Anda di halaman 1dari 8

Reza Aditya Firdausi

23

XI IPA 1
Tugas
B.Indonesi
a
Cerpen

SMAN 1 GALIS
KENANGAN PUTIH BIRU-BIRU
pagi yang cerah untuk menjalani hidup yang indah, dimana ayam bersiap
untuk berkokok, burung bersiap untuk bertelur, anjing bersiap untuk menggonggong,
dan aku bersiap untuk mandi.

Tahun ini aku lulus dari sekolah dasar atau SD, lulus dengan hasil yang
memuaskan bagiku tapi tidak bagi orang tuaku, setelah melewati masa liburan aku
harus melanjutkan sekolah karena jika tidak aku nanti hanya akan menjadi penunggu
toko anugerah atau pom bensin(Pengemis).

Lulus SD aku melanjutkan sekolah SMP faforit di daerahku yaitu SMPN 2


Pamekasan , aku termasuk orang yang hebat(menurutku) karena bisa masuk ke
sekolah tersebut dari jalur unggulan, mengalahkan orang lain yang masih kalah hebat
dariku(sambil tertawa jahat).

Hari pertama masuk aku mengikuti MOS(Masa Orientasi Sekolah), aku sangat
sedih karena aku kelihatan seperti orang gila, harus memakai tas dari kardus, topi
dari dari kardus, dan memakai kaos kaki yang berbeda(kaki kanan putih dan kaki kiri
hitam), tetapi aku juga senang karena aku bisa bersekolah disini sekolahnya bagus,
indah dan menarik, selain itu karena ayahku juga mengajar disana(untuk menghemat
biaya). Aku ke sekolah diantar jemput oleh ayahku, karena jarak dari rumah ke
sekolah lumayan, jauh jika ditempuh menggunakan sepeda motor sekitar 15-25
meni, sekalian ayahku mengajar disana, kadang ayahku tidak bisa masuk jadi kakakku
yang mengantar dan menjemputku.

Selesai MOS aku langsung diberi pilihan apakah mau masuk kelas Matematika,
fisika, atau biologi(karena kelas unggulan). Setelah aku pikir-pikir, aku pelajaran
Matematika nggak bisa, fisika apa lagi, jadi tidak ada pilihan lain aku harus memilih
kelas biologi, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kepala
pusing, rambut beruban, dan yang paling parah adalah kebotakan.

Aku masuk kelas VII F(kelas biologi), di kelas baruku aku duduk bersama
teman baru namanya Ridho Ilahi Putra Arifin yang dipanggil dodo, dia orangnya
aneh, matanya sipit tapi bukan orang cina, berotot tapi jarang olahraga. Aku kira dia
orangnya baik, pendiam, polos, alim. Dan duagaan ku salah semua, dia bukan orang
yang baik tapi dia bukan juga orang jahat, selalu berbicara, dia bukan orang polos,
dan yang paling penting dia bukan orag alim. Aku belajar banyak hal dari dia dari
yang baik(menurut kami) sampai yang buruk, tapi lebih banyak buruknya.
Aku tidak hanya berteman dengan dodo tapi jug banyak teman sekelas yang
lain, satu kelas berjumlah 24 murid(karena unggulan), 12 laki-laki dan 12 perempuan.
Saat suasana kelas sedang ramai lalu ada seorang guru wanita masuk ke kelas kami.

“selamat pagi anak-anak” ucap guru tersebut.

“pagi bu” jawab kami.

“ibu adalah wali kelas kalian” ucap guru itu.

“ternyata di wali kelas kita” bisikku ke dodo.

“lumayan juga” ujar dodo.

Dodo mulai berpikiran yang tidak-tidak, supaya menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan aku harus mencegahnya, aku tamparnmuka dodo. Duaaaarrrrr!!!!,
alhamdulillah dia sadar.

Seminggu setelah itu kami mulai mendapatkan pelajaran seperti biasanya,


pelajaran pertama yang kami dapatkan yaitu fisika, guru fisika ku bernama pak
Masduki atau biasa dipanggil pak uki. Fisika salah satu pelajaran yang aku tidak sukai
karena kalau ulangan fisika aku selalu mendapat nilai yang rendah alias remidi, tapi
karena gurunya asik dan cara menerangkannya mudah dimengerti, saat diterangkan
aku mengerti dan bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, tapi tetap saja
saat ulangan aku selalu mendapat nilai rendah, itulah mengapa aku tidak menyukai
fisika.

Sebenarnya bukan pelajaran fisika saja yang aku tidak sukai tetapi juga
pelajaran matematika. Saat guruku menjelaskan materi matematika aku
mendengarkan dan mencermati apa yang disampaikan olehnya walaupun aku tidak
mengerti sedikitpun perkataan guru tersebut.

Ujian kenaikan kelas pun hampir tiba banyak teman-teman ku yang fokus
belajar kecuali dodo dan aku, tapi karena kehebatan kami berdua saat ujian kenaikan
kelas kami berhasil menjawab semua soal tanpa terkecuali. Setelah ujian biasanya
OSIS mengadakan kelas meeting, yang diperlombakan biasanya futsal cewek/cowok
dan sepak takraw, tapi kelas kami tidak mendapatkan apapun alias kalah

Hari ini adalah hari pengambilan raport yang harus diambil oleh orang tua
atau wali murid, dan akupun mulai berkeringat dingin, jantung berdetak lebih cang
apakah ini yang dinamakan cinta, ternyata aku salah, ini adalah perasaan takut
karena mungkin nilai-nilai ku tidak seperti yang diharapkan oleh ayah.
Saat ayah pulang dari sekolah untuk mengambil raport ternyata ayah tidak marah
kepadaku dan aku bersyukur waktu itu.

Liburan pun tiba dan aku harus memanfaatkan liburan ini dengan sebaik-
baiknya.Aku harus bermain game, tidur, dan nonton tv yang banyak karena
kesempatan langka ini jarang didapatkan oleh pelajar diwaktu masuk sekolah.Karena
dodo pernah bilang kepadaku "Barang siapa yang memegang buku pelajara di waktu
liburan sekolah apalagi sampai membacanya maka dia termasuk orang- orang yang
Hina dimata saya" sungguh kata-kata yang sangat bermanfaaat bagi orang-orang
yang masih belajar di waktu liburan.

Hari pertama masuk sekolah setelah melewati liburan panjang harus aku
hadapi walaupun berat rasanya harus meninggalkan tempat tidur, jika harus memilih
antara tidur dan sekolah maka aku akan memilih tidur di sekolah (bercanda).

Setelah kenaikan kelas, aku naik ke kelas VIII F dengan teman kelas yang
sama.Di kelas aku tidak lagi diantar jemput oleh ayah ataupun kakakku, tetapi aku
dipaksa oleh ayahku untuk naik angkot angkutan umum katanya supaya tidak
ngerepotin ayah/ma'le ta' nyossaeh.Suatu ketika aku dan teman kelasku mulai jenuh
atau bosan hanya duduk-duduk tidak ada kerjaan, dan aku mengusulkan ide dikelas
yang brilian yaitu main kartu remi, dan mereka pun langsung setuju.

Keesokan harinya aku datang kesekolah dengan membawa kartu remi yang
aku beli di toko waktu perjalanan ke sekolah, kami langsung memanfaatkan waktu
kosong untuk bermain kartu remi, hampir semua murid cowok main kartu remi
kecuali 2 orang yang berinisial HHS dan RA(aku tidak bisa sebutkan namanya,
keamanan orang tersebut).HHS tidak bermain kartu karena memang tidak bisa main,
kalau RA karena dia ikut-ikutan HHs saja.

Kami sangat menikmati main kartu dikelas, satu ming gu pertama tidak
ketahuan guru, minggu kedua masih aman, minggu ketiga ketika kami sedang asik
asiknya main kartu tiba tiba guru matematika masuk ke kelas kami, tetapi untung
saja guru itu tidak menegur atau memarahi kami, walaupun kami yakin bahwa guru
tersebut tau kalau kami sedang bermain kartu, di minggu keempat kami ketahuan
lagi tetapi bukan oleh guru matematika melainkan oleh guru bahasa indonesia.
disinalah malapetaka teriadi kami akhirnya tercyduk oleh guru bahasa tersebut dan
kami pun disidang olehnya. Yang kami takutan bukan guru bahasa indonesia tersebut
tetapi kami takut guru tersebut malapor ke wali kelas kami atau bahkan yang lebih
parah dia membahas hal tersebut di rapat guru hari senin Walaupun kami tencyduk
hal tersebut tidak membuat kami jera.
Memasuki minggu kelima kami masih main kartu, disinilah keanehan terjadi
tiba-tiba RA mulai ikut bermain kartu, kami tidak curiga sama sekali waktu karena
kami masih selalu berpikiran positif terhadap teman kami sendiri waktu itu. Di
minggu keenam wali kelas kami masuk ke kelas waktu itu, perasaanku mulai tidak
enak ternyata benar wali kelas kami mulai membahas kejadian waktu kami tercyduk
oleh guru bahasa indonesia. Lalu semua yang bermain kartu remi disuruh maju
kedepan kelas untuk ditanyai pertanyaan dan ceramahan yang bertubi-tubi oleh wali
kelas kami, aku pun bertanya ke RA.

“Woyy, ayo maju” perintahku

“aku tidak bermain kartu” jawab RA

Jadi yang kemaren itu bukan main kartu, main boneka?” tanyaku

“yang kemaren itu aku hanya disuruh oleh Ries(salah satu murid cewek di kelas)
untuk memata-matai kalian” sangkal RA.

Dan akupun tidak bisa berkata-kata lagi mendengar perkataan RA aku hanya bisa
berkata dalam hati"kepercayaan yang kami berikan kepadamu, malah kau sia-siakan
begitu saja".Kami kapok untuk bermain kartu lagi karena mendengar ceramah ibu
wali yang sangat menyentuh kalbu bukan hanya kalbu tapi sampai menusuk jantung.

Setelah berhenti main kartu dikelas, kelas kami berasa seperti penjara karena
tidak ada kerjaan dikelas, untung saja ada dodo yang membawa laptop ke sekolah
jadi kami masih bisa nonton film, jadi kerjaan kami ketika ada pelajaran kosong
hanya menonton film, ketika sedang asik-asiknya nontonfilm salah satu guru BK
lewat lalu dia masuk ke kelas kami dan menceramahi kami karena tidak ada pelajaran
TIK tapi kami membawa laptop, yang paling parahnya semua laptop yang ada di kelas
kami disuruh ditaruh di ruang BK alias disita dan diambil waktu pulang sekolah.

Jadi kerjaan kami sampai akhir semester dua hanya duduk manis dan terdiam
didalam kelas tanpa berbuat apa-apa. Sampai akhirnya ujian kenaikan kelas pun tiba,
ujian kali ini aku benar-benar siap untuk menghadapinya, karena kali ini aku serius
belajar (menurutku). Ujian pun mulai berlangsung dan akan berakhir, tinggal
menunggu hasil ujian yang akan dibagikan bertepatan dengan kelas meeting,
hamdulillah hasil ujian tahun ini lebih baik dari tahun kemarin karena nilai tidak
tuntas lebih sedikit dari tahun kemaren.
Tahun ketiga di SMPN 2 Pamekasan aku berada dikelas IX F dan tidak ada
perubahan masih dengan teman yang sama, muka yang sama dan watak yang sama.
Aku sudah mulai bosan melihat muka teman-teman yang tidak berubah dari kelas VII
sampai kelas IX ini. Bagaimana tidak bosan?, kalau bertemu setiap hari dalam satu
kelas yang sama selama tiga tahun berturut-turut, kalau yang ngelihat temen kelas
yang cewek sih nggak bakalan bosan walaupun lebih dari tiga tahun, masalahnya
yang cowok, masak harus ngelihat muka cowok setiap hari memangaku cowok
apaan.

Tahun ini aku harus lebih banyak mengalami perubahan karena aku harus
bersiap menghadapi Ujian Nasional (UN). Setiap upacara hari senin pembina upacara
selalu mengingatkan untuk semua kelas IX untuk fokus belajar karena harus bersiap
untuk menghadapi Ujian Nasional, tapi kelas kami menyikapinnya dengan santai
karena kelas kami memang santai, tenang, hanyut tapi tidak mengambang.

Di kelas kami hampir semua murid berubah 180 derajat yang dulunya jika ada
jam kosong semua murid kelas jauh dari buku, sekarang mereka malah nggak bisa
jauh dari buku kecuali aku dan dodo, aku dan dodo memang beda dari yang lain,
karena aku dan dodo mempunyai pemikiran bahwa"pintar itu tidak harus selalu
membaca buku, tapi dengan niat saja kita sudah bisa menjadi pintar, karena semua
bergantung pada niat" itu menurut kami, jadi kalau menurut anda itu salah, ya itu
adalah hak anda.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya hampir semua SMA akan mengadakan lomba
untuk mencari siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas standar, dan semua
siswa di kelas ikut lomba tersebut termasuk dodo karena kata dodo SMA tersebut
dekat dari rumahnya cuma itu alasan dodo sekolah di SMA tersebut,saya tidak ikut
lomba tersebut karena saya tidak tertarik untuk masuk ke SMA tersebut walaupun
SMA tersebut adalah SMA favorit didaerah pamekasan.

ketika pengumuman ternyata banyak teman-teman kelas yang masuk pada


tahap pertama lomba tersebut tersebut termasuk dodo, pada tahap selanjutnya jika
berhasil lolos akan langsung masuk ke semi-final dan ternyata dodo berhasil masuk
ke babak semi-final bahkan dodo berhasil mendapatkan nilai tertinggi di
lombatersebut sungguh hal yang tidak dapat dipercaya. Kejadian ini memberi aku
pelajaran bahwa tidak ada yang tidak mungkin, mungkin.Dodo sudah mendapatkan
satu tempat di aku masih belum, aku bingung akan masuk ke SMA mana, aku harus
berjuang jika masih ingin bersaing untuk bisa masuk ke sekolah faforit lainnya.
Aku akhirnya mengikuti lomba dari salah satu SMA favorit, tapi hasilnya
mengecewakan aku tidak berhasil lolos dari tahap pertama, saat itu mentalku benar-
benar berada dibawah, aku merasa menjadi orang yang benar-benar bodoh bahkan
aku hampir putus asa waktu itu, tapi ayahku yangmenyadarkanku bahwa ini
hannyalah ujian jadi jika kau gagal cobalah untuk bangkit.

Seminggu setelah itu adalah ujian Akhir Sekolah (UAS), aku benar-benar
bersiap untuk itu, aku tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya dalam
menyelesaikan soal ujian, sampai-sampai aku begadang untuk belajar, dan mencoba
materi yang aku lemah pada materi itu contohnya matematika dan fisika. Seumur
hidupku baru Pertama kali aku benar-benar belajar seperti ini. Dan ternyata benar
usaha tidak akan pernah menghianati, aku berhasil mendapatkan hasil yang benar-
benar memuaskan bukan hanya bagiku tapi bagi ayahku juga.

Dua minggu lagi semua pelajar SMP bersiap untuk menghadapi Ujian Nasional,
dan aku sudah siap untuk menghadapinya, walaupun semua orang tau bahwa Ujian
Nasional pasti sudah ada contekannya, kenapa mereka mencontek?, karena mereka
tau di kalangan masyarakat nilai dari selembar kertas lebih berharga dari sebuah
kejujuran.

Akhirnya Ujian Nasional pun berlalu dan aku akan bersiap untuk menghadapi
liburan yang benar-benar panjang, setelah liburan sekolah kami akan mengadakan
perpisahan sekolah dan semua siswa yang merasa laki-laki harus memakai jas dan
celana bahan, aku tidak punya jas jadi aku terpaksa meminjamnya keteman kakakku,
walaupun jas tersebut hasil pinjam yang terpenting bukan pakaiannya tapi acara
perpisahannya, walaupun sederhana tapi aku tidak akan pernah lupa akan kenangan
yang telah kita buat selama berseragam SMP ini, mungkin ini akan menjadi
perjalanan hidup yang tak akan pernah terlupakan seumur hidupku

Inilah kisah hidupku selama di SMP, pengalaman yang benar-benar terjadi,


tidak dibuat-buat, maaf jika melibatkan nama-nama orang lain didalamnya.Terima
kasih sudah meluangkan waktu anda untuk membaca tulisan ini, mohon maaf jika
ada salah penulisan atau tulisan yang kurang berkenan d hati anda masing-
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai