Anda di halaman 1dari 42

PENGGUNAAN DANA DESA DI DESA UMAMANU

KECAMATAN LEWA TIDAHU


TAHUN ANGGARAN 2016

SKRIPSI

DiajukanKepadaUniversitas Kristen WiraWacana Sumba


Guna MemenuhiSebagian dari Persyaratan–persyaratanuntuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh
ALBARISMAN BALI MEMA
NIM. 1211076

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dana Desa merupakan salah satu pendapatan pemerintah desa untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang menyebutkan
bahwa dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) yang diperuntukan bagi desa dan ditransfer
melalui APBD Kabupaten/kota digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat (Peldi, 2018)
Pada Tahun 2016, Direktorat Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa telah mengeluarkan Permendes No. 21 Tahun 2016
tentang penetapan prioritas penggunaan Dana Desa yang dijadikan
sebagai acuan bagi desa dalam menentukan program dan prioritas
pembangunan desa yang meliputi (a) pembangunan, pengembangan, dan
pemiliharaan infrastruktur atau sarana prasarana fisik untuk penghidupan,
termasuk ketahanan pangan dan pemukiman; (b) pembangunan,
pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesahatan
masyarakat; (c) pembangunan, pengembangan dan pemiliharaan sarana
dan prasarana pendidikan, sosial dan kebudayaan; (d) pengembangan
usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan pemiliharaan
sarana prasarana produksi dan distribusi, atau (e) pembangunan dan
pengembangan sarana-prasarana energi terbarukan serta kegiatan
pelestarian lingkungan hidup.
Penggunaan Dana Desa pada dasarnya merupakan hak Pemerintah
Desa sesuai dengan kewenangan dan prioritas kebutuhan masyarakat desa
setempat dengan tetap mengedepankan prinsip keadilan. Sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 2 Permendes No. 22 tentang penetapan prioritas

1
pengguanaan dana desa 2017, pengaturan prioritas dana desa bertujuan
untuk (1) memberikan acuan program dan kegiatan bagi penyelenggaraan
kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa yang
dibiayai oleh dana desa, (2) memberikan acuan bagi pemerintah
Kabupaten/Kota dalam menyusun pedoman teknis pengguanaan dana
desa, dan (3) memberikan acuan bagi pemerintah pusat dalam pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan penggunaan dana desa
Pemerintah menetapkan prioritas penggunaan dana desa setiap
tahun. Penggunaan dana desa ini harus didasarkan pada prinsip-prinsip
penggunaan dana desa yang telah diatur oleh pemerintah. Prinsip-prinsip
ini terdiri dari prinsip keadilan, prinsip kebutuhan prioritas, prinsip
kewenangan desa, prisip partisipatif, prinsip swakelola dan berbasis
sumberdaya desa, dan yang terakhir prinsip tipologi desa. Jika
pengelolaan dana desa didasarkan pada prinsip-prinsip diatas maka,
pembangunan di daerah pedesaan akan berjalan sesuai dengan keinginan
pemerintah pusat.
(https://www.kemenkeu.go.id/media/6749/buku-pintar-dana-desa.pdf)
Berkaitan dengan kewenangan pengelolaan Dana Desa diatur dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, pasal 71 ayat 1
yakni semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Pasal 71 ayat 2 yakni hak dan
kewajiban menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan dan
pengelolaan keuangan desa.
Menurut Rachmat (2017) pengelolaan dana desa merupakan bagian
penting yang tidak dipisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Desa atau yang disebut dengan APBdes.
Menurut Fransiska Winarni (2016,dkk) penggunaan dana desa yang
diterima oleh pemerintah desa sejumlah 100% yang diperuntukan bagi
kegiatan pembangunan dan selain itu dipergunakan untuk bidang
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa. Dengan

2
demikian, pengunaan dana desa yang tepat akan membantu desa dalam
membiayai kebutuhan-kebutuhan desa guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Hal tersebut ditunjukan oleh Fransiska Winarni (2016,dkk) di
Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman menunjukan
pembangunan infrastruktur desa seperti pembangunan talaud, jalan usaha
tani dan memperkuat usaha milik desa.
Namun adapun kegagalan berbagai program pembangunan desa
masa lalu disebabkan antara lain karena penyusunan, pelaksanaan,
evaluasi program-program di desa tidak melibatkan masyarakat (Trifaldi
Brayen Tinengke 2017, dkk) Pada hal pemerintah mengharapkan dengan
dilakukannya Dana Desa maka akan membawa kemajuan dan
perkembangan desa ke tahap yang lebih baik untuk kesejahteraan desa.
Menurut Trifaldi Brayen Tinengke (2017, dkk) menyatakan bahwa
ada unsur kelemahan yang dimiliki oleh aparat desa pada umumnya
terkait dalam pengelolaan Dana Desa yakni kelemahan sumber daya
manusia dalam upaya penyempurnaan pertanggungjawaban administrasi
Dana Desa. Berbagai kekurangan dan keterbatasan yang ada pada
pemerintah desa akan menimbulkan berbagai masalah yang bisa terjadi
pada program/kegiatan yang dijalankan oleh desa sehingga dapat
menghambatkan kemandirian desa dan menghambat pembangunan desa
yang berkelanjutan. Dalam penelitiannya Trifaldi Brayen Tinengke
(2017,dkk) di Desa Arangkaa Kecamatan Gemah Kabupaten Kepulauan
Talaud menunjukan bahwa dalam pelaksanaan Dana Desa masih sebatas
pertanggungjawaban khususnya dalam pembangunan fisik dan
pemberdayaan masyarakat, sedangkan dari sisi administrasi masih belum
sepenuhnya dilakukan dengan sempurna seperti yang diharapkan
masyarakat dalam peruntukannya, khususnya dalam program/kegiatan
yang bersumber dari Dana Desa, dimana Laporan Pertanggung Jawaban
(LPJ), hanya diberikan kepada pemerintah daerah sedangkan untuk
masyarakat tidak ada pelaporan pertanggung jawaban dan tidak ada
evaluasi kegiatan yang seharusnya dilakukan bersama masyarakat desa.

3
Pembangunan infastruktur merupakan salah satu ujung tombak guna
kelancaran dalam melaksanakan pembangunan di daerah perdesaan.
Demikian pun yang dilakukan di desa Umamanu. Berdasarkan hasil
musrembangdus di desa umamanu, masyarakat desa bersama aparat desa
sepakat untuk membuat infastruktur jalan yang termuat dalam APBDes
desa Umamanu tahun 2016. Dengan dibuatnya jalan ini, masyarakat akan
terbantukan dalam mengelola hasil pertanian mereka, baik dalam hal
mobilisasi hasil pertanian maupun kelancaran kegiatan sehari-hari dalam
mengontrol hasil pertanian mereka.
Berdasarkan hal diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh
mana prinsip-prinsip yang telah dilakukan oleh pemerintah desa
Umamanu dalam pembangunan infastruktur jalan tersebut.

1.2 Fokus Masalah


Fokus penelitian ini adalah Penggunaan Dana Desa di Desa
Umamanu Kecamatan Lewa Tidahu. Desa Umamanu mendapatkan Dana
Desa untuk pembangunan desa. pembangunan desa Umamanu dilakukan
berdasarkan kesepakatan yang dilakukan masyarakat pada saat
penyusunan RPJMDes Umamanu.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan dana desa,
apakah telah berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip penggunaan dana desa
yang telah diatur oleh pemerintah pusat dalam pembangunan jalan di desa
Umamanu anggaran 2016 ?

1.3 Persoalan Penelitian


Berdasarkan fokus penelitian, maka yang menjadi persoalan
penelitian adalah bagaimana prinsip Keadilan, Kebutuhan Prioritas,
Kewenangan desa, Partisipatif, Swakelola dan Berbasis Sumber Daya
Desa dan Tipologi Desa pengguanaan dana desa dalam pembangunan
jalan di desa Umamanu anggaran 2016 ?

4
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan persoalan penelitian maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah penggunaan dana desa yang telah dilakukan oleh
desa Umamanu dalam pembangunan infastruktur jalan.

1.5 Manfaat Penelitian


Bila tujuan penelitian dapat tercapai maka hasil penelitian akan
memiliki manfaat akademis dan praktis. Adapun manfaat tersebut adalah :
1. Untuk para pengambil keputusan pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat untuk dapat memantau dan membimbing bagaimana
penggunaan dana desa.
2. Untuk masyarakat pelaku ekonomi di desa dapat mengetahui
penggunaan dana desa sehingga akan berdampak positif dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi desa.
3. Sebagai khasanah ilmu pengetahuan tentang penggunaan Dana Desa
di desa Umamanu Kecamatan Lewa Tidahu.

5
BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1 Pengertian Desa


Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang desa menyatakan
bahwa desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Menurut Peldi (2018) mengatakan bahwa desa memiliki hak untuk
mengatur wilayahnya lebih luas dalam rangka mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakatnya, desa memiliki wewenang yaitu
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
asal usul desa; menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
wewenangnya yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yaitu urusan
pemerintahan secara langsung yang dapat meningkat pelayanan kepada
masyarakat demi kesejahteraan rakyatnya.

2.2 Keuangan Desa


Keuangan desa merupakan gabungan yang terdiri dari pendapatan
asli desa. APBD dan APBN. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang desa, dan pasal 1 ayat 10 menjelaskan Keuangan Desa
adalah adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa
Pendapatan desa sebagaimana dimaksud dalam UU No. 6 tahun
2014 pasal 71 bersumber dari : (a) pendapatan asli desa terdiri hasil usaha,
hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong-royong, dan lain-lain

6
pendapatan asli desa; (b) Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN);
(c) bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; (d)
Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima kabupaten/kota; (e) Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah kabupaten/kota; (f) Hibah dan sumbangan yang tidak
mengikat dari pihak ketiga; dan (g) lain-lain pendapatan desa yang sah.
Menurut Rachmat (2017) keuangan desa adalah semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan kewenangan dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban desa tersebut. Penelitian Rachmat (2017)
di Desa Ponduk Kaharu Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang,
menunjukan pengelolaan keuangan desa dilakukan melalui tahap
perancanaan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pelaporan serta
pertanggungjawaban keuangan desa. Tahap perancanaan dalam hal ini
yaitu pemerintah desa Pondok Kaharu terlebih dahulu dilakukanya
murenbang desa dengan melibatkan masyarakat secara aktif turut
menyusun dan menentukan apa-apa yang dilakukan oleh kepala desa.
Pada tahap pelaksanaan adanya pembangunan fisik seperti pembangunan
saluran irigasi dan jalan rabat beton. Selanjudnya pada tahap
penatausahaan desa Ponduk Kaharu dalam pembangunan fisik sudah
berdasarkan prosedur dan aturan pemrintah untuk setiap kegiatan yang
dikelola oleh pemerintah desa. Pada tahap yang terakhir yaitu laporan
pertanggungjawaban pengelolaan dana desa di Desa Ponduk Kaharu
sudah dilaporkan kepada masyarakat dan BPD.

2.3 Pengelolaan Keuangan Desa


Menurut Armaini (2017) Mengatakan bahwa Keuangan desa
dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang baik. Asas-asas
pengelolaan keuangan desa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, dimana
pasal 2 ayat 1 menyatakan : keuangn desa dikelola berdasarkan asas

7
transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan
desiplin anggaran. Selanjutnya pada ayat 2 menyatakan pengelolaan
keuangan desa dikelola dalam masa 1 Tahun anggaran yakni mulai
tanggal 1 januari sampai dengan 31 Desember.
Berikut ini adalah penjelasan tentang asas-asas pengelolaan
keuangan desa seperti yang tercantum dalam Permendagri tersebut diatas.
1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-
luasnya tentang keuangan desa. Akses yang membuka diri terhadap
hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan desa
dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perudang-
undangan;
2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung
jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kewajiban yang dipercayakan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan, asas akuntabel yang menentukan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan desa harus dapat dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-
undangan;
3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang
mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa;
4. Tertib dan desiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus
mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya.

2.4 Prinsip-prinsip Penggunaan Keuangan Desa


Dalam Permendes No. 5 Tahun 2015, prioritas penggunaan Dana
Desa untuk pembangunan desa dilaokasikan untuk mencapai tujuan
pembangunan desa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan,

8
melalui:Pemenuhan kebutuhan dasar, Pembangunan sarana dan prasarana
desa, Pengembangan potensi ekonomi lokal, dan Pemanfaatan sumber
daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Penggunaan dana desa didasarkan enam prinsip yaitu :
1. Keadilan : mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga desa
tanpa membeda-bedakan
2. Kebutuhanprioritas : mendahulukan kepentingan desa yang lebih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat desa
3. Kewenangan desa : mengutamakan kewenangan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala desa
4. Partisipatif : mengutamakan prakarsa dan kreativitas masyarakat
5. Swakelola dan berbasis sumber daya desa : mengutamakan
pelaksanaan secara mandiri dengan pendayagunaan sumber daya
alam desa, mengutamakan tenaga, pikiran dan keterampilan warga
desa dan kearifan lokal
6. Tipologi desa : mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karateristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi danekologi
desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan kemajuan
desa.

2.5 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu merupakan acuan untuk penelitian selanjutnya,
sehingga penulis dapat membandingkan hasil penelitiannya. Pada usulan
penelitian ini penulis menggunakan beberapa referensi artikel sebagai
bahan acuan dalam pembuatan rancangan penelitian ini.
1. Fransiska Winarni, Pandhu Yuanjaya (2016) dengan judul :
Implementasi kebijakan Dana Desa dalam Meningkatan
Pembangunan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan dana
desa dalam rangka peningkatan pembangunan di desa Wukirsari
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman terlaksana dengan baik

9
dengan tujuan kebijakan, keberhasilan program dapat dilihat pada
produk pembangunan yang telah selesai dilaksanakan dengan
menggunakan dana desa secara 100%.
2. Adri Peldi (2018) dengan judul : Evaluasi Pelaksanaan Dana Desa
yang bersumber dari APBN di desa Titian Modang Kecamatan
Kuantan Singingi. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua uang
yang dikeluarkan telah dipertanggungjawabkan secara fisik,
walaupun dari sisi administrasi belum sepenuhnya sampurna. Namun
demikian upaya untuk belajar, perbaikan dan pembenahan terus
dilakukan untuk menuju pada kesempurnaan. Kelemahan sumber
daya manusia menjadikan kendala utama dalam upaya
penyempurnaan pertanggung jawaban administrasi dana desa.
3. Rachmat (2017) dengan judul : Implementasi Pengelolaan Dana Desa
Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 di Desa
Pondok Kaharu Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa dalam implementasi pengelolaan dana
desa, dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan
keberhasilannya sangat dirasakan oleh masyarakat desa.
4. Rosy Armaini (2017) dengan judul : Evaluasi pelaksanaan dana desa
yang bersumber dari APBN di Desa Titian Modang Kecamatan
kuantan tengah Kabupaten kuantan Singingi Tahun Anggaran 2015-
2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam evaluasi
pelaksanaan dana desa masih sebatas pertanggung jawaban fisik,
sedangkan dari sisi administrasi belum sepenuhnya dilakukan dengan
sampurna, kompetensi sumber daya manusia pemerintah desa
merupakan kendala utama, sehingga masih memerlukan
pendampingan dari kecamatan guna menysuaikan perubahan aturan
setiap tahun.
5. Trifaldi Brayen Tinengke, Novie Pioh, Gustaf Undap (2017) dengan
judul : Pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan Pembangunan
Fisik di Desa Arangkaa Kecamatan Gemah Kabupaten Kepulauan

10
Talaud. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban pengelolaan
dana desa kurang efektif. Hal ini terjadi karena proses yang tercipta
dalam setiap tahapan pengelolaan dana desa tersebut belum sesuai
dengan prinsip penglolaan dan tujuan dana desa yang mengutamakan
transparansi informasi kepada masyarakat sebagai tim evaluasi
disetiap kegiatan pembangunan yang dilakukan.
6. Rahmat Rian Maspeke, Pioh, Undap (2017) dengan judul :
Manajamen Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan di Desa
Dolo duo Kecamatan Dumoga Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow. Hasil penelitian menujukan bahwa perencanaan
pembangunan dalam penggunaan Dana Desa yang ada di Desa Dolo
duo telah dilakukan tetapi belum maksimal dilihat dari pemerintah
desa masih belum maksimal melibatkan masyarakat dalam proses
perencanaan, dalam mengadakan musyawarah pembangunan desa
untuk menggunakan dana desa.

2.6 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir merupakan alat bantu yang dibuat penulis dalam
memudahkan dalam penyusunan dan memperjelas hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan dalam penelitian, yaitu Penggunaan Dana Desa
Tahun Anggaran 2016 di Desa Umamanu Kecamatan Lewa Tidahu, maka
model penelitian yang dibuat penulis adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Prinsip-prinsip penggunaan dana desa


- Keadilan
- KebutuhanPrioritas
Pengelolaan - KewenaganDesa
Keuangan Desa - Partisipatif
- Swakeloladanberbasissumberday
adesa
- TipologiDesa
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Metode
penelitian Kualitatif. Model penelitian kualitatif ini biasanya digunakan
dalam pengamatan dan penelitian sosial. Metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa informasi
tertulis dan lisan dari seseorang dan perilaku yang dapat diamati. data
yang terkumpul akan dianalisa secara kualitatif. jenis data kualitatif
adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata, kalimat dan gambar.
(Sugiyono dalam Rahmat ,2017). sehingga dapat disimpulkan bahwa
penelitian kualitatif merupakan penelitian sosial yang berusaha mendekati
kenyataan sosial secara empiris dari dalam berbagai rangkaian proses
sosial yang saling berbentuk kenyataan dengan menghasilkan data-data
deskriptif berupa kata-kata, gambaran dan catatan dalam tampilan yang
apa adanya.

3.2 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung
dari sumbernya atau objek penelitian. Dalam penelitian ini penulis
melakukan wawancara mendalam kepada masyarakat dan aparat desa
sebagai narasumber.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah diolah oleh
pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah APBDes Desa
Umamanu Kecamatan Lewa Tidahu Tahun Anggaran 2016.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan (Sugiyono, 2015). Dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

12
1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan berdasarkan data
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai
alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil
(proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa)
dapat diobservasi dengan jelas.
2. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, dengan wawancara penulis akan mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bisa ditemukan melalui observasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.

3.3 Penentuan Informan


Informan dalam rancangan penelitian ini ditentukan dengan teknik
Purposive Sampling dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi atas adanya tujuan tertentu. Menurut
Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa “Purposive Sampling” adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah
penanggung jawab anggaran serta pengguna anggaran dan penerima
manfaat Dana Desa di Desa Umamanu, yaitu:

13
1. Kepala Desa dan aparatur desa (Sekretaris, Kepala Dusun, Kaur
Desa,Bendahara) di Desa Umamanu, Kecamatan Lewa Tidahu.
2. Ketua dan anggota BPD, Ketua LPM Desa Umamanu Kecamatan
Lewa Tidahu.
3. Tokoh masyarakat dan unsur masyarakat Desa Umamanu Kecamatan
Lewa Tidahu.

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif, yaitu proses menyusun dan menggambarkan data
yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan untuk dapat
diinformasikan kepada orang lain yang meliputi :
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Mereduksi data akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik,dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,
maka data terorganisasikan, tersusun, dalam pola hubungan, sehingga
akan semakin mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan terbaru yang
belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsiatau gambar suatu

14
obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga
diteliti dengan jelas.

15
BAB IV

4.1 Sekilas tentang lokasi penelitian


Kalitu Hubu merupakan sebuah nama tempat yang berada di dusun
ngadu praing terdapat diwilayah Desa Umamanu Kecamatan Lewa Tidahu.
Kalitu Hubu merupakan salah satu tempat yang memiliki wisata reliji yang
dinamakan Kolam Jodoh dan ada saluran air irigasi yang masuk dilokasi
tersebut berasal dari mata air (mata air hangambung) dan juga memiliki daerah
persawahan maupun perkebunan yang cukup luas sehingga sebagian besar
masyarakat melakukan kegiatan baik disawah maupun dikebun yang
kegiatannya baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau untuk
mendukung kelancaran kegiatan masyarakat dengan potensi yang ada dalam
bidang tersebut dan tambah memperluas permukiman masyarakat maka pada
tahun 2016 pemerintah Desa Umamanu membuka akses jalan dari
permukiman Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu yang dibiayai dari Dana
Desa. Akses jalan ke lokasi kalitu Hubu langsung dengan jalan sirtu dengan
panjang jalan 1.130 m. jalan tersebut melewati rumah penduduk dari
pemukiman Ngadumalanak, melewati kebun dan persawahan yang ada
dipanjang jalan dilokasi Kalitu Hubu.

4.1.1 Sejarah Desa Umamanu


Pada masa nenek moyang desa umamanu belum terbentuk tetapi masih
dalam bentuk kampung-kampung yang dipimpin oleh kepala-kepala kampung.
Kampung umamanu itu sebelumnya bernama kampung keriwai. Nama
Umamanu muncul ketika akan dilakukan pemekaran atau pembentukan desa
definitif pada tahun 1962 maka di sepakatilah namanya Desa Umamanu
karena pada saat itu ada seseorang bernama Dondu Gutung alias (Umbu Nai
Wolut). Beliau merupakan orang terkaya dimasanya, kekayaannya diperolah
dari hasil memilihara ayam. Hasil penjualan ayam digunakan untuk membeli
ternak besar sehingga kekayaannya makin berlipat ganda. pada masa itu hanya

16
terdapat dua orang terkaya di Sumba yaitu di Kambera ada Diki Dongga dan
Di Lewa ada Dondu Gutung, sehingga muncullah pepatah yang mengatakan
“Dondu Gutung Keriwai, Diki Dongga Jangga Mangu” artinya menjelaskan
bahwa hanya ada dua orang ini yang kaya di Sumba. Dondu Gutung ini
memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar di wilayah Tidahu. Pada saat
akan pembentukan desa definitif berembuklah seluruh kepala kampung yang
ada di Tidahu bertempat di rumah Dondu Gutung untuk menentukan nama
dari desa tersebut, masing-masing kepala kampung mengusulkan nama
kampungnya untuk menjadi nama Desa. Perdebatan panjangpun pun terjadi,
akhirnya anak dari Dondu Gutung Mengusulkan untuk memakai nama
UMAMANU dilihat dari sejarah bapaknya, tujuannya agar adil karena tidak
memakai nama dari salah satu kampung yang ada di Tidahu, tujuan lainnya
juga untuk mengenang seorang Dondu Gutung yang punya tekad yang kuat
dari memilihara ayam hingga memiliki kekayaan yang berlipat ganda. hal ini
juga akan menjadi motivasi buat masyarakat yang ada di Desa Umananu untuk
terus berjuang dari hal yang kecil dan akan menjadi besar.
Pada tahun 1962, sistem pemerintahan di Indonesia beralih menjadi
sistem pemerintahan Desa, salah satunya Desa Umamanu yang secara
geografis termasuk dalam wilayah kecamatan Lewa. Pada masa peralihan
sistem kampung menjadi pemerintahan Desa, kepala desa pertama dipimpin
oleh Umbu Ndaka Njua anak dari Dondu Gutung dengan masa jabatan 4 tahun
yaitu tahun 1962 – 1965. Umbu Ndaka Njua ditunjuk langsung oleh seluruh
kepala kampung karena memiliki pengaruh besar yang masih melekat kuat
dari Dondu Gutung. Pada tahun 1965 – 1969 dipimpin oleh Ringgi Tay, yang
merupakan salah satu kepala kampung yang ada di wilayah tidahu. Setelah
masa kepemimpinan Ringgi Tay berakhir, maka dilakukan pemilihan kepala
Desa yang terpilih yaitu Lukas Kalendi Wawoe sebagai kepala desa Umamanu
yang ketiga. Memimpin tahun 1969 – 1972. Tahun 1972 – 1975 dipimpim
oleh kepala desa Agustinus kalendi wawoe. Tahun 1975 – 1985 dipimpin oleh
Umbu Horu. Tahun 1985 – 1995 dipimpin oleh Ndelu Pamaratana. Tahun
1995 – 2001 dipimpin oleh kepala desa Lukass Kenju Praing. Tahun 2001 –

17
2005 dipimpin oleh Lina Linjung. Tahun 2005 – 2010 dipimpin oleh kepala
Desa Daniel Nderu Peta. Tahun 2011 – 2017 dipimpin oleh Paulus k. Peku
wolu.
Memasuki masa Otonomi daerah, sejalan dengan pelaksanaan undang-
undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah antara lain
pembentukan kecamatan baru yang merupakan peningkatan status kecamatan
pembantu dan pemekaran dari kecamatan-kecamatan yang sudah ada. Pada
tahun 2007 kecamatan lewa tidahu dimekarkan dari kecamatan lewa yang
terdiri dari 6 Desa yaitu Desa Kangeli, Desa Lai Hau, Desa watumbelar, Desa
Bidipraing, Desa Umamanu, Desa Mondu Lambi.
1. Umbu Ndaka Njua : 1962 – 1965
2. Ringgi Tay : 1965 – 1969
3. Lukas Kalendi Wawoe : 1969 – 1972
4. Agustinus Kalendi Wawoe : 1972 – 1975
5. Umbu Horu : 1975 – 1985
6. Ndelu Pamaratana : 1985 – 1995
7. Lukas Kenju Praing : 1995 – 2001
8. Lina Linjung : 2001 – 2005
9. Daniel Nderu Peta : 2005 – 2010
10. Paulus Peku wolu : 2011 – 2017

4.2 Profil Desa Umamanu


4.2.1 Kondisi Geografis Desa Umamanu
Desa Umamanu merupakan desa yang terletak dibagian barat dari
ibu kota Kecamatan Lewa Tidahu, dengan jarak ± 10 KM dari ibu kota
Kecamatan Lewa Tidahu dengan waktu tempuh ± 15 menit menggunakan
kendaraan bermotor. Batas-batas wilayah desa Umamanu antara lain :
sebelah barat berbatasan dengan Desa Watumbelar, sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Praibakul, Sebelah utara berbatasan dengan Desa
Bidi Praing dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mondu Lambi.

4.2.2 Kondisi Demografi Desa Umamanu


Desa Umamanu berada pada ketinggian 600-850 meter dari
permukaan laut. Kondisi alam Desa Umamanu terdiri dari daerah

18
perbukitan dan lembah, dengan tingkat curah hujan pertahun antara 4-5
bulan curah hujan. suhu rata-rata desa umamanu 24 °𝐶 sampai dengan °𝐶.
yang berpengaruh langsung terhadap pola tanam desa Umamanu. Jumlah
penduduk desa Desa Umamanu saat ini adalah 976 jiwa yang terdiri dari
laki-laki berjumlah 503 orang dan perempuan 473 orang dan 219 kepala
keluarga.

4.2.2.1. Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk dari hasil pendataan tahun 2015
No Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 503
2 perempuan 473
Total 976
Kepala Keluarga 219

4.2.2.2. Pendidikan
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan
Usia 7-18 tahun yang tidak perna sekolah 1 -
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 136 120
Usia 18- 56 tahun ke atas yang tidak perna sekolah 6 6
Usia 18- 56 tahun yang perna SD tetapi tidak tamat 53 47
Tamat SD/sederajat 112 120
Tamat SMP/sederajat 9 8
Tamat SLTA/sederajat 10 7
Tamat D-2 - -
Tamat D-3 1 2
Tamat S-1 4 1
Total 332 311

4.2.2.3. Mata Pencaharian Pokok


Jenis pekerjaan masyarakat
Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan
Petani 118 121
Pegawai Negeri Sipil 2 6
Peternak - -
Pengusaha kios 17 17
Guru swasta 6 5
Dukun kampung terlatih 2 3
Pensiunan PNS - -
Pengusaha jasa transportasi - -
Bidan - 1
jumlah 145 153

4.2.2.4. Agama

19
No Agama Laki-laki Perempuan
1 Kristen Protestan 171 484
2 GBI 10 17
3 Katolik - -
4 Islam - -
5 Hindu - -
Jumlah 181 491

4.2.2.5. Tenaga kerja


Usia Angkatan Kerja
Tenaga kerja Laki-laki Perempuan
Penduduk 18-56 tahun yang bekerja 275 250
Penduduk 18-56 tahun yang belum/tidak bekerja 5 9
Penduduk masih sekolah 7-18 tahun 136 120
Penduduk 56 tahun ke atas - -

4.2.2.6. Jarak Desa


Jarak dan waktu tempuh Desa dengan Ibu kota Kecamatan dan Ibu Kota
Kabupaten
Jarak ke Ibu Kota Kecamatan 10 Km
Waktu tempuh ke Ibu Kota Kecamatan dengan kendaraan bermotor 15 Menit
Waktu tempuh ke Ibu Kota Kecamatan dengan kendaraan angkutan
20 Menit
umum
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten 87 Km
Waktu tempuh ke Ibu Kota Kabupaten dengan kendaraan bermotor 3 Jam
Lama jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten dengan angkutan umum 5 Jam

4.3 Temuan Penelitian Lapangan


4.3.1 Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan (mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga
desa tanpa membeda-bedakan) dalam penggunaan dana desa di desa
Umamanu telah dijalankan. Hal ini telah dilakukan melalui
musrembangdus maupun musrembangdes dengan melibatkan semua
warga desa laki-laki maupun perempuan yang berasal dari aparat desa,
tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh pemuda, tokoh masyarakat dan
seluruh masyarakat desa umamanu ikut serta dalam pembuatan RPJMDes
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) melalui musyawarah
desa.

20
Hal ini dijelaskan oleh kapala Desa Umamanu, Paulus k.
Pekawolu mengatakan bahwa
O ya... kami mengakomodir usulan-usulan dari masyarakat berawal dalam
perencanaan pembangunan ditingkat dusun atau disebut dengan Musrenbangdus, dalam
usulan itu masyarakat mengusulkan untuk adanya akses jalan dari Ngadumalanak-
Kalitu Hubu dengan alasan mereka agar mempermudahkan kami dalam hal
pengangkutan hasil pertanian disawah maupun juga hasil dari kebun karena kami
menggunakan tenaga manusia, hewan seperti kerbau dan kuda, Bahwa masyarakat di
dusun II penggalian gagasan dari masyarakat, kegiatan itu diadakannya dirumahnya
Yowel Muru Tanah karena belio adalah Dusun II dengan menghadirkan kepala desa,
ketua BPD, Sekratari desa, kaur desa, ketua LPM, RT, RW, tokoh masyarakat dan
masyarakat yang ada didusun itu yang berkesempatan mereka dapat hadir, pada waktu
itu masyarakat menyampaikan usulan mereka untuk diadakan pembukaan jalan dari
Ngadumalanak ke Kalitu Hubu karena selama ini kami susah untuk mengangkut hasil
dari persawahan sampai ke tempat kami sehingga kami berani usulkan ini untuk
diadakan akses jalan agar bisa mempermudahkan kami dalam mengangkut hasil kami
baik di sawah maupun di kebun dengan usulan-usulan itu dibawah lagi ketingkat desa
dalam Musrenbangdes. dari usulan yang telah disapakati oleh peserta Musrenbangdus
yaitu pembangunan jalan sertu dari Ngadumalanak ke Kalitu Hubu.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Kami mulai mengakomodir aspirasi masyarakat itu dengan lembaga desa,
kami adakan kegiatan perencanaan dimulai dari tingkat dusun, artinya bahwa setiap
dusun itu punya perencanaan masing-masing, naaa jadi khusus pembangunan jalan ini
merupakan hasil keputusan dalam Musrenbangdus di dusun II dengan mengacu pada
program yang ada dalam buku RPJMDes setelah itu hasil usulan dari masing-masing
dusun dibawah ditingkat desa dikumpul unstuck dibahas lagi sehingga kita bisa
menentukan mana yang masukan dalam prioritas utama, kedua, ketiga dan selanjudnya
naaaah khusus pembangunan jalan di Kalitu Hubu sudah disapakati baersama dengan
peserta Musrenbangdes dan berdasarkan buku RPJMDes sekaligus kami tetapkan lagi
dalam RKPDes dan pembelanjaan berdasarkan dalam APBDes tahun anggaran 2016.

Hal yang sama juga disampaikan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa
Kami mengakomodir usulan-usulan dari masyarakat dimulai dari tingkat dusun
kami mendengar dan mancatat setiap usulan dan dibahas barsama dengan masyarat
sehingga dapat disimpulkan atau dijadikan sebuah program atau beberapa program
dalam musyawarah dusun salah satunya yang diusulkan atau yang dimusyawarahkan di
dusun II adalah mengusulkan adanya akses jalan dari Ngadumalanak menuju
persawahan di lokasi Kalitu Hubu, setelah diputuskan dalam musyawarah dusun
dibawah lagi ditingkat desa sebagai dasar dalam pelaksanaan Musrenbangdes, naaaa
selanjutnya dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa berawal dari hasil
yang telah dihimpun dari tingkat dusun, Dari usulan-usulan yang telah disapakati oleh
peserta Musrenbangdes salah satunya program yaitu tentang pembangunan jalan sertu
di Kalitu Hubu yang mengacu pada RPJMDes.

21
Hal yang sama juga disampaikan oleh kaur pembangunan Desa
Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Ya baik ahhh.... sebelum kita malakukan musyawarah dusun itu, kita melakukan
ada rencana pertemuan-pertemuan kami pemerintah desa baik baik dari tiap-tiap dusun
kaur, RT, RW, setelah itu kita tentukan jadwalnya kapan atau tentukan tanggal, naaa...
dalam musyawarah dusun itu kami mendengar dan tulis aspirasi-aspirasi dari
masyarakat salah satunya itu tentang ada usulan pembukaan badan jalan baru dari
Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu setelah itu ada kesapakatan ditingkat dusun kami
rangkumnya semua, naaa usulan-usulan ini kami bawah lagi ketingkat desa atau dalam
Musrenbangdes itu pun juga kami masih undang lagi semua masyarakat RT,RW tiap-
tiap dusun, kaur desa, Camat juga di undang, pendamping desa, tokoh agama, tokoh
masyarakat, kepala sekolah SD para guru juga kami undang, tokoh pemudah dan ketua
PKK, ketua LPM pokohnya yang berkepentingan didalamnya dapat hadir, setelah itu
dibahas sudah srtiap usulan-usulan dari tiap dusun, baru kita menentukan mana yang
masuk dalam kategori P1, P2 dan prioritas berikutnya naaa itupun juga umbu dalam
Musrenbangdes masih bisa diusulkan yang tidak sempat di usulkan atau usulan yang
terlupan dalam musyawarah dusun, setelah itu semua dibahas dan disapakati oleh
peserta Musrenbangdes dibawah dalam tingkat kecamatan atau dalam Musrenbangcam,
setelah dibahas tingkat kecamatan dari berbagai desa yang hadir semuanya itu dibahas
usulan-usulan dari berbagai desa yang ada di Kecamatan Lewa Tidahu, hasil
Musrenbangcam baru kasih masuk di Kabupaten untuk dibahas dalam Musrenbangkab
dan sekalian ditetapkan oleh pemerintah kabupaten Sumba Timur, naaa ternyata
program jalan dilokasi Kalitu Hubu ini disetujui oleh pemerintah Kabupaten sehingga
kami tetapkan dalam RKPDes 2016, APBDes 2016 yang berpatokan dari RPJMDes.
Begitu umbu.

Program pembukaan badan jalan sertu (Ngadumalanak-Kalitu Hubu)


masuk dalam rencana kegiatan pembangunan desa tahun anggaran 2016.
Dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K. Pekewolu
menyatakan bahwa
Ya, betul umbu….pembangunan jalan sertu ini yang ada di dusun II atau di
dusun Ngadu Praing, pembangunan jalannya dari Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu
masuk dalam perencanaan kegiatan pembangunan desa karena memang itu keinginan
masyarakat untuk diadakan pembukaan badan jalan baru untuk mempermudah atau
meringankan beban masyarakat untuk mengangkut hasil sawah mereka dan juga hasil
kebun dengan potensi itulah yang dilihat oleh pemerintah desa sehingga dimasukan
dalam perencanaan ditingkat dusun setelah itu dibawah lagi ketingkat desa untuk
dibahas bersama BPD dan masyarakat yang hadir pada waktu itu setelah dibahas
akhirnya peserta Musrenbangdes saat itu bersepakat dan menyetujui akhirnya sesuai
dengan hasil penetapan dalam Musrenbangdes yaitu jalan ke Kalitu Hubu telah
memenuhi syarat karena masuk pada peringkat pertama untuk pelaksanaan kegiatan
tahun anggaran 2016.

Hal yang sama juga dijelaskan sekrataris desa Umamanu, Yonas


B. Karanggat mengatakan bahwa
Ia… masuk dalan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKPDes) karena
memang merupakan hasil Musrenbangdes pada bulan desember tahun 2015 tapi saya
lupa tanggalnya waktu itu sehingga kami tinggal laksanakan pada tahun 2016
pembangunan jalan sertu di Kalitu Hubu.

22
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa
Yahhh betul umbu… seperti yang saya jelaskan tadi bahwa pembangunan
jalan sertu di Kalitu Hubu mengacu pada RPJMDes dan ditetapkan dalam Rencana
Kegiatan Pembangunan Desa tahun anggaran 2016 (RKPDes tahun 2016) sesuai
dengan hasil penetapan dalam Musrenbangdes.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umaman, Minggus D. Lodu mengatakan bahwa
Sudah masuk dalam perencanaan pembangunan desa, tadi saya sudah bilang
bahwa khusus pembangunan jalan di Kalitu Hubu mengacu pada RPJMDes yang
ditetapkan dalam RKPDes dan juga di APBDes. Yaaa kami sesuai hasil penetapan
dalam Musrenbangdes yaitu jalan ke Kalitu Hubu telah memenuhi syarat dan masuk
dalam peringkat pertama untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan tahun anggaran
2016 yaitu pembangunan jalan ke Kalitu Hubu.

Bukti atau dokumen lain yang menetapakan pembangunan jalan dari


permukiman Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu yang merupakan
bagian dari rencana pembangunan desa tahun anggaran 2016.
Dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K. Pekawolu
mengatakan bahwa
Ia ada umbu dokumennya khusus pembangunan jalan dari Ngadumalanak ke
lokasi Kalitu Hubu itu terdapat dalam buku RPJMDes dan ditetapkan juga dalam
RKPDes dan dimasukan dalam pembalanjaan APBDes tahun anggaran 2016, untuk
melihat pembangunan jalan sertu yamg ada di dusun II nanti sebentar umbu pulang dari
sini, singga minta buku RPJMDes dan buku RKPDes di rumahnya bapa dio karena dia
sekrataris disini atau juga di rumahnya bapa umbu stemlin karena dia bendahara kalau
di saya tidak ada umbu jujur saja karena memang waktu itu pada musrenbang tidak
langsung selesai memang buku-buku yang saya bilang tadi karena masih diketik atau
disusun baik-baik bukunya baru diprint. Ia nanti umbu minta di mereka itu dokumen
ya….

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Yaahh ada dukumennya itu terdapat dalam buku RPJMDes yang ditetapkan
dalam RKPDes, APBDes tahun anggaran 2016 sekalian rencana anggaran belanja
bahwa kami melaksanakan kegiatan pembangunan jalan di Kalitu Hubu ini kami
berdasarkan dokumen itu bersama masyarakat desa Umamanu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
itu tadi yang saya bilang bahwa pembangunan jalan sertu ada buku RPJMDes yang
ditetapakan RKPDes tahun anggaran 2016 dan APBDes tahun 2016.

23
4.3.2 Prinsip kebutuhan prioritas
Prinsip kebutuhan prioritas (mendahulukan kepentingan desa yang
lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat deasa) dalam penggunaan dana
desa di desa Umamanu telah dijalan. Hal ini telah dilakukan melalui
usulan program yang disampaikan sebagian besar masyarakat desa
Umamanu yang merupakan kebutuhan yang mendesak untuk mendukung
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Hal ini telah dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.
Peka wolu mengatakan bahwa
Ia umbu…. itu pembangunan jalan yang menuju ke lokasi Kalitu Hubu yang
ada di wilayah dusun II atau di dusun Ngadu Praing merupakan prioritas kebutuhan
masyarakat karena memang dibawah itu ada potensi alamnya umbu contohnya dibawah
itu persawahan ada kebun yang dapat dikelola oleh masyarakat pemilik lahan disekitar
lokasi itu dan juga ada irigasi yang masuk dilokasi kalitu hubu, saluran irigasi yang
berasal dari mata air di Hangambung yang dimanfaatkan oleh masyarakat baik musim
kemarau maupun musim hujan dan dengan kerja sawah kedua, siram sayur, tanam
terong, lombok dengan begitu potensi yang ada dibawah itu dan untuk mempermudah
masyarakat dalam hal pengangkutan hasil-hasil usaha masyarakat, maka kami
pemerintah desa Umamanu membuka akses jalan dari pemukiman Kampung
Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu dan pembangunan jalan tersebut kami masukan
dalam perencanaan kegiatan pembangunan desa dan masuk dalam skala prioritas
utama dalam bidang pembanguna desa atau pembangunan jalan sertu tersebut masuk
dalam kategori prioritas utama (P1) sesuai dengan hasil Murenbangdes kami pada
waktu itu tepatnya pada bulan desember tahun 2015. Alasan bahwa akses jalan yang
menghubungkan antara kampung Ngadumalanak menuju persawahan dilokasi Kalitu
Hubu tidak ada dan untuk demi mempermudah masyarakat untuk mengangkut hasil
pertanian mereka sehingga pembangunan jalan tersebut dikerjakan pada tahun 2016.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Ia adi mahasiswa, pembangunan jalan sertu dari Ngadumalanak-Kalitu hubu
masuk dalam program prioritas kebutuhan masyarakat desa Umamanu, bahkan, dalam
bidang pembangunan desa dalam buku RKPDes khusus jalan itu ada pada peringkat
pertama atau nomor satu karena memang dilokasi dibawah itu ada potensi yaitu ada
persawahan, ada air irigasi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kerja sawah
pada musim hujan maupun pada musim kemarau dan pemilik lahan dilokasi itu bukan
hanya masyarakat didusun II, masyarakat dari dusun I maupun dusun III ada yang
memiliki lahan dilokasi Kalitu Hubu sehingga kegiatan dibawah itu dibidang pertanian
persawahan apabila saluran irigasi tidak rusak oleh karena itulah yang kami lihat
pemerintah desa maka pembangunan jalan itu kami masukan kebutuhan prioritas utama
dalam bidang pembangunan desa yang didanai dari anggaran Dana Desa.

24
Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John U. Tanda mengatakan bahwa
Iaaa umbu… pembangunan jalan sertu dilokasi Kalitu Hubu diwilayah dusun II
itu merupakan prioritas kebutuhan masyarakat karena memang dilokasi Kalitu Hubu itu
ada potensi lahan pertanian yang dalam usaha produktivitas beras dan juga ada kebun,
pemilik lahan atau tanah dilokasi itu bukan hanya saja penduduk diwilayah dusun II
tetapi juga ada masyarakat diwilayah dusun I dan dusun III yang memiliki lahan
dilokasi itu, dan juga ada air irigasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
usahanya baik dalam musim hujan maupun dalam musim kemarau, macam contohnya
pada musim hujan masyarakat kerja sawah kedua dan ada yang usaha siram sayur,
tanam terong, pepaya dan usaha lainya, dengan potensi itulah yang kami lihat sehingga
kami berfikir dan masyarakat usulkan untuk membuka akses jalan dari Ngadumalanak
kelokasi Kalitu Hubu agar memudahkan masyarakat dalam hal pengangkutan hasil
pertanian sehingga kami masukan dalam skala prioritas utama dan sesuai dengan hasil
Musrenbangdes pada bulan desember tahun 2015 dengan alasan bahwa akses jalan
yang permanen untuk menghubungkan antara kampung Ngadumalanak menuju
persawahan dilokasi Kalitu Hubu tidak ada sehingga masyarakat sangat
membutuhkannya sehingga masukan dalam program pembangunan desa maka dapat
dilaksanakan pembangunan jalan tersebut untuk dikerjakan pada tahun 2016.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umamanu Dominggus D. Lodu. Mengatakan bahwa
Yaaaah memang dilihat musyawarah ditingkat dusun sampai pada tingkat desa
itu program pembangunan jalan sertu itu merupakan kebutuhan prioritas utama atau
masuk dalam program yang pertama dalam bidang pembangunan desa karena memang
dibawah itu ada potensi, ada irigasi, ada persawahan yang luas dan ada kebun
sehingga potensi itu dikelola oleh masyarakat yang memiliki lahan dibawah baik pada
musim hujan maupun musim kemarau, nahh sekarang ini umbu dengan adanya akses
jalan dibawah itu kita lihat masyarakat semakin bertamba untuk tinggal dilokasi Kalitu
Hubu dengan membuat perumahan dan melakukan usaha dibidang pertanian dengan
kerja sawah seperti yang saya bilang tadi mereka bekerja pada musim kemarau dan
musim hujan dan ada juga yang siram sayur putih, tanam terong, tanam pepaya, pada
musim kemarau dengan memanfaatkan itu air irigasi itu semua kan bisa membantu
kebutuhan masyarakat dalam rumah tangga dengan terbantunya kebutuhan masyarakat
dalam rumah juga dengan difasilitasi adanya jalan yang memadai atau yang
mendukung usaha mereka maka masyarakat bisa tertarik untuk tinggal dilokasi Kalitu
Hubu sehingga dengan demikian tambah memperluas pemukiman masyarakat dan juga
mempermudah beban masyarakat dalam hal pengangkutan hasil pertanian.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Yaaaa seperti yang saya jelaskan tadi bahwa untuk pembangunan jalan
dilokasi Kalitu Hubu, ini kan umbu program yang direncanakan dalam bidang
pembangunan desa seperti yang umbu tanyakan tadi apakah pembangunan jalan
dilokasi Kalitu Hubu masuk dalam prioritas utama/P1, prioritas kedua/P2, jadi saya
bilang khusus untuk pembangunan jalan sertu yang sudah dikerjakan dilokasi Kalitu
Hubu masuk dalam prioritas utama/P1, nanti kan umbu bisa dilihat di buku RPJMDes,
RKPDes maupun dalam APBDes khusus dibidang pembangunan desa.

25
4.3.3 Prinsip Kewenangan desa
Prinsip kewenangan desa (mengutamakan kewenangan hak asal usul
dan kewenangan lokal berskala desa) dalam penggunaan dana desa di
desa Umamanu telah dijalankan. Hal ini telah dilakukan
Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Ia pembangunan jalan sertu dari Ngadumalanak ke lokasi Kalitu Hubu berada
diwilayah desa Umamanu tepatnya diwilayah dusun II atau wilayah dusun Ngadu
Praing terdapat di RT 05 dan RW 03 itu sudah jelas nanti kalau umbu ragu pergi saja
lihat dilokasi Kalitu Hubu. Bahwa itu jelas betul ada dilokasi desa Umamanu, apa lagi
kan umbu orang disini jadi tidak ada lagi yang umbu ragukan lagi kalau soal tempatnya
itu pembangunan jalan, tidak mungkinlah kami juga kami pemerintah desa buat
infrastruktur jalan yang bukan wilayah desa Umamanu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Ia adi mahasiswa, jelas bahwa pembangunan jalan sertu dibawah itu berada
dilokasi desa Umamanu tepatnya diwilayah dusun Ngadu Praing/ dusun II di RT 05/RW
03 dan juga adi mahasiswa nanti bisa dapat lihat di peta desa Umamanu bahwa lokasi
Ngadumalanak-Klitu Hubu itu berada diwilayah dusun II.

Hal yang senada juga dijelaskan oleh seorang warga masyarakat


desa Umamanu, Yulius K. Awang mengatakan bahwa
Ia umbu ada diwilayah dusun Ngadu Praing/dusun II RT 05/RW 03 dan berada
diwilayah desa Umamanu, dan tidak berada di wilayah desa lain atau desa tetangga.

4.3.4 Prinsip partisipatif


Prinsip partisipatif (mengutamakan prakarsa dan kreativitas
masyarakat) dalam penggunaan dana desa di desa Umamanu telah
dijalankan. Hal ini telah dilakukan dengan mengutamakan keterlibatan
masyarakat atas dasar usulan-usulan dari sebagian besar masyarakat
dengan mendayagunakan sumber daya lokal desa yang dimanfaatkan
untuk pembangunan desa.
Hal ini dapat dijelaskan oleh ketua LPM Desa Umamanu, Kornelis
K. Larang mengatakan bahwa
Yaaahh aaa.. keterlibatan saya sebagai ketua LPM dalam pembangunan jalan
sertu di Ngadumalanak-Kalitu Hubu, naaa keterlibatan saya mulai dari perencanaan
dalam musyawarah dusun, Musrenbangdes maupun dalam Musrenbangcam kami LPM
selalu di undang karena memang kami LPM ini salah satu lembaga desa yang ada di

26
desa Umamanu yang memiliki tugas sebagai perancang dan kawal program yang
diusulkan dari setiap dusun selanjutnya usulan-usulan itu dibawah lagi dalam
murenbangdes untuk dibahas bersama dengan BPD dan masyarakat umum sekalian
penentuan mana yang menjadi skala prioritas masyarakat, artinya ada program yang
menjadi prioritas utama, kedua, ketiga dan seterusnya dengan alasan masing-masing,
naaa terkait dalam perencanaan pembangunan jalan dilokasi Kalitu Hubu dalam
musyawarah dusun membuat program dengan melihat potensi, masalah dan pemecahan
masalah. Program dalam bidang pembangunan desa yaitu pembukaan badan jalan
sertunisasi dari Ngadumalanak-Kalitu Hubu. Kami mengali potensi dengan melihat
potensi yang ada dalam wilayah dusun II yaitu kami menemukan potensi alam yaitu ada
persawahan yang luas, ada air irigasi, ada lahan kebun serta kami melihat dan
menemukan ada beberapa KK ada 40-an KK yang memeiliki lahan dilokasi Kalitu
Hubu yang ada dalam wilayah ketiga dusun dan ada masyarakat atau ada penduduk KK
miskin yang tinggal dilokasi itu yang kegiatannya sehari-hari bekerja diladang baik
pada musim hujan maupun pada musim kemarau dengan kegiatan mereka melekukan
pekerjaan mengerjakan sawah, kerja kebun dengan tanam sayur-sayuran dan buah-
buahan, selanjutnya kami mencari dan menemukan masalah apa yang ada dalam
wilayah itu… ohh ternyata disana ada permasalahan, permasalahanya masyarakat
susah untuk mengangkut hasil pertanian seperti padi, jagung dan ubu dengan
membutuhkan waktu yang cukup lama sampai ke rumah serta pengangkutannya pun
dengan pake kerbau, kuda dan tenaga manusia dengan memikul hasil pertanian.
Selanjutnya kami masuk dalam pemecahan masalah, artinya kami berfikir bagaimana
caranya untuk mengatasi hal itu atau masalah yang kami lihat dan juga keluhan-
keluhan dari masyarakat, susah untuk mengangkut hasil partanian, susah untuk masuk
alat pertanian berupa hend trektor, dan mol rontok padi akhirnya kami memecahkan
masalah ini untuk memepermudahkan masyarakat dalam pengangkutan hasil pertanian,
hasil kebun maka kami usulkan barsama masyarakat di dusun II untuk ada akses
pembukaan jalan dari Ngadumalanak ke lokasi Klitu Hubu. Setelah penetapan dalam
musyawarah dusun dibawah lagi dalam tingkat desa atau dalam Musrenbangdes untuk
dibahas dengan peserta Musrenbangdes serta penetapan skala prioritas. Selanjutnya
ditetapkan dalam Musrenbangdes kami bawah lagi ditingkat kecamatan dalam
Musrenbangcam untuk dibahas lagi dan ditetapkan oleh pemerintah kecamatan dan
akhirnya bawah atau kasih masuk kepemerintah daerah Kabupaten Sumba Timur.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh tokoh masyrakat Desa


Umamanu, Kalitu Domu mengatakan bahwa
Iaaa umbu…keterlibatan saya waktu itu mulai dari perencaan ditingkat dusun
saya di undang memang waktu itu secara lisan oleh bapak dusun sendiri yang datang
waktu itu yaaaa mungkin karena saya ini biasa dorang dengar saya omong digereja
maupun dalam acara adat, maupun dalam adat kematian karena saya umbu…biasa
“peneu hakudu la umum nah” waktu itu saya hadir umbu dalam musyawarah dusun dan
pertemuanya waktu itu dirumahnya bapak dusun yowel moruh tanah, naaaa pertemuan
waktu itu dalam sesi mendengar aspirasi masyarakat saya dikasih kesempatan untuk
berbicara yang saya sampaikan waktu itu terkait program pembangunan jalan dilokasi
kalitu hubu untuk memperkuat alasan bahwa masyarakat sangat membutuhkan akses
jalan yang menuju dilokasi kalitu hubu karena memang dibawah itu ada persawahan
yang luas, ada kebun, ada juga penduduk yang tinggal menetap dilokasi itu ada juga air
irigasi dari mata air dihakambung, yang dimanfaatkan penduduk yang tinggal dilokasi
itu, dan ketika meraka dapat hasil baik padi jagung masyrakat susah mereka angkut dari
bawah, itu semua saya sampaikan dalam musyawarah itu pada akhirnya kami sepakat
usulkan pembukaan jalan kelokasi kalitu hubu, selanjudnya saya ikut juga dalam
musyawarah di desa, saya omong lagi menyampaikan alasan agar jalan yang kami usul
didusun bisa terealisasi itu maksudnya saya umbu.., aaaaaa akhirnya waktu itu
bersepakat dan ditetapkan sebagai program desa dalam bidang pembangunan desa

27
dibawah lagi dalam tingkat kecamtan,lolos dalam murenbangcam baru kasih masuk di
daerah, akhirnya pemerintah daerah setuju sehingga jalan itu dikerjakan.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh seorang warga masyarakat


Desa Umamanu, Yulius K. Awang mengatakan bahwa
Yaaa... aaaa keterlibatan saya dalam pembangunan jalan sertu dari
ngadumalanak menuju lokasi kalitu hubu mulai dari perencanaan ditingkat dusun
sampai pada tingkat desa atau dalam murenbangdes saya ikut terus untuk diadakannya
pembangunan jalan di lokasi kalitu hubu dan termasuk salah satunya yang
menyuarahkan juga untuk adanya akses jalan dari ngadumalanak menuju lokasi
tersebut karena kami sangat membutuhkan jalan ini dan susah umbu untuk angkut padi
dan juga kalau musim hujan susah untuk kasih masuk traktor, mungkin kalau ada jalan
yang menuju ke bawah itu bisa ada kemudahan juga bagi kami dalm hal pengangkutan
hasil. Selanjudnya dalam pelaksanaan kegiatan juga saya ikut terlibat dalam melakukan
pekerjaan mulai dari pekerjaan deker, hamparan sertu, pekerjaan tanam batu pinggir
dan masyarakat yang terlibat dalam pekerjaan pembangunan jalan itu dalam bentuk
kelompok. Ada 12 kelompok masing-masing dalam 1 kelompok 6-10 orang.

Yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan jalan dari


Ngadumalanak ke lokasi Klitu Hubu.
Hal ini dapat dijelaskan oleh ketua LPM Desa Umamanu, Kornelis
K. Larang mengatakan bahwa
Pemerintah desa sebagai pengelola dan penanggung jawab atas kegiatan
pembangunan desa yaitu kepala desa, sekrataris desa kaur desa ada 3 kaur
pembangunan, kaur pemerintahan dan kaur ekonomi, lembaga desa seperti LPM, dan
bekerja sama degan pihak ketiga (supplaiyer) yaitu CV Gemini lewat pelelangan
pembangunan jalan dilokasi kalitu hubu dan kegiatan masyarakat dilibatkan langsung
dalam pekerjaan yaitu pekerjaan deker, siram sertu, peletakan batu pinggir dan lain-
lainnya.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh tokoh masyarakat Desa


Umamanu, Kalitu Domu mengatakan bahwa
Yahhh..pemerintah desa sudah toww.. umbu. Baik kepala desa,kaur desa, ada
LPM dan suplayer atau pihak ketiga dan masyarakat yang masih semangat kerja macam
contoh anak muda ini kan, termasuk cucu saya ini yewa ikut kerja wakti itu pekerjaan
deker, siram sertu dan dia kumpul batu gunung waktu itu, setelah dia habis kumpul, dia
kasih tau ketua TPK, kasih tau ke Mahari nanti ketua TPK kasih suplayer untuk beli
batu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh seorang warga masyarakat


Desa Umamanu, Yulius K. Awang mengatakan bahwa
Pemerintah desa ada seperti kepala desa, sekrataris desa,kaur pembanguna
dan sekalian ketua TPK dan ada pihak ketiga yaitu CV Gemini dan masyarakat yang
terlibat langsung dalam melakukan pekerjaan, seperti yang saya jelakan tadi ada yang
ikut kerja galian pondasi deker, siram sertu, angkat batu, campur semen, yaaa seperti
itu umbu yang saya tahu.

28
4.3.5 Prinsip swakelola dan berbasis sumber daya desa
Prinsip swakelola dan berbasis sumber daya desa (mengutamakan
pelaksanaan secara mandiri dengan mendayagunakan sumber daya alam
desa, mengutamakan tenaga, pekiran dan keterampilan warga desa dan
kearifan lokal ) dalam penggunaan dana desa di Desa Umamanu telah
dijalankan. Hal ini dilakukan masyarakat desa dengan bekerja secara
mandiri dalam Pemanfaatan sumber daya desa yang bersumber dari lokal
desa serta tenaga kerja, alat dan bahan berasal dari lokal desa.
Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala desa Umamanu, Paulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Yaahh aaa begini umbu, dalam pengelolaan pembangunan jalan dilokasih
kalitu hubu dibawah itu kami libatkan pihak ketiga dalam ini dengan CV Gemini lewat
pelelangan berdasarkan regulasi dari pemerintah kabupaten lewat arahan pendamping
kabupaten dan juga sesuai arahan dari kecamatan, dalam kerjasama dengan pihak
ketiga sebagai pihak yang mengadakan bahan material dan peralatan sedangkan
pengerjanya adalah kami libatkan langsung oleh masyarakat.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Yaaahhh jadi baik adi…kami dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan jalan
ini, kami kerja sama dengan CV Gemini karena sebelumnya kami lelang ini
pembangunan jalan jadi pemenangnya pada saat kami lelang adalah CV Gemini,
naaahhh kami melakukan kerja sama dengan pihak ketiga ini untuk mempermudahkan
kami dalam mengadakan bahan dan material di lokasi kegiatan serta kami libatkan
langsung juga masyarakat dalam kegiatan pekerjaan jalan.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa
Aaaa.. begini umbu kami dalam pengelolaan pembangunan jalan sertu ini kami
bekerja sama dengan suplayer dalam hal ini dengan CV Gemini. Naaaa pembangunan
jalan dikalitu hubu ini kan sudah ada pagu dana yang dianggarkan dari dana desa kita
katakanlah anggarannya 100 % dari pagu anggaran itu di bagi lagi ada yang 70 %
untuk pengadaan bahan material dan alat sedangkan yang sisanya 30 % untuk kegiatan
pekerjaan Hari Orang Kerja (HOK) yang tenaga kerja diambil dari masyarakat desa
umamanu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umamanu, Minggus D. Lodu mengatakan bahwa
Dalam pengelolaan ini kita sesuai dengan regulasi dan juga petunjuk
teknisnya, mana yang bisa kita kelola…kita kelola macam HOK-HOKnya ini kan desa
yang kelola atau Hari Orang Kerja (HOK), hok-hok yang dikelola oleh desa adalah

29
macam pekerjaan deker, pekerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) pekerjaan Hamparan
sertu dan pekerjaan peletakan batu pinggir itu masyarkat yang kerjakan sedangkan
yang kita pihak ketigakan ini aaaaah untuk menggadakan bahan-bahan dilokasi seperti
tanah sertu, batu gunung, semen, pasir dan besi beton dan alat berat seperti walis dan
alat tranportasi seperti roda empat atau oto damn untuk pengangkutan bahan, itu kan
pihak ketiga yang kelola. Dan kenapa itu umbu kami pihak ketigakan macam contohnya
ini penggalian sertu kan masyarakat tidak mampu gali sertu yang kita butuh begitu
banyak sehingga macam ini kan kita kerja sama dengan pihak ke tiga nanti pihak ketiga
yang bawah alat berat seperti eksa untuk galian sertu di tempat yang ada sertu,
kebetulan sertu ada diwilayah desa umamanu, begitu juga pengambilan batu gunung,
kalau macam pasir kan kami tidak ada diwilayah ini, naaa untuk pengambilan pasir ini
menurut sopir damn saya Tanya waktu itu diambil dari waingapu di wilayah praiwora.

Alasan pembangunan jalan dari Ngadumalanak ke Kalitu Hubu dilelang


Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paaulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Aaaaah begini umbu kita desa ini kann tidak semua bahan material ada macam
contohnya pasir, semen, besi beton, memang batu gunung di desa ini ada begitu juga
tanah sertu tapi bagaimana untuk penggalian sertu tidak mungkin kita suruh masyarakat
untuk gali sertu kan, kita tidak mampu itu umbu…. Tentu kita pasti butuh alat untuk
galian itu seperti eksa, naaahh begitu juga untuk mengangkut bahan seperti yang saya
bilang tadi angkut tanah sertu, batu gunung bawah kelokasi kegiatan pasti kita butuh
alat transportasi seperti oto damn, naah kalau macam siram sertu, peletakan batu
pinggir, pekerjaan deker, pekerjaan tembok penahan tanah ini kan bisa dikerjakan oleh
masyarakat dan untuk batu gunung seperti yang saya bilang tadi masyarakat bisa disini
kumpul karena ada batu di desa sini tinggal nanti pengusaha yang beli dimasyarakat
begitu dan juga umbu seperti yang saya katakan tadi ada kerja sama dengan pihak
ketiga, kami sesuai dengan regulasi dari pemerintah daerah dan kami juga sesuaikan
hasil pelatihan ketua TPK kecamatan dan arahan dari kecamatan dan juga kami sesuai
regulasi dari kabupaten karena waktu itu ada pedamping dari kabupaten bahwa
pembangunan jalan ini dipihak ketigakan untuk kami lelang karena pembangunan jalan
ini dibiayai dari dana desa yaitu Rp 341.757 juta kecuali anggaran dibawah 150 juta
baru kami kelola langsung, begitu umbu yang dapat saya jelaskan sehingga kami
pemerintah desa hadirkan pihak ketiga atau kami kerja sama dengan pihak ketiga yaitu
CV Gemini.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Yaahhh jadi baik adi mahasiswa, aaaaaah begini umbu kami melakukan
pelelangan ini berdasarkan regulasi dari kabupaten dan juga sesuai penjelasan dari
pendamping kabupaten waktu dalam pertemuan di kecamatan menjelaskan bahwa
kegiatan pembangunan jalan yang anggaranya dibawah 150 juta diswakelola murni
oleh desa, naaa kemudian ada di atas 150- 200 juta dipihak ketigakan terus lagi mulai
dari 250 juta keatas itu dilelang,naaahh jadi karena pembangunan jalan sertu di lokasi
kalitu hubu ini anggarannya dibiayai dari dana desa yaitu Rp 341.757 juta sehingga
dilelang pembangunan jalan dilokasi kalitu hubu. dan juga untuk mempermudahkan
kami dalam kegiatan pembangunan jalan khususnya dalam pengadaan bahan material
dan peralatan dilokasi kegiatan.

30
Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa
Umamanu, Minggus D. Lodu mengatakan bahwa
Aaaaah begini umbu sebelum diadakan kegiatan pembangun jalan di lokasi
kalitu hubu ini kami kann yang TPK masih pelatihan-pelatihan dikecamatan dan saya
sendiri hadir waktu itu karena saya sebagai ketua TPK, sesuai denga arahan mereka
dikecamatan waktu itu baik dari pihak kecamatan maupun dari pihak kabupaten karena
ada yang hadir pendamping dari dikabupaten waktu itu, menjelaskan bahwa dalam
pelaksanaan pembangunan jalan, yang anggarannya dibawah 150 juta diswakelola
murnikan tampa ada pihak ketiga dan yang anggaranya mulai dari 150 -200 juta di
pihak ketigakan sedangkan diatas angka 250 juta itu dilelang, oleh karena itu untuk
pembangunan jalan ini memiliki anggaran dari dana desa yaitu 341.757 juta makanya
kami lelang, begitu umbu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua LPM Desa Umamanu,
Kornelis K. Larang mengatakan bahwa
O... yaaa begini umbu…, kerja sama dengan pihak ketiga dalam hal ini CV
Gemini pertama berdasarkan regulasi atau peraturan bupati, tapi saya lupa ingat itu
dalam peraturan berapa dan juga berdasarkan penjelasan dari pendamping kabupaten
waktu itu pertemuan dikecamatan mengatakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa yang anggaranya dibawah atau kurang dari 150 juta diswakelola
murni oleh desa, diatas 150-200 juta dipihak ketigakan dan ada diatas 250 juta keatas
atau lebih dari 250 juta itu dilelang, naaaa karena pembangunan jalan dilokasi kalitu
hubu ini memiliki anggaran yang di anggarkan dari dana desa dan jumlah anggaranya
yaitu ada Rp 341.757 juta oleh karena pagu dananya ada diatas 250 juta sehingga
pemerintah desa umamanu dapat dilelang dilelang.

Bukti/dokumen bahwa benar ada kerja sama dengan pihak ketiga/CV


Gemini
Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Yaaahh ada umbu.., tidak mungkin sudah itu tidak ada, apa lagi ini kan
program pembangunan jalan yang anggaranya besar yang kita harus ada kerja sama
dengan pengusaha yang punya alat berat karena waktu itu masih pake pelelangan…ada
dokumen lelang, ada juga surat perjanjian kontrak.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Yaahh ada dokumen seperti dokumen lelang karena program pembangunan
jalan dilokasi kalitu hubu dilelang dan pemenangnya yang penawaran terenda yaitu CV
Gemini baru buat surat perjanjian kontrak dengan CV Gemini.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa

31
Yaahh ada tohh umbu, sebelumnya program pembangunan jalan diadakan
kegiatan pekerjaan pertama yang dilakukan cari suplayer karena ini program jalan
harus dipihak ketigakan dengan kami buat surat pelelangan/dokumen pelelangan
sehingga mengundang pemilik CV yaitu CV Gemini, CV One Star, dan CV Bintang
Gemini. pelelangan dilaksanakan dikantor desa yang pemenang pada saat itu CV
Gemini karena ada penawaran terenda sehingga buat lagi surat perjanjian kontrak.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Ia ada dokumenya umbu.., yaitu ada dokumen lelang ini kann karena proyek
pembangunan jalan di kalitu hubu ini kan melalui pelelangan naaa waktu itu
pertemuannya di desa saya lupa lagi tanggal berapa dan bulan berapa ehhhhh nanti kan
umbu bisa lihat dalam surat dokumen lelang, aaaaaah terus yang kami undang suplayer
ada 3 suplayer, naa sebelumnya tanggal pertemuannya kami sudah undang mereka
dengan bersurat ke masing-masing suplayer yaitu yang kami undang ada CV one Star,
ada CV bintang Gemini dan CV Gemini jadi pemenang waktu itu adalah CV Gemini
karena penawaran terenda setelah itu baru kami buat surat perjajian kontrak.

Pengadaan bahan material dan peralatan dalam pembangunan jalan


dilokasi Kalitu Hubu
Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Yaaa kalau soal itu umbu seperti yang saya jelaskan tadi bahwa kami kerja
sama dengan pihak ketiga ini pertama berdasarkan regulasi dari pemerintah
selanjudnya untuk mempermudahkan kami juga dalam hal pengadaan bahan-bahan dan
material lainya serta peralatan dilokasi kegiatan dan dalam kerjasama dengan pihak
ketiga ini atau dalam hal ini atas nama CV Gemini, jadi yang mengadakan bahan-
bahan dan material serta peralatan dilokasi kegiatan adalah pihak ketiga dan sudah
kami anggarkan biaya untuk bahan-bahan dan material serta peralatan ada 70 % dari
biaya pembangunan jalan sedangkan yang 30 % kami anggarkan untuk Hari Orang
Kerja (HOK) jadi desa yang kelola itu HOK sehingga tenaga pekerjaan dari masyarakat
desa umamanu.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,
Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Aaaaah seperti yang saya jelaskan tadi bahwa kami kerja sama dengan pihak
ketiga untuk mempermudahkan kami dalam kegiatan pembangunan jalan khusus dalam
pengadaan bahan-bahan marerial dan alat dilakukan oleh pihak ke tiga yaitu supplayer,
contohnya bahan material seperti tanah sertu, semen, pasir,batu gunung dan besi beton
begitu juga untuk pengadaan alat seperti eksa untuk galian sertu, walis dan alat
pengangkutan lainya macam oto damn. Khusus untuk bahan material seperti batu
gunung di sediahkan oleh masyarakat tinggal suplayer beli dimasyarakat, tanah sertu
ambil di lokasi desa umamanu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh ketua BPD Desa Umamanu,
John Umbu Tanda mengatakan bahwa

32
Aaaahhh begini umbu seperti yang saya jelaskan tadi bahwa sebelum ada
kegiatan pekerjaan dilokasi kegiatan di kalitu hubu ini, kami sudah ada kerja sama
dengan CV Gemini dengan surat perjanjian kontrak dan kami sudah membahas tentang
bahan-bahan dan material serta peralatan bahwa yang mengadakan bahan-bahan dan
material serta peralatan adalah pihak ketiga dan biaya yang kami anggarkan untuk
pengadaan bahan-bahan dan material serta peralatan ada 70 % dari biaya
pembangunan jalan yang pagu dananya dari Dana Desa sedangkan yang 30 % untuk
Hari Orang Kerja atau HOKnya kami desa yang kelola dan pengerjanya dari
masyarakat.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Aaaa ia begini umbu….seperti yang saya katakana tadi bahwa pembangunan
jalan ini kami ada pihak ketigakan atau kami kerja sama dengan pihak ketiga dalam hal
ini CV Gemini sesuai perjajian kami waktu itu pihak ketiga yang mengadakan bahan
material sepert semen,pasir, batu gunung nanti batu gunung ini beli di masyarakat di
desa umamanu, sebelum melakukan kegiatan kami pemerintah desa sudah beritahukan
kepada masyarakat untuk kumpul batu, tinggal nanti batu sudah dikumpul tinggal kasih
tau suplayer, baru diangkut tempat dikumpulnya ini batu. kalau soal semen ambil dari
waingapu jadi pengusaha sendiri yang angkut, sama halnya juga besi beton, khusus air
ambilnya didesa sini karena ada mata air , ambilnya dengan oto tengki air. Jadi yang
dikelola oleh masrakat hanya HOKnya saja yang 30 persen sedangkan untuk bahan
material dan peralatan yang 70 persen dipihak ketigakan, begitu umbu.

Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan jalan dilokasi Kalitu Hubu


Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Yaaa jelas umbu…masyarakat dilibatkan, mulai dari tahap perecanaan,
pelaksanaan kegiatan dan pengawasan.naaaa didalam perencanaan mulai dari tingkat
dusun atau murenbangdus masyarakat di dusun di hadirkan dan dikasih kesempatan
untuk berbicara mengusulkan apa-apa yang dibutukan oleh dusun itu diwilayah
contohnya macam program pembanguna jalan ini masyarakat yang usulkan khusus
didusun II tapi diusulkan ini jalan mengacu pada RPJMDes, begitu juga perencanan
ditingkat desa atau dalam musrenbangdes di undang lagi masyarakat dari 3 dusun
karena desa umamanu hanya cuma 3 dusun saja naaaa yang dibahas dalam
musrenbangdes usulan-usulan tadi dari tiap-tiap dusun baru kita menentukan mana

33
yang diprioritskan atau mana yang masuk dalam skala prioritas atau ada namanya
P1,P2 dan selanjudnya, khusus pembangunan jalan di ngadumalanak-kalitu hubu masuk
dalam skala prioritas utama (P1), begitu juga kalau proram sudah lolos di tingkat
kecamatan di undang lagi masyarakat perwakilan dari tiap-tiap dusun sampai pada
penetapan dalam RKPDes dan APBDes, selanjudnya lagi keterlibatan masyarakat
dibatkan juga dalam pelaksanaan pembanguna jalan mulai dari servey jalan, pekerjaan
jalan macam contohnya pekerjaan deker yaitu galian pondasi pemasangan deker,
peletakan batu pinggir, siram sertu, semuanya itu yang tenaga kerjanya adalah
masyarakat desa di sini, ada tukang ambil dari desa sini.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Yaaah adi mahasiswa masyarakat dilibatkan langsung dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan jalan di lokasi kalitu hubu dalam bentuk kelompok waktu itu
kalau saya tidak salah dan ada 12 kelompok yang dibentuk terus dalam satu kelompok
itu ada 6-10 orang.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Kaur pembangunan Desa


Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Aaaa umbu masyarakat dilibatkan secara langsung dalam kegiatan
pembangunan jalan di kalitu hubu, mulai dari perancanaan di musyawarah dusun
masyarakat dikasih kempatan untuk berbicara atau menyampaikan usulan-usulan
mereka, sampai musyawarah di tingkat desa atau musrenbangdesa masyarakat
dilibatkan, begitu juga dalam mulainya kegiatan pekerjaan masyarakat ikut
berpartisipasi dengan pekerjaan deker contohnya galian pondasi deker, campur semen,
angkat batu ada kepala tukang dan ada pengerja ambil tenaga desa sini, begitu juga
dalam hamparan sertu, peletakan batu pinggir, pekerjaan, dan smuanya tukang dan
pekerjanya diambil dari masyarakat desa umamanu.

Bentuk keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan jalan


dilokasi kalitu Hubu
Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.
Pekawolu mengatakan bahwa
Ia masyarakat dilibatkan seperti yang saya jelaskan tadi masyarakat terlibat
langsung dalam pekerjaan baik pekerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) mereka gali,

34
pondasi tembok penahan tanah, campur semen, angkat batu, pasir begitu juga dalam
keterlibatan mereka Pekerjaan Deker, dan Pekerjaan Hampar sirtu pake manual dengan
tenaga masyarakat dan pekerjaan tanam batu pinggir yang telah diatur TPK desa
umamanu pengelompokan tenaga kerja yang masing-masing kelompok kerja ada 6-10
orang tenaga kerja terdiri dari 12 kelompok kerja.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Yaaaah begini adi mahasiswa, masyarakat waktu itu pada tahun 2016 terlibat
langsung dalam pekerjaan, baik pekerjaan pembersihan lokasi, Pekerjaan Deker,
Pekerjaan Hampar sirtu dan pekerjaan tanam batu pinggir yang telah diatur TPK desa
umamanu pengelompokan tenaga kerja yang masing-masing kelompok kerja ada 6-10
orang tenaga kerja terdiri dari 12 kelompok kerja. Jadi bentuk keterlibatan mesyarakat
ada yang galian pondasi pemasangan deker, ada galian pondasi tembok penahan tanah,
angkat campuran semen, ada yang campur semen, ada yang angkat batu, ada yang
angkat pasir sedangkan untuk ambil air pake oto tengki air, ambilnya dilokasi desa
umamanu karena ada mata air yang debit mata airnya besar.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembanguna Desa


Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Ia..umbu seperti yang saya jelaskan tadi bahwa masyarakat terlibat secara
langsung dilokasi kegiatan, memang tidak semua masyarakat ikut dalam melakukan
pekerjaan hanya yang umur produktif macam contohnya anak muda, ada juga bapa-
bapa yang masih semangat kerja atau yang masih bisa bekerja kalau yang sudah tua-tua
kan tidak mungkin kita ajak ikut bekerja atau yang tidak mampu bekerja., Pekerjaan
Deker, Pekerjaan Hampar sirtu dan pekerjaan tanam batu pinggir yang telah diatur
TPK desa umamanu pengelompokan tenaga kerja yang masing-masing kelompok kerja
ada 6-10 orang tenaga kerja terdiri dari 12 kelompok kerja, naaaa contoh kongkritnya
umbu mereka terlibat mereka dapat angkat batu, campur semen, angkat pasir dan
lainnya yang pekerjaan untuk suksesnya pekerjaan di bawah,begitu umbu.

Tenaga teknis di diambil dalam desa Umamanu


Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, mengatakan
bahwa
Ia umbu Tenaga teknis dari dalam desa umamanu untuk melakukan
perencanaan sekaligus membuat perhitungan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan

35
tenaga kerja serta bahan yang digunakan. Tenaga teknisnya waktu itu atas nama
Nikolas P. tanah, dan belio ini seorang Serjana Tehnik dengan gelar ST, dan juga bukan
baru kali itu di desa umamanu perna juga depakai dari desa lain di wilayah kecamatan
letis bahkan di pakai juga dalam perecanaan pembanguna jalan kabupaten lain seperti
di sumba barat, dengan pengalaman itulah kami pake dia apa lagi dia masyarakat desa
umamanu, begitu umbu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Iaaa adi.., Tenaga teknis berasal dari dalam desa umamanu untuk melakukan
perencanaan sekaligus membuat perhitungan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan
tenaga kerja serta bahan yang digunakan, dan kenapa kami pake orang desa sini atas
nama Nicolas pamarah tanah, pertama belio seorang serjana tehnik terus lagi om nico
punya pengalaman dalam hal pekerjaan proyek, perna ada dari desa lain yang pake jadi
tenaga teknis, bahkan hampir seluruh desa di kecamatan lewa tidahu pada waktu itu
tahun 2016 belio jadi teknisinya bahkan ada dari kabupaten lain yang pake jadi tenaga
teknis.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Oww….ia umbu waktu Tenaga teknisnya kami pake bapa desi atau nama
lengkapnya Nicolas Pamarah Tanah, kenapa kami ambil dia karena dia serjana tehnik
dan sudah punya pengaman dalam pekerjaan dalam hal pekerjaan proyek baik
bangunan fisik, pembangunan jalan dan dia perna urus proyek macam di sumba barat
sesuai yang kami dengar cerita dari dia dan ini betul dia pergi jadi tenga teknis disana
di sumba barat tapi saya tidak tau pasti dia kerja pronyek di desa mana di sumba barat,
nikolas pamarah tanah berasal dari dalam desa umamanu waktu itu untuk melakukan
perencanaan sekaligus membuat perhitungan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan
tenaga kerja serta bahan yang digunakan.

4.3.6 Prinsip Tipologi Desa


Prinsip Tipologi (mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi dan ekologi
desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan kemajuan desa)
dalam penggunaan dana desa di Desa Umamanu telah dijalankan. Hal ini

36
dilakukan berdasarkan kenyataan gambaran secara umum tentang
keadaan alam di Desa Umamanu berdasarkan kegiatan sehari-hari
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan.

Hal ini dapat dijelaskan oleh kepala Desa Umamanu, Paulus K.


Pekawolu mengatakan bahwa
Yaahh begini umbu pertama yang kami lihat adalah lokasi perencanaan
pembangunan jalan tidak berada dalam status Taman Nasional juga tidak berada dalam
rawan bencana longsor sehingga kami masukan dalam perencanaan pembangunan desa
untuk membuka akses jalan dari pemukiman Ngadumalanak ke lokasi persawahan di
kalitu hubu untuk meringankan beban masyarakat dalam pengangkutan hasil pertanian
baik disawah maupun hasil dari kebun sehingga ada kelancaran kegiatan produktivitas
dalam bidang pertanian baik dimusim hujan maupun pada musim kemarau karena ada
air irigasi dan juga tamba memperluas pemukiman masyarakat dari kampung
ngadumalanak ke lokasi kalitu hubu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Sekrataris Desa Umamanu,


Yonas B. Karanggat mengatakan bahwa
Aaahhhh begini umbu...alasannya kami membuka akses jalan ke lokasi kalitu
hubu pertama lokasi dari ngadumalanak-kalitu hubu tidak berada dalam kawasan
Taman Nasional dan juga tidak berada dalam rawan bencana alam seperti tanah
longsor atau musibah alam lainya, sehingga kami pemerintah desa bersama dengan
masyarakat merencanakan untuk pembukaan badan jalan baru dari kampung
ngadumalanak ke lokasi persawahan dikalitu hubu demi meringankan beban
masyarakat dalam hal pengangkutan hasil pertanian baik disawah maupun dari hasil
kebun dan juga untuk memperluas pemukiman masyarakat desa umamanu.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh kaur pembangunan Desa


Umamanu, Dominggus D. Lodu mengatakan bahwa
Aaaahh pertama begini umbu khusus lokasi dari ngadumalanak ke lokasi
persawahan dikalitu hubu tidak berada dalam status Taman Nasional dan juga tidak
berada dalam daerah rawan bencana alam seperti tanah longsor dan sangat strategis
dari segi tempat untuk perluwasan pemukiman masyarakat yang didukung dengan
potensi alamnya yang cukup luas yaitu areal persawahan, kebun dan ada air irigasi
untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kegiatan di bidang pertanian, buktinya
sekarang umbu sudah yang membangun rumah dan tinggal dilokasi kalitu hubu, dengan
potensi itu dan lokasi yang cocok sehingga ada pembukaan badan jalan baru dari
ngadumalank ke lokasi kalitu hubu.

37
4.4 PEMBAHASAN
4.4.1 PENGGUNAAN DANA DESA DI DESA UMAMANU
Dari hasil penelitian, penggunaan dana desa dalam pembanguan badan jalan di
desa Umamanu telah berjalan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa Umamanu yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat desa
Umamanu. Dalam pengguanaan dana desa di dessa Umamanu, ada enam (6)
prinsip yang telah dijalankan oleh aparat desa umamanu. Prinsip-prinsip ini
antara lain : prinsip keadilan, prinsip kebutuhan prioritas, prinsip kewenangan
desa, prinsip partisipatif, prinsip swakelola dan berbasis sumber daya desa dan
yang terakhir prinsip tipologi desa.
Berdasarkan hasil penelitian prinsip-prinsip penggunaan dana desa di desa
Umamanu ditemukan bahwa :
Prinsip keadilan yang mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga desa
tanpa membeda-bedakan di desa Umamanu telah dijalankan dengan
menghadirkan peserta dalam musrembangdes terdiri dari laki-laki dan
perempuan yang berasal dari aparat desa, BPD, LPM, dusun, RT/RW, tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh pendidikan serta
unsur masyarakat perseorangan. Hal tersebut diatas dibenarkan oleh
narasumber-narasumber yang diwawancarai.
prinsip kebutuhan prioritas yaitu mendahulukan kepentingan desa yang lebih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan
sebagian masyarakat desa.Pembangunan badan jalan di desa umamanu sangat
dibutuhkan karena jalan tersebut merupakan akses jalan menuju daerah
persawahan maupun kebun yang dimiliki hampir sebagian masyarakat desa
Umamanu. Sehingga dengan dibuatnya jalan tersebut, diharapkan dapat
mempermudah masyarakat untuk memobilisasi hasil pertanian mereka
maupun kelancaran masyarakat dalam memproduksi hasil pertanian mereka.
Prinsip kewenangan desa dalam penggunaan dana desa di desa Umamanu.
Dana desa Umamanu dipakai dalam pembangunan badan jalan yang terletak di
dusun ngadupraing (dusun 2) desa umamanu kecamatan Lewa Tidahu.

38
Prinsip partisipatif penggunaan dana desa dalam pembangunan badan jalan di
desa Umamanu melibatkan masyarakat desa dan lembaga desa mulai dari
tahap musyawara, perencanaan, pelaksanaan. kegiatan pembuatan jalan
tersebut dikerjakan masyarakat dalam bentuk kelompok yang terdiri dari 12
kelompok yang bergotong-royong dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Prinsip swakelola dan berbasis sumber daya desa. Dalam pembangunan badan
jalan di desa Umamanu, pengelolaannya telah disepakati untuk bekerjasama
dengan pihak ke 3, dalam hal ini bekerja sama dengan CV.Gemini, dengan
ketentuan 70% untuk penggunaan alat dan bahan material, 30% untuk
pembayaran Harian Orang Kerja (HOK). Untuk pengelolaan HOK diserahkan
kepada masyarakat, dikarenakan tenaga untuk pembuatan deker, tembok
penahan tanah, pekerjaan hamparan sirtu dan pekerjaan peletakan batu pinggir
dikerjakan sendiri oleh masyarakat desa Umamanu. Sedangkan untuk bahan
sirtu dan batu gunung diambil dari lokasi yang berada di desa Umamanu.
Prinsip tipologi desa, mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik
geografis, sosiologi, antropologi, ekonomi dan ekologi desa yang khas, serta
perubahan atau perkembangan dan kemajuan desa. Pembanguana jalan di desa
uamamanu dilihat dari berbagai macam faktor seperti, jalan tersebut tidak
dibangun pada lokasi yang rawan dan tanah longsor, jalan tersebut tidak
melewati hutan lindung sehingga tidak merusak lingkungan dalam
pekerjaannya, sertu yang menjadi bahan utama jalan tersebut di ambil dari
likasi pengambilan sirtu yang biasa dipakai masyarakat dalam pembangunan.

39
DAFTAR PUSTAKA
Armaini, R. 2017. Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa dalam Pencapaian
Akuntabilitas Penggunaan Dana Desa DI Desa Karang Agung
Kabupaten Pali. Jurnal Akuntansi Politeknik vol. VI. no. 1.

Fransiska, W. Dan Pandhu, Y. 2016. Implementasi Kebijakan Dana Desa


dalam Peningkatan Pembangunan Di Desa Wukirsari Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmu Administrasi Negara,
vol. 4. no. 1.

Peldi, A 2018. Evaluasi Pelaksanaan Dana Desa yang bersumber dari APBN
di Desa Titian Modang Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten
Kuantan Singingi. Jom Fisip vol. 5. no. 1.

Rachmat, B. 2017. Implementasi Pengelolaan Dana Desa dalam Persfektif


Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Di Desa Pondok Kaharu
Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang.Jurnal Transformasi
Pemerintahan, vol. 9. no. 1. Maret 2017.

Rahmat, R.M. Pioh N. dan Undap, G. 2017. Manajamen Dana Desa dalam
Meningkatkan Pembangunan di Desa Doloduo Kecamatan Dumoga
Barat Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Ilmu Pemerintahan, vol
2 no. 2.

Sugiono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. CV Alfabeta. Bandung. Cet


ke 11.

Trifaldi, B.T. Pioh, N. dan Undap, G. 2017. Pengelolaan Dana Desa dalam
Meningkatkan Pembangunan Fisik di Desa Arangkaa Kecamatan
Gemah Kabupaten kepulauan Talaud. Jurnal Ilmu Pemerintahan, vol.
2.no. 2.

Dokumen – dokumen

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang


bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 114 Tentang Pedoman Pelaksanaan


Pembangunan Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 TentangPengelolaan


Keuangan Desa.

Peraturan Menteri Desa Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penempatan Prioritas


Penggunaan Dana Desa.

40
Peraturan Menteri Desa Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Penetapan Priorotas
Penggunaan Dana Desa.

41

Anda mungkin juga menyukai