat, kebiasaan dan sistem kerja, pembagian keuntungan, serta

pembagian pemenuhan kebutuhan tertentu. Yang menjadikan

sekelompok orang tertentu bersatu adalah adanya pola pikir dan

kebiasaan tertentu yang dominan. Dengan kata lain, masyarakat adalah

sekumpulan manusia yang karena tuntutan kebutuhan dan pengaruh

keyakinan, pikiran, serta ambisi tertentu dipersatukan dalam

kehidupankolektif.37

35
Damsar&Indrayani, pengangtar sosiologi ekonomi, (Jakarta : kencana 2009), hlm.35.
36
Sulfan&Akilah Mahmud Konsep Masyarakat Menurut Murtdha Muthahhari,(Makasar: Fakultas
Pascasarjana & Aqidah & Filsafat islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin
Makkasar, Jurnal Aqidah –Ta Vol. IV No. 2 Thn 2018, hlm 273.
37
Ibid, hlm 273.
26

Kebutuhan sosial bersama dan hubungan khusus dalam kehidupan manusia

yang mempersatukannya ibarat para penumpang yang tengah melakukan

perjalanan dalam satu mobil, satu pesawat, atau satu kapal menuju tujuan tertentu.

Di tengah perjalanan, jikalau ada bahaya, mereka menghadapinya bersama-sama

dan nasibnya sama. Ketika menjelaskan hikmah di balik amar makruf dan nahi

mungkar, Nabi Suci Saw, mengunakan perumpamaan yang bagus. Beliau

bersabda, “Sekelompok orang naik sebuah kapal. Kapal berlayar mengarungi

lautan. Setiap penumpang duduk di tempatnya masing-masing. Salah seorang

penumpang yang beralasan bahwa tempat duduknya adalah khusus miliknya,

segera melubangi tempat duduknya. Sekiranya penumpang yang lain buru-buru

menghalangi perbuatannya, mereka tidak saja akan menyelamatkan diri mereka,

tetapi juga menyelamatkannya”.38

Pusat perhatian dan kajian para ekonomi adalah pertukaran ekonomi,

pasar, dan ekonomi. Sedangkat masyarakat dianggap sebagai “sesuata yang

diluar”, dia dipandang sebagai sesuatu yang telah ada (given). Sebaliknya,

sosiologi memandang ekonomi sebagai bagian integral dari masyarakat.

Ekonomi lebih cenderung melakukan prediksi dan eksplanasi, dan sangat

sedikit membuat deskripsi. Artinya, dalam analisis ekonomi lebih cenderung

melakukan ramalan tentang masa depan dengan membentang kemungkinan

kecenderungan yang akan terjadi serta menjelaskan hubungan atau pengaruh antar

variabel. Sedangkan sosiologi lebih cenderung kepada deskripsi dan eksplanasi,

dan sangat jarang melakukan prediksi. Dengan kata lain, dalam analisis sosiologi

38
Ibid, hlm 273.
27

lebih menekankan pada kedalaman suatu fenomena secara kualitas, apa yang ada

dibalik kenyataan, dan melihat tembus terhadap realitas yang ada.39

1. Pengertian Ekonomi Islam

Kata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos dan nomos. Kata oikos

berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan kata nomos memiliki kata

mengatur. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah

tangga atau manajemen rumah tangga. Adapun dalam pandangan islam ekonomi

atau iqtishad berasal dari kata”qosdun” yang berarti keseimbangan (equilibrium)

dan keadilan (equally balanced).40 Kemudian pengertian tentang ekonomi islam

menurut beberapa pemikir ekonomi sebagai berikut:

a. Muhammad Abdul Mannan dalam “Islamic Economics Theory and

Practice”

Ekonomi islam adalah ilmu pengetuan sosial yang mempelajari masalah-

masalah ekonomi masyrakat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.

b. Muhammad Nejatullah al-Siddiqi dalam “Muslim Economic Thinking:

A Survey of Contemporery Literatur”

Ilmu ekonomi islam adalah respons pemikir Muslim terhadap tantangan

ekonomi pada masa tertentu. Dalam usaha keras ini mereka dibantu oleh Al-

Quran dan Sunnah,akal (ijtihad), dan pengalaman.

39
Damsar & Indrayani, pengangtar sosiologi ekonomi, (Jakarta : kencana 2009), hlm.46.
40
Ika Yunia Fauzia & Abdul Kadir Riyadi,Prinsip dasae ekonomi islam, (Jakarta:Prenadamedia,
2014), hlm.2.
28

c. M. Umer Chapra dalam “The Future of Economic: An Islamic

Perspectif”

Ekonomi islam adalahh suatu pengetahuan yang membantu upaya realisasi

kebahagian manusia melalui lokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang

berada dalam dikoridor yang mengacu pada pengajaran islam tanpa mengekang

kebebasan individu untuk menciptakan keseimbangan makro ekonomi yang

berkesinambungan dan ekologi yang berkesinambungan.

d. M.Akram Khan dalam “Islamic Economics: “Nature anda Need”

Ekonomi islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan

hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas

dasar kerja sama dan partisipasi

e. Khurshid Ahmad dalam “Studies in Islamic Economics (Perspective of

Islam)”

Ilmu Ekonomi islam adalah suatu usaha sistematis untuk memahami

masalah-masalah ekonomi dan tingkah laku manusia secara relasional dalam

perspektif islam. 41

2. Karateristik Ekonomi Islam

Terdapat beberapa karakteristik yang merupakan kelebihan dalam sistem

ekonomi islam menurut Abdullah At-Tariqi antara lain:

a. Bersumber dari Illahiyah


41
Ibid, hlm. 6.
29

Sumber awal ekonomi islam yang merupakan bagian dari muamalah,

berbeda dengan sumber sistem ekonomi lainnya karena merupakan peraturan dari

Allah. Ekonomi Islam dihasilkan dari agama Allah dan mengikat semua manusia

tanpa terkecuali. Sistem ini meliputi semua aspek universal dan partikular dari

kehidupan dalam satu bentuk. Dalam posisi ini sebgaai pondasi, sistem ekonomi

islam tidak berubah, sedangakan yang berubah adalah cabang dan bagian

partikularnya, namun bukan dalam sisi pokoknya dan sifat universalnya.

b. Ekonomi Pertengahan dan Berimbang

Ekonomi islam memadukan kepentingan pribadi dan kemaslahatan

masyarakat dalam bentuk yang berimbang. Ekonomi islam berposisi diantara

aliran individu (kapitalis) yang melihat bahwa hak kepemilikan individu bersifat

absolut dan tidak boleh di intervensi oleh siapapun, dan aliran sosialis (komonis)

yang menyatakan ketiadaan hak individu yang mengubahnya kedalam

kepemilikan bersama dengan menempatkannya di bawah dominasi negara.

c. Ekonomi Berkecukupan dan Berkeadilan

Ekonomi islam memiliki kelebihan dengan menjadikan manusia sebagai

fokus perhatian. Manusia diposisikan sebagai pengganti Allah di bumi untuk

memakmurkannya dan tidak hanya untuk mengeksplorasi kekayaan dan

memanfaatkannya saja. Ekonomi ini ditujukan untuk memenuhi dan mencukupi

kebutuhan manusia. Hal ini berbeda dengan ekonomi kapitalis dan sosialis di

mana fokus perhatiannya adalah kekayaan.

d. Ekonomi Pertumbuhan dan Keberkahan


30

Ekonomi islam memiliki kelebihan dari sistem yang lain, yaitu beroperasi

atas dasar pertumbuhan dan investasi harta secara legal, agar tidak berhenti dari

rotasinya dalam kehidupan sebagai bagian dari meditasi jaminan kebutuhan pokok

bagi manusia. Islam memandang harta dapat dikembangkan hanya dengan

bekerja. Hal itu hanya dapat terwujud dalam usaha keras untuk menumbuhkan

kemitraan dan memperluas unsur-unsur produksi demi terciptanya pertumbuhan

ekonomi dan keberkahan secara kebersamaan. 42

3. Tujuan Ekonomi Islam

Tujuan ekonomi islam adalah maslahah (kemaslahatan) bagi umat manusia

yaitu dengan mengusahakan segala aktivitas demi tercapainya hal-hal berakibat

pada adanya kemaslahatan bagi manusia atau dengan mengusahakan aktivitas

yang secara langsung yang dapat merealisasikan kemaslahatan itu seendri.

Aktivitas lainnya demi mecapai kemaslahatan adalah demi menghindarkan diri

dari segala hal yang membawa musadah (kerusakan) bagi manusia.

4. Nilai-nilai Dasar dalam Ekonomi

a. Keadilan, dengan menjungjung tinggi nilai kebenaran, kejujuran, keberanian,

dan konsistensi padakebenaran.

b. Pertanggungjawaban, untuk memakmurkan bumi dan alam semesta sebagai

tugas seorang khalifah. Setiap pelaku ekonomi memiliki tanggung jawab untuk

berprilaku ekonomi yang benar, amanah dalammewujudkan kemaslahatan.

Juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat

secara umum bukan kesejahteraan pribadi atau kelompok tertentu saja.

c. Takaful ( Jaminan Sosial ), adanya jaminan sosial di masyarakat akan dorongan


42
Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 10.
31

terciptanya hubungan yang baik di antara individu dan masyarakat, karena

Islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal, namun juga

menempatkanhubungan horizontal ini secaraseimbang.43

D. Kajian Tentang Strategi Pengelolaan BUMDes dalam Perspektif Ekonomi

Islam

1. Strategi dalam Islam

Proses menyusun strategi pada masa Rasulullah juga sering kali digunakan

untuk berdakwah dan memperluas kekuasaan atau bahkan berperang. Salah satu

konsep strategi perang yang diketahui adalah kisah Khalid bin Walid

Radhiyallahu ‘anhu yang pada saat itu sangat sadar, tidaklah mungkin menandingi

pasukan sebesar pasukan Romawi tanpa siasat yang jitu. Ia lalu mengatur strategi,

ditebarkan rasa takut ke diri musuh dengan selalu mengganti formasi pasukan

setiap hari. Pasukan di barisan depan ditukar dibelakang, dan yang dibelakang

berada didepan.

Pasukan sayap kanan berganti posisi ke kiri begitupun sebaliknya.

Tujuannya adalah agar pasukan romawi mengira pasukan muslimin mendapat

bantuan tambahan pasukan baru. Selain itu, khalid bin Walid mengulur-ulur

waktu peperangan sampai sore hari karena menurut aturan peperangan pada waktu

itu, peperangan tidak boleh dilakukan pada malam hari. Khalid memerintahkan

beberapa kelompok prajurit kaum muslimin pada pagi harinya agar berjalan dari

arah kejauhan menuju medan perang dengan menarik pelepah-pelepah pohon

43
Qomaruddi,” Analisis Pemberian Kompensasi Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Menurut
Perspektif Ekonomi Islam,(Lampung:Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islan Negeri
Raden Intan lampung,2018), hlm.53.
32

sehingga dari kejauhan terlihat seperti pasukan bantuan yang datang dengan

membuat debu-debu berterbangan.

Pasukan musuh yang menyaksikan peristiwa tersebut mengira bahwa

pasukan muslim benar-benar mendapatkan bala bantuan. Mereka berpikir, bahwa

kemarin dengan 3000 orang pasukan saja merasa kewalahan, apalagi jika datang

pasukan bantuan. Karena itu, pasukan musuh merasa takut dan akhirnya

mengundurkan diri dari medan pertempuran.Pasukan Islam lalu kembali ke

Madinah, mereka tidak mengejar pasukan Romawi yang lari, karena dengan

mundurnya pasukan Romawi berarti Islam sudah menang.

Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung Islam

telah mengajarkan umatnya untuk merangkai dan menjalankan sebuah strategi

agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Begitu pula strategi dalam sebuah organisasi pada dasarnya dimaksudkan

sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan organisasi

melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu planning, organizing, actuating, dan

controlling dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itulah, aplikasi

manajemen organisasi hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM organisasi

yang bersangkutan.

Berkenaan dengan hal itu, Islam telah menggariskan bahwa hakikat amal

perbuatan haruslah berorientasi bagi pencapaian ridha Allah SWT. Hal ini seperti

yang dikatakan Allah dalam Qur’an surat Al Mulk ayat 2 sampai 3 yang

mensyaratkan dipenuhinya dua syarat sekaligus, yaitu niat yang ikhlas dan cara

yang harus sesuai dengan hukum syariat Islam. Bila perbuatan manusia memenuhi
33

dua syarat itu sekaligus, maka amal itu tergolong ahsan (ahsanul amal), yakni

amal terbaik di sisi Allah SWT.

Dengan demikian, keberadaan manajemen organisasi dipandang pula

sebagai suatu sarana untuk memudahkan implementasi Islam dalam kegiatan

organisasi tersebut. Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya

Islam sebagai kaidah berpikir dan kaidah amal dalam seluruh kegiatan organisasi.

Nilai-nilai Islam inilah sesungguhnya nilai utama organisasi yang menjadi payung

strategis hingga taktis seluruh aktivitas organisasi. Sebagai kaidah berpikir, aqidah

dan syariah difungsikan sebagai asas atau landasan pola pikir dalam beraktivitas.

Sedangkan sebagai kaidah amal, syariah difungsikan sebagai tolok ukur kegiatan.

Tolok ukur syariah digunakan untuk membedakan aktivitas yang halal atau

haram. Hanya kegiatan yang halal saja yang dilakukan oleh seorang muslim,

sementara yang haram akan ditinggalkan semata mata untuk menggapai keridhoan

Allah SWT.

Sebagai sebuah proses Islami, maka manajemen strategis bagi suatu

organisasi akan dikendalikan oleh nilai-nilai transendental (aturan halal-haram),

dari cara pengambilan keputusannya hingga pelaksanaannya sama sekali berbeda

dengan aplikasi manajemen strategis konvensional yang non Islami.

Berbeda bengan landasan sekularisme yang bersendikan pada nilai-nilai

material, aplikasi manajemen strategis non Islami tidak memperhatikan aturan

halal-haram dalam setiap perencanaan, pelaksanaan dan segala usaha yang

dilakukan dalam meraih tujuan-tujuan organisasi.44

44
https://dianprase.blogspot.com, diakses pada tgl 1 April 2020, jam 21.30 WIB
34

Dalam menyusun strategi jika dilihat dari perspektif Islam menekankan

pada wilayah halal dan haram. Hal tersebut dapat dilihat pada prinsip-prinsip

Islam mengenai halal dan haram, prinsip-prinsip tersebut diantaranya yaitu:

a. Segala sesuatu pada dasarnya boleh.

b. Untuk mebuat absah dan untuk melarang adalah hak Allah semata.

c. Melarang yang halal dan membolehkan yang haram sama dengan shirik.

d. Larangan atas segala sesuatu didasarkan atas sifat najis dan melukai.

e. Apa yang halal adalah yang diperbolehkan, dan yang haram adalah yang

dilarang.

f. Apa yang mendorong pada yang haram adalah juga haram.

g. Menganggap yang haram sebagai halal adalah dilarang.

h. Niat yang baik tidak membuat yang haram bisa diterima.

i. Hal-hal yang meragukan sebaiknya dihindari.

j. Yang haram terlarang bagi siapapun.

k. Keharusan menentukan adanya pengecualian.

Al-Qur’an menegaskan, bahwa umat Islam harus senantiasa bersiap siaga

dan menyusun taktik tertentu-pada waktu itu dalam kondisi perang- supaya maju

secara berkelompok atau secara bersama-sama. Dalam Surat An-Nisa’ yang

berbunyi: 45

ٍ ‫ِين آ َم ُنوا ُخ ُذوا ح ِْذ َر ُك ْم َفا ْنفِرُوا ُث َبا‬


َ‫ت َأ ِو ا ْنفِرُوا َجمِيعً ا‬ َ ‫ا َأ ُّي َها الَّذ‬

Artinya:“ Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah
(ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok atau majulah bersama-
sama” (QS.An-Nisa’:71)

45
Ibid,hlm.257.
35

2. Pengelolaan dalam Islam

Allah SWT mewajibkan manusia untuk berusaha mencari dan mengelola

karuniaNya yang terdapat diatas bumi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia

itu sendiri, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-jumu’ah ayat 10 yang

berbunyi: 46

ِ ْ‫صاَل ةُ َفا ْن َتشِ رُوا فِي اَأْلر‬


َ ‫ هَّللا‬$‫ مِنْ َفضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا‬$‫ض َوا ْب َت ُغوا‬ ِ ‫َفِإ َذا قُضِ َي‬
َّ ‫ت ال‬

َ ‫َك ِثيرً ا لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح‬


‫ُون‬

Artinya:“Apabila telah ditunaikan sholat, maka ditebarkanlah kamu dimuka


bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung” (QS.Al-Jumu’ah:10)

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT sangat mencintai umatnya

yang berusaha dan membenci umatnya yang malas bekerja untuk mencari rizki

dengan dalih karena sibuk beribadah atau bertawakkal kepada Allah.

Terdapat empat prinsip pengelolaan badan usaha dalam persepektif

ekonomi Islam, syirkah (kerjasama), partisispatif (keikutsertaan),

transparasi (menyampaikan informasi dengan shoddiq) , dan akuntabilitas.

a. Kerja sama (Syirkah)

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri

tanpa membutuhkan manusia lainnya sehingga antarmanusia tersebut

saling melakukan kerjasama dalam mejalankan semua kegiatannya.

Kerjasama tersebut dapat dilakukan dalam segala bidang, seperti dalam

bidang ekonomi ataupun kegiatan ekonomi lainnya.

46
Muh. Yunus, Islam & Kewirausahaan Inovatif, (UIN Malang: 2008). hlm,167
36

Tujuan utama ekonomi Islam adalah mewujudkan kesejahteraan

secara bersama-sama bukan hanya untuk perorangan saja. Karena itu,

dalammembangun sebuah usaha Islam juga memperhatikan tujuan utama

ekonomi Islam tersebut. Dalam Islam tidak diperkenankan orang yang

mempunyai usaha kemudian melibatkan orang lain dalam usahanya hanya

untuk mencari keuntungan pada dirinya sendiri dan tidak memperdulikan

orang lain yang terlibat dalam usahanya. Apabila dia mempekerjakan

orang lain, maka dia harus memberikan upah yang sesuai dengan hasil

kerja yang dilakukan orang tersebut atau sesuai dengan kesepakatan yang

telah disepakati berdua. Begitu juga apabila mereka melakukan proses

kerjasama dengan pihak lain dalam pengembangan usahanya. Proses

kerjasama dalam Islam tersebut dikenal dengan istilah syirkah.

Syirkah didefinisikan sebagai kerjasama antara dua orang atau lebih

dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha

tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.

Dalam bisnis syariah, kerjasama (syirkah) adalah kerjasama dua orang

atau lebih yang sepakat menggabungkan dua atau lebih kekuatan (aset

modal, keahlian dan tenaga) untuk digunakan sebagai modal usaha,

misalnya perdagangan, agroindustri, atau lainnya dengan tujuan mencari

keuntungan. 47

Kerjasama dalam Islam merupakan sesuatu bentuk sikap saling

tolong menolong terhadap sesama yang disuruh dalam agama Islam

47
Dewi Purnawati, Prinsip-Prinsip Pengeloaan Badan Usaha Milik Desa Dalam Perspektif
Ekonomi Islam (Studi Kasus Di Desa Pangkahwetan Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah Surabaya 2018, hlm 37
37

selama kerjasama itu tidak dalam bentuk dosa dan permusuhan. Seperti

halnyafirman Allah dalam surah al Maidah ayat 2 yang Artinya: “Dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dantakwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa danpelanggaran.”(QS. Al-

Maidah: 2)

Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa setiap manusia dengan

manusia yang lain haruslah tolong menolong dalam hal kebaikan dan

bukan menolong dalam keburukan. Selain dalam Al-Qur’an, sikap tolong

menolong dalam kerjasama juga disebutkan dalam hadits Abu Daud yang

Artinya: “Dari Abu Hurairah ia menghubungkan hadits tersebut kepada

Nabi,ia berkata: Sesungguhnya Allah berfirman: Aku (Allah) adalah pihak

ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah seorang diantaranya

tidak mengkhianati yang lain. Apabila salah satunya mengkhianati yang

lainnya, maka aku keluar dari dua orang itu”. (HR. Abu Daud).

Maksud dari hadits di atas adalah bahwa Allah SWT akan

menjagaadan menolong dua orang yang bersekutu, dan menurunkan

berkah pada pandangan mereka. Apabila salah seorang yang bersekutu itu

ada yangmengkhianati temannya, maka Allah SWT akan menghilangkan

pertolongan dan keberkahan tersebut.

Syirkah, berserikat atau bersekutu dapat terwujud dalam beberapa

hal dalam kehidupan sehari-hari. Namun, secara sederhana

pengelompokan jenis-jenis syirkah dilakukan berdasarkan jenis obyek

yang akan dilakukan pencampuran. Berikut ini adalah dua jenis syirkah

dalam ekonomi:
38

1) Syirkah Amlak

Obyek akad syirkah dalam syirkah amlak adalah hak kepemilikan.

Oleh karena itu pengertian syirkah amlak adalah penguasaan harta

(kepemilikan) secara bersama-sama, biasanya berupa kongsi kepemilikan

bangunan, barang berharga, lahan atau bahan tak bergerak. Perkongsian

kepemilikan dalam syirkah amlak dapat terjadi karena adanya jual beli,

pemberian hibah atau warisan.

Contoh syirkah amlak dalam kehidupan sehari-hari adalah

perkongsian harta akibat adanya harta yang diwariskan, dari orang tua

kepada anaknya. Seperti yang dijelaskan pada Al-Quran surat An-nisa ayat

12.

Akibat adanya perkongsian kepemilikan, maka apabila harta

tersebut mau dipergunakan atau di jual. Penjual haruslah memperoleh izin

dari seluruh pemilik harta tersebut. Jika tidak, jual beli tersebut merupakan

transaksi terlarang dalam islam, karena tidak memenuhi syarat jual beli,

yaitu menjual barang yang telah dimilikinya.

2) Syirkah Uqud

Macam-macam syirkah jenis ini, lebih mudah dikenali. Karena

merupakan kerjasama atau berserikatnya dua pihak atau lebih dalam hal

permodalan, keuntungan, dan kerugian. Pengusaha yang mencari investor

untuk modal usaha atau investor yang ingin melakukan kerjasama usaha

bagi hasil menerapkan beberapa jenis syirkah uqud untuk menjalankan


39

suatu usaha secara bersama-sama. Berikut ini adalah macam-macam

syirkah uqud dan contohnya:

a) Syirkah Inan

Syirkah inan adalah kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih,

dengan ketentuan setiap pihak yang bekerja sama memberikan kontribusi

kerja (amal) dan modal (maal). Al-Quran surat Shaad ayat 24, merupakan

dalil syirkah inan. Modal uang dan kerja merupakan dua point penting

dalam syirkah inan. Sehingga, apabila salah satu pihak, bergabung dengan

membawa modal barang (‘urudh), maka barang tersebut harus ditaksir

harganya senilai uang. Macam-macam syirkah inilah sering dipraktekkan

dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, praktek syirkah inan tidak

mengharuskan adanya kontribusi modal, kerja, dan tanggung jawab dalam

jumlah yang sama antara pihak yang bekerjasama. Selain itu, juga

memungkinan dilakukannya pendelegasian wewenang kerja kepada salah

satu pihak.

Contoh syirkah inan dapat ditemukan dalam contoh akad

musyarakah dalam kehidupan sehari-hari. Misal, Peternak lele mengajak

investor untuk kerjasama memproduksi 50 Kg lele selama 6 bulan. Sesuai

kesepakatan peternek lele dan investor sama-sama menyetorkan modal Rp.

20 Juta. Dan pembagian nisbah keuntungan sebesar 30% bagi investor dan

70% bagi peternak lele. Dengan ketentuan, peternak lele sebagai pengelola

usaha, lebih banyak bekerja dibandingkan investor.

b) Syirkah Abdan
40

Syrikah abdan adalah kerjasama usaha antar para pihak yang hanya

menyertertakan kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (maal).

Kontribusi kerja yang dimasukkan kedalam syirkah dapat berupa kerja

fisik, maupun kerja pikiran. Tidak ada syarat kesamaan profesi pada

praktek syirkah abdan. Sehingga dimungkinkan kerjasama syirkah abdan

antara pihak yang menyumbang kerja pikiran dan satu pihak lagi kerja

fisik.

Contoh syirkah abdan dalam kehidupan sehari-hari adalah dua

orang nelayan yang sama-sama pergi melaut dalam sebuah perahu.

Sebelum melaut mereka menyepakati bagi hasil atas keuntungan

pendapatan hasil tanggkapan mereka. contoh lain syirkah abdan adalah

kerjasama usaha antara seorang arsitek dan tukang bangunan dalam

mengerjakan proyek pembangunan rumah.

c) Syirkah Wujuh

Syirkah wujuh adalah kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih

yang sama-sama memberikan kontribusi kerja (amal). Disebut syirkah

wujuh karena para pihak yang melakukan syirkah ini memiliki reputasi

baik dan keahlian dalam berbisnis.

Para pihak ini membeli barang dengan pembayaran tunda kepada

pemilik barang, kemudian menjual kembali secara tunai. Mereka dapat

melakukan hal tersebut, karena memiliki reputasi baik sehingga dipercaya

baik oleh pemilik barang, maupun masyakat calon pembeli.


41

Terkadang para pihak juga memperoleh 100% modal dari shahibul

maal. Sehingga, contoh syirkah wujuh ini sangat mirip dengan syirkah

mudharabah.

d) Syirkah Mudharabah

Syirkah mudharabah adalah bentuk kerjasama usaha dengan

adanya pemisahan yang jelas antara pemberi kontribusi kerja dan

kontribusi amal. Pada syirkah mudharabah, pengelola bertanggung jawab

melakukan 100% pekerjaan mengelola usaha, agar menguntungkan. Dan

investor bertanggung jawab memberikan 100% modal yang dibutuhkan

pengelola usaha untuk menghasilkan usaha.

Salah satu contoh syirkah mudharabah adalah pada praktek akad

mudharabah dalam pembiayaan bank syariah kepada koperasi simpan

pinjam. Bank syariah menyuplai 100% modal yang dibutuhkan untuk

keperluan pembiayaan anggota koperasi.

Sedangkan, pengurus koperasi bertanggung jawab, untuk

melakukan verifikasi kesesuaian kebutuhan anggota dengan akad

pembiayaan syariah, melakukan pengecekan kelayakan pinjaman dan

melakukan penagihan.

Apabila dalam contoh mudharabah dalam kehidupan sehari-hari di

koperasi ini terdapat keuntungan. Maka bank dan koperasi berbagi

keuntungan sesuai kesepakatan. Sedangkan apabila terjadi kerugian,

pemilik modal menanggung keseluruhan kerugian, sesuai porsi modal

yang disetorkannya.
42

Beberapa jenis mudharabah telah diterapkan pada lembaga

keuangan syariah. Seperti, akad mudharabah mutlaqah pada produk

simpanan bank syariah. Dan akad mudharabah musytarakah pada asuransi

syariah.

e) Syirkah Mufawadah

Pada prakteknya, syirkah inan, syirkah abdan, syirkah wujuh, dan

syirkah mudharabah, dapat digabungkan dalam satu syirkah, syirkah yang

mengabungkan macam-macam syirkah uqud lainnya dikenal dengan nama

syirkah mufawadah.

Syirkah mufawadah diperbolehkan, karena setiap jenis syirkah

yang telah memenuhi rukun dan syarat syirkah adalah syirkah yang sah,

apabila digabungkan dengan jenis syirkah lainnya. Adapun pembagian

keuntungan dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak, sedangkan

pembagian kerugian berdasarkan ketentuan masing-masing syirkah

lainnya.

Contoh syirkah mufawadaah adalah seorang investor melakukan

syirkah mudharabah dengan dua orang ahli teknik sipil untuk usaha

properti. Dua orang ahli teknik sipil ini juga melakukan syirkah abdan,

untuk mengerjakan proyek. Mereka juga melakukan syirkah wujuh dengan

dengan pemilik toko bangunan.48

b. Keikutsertaan (Partisipatif)

48
https://www.sharinvest.com/macam-macam-syirkah-dan-contohnya/
43

Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental

atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok

yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepadakelompok

dalam usaha mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi,

bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata.

Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan

emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang

mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam

usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang

bersangkutan. Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:

1) Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaansesungguhnya merupakan

suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebihdaripada semata- mata atau hanya

keterlibatan secara jasmaniah.

2) Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepadausaha

mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasasenang,

kesukarelaan untuk membantu kelompok.

3) Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebutmerupakan segi

yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal inidiakui sebagai anggota

artinya ada rasa “sense of belongingness”.

Keikutsertaan atau kontribusi seseorang dalam menjalankan suatukegiatan

tidak akan lepas dari kewenangan dan tanggung jawab. Pemberiankewenangan ini

mutlak dalam suatu sistem manajemen untuk menjaminkelancaran pelaksanaan

tugas atau kerja yang dibebankan kepadaseseorang. Tanpa adanya kewenangan,


44

seseorang akan mengalamikeraguan dalam melaksanakan tugasnya, yang pada

akhirnya ia tidak dapatmelaksanakan tugas dengan baik.49

Pemberian wewenang itu sendiri juga harus diikuti oleh

tanggungjawab. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap

pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai

dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil

pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya Kewenanganan dan

tanggung-jawab dalam manajemen Islam ini dapat kita pahami

berdasarkan hadis Nabi yang Artinya “Telah menceritakan kepada kami

Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy

berkata, telah menceritakan kepadaku Salim bin 'Abdullah dari 'Abdullah

bin 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa dia mendengar Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin

dan akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Seorang

imam (kepala Negara) adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung

jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah

pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas orang yang

dipimpinnya. Seorang isteri di dalam rumah tangga suaminya adalah

pemimpin dia akan diminta pertanggung jawaban atas siapa

yangdipimpinnya. Seorang pembantu dalam urusan harta tuannya adalah

pemimpin dan dia akan diminta pertanggung jawaban atasnya. Dia

berkata; "Aku mendengar semuanya ini dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam dan aku menduga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga

bersabda: "Dan seseorang dalam urusan harta ayahnya adalah pemimpin


49
Ibid , hlm 40.
45

dan akan diminta pertanggung jawaban atasnya. Maka setiap kalian

adalah pemimipin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban

atas yang dipimpinnya ".(HR Bukhari)

Maksud dari hadits tersebut adalah setiap kita adalah pemimpin

pada wilayah kewenangan kita masing masing. Makna pemimpin disini

adalah adanya kekuasaan atau wewenang bagi setiap individu pada

posisinya dalam masyarakat, dalam suatu komunitas atau organisasi dan

dalam suatu wilayah tugas kerja kita. Islam menekankan pentingnya

kesadaran akan wewenang ini dalam wilayah dan posisi kita pada suatu

komunitas kehidupan.

c. Transparasi

Kata transparasi dalam Bahasa Indonesia berarti sifat tembus

cahaya, nyata, dan jelas. Definisi lain diartikan sebagai mudah dimengerti,

secara jelas sehingga kebenaran dibaliknya mudah kelihatan, sesuatu yang

tidak mengandung kesalahan dan keraguan atau keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan.

Basel comitte mendefinisikan transparansi sebagai suatu kegiatan

untuk menyampaikan informasi yang dapat dipercaya dan tepat waktu

kepada publik, sehingga memungkinkan bagi para pengguna informasi

untuk memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan. Proses penyampaian

informasi tersebut bukanlah hasil dari transparansi, transparansi dapat


46

diraih jika suatu pihak mampu menyediakan informasi yang relevan,

akurat, tepat waktu dan sesuai.

Joseph Stiglitz dalam beberapa literatur telah menyatakan

pentingnya informasi dalam suatu proses pembuatan kebijakan. Ia

menganalogikan informasi seperti uang, aset atau sumber daya lainnya.

Informasi memiliki fungsi yang sangat luas yang dapat mencakup berbagai

aspek. Baik ekonomi, sosial, bahkan politik50

Dalam pandangan Islam, transparansi merupakan shiddiq (jujur).

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-Nahl ayat 105 dan az-

Zumar ayat 33, yang Artinya “Sesungguhnya yang mengada-adakan

kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat

Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS. An-Nahl: 105)

Maksud dari ayat tersebut adalah hanya orang-orang yang tidak

beriman yang melakukan kebohongan dan tidak mengungkapkan

informasi yang diperoleh sejelah jelas, akurat, dan relevan.

Selanjutnya dijelaskan juga menurut surah Az-Zumar yang artinya

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan

membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-

Zumar: 33) Maksud dari ayat tersebut adalah orang yang membawa

kebenaranadalah orang yang selalu jujur dalam setiap perkataan,

perbuatan, dankeaadannya.

Transparansi (keterbukaan informasi) dalam BUMDes artinya

informasi perkembangan BUMDes dapat diakses oleh masyarakat. Dan

yang terpenting keterbukaan informasi tersebut didasarkan pada semangat


50
Ibid, hlm. 43.
47

pelayanan publik bahwa informasi merupakan hak publik. Selain itu

transpasrasi dalam pengelolaan BUMDes erat kaitannya dengan

pengungkapan laporan keuangan BUMDes itu sendiri. Dalam hal ini akan

dibahas lebih lanjut mengenai akuntabel dalam prinsip pengelolaan

BUMDes.

d. Akuntabel

Akuntabel dalam pengelolaan BUMDes berarti bahwa semua

kegiatan yang dijalankan dapat dipertanggungjawabkan baik kepada

pemerintahan desa maupun kepada masyarakatnya dan semua kegiatan

harus terdokumentasi dengan rapi dan jelas.

Prasetio menuliskan bahwa akuntabilitas merupakan

pertanggungjawaban manajemen atau penerima amanah kepada pemberi

amanah atas pengelolaan sumber-sumber daya yang dipercayakan

kepadanya baik secara vertikal maupun secara horizontal.

Pertanggungjawaban sebagai akuntabilitas (accountability)

merupakan suatu istilah yang pada awalnya diterapkan untuk mengukur

apakah danapublik telah digunakan secara tepat untuk tujuan di mana dana

publik tadiditetapkan dan tidak digunakan secara ilegal. Dalam

perkembanganyaakuntabilitas juga digunakan untuk mencari dan

menemukan apakah adapenyimpangan staf atau tidak. Akuntabilitas

menunjuk pada pada institusitentang “cheks and balance” dalam sistem

administrasi.

Akuntabilitas mencerminkan bahwa segala

bentukpertanggungjawaban yang diusung oleh suatu lembaga benar-


48

benarberdasarkan kenyataan riil yang terjadi dan tidak ditutup-tutupi

apalagidimanipulasi. Hal itu berarti bahwa akuntabilitas harus dilakukan

secaratransparansi.Transparasi keuangan lembaga publik perlu dilakukan

karena:

Pertama, untuk meningkatkan kepercayaan (trust). Pemerintah

yangterbuka menyampaikan informasi keuangan kepada publik lebih

dipercayadibanding pemerintah yang relatif tertutup. Pemerintah yang

tertutup denganinformasi keuangan dapat dinilai warga memiliki

setumpuk rahasiapenyelewengan keuangan. Pemerintah menutup

informasi keuangan dapatdiduga kurang berkompeten dalam mengelola

dan melaporkan keuangan.

Kedua, untuk meningkatkan pengawasan masyarakat

(controlling).Untuk mengefektifkan pelaksanaan pembangunan warga

perlu disertkandalam pengawasan, dan pengawasan masyarkat ini akan

efektif bila wargamasyarakat mendapat informasi tentang pembiayaan

program/kegiatan.Warga masyarkat dapat menilai dan memberikan

masukan untuk berbagaikekurangan atau kelalaian pelaksanaan

program/kegiatan di bila pemerintahtransparan dalam penyampaian

informasi keuangan program/kegiatan.

Ketiga, bahwa warga berhak untuk mendapatkan informasi dan

hakuntuk mengetahui (right to inform and right to know). Warga

mempunyai hakuntuk mendapatkan informasi dan mengetahui kebijakan,

program, dankegiatan pemerintah yang secara langsung atau tidak

langsung berdampakpada kehidupan warga dan masyarakat. Keuangan


49

yang dialokasi pemerintahjuga harus diinformasikan secara terbuka

(transparan) agar warga dapatmenilai kecukupan atau kekurangan untuk

membiayai kebijakan, program,dan kegiatan.

Akuntabilitas dalam perspektif Islam muncul dari konsep

kholifahyang menganggap manusia sebagai pemimpin di muka bumi

dengan selalumenggunakan pedoman al-Qur’an dan hadits sebagai sumber

hukum utamadalam Islam. Akuntabilitas muncul juga karena suatu

perjanjian antarapemilik atau investor dengan manajer. Dan pada

prakteknya akuntabilitas eratkaitannya dengan transparasi dan laporan

keuangan.

Faktor faktor yang harus ada untuk mengoptimalkan akuntabilitas

syariah sebagai berikut:

1) Aspek Pemenuhan Kebutuhan: tuntutan yang sangat mendasar

terhadapkepatuhan syariah merupakan akuntabilitas yang sangat penting

2) Aspek Sumber Daya Insani: pengurus yang jujur (shiddiq), dapatdipercaya

(amanah), senantiasa menyiarkan kebaikakan (tabligh), danpandai (fathanah).

Menurut Agustianto (2008), jika dilihat dari perspektif etika bisnis

Islam, maka akuntabilitas adalah sebuah pertanggungjawaban perusahaan

baik kepada masyarakat maupun kepada tuhan. Akuntabilitas merupakan

dasar pelaporan keuangan disuatu entitas yang didasari oleh adanya hak

masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan

sumber daya dan penggunaannya. Hal yang tidak kalah penting adalah

pembuatan laporan keuangan merupakan suatu bentuk kebutuhan

transparasi yang diperlukan sebagai syarat pendukung adanya akuntabilitas


50

berupa keterbukaan manajemen lembaga atas aktifitas pengelolaan sumber

daya publik. Transparasi informasi terutaman informasi mengenai

keuangan dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami.51

Menurut Triyuwono, akuntabilitas sebenarnya terdiri dari dua

bagian besar yaitu akuntabilitas secara vertikal dan akuntabilitas secara

horizontal. Akuntabilitas secara vertikal adalah akuntabilitas yang

menyangkut pertanggungjawaban manusia kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya Artinya “Dan janganlah

kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyaipengetahuan tentangnya.

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,semuanya itu akan

diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al-Isra’: 36).

Akuntabilitas horizontal adalah akuntabilitas yang menyangkut

pertanggungjawaban manusia terhadap sesama manusia dan lingkungan

sekitarnya. Dua jenis akuntabilitas tersebut merupakan pilar yang tidak

dapat dipisahkan dalam konsep etika bisnis Islam, karena setiap manusia

tidak pernah lepas dari peranan manusia lainnya, peranan lingkungan, dan

yang lebih penting adalah ketetapan Allah SWT yang harus ditaati oleh

setiap manusia. Seperti firman Allah SWT dalam surah at-Taubah ayat 71

yang Artinya ”Dan orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang

mukminperempuan, sebagian mereka menjadi para penolong bagi

sebagian yang lain.Mereka menyuruh yang ma’ruf, mencegah yang

munkar, dan melaksanakan shalat secara berkesinambungan, menunaikan

zakat, dan mereka taat kepadaAllah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan

51
Ibid, hlm. 45.
51

dirahmati Allah. Sesungguhnya, AllahMaha Perkasa, lagi Maha

Bijaksana”. (QS. At-Taubah: 71)

Maksud dari hadist tersebut adalah bahwa manusia tidak akan

lepasdengan manusia yang lainnya untuk mempertanggungjwabkan setiap

apayang dilakukannya, sehingga dengan hal itu dapat membangkitkan

rasapersaudaraan, kesatuan, dan saling mengasihi yang menjadikan

mereka salingmenguatkan satu sama lain.

B. Kajian Penellitian Terdahulu

Beberapa karya ilmiah dan penelitian terdahulu yang sudah di

publikasikan terkait dengan strategi pengelolaan badan usaha milik desa

(BUMDes) bunga desa dalam meningkatkan ekonomi masyarakat perspektif

ekonomi islam, yaitu:

1. Bestha Lady, Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Tarahan Berkarya Desa Tarahan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung

Selatan, (Fakultas Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung, 2019)52

Metode penelitian terdahulu ini menggunakan jenis penelitan kualitatif. Hasil

penelitian terdahulu ini menunjukkan bahwa Strategi Pengembangan Badan

Usaha Milik Desa Tarahan Berkarya telah berjalan dengan cukup baik dan

telah memuat proses pengembangan organisasi yang dilakukan melalu tahapan

identifikasi masalah, mengembangkan strategi, mengembangkan aktivitas dan

melakukan monitoring dan evaluasi. Skripsi terdahulu ini membahas strategi

52
Bestha Lady, Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tarahan Berkarya
Desa Tarahan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan, (Fakultas Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Lampung, 2019)
52

pengembangan badan usaha milik desa sedangkan peneliti saat ini membahas

mengenai strategi pengelolaan badan usaha milik desa.

2. Dewi Purnawati, Prinsip-Prinsip Pengeloaan Badan Usaha Milik Desa Dalam

Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Di Desa Pangkahwetan Kecamatan

Ujung Pangkah Kabupaten Gresik), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah

Surabaya 2018.53 Metode dalam penelitian terdahulu ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian terdahulu ini menunjukkan bahwa

Pengelolaan BUMDes dalam membangun perekonomian Desa Pangkah Wetan

dilakukan dengan menetapkan target atau tujuan BUMDes tersebut. Perbedaan

penelitian terdahulu dengan saat ini terletak pada tinjauan, skripsi terdahulu

lebih prinsip-prinsip pengelolaannya sedangkan penelitian saat ini lebih ke

strategi pengelolaannya.

3. Herlina, Konstribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemenuhan

Kehidupan Ekonomi Mayarakat Ditinjau Menurut Ekonomi Islam (Studi Kasus

Di Desa Pekan Tua Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilli), Fakultas

Syariah Dan Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

2012.54 Metode penelitian terdahulu ini menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Hasil dari penelitian terdahulu ini menghasilkan penelitian tentang

sumbangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam meringankan

kehidupan masyarakat, kehidupan masyarakat setelah mendapatkan sumbangan


53
Dewi Purnawati, Prinsip-Prinsip Pengeloaan Badan Usaha Milik Desa Dalam Perspektif
Ekonomi Islam (Studi Kasus Di Desa Pangkahwetan Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah Surabaya 2018.
54
Herlina, Konstribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemenuhan Kehidupan
Ekonomi Mayarakat Ditinjau Menurut Ekonomi Islam (Studi Kasus Di Desa Pekan Tua
Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilli), Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2012
53

dan bantuan dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam pemenuhan

kehidupan Ekonomi Masyarakat. Perbedaan penelitian terdahulu dengan saat

ini terletak pada tinjauannya, skripsi terdahulu ini membahas kontribusi

sedangkan peneliti saat ini membahas mengenai strategi pengeloaan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan serta perilaku dari orang yang

diamati.55 Peneliti dalam penelitian kualitatif mencoba mengerti makna suatu

kejadian atau peristiwa dengan mencoba berinteraksi dengan oramg-orang dalam

situasi dan fenomena tersebut yang nantinya akan menghasilkan deskriptif.

Artinya data-data yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini adalah fakta yang

terjadi dilapangan yang berkaitan langsung dengan objek penelitian yaitu Strategi

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa panaguan Kecamatan

Larangan kabupaten Pamekasan Dalam Perspektif Ekonomi Islam.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian lapangan (field

research), yang mana penelitian lapangan ini dapat juga dianggap sebagai

pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk

mengumpulkan data kualitatif. Pada penelitian lapangan (field research) adalah

peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu

fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Pendekatan ini terkait dengan

pengamatan biasanya pada penelitian lapangan ini membuat catatan lapangan

55
Lexy Moleong, Metode penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 4.

53
54

secara ekstensif yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dalam

berbagai cara.56

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti

sendiri. Peneliti hanya mengamati objek penelitian yang terdapat di Desa

Panaguan Kecamatan Laranagan Kabupaten Pamekasan tanpa ikut terlibat atau

tidak berperan serta dalam kegiatan, dengan tujuan untuk memenuhi bagaimana

proses yang terjadi serta untuk mengumpulkan data-data yang diinginkan.

Pada tahap awal peneliti hadir di lapangan, peneliti mendatangi Ketua

(BUMDes) di Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan untuk

memperoleh informasi. Tahap selanjutnya pengumpulan data disesuaikan dengan

waktu senggang subjek penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitin merupakan objek dari penelitian untuk mengumpulkan

data. Lokasi dalam penelitian ini berlokasi di Desa Panaguan Kecamatan

Larangan Kabupaten Pamekasan

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif yaitu terkait dengan dari mana data

diperoleh. Andi Prastowo menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian

kualitatifadalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.57 Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber

data primer dan sekunder.


56
Ibid, hlm,26.
57
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 157.
55

a. Data Primer

Sumber data primer adalah data yang didapat dari subjek dengan cara

melakukan pengamatan, percobaan atau wawancara/interview.58 Data primer

berupa data hasil wawancara dari pihak pertama yang berhubungan dengan usaha

yang dilakukan oleh Ketua (BUMDes) di Desa Panaguan Kecamatan Larangan

Kabupaten Pamekasan. Sumber data yang diperoleh dari data-data peneliti di

lapangan saat mengadakan penelitian langsung yang menyediakan seluruh data

terkait Strategi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa panaguan

Kecamatan Larangan kabupaten Pamekasan Dalam Perspektif Islam. Seluruh data

yang diperlukan diperoleh langsung dari pimpinan Ketua (BUMDes),

Anggotanya, dan Masyarakat.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung di peroleh

dari sumber pertama atau subjek yang telah tersusun dalam bentuk dokumen

tertulis.59 Observasi yang diamati adalah kegiatan saat anggota (BUMDes)

melayani masyarakat. Dokumentasi yang diambil adalah pembukuan peminjaman.

Kemudian data sekunder juga didapat dari referensi berupa buku, jurnal atau

literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur-prosedur yang lazim

digunakan dalam penelitian kualitatif. Prosedur ini merupakan suatu cara bagi
58
Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), hlm. 21.
59
Ibid, hlm.21.
56

peneliti dalam mengumpulkan data, sehingga hal ini akan mempermudah peneliti

dalam memperoleh data. Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah metode atau cara menganalisis dan mengadakan catatan

secara sistematis mengenai tingkah laku dalam melihat atau mengamati.

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan secara sistematik terhadap gejala

yang tampak pada objek penelitian. Jenis-jenis observasi dibagi menjadi dua

macam, yaitu:

a. Observasi Secara Langsung

Observasi secara langsung adalah mengdakan pengamatansecara langsung

(tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu

dilakukan didalam situasi buatan yang khusus dilakukan.

b. Observasi Secara Tidak Langsung

Observasi secara tidak langsung adalah mengadakan pengamatan terhadap

gejala-gejala subjek yang diselidiki dengan perantara sebuah alat, baik

pengamatan ini dilakukan didalamsituasi buatan yang khusus diadakan. 60

Menurut Moh Nasir observasi adalah pengambilan data yang

menggunakan masa tanpa ada petolongan alat lain untuk keperluan data. 61 Para

ahli peneliti yang lain juga mengatakan, observasi adalah studi yang disengaja

yang sistemasis tentang fenomena-fenomena sosial untuk mengumpulkan data dan

gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan.62

60
Buna’i, Penelitian Kualitatif, hlm. 95.
61
Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghatia Indonesia, 1988), hlm. 212.
62
Kartini Kartono, Pengantar Metodelogi Riset Sosial, hlm. 157.
57

Observasi yang peneliti gunakan adalah observasi secara langsung,

sehingga peneliti mengetahui gejala-gejala yang tampak berkaitan dengan strategi

pengelolaan badan usaha milik desa (BUMDes) di Desa Panaguan Kecamatan

Larangan Kabupaten Pamekasan yang diselidiki secara langsung tanpa

menggunakan sebuah peraturan.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan tanya jawab, dilakukan oleh peneliti terhadap objek penelitian, sehingga

dapat dikontriksikan makna dalam suatu topek tertentu. Tujuannya untuk

menemukan informasi yang tidak baku seperti penafsiran, pengecualian, dan

penyimpangan yang tidak lazim.

Metode ini mempunyai keunggulan tersendiri, artinya dalam pengadaan

wawancara kebutuhan peneliti dapat direalisasikan termasuk mengungkap data

yang masih remang-remang. Wawancara bisa dilakukan secara langsung (personal

interview) maupun tidak langsung (melalui telepone atau Email).

Adapun macam-macam pedoman dalam wawancara yaitu sebagai berikut:

a. Wawancara tidak Terstruktur

Wawancara tidak Terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan digunakan63.

b. Wawancara Semi Terstruktur

63
Sugiono, Metode penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta,2012), hlm.413.
58

Wawancara semi terstruktur yaitu pertanyaan-pertanyaannya telah

disiapkan, kemudian dikembangkan dilapangan. Jenis wawancara semi terstruktur

ini sudah termasuk kedalam in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya

wawancara semi terstruktur ini lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur, karena pihak yang diajak untuk wawancara diminta pendapat dan ide-

idenya.64

c. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Pengumpul data menyiapkan pernyataan tertulis dan setiap

responden diberi pernyataan yang sama.65

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi

terstruktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan dari wawancara

jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana

pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang

dikemukakan oleh informan.

Objek wawancara dalam penelitian ini adalah anggota BUMDes dan

masyarakat. Sedangkan fokus dalam penelitian ini adalah penelitian mengenai

Startegi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bunga Desa di Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pameksan.

3. Dokumentasi

64
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 191.
65
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta,2012), hlm.412.
59

Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi

penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto) dan karya-karya

monomental yang memberikan informasi bagi proses penelitian. Instrumen yang

dijadikan dalam penelitian ini, dokumen berupa buku daftar pinjaman sebagai

instrumennya.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu tahapan yang dikerjakan setelah

memperoleh informasi melalui beberapa teknik pengumpulan data. Dalam

menganalisa data proses mengorganisasikan dan mengurutkan kedalam

pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja yangdidasarkan oleh data.

Analisis data ini bertujuan menjempitkan dan membatasi

penemuan-penemuan sehingga menjadi data yang teratur, tersusun dan

lebih berarti. Analisis yang digunakan dalam penulisan proposal penelitian

ini menggunakan pendekatan non-statistik. Hal yang dianalisis adalah data

yang telah terhimpun dalam transkip wawancara, obsevasi (cacatan

lapangab), dan dokumentasi.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep

keshasihan (validitas) dan kehandalan (reabilitas) disesuaikan dengan tuntutan

pengetahuan, kriteria dan pradigmanya sendiri. Untuk mengetahui keabsahan

data-data yang di dapat maka peneliti berusaha untuk mengeceknya secara


60

teliti.untuk mengukur keabsahan data dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Teknik Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjamgan pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui

maupun baru.66

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam secara rinci dan sistematis. Meningkat

ketekunan dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi data yang

akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.67 Terdapat

tiga triangulasi yaitu, triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,

dan waktu. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, yaitu

keabsahan datanya langsung dari sumbernya untuk menghsilkan kredibilitas data.

H. Tahapan Penelitian

66
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif,kualitatif, dan r&d, (Bandung:
Alfabeta,2016), hlm.369.
67
Ibid,hlm.373.
61

Tahap-tahap yang dipengaruhi oleh peneliti dalam penelitian ada tiga

tahapan yaitu:

1. Pra Penelitian

a. Menyusun rancangan penelitian

b. Memilih lapangan penelitian

c. Mengurus perizinan

d. Membuat judul penelitian

e. Membuat dan menentukan konteks penelitan dan fokus penelitian

f. Membuat usulan proposal

2. Proses Penelitian

a. Proses penelitian diawali dengan memasukkan laporan peneliti terjun langsun

ke lokasi atau lapangan untuk mengumpulkan data, baik data primer maupun

sekunder.

b. Setelah data terkumpul kemudian peneliti menganalisa data yang telah

diperoleh tersebut.

3. Melaporkan Hasil Analisis

Penyusunan ini sebagai salah satu yang terprogramkan oleh setiap

mahasiswa dan mahasiswi sebagai kegiatan akhir yang harus ditempuh.

Penyusunan laporan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam

bentuk skripsi yang disepakati secara pihak oleh pembimbing.


BAB IV

PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN, PEMBAHASAN

A. Paparan Data

Pada bab ini akan dipaparkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

temuan temuan penelitian yang dilakukan melalui observasi dan wawancara.

Tetapi sebelum data yang berkenaan dengan fokus masalah dipaparkan maka

terlebih dahulu diketahui profil atau sekilas tentang Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) di Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan.

1. Gambaran Umum BUMDes Bunga Desa

BUMDes Bunga Desa adalah Badan Usaha Milik Desa yang dikelola oleh

masyarakat Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan yang

didirikan pada Tanggal 2 Mei 2015, Berkedudukan dan Berkantor di Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan. Ketua dari BUMDes

Bunga Desa ini adalah Bapak Jamal Basah. Kelompok BUMDes di Desa

Panaguan awalnya sebanyak 7 Kelompok dan saat ini berkurang menjadi 4

kelompok. Alasan dari 3 kelompok tersebut macet dikarenakan ada faktor

ketidakjujuran anggota yang menyebabkan 3 kelompok tersebut macet dan tidak

beroprasi lagi.

Dalam 1 kelompok pembagian tugasnya berbeda-beda yaitu ada ketua,

sekretaris dan bendahara. Modal dasar BUMDes merupakan sebagian dari

kekayaan pemerintah desa yang di alokasi pada Badan Usaha Milik Desa sebagai

penyertaan modal dari kekayaan desa yang disisihkan dari anggaran pendapatan

dan belanja desa dan kekayaan lain yang dimiliki oleh pemerintah desa, BUMDes

62
63

Bunga Desa bergerak dalam bidang Simpan Pinjam yang sesuai dengan

kewenangan desa dan rapat bersama, mampu memberikan pelayanan kepada

masyarakat, menggerakkan perekonomian desa dan memberikan kontribusi

terhadap pendapatan desa.68

Pemerintah Desa bersama pengurus BUMDes difasilitasi oleh Pendamping

Kabupaten dan dibantu Pendamping Desa menyusun Dokumen pencairan

berdasarkan ruang lingkup anggaran Bantuan Keungan Khusus dari Pemerintah

Provinsi kepada Pemerintah Desa. Bantuan keuangan khusus kepada Pemerintah

Desa masing-masing sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah)

dipergunakan untuk pinjaman kepada RTS digunakan untuk kegiatan usaha

ekonomi produktif sesuai hasil identifikasi usaha berdasarkan potensi lokal yang

mengacu pada tipologi desa, yaitu desa persawahan, desa kehutanan, desa

perindustrian/jasa, desa perdagangan69, desa pertambangan, desa pesisir dan

nelayan, serta desa peternakan.

Biaya Operasional Pemerintah Desa sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta

rupiah) dengan perincian: 12,5% untuk honor tenaga Pendamping Desa atau

sebesar Rp. 1.250.000,- (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah), 30% untuk

honor pelaksana kegiatan (Kepala Desa/Bendahara Desa, Pengurus BUMDes)

atau sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dan 57.5% untuk biaya operasional

pelaksanaan kegiatan atau sebesar Rp. 5.750.000,- (lima juta tujuh ratus lima

puluh ribu rupiah) yaitu untuk biaya koordinasi, fasilitasi, monitoring, pelaporan

dan tidak diperkenankan untuk belanja modal (pengeluaran yang dilakukan dalam

68
Jamal Basah, Ketua BUMDes, Wawancara Langsun, (27 Februari 2020)
69
Dokumen, BUMDes Bunga Desa, (27 Februari 2020)
64

rangka pembelian asset tetap dan asset lainnya yang mempunyai masa manfaat

lebih 12 bulan dan memenuhi batas minimal kapasitas asset).70

Pengelolaan pinjaman bisa menggunakan pola konvensional atau bagi

hasil sesuai dengan kearifan lokal yang dibuat dalam rembug Pokmas bersama

BUMDes. Untuk pengelolaan pinjaman secara konvensional, jasa pinjaman

minimal 0,5% da maksimal 1%. Jangka waktu pengembalian bantuan yang

diberikan kepada kelompok bersama atau kelompok usaha anggota kepada

BUMDes maksimal 12 bulan dihitung dari awal menerima bantuan pinjaman.71

Bantuan yang diberikan kepada kelompok usaha bersama atau kelompok

usaha anggota akan digulirkan kembali oleh BUMDes kepada kelompok lain atau

kelompok yang bersangkutan yang memiliki usaha atau berpotensi melakukan

usaha, kelompok yang memiliki usaha dan masih tersendat-sendat

pengelolaannya, dan kelompok yang sudah berjalan usahanya dan dinyatakan

lolos verifikasi.Dana pinjaman yang diberikan kepada RTS maksimal Rp.

5.000.000, kecuali untuk usaha tertentu diperkenankan pinjaman diatas Rp.

5.000.000 yang disertai dengan jenis usha dan analisa kelayakan.

Aset yang direalisasikan melalui Kelompok Usaha Bersama dikelola untuk

mendukung dan meningkatkan kegiatan usaha produktif masing-masing Pokmas.

Secara berkala kondisi dan perkembangan aset di laporkan dalam rembug pokmas

dan dibuatkan laporan tertulis setiap 6 bulan sekali yang dikirimkan ke DPMD

Kabupaten untuk dilakukan pembinaan. Pengurus BUMDes dan Pendamping

Desa memantau perkembangan Usaha produktif pokmas.

70
Dokumen, BUMDes Bunga Desa,(27 Februari 2020)
71
Dokumen, BUMDes Bunga Desa,(27 Februari 2020)
65

1. Visi dan Misi BUMDes Bunga Desa

BUMDes Bunga desa memberikan akses bagi masyarakat untuk

menggunakan jasa dalam simpan pinjam untuk memudahkan masyarakat

meningkatkan usahanya dan mengurangi pengangguran masyarakat Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan.

a. Visi

Mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa Panaguan melalui

pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan sosial.

b. Misi

1) Pengembangan usaha ekonomi melalui usaha simpan pinjam

2) Pembangunan layanan social melalui sistem jaminan social bagi rumah tangga

miskin.

3) Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung perekonomian

perdesaan.

4) Mengembangkan jaringan kerjasama ekonomi dengan berbagai pihak.

5) Mengelola dana program yang masuk ke Desa bersifat dana bergulir terutama

dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi

perdesaan.

2. Peminjaman Masyarakat untuk Pengembangan Usaha pada BUMDes

Tabel 3.1

Pinjaman Mayarakat pada BUMDes

Tahun Peminjam Jumlah Pinjaman

2015 37 Orang 52.750.000


66

2016 49 Orang 68.750.000

2017 28 Orang 37.000.000

2018 53 Orang 72.500.000

2019 69 Orang 81.250.000

Sumber: Pembukuan Pinjaman BUMDes Bunga Desa

3. Struktur Organisasi BUMDes

Gambar 3.1

Struktur Karyawan BUMDes Bunga Desa

Ali Karib
Penasihat

Khoirul Wahyudi
Pengawas

Jamal Basah
Ketua

Rini Asih Zaitun


Bendahara Sektretaris

Unit Usaha
(Simpan Pinjam)
Masayarakat

Sumber: Dokumen BUMDes Bunga Desa


67

4. Indikator Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Panaguan

Untuk mengembangkan kegiatan usahanya, BUMDes dalam kegiatannya

tidak hanya berorientasi pada keuntungan keuangan, tetapi juga berorientasi untuk

mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. BUMDes diharapkan

dapat mengembangkan unit usaha dalam mendayagunakan potensi ekonomi.

BUMDes ini diharapkan juga mampu menstimulasi dan menggerakkan roda

perekonomian di pedesaan. Aset ekonomi yang ada di desa harus dikelola

sepenuhnya oleh masyarakat desa.

Pada tahun 2015-2016 mengalami peningkatan dalam hal peminjam

(Orang) dan jumlah pinjaman, Sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan

dikarenakan ada 3 kelompok yang mengalami kemacetan/tidak beroperasional

lagi. Akibat dari 3 kelompok ini tidak mengelola usaha nya dengan baik akan

merugikan atau setidaknya memberikan masalah baru bagi masyarakat. Disinilah

terletak point penting yang perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

pengelolaan BUMDes supaya dikelola dengan baik. Pada tahun 2018-2019

mengalami peningkatan lagi meskipun hanya 4 kelompok yang beroperasional

dikarenakan 4 kelompok tersebut bisa mengelola usahanya dengan baik meskipun

yang 3 kelompok tersebut macet.

Tingkat pendapatan tersebut kerap digunakan sebagai indikator tingkat

keberhasilan pembangunan ekonomi suatu komunitas. Namaun, bila dilihat lebih

jauh peningkatan pendapatan tersebut belum menjamin perbaikan kesejahteraan

anggota masyarakat luas karena tingkat pendapatan yang bervariasi antar rumah

tangga sesuai dengan tingkat penguasaan sumberdaya dan kemampuan

mengelolanya.
68

5. Tanggapan Masyarakat

Tabel 3.2

Tanggapan Masyarakat Setelah Adanya BUMDes

Nama Tanggapan

Subhan Erfandi Sangat membantu usaha yang saya buka dan

membuat saya memiliki penghasilan dari

usaha yang saya buka tersebut.72

Moh. Hosli Sangat terbantu dengan adanya BUMDes

tesebut dikarenakan usaha yang saya buka ini

menghasilkan keuntungan 2 kali lipat dari

sebelumnya.73

Halimatus Sakdiyah Sangat terbantu, dikarenakan pengangguran

yang ada di desa panaguan bisa membuka

usaha nya dengan kemampuannya masing-

masing.74

Abd. Salam Sangatlah membantu saya dalam melakukan

perdagangan ayam.75

6. Data Lapangan
72
Subhan, Peminjam di BUMDes Bunga Desa, Wawancara Langsung, (26 Februari 2020)
73
Hosli, Peminjam di BUMDes Bunga Desa, Wawancara Langsung, (26 Februari 2020)
74
Matus, Peminjam di BUMDes Bunga Desa, Wawancara Langsung, (27 Februari 2020)
75
Dussalam, Peminjam di BUMDes Bunga Desa, Wawancara Langsung, (28 Februari 2020)
69

a. Apa saja Strategi Pengelolaan yang Digunakan BUMDes Bunga Desa di

Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan

Salah satu strategi yang dapat dipertimbangkan adalah dengan pendirian

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dimana pendirian BUMDes ini dapat

dijadikan salah satu strategi yang patut dipertimbangkan dalam upaya

pembangunan desa. Bahkan di beberapa wilayah desa lainnya, BUMDes ini telah

beroperasional dan memberikan keuntungan serta menambah pemasukan bagi

keuangan desa. Tujuan pendirian BUMDes Bunga Desa salah satunya dalam

peningkatan ekonomi masyarakat yang ada di Desa Panaguan tersebut.

Usaha simpan pinjam akan lebih berkembang atau meningkat apabila

penawaran dan permintaan bisa berjalan dengan baik. Pertumbuhan usaha

ditentukan oleh setiap elemen-elemen yang ikut aktif dalam meningkatkan

ekonomi masyarakat, salah satunya yaitu masyarakat. Masyarakat harus memiliki

maksud dan tujuan tertentu untuk mengembangkan usahanya. Setiap usaha

memerlukan berbagai strategi yang digunakan dalam upaya peningkatan ekonomi

masyarakat di Desa Panaguan. Strategi merupakan satu kesatuan yang mempunyai

pengaruh besar terhadap usaha simpan pinjam. Dengan strategi yang baik

perkembangan usaha simpan pinjam akan semakin meningkat.

BUMDes Bunga Desa menggunakan Strategi enterprise, strategi ini

berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan

dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi

yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada

pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok


70

politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat relasi

antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan

sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa

organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang

baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Hal ini dipaparkan oleh Bapak Jamal Basah selaku ketua BUMDes Bunga

Desa.

“Strategi yang saya dan anggota lainnya gunakan menggunakan Strategi


enterprise dimana strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat. Strategi ini
juga menampakkan bahwa anggota BUMDes Bunga Desa sungguh-sungguh
bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan
kebutuhan masyarakat Desa Panaguan.”76

Desa juga mempunyai kewajiban untuk mewujudkan tujuan pengaturan

Desa diantaranya meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat desa

guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum, memajukan perekonomian

masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Untuk mewujudkan tujuan

tersebut, desa perlu melakukan berbagai strategi. Strategi ini penting agar alokasi,

potensi dan sumber daya yang ada di desa dapat di efektifkan untuk mendukung

perwujudan pembangunan desa. Dimana pembangunan desa di upayakan untuk

dapat meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat desa.

Selain menggunakan strategi enterprise, BUMDes Bunga Desa

menggunakan Corporate Strategy, strategi ini berkaitan dengan misi BUMDes

Bunga Desa itu sendiri. Salah satu misi BUMDes Bunga Desa yaitu

76
Jamal Basah, Ketua BUMDes Bunga Desa, Wawancara Langsung, (29 Februari 2020)
71

Pengentasan/pemberantasan kemiskinan di Desa Panaguan dan pengembangan

usaha ekonomi masyarakat pedesaan melalui simpan pinjam ini.

Pernyataan ini dipaparkan oleh Ibu Zaitun selaku sekretaris BUMDes

Bunga Desa.

“Dengan adanya BUMDes Bunga Desa diharapkan bisa membantu masyarakat


Desa Panaguan untuk membangun usaha supaya masyarakat bisa mempunyai
penghasilan dan dengan adanya BUMDes ini diharapkan bisa memberantas
kemiskinan.”
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Pak Jamal Basah selaku ketua

BUMDes Bunga Desa dalam mengelola usaha simpan pinjam di Desa Panaguan

selain untuk mengembangkan usaha dan memperoleh keuntungan tapi juga

bertujuan untuk mengurangi pengangguran yang ada di desanya. Selain itu dengan

adanya BUMDes Bunga Desa ini mempermudah masyarakat Desa Panaguan

untuk membangun usahanya supaya lebih maju.

Pernyataan ini di dapatkan melalui wawancara langsung dengan Bapak

Jamal Basah selaku ketua BUMDes Bunga Desa.

“BUMDes Bunga Desa didirikan pada tahun 2015, mungkin sudah beroprasi
kurang lebih lima tahun sampai saat ini. Selain untuk mengembangkan usaha desa
dan penghasilan desa, BUMDes Bunga Desa juga bertujuan untuk mengurangi
jumlah pengangguran yang ada di desa ini, terutama anak-anak mudanya yang
masih belum mempunyai pekerjaan setelah lulus sekolah. Dengan adanya
BUMDes Bunga Desa ini bisa membantu anak muda yang baru lulus
sekolah/kuliah supaya mempunyai usaha sendiri seperti jual beli Hp, dan jualan
makanan di pinggir jalan (pedagang kaki lima).”77
Hal ini juga ditanggapi oleh Sukron salah satu peminjam di BUMDes

Bunga Desa.

77
Jamal Basah, Ketua BUMDes Bunga Desa, Wawancara Langsung, (29 Februari 2020)
72

“Iya, dengan adanya BUMDes Bunga Desa saya yang sudah lulus sekolah bisa
mendapatkan penghasilan dengan jual beli hp bekas, hitung-hitung untuk
menambah penghasilan, dan jual hp bekas disini juga bisa saya jadikan
pengalaman kerja.”78
Masyarakat Desa Panaguan sangat bersyukur dengan adanya BUMDes

sebab dengan adanya BUMDes tersebut bisa membantu dalam hal peningkatan

perekonomian masyarakat tersebut. Dengan pengelolaan BUMDes yang baik

sangatlah penting sebab BUMDes tersebut menjadi faktor utama bagi masyarakat

yang ingin membuka usaha nya supaya bisa membantu untuk berpenghasilan dan

memenuhi kebutuhan sehari hari, jadi masyarakat tidak akan menganggur

dirumah saja. Pengelolaan yang baik akan menjadi indikator pertama bagi

masyarakat dalam peningkatan perekonomiannya.

Ibu Zaitun selaku sekretaris juga merasakan ada perubahan dalam hal

peningkatan perekonomian di Desa Panaguan tersebut. Karena sebelum adanya

BUMDes perekonomian masyarakat tergolong rendah, dikarenakan masyarakat

yang ingin bercocok tanam maupun membuka usaha seperti berdagang dan

berjualan tidak memiliki modal, namun sekarang setelah adanya BUMDes

perekonomian masyarakat meningkat dengan adanya modal dari BUMDes

tersebut.

“Awalnya saya juga merasakan dengan adanya BUMDes di Desa Panaguan


tersebut, karena sebelum adanya BUMDes Masyarakat Desa Panaguan banyak
yang nganggur karna kesulitan mencari modal, Alhamdulillah dengan berdirinya
BUMDes seperti saat ini bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat di Desa
Panaguan.”79

78
Sukron, Peminjam di BUMDes Bunga Desa, Wawancara Langsung, (28 Februari 2020)
79
Zaitun, Sekretaris, Wawancara Langsung, (27 Februari 2020)
73

Pernyataan diatas diperkuat oleh salah satu peminjam yang bernama Hosli

bahwa dengan bantuan modal dari BUMDes bisa membantu mengembangkan

usahanya yang dikelola sejak dulu.

“Saya awalnya mempunyai usaha tetapi saya ingin mengembangkan nya lagi ke
usaha yang lebih maju dan alhamdulillah usaha yang saya miliki saat ini
berkembang berkat pinjaman dari BUMDes tersebut dan saya bisa merasakan
pengahasilan dan keuntungan 2 kali lipat dari sebelumnya. Saya sendiri selaku
masyarakat Desa Panaguan sangat terbantu dengan adanya BUMDes Bunga
Desa.”
Dari keluhan masyarakat terhadap adanya BUMDes hanya terdapat pada 3

kelompok yang macet dan berdampak pada masyarakat yang pernah meminjam

kepada 3 kelompok tersebut karena masyarakat tersebut mengalami kesulitan

dalam hal mencari/meminjam modal untuk usahanya.

“Kendala atau hambatan dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
yaitu pada tiga kelompok yang mengalami kemacetan tersebut, dalam hal ini bisa
merugikan masyarakat karena yang asal mula masyarakat punya usaha menjadi
tidak punya usaha lagi karena faktor tidak mempunyai modal dalam membuka
usahanya, dan bisa menjadi hambatan bagi petani dalam bercocok tanam karena
kesusahan modal, kemacetan tiga kelompok tersebut terjadi pada tahun 2017.”80
Dalam hal ini cara mengatasi kemacetan dari 3 kelompok ini perlu strategi

yang baik untuk mengatasinya, karena apabila suatu perusahaan melakukan

strategi tanpa pemikiran maka akan berakibat fatal bagi perusahaan tersebut,

sebab strategi merupakan rencana jangka pendek maupun jangka panjang tentang

bagaimana perusahaan akan mencapai misinya. Strategi juga merupakan pedoman

untuk menentukan keputusan-keputusan dan hasilnya dimasa mendatang sesuai

arah kemana perusahaan akan bergerak.

80
Rini Asih,Bendahara BUMDes, Wawancara Langsung, (29 Februari 2020)
74

Kepuasan merupakan perasaan seseorang tentang kesenangan dan

kekecewaan yang dirasakan. Kepuasan diibaratkan pertemuan antara nilai dan

layanan peminjam sehingga mencapai titik yang pas. Ketika terjadi pertemuan

tersebut, maka peminjam akan merasa puas. Kepuasan merupakan faktor utama

bagi banyak peminjam untuk tetap setia. Dalam usaha koperasi ini bisa menjadi

faktor penentu dalam peringkat peminjam untuk kualitas layanan yang diberikan.

Pelayanan adalah suatu kegiatan pemberian jasa dari satu pihak kepada

pihak lainnya. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara

ramah tamah, adil, cepat, tepat, dan dengan etika yang baik sehingga memenuhi

kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerimanya. Ramah tamah yang dimaksud

bahwa pelayanan dilakukan dengan wajah ceria, wajar, dan dengan etika yang

baik serta tidak menyinggung perasaan. Adil artinya pelayanan yang diberikan

berdasarkan urutan antrian. Cepat dan tepat dimaksudkan pelayanan yang

diberikan tidak bertele-tele dan harus baik dan benar.

Pernyataan kepuasaan dalam hal pelayanan ini dijelaskan oleh Ibu Zaitun

selaku Sekretaris.

“Pelayanan yang kami berikan kepada masyarakat Desa Panaguan sudah cukup
baik. Masyarakat yang membutuhkan bantuan dana akan kami berikan sesuai
syarat yang berlaku yaitu KTP dan usaha apa yang akan di kelola/dibukanya.”81
Pernyataan dalam hal kepuasan pelayanan diatas diperkuat oleh

masyarakat Desa Panaguan yaitu Yunsanah

“Pelayanan yang diberikan sudah cukup baik, tetapi saat meminjam dana untuk
usaha, pencairan dana tersebut tidak langsung diberikan di hari itu juga.”82

81
Ibu Zaitun, Sekretaris, Wawancara Langsung (8 Maret 2020).
82
Yunsanah, Peminjam, Wawancara Langsung (5 Maret 2020).
75

Hal ini juga ditanggapi Hosnol khotimah selaku nasabah di BUMDes

Bunga Desa.

“Pelayanan nya baik dan tidak dipersulit saat meminjam dana di BUMDes Bunga
Desa. Pelayanan kalau menurut saya adalah bagaimana sikap atau respon
pengurus terhadap nasabah yang datang agar nasabah tersebut merasa nyaman
terhadap adanya BUMDes Bunga Desa.”83
Ibu Zaitun menanggapi tentang pencairan dana yang tidak cepat

“Pencairan dana tidak cepat karena masih ada proses pengajuan yang harus
disetujui ketua dan pengurus lainnya, jadi dana akan dicairkan kurang lebih satu
minggu setelah pengajuan.” 84
Seperti yang dijelaskan oleh penasehat atau Kepala Desa Panaguan

Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan terkait pernyataan kualitas pelayanan

jasa simpan pinjam dalam meningkatkan kepuasan nasabah di Desa Panaguan.

“Kepuasan pelayanan jasa simpan pinjam ini memberikan jasa yang terbaik
sehingga dapat memberikan kepuasan kepada nasabah dari segi peminjaman dana
yang sudah kami siapkan untuk dapat berjalan dengan lancar. Proses peminjaman
ini agar nasabah bisa menilai sejauh mana kepuasan nasabah terhadap simpan
pinjam yang diberikan pengurus BUMDes Bunga Desa. Saya selaku penasehat
memberikan kepuasan dan pelayanan yang baik untuk setiap nasabah yang
meminjam dana di BUMDes Bunga Desa. Selain mendapatkan keuntungan,
tujuan saya dan para pengurus adalah Profil BUMDes Bunga Desa ini bisa
memberikan kepuasan yang baik sesuai dengan keinginan nasabah.”85
Pernyataan ini diperkuat oleh salah satu pengurus yaitu Rini Asih selaku

Bendahara mengenai kepuasan pelayanan dan sikap pihak BUMDes Bunga Desa

kepada para peminjam.

“Pihak BUMDes Bunga Desa terutama pengurus berusaha memberikan mutu


pelayanan yang tanggap dan selalu berusaha memberikan sikap baik dan ramah
pada peminjam agar memberikan kesan nyaman dan tidak sungkan.” 86

83
Hosnol Khotimah, Peminjam, Wawancara Langsung (5 Maret 2020).
84
Ibu Zaitun, Sekretaris, Wawancara Langsung (8 Maret 2020).
85
Ali Karib, Penasehat BUMDes Bunga Desa, Wawancara Langsung (10 Maret 2020).
86
Rini Asih, Bendahara, Wawancara Langsung (3 Maret 2020).
76

Pernyataan ini disampaikan juga oleh masyarakat yang meminjam dana

kepada BUMDes Bunga Desa mengenai kepuasan pelayanan.

“Ya, selama saya meminjam di BUMDes Bunga Desa Panaguan, pelayanan yang
diberikan pengurus ramah dan sopan, disini siapapun orangnya yang meminjam
dana kepada BUMDes Bunga Desa pelayanan yang diberikan pengurus bersikap
adil dan memberikan kesan baik kepada peminjam agar peminjam tetap puas dan
tidak kecewa.”87
Jadi bisa disimpulkan bahwa dalam suatu simpan pinjam di BUMDes

Bunga Desa, pelayanan yang memuaskan merupakan hal yang paling utama yang

perlu diperhatikan untuk kepuasan nasabahnya. Kepuasan pelayanan yang

diberikan oleh pengurus BUMDes Bunga Desa di Desa Panaguan Kecamatan

Larangan Kabupaten Pamekasan telah memberikan pelayanan yang baik sehingga

memberikan kepuasan kepada peminjam.

Tujuan dari adanya BUMDes Bunga Desa di Desa Panaguan bukan hanya

mencari keuntungan saja, tetapi tujuan dari adanya BUMDes ini juga berpacu

pada syariat islam, dimana tujuan ekonomi Islam yaitu maslahah (kemaslahatan)

bagi masyarakat yaitu denganmengusahakan segala aktivitas demi tercapainya

hal-hal berakibat pada adanya kemaslahatan bagi manusia atau dengan

mengusahakan aktivitas yang secara langsung yang dapat merealisasikan

kemaslahatan itu sendiri. Aktivitas lainnya demi mencapai kemaslahatan adalah

demi menghindarkan diri dari segala hal yang membawa musadah (kerusakan)

bagi manusia.

Pernyataan diatas ditanggapi oleh Ibu Zaitun selaku Sekretaris

“Dengan adanya BUMDes ini, saya selaku sekretaris ingin masyarakat Desa
Panaguan sejahtera dan mencapai kemaslahatan bersama dengan menjunjung
tinggi nilai keadilan dan konsistensi dari pihak anggota dan masyarakat. Setiap
87
Lilik Hasunah, Peminjam, Wawacara langsung (5 Maret 2020).
77

anggota bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat


dengan cara memberikan dana untuk dikelola menjadi usaha.”
Nilai dasar BUMDes dalam ekonomi Islam yaitu dengan menjunjung

tinggi nilai kebenaran, kejujuran, keberanian, dan konsistensi pada kebenaran.

Selain itu juga untuk memakmurkan masyarakat Desa Panaguan sebagai tugas

seorang khalifah. Setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk berperilaku

ekonomi yang benar, amanah dalammewujudkan kemaslahatan bersama. Juga

memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat secara

umum bukan kesejahteraan pribadi atau kelompok tertentu saja. Adanya jaminan

sosial di masyarakat akan mendorong terciptanya hubungan yang baik di antara

anggota BUMDes dan masyarakat, karena Islam tidak hanya mengajarkan

mencari keuntungan dunia saja, tetapi untuk mewujudkan kemasalahatan bersama.

Ekonomi Islam memadukan kepentingan pribadi dan kemaslahatan

masyarakat dalam bentuk yang berimbang. Ekonomi islam memiliki kelebihan

dengan menjadikan manusia sebagai fokus perhatian. Manusia diposisikan sebagai

pengganti Allah di bumi untuk memakmurkannya dan tidak hanya untuk

mengeksplorasi kekayaan dan memanfaatkannya saja. Dengan adanya usaha

simpan pinjam di BUMDes ini ditujukan untuk memenuhi dan mencukupi

kebutuhan masyarakat Desa Panaguan tersebut. Hal ini berbeda dengan Simpan

pinjam yang ada di Bank di mana fokus perhatiannya adalah kekayaan.

b. Bagaimana Strategi Pengelolaan BUMDes Bunga Desa dalam

Perspektif Ekonomi Islam


78

Islam telah menggariskan bahwa hakikat amal perbuatan haruslah

berorientasi bagi pencapaian ridha Allah SWT. Hal ini seperti yang dikatakan

Allah dalam Al-Qur’an surat Al Mulk ayat 2 sampai 3 yang mensyaratkan

dipenuhinya dua syarat sekaligus, yaitu niat yang ikhlas dan cara yang harus

sesuai dengan hukum syariat Islam. Bila perbuatan manusia memenuhi dua syarat

itu sekaligus, maka amal itu tergolong ahsan (ahsanul amal), yakni amal terbaik di

sisi Allah SWT.

BUMDes Bunga Desa menggunakan strategi Enterprise Strategy dan

Corporate Strategy. Enterprise Strategy merupakan strategi dalam hal pelayanan

yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dimana para anggotanya

harus bersungguh sunggu dalam bekerja dan memberikan pelayanan yang terbaik

untuk masyarakat. Enterprise Strategy ini sangat erat kaitannya dengan Islam,

karena islam mengajarkan untuk berlaku baik terhadap sesama muslim.

Corporate Strategy merupakan strategi yang berkaitan dengan misi

organisasi, dimana misi organisasi BUMDes Bunga Desa yaitu dalam rangka

mengentas atau memberantas kemiskinan dan membantu masyarakat yang tidak

memiliki modal usaha. Corporate Strategy ini sangat erat kaitannya dengan islam,

karena islam mengajarkan untuk bersikap saling tolong menolong sesama umat

muslim.

Dalam hal pengelolaan, BUMDes menerapakan empat fungsi pengelolaan

yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Planning/Perencanaan

merupakan satu proses untuk kebutuhan serta sasaran yang ingin dicapai

BUMDes Bunga Desa dengan cara mengambil langkah-langkah strategis guna

mencapai tujuan tersebut. Perencanaan yang dilakukan BUMDes Bunga Desa


79

yaitu lebih mengembangkan usaha ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat.

Perencaan seperti inilah yang sangat membantu masyarakat dalam pengembangan

usahanya, jadi dalam islam perncanaan seperti ini dibolehkan karena ada sikap

saling tolong menolong atau sikap membantu masyarakat demi kemaslahatan

bersama.

Hal ini dipaparkan oleh Bapak Jamal Basah selaku Ketua BUMDes Bunga

Desa.

“lebih mengembangkan usaha ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat.


Perencaan seperti inilah yang sangat membantu masyarakat dalam pengembangan
usahanya, jadi dalam islam perncanaan seperti ini dibolehkan karena ada sikap
saling tolong menolong atau sikap membantu masyrakat demi kemaslahatan
bersama.”

Organizing/Pengorganisasian merupakan proses bagaimana strategi dan

taktik yang telah dirumuskan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat

dan tangguh, sistem dan lingkungan yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa

semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan organisasi. Dalam hal organisasi, BUMDes Bunga Desa sudah

melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai struktur organisasi dan bekerja secara

efektif dan efisienuntuk mencapai tujuan orgaisasinya tersebut. Dalam ekonomi

islam, anggota BUMDes sudah bertanggung jawab atas pekerjaannya , tetapi ada

3 kelompok yang tidak bertanggung jawab atas pekerjaan, ketiga kelompok

tersebut malah menghianati BUMDes Bunga Desa tersebut dengan memacetkan 3

kelompoknya, padahal dalam islam sudah dijelaskan AL-Anfal: 27 yang artinya

“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul

(Muhammad) dan (juga) jangan lah kamu meghianati amanah-amanah yang

dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahuinya”


80

Hal tersebut juga dipaparkan oleh Bapak Jamal Basah selaku Ketua

BUMDes Bunga Desa

“BUMDes Bunga Desa sudah melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai
struktur organisasi dan bekerja secara efektif dan efisienuntuk mencapai tujuan
orgaisasinya tersebut. Tetapi di BUMDes Bunga Desa ada 3 kelompok yang tidak
bertanggung jawab atas pekerjaan, ketiga kelompok tersebut malah menghianati
BUMDes Bunga Desa tersebut dengan memacetkan 3 kelompoknya.”

Actuating/Pelaksanaan merupakan proses implementasi program supaya

bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi, dan proses memotivasi

semua pihak agar dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran

dan produktivitas yang tinggi. Dalam BUMDes Bunga Desa, pelaksaan nya yaitu

mengadakan kerja sama dengan masyarakat untuk bisa mengembangkan unit

usaha demi mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Seperti dalam unit usaha

simpan pinjam dimana memberikan pinjaman untuk membantu masyarakat dalam

membangun usaha atau dalam hal kegiatan produktif. Sebelum dilakukan

peminjaman pihak pengelola melakukan adanya identifikasi oleh calon peminjam.

Setelah dirasa layak memperoleh pinjaman,maka pengelola memberitahu berapa

jumlah yang bisa dipinjam, waktu pinjaman, angsuran yang harus dibayar, biaya

dan tambahan yang dikenakan. Usaha tersebut dijalankan untuk membantu

masyarakatnya dalam mengembangkan usaha yang dimiliki dan menambah

pendapatan BUMDes Bunga Desa. Dalam Islam sudah dijelaskan bahwasannya

sikap tolong meolong sangat dianjurkan dan kerja sama dalam hal kebaikan juga

diperbolehkan.

Hal ini juga dipaparkan oleh Bapak Jamal Basah selaku Ketua BUMDes

Bunga Desa.

“pelaksaan nya yaitu mengadakan kerja sama dengan masyarakat untuk


bisa mengembangkan unit usaha demi mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
81

Seperti dalam unit usaha simpan pinjam dimana memberikan pinjaman untuk
membantu masyarakat dalam membangun usaha atau dalam hal kegiatan
produktif. Sebelum dilakukan peminjaman pihak pengelola melakukan adanya
identifikasi oleh calon peminjam. Setelah dirasa layak memperoleh
pinjaman,maka pengelola memberitahu berapa jumlah yang bisa dipinjam, waktu
pinjaman, angsuran yang harus dibayar, biaya dan tambahan yang dikenakan”

Controling/Pengawasan merupaka proses yang dilakukan untuk

memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan

dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.

Anggota BUMDes Bunga Desa kurang memberi pengarahan kepada

masyarakat dan tidak mengontrol aktivitas perkembangan usaha dari masyarakat

tersebut, padahal dengan cara anggota mengontrol aktivitas perkembangan usaha

masyarakat akan mengetahui perkembangan usaha masyarakat tersebut meningkat

atau malah menurun. Didalam islam mengontrol tersebut sama hal nya dengan

bersilahturahmi, Rasulullah juga memerintahkan agar umat islam menjaga dan

menyambung kekerabatan khususnya bagi sesama muslim yang dijelaskan juga di

hadits yang artinya “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya

dengan sesuatu pun, mendirikan shalata, menunaikan zakat, dan menyambung

silahturahmi. (HR. Bukhari). Hal ini berarti sangat penting hubungan silahturahmi

dilakukan dengan itulah umat islam bisa kuat dan saling menyokong satu sama

lain.

Hal ini dipaparkan oleh Bapak Jamal Basah selaku Ketua BUMDes Bunga

Desa

“Iya benar sekali dek, anggota disini tidak mengontrol langsung


perkembangan usaha masyarakat karena anggota disini mempunyai kepentingan
pribadi dan kepentingan diBUMDes ini, jadi anggota sudah terlalu sibuk.”

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan BUMDes Panaguan

dalam membangun perekonomian desa dapat dilihat dari peran BUMDes Bunga
82

Desadalam meningkatan kesejahteraan ekonomi warga desa melalui

pengembangan usaha ekonomi yang dijalankan oleh mereka dan memberikan

sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa (PAD).

Tujuan utama ekonomi Islam adalah mewujudkan kesejahteraan secara

bersama-sama bukan hanya untuk perorangan saja. Karena itu dalam membangun

sebuah usaha Islam juga memperhatikan tujuan utama ekonomi Islam tersebut.

Dalam Islam tidak diperkenankan orang yang mempunyai usaha kemudian

melibatkan orang lain dalam usahanya hanya untuk mencari keuntungan pada

dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain yang terlibat dalam usahanya.

Apabila mereka melakukan proses kerjasama dengan pihak lain dalam

pengembangan usahanya. Proses kerjasama dalam Islam tersebut dikenal dengan

istilah syirkah.

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa

membutuhkan manusia lainnya sehingga antarmanusia tersebut saling melakukan

kerjasama dalam menjalankan semua kegiatannya. Kerjasama tersebut dapat

dilakukan dalam segala bidang, salah satunya BUMDes.

BUMDes Bunga Desa menggunakan Syirkah inan yaitu kerjasama usaha

antara dua pihak atau lebih, dengan ketentuan setiap pihak yang bekerja sama

memberikan kontribusi kerja (amal) dan modal (maal). Al-Quran surat Shaad ayat

24, merupakan dalil syirkah inan. Modal uang dan kerja merupakan dua point

penting dalam syirkah inan. Sehingga, apabila salah satu pihak, bergabung dengan

membawa modal barang (‘urudh), maka barang tersebut harus ditaksir harganya

senilai uang. Macam-macam syirkah inilah sering dipraktekkan dalam kehidupan

sehari-hari. Sebab, praktek syirkah inan tidak mengharuskan adanya kontribusi


83

modal, kerja, dan tanggung jawab dalam jumlah yang sama antara pihak yang

bekerjasama. Selain itu, juga memungkinan dilakukannya pendelegasian

wewenang kerja kepada salah satu pihak.

Dalam BUMDes Bunga Desa syirkah inan ini seperti masyarakat yang

meminjam moda kepada BUMDes dan masyarakat bertanggung jawab atas modal

yang dipinjamnya tersebut, jika dari awal meminjam modal untu membangun

usaha, harus ada bukti usaha yang dibangunnya tersebut.

Hal ini dipaparkan oleh Bapak Jamal Basah selaku Ketua BUMDes Bunga

Desa

“Masyarakat yang meminjam modal kepada BUMDes dan masyarakat


harus bertanggung jawab atas modal yang dipinjamnya tersebut, jika dari awal
meminjam modal untuk membangun usaha, harus ada bukti usaha yang
dibangunnya tersebut.”

Hal tersebut di paparkan oleh Ibu Zaitun selaku sekretaris BUMDes Bunga

Desa.

“Demi tercapainya strategi pengelolaan yang baik, anggota BUMDes harus


berkerja sama dengan masyarakat dan anggota-anggota lainnya. Dengan kerja
sama yang baik bisamewujudkan kesejahteraan secara bersama-sama bukan hanya
untuk perorangan sajadengan pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan
bersama.”

Hal tersebut juga dipaparkan oleh Jamal Basah selaku Ketua BUMDes

Bunga Desa

“Di BUMDes Bunga Desa dalam mengelola sebuah organisasi harus kerja sama
karena dalam strategi pengelolaan kerja sama tersebut ada sikap tolong menolong
dari anggota BUMDes ke masyarakat. Sikap tolong menolong ini sudah
dianjurkan dalam islam bahwa kita sesama umat muslim diwajibkan tolong
menolong karna kita selaku makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa
84

membutuhkan manusia lainnya sehingga antarmanusia tersebut saling melakukan


kerjasama dalam menjalankan semua kegiatannya.”

Pernyataan tersebut juga disampaikan oleh Bustami selaku peminjam di

BUMDes Bunga Desa.

“BUMDes Bunga Desa tersebut sangat membantu masyarakat di Desa Panaguan


dengan memberikan pinjaman dana kepada masyarakat yang ingin memulai usaha
atau meneruskan usahanya.”

Kesimpulan nya yaitu Kerjasama di BUMDes Bunga Desa dalam Islam

merupakan suatu bentuk sikap saling tolong menolong terhadap sesama yang

dianjurkan dalam agama Islam selama kerjasama itu tidak dalam bentuk dosa dan

permusuhan.

Keikutsertaan atau Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental,

pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang

mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha

mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Dalam hal keikutsertaan atau partisipasi akan dipaparkan oleh Ibu Rini

Asih selaku Bendahara.

“Dalam pengelolaan BUMDes Bunga Desa perlu partisipasi dari masyarakat,


karena kalau kita hanya melihat dari anggota kita tidak tau apa kelebihan dan
kekurangan dari BUMDes Bunga Desa tersebut. Partisipasi ini penting dalam
menjalankan sebuah organisasi.”

Keikutsertaan atau kontribusi seseorang dalam menjalankan suatukegiatan

tidak akan lepas dari kewenangan dan tanggung jawab. Pemberiankewenangan ini

mutlak dalam suatu sistem manajemen untuk menjaminkelancaran pelaksanaan

tugas atau kerja yang dibebankan kepadaseseorang. Tanpa adanya kewenangan,


85

seseorang akan mengalamikeraguan dalam melaksanakan tugasnya, yang pada

akhirnya ia tidak dapatmelaksanakan tugas dengan baik.

Tetapi dalam BUMDes Bunga Desa ada sebagian anggota kelompok yang

tidak ikut berpartisipasi/ikutserta dalam hal pengelolaan BUMDes Bunga Desa

terserbut. Oleh karena itu 3 Kelompok di BUMDes Bunga Desa ada yang macet

dikarenakan anggotanya tidak turut ikut serta didalamnya hanya mementingkan

dirinya sendiri saja.

Hal ini dipaparkan oleh Bapak Jamal Basah selaku ketua BUMDes Bunga

Desa.

“Iya mas, disini ada sebagian anggota kelompok yang tidak ikut berpartisipasi
dalam hal pengelolaan BUMDes Bunga Desa, oleh karena itu 3 kelompok tersebut
macet. Padahal dengan adanya BUMDes tersebut, kami ingin masyarakat di Desa
ini mempunyai penghasilan sendiri dengan cara memperoleh dananya dari
BUMDes Bunga Desa tersebut.”

Transparansi sebagai suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi yang

dapat dipercaya dan tepat waktu kepada publik, sehingga memungkinkan bagi

para pengguna informasi untuk memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.

Proses penyampaian informasi tersebut bukanlah hasil dari transparansi,

transparansi dapat diraih jika suatu pihak mampu menyediakan informasi yang

relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai.

BUMDes Bunga Desa selalu memberikan informasi yang jelas, baik itu

berupa syarat atau berapa lama waktu peminjaman itu terjadi, karena ini akan

menghilangkan keraguan dari si peminjam. Dalam pandangan Islam, transparansi

merupakan shiddiq (jujur).

Transparansi (keterbukaan informasi) dalam BUMDes artinya informasi

perkembangan BUMDes dapat diakses oleh masyarakat. Dan yang terpenting


86

keterbukaan informasi tersebut didasarkan pada semangat pelayanan publik

bahwa informasi merupakan hak publik. Selain itu transpasrasi dalam pengelolaan

BUMDes erat kaitannya dengan pengungkapan laporan keuangan BUMDes itu

sendiri. Dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai akuntabel dalam prinsip

pengelolaan BUMDes.

Hal ini dipaparkan oleh Ibu Zaitun selaku Sekretaris di BUMDes Bunga

Desa.

“Saya selaku sekretaris selaku memberikan informasi yang benar tentang laporan
keuangan BUMDes ini kepada seluruh anggota BUMDes, yang paling penting
juga menyampaikan informasi bagi masyarakat demi kenyamanan saat
masyarakat melakukan pelayanan di BUMDes Bunga Desa ini.”

Akuntabilitas dalam perspektif Islam muncul dari konsep kholifah yang

menganggap manusia sebagai pemimpin di muka bumi dengan selalu

menggunakan pedoman al-Qur’an dan hadits sebagai sumber hukum utama dalam

Islam. Akuntabilitas muncul juga karena suatu perjanjian antara pemilik atau

investor dengan manajer. Dan pada prakteknya akuntabilitas erat kaitannya

dengan transparasi dan laporan keuangan.

Hal ini dipaparkan oleh Bapak Jamal Basah selaku ketua BUMDes Bunga

Desa.

“Saya ingin semua anggota dalam menjalankan kegiatan di BUMDes Bunga Desa
dapat dipertanggungjawabkan baik kepada pemerintahan desa maupun kepada
masyarakatnya dan semua kegiatan harus terdokumentasi dengan rapi dan jelas.”

Jadi kesimpulannya BUMDes Bunga Desa menggunakan 4 Prinsip

Strategi pengelolaan menurut ekonomi islam, dimana dalam prinsip ini anggota

dan masyarakat saling berkerja sama demi tercapainya kemaslahatan bersama atau

kesejahteraan masyarakat bersama.


87

B. Temuan Peneliti

Bersarkan data yang yang diperoleh peneliti di lapangan, dapat diperoleh

beberapa temuan-temuan penelitian yang bisa dilaporkan sebagai berikut:

1. Strategi Pengelolaan yang Digunakan BUMDes Bunga Desa di Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan

a. Strategi yang digunakan di BUMDes Bunga Desa menggunakan Strategi

Enterprise dan Strategi Corporate

b. Pengelolaan yang dilakukan di BUMDes Bunga Desa, planing

(perencanaan), organizing (pengorganisasia), actuanting (pelaksanaan),

controlling (pengawasan).

c. Pelayanan yang diberikan oleh pengurus BUMDes Bunga Desa di Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan telah memberikan

pelayanan yang baik sehingga memberikan kepuasan kepada peminjam.

2. Strategi Pengelolaan BUMDes Bunga Desa dalam Perspektif Ekonomi

Islam

a. Prinsip Strategi pengelolaan yang digunakan di BUMDes Bunga Desa

menggunakan Kerja sama, Keikutsertaan, Transparasi dan Akuntabel.

b. Dengan adanya 4 prinsip strategi pengelolaan tersebut, anggota akan

semakin bertanggung jawab atas pekerjaannya.

C. Pembahasan

Pada sesi pembahasan, peneliti akan membahas fokus penelitian yang

tertera di Bab 1. Adapun fokus penelitian yang akan dibahas adalah :


88

1) Apa saja Strategi Pengelolaan yang Digunakan BUMDes Bunga Desa di

Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan

2) Bagaimana Strategi Pengelolaan BUMDes Bunga Desa dalam Perspektif

Ekonomi Islam

1. Strategi pengelolaan yang digunakan BUMDes Bunga Desa di Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan

Strategi merupakan rencana jangka pendek maupun jangka panjang

tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misinya. Strategi juga merupakan

pedoman untuk menentukan keputusan-keputusan dan hasilnya dimasa mendatang

sesuai dengan arah kemana perusahaan akan bergerak. Menurut Heizer dan

Render strategi adalah rencana tindakan organisasi untuk mencapai misinya.

Setiap wilayah fungsional mempuyai strategi untuk mencapai misinya dan

membantu organisasi mencapai misi keseluruhan.88

Berdasarkan teori Schendel dan Charles Hofer, Higgins menjelaskan

adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy yaitu:

enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy.

Dari ke empat strategi di atas yang digunakan BUMDes Bunga Desa

adalah enterprise strategy dan corporate strategykarena Strategi Enterprise ini

berkaitan dengan respons masyarakat. Sedangkan Strategi Corporat ini berkaitan

dengan misi organisasi dimana misi organisasi di BUMDes Bunga Desa adalah

mengelola dana program yang masuk ke Desa bersifat dana bergulir terutama

88
Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integratif, (Malang: UIN-Maliki
Press,2011), hlm.27.
89

dalam rangka pengetasan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi

perdesaan.

Namun dengan tidak menggunakan business strategydanfunctional

strategy ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya adalah memungkinkan

organisasi hidup satu kesatuan ekonomi yang sehat antara lain yang berkaitan

dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, dan pengembagan usaha.

Kekurangannya adalah anggotanya yang kurang pelatihan, masyarakat yang

kurang memahami dalam membuka usaha, dan kurangnya

keikutsertaan/kesadaran dari masyarakat.

Pengelolaan usaha simpan pinjam di Desa Panaguan selain untuk

mengembangkan usaha dan memperoleh keuntungan tapi juga bertujuan untuk

mengurangi pengangguran yang ada di desa tersebut.Dalam hal ini pengelolaan

dalam pengembangan usaha ekonomi masyarakat diharapkan membantu

masyarakat dalam upaya pengembangan usaha dan pemasaran yang didukung

permodalan dengan persyaratan yang mudah, murah dan cepat, sehingga

hasilnya secara nyata akan dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat,

maksud dari pengembangan usaha ekonomi masyarakat adalah memberikan

penguatan permodalan kepada kelompok usaha ekonomi masyarakat di pedesaan

guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan sehingga dapat membantu

mempercepat proses kemandirian masyarakat.

Berikut ini adalah pengelolaan yang dilakukan oleh BUMDes

adalahsebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)
90

Merupakan proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat

strategiuntuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas

kerjaorganisasi, serta menetapkan standar atau indikator keberhasilan

dalampencapaian tujuan dan target bisnis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan BUMDes Bunga Desa ini

adalah meningkatan kesejahteraan ekonomi warga desa melaluipengembangan

usaha ekonomi yang dijalankan oleh mereka dan memberikansumbangan bagi

peningkatan sumber pendapatan asli desa (PAD). Dengandemikian, maka

pengelola melakukan identifikasi potensi desa selama kuranglebih tiga bulan guna

untuk mengetahui aset yang dimiliki oleh DesaPanaguan yang kemudian dapat

dikembangkan menjadi unit kegiatan usaha, yaitu simpan pinjam.

Dalam menjalankan kegiatan usaha yang telah dirumuskan

tersebut,BUMDes Bunga Desamenginginkan dukungan dan keikutsertaan

masyarakat desa Panaguan untuk membantu mengembangkan usahayang

dijalankan oleh BUMDes.

b.Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah proses bagaimana strategi dan taktik yangtelah

dirumuskan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dantangguh,

sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapatmemastikan bahwa

semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektifdan efisien untuk

mencapai tujuan organisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa BUMDes Bunga Desa membentuk

struktur organisasi untuk dapat menjalankan kegiatanyang telah dirumuskan.

Struktur organisasi tersebut mempunyai tugas dantanggung jawab tersendiri.


91

c.Actuating (Pelaksanaan)

Merupakan proses implementasi program supaya bisa dijalankan

olehseluruh pihak dalam organisasi, dan proses memotivasi semua pihak

agardapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan

produktivitas yang tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tahap pelaksanaanBUMDes

Bunga Desamengadakan kerjasama dengan berbagai pihakuntuk bisa

mengembangkan unit usaha demi mencapai tujuan yang sudahdirencakan. Seperti

dalam unit usaha simpan pinjam dimanamemberikan pinjaman untuk membantu

warganya dalam kegiatan produktif.Sebelum dilakukan peminjaman pihak

pengelola melakukan adanyaidentifikasi oleh calon peminjam. Setelah dirasa

layak memperoleh pinjaman,maka pengelola memberitahu berapa jumlah yang

bisa dipinjam, waktu pinjaman, angsuran yang harus dibayar, biaya dan tambahan

yang dikenakan. Usaha tersebut dijalankan untuk membantumasyarakatnya dalam

mengembangkan usaha yang dimiliki dan menambahpendapatan BUMDes Bunga

Desa.

d. Controlling (Pengawasan)

Merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian

kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat

berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.


92

Namun dalam pengelolaan di BUMDes Bunga Desa ada kelebihan dan

kekurangannya. Kelebihannya adalah anggota mengerjakan tugasya sesuai dengen

struktur organisasi, mampu mengendalikan aktivitas-aktivitas di BUMDes Bunga

Desa. Kekurangannya adalah kurang pemberi pengarahan kepada masyarakat,

tidak mengontrol aktivitas perkembangan usaha dari masyarakat tersebut,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan BUMDes Panaguan

dalam membangun perekonomian desa dapat dilihat dari peran BUMDes Bunga

Desadalam meningkatan kesejahteraan ekonomi warga desa melalui

pengembangan usaha ekonomi yang dijalankan oleh mereka dan memberikan

sumbangan bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa (PAD).

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa

bersama dengan masyarakat. Pengelolaan BUMDes dengan langsung melibatkan

masyarakat diharapkan mampu untuk mendorong perekonomian masyarakat

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setiap desa yang telah

membentuk Badan Usaha Milik Desa diberikan dana dari pemerintah. Setiap

usaha desa yang dijalankan memiliki keunggulan masing-masing sesuai dengan

kebutuhan dan potensi yang terdapat di desa-desa tersebut.

Dengan adanya BUMDes Bunga Desa mempermudah masyarakat Desa

Panaguan untuk membangun usahanya supaya lebih maju. Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) merupakan pilar penting dalam kegiatan ekonomi yang ada di

desa. Maka keberadaan BUMDes menjadi hal penting menggerakan kegiatan

ekonomi yang ada di desa, tidak hanya itu, diharapkan peran serta tokoh

masyarakat, tokoh pemuda serta pemerintah desa menjadi faktor yang sangat

penting untuk mendorong adanya perkembangan di Badan Usaha Milik Desa,


93

sehingga BUMDes mampu mengurangi pengangguran yang ada di desa sehingga

BUMDes tidak hanya mampu menjadi penggerak ekonomi didesa namun juga

mampu menjadi jalan keluar dari persoalan ketimpang yang terjadi selama ini,

yakni masyarakat sedapat mungkin berdaulat atas ekonominya sendiri.

Hakikat dari BUMDes tidaklah semata-mata sebagai lembaga ekonomi

yang bersifat komersial, akan tetapi juga sebagai sarana dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. BUMDes sebagai wadah usaha desa, dengan spirit

kemandirian, kebersamaan dan kegotongroyongan antara pemerintah desa

dengan masyarakat yang mengembangkan aset lokal untuk memberikan

pelayanan kepada warga masyarakat dan meningkatkan pendapatan ekonomi

masyarakat dan desa.

Namun dengan hal tersebut masih ada masyarakat yang tidak bisa

meminjam di BUMDes Bunga Desa hanya sebagian masyarakat yang bisa

meminjam di BUMDes Bunga Desa. Alasan dari hal tersebut minimnya modal

dari BUMDes Bunga Desa tersebut oleh karena itu hanya sebagian masyarakat

yang bisa merasakan adanya BUMDes Bunga Desa dan ada sebagian masyarakat

yang belum bisa merasakan manfaat dari BUMDes Bunga Desa tersebut.

Pelayanan adalah suatu kegiatan pemberian jasa dari satu pihak kepada

pihak lainnya. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara

ramah tamah, adil, cepat, tepat, dan dengan etika yang baik sehingga memenuhi

kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerimanya. Ramah tamah yang dimaksud

bahwa pelayanan dilakukan dengan wajah ceria, wajar, dan dengan etika yang

baik serta tidak menyinggung perasaan. Adil artinya pelayanan yang diberikan
94

berdasarkan urutan antrian. Cepat dan tepat dimaksudkan pelayanan yang

diberikan tidak bertele-tele dan harus baik dan benar.

Dalam memberikan pelayanan terhadap peminjam, setiap pengurus harus

berlaku ihsan, yang artinya pengurus harus bisa memberikan pelayanan yang baik,

cepat, optimal, dan tuntas kepada peminjamnya sehingga peminjam tersebut

merasa senang dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak pengurus BUMDes

Bunga Desa tersebut.

Kualitas pelayanan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan masyarakat, serta ketetapan penyampaiannya untuk mengimbangi

harapan masyarakat. Kualitas pelayanan bukanlah dilihat dari sudut pandang

pihak penyelenggara atau penyedia layanan, melainkan berdasarkan persepsi

masyarakat, karena masyarakatlah yang merasakan pelayanan yang diberikan

sehingga merekalah yang seharusnya menilai dan menentukan kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan yang kurang baik maka akan memberikan efek tidak nyaman

bagi masyarakat yang datang.

Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi dimana dalam

pelaksanaannya berlandaskan syariat Islam dengan berpedoman kepada Al-Quran

dan Al- Hadist.Dalam sistem ekonomi Islam mengatur berbagai kegiatan

perekonomian seperti jual-beli, simpan-pinjam, investari dan berbagai kegiatan

ekonomi lainnya. Pada pelaksanaan kegiatan ekonomi Islam, semuanya harus

sesuai dengan syariat Islam dengan menghindari semuanya yang sifatnya Maisyir,

Gharar, Haram, Dzalim, Ikhtikar dan Riba.

Nilai dasar BUMDes dalam ekonomi syariah yaitu dengan menjunjung

tinggi nilai kebenaran, kejujuran, keberanian, dan konsistensi pada kebenaran.


95

Selain itu juga untuk memakmurkan masyarakat Desa Panaguan sebagai tugas

seorang khalifah. Setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk berperilaku

ekonomi yang benar, amanah dalammewujudkan kemaslahatan bersama. Juga

memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat secara

umum bukan kesejahteraan pribadi atau kelompok tertentu saja. Adanya jaminan

sosial di masyarakat akan mendorong terciptanya hubungan yang baik di antara

anggota BUMDes dan masyarakat, karena Islam tidak hanya mengajarkan

mencari keuntungan dunia saja, tetapi untuk mewujudkan kemasalahatan bersama.

Ekonomi Islam memadukan kepentingan pribadi dan kemaslahatan

masyarakat dalam bentuk yang berimbang. Ekonomi islam memiliki kelebihan

dengan menjadikan manusia sebagai fokus perhatian. Manusia diposisikan sebagai

pengganti Allah di bumi untuk memakmurkannya dan tidak hanya untuk

mengeksplorasi kekayaan dan memanfaatkannya saja. Dengan adanya usaha

simpan pinjam di BUMDes ini ditujukan untuk memenuhi dan mencukupi

kebutuhan masyarakat Desa Panaguan tersebut. Hal ini berbeda dengan Simpan

pinjam yang ada di Bank di mana fokus perhatiannya adalah kekayaan.

2. Strategi Pengelolaan BUMDes Bunga Desa dalam Perspektif Ekonomi

Islam

BUMDes Bunga Desa menggunakan strategi Enterprise Strategy dan

Corporate Strategy. Enterprise Strategy merupakan strategi dalam hal pelayanan


96

yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dimana para anggotanya

harus bersungguh sunggu dalam bekerja dan memberikan pelayanan yang terbaik

untuk masyarakat. Enterprise Strategy ini sangat erat kaitannya dengan Islam,

karena islam mengajarkan untuk berlaku baik terhadap sesama muslim.

Corporate Strategy merupakan strategi yang berkaitan dengan misi

organisasi, dimana misi organisasi BUMDes Bunga Desa yaitu dalam rangka

mengentas atau memberantas kemiskinan dan membantu masyarakat yang tidak

memiliki modal usaha. Corporate Strategy ini sangat erat kaitannya dengan islam,

karena islam mengajarkan untuk bersikap saling tolong menolong sesama umat

muslim.

Dalam hal pengelolaan, BUMDes menerapakan empat fungsi pengelolaan

yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Planning/Perencanaan

merupakan satu proses untuk kebutuhan serta sasaran yang ingin dicapai

BUMDes Bunga Desa dengan cara mengambil langkah-langkah strategis guna

mencapai tujuan tersebut. Perencanaan yang dilakukan BUMDes Bunga Desa

yaitu lebih mengembangkan usaha ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat.

Perencaan seperti inilah yang sangat membantu masyarakat dalam pengembangan

usahanya, jadi dalam islam perncanaan seperti ini dibolehkan karena ada sikap

saling tolong menolong atau sikap membantu masyrakat demi kemaslahatan

bersama.

Organizing/Pengorganisasian merupakan proses bagaimana strategi dan

taktik yang telah dirumuskan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat

dan tangguh, sistem dan lingkungan yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa

semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk
97

mencapai tujuan organisasi. Dalam hal organisasi, BUMDes Bunga Desa sudah

melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai struktur organisasi dan bekerja secara

efektif dan efisienuntuk mencapai tujuan orgaisasinya tersebut. Dalam ekonomi

islam, anggota BUMDes sudah bertanggung jawab atas pekerjaannya , tetapi ada

3 kelompok yang tidak bertanggung jawab atas pekerjaan, ketiga kelompok

tersebut malah menghianati BUMDes Bunga Desa tersebut dengan memacetkan 3

kelompoknya, padahal dalam islam sudah dijelaskan AL-Anfal: 27 yang artinya

“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul

(Muhammad) dan (juga) jangan lah kamu meghianati amanah-amanah yang

dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahuinya”

Actuating/Pelaksanaan merupakan proses implementasi program supaya

bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi, dan proses memotivasi

semua pihak agar dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran

dan produktivitas yang tinggi. Dalam BUMDes Bunga Desa, pelaksaan nya yaitu

mengadakan kerja sama dengan masyarakat untuk bisa mengembangkan unit

usaha demi mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Seperti dalam unit usaha

simpan pinjam dimana memberikan pinjaman untuk membantu masyarakat dalam

membangun usaha atau dalam hal kegiatan produktif. Sebelum dilakukan

peminjaman pihak pengelola melakukan adanya identifikasi oleh calon peminjam.

Setelah dirasa layak memperoleh pinjaman,maka pengelola memberitahu berapa

jumlah yang bisa dipinjam, waktu pinjaman, angsuran yang harus dibayar, biaya

dan tambahan yang dikenakan. Usaha tersebut dijalankan untuk

membantumasyarakatnya dalam mengembangkan usaha yang dimiliki dan

menambah pendapatan BUMDes Bunga Desa. Dalam Islam sudah dijelaskan


98

bahwasannya sikap tolong meolong sangat dianjurkan dan kerja sama dalam hal

kebaikan juga diperbolehkan.

Controling/Pengawasan merupaka proses yang dilakukan untuk

memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan

dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.

Anggota BUMDes Bunga Desa kurang memberi pengarahan kepada

masyarakat dan tidak mengontrol aktivitas perkembangan usaha dari masyarakat

tersebut, padahal dengan cara anggota mengontrol aktivitas perkembangan usaha

masyarakat akan mengetahui perkembangan usaha masyarakat tersebut meningkat

atau malah menurun. Didalam islam mengontrol tersebut sama hal nya dengan

bersilahturahmi, Rasulullah juga memerintahkan agar umat islam menjaga dan

menyambung kekerabatan khususnya bagi sesama muslim yang dijelaskan juga di

hadits yang artinya “Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukannya

dengan sesuatu pun, mendirikan shalata, menunaikan zakat, dan menyambung

silahturahmi. (HR. Bukhari). Hal ini berarti sangat penting hubungan silahturahmi

dilakukan dengan itulah umat islam bisa kuat dan saling menyokong satu sama

lain.

BUMDes Bunga Desa menggunakan empat prinsip pengelolaan menurut

ekonomi islam yaitu kerja sama (Syirkah), Patrisipasi/keikutsertaan, Transparasi

dan Akuntabilitas.

Tujuan utama ekonomi Islam adalah mewujudkan kesejahteraan secara

bersama-sama bukan hanya untuk perorangan saja. Karena itu, dalam membangun

sebuah usaha Islam juga memperhatikan tujuan utama ekonomi Islam tersebut.

Dalam Islam tidak diperkenankan orang yang mempunyai usaha kemudian


99

melibatkan orang lain dalam usahanya hanya untuk mencari keuntungan pada

dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain yang terlibat dalam usahanya.

Apabila mereka melakukan proses kerjasama dengan pihak lain dalam

pengembangan usahanya. Proses kerjasama dalam Islam tersebut dikenal dengan

istilah syirkah.

Kerjasama dalam Islam merupakan sesuatu bentuk sikap saling tolong

menolong terhadap sesama yang disuruh dalam agama Islam selama kerjasama

itu tidak dalam bentuk dosa dan permusuhan. Dengan adanya BUMDes Bunga

Desa akan menolong masyarakat Desa Panaguan yang tidak memiliki modal

usaha, oleh karena itu BUMDes melakukan kerja sama dengan masyarakat agar

tujuan dari organisasi tersebut bisa tercapai.

BUMDes Bunga Desa menggunakan Syirkah inan yaitu kerjasama usaha

antara dua pihak atau lebih, dengan ketentuan setiap pihak yang bekerja sama

memberikan kontribusi kerja (amal) dan modal (maal). Al-Quran surat Shaad ayat

24, merupakan dalil syirkah inan. Modal uang dan kerja merupakan dua point

penting dalam syirkah inan. Sehingga, apabila salah satu pihak, bergabung dengan

membawa modal barang (‘urudh), maka barang tersebut harus ditaksir harganya

senilai uang. Macam-macam syirkah inilah sering dipraktekkan dalam kehidupan

sehari-hari. Sebab, praktek syirkah inan tidak mengharuskan adanya kontribusi

modal, kerja, dan tanggung jawab dalam jumlah yang sama antara pihak yang

bekerjasama. Selain itu, juga memungkinan dilakukannya pendelegasian

wewenang kerja kepada salah satu pihak.

Dalam BUMDes Bunga Desa syirkah inan ini seperti masyarakat yang

meminjam moda kepada BUMDes dan masyarakat bertanggung jawab atas modal
100

yang dipinjamnya tersebut, jika dari awal meminjam modal untu membangun

usaha, harus ada bukti usaha yang dibangunnya tersebut.

Kesimpulan nya yaitu Kerjasama di BUMDes Bunga Desa dalam Islam

merupakan suatu bentuk sikap saling tolong menolong terhadap sesama yang

dianjurkan dalam agama Islam selama kerjasama itu tidak dalam bentuk dosa dan

permusuhan.

Keikutsertaan atau kontribusi seseorang dalam menjalankan suatukegiatan

tidak akan lepas dari kewenangan dan tanggung jawab. Pemberiankewenangan ini

mutlak dalam suatu sistem manajemen untuk menjaminkelancaran pelaksanaan

tugas atau kerja yang dibebankan kepadaseseorang. Tanpa adanya kewenangan,

seseorang akan mengalamikeraguan dalam melaksanakan tugasnya, yang pada

akhirnya ia tidak dapatmelaksanakan tugas dengan baik.

Pemberian wewenang itu sendiri juga harus diikuti oleh tanggungjawab.

Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat

memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang.

Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau

pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang

mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha

mencapai tujuan. Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti

keterlibatan jasmaniah semata.

Pemberian wewenang itu sendiri juga harus diikuti oleh tanggungjawab.

Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat

memberikan pertanggung jawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena

itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggung jawaban demikian pula
101

sebaliknya Kewenanganan dan tanggung-jawab dalam manajemen Islam ini

dapat kita pahami bahwa Islam menekankan pentingnya kesadaran akan

wewenang ini dalam wilayah dan posisi kita pada suatu komunitas kehidupan.

Transparansi sebagai suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi yang

dapat dipercaya dan tepat waktu kepada publik, sehingga memungkinkan bagi

para pengguna informasi untuk memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.

Proses penyampaian informasi tersebut bukanlah hasil dari transparansi,

transparansi dapat diraih jika suatu pihak mampu menyediakan informasi yang

relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai.

Dalam pandangan Islam, transparansi merupakan shiddiq

(jujur).Transparansi (keterbukaan informasi) dalam BUMDes artinya informasi

perkembangan BUMDes dapat diakses oleh masyarakat. Dan yang terpenting

keterbukaan informasi tersebut didasarkan pada semangat pelayanan publik

bahwa informasi merupakan hak publik. Selain itu transpasrasi dalam

pengelolaan BUMDes erat kaitannya dengan pengungkapan laporan keuangan

BUMDes itu sendiri.

Akuntabel dalam pengelolaan BUMDes berarti bahwa semua kegiatan

yang dijalankan dapat dipertanggung jawabkan baik kepada pemerintahan desa

maupun kepada masyarakatnya dan semua kegiatan harus terdokumentasi

dengan rapi dan jelas. Akuntabilitas mencerminkan bahwa segala bentuk

pertanggung jawaban yang diusung oleh suatu lembaga benar-benar berdasarkan

kenyataan riil yang terjadi dan tidak ditutup-tutupi apalagi dimanipulasi.

Akuntabilitas dalam perspektif Islam muncul dari konsep kholifah yang

menganggap manusia sebagai pemimpin di muka bumi dengan selalu


102

menggunakan pedoman al-Qur’an dan hadits sebagai sumber hukum utama

dalam Islam. Akuntabilitas muncul juga karena suatu perjanjian antara pemilik

atau investor dengan manajer. Dan pada prakteknya akuntabilitas erat kaitannya

dengan transparasi dan laporan keuangan.

Dilihat dari perspektif etika bisnis Islam, maka akuntabilitas adalah sebuah

pertanggungjawaban perusahaan baik kepada masyarakat maupun kepada tuhan.

Akuntabilitas merupakan dasar pelaporan keuangan disuatu entitas yang didasari

oleh adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas

pengumpulan sumber daya dan penggunaannya. Hal yang tidak kalah penting

adalah pembuatan laporan keuangan merupakan suatu bentuk kebutuhan

transparasi yang diperlukan sebagai syarat pendukung adanya akuntabilitas berupa

keterbukaan manajemen lembaga atas aktifitas pengelolaan sumber daya publik.

Transparasi informasi terutaman informasi mengenai keuangan dilakukan dalam

bentuk yang relevan dan mudah dipahami.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

ditarik beberapa kesimpulan mengenai Strategi Pengelolaan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Bunga Desa di Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten

Pamekasan sebagai berikut:

1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menggunakan dua strategi enterprice dan

strategi corporate. Dimana strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat dan

misi sebuah organisasi, strategi ini juga menampakkan bahwa aggota BUMDes

Bunga Desa sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberikan

pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

BUMDesBunga Desa melalui penyediaan modal usaha untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dalam membuka suatu usaha, dana pinjaman,

memberikanpelatihan, dan kosultasi dalam mengelola usaha.

2. BUMDes Bunga Desa menggunakan strategi pengelolaan kerja sama (Syirkah)

BUMDes Bunga Desa menggunakan strategi Enterprise Strategy dan

Corporate Strategy. Enterprise Strategy dan Corporate Strategy ini sangat erat

kaitannya dengan Islam, karena islam mengajarkan untuk berlaku baik dan

bersikap tolong menolong terhadap sesama muslim.

103
104

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang dijelaskan

diatas, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang bertujuan memberikan

manfaat bagi pihak-pihak lain atas hasil penelitian ini. Adapun saran-saran yang

dapat disampaikan peneliti sebagai berikut:

1. Sebaiknya BUMDesBunga Desatidak hanya menggunakan dua strategi

tersebut. Karena strategi fungsional merupakan strategi pendukung dan

menunjang suksesnya strategi yang lain.

2. Diharapka semua anggota BUMDes bisa mengontrol langsung perkembangan

usaha masyarakat, karena didalam Islam mengontrol tersebut sama hal nya

dengan bersilahturahmi, Rasulullah juga memerintahkan agar umat islam

menjaga dan menyambung kekerabatan khususnya bagi sesama muslim


DAFTAR RUJUKAN

Abdul Rivai & Darsono Prawironegoro, Manajemen Strategis, (jakarta: Mitra

Wacana Media, 2015)

Ali Akbar dan Eko Priyo Utomo, The Entrepreneur Way: Jurus Kilat Menjadi

Usahawan Sukses Mandiri, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2010)

Amirullah & Haris Bdiyono, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Graha Ilmu, 2004)

Buna’i, Penelitian Kualitatif.

Damsar & Indrayani, pengangtar sosiologi ekonomi, (Jakarta : kencana 2009)

David wijaya, Akuntansi Desa, (Yogyakarta: Gava Media, 2018)

Dominick Salvat ore & EugeneDiulio, Prinsip-Prinsip Ekonomi,(Jakarta:

Erlangga, 2004)

Ernie Trisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen,

(Jakarta:kencana 2005)

Ika Yunia Fauzia & Abdul Kadir Riyadi,Prinsip dasae ekonomi islam,

(Jakarta:Prenadamedia, 2014)

Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integratif, (Malang: UIN-

Maliki Press,2011)

Ismail Nawawi Uha, Isu-Isu Ekonomi Islam, (Jakarta,CV.Dwiputra Pustaka

Jaya,2013)

Iwan Purwanto, Manajemen Strategi,( Bandung: Yrama Widya,2006)

Jalin Matra,Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan, (Surabaya , 2015)

Lexy Moleong, Metode penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1998)

Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta: Erlangga, 2012)


Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghatia Indonesia, 1988)

Muh. Yunus, Islam & Kewirausahaan Inovatif, (UIN Malang: 2008)

Nurhayati.Manajemen proyek,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010)

Pedoman Umum Pilot Project, Jalin Matra Penanggulangan Kerentanan

Kemiskinan, (Surabaya: 2015)

Petunjuk Teknis Operasional,Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan,

(Surabaya , 2017)

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif,kualitatif, dan

r&d, (Bandung: Alfabeta,2016)

Sri Wiludjeng SP, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2007)

Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen,(Jakarta Barat hak cipta

2010 PT Indeks)

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Kencana,2007)

Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012)

SKRIPSI

Sulfan & Akilah Mahmud Konsep Masyarakat Menurut Murtdha Muthahhari,

(Makasar: Fakultas Pascasarjana & Aqidah & Filsafat islam Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makkasar, Jurnal Aqidah Thn 2018)

Ahmad Khusaini, Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di

SPA Club Arena Yogyakarta, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri

Yogyakarta, 2016)
Qomaruddi,” Analisis Pemberian Kompensasi Dalam Meningkatkan Kinerja

Guru Menurut Perspektif Ekonomi Islam,(Lampung:Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Islam Universitas Islan Negeri Raden Intan lampung,2018)

Bestha Lady, Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Tarahan Berkarya Desa Tarahan Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung

Selatan, (Fakultas Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung, 2019)

Dewi Purnawati, Prinsip-Prinsip Pengeloaan Badan Usaha Milik Desa Dalam

Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Di Desa Pangkahwetan Kecamatan

Ujung Pangkah Kabupaten Gresik), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah

Surabaya 2018)

Herlina, Konstribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemenuhan

Kehidupan Ekonomi Mayarakat Ditinjau Menurut Ekonomi Islam (Studi Kasus

Di Desa Pekan Tua Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilli), Fakultas

Syariah Dan Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

2012)

WEBSITE

http://digilib.uinsuka.ac.id/15638/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR

%20PUSTAKA.pdf, diakses pada tgl 10 Februari 2020, jam 12:20 WIB

http://digilib.uinsby.ac.id/10838/5/bab%202.pdf,

https://dianprase.blogspot.com/2016/10/makalah-strategi-dalam-tinjauan

islam.htmI?m=1

https://pakdosen.co.id/strategi-adalah/
PEDOMAN WAWANCARA

Skripsi

“Strategi Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bunga Desa di Desa

Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan dalam Meningkat

Ekonomi Masyarakat Perspektif Ekonomi Islam”

Fokus I: Apa saja Strategi Pengelolaan yang Digunakan BUMDes

Bunga Desa di Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten

Pamekasan?

1. Strategi apa yang dilakukan untuk pengelola BUMDes agar lebih baik?

2. Bagaimana pengelolaan yang ada di BUMDes Bunga Desa?

3. Apa saja yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam meningkatkan

ekonomi masyarakat di Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten

Pamekasan?

4. Apa yang menjadi kendala dalam pengelolaan BUMDes Bunga Desa?

5. Bagaimana perkembangan BUMDes Bunga Desa dari tahun sebelumnya

dan sesudahya? apa semakin meningkat, apa semakin menurun?

6. Bagaimana terkait dengan pelayanan yang ada di BUMDes Bunga Desa?

Fokus II:Bagaimana Strategi Pengelolaan BUMDes Bunga Desa dalam

Perspektif Ekonomi islam?

1. Apakah strategi yang digunakan di BUMDes Bunga Desa sesuai denga

ekonomi islam?

2. Apakah pengelolaan nya sudah sesuai dengan ekonomi islam?

3. Bagaimana pelayanan nya apakah sesuai dengan syariat islam?

Anda mungkin juga menyukai