SKRIPSI
Oleh
ALBARISMAN BALI MEMA
NIM. 1211076
1
pengguanaan dana desa 2017, pengaturan prioritas dana desa bertujuan
untuk (1) memberikan acuan program dan kegiatan bagi penyelenggaraan
kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa yang
dibiayai oleh dana desa, (2) memberikan acuan bagi pemerintah
Kabupaten/Kota dalam menyusun pedoman teknis pengguanaan dana
desa, dan (3) memberikan acuan bagi pemerintah pusat dalam pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan penggunaan dana desa
Pemerintah menetapkan prioritas penggunaan dana desa setiap
tahun. Penggunaan dana desa ini harus didasarkan pada prinsip-prinsip
penggunaan dana desa yang telah diatur oleh pemerintah. Prinsip-prinsip
ini terdiri dari prinsip keadilan, prinsip kebutuhan prioritas, prinsip
kewenangan desa, prisip partisipatif, prinsip swakelola dan berbasis
sumberdaya desa, dan yang terakhir prinsip tipologi desa. Jika
pengelolaan dana desa didasarkan pada prinsip-prinsip diatas maka,
pembangunan di daerah pedesaan akan berjalan sesuai dengan keinginan
pemerintah pusat.
(https://www.kemenkeu.go.id/media/6749/buku-pintar-dana-desa.pdf)
Berkaitan dengan kewenangan pengelolaan Dana Desa diatur dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, pasal 71 ayat 1
yakni semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Pasal 71 ayat 2 yakni hak dan
kewajiban menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan dan
pengelolaan keuangan desa.
Menurut Rachmat (2017) pengelolaan dana desa merupakan bagian
penting yang tidak dipisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Desa atau yang disebut dengan APBdes.
Menurut Fransiska Winarni (2016,dkk) penggunaan dana desa yang
diterima oleh pemerintah desa sejumlah 100% yang diperuntukan bagi
kegiatan pembangunan dan selain itu dipergunakan untuk bidang
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa. Dengan
2
demikian, pengunaan dana desa yang tepat akan membantu desa dalam
membiayai kebutuhan-kebutuhan desa guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Hal tersebut ditunjukan oleh Fransiska Winarni (2016,dkk) di
Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman menunjukan
pembangunan infrastruktur desa seperti pembangunan talaud, jalan usaha
tani dan memperkuat usaha milik desa.
Namun adapun kegagalan berbagai program pembangunan desa
masa lalu disebabkan antara lain karena penyusunan, pelaksanaan,
evaluasi program-program di desa tidak melibatkan masyarakat (Trifaldi
Brayen Tinengke 2017, dkk) Pada hal pemerintah mengharapkan dengan
dilakukannya Dana Desa maka akan membawa kemajuan dan
perkembangan desa ke tahap yang lebih baik untuk kesejahteraan desa.
Menurut Trifaldi Brayen Tinengke (2017, dkk) menyatakan bahwa
ada unsur kelemahan yang dimiliki oleh aparat desa pada umumnya
terkait dalam pengelolaan Dana Desa yakni kelemahan sumber daya
manusia dalam upaya penyempurnaan pertanggungjawaban administrasi
Dana Desa. Berbagai kekurangan dan keterbatasan yang ada pada
pemerintah desa akan menimbulkan berbagai masalah yang bisa terjadi
pada program/kegiatan yang dijalankan oleh desa sehingga dapat
menghambatkan kemandirian desa dan menghambat pembangunan desa
yang berkelanjutan. Dalam penelitiannya Trifaldi Brayen Tinengke
(2017,dkk) di Desa Arangkaa Kecamatan Gemah Kabupaten Kepulauan
Talaud menunjukan bahwa dalam pelaksanaan Dana Desa masih sebatas
pertanggungjawaban khususnya dalam pembangunan fisik dan
pemberdayaan masyarakat, sedangkan dari sisi administrasi masih belum
sepenuhnya dilakukan dengan sempurna seperti yang diharapkan
masyarakat dalam peruntukannya, khususnya dalam program/kegiatan
yang bersumber dari Dana Desa, dimana Laporan Pertanggung Jawaban
(LPJ), hanya diberikan kepada pemerintah daerah sedangkan untuk
masyarakat tidak ada pelaporan pertanggung jawaban dan tidak ada
evaluasi kegiatan yang seharusnya dilakukan bersama masyarakat desa.
3
Pembangunan infastruktur merupakan salah satu ujung tombak guna
kelancaran dalam melaksanakan pembangunan di daerah perdesaan.
Demikian pun yang dilakukan di desa Umamanu. Berdasarkan hasil
musrembangdus di desa umamanu, masyarakat desa bersama aparat desa
sepakat untuk membuat infastruktur jalan yang termuat dalam APBDes
desa Umamanu tahun 2016. Dengan dibuatnya jalan ini, masyarakat akan
terbantukan dalam mengelola hasil pertanian mereka, baik dalam hal
mobilisasi hasil pertanian maupun kelancaran kegiatan sehari-hari dalam
mengontrol hasil pertanian mereka.
Berdasarkan hal diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh
mana prinsip-prinsip yang telah dilakukan oleh pemerintah desa
Umamanu dalam pembangunan infastruktur jalan tersebut.
4
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan persoalan penelitian maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah penggunaan dana desa yang telah dilakukan oleh
desa Umamanu dalam pembangunan infastruktur jalan.
5
BAB II
KAJIAN LITERATUR
6
pendapatan asli desa; (b) Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN);
(c) bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; (d)
Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima kabupaten/kota; (e) Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah kabupaten/kota; (f) Hibah dan sumbangan yang tidak
mengikat dari pihak ketiga; dan (g) lain-lain pendapatan desa yang sah.
Menurut Rachmat (2017) keuangan desa adalah semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan kewenangan dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban desa tersebut. Penelitian Rachmat (2017)
di Desa Ponduk Kaharu Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang,
menunjukan pengelolaan keuangan desa dilakukan melalui tahap
perancanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pelaporan serta
pertanggungjawaban keuangan desa. Tahap perancanaan dalam hal ini
yaitu pemerintah desa Pondok Kaharu terlebih dahulu dilakukanya
murenbang desa dengan melibatkan masyarakat secara aktif turut
menyusun dan menentukan apa-apa yang dilakukan oleh kepala desa.
Pada tahap pelaksanaan adanya pembangunan fisik seperti pembangunan
saluran irigasi dan jalan rabat beton. Selanjudnya pada tahap
penatausahaan desa Ponduk Kaharu dalam pembangunan fisik sudah
berdasarkan prosedur dan aturan pemrintah untuk setiap kegiatan yang
dikelola oleh pemerintah desa. Pada tahap yang terakhir yaitu laporan
pertanggungjawaban pengelolaan dana desa di Desa Ponduk Kaharu
sudah dilaporkan kepada masyarakat dan BPD.
7
transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan
desiplin anggaran. Selanjutnya pada ayat 2 menyatakan pengelolaan
keuangan desa dikelola dalam masa 1 Tahun anggaran yakni mulai
tanggal 1 januari sampai dengan 31 Desember.
Berikut ini adalah penjelasan tentang asas-asas pengelolaan
keuangan desa seperti yang tercantum dalam Permendagri tersebut diatas.
1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-
luasnya tentang keuangan desa. Akses yang membuka diri terhadap
hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan desa
dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perudang-
undangan;
2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung
jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kewajiban yang dipercayakan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan, asas akuntabel yang menentukan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan desa harus dapat dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-
undangan;
3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang
mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa;
4. Tertib dan desiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus
mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.
8
melalui:Pemenuhan kebutuhan dasar, Pembangunan sarana dan prasarana
desa, Pengembangan potensi ekonomi lokal, dan Pemanfaatan sumber
daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Penggunaan dana desa didasarkan enam prinsip yaitu :
1. Keadilan : mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga desa
tanpa membeda-bedakan
2. Kebutuhanprioritas : mendahulukan kepentingan desa yang lebih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat desa
3. Kewenangan desa : mengutamakan kewenangan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala desa
4. Partisipatif : mengutamakan prakarsa dan kreativitas masyarakat
5. Swakelola dan berbasis sumber daya desa : mengutamakan
pelaksanaan secara mandiri dengan pendayagunaan sumber daya
alam desa, mengutamakan tenaga, pikiran dan keterampilan warga
desa dan kearifan lokal
6. Tipologi desa : mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karateristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi danekologi
desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan kemajuan
desa.
9
dengan tujuan kebijakan, keberhasilan program dapat dilihat pada
produk pembangunan yang telah selesai dilaksanakan dengan
menggunakan dana desa secara 100%.
2. Adri Peldi (2018) dengan judul : Evaluasi Pelaksanaan Dana Desa
yang bersumber dari APBN di desa Titian Modang Kecamatan
Kuantan Singingi. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua uang
yang dikeluarkan telah dipertanggungjawabkan secara fisik,
walaupun dari sisi administrasi belum sepenuhnya sampurna. Namun
demikian upaya untuk belajar, perbaikan dan pembenahan terus
dilakukan untuk menuju pada kesempurnaan. Kelemahan sumber
daya manusia menjadikan kendala utama dalam upaya
penyempurnaan pertanggung jawaban administrasi dana desa.
3. Rachmat (2017) dengan judul : Implementasi Pengelolaan Dana Desa
Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 di Desa
Pondok Kaharu Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa dalam implementasi pengelolaan dana
desa, dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
keberhasilannya sangat dirasakan oleh masyarakat desa.
4. Rosy Armaini (2017) dengan judul : Evaluasi pelaksanaan dana desa
yang bersumber dari APBN di Desa Titian Modang Kecamatan
kuantan tengah Kabupaten kuantan Singingi Tahun Anggaran 2015-
2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam evaluasi
pelaksanaan dana desa masih sebatas pertanggung jawaban fisik,
sedangkan dari sisi administrasi belum sepenuhnya dilakukan dengan
sampurna, kompetensi sumber daya manusia pemerintah desa
merupakan kendala utama, sehingga masih memerlukan
pendampingan dari kecamatan guna menysuaikan perubahan aturan
setiap tahun.
5. Trifaldi Brayen Tinengke, Novie Pioh, Gustaf Undap (2017) dengan
judul : Pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan Pembangunan
Fisik di Desa Arangkaa Kecamatan Gemah Kabupaten Kepulauan
10
Talaud. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban pengelolaan
dana desa kurang efektif. Hal ini terjadi karena proses yang tercipta
dalam setiap tahapan pengelolaan dana desa tersebut belum sesuai
dengan prinsip penglolaan dan tujuan dana desa yang mengutamakan
transparansi informasi kepada masyarakat sebagai tim evaluasi
disetiap kegiatan pembangunan yang dilakukan.
6. Rahmat Rian Maspeke, Pioh, Undap (2017) dengan judul :
Manajamen Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan di Desa
Dolo duo Kecamatan Dumoga Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow. Hasil penelitian menujukan bahwa perencanaan
pembangunan dalam penggunaan Dana Desa yang ada di Desa Dolo
duo telah dilakukan tetapi belum maksimal dilihat dari pemerintah
desa masih belum maksimal melibatkan masyarakat dalam proses
perencanaan, dalam mengadakan musyawarah pembangunan desa
untuk menggunakan dana desa.
12
1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan berdasarkan data
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai
alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil
(proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa)
dapat diobservasi dengan jelas.
2. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, dengan wawancara penulis akan mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
13
1. Kepala Desa dan aparatur desa (Sekretaris, Kepala Dusun, Kaur
Desa,Bendahara) di Desa Umamanu, Kecamatan Lewa Tidahu.
2. Ketua dan anggota BPD, Ketua LPM Desa Umamanu Kecamatan
Lewa Tidahu.
3. Tokoh masyarakat dan unsur masyarakat Desa Umamanu Kecamatan
Lewa Tidahu.
14
obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga
diteliti dengan jelas.
15
BAB IV
16
terdapat dua orang terkaya di Sumba yaitu di Kambera ada Diki Dongga dan
Di Lewa ada Dondu Gutung, sehingga muncullah pepatah yang mengatakan
“Dondu Gutung Keriwai, Diki Dongga Jangga Mangu” artinya menjelaskan
bahwa hanya ada dua orang ini yang kaya di Sumba. Dondu Gutung ini
memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar di wilayah Tidahu. Pada saat
akan pembentukan desa definitif berembuklah seluruh kepala kampung yang
ada di Tidahu bertempat di rumah Dondu Gutung untuk menentukan nama
dari desa tersebut, masing-masing kepala kampung mengusulkan nama
kampungnya untuk menjadi nama Desa. Perdebatan panjangpun pun terjadi,
akhirnya anak dari Dondu Gutung Mengusulkan untuk memakai nama
UMAMANU dilihat dari sejarah bapaknya, tujuannya agar adil karena tidak
memakai nama dari salah satu kampung yang ada di Tidahu, tujuan lainnya
juga untuk mengenang seorang Dondu Gutung yang punya tekad yang kuat
dari memilihara ayam hingga memiliki kekayaan yang berlipat ganda. hal ini
juga akan menjadi motivasi buat masyarakat yang ada di Desa Umananu untuk
terus berjuang dari hal yang kecil dan akan menjadi besar.
Pada tahun 1962, sistem pemerintahan di Indonesia beralih menjadi
sistem pemerintahan Desa, salah satunya Desa Umamanu yang secara
geografis termasuk dalam wilayah kecamatan Lewa. Pada masa peralihan
sistem kampung menjadi pemerintahan Desa, kepala desa pertama dipimpin
oleh Umbu Ndaka Njua anak dari Dondu Gutung dengan masa jabatan 4 tahun
yaitu tahun 1962 – 1965. Umbu Ndaka Njua ditunjuk langsung oleh seluruh
kepala kampung karena memiliki pengaruh besar yang masih melekat kuat
dari Dondu Gutung. Pada tahun 1965 – 1969 dipimpin oleh Ringgi Tay, yang
merupakan salah satu kepala kampung yang ada di wilayah tidahu. Setelah
masa kepemimpinan Ringgi Tay berakhir, maka dilakukan pemilihan kepala
Desa yang terpilih yaitu Lukas Kalendi Wawoe sebagai kepala desa Umamanu
yang ketiga. Memimpin tahun 1969 – 1972. Tahun 1972 – 1975 dipimpim
oleh kepala desa Agustinus kalendi wawoe. Tahun 1975 – 1985 dipimpin oleh
Umbu Horu. Tahun 1985 – 1995 dipimpin oleh Ndelu Pamaratana. Tahun
1995 – 2001 dipimpin oleh kepala desa Lukass Kenju Praing. Tahun 2001 –
17
2005 dipimpin oleh Lina Linjung. Tahun 2005 – 2010 dipimpin oleh kepala
Desa Daniel Nderu Peta. Tahun 2011 – 2017 dipimpin oleh Paulus k. Peku
wolu.
Memasuki masa Otonomi daerah, sejalan dengan pelaksanaan undang-
undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah antara lain
pembentukan kecamatan baru yang merupakan peningkatan status kecamatan
pembantu dan pemekaran dari kecamatan-kecamatan yang sudah ada. Pada
tahun 2007 kecamatan lewa tidahu dimekarkan dari kecamatan lewa yang
terdiri dari 6 Desa yaitu Desa Kangeli, Desa Lai Hau, Desa watumbelar, Desa
Bidipraing, Desa Umamanu, Desa Mondu Lambi.
1. Umbu Ndaka Njua : 1962 – 1965
2. Ringgi Tay : 1965 – 1969
3. Lukas Kalendi Wawoe : 1969 – 1972
4. Agustinus Kalendi Wawoe : 1972 – 1975
5. Umbu Horu : 1975 – 1985
6. Ndelu Pamaratana : 1985 – 1995
7. Lukas Kenju Praing : 1995 – 2001
8. Lina Linjung : 2001 – 2005
9. Daniel Nderu Peta : 2005 – 2010
10. Paulus Peku wolu : 2011 – 2017
18
perbukitan dan lembah, dengan tingkat curah hujan pertahun antara 4-5
bulan curah hujan. suhu rata-rata desa umamanu 24 °𝐶 sampai dengan °𝐶.
yang berpengaruh langsung terhadap pola tanam desa Umamanu. Jumlah
penduduk desa Desa Umamanu saat ini adalah 976 jiwa yang terdiri dari
laki-laki berjumlah 503 orang dan perempuan 473 orang dan 219 kepala
keluarga.
4.2.2.2. Pendidikan
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan
Usia 7-18 tahun yang tidak perna sekolah 1 -
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 136 120
Usia 18- 56 tahun ke atas yang tidak perna sekolah 6 6
Usia 18- 56 tahun yang perna SD tetapi tidak tamat 53 47
Tamat SD/sederajat 112 120
Tamat SMP/sederajat 9 8
Tamat SLTA/sederajat 10 7
Tamat D-2 - -
Tamat D-3 1 2
Tamat S-1 4 1
Total 332 311
4.2.2.4. Agama
19
No Agama Laki-laki Perempuan
1 Kristen Protestan 171 484
2 GBI 10 17
3 Katolik - -
4 Islam - -
5 Hindu - -
Jumlah 181 491
20
Hal ini dijelaskan oleh kapala Desa Umamanu, Paulus k.
Pekawolu mengatakan bahwa
O ya... kami mengakomodir usulan-usulan dari masyarakat berawal dalam
perencanaan pembangunan ditingkat dusun atau disebut dengan Musrenbangdus, dalam
usulan itu masyarakat mengusulkan untuk adanya akses jalan dari Ngadumalanak-
Kalitu Hubu dengan alasan mereka agar mempermudahkan kami dalam hal
pengangkutan hasil pertanian disawah maupun juga hasil dari kebun karena kami
menggunakan tenaga manusia, hewan seperti kerbau dan kuda, Bahwa masyarakat di
dusun II penggalian gagasan dari masyarakat, kegiatan itu diadakannya dirumahnya
Yowel Muru Tanah karena belio adalah Dusun II dengan menghadirkan kepala desa,
ketua BPD, Sekratari desa, kaur desa, ketua LPM, RT, RW, tokoh masyarakat dan
masyarakat yang ada didusun itu yang berkesempatan mereka dapat hadir, pada waktu
itu masyarakat menyampaikan usulan mereka untuk diadakan pembukaan jalan dari
Ngadumalanak ke Kalitu Hubu karena selama ini kami susah untuk mengangkut hasil
dari persawahan sampai ke tempat kami sehingga kami berani usulkan ini untuk
diadakan akses jalan agar bisa mempermudahkan kami dalam mengangkut hasil kami
baik di sawah maupun di kebun dengan usulan-usulan itu dibawah lagi ketingkat desa
dalam Musrenbangdes. dari usulan yang telah disapakati oleh peserta Musrenbangdus
yaitu pembangunan jalan sertu dari Ngadumalanak ke Kalitu Hubu.
Hal yang sama juga disampaikan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa
Kami mengakomodir usulan-usulan dari masyarakat dimulai dari tingkat dusun
kami mendengar dan mancatat setiap usulan dan dibahas barsama dengan masyarat
sehingga dapat disimpulkan atau dijadikan sebuah program atau beberapa program
dalam musyawarah dusun salah satunya yang diusulkan atau yang dimusyawarahkan di
dusun II adalah mengusulkan adanya akses jalan dari Ngadumalanak menuju
persawahan di lokasi Kalitu Hubu, setelah diputuskan dalam musyawarah dusun
dibawah lagi ditingkat desa sebagai dasar dalam pelaksanaan Musrenbangdes, naaaa
selanjutnya dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa berawal dari hasil
yang telah dihimpun dari tingkat dusun, Dari usulan-usulan yang telah disapakati oleh
peserta Musrenbangdes salah satunya program yaitu tentang pembangunan jalan sertu
di Kalitu Hubu yang mengacu pada RPJMDes.
21
Hal yang sama juga disampaikan oleh kaur pembangunan Desa
Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Ya baik ahhh.... sebelum kita malakukan musyawarah dusun itu, kita melakukan
ada rencana pertemuan-pertemuan kami pemerintah desa baik baik dari tiap-tiap dusun
kaur, RT, RW, setelah itu kita tentukan jadwalnya kapan atau tentukan tanggal, naaa...
dalam musyawarah dusun itu kami mendengar dan tulis aspirasi-aspirasi dari
masyarakat salah satunya itu tentang ada usulan pembukaan badan jalan baru dari
Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu setelah itu ada kesapakatan ditingkat dusun kami
rangkumnya semua, naaa usulan-usulan ini kami bawah lagi ketingkat desa atau dalam
Musrenbangdes itu pun juga kami masih undang lagi semua masyarakat RT,RW tiap-
tiap dusun, kaur desa, Camat juga di undang, pendamping desa, tokoh agama, tokoh
masyarakat, kepala sekolah SD para guru juga kami undang, tokoh pemudah dan ketua
PKK, ketua LPM pokohnya yang berkepentingan didalamnya dapat hadir, setelah itu
dibahas sudah srtiap usulan-usulan dari tiap dusun, baru kita menentukan mana yang
masuk dalam kategori P1, P2 dan prioritas berikutnya naaa itupun juga umbu dalam
Musrenbangdes masih bisa diusulkan yang tidak sempat di usulkan atau usulan yang
terlupan dalam musyawarah dusun, setelah itu semua dibahas dan disapakati oleh
peserta Musrenbangdes dibawah dalam tingkat kecamatan atau dalam Musrenbangcam,
setelah dibahas tingkat kecamatan dari berbagai desa yang hadir semuanya itu dibahas
usulan-usulan dari berbagai desa yang ada di Kecamatan Lewa Tidahu, hasil
Musrenbangcam baru kasih masuk di Kabupaten untuk dibahas dalam Musrenbangkab
dan sekalian ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Sumba Timur, naaa ternyata
program jalan dilokasi Kalitu Hubu ini disetujui oleh pemerintah Kabupaten sehingga
kami tetapkan dalam RKPDes 2016, APBDes 2016 yang berpatokan dari RPJMDes.
Begitu umbu.
22
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa
Yahhh betul umbu… seperti yang saya jelaskan tadi bahwa pembangunan
jalan sertu di Kalitu Hubu mengacu pada RPJMDes dan ditetapkan dalam Rencana
Kegiatan Pembangunan Desa tahun anggaran 2016 (RKPDes tahun 2016) sesuai
dengan hasil penetapan dalam Musrenbangdes.
23
4.3.2 Prinsip kebutuhan prioritas
Prinsip kebutuhan prioritas (mendahulukan kepentingan desa yang
lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat deasa) dalam penggunaan dana
desa di desa Umamanu telah dijalan. Hal ini telah dilakukan melalui
usulan program yang disampaikan sebagian besar masyarakat desa
Umamanu yang merupakan kebutuhan yang mendesak untuk mendukung
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Hal ini telah dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.
Peka wolu mengatakan bahwa
Ia umbu…. itu pembangunan jalan yang menuju ke lokasi Kalitu Hubu yang
ada di wilayah dusun II atau di dusun Ngadu Praing merupakan prioritas kebutuhan
masyarakat karena memang dibawah itu ada potensi alamnya umbu contohnya dibawah
itu persawahan ada kebun yang dapat dikelola oleh masyarakat pemilik lahan disekitar
lokasi itu dan juga ada irigasi yang masuk dilokasi kalitu hubu, saluran irigasi yang
berasal dari mata air di Hangambung yang dimanfaatkan oleh masyarakat baik musim
kemarau maupun musim hujan dan dengan kerja sawah kedua, siram sayur, tanam
terong, lombok dengan begitu potensi yang ada dibawah itu dan untuk mempermudah
masyarakat dalam hal pengangkutan hasil-hasil usaha masyarakat, maka kami
pemerintah desa Umamanu membuka akses jalan dari pemukiman Kampung
Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu dan pembangunan jalan tersebut kami masukan
dalam perencanaan kegiatan pembangunan desa dan masuk dalam skala prioritas
utama dalam bidang pembanguna desa atau pembangunan jalan sertu tersebut masuk
dalam kategori prioritas utama (P1) sesuai dengan hasil Murenbangdes kami pada
waktu itu tepatnya pada bulan desember tahun 2015. Alasan bahwa akses jalan yang
menghubungkan antara kampung Ngadumalanak menuju persawahan dilokasi Kalitu
Hubu tidak ada dan untuk demi mempermudah masyarakat untuk mengangkut hasil
pertanian mereka sehingga pembangunan jalan tersebut dikerjakan pada tahun 2016.
24
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John U. Tanda mengatakan bahwa
Iaaa umbu… pembangunan jalan sertu dilokasi Kalitu Hubu diwilayah dusun II
itu merupakan prioritas kebutuhan masyarakat karena memang dilokasi Kalitu Hubu itu
ada potensi lahan pertanian yang dalam usaha produktivitas beras dan juga ada kebun,
pemilik lahan atau tanah dilokasi itu bukan hanya saja penduduk diwilayah dusun II
tetapi juga ada masyarakat diwilayah dusun I dan dusun III yang memiliki lahan
dilokasi itu, dan juga ada air irigasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
usahanya baik dalam musim hujan maupun dalam musim kemarau, macam contohnya
pada musim hujan masyarakat kerja sawah kedua dan ada yang usaha siram sayur,
tanam terong, pepaya dan usaha lainya, dengan potensi itulah yang kami lihat sehingga
kami berfikir dan masyarakat usulkan untuk membuka akses jalan dari Ngadumalanak
kelokasi Kalitu Hubu agar memudahkan masyarakat dalam hal pengangkutan hasil
pertanian sehingga kami masukan dalam skala prioritas utama dan sesuai dengan hasil
Musrenbangdes pada bulan desember tahun 2015 dengan alasan bahwa akses jalan
yang permanen untuk menghubungkan antara kampung Ngadumalanak menuju
persawahan dilokasi Kalitu Hubu tidak ada sehingga masyarakat sangat
membutuhkannya sehingga masukan dalam program pembangunan desa maka dapat
dilaksanakan pembangunan jalan tersebut untuk dikerjakan pada tahun 2016.
25
4.3.3 Prinsip Kewenangan desa
Prinsip kewenangan desa (mengutamakan kewenangan hak asal usul
dan kewenangan lokal berskala desa) dalam penggunaan dana desa di
desa Umamanu telah dijalankan. Hal ini telah dilakukan
Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Ia pembangunan jalan sertu dari Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu berada
diwilayah desa Umamanu tepatnya diwilayah dusun II atau wilayah dusun Ngadu
Praing terdapat di RT 05 dan RW 03 itu sudah jelas nanti kalau umbu ragu pergi saja
lihat dilokasi Kalitu Hubu. Bahwa itu jelas betul ada dilokasi desa Umamanu, apa lagi
kan umbu orang disini jadi tidak ada lagi yang umbu ragukan lagi kalau soal tempatnya
itu pembangunan jalan, tidak mungkinlah kami juga kami pemerintah desa buat
infrastruktur jalan yang bukan wilayah desa Umamanu.
26
desa Umamanu yang memiliki tugas sebagai perancang dan kawal program yang
diusulkan dari setiap dusun selanjutnya usulan-usulan itu dibawah lagi dalam
murenbangdes untuk dibahas bersama dengan BPD dan masyarakat umum sekalian
penentuan mana yang menjadi skala prioritas masyarakat, artinya ada program yang
menjadi prioritas utama, kedua, ketiga dan seterusnya dengan alasan masing-masing,
naaa terkait dalam perencanaan pembangunan jalan dilokasi Kalitu Hubu dalam
musyawarah dusun membuat program dengan melihat potensi, masalah dan pemecahan
masalah. Program dalam bidang pembangunan desa yaitu pembukaan badan jalan
sertunisasi dari Ngadumalanak-Kalitu Hubu. Kami mengali potensi dengan melihat
potensi yang ada dalam wilayah dusun II yaitu kami menemukan potensi alam yaitu ada
persawahan yang luas, ada air irigasi, ada lahan kebun serta kami melihat dan
menemukan ada beberapa KK ada 40-an KK yang memeiliki lahan dilokasi Kalitu
Hubu yang ada dalam wilayah ketiga dusun dan ada masyarakat atau ada penduduk KK
miskin yang tinggal dilokasi itu yang kegiatannya sehari-hari bekerja diladang baik
pada musim hujan maupun pada musim kemarau dengan kegiatan mereka melekukan
pekerjaan mengerjakan sawah, kerja kebun dengan tanam sayur-sayuran dan buah-
buahan, selanjutnya kami mencari dan menemukan masalah apa yang ada dalam
wilayah itu… ohh ternyata disana ada permasalahan, permasalahanya masyarakat
susah untuk mengangkut hasil pertanian seperti padi, jagung dan ubu dengan
membutuhkan waktu yang cukup lama sampai ke rumah serta pengangkutannya pun
dengan pake kerbau, kuda dan tenaga manusia dengan memikul hasil pertanian.
Selanjutnya kami masuk dalam pemecahan masalah, artinya kami berfikir bagaimana
caranya untuk mengatasi hal itu atau masalah yang kami lihat dan juga keluhan-
keluhan dari masyarakat, susah untuk mengangkut hasil partanian, susah untuk masuk
alat pertanian berupa hend trektor, dan mol rontok padi akhirnya kami memecahkan
masalah ini untuk memepermudahkan masyarakat dalam pengangkutan hasil pertanian,
hasil kebun maka kami usulkan barsama masyarakat di dusun II untuk ada akses
pembukaan jalan dari Ngadumalanak ke lokasi Klitu Hubu. Setelah penetapan dalam
musyawarah dusun dibawah lagi dalam tingkat desa atau dalam Musrenbangdes untuk
dibahas dengan peserta Musrenbangdes serta penetapan skala prioritas. Selanjutnya
ditetapkan dalam Musrenbangdes kami bawah lagi ditingkat kecamatan dalam
Musrenbangcam untuk dibahas lagi dan ditetapkan oleh pemerintah kecamatan dan
akhirnya bawah atau kasih masuk kepemerintah daerah Kabupaten Sumba Timur.
27
dibawah lagi dalam tingkat kecamtan,lolos dalam murenbangcam baru kasih masuk di
daerah, akhirnya pemerintah daerah setuju sehingga jalan itu dikerjakan.
28
4.3.5 Prinsip swakelola dan berbasis sumber daya desa
Prinsip swakelola dan berbasis sumber daya desa (mengutamakan
pelaksanaan secara mandiri dengan mendayagunakan sumber daya alam
desa, mengutamakan tenaga, pekiran dan keterampilan warga desa dan
kearifan lokal ) dalam penggunaan dana desa di Desa Umamanu telah
dijalankan. Hal ini dilakukan masyarakat desa dengan bekerja secara
mandiri dalam Pemanfaatan sumber daya desa yang bersumber dari lokal
desa serta tenaga kerja, alat dan bahan berasal dari lokal desa.
Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala desa Umamanu, Paulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Yaahh aaa begini umbu, dalam pengelolaan pembangunan jalan dilokasih
kalitu hubu dibawah itu kami libatkan pihak ketiga dalam ini dengan CV Gemini lewat
pelelangan berdasarkan regulasi dari pemerintah kabupaten lewat arahan pendamping
kabupaten dan juga sesuai arahan dari kecamatan, dalam kerjasama dengan pihak
ketiga sebagai pihak yang mengadakan bahan material dan peralatan sedangkan
pengerjanya adalah kami libatkan langsung oleh masyarakat.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa
Aaaa.. begini umbu kami dalam pengelolaan pembangunan jalan sertu ini kami
bekerja sama dengan suplayer dalam hal ini dengan CV Gemini. Naaaa pembangunan
jalan dikalitu hubu ini kan sudah ada pagu dana yang dianggarkan dari dana desa kita
katakanlah anggarannya 100 % dari pagu anggaran itu di bagi lagi ada yang 70 %
untuk pengadaan bahan material dan alat sedangkan yang sisanya 30 % untuk kegiatan
pekerjaan Hari Orang Kerja (HOK) yang tenaga kerja diambil dari masyarakat desa
umamanu.
29
macam pekerjaan deker, pekerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) pekerjaan Hamparan
sertu dan pekerjaan peletakan batu pinggir itu masyarkat yang kerjakan sedangkan
yang kita pihak ketigakan ini aaaaah untuk menggadakan bahan-bahan dilokasi seperti
tanah sertu, batu gunung, semen, pasir dan besi beton dan alat berat seperti walis dan
alat tranportasi seperti roda empat atau oto damn untuk pengangkutan bahan, itu kan
pihak ketiga yang kelola. Dan kenapa itu umbu kami pihak ketigakan macam contohnya
ini penggalian sertu kan masyarakat tidak mampu gali sertu yang kita butuh begitu
banyak sehingga macam ini kan kita kerja sama dengan pihak ke tiga nanti pihak ketiga
yang bawah alat berat seperti eksa untuk galian sertu di tempat yang ada sertu,
kebetulan sertu ada diwilayah desa umamanu, begitu juga pengambilan batu gunung,
kalau macam pasir kan kami tidak ada diwilayah ini, naaa untuk pengambilan pasir ini
menurut sopir damn saya Tanya waktu itu diambil dari waingapu di wilayah praiwora.
30
Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa
Umamanu, Minggus D. Lodu mengatakan bahwa
Aaaaah begini umbu sebelum diadakan kegiatan pembangun jalan di lokasi
kalitu hubu ini kami kann yang TPK masih pelatihan-pelatihan dikecamatan dan saya
sendiri hadir waktu itu karena saya sebagai ketua TPK, sesuai denga arahan mereka
dikecamatan waktu itu baik dari pihak kecamatan maupun dari pihak kabupaten karena
ada yang hadir pendamping dari dikabupaten waktu itu, menjelaskan bahwa dalam
pelaksanaan pembangunan jalan, yang anggarannya dibawah 150 juta diswakelola
murnikan tampa ada pihak ketiga dan yang anggaranya mulai dari 150 -200 juta di
pihak ketigakan sedangkan diatas angka 250 juta itu dilelang, oleh karena itu untuk
pembangunan jalan ini memiliki anggaran dari dana desa yaitu 341.757 juta makanya
kami lelang, begitu umbu.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua LPM Desa Umamanu,
Kornelis K. Larang mengatakan bahwa
O... yaaa begini umbu…, kerja sama dengan pihak ketiga dalam hal ini CV
Gemini pertama berdasarkan regulasi atau peraturan bupati, tapi saya lupa ingat itu
dalam peraturan berapa dan juga berdasarkan penjelasan dari pendamping kabupaten
waktu itu pertemuan dikecamatan mengatakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa yang anggaranya dibawah atau kurang dari 150 juta diswakelola
murni oleh desa, diatas 150-200 juta dipihak ketigakan dan ada diatas 250 juta keatas
atau lebih dari 250 juta itu dilelang, naaaa karena pembangunan jalan dilokasi kalitu
hubu ini memiliki anggaran yang di anggarkan dari dana desa dan jumlah anggaranya
yaitu ada Rp 341.757 juta oleh karena pagu dananya ada diatas 250 juta sehingga
pemerintah desa umamanu dapat dilelang dilelang.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa
31
Yaahh ada tohh umbu, sebelumnya program pembangunan jalan diadakan
kegiatan pekerjaan pertama yang dilakukan cari suplayer karena ini program jalan
harus dipihak ketigakan dengan kami buat surat pelelangan/dokumen pelelangan
sehingga mengundang pemilik CV yaitu CV Gemini, CV One Star, dan CV Bintang
Gemini. pelelangan dilaksanakan dikantor desa yang pemenang pada saat itu CV
Gemini karena ada penawaran terenda sehingga buat lagi surat perjanjian kontrak.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa
32
Aaaahhh begini umbu seperti yang saya jelaskan tadi bahwa sebelum ada
kegiatan pekerjaan dilokasi kegiatan di kalitu hubu ini, kami sudah ada kerja sama
dengan CV Gemini dengan surat perjanjian kontrak dan kami sudah membahas tentang
bahan-bahan dan material serta peralatan bahwa yang mengadakan bahan-bahan dan
material serta peralatan adalah pihak ketiga dan biaya yang kami anggarkan untuk
pengadaan bahan-bahan dan material serta peralatan ada 70 % dari biaya
pembangunan jalan yang pagu dananya dari Dana Desa sedangkan yang 30 % untuk
Hari Orang Kerja atau HOKnya kami desa yang kelola dan pengerjanya dari
masyarakat.
33
yang diprioritskan atau mana yang masuk dalam skala prioritas atau ada namanya
P1,P2 dan selanjudnya, khusus pembangunan jalan di ngadumalanak-kalitu hubu masuk
dalam skala prioritas utama (P1), begitu juga kalau proram sudah lolos di tingkat
kecamatan di undang lagi masyarakat perwakilan dari tiap-tiap dusun sampai pada
penetapan dalam RKPDes dan APBDes, selanjudnya lagi keterlibatan masyarakat
dibatkan juga dalam pelaksanaan pembanguna jalan mulai dari servey jalan, pekerjaan
jalan macam contohnya pekerjaan deker yaitu galian pondasi pemasangan deker,
peletakan batu pinggir, siram sertu, semuanya itu yang tenaga kerjanya adalah
masyarakat desa di sini, ada tukang ambil dari desa sini.
34
pondasi tembok penahan tanah, campur semen, angkat batu, pasir begitu juga dalam
keterlibatan mereka Pekerjaan Deker, dan Pekerjaan Hampar sirtu pake manual dengan
tenaga masyarakat dan pekerjaan tanam batu pinggir yang telah diatur TPK desa
umamanu pengelompokan tenaga kerja yang masing-masing kelompok kerja ada 6-10
orang tenaga kerja terdiri dari 12 kelompok kerja.
35
tenaga kerja serta bahan yang digunakan. Tenaga teknisnya waktu itu atas nama
Nikolas P. tanah, dan belio ini seorang Serjana Tehnik dengan gelar ST, dan juga bukan
baru kali itu di desa umamanu perna juga depakai dari desa lain di wilayah kecamatan
letis bahkan di pakai juga dalam perecanaan pembanguna jalan kabupaten lain seperti
di sumba barat, dengan pengalaman itulah kami pake dia apa lagi dia masyarakat desa
umamanu, begitu umbu.
36
dilakukan berdasarkan kenyataan gambaran secara umum tentang
keadaan alam di Desa Umamanu berdasarkan kegiatan sehari-hari
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan.
37
4.4 PEMBAHASAN
4.4.1 PENGGUNAAN DANA DESA DI DESA UMAMANU
Dari hasil penelitian, penggunaan dana desa dalam pembanguan badan jalan di
desa Umamanu telah berjalan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa Umamanu yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat desa
Umamanu. Dalam pengguanaan dana desa di dessa Umamanu, ada enam (6)
prinsip yang telah dijalankan oleh aparat desa umamanu. Prinsip-prinsip ini
antara lain : prinsip keadilan, prinsip kebutuhan prioritas, prinsip kewenangan
desa, prinsip partisipatif, prinsip swakelola dan berbasis sumber daya desa dan
yang terakhir prinsip tipologi desa.
Berdasarkan hasil penelitian prinsip-prinsip penggunaan dana desa di desa
Umamanu ditemukan bahwa :
Prinsip keadilan yang mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga desa
tanpa membeda-bedakan di desa Umamanu telah dijalankan dengan
menghadirkan peserta dalam musrembangdes terdiri dari laki-laki dan
perempuan yang berasal dari aparat desa, BPD, LPM, dusun, RT/RW, tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh pendidikan serta
unsur masyarakat perseorangan. Hal tersebut diatas dibenarkan oleh
narasumber-narasumber yang diwawancarai.
prinsip kebutuhan prioritas yaitu mendahulukan kepentingan desa yang lebih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan
sebagian masyarakat desa.Pembangunan badan jalan di desa umamanu sangat
dibutuhkan karena jalan tersebut merupakan akses jalan menuju daerah
persawahan maupun kebun yang dimiliki hampir sebagian masyarakat desa
Umamanu. Sehingga dengan dibuatnya jalan tersebut, diharapkan dapat
mempermudah masyarakat untuk memobilisasi hasil pertanian mereka
maupun kelancaran masyarakat dalam memproduksi hasil pertanian mereka.
Prinsip kewenangan desa dalam penggunaan dana desa di desa Umamanu.
Dana desa Umamanu dipakai dalam pembangunan badan jalan yang terletak di
dusun ngadupraing (dusun 2) desa umamanu kecamatan Lewa Tidahu.
38
Prinsip partisipatif penggunaan dana desa dalam pembangunan badan jalan di
desa Umamanu melibatkan masyarakat desa dan lembaga desa mulai dari
tahap musyawara, perencanaan, pelaksanaan. kegiatan pembuatan jalan
tersebut dikerjakan masyarakat dalam bentuk kelompok yang terdiri dari 12
kelompok yang bergotong-royong dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Prinsip swakelola dan berbasis sumber daya desa. Dalam pembangunan badan
jalan di desa Umamanu, pengelolaannya telah disepakati untuk bekerjasama
dengan pihak ke 3, dalam hal ini bekerja sama dengan CV.Gemini, dengan
ketentuan 70% untuk penggunaan alat dan bahan material, 30% untuk
pembayaran Harian Orang Kerja (HOK). Untuk pengelolaan HOK diserahkan
kepada masyarakat, dikarenakan tenaga untuk pembuatan deker, tembok
penahan tanah, pekerjaan hamparan sirtu dan pekerjaan peletakan batu pinggir
dikerjakan sendiri oleh masyarakat desa Umamanu. Sedangkan untuk bahan
sirtu dan batu gunung diambil dari lokasi yang berada di desa Umamanu.
Prinsip tipologi desa, mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik
geografis, sosiologi, antropologi, ekonomi dan ekologi desa yang khas, serta
perubahan atau perkembangan dan kemajuan desa. Pembanguana jalan di desa
uamamanu dilihat dari berbagai macam faktor seperti, jalan tersebut tidak
dibangun pada lokasi yang rawan dan tanah longsor, jalan tersebut tidak
melewati hutan lindung sehingga tidak merusak lingkungan dalam
pekerjaannya, sertu yang menjadi bahan utama jalan tersebut di ambil dari
likasi pengambilan sirtu yang biasa dipakai masyarakat dalam pembangunan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Armaini, R. 2017. Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa dalam Pencapaian
Akuntabilitas Penggunaan Dana Desa DI Desa Karang Agung
Kabupaten Pali. Jurnal Akuntansi Politeknik vol. VI. no. 1.
Peldi, A 2018. Evaluasi Pelaksanaan Dana Desa yang bersumber dari APBN
di Desa Titian Modang Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten
Kuantan Singingi. Jom Fisip vol. 5. no. 1.
Rahmat, R.M. Pioh N. dan Undap, G. 2017. Manajamen Dana Desa dalam
Meningkatkan Pembangunan di Desa Doloduo Kecamatan Dumoga
Barat Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Ilmu Pemerintahan, vol
2 no. 2.
Trifaldi, B.T. Pioh, N. dan Undap, G. 2017. Pengelolaan Dana Desa dalam
Meningkatkan Pembangunan Fisik di Desa Arangkaa Kecamatan
Gemah Kabupaten kepulauan Talaud. Jurnal Ilmu Pemerintahan, vol.
2.no. 2.
Dokumen – dokumen
40
Peraturan Menteri Desa Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Penetapan Priorotas
Penggunaan Dana Desa.
41